Tetralogi Fallot Klmpk 1

28
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Maternitas Anak. Makalah ini berisi tentang pengertian, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan dan asuhan keperawatan pada klien dengan Tetralogi Of Fallot. Makalah ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa keperawatan. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen penanggung jawab mata kuliah agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa lebih sempurna. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Terima kasih.wassalamualaikum wr.wb. Gorontalo,20 Maret 2015 Penyusun 1

description

tetralogi

Transcript of Tetralogi Fallot Klmpk 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Maternitas Anak. Makalah ini berisi tentang pengertian, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan dan asuhan keperawatan pada klien dengan Tetralogi Of Fallot. Makalah ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa keperawatan. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen penanggung jawab mata kuliah agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa lebih sempurna. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Terima kasih.wassalamualaikum wr.wb.

Gorontalo,20 Maret 2015

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGTetralogi fallot (TF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri.

B. Rumusan masalah Apa dan bagaimana pengertian, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan dan asuhan keperawatan pada klien dengan Tetralogi Fallot

C. TujuanMahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan dan asuhan keperawatan pada klien dengan Tetralogi Fallot

TETRALOGI FALLOT

KONSEP MEDIS1. PENGERTIAN Tetralogi fallot secara klasik terdiri atas kombinasi dari (1) penyumbatan (obstruksi) aliran keluar ventrikel (sianosis pulmonal), (2) defek sekat ventrikel (VSD), (3) dekstroposisi aorta dengan menumpangi sekat dan (4) hipertropi ventrikel kanan. Penyumbatan aliran darah arterial pulmonalis biasanya pada infundibulum ventrikel kanan (areal subpulmonal) maupun katub pulmonal. Batang arteria pulmonalis sering lebih kecil dari pada biasanya, dan mungkin ada juga berbagai tingkat stenosis cabang arteria pulmonalis. Penyumbatan sempurna aliran keluar ventrikel kanan (atresia pulmonal) dengan VSD juga digolongkan sebagai bentuk ekstrem tetralogi fallot.

2. ETIOLOGI

Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor faktor tersebut antara lain :Faktor endogena. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosomb. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaanc. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaanFaktor eksogena. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,dextroamphetamine.aminopterin,amethopterin, jamu)b. Ibu menderita penyakit infeksi : rubellac. Pajanan terhadap sinar -XPara ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.

3. MANIFESTASI KLINIS

Bayi: sebagian bayi yang menderita tetralogi fallot mengalami sianosis akut pada saat di lahirkan; sebagian lainnya mengalami sianosis ringan yang bertambah parah setelah usia 1 tahun pertama karena semakin beratnya stenosis pulmonal terdengar bising jantung yang khas. Juga terjadi episode akut sianosis dan hipoksia yang disebut blue spells atau tet spellsAnak: dengan semakin bertambahnya gejala sianosis, kemungkinan terjadi clubbing fingers (jari tabuh), squatting, dan pertumbuhan buruk. Polisitemia, yaitu keadaan meningkatnya jumlah sel darah merah, akan meningkatkan kemampuan darah dalam membawa oksigen. Akan tetapi anemia dapat terjadi jika zat besi tidak tersedia untuk pembentukan hemoglobin.polisitemia akan meningkatkan viskositas darah dan memaksa keluar faktor-faktor pembekuan. Jari tabuh (clubbing), yaitu penebalan dan pendataran ujung jari-jari tangan dan kaki, diperkirakan terjadi karena hipoksemia jaringan yang kronis dan polisitemia.Bayi denganhipoksemia ringan mungkin tidak menunjukkan gejala (asimtomatik) kecuali sianosis dan memperlihatkan tumbuh kembang yang mendekati normal. Bayi dengan hipoksemia yang lebih berat dapat menunjukkan gejala mudah lelah pada saat menyusui, berat badan sulit bertambah, takipnea, dan dispnea. Hipoksemia berat yang menimbulkan hipoksia jaringan dimanifestasikan dengan kemunduran kondisi klinis pasien dan tanda perkusi jaringan yang jelek. Squatting (berjongkok), yaitu merupakan gejala paling khas pada anak-anak tetralogi fallot akan terlihat pada todler dan anak yang lebih besar sebagai upaya yang tidak di sadari untuk mengurangi hipoksia kronis, khususnya pada saat latihan fisik.karena intervensi dini yang sudah dikerjakan pada masa bayi, gejala squatting jarang terlihat. Serangan hipersianosis, yang disebut juga dengan istilah blue spell atau tet spell karena sering dijumpai pada bayi yang menderita tetralogi fallot dapat terjadi pada setiap anak yang defek jantungnya meliputi obstruksi aliran darah paru dan saluran antar ventrikel. Bayi mengalami sianosis akut dan hiperpnea karena spasme infundibular mendadak yang menurunkan aliran darah paru dan meningkatkan pemintasan (shunting) kanan ke kiri (mekanisme yang di kemukakan pada tetralogi fallot). Serangan atau spells, yang jarang terlihat pada usia di bawah 2 bulan, paling sering terjadi pada usia 1 tahun. Serangan ini lebih sering terjadi di pagi hari yang dapat di dahului dengan aktivitas menyusu, menangis, defekasi ataupun dengan pelaksanaan prosedur yang menimbulkan stres. Karena hipoksemia berat menyebabkan hipoksia serebri, maka serangan hipersianosis memerlukan pengkajian dan penanganan segera untuk mencegah kerusakan otak atau mungkin kematian.

4. PATOFISIOLOGI

Anulus katup pulmonalis mungkin berukuran hampir normal atau mungkin sangat sempit. Katup sendiri sering kali bikuspid dan kadang-kadang merupakan satu-satunya tempat stenosis. Lebih sering ada hipertropi muskulus subpulmonal, krista supraventrikularis yang terus menyebabkan stenosis infundibuler dan menimbulkan berbagai ukuran dan kontur ruang infundibuler. Bila saluran keluar aliran ventrikel kanan tersumbat sempurna (atresia pulmonal), anatomi cabang arteria pulmonalis sangat bervariasi, mungkin ada segmen batang arteria pulmonalis yang berlanjut dengan aliran keluar ventrikel kanan, dipisahkan oleh katup pulmonal fibrosa tetapi tidak berlubang atau seluruh batang segmen arteria pulmonalis mungkin tidak ada. Kadang-kadang cabang arteria pulmonalis dapat terputus. Pada kasus yang lebih berat ini aliran darah pulmonal dapat di pasok oleh duktus arteriosus paten (PDA) dan oleh arteria kolateral aortopulmonal besar (major aortopulmonary collateral arteries = MAPCA) yang keluar dari aorta.VSD biasanya nonrestriktif dan besar, terletak tepat di bawah katup aorta, dan terkait pada kuspid aorta posterior dan kanan. VSD mungkin jarang berada pada bagian dalam sekat ventrikel ( varietas defek sekat atrioventrikuler). Keberlanjutan fibrosa katup mitral dan aorta normal biasanya dipertahankan. Arkus aorta ada disisi kanan pada sekitar 20% kasus ; akar aorta hampir selalu besar dan menumpang VSD sampai berbagai tingkat. Bila aorta menumpang lebih dari pada 50% dan jika ada pemisah muskuler yang berarti antara katup aorta dan anulus mitralis ( konus subaorta ) , defek ini biasanya digolongkan sebagai bentuk ventrikel kanan saluran keluar ganda, namun patofisiologinya sama dengan tetralogi fallot. Aliran balik vena sistemik ke atrium kanan dan ventrikel kanan normal.Bila ventrikel kanan berkontraksi pada adanya stenosis pulmonal yang mencolok, darah melalui shunt VSD ke dalam aorta.Akibatnya desaturasi arteria dan sianosis menetap.Aliran darah pulmonal, bila sangat dibatasi oleh penyumbatan aliran keluar ventrikel kanan, dapat ditambah dengan sirkulasi kolateral bronkial (MAPCA) dan, terutama pada masa dekat neonatus oleh PDA. Tekanan sistolik dan diastolik puncak pada setiap ventrikel sama, dan pada jajaran sistemik terjadi perbedaan tekanan besar di sebelah saluran aliran keluar ventrikel kanan yang tersumbat, dan tekanan arteria pulmonalis biasanya lebih rendah dari normal. Tingkat penyumbatan aliran keluar ventrikel kanan menentukan waktu mulainya gejala, keparahan sianosis, dan tingkat hipertrofi ventrikel kanan.Bila penyumbatan pada aliran keluar ventrikel kanan ringan sampai sedang dan ada keseimbangan shunt di sebelah VSD, penderita mungkin tidak tampak sianosis (tetralogi fallot asianotik atau merah).

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan laboratoriumDitemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah.Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.2. RadiologisSinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung .gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.3. ElektrokardiogramPada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan.Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal4. EkokardiografiMemperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru.5. KateterisasiDiperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer.Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.

6. PENATALAKSANAAN

Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau IV untuk menekan pusat pernafasan dan mengatasi takipneu.3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena permasalahan bukan karena kekurangan oksigen, tetapi karena aliran darah ke paru menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian5. Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/ bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya6. Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative7. Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam penganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat. Lakukan selanjutnya 1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi3. Hindari dehidrasi

7. PERAWATAN

1. Perawatan Prabedaha) Siapkan anak untuk pembedahan dengan memperoleh data pengkajian.1) Pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, glukosa serum, dan nitrogen urea darah (BUN)2) Elektrolit dasar3) Koagulasi darah4)Golongan darah dan pencocokan silang5) Sinar-x thoraks dan EKGb) Beri penjelasan tentang persiapan bedah sesuai dengan usia anakc) Jangan tekanan darah atau mengambil darah arteri pada lengan dengan pirau potensial.2. Perawatan Pasca Bedah1. Anastomosis Blalock-Taussig atau Waterston CooleyaKaji status klinik anak. segera setelah pembedahan, lengan dengan arteri subklavia terkait akan dingin dan tanpa tekanan darah (anastomosis Blalock-Taussig). Flush blood pressure akan sama dengan tekanan darah arterial (tidak ada tekanan darah pada lengan pirau). Perhatikan tekanan nadi: tekanan nadi yang melebar mengindikasikan pirau yang besar.b. Perhatikan nadi: nadi melompat-lompat menunjukan pirau besar.c. Perhatikan sianosis: hipoksemia atau tanda-tanda asidosis menunjukan oklusi dini dari pirau.d. Kaji adanya sindrom Horner.2. Pantau adanya komplikasi pascabedah pada anak (anastomosis Waterston- Cooley).a. Perdarahanb. Gagal jantung kongesti jika pirau terlalu besarc. Peningkatan aliran darah pulmoner dan hipertensi pulmoner.

3. Pantau respons anak terhadap pemberian obat digitalis dan diuretic diberikan jika perlu.

4. Pantau dan pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit .a. Pantau adanya tanda-tanda dehidrasi- kurang air mata, kulit kendur, berat jenis lebih dari 1,020, dan penurunan keluaran urine atau berat badan.b. Pantau cairan pada 50% sampai 75% volume rumatan selama 24 jam pertama (1000ml/m, kemudian 1500ml/m).

5. Tingkatkan dan pertahankan status respiratori yang optimal.a. Lakukan perkusi dan drainase postural setiap 2 sampai 4 jam.b. Gunakan pengisapan bila perlu.c. Gunakan spinometer setiap 1 sampai 2 jam selama 24 jam, kemudian setiap 4 jam.

6. Pantau dan redakan rasa sakit anak

8. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

Penderita dengan tetralogi fallot sebelum perbaikan rentan terhadap beberapa komplikasi yang serius.Trombosis otak, biasanya terjadi pada vena serebralis, lebih sering bila ada polisitemia berat. Mereka dapat juga dipercepat oleh dehidrasi .Trombosis terjadi paling sering pada penderita dibawah umur 2 tahun. Penderita ini dapat menderita anemia defisiensi besi, seringkali dengan kadar hemoglobin dan hematokrit dalam batas-batas normal. Terapi terdiri atas hidrasi yang cukup dan cara-cara pendukung. Flebotomi dan penggantian volume dengan plasma beku segar terindikasi pada penderita polisitemia berat. Heparin sedikit bermanfaat dan terkontraindikasi pada infark serebral hemoragik.Terapi fisik harus diberikan seawal mungkin.Abses otak kurang sering dari pada kejadian-kejadian vaskuler otak. Penderita biasanya diatas usia 2 tahun. Mulainya sakit sering tersembunyi dengan demam ringan dan atau perubahan dalam perilaku sedikit demi sedikit.Pada beberapa penderita, ada gejala yang mulainya akut yang dapat berkembangsesudah riwayat nyeri kepala, nausea, dan muntah baru-baru ini.Serangan epileptiform dapat terjadi; tanda-tanda neurologis lokal tergantung pada tempat dan ukuran abses, dan adanya kenaikan tekanan intrakranial.Laju endap darah dan hitung sel darah putih biasanya naik. Tomografi komputasi computed tomography = CT), magnetic resonance imaging (MRI), atau ultrasonografi memperkuat diagnosis. Terapi antibiotika pasif dapat membantu menahan infeksi terlokalisasi, tetapi drainase bedah abses hampir selalu diperlukan.Endokarditis bakterial terjadi pada penderita yang tidak dioperasi pada infundibulum ventrikel kanan atau pada katup pulmonal , katup aorta atau jarang pada katup trikuspidal. Endokarditis dapat menyulitkan shunt paliatif atau pada penderita dengan pembedahan korektif , setiap sisa stenosis pulmonal atau sisa VSD. Profilaksis antibiotik sangat penting sebelum dan sesudah prosedur gigi serta bedah tertentu yang disertai dengan insiden bakteremia yang tinggi.Gagal jantung kongestif merupakan tanda biasa penderita dengan tetralogi fallot. Namun tanda ini dapat terjadi pada bayi muda dengan tetralogi fallot merah atau asianotik. Karena derajat penyumbatan pulmonal menjelek bila semakin tua, gejala-gejala gagal jantung mereda dan akhirnya penderita sianosis, sering pada umur 6-12 bulan.Penderita pada saat ini berisiko untuk bertambahnya serangan hipersianotik.

PROSES KEPERAWATAN1. Pengkajian1. Riwayat kehamilan :Ditanyakan apakah ada faktor endogen dan eksogen

a. Faktor Endogen1) Berbagai jenis penyakit genetik : Kelainan kromosom2) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan3) Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan

b. Faktor eksogen : Riwayat kehamilan ibu1) Sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin, jamu)2) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella3) Pajanan terhadap sinar X2. Riwayat tumbuhBiasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.3. Riwayat psikososial/ perkembangana. Kemungkinan mengalami masalah perkembanganb. Mekanisme koping anak/ keluargac. Pengalaman hospitalisasi sebelumnyaPemeriksaan fisik pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik, bayi tampak biru setelah tumbuh Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan. Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal hiperpnea,hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam,lemas,kejang,sinkop bahkan sampai koma dan kematian. Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras. Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan Ginggiva hipertrofi,gigi sianotik

a) Akivitas dan istirahatGejala : Malaise, keterbatasan aktivitas/ istirahat karena kondisinya.Tanda : Ataksia, lemas, masalah berjalan, kelemahan umum, keterbatasan dalam rentang gerak.b)SirkulasiGejala : Takikardi, disritmiaTanda : adanya Clubbing finger setelah 6 bulan, sianosis pada membran muksa, gigi sianotikc) EliminasiTanda : Adanya inkontinensia dan atau retensi.d) Makanan/ cairanTanda : Kehilangan nafsu makan,kesulitan menelan, sulit menetekGejala : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa keringe)HiegieneTanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.f) NeurosensoriTanda : Kejang, kaku kudukGejala : Tingkat kesadaran letargi hingga koma bahkan kematiang) Nyeri/ keamananTanda : Sakit kepala berdenyut hebat pada frontal, leher kakuGejala : Tampak terus terjaga, gelisah, menangis/ mengaduh/ mengeluhh) PernafasanTanda : Auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksiGejala : Dyspnea, napas cepat dan dalami) Nyeri/ keamananTanda : Sianosis, pusing, kejangGejala : Suhu meningkat, menggigil, kelemahan secara umum2. Diagnosa Keperawatan1. Penurunan Curah Jantung b/d Gangguan frekuensi atau irama jantung2. Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat3. keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.4. Intoleran aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.

3. Rencana Keperawatan

NoDIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN &KRITERIA HASIL ( NOC )INTERVENSI( NIC )

1Penurunan Curah JantungDomain 4Kelas 4berhubungan dengan : Gangguan frekuensi atau irama jantung Gangguan volume sekuncup : Gangguan preload Gangguan after load Gangguan kontraktilitas Kelainan jantung Toksisitas obat Disfungsi konduksi listrik Hivolemia Peningkatan kerja ventrikel Kerusakan ventrikel Iskemia ventrikel Keterbatasan ventrikel

Batasan karakteristik :Ds : klien mengatakan mudah letih saat beraktifitasDo :Gangguan frekuensi dan irama jantung Aritmia (takikardia, bradikardia) Perubahan pola EKG palpitasi

Gangguan preload Edema Keletihan Peningkatan atau penurunan vena sentral (cvp) Peningkatan atau penurunan baji arteri pulmonal (PAWP, pulmonary artery wedge pressure) Distensi vena jugularis Murmur Kenaikan berat badan

Gangguan afterload Kulit dingin dan berkeringat Denyut perifer menurun Dispnea Peningkatan atau penurunan tahanan vascular sistemik (SVR) OliguriaPengisian ulang kapiler memanjangNOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama..x24 jam penurunan curah jantung teratasi, dengan criteria hasil: Efektifitas pompa jantung status sirkulasi, perfusi jaringan (organ abdomen, jantung, serebral, perifer dan pulmonal (perifer) status tanda vital. Menunjukkan status sirkulasi, dibuktikan oleh indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak mengalami gangguan) : Gangguan darah sistolik, diastolic rentang tekanan darah (td) Frekuensi nadi kanan dan kiri (perifer) misalnya brachialis, radialis, femoralis, pedis. Tekanan vena sentral dan tekanan baji pulmonal. paO2 dan paCO2. Status kognitif. Menunjukkan status sirkulasi, dibuktikan oleh indicator sebagai berikut (sebutkan 2-5) gangguan ekstrim berat, sedang, ringan, atau tidak mengalami gangguan : Hipotensi ortostatik. Suara nafas tambahan. Distensi vena leher Edema perifer Asites Bruit pembuluh darah besar Angina Klien akan mempunyai indeks jantung dan fraksi ejeksi dalam batas normal. Klien akan mempunyai haluaran urine, berat jenis urine, blood urea nitrogen (BUN) dan kreatini plasma dalam batas normal. Klien akan mempunyai warna kulit yang normal Klien akan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas fisik (misalnya, tidak mengalami dyspnea, nyeri dada atau sincope). Klien akan menggambarkan diet, obat, aktivitas dan batasan yang diperlukan (misalnya untuk penyakit jantung). Klien akan mengidentifikasi tanda dan gejala perburukan kondisi yang dapat dilaporkan.

NIC : Kaji dan dokumentasikan tekanan darah, sianosis, status pernafasan, dan status mental Pantau tanda kelebihan cairan (misalnya, edema dependen, kenaikan berat badan ) Kaji toleransi aktivitas klien dengan memperhatikan adanya awitan nafas pendek, nyeri, palpitasi atau limbung Evaluasi respon klien terhadap therapy oksigen Kaji kerusakan kognitif Pantau fungsi pacemaker jika perlu Pantau denyut perifer, pengisian ulang perifer, dan suhu serta warna extremitas Pantau asupan dan haluaran, haluaran urine dan berat badan klien jika perlu Pantau resistensi vaskuler sistemik dan paru jika perlu Auskultasi suara paru terhadap bunyi crackle atau suara nafas tambahan lainnya Pantau dan dokumentasikan frekuensi jantung irama dan nadi Ubah posisi klien ke posisi datar atau trendelenburg ketika tekanan darah klien berada pada rentang lebih rendah dibandingkan dengan yang biasanya Untuk hipotensi yang tiba-tiba, berat atau lama, pasang pasang akses intravena untuk pemberian cairan intravena atau obat untuk meningkatkan tekanan darah Hubungkan efek nilai laboratorium, oksigen, obat, aktivitas, ansietas, dan/atau nyeri pada distritmia. Jangan mengukur suhu dari rectum. Ubah posisi klien setiap 2jam atau pertahankan aktivitas lain, yang sesuai atau dibutuhkan untuk menurunkan statis sirkulasi perifer. Regulasi hemodinamik(NIC) : Minimalkan atau hilangkan stressor lingkungan. Pasang kateter urine, jika diperlukan. Jelaskan tujuan pemberian oksigen per kanula nasal Instruksikan mengenai pemeliharaan dan keakuratan asupan dan haluaran. Ajarkan penggunaan, dosis, frekwensi, dan efek samping obat. Ajarkan untuk melaporkan dan menggambarkan awitan palpitasi dan nyeri, durasi, factor pencetus, daerah, kwalitas dan intensitas. Instruksikan klien,klien dan keluarga dalam perencanaan untuk perawatan dirumah meliputi pembatasan aktivitas, pembatasan diet, dan penggunaan alat terapeutik Berikan informasi tentang tehnik penurunan stress, seperti biofeedback retaksasi otot progressive, meditasi dan latihan fisik. Ajarkan kebutuhan untuk menimbang berat badan setiap hari. Konsultasikan dengan dokter, menyangkut parameter pemberian atau penghentian obat tekanan darah , berikan obat anti aritmia dan vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas , preload dan afterload sesuai dengan program atau protocol. Berikan anti koagulan untuk mencegah pembentukan thrombus perifer, sesuai dengan program atau protocol Tingkatkan penurunan after load misalnya, dengan pompa balon sesuai dengan program media atau protocol. Lakukan perujukan ke perawat praktisi lanjutkan untuk tindak lanjut, jika diperlukan. Pertimbangkan perujukan ke petugas social, manajer kasus, atau layanan kesehatan komunitas dan layanan kesehatan dirumah. Lakukan perujukan kepetugas social untuk kemampuan membayar obat yang diresepkan. Lakukan perujukan ke pusat rehabilitasi jantung jika diperlukan.

NoDIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN &KRITERIA HASIL ( NOC )INTERVENSI( NIC )

2Resiko InfeksiDomain 11 : Keamanan / PerlindunganKelas 1 : InfeksiDefinisi:Peningkatanresiko masuknya organisme patogen.Faktor-faktor resiko : Prosedur Invasif Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen. Trauma Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan Ruptur membran amnion Agen farmasi (imunosupresan) Malnutrisi Peningkatan paparan lingkungan patogen Imunosupresi Ketidakadekuatan imun buatan Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi) Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik). Penyakit kronik

NOC : Immune StatusKnowledge : InfectioncontrolRisk control

Kriteria Hasil :Klien bebas dari tanda dan gejala infeksiMendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksiJumlah leukosit dalam batas normalMenunjukkan perilaku hidup sehat

NIC : Infection Control (Kontrol infeksi) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain Pertahankan teknik isolasi Batasi pengunjung bila perlu Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing Tingktkan intake nutrisi Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap infeksi) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Monitor hitung granulosit, WBC Monitor kerentanan terhadap infeksi Batasi pengunjung Saring pengunjung terhadap penyakit menular Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko Pertahankan teknik isolasi k/p Berikan perawatan kuliat pada area epidema Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase Ispeksi kondisi luka / insisi bedah Dorong masukkan nutrisi yang cukup Dorong masukan cairan Dorong istirahat Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara menghindari infeksi Laporkan kecurigaan infeksiLaporkan kultur positif

NoDIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN &KRITERIA HASIL ( NOC )INTERVENSI( NIC )

3Keterlambatan Pertumbuhan Dan Perkembangan

Domain 13: Pertumbuhan/PerkembanganKelas 1: Pertumbuhan

DefinisiKondisi yang menunjukkan penyimpangan dari norma kelompok usianyaBatasan karakteristikObjektif Perubahan pertumbuhan fisik Penurunan masa respon Keterlambatan atau kesulitan dalam menguasai keterampilan (mis,motorik, sosial, atau ekpresif) yang umumnya di klompokkan usianya Efek datar Ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri atau aktivitas kontrol diri yang layak bagi usianya Tidak bergairah

Faktor yang berhubungan Efek ketinadayaan fisik Defisiensi lingkungan dan stimulasi Ketidakadekuatan penerimaan asuhan Responsifitas yang tidak konsisten Ketidakacuhan Banyaknya penerimaan asuhan Ketergangtungan obat resep Terpisah dari orang terdekat

NOC :

Kemajuan normal penuaan fisik yang di buktikan oleh indikator sbb : Rerata masa tubuh densitas tulang, laju metabolik basal, elastisitas kulit, da kekuatan otot. Curah jantung, kapasitas vital, dan tekanan darah Ketajaman pendengaran, penglihatan, penciuman dan rasa

NIC : Kaji pengetahuan pengasuh, sumber-sumber, sstem pendukung, keterampilan koping, dan tingkat komitmen untuk membuat rencana perawatan Lakukan pengkajian kesehatan secara seksama (mis, riwayat, tentramen, kebudayaan, lingkungankeluarga,skriming perkembangan anak)untuk menentukan tingkat fungsi Identifikasi masalah fisik yang potensial dan berhubungan (mis, dehidrasi, jatuh, infeksi saluran nafas atas, kerusakan kulit) dan membuat rencana untuk mencegahnya Pantanga interaksi dan komunikasi orang tua/ anak Kaji keadekuatan asupan nutrisi (mis, kalori/gizi) Pantauan kecenderungan kenaikan atau penurunan berat badan Ukuran lipatan kulit Tentukan makanan yang disukai Pantau tingkat tanggung jawab yang di emban pasien Bantu pemberi pengasuh membuat rencana perawatan utnuk kemungkinan rencana keperawatan dan intervensi, lihat ketidakefektifan koping keluarga:penurunan, dan ketidakefektifan koping keluarga, ketidak mampuan Bantu pasien dalam mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya melalui penguasaan tugas yang spesifik tingkat tersebut Ciptakan lingkungan tepat aktifitas sehari-hari dapat di lakukan denga kemandirian penuh Bina hubungan terapeutik

NoDIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN &KRITERIA HASIL ( NOC )INTERVENSI( NIC )

4.INTOLERAN AKTIVITASDOMAIN 4:Aktivitas/IstirahatKELAS4:Respons Kardiovaskular/PulmonalKode NDX (00092)

Defenisi : Ketidakcukupan energy psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.

Batasan karakteristik : Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia Perubahan EKG yangmencerminkan isekmia Ketidaknyamanan setelah beraktivitas Dispnea setelah beraktivitas Menyatakan merasa letih Menyatakan merasa lemah

Factor yang berhubungan : Tirah baring atau imobilisasi Kelemahan umum Ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen MobilitasGaya hidup monotonNOC :

Energy conservation Activity tolerance Self care : ADLs

Kriteria hasil : Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri Tanda-tanda vital normal Energy psikomotor Level kelemahan Mampu berpindah : dengan atau tanpa bantuan alat Status kardiopulmunari adekuat Sirkulasi status baikStatus respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat

NIC :Activity Therapy Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medic dalam merencanakan program terapi yang tepat Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas Sediakan penguatan positif bagi yang aktiv beraktivitas Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatanMonitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanTepatnya penganan dan pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan jantung bawaan sianotik : tetralogi fallot sangat menentukan untuk kelansungan hidup anak mengingat masalah yang komplit yang dapat terjadi pada anak TF bahkan dapat menimbulkan kematian yang diakibatkan karena hipoksia , syok maupun gagal. Oleh karena itu perawat harus memiliki keterampilan dan pengetahuan konsep dasar perjalanan penyakit TF yang baik agar dapat menentukan diagnosa yang tepat bagi anak yang mengalami tetralogi fallot sehingga angka kesakitan dan kematian dapat ditekan.

B. SARANDalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya mengharapkan dan saya menerima dengan tangan terbuka masukan ataupun saran yang dapat mendukung dan membangun demi kesempurnaan pembuataan makalah ini dari pembaca

DAFTAR PUSTAKA

Donna L. Wong, dkk.2009.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Jakarta: EGC Wilkinson dan Ahern.2002.Buku saku diagnosis keperawatan edisi 9.Jakarta: EGC MEDICAL PUBLISHER Behrman,kliegman dan Arvin.1996.Nelson Ilmu Kesehatan Anak ed.15 vol.2.Jakarta: EGC http://ASUHANKEPERAWATANANAKDENGANTETRALOGIFALLOTAKPERPEMKOTTEGAL.html http://Duniaaskep2013askeptetralogifallot.html http://INFORMASIKESEHATANASUHANKEPERAWATANANAKDENGANTETRALOGIFALLOT.htm

1

20