Sedatif Hipnotik

36
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA FARMAKOLOGI OBAT-OBATAN HIPNOTIK-SEDATIF 2.1 DEFINISI HIPNOTIK-SEDATIV Obat-obatan hipnotik sedatif adalah istilah untuk obat-obatan yang mampu mendepresi sistem saraf pusat. Sedatif adalah substansi yang memiliki aktifitas moderate yang memberikan efek menenangkan, sementara hipnotik adalah substansi yang dapat memberikan efek mengantuk dan yang dapat memberikan onset serta mempertahankan tidur. Secara klinis obat-obatan sedatif-hipnotik digunakan sebagai obat-obatan yang berhubungan dengan sistem saraf pusat seperti tatalaksana nyeri akut dan kronik, tindakan anestesia, penatalaksanaan kejang, serta insomnia.

description

Obat sedatif hipnotik

Transcript of Sedatif Hipnotik

Page 1: Sedatif Hipnotik

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

FARMAKOLOGI OBAT-OBATAN HIPNOTIK-SEDATIF

2.1 DEFINISI HIPNOTIK-SEDATIV

Obat-obatan hipnotik sedatif adalah istilah untuk obat-obatan yang mampu

mendepresi sistem saraf pusat. Sedatif adalah substansi yang memiliki

aktifitas moderate yang  memberikan  efek  menenangkan,  sementara  hipnotik

adalah substansi yang dapat memberikan efek mengantuk dan yang dapat

memberikan onset serta mempertahankan tidur.

Secara klinis obat-obatan sedatif-hipnotik digunakan sebagai obat-obatan

yang berhubungan dengan sistem saraf pusat seperti tatalaksana nyeri akut

dan kronik, tindakan anestesia, penatalaksanaan kejang, serta insomnia.

Obat-obatan sedatif hipnotik diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yakni:

1. Benzodiazepin

2. Barbiturat

3. Golongan obat nonbarbiturat – nonbenzodiazepin

2.2 KLASIFIKASI HIPNOTIK-SEDATIV

1. BENZODIAZEPIN

Benzodiazepin  adalah  obat  yang  memiliki  lima  efek  farmakologi

sekaligus, yaitu anxiolisis, sedasi, anti konvulsi, relaksasi otot melalui

Page 2: Sedatif Hipnotik

2

medulaspinalis,  dan amnesia  retrograde.  Benzodiazepine  banyak  digunakan

dalam praktik  klinik.

Keunggulan benzodiazepine  dari barbiturate  yaitu  rendahnya tingkat

toleransi obat, potensi penyalahgunaan yang rendah, margin dosis aman

yang lebar, rendahnya toleransi obat dan tidak menginduksi enzim

mikrosom dihati.

Benzodiazepin  telah  banyak  digunakan  sebagai  pengganti

barbiturate s ebaga i   p r emed ikas i   dan  men imbu lkan s edas i pada

pa s i en da l am  mon i to rng anestesi. Dalam masa perioperative, midazolam telah

menggantikan penggunaan diazepam. Selain itu, benzodiazepine memiliki antagonis

khusus yaitu flumazenil.

1. Mekanisme Kerja

Efek  farmakologi  benzodiazepine  merupakan  akibat  aksi  gamma-

aminobutyric  acid (GABA)  sebagai  neurotransmitter  penghambat diotak.

Benzodiazepine tidak mengaktifkan reseptor GABA melainkan meningkat

kan kepekaan reseptor GABA terhadap neurotransmitter penghambat sehingga

kanalklorida terbuka  dan  terjadi  hiperpolarisasi  post  sinaptik  membran  sel  dan

mendorong post sinaptik membran sel tidak dapat dieksitasi. Hal ini menghasilkan

efek anxiolisis, sedasi, amnesia retrograde, potensiasi alkohol,

antikonvulsi dan relaksasi otot skeletal.Efek sedatif timbul dari aktivasi

reseptor GABA.

Page 3: Sedatif Hipnotik

3

Sub unit alpha-1 yang merupakan 60% dari resptor GABA di otak (korteks

serebral, korteks serebelum,thalamus). Sementara efek ansiolotik timbul dari aktifasi

GABA sub unit aplha-2 (Hipokampus dan amigdala).

Perbedaan onset dan durasi kerja diantara benzodiazepine

menunjukkan perbedaan potensi (affinitas terhadap reseptor), kelarutan

lemak (kemampuan menembus sawar darah otak dan redistribusi jaringan perifer)

dan farmakokinetik (penyerapan,  distribusi,  metabolisme  dan  ekskresi).

Hampir semua benzodiazepine larut lemak dan terikat kuat dengan protein

plasma. Sehingga keadaa h ipoa lbumin pada c i r rhos i s hepa t i s dan

ch ron i c r ena l d i s ea se   akan meningkatkan efek obat ini. Benzodiazepin

menurunkan degradasi  adenosin  dengan  menghambat tranportasi nuklesida.

Adonosin penting dalam regulasi fungsi jantung (penurunan kebutuhan oksigen

jantung melalui penurunan detak jantung dan meningkatkan oksigenasi

melalui vasodilatasi arteri korener) dan semua fungsi fisiologi proteksi jantung. 

2. Efek Samping

Kelelahan  dan  mengantuk  adalah  efek  samping  yang  biasa  pada

penggunaan lama benzodiazepine. Sedasi akan menggangu aktivitas setidaknya

selama 2 minggu. Penggunaan yang lama benzodiazepine tidak akan mengganggu

tekanan  darah, denyut  jantung,  ritme  jantung  dan  ventilasi.  Namun

penggunaannya sebaiknya hati-hati pada pasien dengan penyakit paru kronis.

Penggunaan benzodiazepine  akan  mengurangi  kebutuhan  akan  obatanestesi

Page 4: Sedatif Hipnotik

4

inhalasi  ataupun injeksi.  Walaupun  penggunaan  midazolam akan

men ingka tkan e f ek dep re s i napas op io id  dan  mengurang i e f ek

ana lge s iknya . Selain itu, efek antagonis benzodiazepine, juga flumazenil.

3.  Contoh Preparat Benzodiazepin

a. Midazolam

Midazo l am  merupakan  benzod i azep ine  yang   l a ru t   a i r   dengan  

s t ruk tu r cincin imidazole yang stabil dalam larutan dan metabolisme yang cepat.

Obat ini telah menggantikan diazepam selama operasi dan memiliki potensi 2-3 kali

lebih kua t . Se l a in i t u a f f i n i t a s t e rhadap r e sep to r GABA 2 ka l i l eb ih

kua t d i sband ing diazepam. Efek amnesia pada obat ini lebih kuat dibanding efek

sedasi sehingga pasien dapat terbangun namun tidak akan ingat kejadian dan

pembicaraan yang terjadi selama beberapa jam.Larutan midazolam dibuat

asam dengan pH < 4 agar cincin tidak terbuka dan tetap larut dalam air.

Ketika masuk ke dalam tubuh, akan terjadi perubahan pH seh ingga

c inc in akan menu tup dan oba t akan men j ad i l a ru t da l am

l emak . Larutan midazolam dapat dicampur dengan ringer laktat atau

garam asam dari obat lain.

1) Farmakokinetik 

Midazo l am  d i s e r ap   cepa t   da r i   s a lu r an   ce rna  dan  dengan

cepa t me l au i sawar darah otak.  Namun waktu equilibriumnya lebih lambat

dibanding propofoldan thiopental. Hanya 50% dari obat yang diserap yang

Page 5: Sedatif Hipnotik

5

akan masuk ke sirkulasi sistemik  karena  metabolisme  porta  hepatik  yang

tinggi.  Sebagian besar midazolam yang masuk plasma akan berikatan dengan

protein. Waktu durasi yang pendek dikarenakan kelarutan lemak yang tinggi

mempercepat distribusi dari otak ke jaringan yang tidak aktif begitu juga dengan

klirens hepar yang cepat. Wak tu pa ruh midazo l am ada l ah an t a r a 1 -4

j am , l eb ih pendek da r i pada waktu paruh diazepam. Waktu paruh ini

dapat meningkat pada pasien tua dan gangguan fungsi hati. Pada pasien dengan

obesitas, klirens midazolam akan lebih lambat karena obat banyak berikatan

dengan sel lemak. Akibat eliminasi yang c e p a t d a r i   m i d a z o l a m ,

m a k a   e f e k   p a d a   C N S a k a n   l e b i h p e n d e k d i b a n d i n g diazepam.

2) Metabolisme

Midazolam dimetabolisme dengan cepat oleh hepar dan enzim cytochrome P-

450 usus halus menjadi metabolit yang aktif dan tidak  aktif. Metabolit

utamayaitu 1-hidroksimidazolam yang memiliki separuh efek obat induk. Metabolit

ini dengan cepat dikonjugasi dengan asam glukoronat menjadi 1-hidroksimida-

zolamglukoronat  yang dieskresikan  melalui  ginjal.  Metabolit  lainnya  yaitu  4-

hidroksimidazolam tidak terdapat dalam plasma pada pemberian IV.Metabolisme

midazolam akan diperlambat oleh obat-obatan penghambat enzim sitokrom

P-450 seperti simetidin, eritromisin, calsium channel blocker, oba t an t i

j amur . Kecepa t an  k l i r ens   hepa t i c  m idazo l am l ima ka l i l eb ih

be sa r   daripada lorazepam dan sepuluh kali lebih besar daripada diazepam.

Page 6: Sedatif Hipnotik

6

3) Efek pada Sistem Organ

Midazo l am  menurunkan  kebu tuhan  me tabo l i k   oks igen  o t ak

dan   a l i r an darah ke otak seperti barbiturat dan propofol. Namun terdapat

batasan besarnya penurunan  kebutuhan  metabolik  oksigen  otak  dengan

penambahan dosis m idazo l am.  Midazo l am   juga  memi l i k i e f ek  yang

kua t   s ebaga i   an t i konvu l san untuk menangani status epilepticus.a )

Pe rnapasan Penurunan pernapasan dengan midazolam sebesar 0,15

mg/kg IV setara dengan diazepam 0,3 mg/kg IV. Pasien dengan penyakit

paru obstruktif kronis memiliki resiko lebih besar terjadinya depresi

pernapasan walaupun pada orang no rma l   dep re s i pe rnapasan t i dak

t e r j ad i s ama seka l i .   Pembe r i an  dos i s   be sa r   (>0,15 mg/kg) dalam

waktu cepat akan menyebabkan apneu sementara terutama bila diberikan

bersamaan dengan opioid. Benzodiazepine juga menekan reflex menelan

dan penuruna aktivitas saluran napas bagian atas.

4) Penggunaan Klinik 

Midazolam sering digunakan sebagai premedikasi pada pasien

pediatrik sebagai  sedasi  dan  induksi  anestesia.  Midazolam  juga

memiliki  efek antikonvulsan sehingga dapat digunakan untuk mengatasi kejang

grand mal.a )  P r emed ikas i sebagai premedikasi midazolam 0,25 mg/kg diberikan

secara oral berupasirup (2 mg/ml) kepada anak-anak untuk memberiksan efek sedasi

dan anxiolisis dengan efek pernapasan yang sangat minimal. Pemberian 0,5 mg/kg IV

Page 7: Sedatif Hipnotik

7

10 menits ebelum operasi dipercaya akan memberikan keadaan amnesia

retrograd yang cukup.

b. Diazepam

Diazepam adalah benzodiazepine yang sangat larut lemak dan

memiliki du ra s i   ke r j a   yang   l eb ih  pan j ang  d i sband ing midazo l am.

D iazepam d i l a ru tkan dengan  pe l a ru t   o rgan ik   (p rop i l en  g l i ko l ,

sod ium  benzoa t e ) ka r ena   t i dak   l a ru t dalam air. Larutannya pekat

dengan pH 6,6-6,9.Injeksi secara IV atau IM akan menyebabkan nyeri.

1) Farmakokinetik 

Diazepam cepat diserap melalui saluran cerna dan mencapai

puncaknya da l am  1   j am   (15 -30  men i t   pada   anak -anak ) . Ke l a ru t an

l emaknya  yang   t i ngg i menyebabkan Vd diazepam besar dan cepat mencapai

otak dan jaringan terutama lemak. Diazepam juga dapat melewati plasenta dan

terdapat dalam sirkulasi fetus. Ikatan protein benzodiazepine berhubungan

dengan tingginya kelarutanlemak. Diazepam dengan kelarutan lemak yang

tinggi memiliki ikatan denganp ro t e in  p l a sma yang kua t . Seh ingga

pada pa s i en  dengan  konsen t r a s i p ro t e in p l a sma yang r endah ,

s epe r t i pada   c i r rhos i s   hepa t i s , akan men ingka tkan e f ek samping dari

diazepam.

2) Metabolisme

Page 8: Sedatif Hipnotik

8

Diazepam mengalami oksidasi N-demethylation oleh enzim mikrosom hati

men j ad i   de sme thy ld i azepam dan oxazepam se r t a s ebag i an kec i l

t emazepam. Desme thy ld i azepam memi l i k i po t ens i yang l eb ih

r endah s e r t a   d ime t abo l i sme lebih lambat dibanding oxazepam sehingga

menimbulkan keadaan  mengantuk  pada pa s i en 6 -8 j am se t e l ah

pembe r i an . Me tabo l i t   i n i  menga l ami   r e s i rku l a s i enterohepatik sehingga

memperpanjang sedasi. Desmethyldiazepam diekskresikan melalui urin setelah

dioksidasi dan dikonjugasikan dengan asam glukoronat.

3) Waktu Paruh

Waktu paruh diazepam orang sehat antara 21-37 jam dan akan

semakin pan j ang pada pa s i en   t ua ,   obese  dan  gangguan fungs i hepa r

s e r t a   d igunakan be r sama  oba t   penghamba t   enz im s i t ok rom P -

450 .  D iband ingkan   l o r azepam, diazepam memiliki waktu paruh yang lebih

panjang namun durasi kerjanya lebih pendek karena ikatan dengan reseptor GABA

lebih cepat terpisah. Wak tu  pa ruh  de sme thy ld i azepam  ada l ah  48 -

96   j am . Pada  penggunaan lama  diazepam  dapat  terjadi  akumulasi  metabolit

di dalam  jaringan  dan dibutuhkan  waktu lebih dari seminggu untuk

mengeliminasi  metabolit  dariplasma.

4) Efek pada Sistem Organ

Diazepam hampir tidak menimbulkan efek depresi napas. Namun,

pada penggunaan bersama dengan obat penekan CNS lain atau pada pasien

dengan penyakit paru obstruktif akan meningkatkan resiko terjadinya depresi napas.

Page 9: Sedatif Hipnotik

9

Diazepam  pada  dos i s 0 ,5 -1  mg /kg IV  yang d ibe r i kan s ebaga i

i nduks i anestesi tidak menyebabkan masalah pada tekanan darah,cardiac

output  dan resistensi perifer. Begitu juga dengan pemberian anestesi

volatile Ns setelah i nduks i   dengan  d i azepam   t i dak menyebabkan

pe rubahan  pada  ke r j a   j an tung .Namun pembe r i an d i azepam  0 ,125 -

0 ,5  mg /kg   IV  yang  d i i ku t i   dengan i n j eks i f en t any l 50  µg /kg IV

akan menyebabkan  penu runan   r e s i s t ens i   va sku l e r   dan penurunan

tekanan darah sistemik. Pada  o to t   ske l e t a l , d i a zepam menurunkan

t onus  o to t .  E fek   i n i   d idapa t dengan  menurunkan impu l s   da r i

s a r a f   gamma  d i   sp ina l .  Ke racunan  d i azepam didapatkan bila konsentrasi

plasmanya > 1000ng/ml.

5) Penggunaan Klinis

Penggunaan diazepam sebagai sedasi pada anestesi telah digantikan

oleh midazolam. Sehingga diazepam lebih banyak digunakan untuk mengatasi

kejang.Efek  anti  kejang  didapatkan  dengan  menghambat  neuritransmitter

GABA.Dibanding barbiturat yang mencegah kejang dengan depresi non

selektif CNS, d i azepam seca ra s e l ek t i f menghamba t   ak t i v i t a s

d i   sy s t em l imb ik ,   t e ru t ama  d i hippokampus.

c. Lorazepam

Lorazepam memiliki struktur yang sama dengan oxazepam, hanya berbeda

pada adanya klorida ekstra pada posisi orto 5-phenyl moiety. Lorazepam

Page 10: Sedatif Hipnotik

10

lebih kuat dalam sedasi dan amnesia dibanding midazolam dan diazepam

sedangkan efek sampingnya sama.

1 )  Fa rmakok ine t i k  

Lorazepam dikonjugasikan dengan asam glukoronat di hati menjadi

bentuk inaktif yang diekskresikan di ginjal. Waktu paruhnya lebih lama yaitu 10-20

jam dengan ekskresi urin > 80% dari dosis yang diberikan. Karena

metabolismenya t i dak d ipenga ruh i o l eh   enz im  mik rosom d i   ha t i ,

maka  me tabo l i smenya t i dak  dipengaruhi oleh umur, fungsi hepar dan

obat penghambat enzim P-450 seperti simetidin. Namun onset kerja

lorazepam lebih lambat dibanding midazolam dandiazepam karena kelarutan

lemaknya lebih rendah.

2) Penggunaan Klinik 

Lorazepam diserap baik bila diberikan secara oral dan IM dan

mencapai konsentrasi puncak dalam 2-4 jam dan terus bertahan efeknya selama 24-

48 jam. Sebaga i   p r emed ikas i ,   d i gunakan  dos i s o r a l   50µg /kg

(maks  4  mg) yang   akan menimbulkan sedasi yang cukup dan amnesia selama ±

6 jam. Penambahan dosis akan meningkatkan sedasi tanpa penambahan efek

amnesia. Lorazepam tidak bermanfaat pada operasi singkat karena durasi kerja

yang lama. Onse t ke r j a   l amba t   l o r azepam  merupakan  keku rangan

l o r azepam  b i l a digunakan sebagai induksi anestesi, sedasi selama

regional anestesi dan sebagai an t i   ke j ang . Lo razepam  akan

be rmanfaa t b i l a   d igunakan s ebaga i   s edas i   pada pasien yang diintubasi.

Page 11: Sedatif Hipnotik

11

d.Oxazepam

Oxazepam merupakan metabolit aktif dari diazepam. Durasi kerjanya lebih

pendek dibanding diazepam karena di sirkulasi akan dikonjugasi dengan

asam g luko rona t  men j ad i  me t abo l i t   i nak t i f .  Wak tu pa ruhnya 5 -

15   j am  dan   t i dak  dipengaruhi oleh fungsi hepar atau pemberian simetidin.

Absorbsi oral oxazepam sanga t   l amba t   s eh ingga   t i dak be rmanfaa t pada

pengoba t an i n somnia  dengan kesulitan tidur. Namun bermanfaat pada

insomnia memiliki periode tidur yang pendek atau sering terbangun di malam

hari.

e. Alprazolam

Alprazolam memiliki efek mengurangi kecemasan pada pasien

dengan kecemasan  atau serangan  panik.  Alprazolam  merupakan  alternatif  untuk

premedikasi pengganti midazolam.

 

2 . BARBITURAT

Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara ekstensif

sebagai hipnotik dan sedatif. Namun sekarang kecuali untuk beberapa

penggunaan yang spesifik, barbiturat telah banyak digantikan dengan

benzodiazepine yang lebih aman, pengecualian fenobarbital, yang memiliki anti

konvulsi yang masih banyak digunakan.

Page 12: Sedatif Hipnotik

12

Secara  kimia,  barbiturat  merupakan  derivat  asam  barbiturat.

Asambarbiturat (2,4,4-trioksoheksahidropirimidin) merupakan hasil reaksi

kondensasi antara ureum dengan asam malonat.

Susunan  Sa ra f  Pusa t   e f ek  u t ama  ba rb i t u r a t   i a l ah  dep re s i

SSP . Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai dari sedasi, hipnosis,

koma sampai dengan kematian. Efek antianseitas barbiturat berhubungan

dengan tingkat sedasi yang d iha s i l kan . E fek  h ipno t i k ba rb i t u r a t e

dapa t   d i capa i   da l am  wak tu  20 -60  men i t dengan dosis hipnotik. Tidurnya

menyerupai tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu.  Efek  anastesi

umumnya  diperlihatkan  oleh  golongan tiobarbital  dan  beberapa  oksibarbital

untuk  anastesi  umum.  Untuk  efek antikonvulsi umumnya diberikan oleh berbiturat

yang mengandung substitusi 5-fenil misalnya fenobarbital.

1. Farmakokinetik 

Barbiturat secara oral diabsorpsi cepat dan sempurna dari lambung

dan usus halus kedalam darah. Secara IV barbiturat digunakan untuk mengatasi

status epilepsi  dan  menginduksi  serta mempertahankan  anastesi  umum.  Barbiturat

didistribusi secara luas dan dapat melewati plasenta, ikatan dengan protein plasma

sesuai dengan kelarutan dalam lemak; tiopental yang terbesar.Barbiturat  yang

mudah larut  dalam  lemak,  misalnya  tiopental dan metoheksital, setelah

pemberian secara IV, akan ditimbun di jaringan lemak dan otot. Hal ini

akan menyebabkan kadarnya dalam plasma dan otak turun dengancepat.

Barbiturat yang kurang lipofilik, misalnya aprobarbital dan fenobarbital,

Page 13: Sedatif Hipnotik

13

dimetabolisme hampir sempurna didalam hati sebelum diekskresi di ginjal. Pada

kebanyakan kasus, perubahan pada fungsi ginjal tidak mempengaruhi

eliminasi obat. Fenobarbital diekskresi ke dalam urine dalam bentuk tidak berubah

sampaijumlah tertentu (20-30 %) pada manusia.Faktor  yang  mempengaruhi

biodisposisi  hipnotik  dan  sedatif dapat dipengaruhi oleh berbagai hal terutama

perubahan pada fungsi hati sebagai akibat dari penyakit, usia tua yang

mengakibatkan penurunan kecepatan pembersihan obat  yang  dimetabolisme

yang  terjadi  hampir  pada  semua  obat golongan barbiturat.

2. Indikasi

Penggunaan barbiturat sebagai hipnotik sedatif telah menurun secara nyata

ka r ena   e f ek   t e rhadap SSP ku rang spe s i f i k   yang   t e l ah  banyak

d igan t i kan o l eh golongan benzodiazepine. Penggunaan pada anastesi masih

banyak obat golongan barbiturat yang digunakan, umumnya tiopental dan

fenobarbital.

1. Tiopental

• Di gunakan untuk induksi pada anestesi umum.

• Operasi yang singkat (reposisi fraktur, insisi, jahit luka).

• Sedasi pada analgesik regional

• Mengatasi kejang-kejang pada eklamsia, epilepsi, dan tetanus

2 .   F e n o b a r b i t a l

• Untuk menghilangkan ansietas

Page 14: Sedatif Hipnotik

14

• Sebagai antikonvulsi (pada epilepsi)

• Untuk sedatif dan hipnotik

 

3. Kontra Indikasi

Barbiturat tidak boleh diberikan pada penderita alergi barbiturat, penyakit hati

atau  ginjal,  hipoksia,  penyakit  Parkinson.  Barbiturat  juga  tidak  boleh diberikan

pada  penderita  psikoneurotik  tertentu,  karena  dapat  menambah kebingungan di

malam hari yang terjadi pada penderita usia lanjut.

4. Efek Samping

1) Hangover,  Gejala ini merupakan residu depresi SSP setelah efek

hipnotik berakhir. Dapat terjadi beberapa hari setelah pemberian obat dihentikan.

Efek r e s idu  mungk in  be rupa  ve r t i go ,  mua l ,   a t au  d i a r e .  Kadang

kadang   t imbu l kelainan emosional dan fobia dapat bertambah berat.

2) Eksitasi paradoksal,

Pada  bebe rapa   i nd iv idu ,   pemaka i an  u l ang  ba rb i t u r a t (terutama

fenoberbital dan N-desmetil barbiturat) lebih menimbulkan eksitasidari pada

depresi. idiosinkrasi ini relative umum terjadi diantara penderita usia lanjut

dan lemah.

3) Rasa nyeri,

Barbiturat sesekali menimbulkan mialgia, neuralgia, artalgia,

terutama pada  penderita  psikoneurotik  yang  menderita  insomnia.  Bila diberikan

Page 15: Sedatif Hipnotik

15

dalam keadaan nyeri, dapat menyebabkan gelisah, eksitasi, dan bahkan

delirium.

4) Alergi, 

Reaksi alergi terutama terjadi pada individu alergik. Segala bentuk

hipersensitivitas dapat timbul, terutama dermatosis. Jarang terjadi dermatosiseks-

foliativa yang berakhir  fatal  pada  penggunaan  fenobarbital,  kadang-kadang

disertai demam, delirium dan kerusakan degeneratif hati.

5) Interaksi Obat

Reaksi obat, Kombinasi barbiturat dengan depresan SSP lain misal etanol

akan meningkatkan efek depresinya; Antihistamin, isoniasid, metilfenidat,

dan penghambat MAO juga dapat menaikkan efek depresi barbiturat.

Interaksi  obat yang paling  sering melibatkan  hipnotik-sedatif

adalah interaksi dengan obat depresan susunan saraf pusat lain, yang menyebabkan

efek  ad i t i f . E fek ad i t i f   yang j e l a s dapa t   d i r ama lkan  dengan

penggunaan minuman beralkohol,  analgesik  narkotik,  antikonvulsi,

fenotiazin  dan  obat-obat  antidepresan golongan trisiklik.

 

3. Nonbarbiturat – Nonbenzodiazepin

A. Propofol

Propofol adalah zat subsitusi  isopropylphenol (2,6 diisopropylphe-

nol) yang digunakan secara intravena sebagai 1% larutan pada zat aktif

Page 16: Sedatif Hipnotik

16

yang terlarut,serta mengandung 10% minyak kedele, 2,25% gliserol, dan

1,2% purified egg phosphatide.

1 .   M e k a n i s m e   K e r j a

Propofol  relatif  bersifat  selektif  dalam  mengatur  reseptor  gammaami -

nobu ty r i c a c id   (GABA)  dan   t ampaknya t i dak  menga tu r   ligand-

gate ionchannel  lainnya.  Propofol  dianggap memiliki efek sedatif  hipnotik

melaluiinteraksinya dengan reseptor GABA. GABA adalah salah satu

neurotransmiter penghambat  di  SSP.  Ketika  reseptor  GABA  diaktivasi,

penghantar  kloridatrans membrane meningkat dan menimbulkan

hiperpolarisasi di membran sel postsinaps dan menghambat fungsi neuron

post sinaps. Interaksi propofol (termasuk barbiturat dan etomidate) dengan

reseptor komponen spesifik reseptor GABA menurunkan neurotransmitter

penghambat. Ikatan GABA meningkatkan durasi

pembukaan  GABA  yang   t e r ak t i f a s i  me l au i chloride channel  sehingga

terjadi hiperpolarisasi dari membran sel.

2 .   F a r m a k o k i n e t i k  

Propofol didegradasi di hati melalui metabolisme oksidatif hepatik

oleh cytochrome P-450. Namun, metabolisme tidak hanya dipengaruhi

hepatic tetapi juga  ekstrahepatik.  Metabolisme  hepatik  lebih  cepat  dan  lebih

banyak menimbulkan  inaktivasi  obat  dan  terlarut  air  sementara  metabolisme

asamglukoronat diekskresikan melalui ginjal. Propofol membentuk 4-

hydroxypropofololeh sitokrom P450. Propofol yang berkonjugasi dengan

Page 17: Sedatif Hipnotik

17

sulfat dan glukoronide m e n j a d i   t i d a k   a k t i f   d a n   b e n t u k

4   h y d r o x y p r o p o f o l y a n g   m e m i l i k i   1 / 3   e f e k   hipnotik. Kurang

dari 0,3% dosis obat diekskresikan melalui urin. Waktu paruhpropofol

adalah 0,5 – 1,5 jam tapi yang lebih penting sensitive half time dari propofol

yang digunakan melalui infus selama 8 jam adalah kurang dari  40 menit.Maksud dari

sensitive half time adalah pengaruh minimal dari durasi infus karena metabolisme

propofol yang cepat ketika infus dihentikan sehingga obat kembali dari

tempat simpanan jaringan ke sirkulasi.

3. Penggunaan  Klinis

P ropo fo l men j ad i p i l i han oba t i nduks i t e ru t ama ka rena cepa t

dan e f ek  mengembalikan kesadaran yang komplit. Infus intravena

propofol dengan atautanpa obat anestesia lain menjadi metode yang sering

digunakan sebagai sedasiatau sebagai  bagian penyeimbang atau anestesi

total iv. Penggunaan propofolmelalui infus secara terus menerus sering

digunakan di ruang ICU.

B. Ketamin

Ketamin adalah derivat phencyclidine yang menyebabkan “disosiati

veanesthesia” yang ditandai dengan disosiasi EEG pada talamokortikal

dan sistemlimbik. Disosiative anesthesia ini menyerupai kedaan kataleptik

dimana mata pasien terbuka dan diikuti nistagmus yang lambat. Berbagai

Page 18: Sedatif Hipnotik

18

derajat hnipertonus dan perpindahan otot yang tanpa tujuan sering terjadi

pada proses pembedahan

C. Dextromethorphan

Dextromethorphan (d-isomer dari levophanol) adalah NMDA

antagonis dengan afinitas ringan yang sering digunakan sebagai penghambat respon

batuk disentral. Obat ini memiliki efek yang seimbang dengan kodein

sebagai antitusif tetapi  tidak  memiliki  efek  analgesik  Tidak  seperti  kodein,

obat  ini  tidak menimbulkan efek sedasi atau gangguan sistem

gastrointestinal. DMP memiliki e f ek   eu fo r i a   s eh ingga   s e r i ng  d i s a l ah

gunakan .  Tanda  dan  gen j a l a   penggunaan berlebihan DMP adalah

hipertensi sistemik, takikardia, somnolen, agitasi, ataxia,diaporesis, kaku otot,

kejang, koma, penurunan suhu tubuh. Hepatotoksisitas meningkat pada

pasien yang mendapat DMP dan asetamenofen.

Page 19: Sedatif Hipnotik

19

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Hipnotik sedatif adalah istilah untuk obat-obatan yang mampu

mendepresisistem saraf pusat. Sedatif adalah substansi yang memiliki aktifitas

Moderate yang memberikan efek menenangkan, sementara hipnotik adalah substansi

yang dapatmemberikan  efek  mengantuk  dan  yang  dapat  memberikan  onset serta

mempertahankan tidur.

Obat-Obatan hipnotik sedatif terbagi menjadi tiga jenis  yakni

golongan benzodiazepin, barbiturat, dan bukan keduanya.Obat golongan

benzodiazepine berkerja  pada  reseptor gamma-aminobutyric  acid.

Efek  farmakologi benzodiazepin  merupakan  akibat  aksi gamma-

aminobutyric  acid  sebagai neurotransmitter penghambat di otak.

Benzodiazepine meningkatkan kepekaan reseptor  gamma-aminobutyric  acid

terhadap  neurotransmitter  penghambat sehingga kanal klorida terbuka dan terjadi

hiperpolarisasi post sinaptik membrane s e l   dan  mendorong  pos t s i nap t i k

membran   s e l t i dak dapa t   d i eks i t a s i .  Con toh preparat benzodiazepin

antara lain midazolam, alprazolam, diazepam, clobazam.

Obat-obatan barbiturat bekerja pada neurotansmiter penghambat (gamma -

aminobutyric acid) pada sistem saraf pusat. Aktifasi reseptor ini

Page 20: Sedatif Hipnotik

20

meningkatkan konduktase klorida transmembran, sehingga terjadi

hiperpolarisasi membran selpos t s i naps .  Con toh  oba t -oba t an go longan

ba rb i t u r a t   an t a r a   l a i n   t i open t a l   dan phenobarbital.

Beberapa obat lain yang bukan jenis barbiturat dan banzodiazepin

yangsering digunakan sebagai obat sedasi dan hipnotik antara lain: propofol,

ketamin,dextromethorphan.

SARAN

 Untuk Pembaca

Hipnotik sedatif adalah istilah untuk obat-obatan yang mampu

mendepresisistem saraf pusat. Sedatif adalah substansi yang memiliki aktifitas

Moderate yang memberikan efek menenangkan, sementara hipnotik adalah substansi

yang dapatmemberikan  efek  mengantuk  dan  yang  dapat  memberikan  onset serta

mempertahankan tidur.

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi

pembaca untuk mendalami dan memahami tentang penejelasan mengenai Hipnotik-

Sedativ. Akan tetapi banyak sekali kesalahan yang mungkin terdapat dalam makalah

ini, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semata. Oleh karena itu, kritik

dan saran kami terima untuk membenahi dan memperbaiki isi makalah ini. Terima

kasih.

Page 21: Sedatif Hipnotik

21

Untuk Peneliti berikutnya

Untuk peneliti berikutnya di sarankan agar dalam pembuatan makalah dengan

judul yang sama semacam ini di haruskan lebih jelas dan lebih terperinci di

bandingkan dengan makalah ini, karena penulis sadar jika makalah yang di buat jauh

dari kesempurnaan.

Page 22: Sedatif Hipnotik

22

DAFTAR PUSTAKA

1. Stoelting  RK,  Hillier  SC.  Opioid  Agonists  and  Antagonists.  In  :

Pharmacology & Physiology in Anestetic Practice 4th Edition.

Philadelphia :Lipincott William & Wilkins; 2006, 87-126

2. Nelson.,  M.H,  2006.  Sedative  Hipnotic  Drugs.  (Dikutip  dari  :http://pharmacy

.wingate.edu/faculty/mnelson/PDF/Sedative_Hypnotics.pdf    tanggal 16 Agustus

2010)

3. Stoelting  RK,  Hillier  SC.  Benzodiazepines.  In  : Pharmacology  &Physiology

in Anestetic Practice 4th Edition. Philadelphia : Lipincott William& Wilkins; 2006,

140-1534 . T j ay TH, Raha rd j a K . Seda t i va dan H ipno t i ka . I n :

Oba t -oba t Pen t i ng Edisi Ke-5. Jakarta : Gramedia; 2002, 364-372

4. Stoelting RK, Hillier SC. Nonbarbiturate Intravenous Anesthetic Drugs. In:

Pharmacology & Physiology in Anestetic Practice 4th Edition. Philadelphia :Lipincott

William & Wilkins; 2006, 153-178

5. http://nursidiqkr3nyahoocom.blogspot.com/2010/05/sedativa-dan-hipnotika-

penenang.html