Tetralogi Fallot
Click here to load reader
-
Upload
asip-hussin -
Category
Documents
-
view
96 -
download
0
description
Transcript of Tetralogi Fallot
TETRALOGI FALLOT
Abstrak: Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan jantung yang secara umumdisebabkan
oleh gangguanperkembangan sistem CV(cardiovascular) pada masaembrio. secara umum disebabkan
oleh 2 faktor yaitu faktor endogen (hereditas) danfaktor eksogen (lingkungan). Kelainan herediter
dapat disebabkan oleh abberasikromosom dan mutasi gen, sedangkan penyebab lingkungan terutama
dikarenakanoleh virus rubella atau lainnya pada ibu saat kehamilan, obat obatan seperti
talidomiddan obat obat lainnya jga bisa disebabkan oleh radiasi. Sianosis adalah manifestasi klinis
tersering dari PJB simptomatik pada neonatus.Sianosis tanpa disertai gejala distres nafas yang jelas
hampir selalu akibat PJB, sebab pada kelainan parenkhim paru yang sudah sangat berat saja yang
baru bisamemberikan gejala sianosis dengan demikian selalu disertai gejala distres nafas yang berat.
Antara contoh penyakit jantung bawaan sianosis adalah tetralogi Fallot, truncus arteriosus,
trasposisi arteri besar dan tricuspid atresia.
Kata kunci: Penyakit jantung bawaan, sianosis, tetralogi Fallot
1. PENDAHULUAN
Tetralogi fallot (TF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak
ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada
anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau
lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung
bawaan sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit
jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat
adanya pirau kanan ke kiri.
2. SKENARIO
Seorang ibu membawa anaknya yang berusia 4 bulan ke poliklinik dengan keluhan anaknya
tampak biru pada saat menangis keras. Sejak lahir anaknya hanya dapat minum susu sebentar
sahaja dan sering batuk dan pilek. Pada pemeriksaan rontgen paru tampak penurunan corakan
paru.
Page | 1
3. HIPOTESIS
Anak berusia 4 bulan tampak biru saat menangis, sering batuk pilek, hanya dapat minum susu
sebentar disebabkan karena tetralogi Fallot.
4. ANAMNESIS
1. Riwayat kehamilan : ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi
(faktor endogen dan eksogen yang mempengaruhi).
2. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan
peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.
3. Riwayat psikososial/ perkembangan
Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
Mekanisme koping anak/ keluarga
Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
5. PEMERIKSAAN
5.1. Pemeriksaan fisik
Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak biru setelah
tumbuh.
Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan.
Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal hiperpnea,hypoxic
spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam,lemas,kejang,sinkop bahkan
sampai koma dan kematian.
Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan
beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan
kembali.
Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin
melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi
Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.
Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol
akibat pelebaran ventrikel kanan
Page | 2
Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik
5.2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi
oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan
hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial
karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan
PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi
besi.
b. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada
pembesaran jantung gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat
sehingga seperti sepatu.
c. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi
ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
d. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel
kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru
e. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum
ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis
pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan
tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.
6. DIAGNOSIS KERJA
Page | 3
Berdasarkan kasus, anak berusia 4 bulan tampak biru saat menangis, sering batuk pilek,
hanya dapat minum susu sebentar disebabkan karena tetralogi Fallot. Tetralogi fallot (TF)
adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal
yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan
hipertrofi ventrikel kanan.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah
stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif ,
makin lama makin berat.
7. EPIDEMIOLOGI
TOF terjadi pada 10% total kelainan kongenital. TOF adalah jenis tersering kelainan jantung
sianotik. TOF dengan absent pulmonary valve terjadi sekitar < 2% dari keseluruhan kasus
kelainan jantung kongenital. Adanya pulmonary atresia pada TOF sekitar 15-20% dari
keseluruhan kasus TOF
8. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Salah satu penyebab paling sering dari cacat jantung congenital adalah infeksi virus
pada ibu selama trimester pertamam kehamilan, yaitu ketika jantung mulai terbentuk. Cacat
ini terutama timbul bila ibu terkena cacar jerman pada saat itu begitu seringnya sehingga
dokter ahli kandungan menganjurkan untuk mengakhiri kehamilan jika terjadi cacar jerman
pada trimester pertama. Beberapa cacat congenital jantung bersifat herediter karena beberapa
cacat telah diketahui terjadi pada kembar identik demikian pada generasi selanjutnya. Anak
dari pasien yang menderita penyakit jantung congenital dan diobati secara pembedahan
mempunyai kurang lebih 10 kali lebih banyak resiko menderita penyakit jantung congenital
dibanding dengan anak lain.
Kelainan ini sering ditemukan pada kelainan jantung bawaan yang disertai cyanosis
dan³ clubbing´ jari-jari. Embriogenensis kombinasi kelainan ini berhubungan erat dengan
pembentukan septum interventrikel. Bagian membranosa septum intervetrikel berasal dari
septum yang membagi truncus arteriosus menjadi a. pulmonalis dan aorta. Pertumbuhan
Page | 4
septum ini yang berlainan dapat menyebabkan berbagai kelainan yang mengenai aorta, a.
pulmonalis dan septum intervetrikel. Letak septum yang salah menyebabkan terbentuknya
aorta yang lebar dan a. pulmonalis yang sempit dengan stenosis. Dan perputaran ke belakang
berlebihan daripada truncus arteriosus memindahkan aorta ke kanan sehingga terletak
dikanan (dextroposisi) dan berhubungan langsung dengan ventrikel kanan atau berhubungan
langsung dengan kedua ventrikel dan menerima darah dari bagian kiri dan kanan. Akibat
stenosis pulmonalis dan defek intervetrikel terjadi aliran darah dari kiri ke kanan, terjadi
kenaikan tekanan dalam jantung bagian kanan sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel
kanan.
9. GAMBARAN KLINIS
Anak yang menderita tetralogi fallot biasanya tampak kemerahan pada masa neonatus,
meskipun mungkin terdengar bising jantung akibat aliran darah melalui infundibulum atau katup
pulmonal yang menyempit. Sianosis timbul dan bertambah berat setelah beberapa minggu atau
beberapa bulan kemudian. Kadangkala bayi mungkin terlihat kemerahan saat istirahat, dan hanya
terlihat sianosis pada saat memerah tenaga seperti saat menangis atau minum susu. Kadang-kadang
terjadi serangan sianosis.
Bayi yang menderita tetralogi Fallot hampir sepanjang waktu tampat relatif sehat, namun
rentan terhadap serangan yaitu saat bayi menjadi amat sianosis dan pucat serta seringkali disertai
penurunan kesadaran. Serangan demikian terjadi karena penurunan resistensi darah sistemik, sehingga
meningkatkan pirau kanan ke kiri dan mencegah darah mengalir ke paru-paru. Ketika anak bertambah
usia, sianosis saat istirahat menjadi bertambah nyata, toleransi aktivitas menurun dan dapat timbul
squatting (jongkok) yang khas. Yang disebut terakhir ini adalah suatu manuver untuk meringankan
gejala setelah aktivitas, yaitu berjongkok pada pangkal pada dengan lutut menghadap ke atas menekan
dada. Tindakan ini dapat menahan darah vena yang tidak tersaturasi oksigen pada tungkai bawah,
mencegah aliran kembali ke jantung dan juga menaikkan tekanan aorta dengan menghambat arteri
femoralis, sehingga terjadi penurunan besar pirau kanan ke kiri.
Gagal jantung amat jarang terjadi pada tetralogi Fallot tetapi komplikasi tromboemboli akibat
polisitemia, endokarditis bakterialis dan abses serebri dapat terjadi.
10. PENATALAKSANAANPage | 5
Tindakan Bedah
Merupakan suatu keharusan bagi semua penderita TF. Pada bayi dengan sianosis yang jelas, sering
pertama-tama dilakukan operasi pintasan atau langsung dilakukan pelebaran stenosis trans-ventrikel.
Koreksi total dengan menutup VSD seluruhnya dan melebarkan PS pada waktu ini sudah mungkin
dilakukan. Umur optimal untuk koreksi total pada saat ini ialah 7-10 tahun. Walaupun kemajuan telah
banyak dicapai, namun sampai sekarang operasi semacam ini selalu disertai risiko besar.
Pengobatan konservatif
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk memutus
patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke
paru bertambah
2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM
atau Iv untuk menekan pusat pernafasan dan mengatasi takipneu.
3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV
untuk mengatasi asidosis
4. Oksigen dapat diberikan, walaupun
pemberian disini tidak begitu tepat karena permasalahan bukan karena kekurangan
oksigen, tetapi karena aliran darah ke paru menurun. Dengan usaha diatas diharapkan
anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak
terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian :
5. Propanolol 0,01-0,25 mg/kg IV
perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis
total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya,
bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.
6. Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg)
IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedatif
7. penambahan volume cairan tubuh
dengan infus cairan dapat efektif dalam penganan serangan sianotik. Penambahan volume
darah juga dapat meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke paru bertambah
dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat.
Page | 6
Lakukan selanjutnya
1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik
2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi
3. Hindari dehidrasi
11. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
Tanpa operasi prognosis tidak baik. Rata-rata mencapai umur 15 tahun, tetapi semua ini
bergantung kepada besar kelainan. Ancaman pada anak dengan TF adalah abses otak pada umur
sekitar 2-3 tahun. Gejala neurologis disertai demam dan leukositosis memberikan kecurigaan akan
adanya abses otak. Jika pada bayi dengan TF terdapat gangguan neurologis, maka cenderung untuk
didiagnosis trombosis pembuluh darah otak akibat abses otak. Anak dengan TF cenderung untuk
menderita perdarahan banyak, karena mengurangnya trombosit dan fibrinogen. Kemungkinan
timbulnya endokarditis bakterialis selalu ada.
12. DIAGNOSIS BANDING
12.1. Atresia Trikuspid
Ostium trikuspid yang mengalami atresia, bukan katup trikuspid yang tidak ada. Hal ini
mengakibatkan pertumbuhan ventrikel kanan kurang baik. Bila disertai ASD mungkin akan sering
menunjukkan perdarahan hidung. Pada ASD, jantung kiri menerima darah dari vena kava dan vena
pulmonalis, sehingga akan terjadi dilatasi ventrikel kiri (terutama), atrium kiri dan ostium mitral. TA
termasuk dalam golongan PJB yang mengarah ke beban volume atau tekanan
TA dan VSD dapat disertai transposisi arteri-arteri besar (TGA). Pada TA dengan pembuluh darah
besar yang normal letaknya, sering ditemukan hipoplasia arteri pulmonalis. TA dengan arteri
pulmonalis yang lebar terdapat pada TA dengan TGA: prognosis baik pada anak. TA sering juga
disertai koarktasio aorta.
Page | 7
Gambaran Klinis
Ditentukan oleh besarnya aliran darah ke paru. Sianosis timbul segera setelah lahir. Bagaimana pun
beratnya TA dengan TGA, masih lebih berbahaya lagi TA tanpa TGA.
TA tanpa TGA
Aliran darah paru buruk, biasanya tidak terdapat dispneu dan takikardia dini. Timbul serangan-
serangan anoksia yang menunjukkan aliran darah paru yang kurang. Kebanyakan menunjukkan tanda
sangat buruk.
TA dengan TGA
Page | 8
Aliran darah ke paru berlebih. Anak besar dengan TA tidak menunjukkan squatting. Jika kejenuhan
darah arteri rendah, maka juga akan timbul venektasi pada jari-jari (seperti pada TGA juga). TA ialah
salah satu PJB yang segera disertai sianosis. Impuls ventrikel kiri teraba. Pada sebagian anak terutama
dengan aliran darah paru sedikit, dapat diraba getaran bising.
Auskultasi. Dapat didengar bunyi jantung IV akibat hipertrofi atrium kanan dan bising sistolik tidak
jelas pada tepi kiri sternum.
Jika aliran darah ke paru-paru besar, maka dapat terdengar bising diastolik pada apeks akibat MS
relatif (sama seperti TS dengan TGA)
Tindakan bedah
Pada TA dengan aliran darah ke paru sedikit, dapat dilakukan operasi pintasan (Blalock atau Pott).
Sekarang lebih disenangi operasi Glenn yaitu anastomosis vena kava superior dengan arteri
pulmonalis.
Dengan demikian pada satu pihak atrium kanan dibebaskan dari darah yang datang kembali dari vena
kava superior, sedangkan aliran darah ke paru ditingkatkan (benar-benar darah vena). Pada TA
dengan aliran darah paru yang banyak dapat dipertimbangkan “banding” kecil pada arteri pulmonalis.
Pada ASD yang terlalu kecil maka septostomi dapat dilakukan dengan kateter balon menurut
Rashkind.
Prognosis buruk. Tanpa tindakan bedah separuhnya meninggal pada umur 6 bulan. Prognosis lebih
baik pada anak dengan TA dengan TGA yang disertai PS sedang. Pada golongan ini akan dapat
mencapai umur remaja.
12.2. Transposisi arteri-arteri besar (“trasposition of great arteries”, TGA)
Pada kelainan ini terdapat pemindahan tempat aorta dan arteri pulmonalis. Aorta berasal dari
ventrikel kanan (venous ventricle), a. pulmonalis dari ventrikel kiri (arterial ventricle). Septum
ventrikel merupakan tempat orientalis.
Page | 9
Penyebab kelainan ini masih belum diketahui dengan pasti. Richard van Praagh mempunyai
pendapat sendiri. Bergantung pada kedudukan aorta terhadap arteri pulmonalis maka dapat dibedakan
suatu kejadian yang sering terdapat dan disebut d-transposisi (katup aorta letaknya di kanan katup
pulmonal). Yang jarang terdapat ialah 1-transposisi (katup aorta di kiri katup pulmonal). Pada
pertumbuhan jantung normal, terdapat infundibulum di bawah katup pulmonal, yang tidak ditemukan
di bawah katup aorta. Akibat kecepatan pertumbuhan yang lebih besar daripada infundibulum
subpulmonal, maka katup pulmonal terdapat di depan sebelah atas, sedangkan katup aorta terletak
dibawah belakang. Pada kebanyakan pembuluh besar dengan d-transposisi terdapat justru
infundibulum sub aortik pada katup aorta, sedangkan infundibulum subpulmonal tidak ada. Akibat
relatif terlalu cepatnya pertumbuhan jaringan infundibulum, maka letak katup aorta di sebelah depan
atas, sedangkan katup pulmonal di sebelah belakang bawah. Pada jantung normal terdapat suatu
jaringan kontak antara katup aorta dan mitral, demikian juga pada transposisi terdapat hubungan
jaringan antara katup pulmonal dan mitral. Hal ini merupakan tanda bentuk klasik dari TGA komplet.
Gambaran klinis
TGA merupakan kelainan yang membahayakan pada masa bayi. Kematian akibat kelainan ini 80%
pada bayi dan 5% pada anak pra-sekolah.
Timbulnya gejala gagal jantung pada golongan PJB pada sianosis pada waktu baru lahir diduga
disebabkan TGA, terutama pada anak dengan aliran darah ke paru yang bertambah. Gambaran yang
kurang dramatik ialah bilamana disertai VSD dengan faktor PS. Suatu kenyataan ialah bahwa anak
dengan TGA, 55% dapat hidup disebabkan oleh manfaat adanya pirau kiri ke kanan pada tingkat
atrium; ini merupakan suatu tantangan untuk segera membuat diagnosis kardiologis lengkap pada
anak dengan sianosis. Setiap penundaan pemeriksaan akan menyebabkan bertambahnya bahaya,
terutama karena selalu terdapat ancaman timbulnya gagal jantung. Sianosis pada anak dengan TGA
segera timbul setelah lahir dan intensif, pucat kebiru-biruan dan disebut Picasso blue. Sianosis ini
merata ke seluruh badan kecuali bila resistensi vaskular paru sangat tinggi. Pada golongan ini bagian
badan atas lebih sianotik daripada bagian badan bawah; venektasi jelas pada jari-jari. Pada foto infra-
merah, gambaran pembuluh darah abnormal ini tampak jelas. Bayi dengan TGA pada waktu lahir
kondisi badannya akan membaik; panjang dan berat badannya tidak akan kalah dari bayi normal.
Barulah pada bulan ketiga terdapat kelambatan pertambahan berat dan panjang badan terutama
perkembangan oto terganggu.
Dalam kehidupan 6 bulan pertama makin tampak suatu kontras yang jelas, yaitu badan kurus
sekali dengan kepala relatif berbentuk segi empat. Jika timbul serangan anoksia maka TGA sering
Page | 10
dikombinasi dengan PS dan tidak terjadi pada TGA dengan aliran darah ke paru yang bertambah.
Timbulnya serangan ini menandakan dekatnya saat kematian.
Squatting bukanlah suatu tanda yang lazim pada TGA. Takipneae tampak jauh berkurang
daripada sianosis; jika hal ini sudah jelas terdapat, maka keadaan ini merupakan tanda gagal jantung.
Penampang antero-posterior dada bertambah pada aliran darah paru yang bertambah. Voussure
cardiaque tampak jelas ke kiri pada anak besar dengan TGA.
Palpasi. Prekordium teraba hiperdinamik, sering sampai ke garis aksila kiri dan menjalar ke impuls
ventrikel kanan. Sering tidak teraba getaran bising. Pulsasi arteri radialis dan arteri femoralis sama
dalam amplitudo dan kualitas, kecuali jika terdapat koarktasio aorta.
Auskultasi. Bunyi jantung II keras (pada dinding dada dekat aorta) pada sela iga II kiri, tidak split.
Bising yang terdengar pada TGA tanpa defek septum, tidak terdapat murmur. Pada anak dengan aliran
darah ke paru yang besar akan terdengar bising. Jika aliran darah banyak melalui ostium mitralis,
maka terdengar bising sistolik (rumble).
Umumnya pada anak dengan VSD terdengar bising sistolik. Pada semua anak dengan PS dan TGA,
jelas terdengar bising sistolik. Oleh karena arteri pulmonalis berpindah tempat, maka bising sistolik
ejeksi dengan pungtum maksimum di sela iga III – IV kiri menjalar ke sisi kanan sternum dan
infraklavikula kanan.
Kateterisasi tidak dapat diabaikan, karena alasan-alasan sebagai berikut:
1. Koreksi barulah berhasil pada anak dengan TGA dengan aliran darah ke paru yang rendah.
Merupakan suatu keharusan untuk menentukan tekanan jantung kanan dan kiri, terutama
untuk menentukan diagnosis.
2. Sejak tahun 1965 Rashkind dan Miller mengerjakan kateterisasi dengan balon khusus dan
membuat septostomi pada septum atrium. Langsung setelah tindakan ini, terjadi pirau kiri ke
kanan dan kemudian terjadi perbaikan dalam kondisis anak sehingga operasi Blalock-Hanlon
yang tadinya sangat diperlukan dapat diundurkan sampai pada suatu saat yang diperlukan.
Tindakan
Page | 11
Pembuatan ASD pada TGA sekarang merupakan tindakan pengobatan. Septostomi ini dapat
dilakukan dengan kateter balon atau dengan operasi cara Blalock-Hanlon. Pada cara Rashkind-Miller
kateter melalui foramen ovale ke atrium kiri, balon tersebut diisi dengan 2-3 ml cairan kontras, lalu
kateter ditarik dari atrium kiri ke atrium kanan.
Robekan septum atrium biasanya mempunyai 2 arah. Pada operasi Blalock-Hanlon, valvula foramen
ovale dihilangkan.
Pada stadium lanjut dapat dilakukan koreksi total yang terdiri dari pembalikan arah darah vena, yaitu
darah vena pulmonalis dialirkan ke ventrikel kanan, darah vena kava ke kiri
Prognosis
Tanpa tindakan operasi, terutama TGA dengan sirkulasi paru yang bertambah dan tekanan ventrikel
kiri yang rendah, prognosisnya buruk. Kebanyakan meninggal pada bulan-bulan pertama. Di
antaranya untuk jangka waktu yang pendek mempunyai prognosis lebih baik yaitu TGA dan VSD
sampai pada obstruksi pembuluh darah paru. Tetapi tidak baik pada masa pra-sekolah.
Prognosis terbaik yang memungkinkan hidup tanpa operasi ialah TGA dengan VSD dan PS. Dalam
hal ini PS bermanfaat dengan pirau kiri ke kanan melalui VSD; dengan demikian terjadilah kejenuhan
oksigen di aorta. Walaupun demikian umumnya penderita akan meninggal dalam jangka waktu 15
tahun.
12.3. Persisten Truncus Arteriosus
Persisten Truncus Arteriosus adalah malformasi kardiovaskular kongenital dimana hanya terdapat
satu pembuluh arteri utama yang keluar dari basis jantung dan mengalirkan darah ke arteri koroner,
pulmonal dan sistemik, serta hanya terdapat satu katup (trunkus) semilunar. Kelainan ini jarang
ditemukan. Definisi diatas meng-eksklusikan kelainan kongenital tidak adanya arteri-arteri pulmonal
dan paru mendapat perdarahan dari pembuluh kolateral (tipe IV klasifikasi Collet dan Edwards). Jenis
kelamin tidak berpengaruh dalam insidensi penyakit ini,walaupun pasien pria lebih sering ditemukan
dibanding wanita. Biasanya, Truncus arteriosus ini sering tidak diketahui, tapi pada kesempatan
tertentu dapat ditemukan bersamaan dengananomali pada sistem organ yang lain, terutama
DiGeorge¶s Syndrome
Page | 12
Manifestasi Klinis
Pada kebanyakan penderita truncus arteriosus, penyakit jantung congenital dapat diketahui
selama proses persalinan. Sejak tahun 1990-an, diagnosis kelainan ini sudah mungkin dilakukan yaitu
dengan menggunakan fetal echocardiogram. Manifestasi klinis yang timbul tergantung pada aliran
darah ke paru-paru. Sejak minggu pertama kehidupan, peningkatan resistensi arteriol pulmonary yang
persisten muncul sewaktu janin lahir dapat menyebabkan sianosis ringan dengan sedikit tanda
dekompensasi jantung, kecuali insufisiensi katup truncus, kecuali jika terjadi insufisiensi katup
truncus yang parah. Sementara resistensi pulmonary berangsur-angsur menurun dan aliran darah ke
paru-paru meningkat, sianosis dapat hilang, namun takipnea, takikardia, keringat berlebihan, kurang
nafsu makan dan tanda-tanda lain dari gagal jantung bisa timbul secara sekunder akibat peningkatan
aliran balik ke jantung yang disebabkan oleh aliran darah yang berlebihan melalui sirkulasi pulmonal.
Jika insufisiensi katup trunkus yang berat terjadi, tanda dan gejala gagal jantung dapat muncul segera
setelah lahir dan volume darah tambahan yang dihasilkan oleh keadaan tersebut selalu akan
meningkatkan beban kerja jantung akibat peningkatan aliran pulmonal. Pada keadaan tertentu dimana
bayi mengalami stenosis arteri pulmonal, sianosis akan terlihat jelas ketika lahir dan semakin parah
Page | 13
seiring bertambahnya usia, hal ini merupakan akibat dari syndrome eisenmenger. Pasen juga sering
mengalami dispnea saat menyusui.
13. PENUTUP
Tepatnya penganan dan pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan jantung
bawaan sianotik : tetralogi fallot sangat menentukan untuk kelansungan hidup anak mengingat
masalah yang komplit yang dapat terjadi pada anak TF bahkan dapat menimbulkan kematian yang
diakibatkan karena hipoksia , syok maupun gagal. Oleh karena itu perawat harus memiliki
keterampilan dan pengetahuan konsep dasar perjalanan penyakit TF yang baik agar dapat menentukan
diagnosa yang tepat bagi anak yang mengalami tetralogi fallot sehingga angka kesakitan dan kematian
dapat ditekan.
Daftar Pustaka
1. Rusepno H., Husien A., Antonius P.,
Sukman T.P., Partogi M.N., et al. Buku kuliah ilmu kesehatan anak. Ed 11. Jilid 2. FKUI. Jakarta:
2007
2. Wahab A.S. Nelson Ilmu Kesehatan
Anak. Vol.2. 18th ed. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta; 2009
3. Daulika Y., Huriawati H. Dasar-
dasar pediatri. Ed 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta; 2008
Page | 14
4. Cecily L.B., Linda A.S. Buku saku
keperawatan pediatri. Ed 5. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta; 2009
5. Brooks S.E., Jesse E.E. Synopsis of
congenital heart disease. 1st ed. Futura Publishing Company, Inc. New York; 2000
Page | 15