UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf ·...

14
UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % BATANG JAKA TUWA (Scoparia dulcis Linn) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER HALAMAN JUDUL Disusun sebagai salah satu sayarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Oleh: DYAH AYU PURWITA SARI J 500 140 021 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM

Transcript of UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf ·...

Page 1: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % BATANG

JAKA TUWA (Scoparia dulcis Linn) TERHADAP MENCIT JANTAN

GALUR SWISS WEBSTER

HALAMAN JUDUL

Disusun sebagai salah satu sayarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Oleh:

DYAH AYU PURWITA SARI

J 500 140 021

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM

Page 2: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

i

Page 3: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

ii

Page 4: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

iii

Page 5: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

1

UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % BATANG

JAKA TUWA (Scoparia dulcis Linn) TERHADAP MENCIT JANTAN

GALUR SWISS WEBSTER

Abstrak

Tumbuhan Jaka Tuwa (Scopria dulcis Linn) memiliki kandungan flavonoid, tannin

dan saponin yang memiliki efek hipnotik sedatif. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70 % batang Jaka Tuwa (Scoparia

dulcis Linn) dalam memberikan efek hipnotik-sedatif terhadap mencit jantan galur

Swiss Webster. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium

dengan desain post test only with control group design. Kelompok kontrol

digunakan sebagai pembanding, kemudian mengevaluasi hasilnya. Objek

penelitian 30 ekor mencit jantan galur Swiss Webster, berat badan 20-30 gram,

berumur selita 2-3 bulan yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan Teknik simple

random sampling, kontrol negatif (aquades), kontrol positif (diazepam 1mg/kgBB

mencit), kelompok perlakuan dosis 1 (50mg/kgBB), dosis II (100mg/kgBB) dan

dosis III (200 mg/kgBB). Onset tidur dihitung sejak pemberian perlakuan sampai

hilangnya righting reflex. Penelitian dianalisa menggunakan uji post test only dan

one way ANOVA dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test. Ekstrak etanol 70% batang

Jaka Tuwa dosis III (200mg/kgBB) memiliki efek hipnotik sedatif yaitu

mempercepat onset tidur mencit dengan rerata 29,3 menit (p<0,05). Sedangkan

pada dosis I (50mg/kgBB) dan dosis II (100mg/kgBB) dengan rerata onset tidur

yaitu 93,5 menit dan 88 menit, dengan nilai p>0,005 sehingga tidak bermakna

secara statistic. Pada uji statistic one way ANOVA menunjukkan nilai p=0,000

(p<0,05), sehingga terdapat perbedaan signifikan onset tidur mencit antar

kelompok. Pemberian ekstrak etanol 70% batang Jaka Tuwa (Scoparia dulcis Linn)

dosis 200mg/kgBB mempunyai efek hipnotik sedatif yang lebih baik dari diazepam

pada mencit jantan galur Swiss Webster.

Kata Kunci : Ekstrak Batang Jaka Tuwa, Scoparia dulcis Linn, Gangguan Tidur,

Efek Hipnotik Sedatif

Abstract

Scoparia dulcis Linn contains flavonoids, tannins and saponins which have sedatif

hypnotic effect. This study aims to determine the effect of 70% ethanolic extract of

Scoparia dulcis Linn stem in giving hypnotic-sedatif effects on Swiss Webster male

mice. This study is a laboratory experimental research with post test only control

group design. The control group was used for comparison and evaluation. The

objects of the study were 30 Swiss Webster male mice, weight 20-30 grams, 2-3

months old, divided into 5 groups with simple random sampling technique. Negatif

control group (aquadest), positive control group (diazepam 1 mg/kgBW mice),

treatment group dose I (50 mg/kgBW), dose II (100 mg/kgBW) and dose III (200

Page 6: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

2

mg/kgBW). The sleep onset was calculated from the time treatment was given until

the loss of righting reflex. The research was analyzed using post test only and one

way ANOVA followed by Post Hoc Test. The ethanol extract of 70% stem Jaka Tuwa

dose III (200mg / kgWB) had sedative hypnotic effect that accelerated the onset of

mice sleep with mean of 29.3 min (p <0,05). While at the dose I (50mg / kgWB) and

dose II (100mg / kgWB) with an average of sleep onset of 93.5 minutes and 88

minutes, with p> 0.005 so it is not statistically significant. In one way ANOVA

statistic test showed p value = 0.000 (p <0,05), so there was significant difference

of onset of sleep of mice between group. The 70% ethanol extract of Jaka Tuwa

(Scoparia dulcis Linn) stem dose of 200mg / kgWB has a better sedative hypnotic

effect than diazepam in Swiss Webster strain mice.

1. PENDAHULUAN

Insomnia adalah kondisi yang pervasif. Sekitar sepertiga sampai

seperempat populasi di negara-negara industri melaporkan masalah gangguan

tidur dalam kehidupan mereka dan sekitar 1% menderita insomnia persisten

(Ohayon, 2002). Studi berbasis populasi menunjukkan bahwa sekitar 30% dari

populasi umum mengeluhkan gangguan tidur, sementara sekitar 10% memiliki

gejala gangguan fungsional siang hari yang sesuai dengan diagnosis insomnia

(Roth, 2007).

Obat sedatif adalah obat yang dapat mengurangi kecemasan dan

menimbulkan efek menenangkan dengan sedikit atau tidak ada efek pada fungsi

motorik atau mental. Obat hipnotik dapat menimbulkan rasa mengantuk,

memperlama dan mempertahankan tidur. Beberapa golongan obat yang tersebut

adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan

tidak rasional obat hipnotik-sedatif yang tersedia saat ini dapat menyebabkan

ketergantungan fisik dan gejala putus obat (Katzung, 2013; Wiria, 2007).

Moniruzzaman (2015) membuktikan bahwa ekstrak etanol tumbuhan

Jaka Tuwa (Scoparia dulcis Linn) memberikan efek hipnotik-sedatif, namun

tidak dijelaskan berapa konsentrasi pelarut etanol yang digunakan. Etanol

merupakan pelarut yang bersifat polar, terdiri dari gugus OH yang membantu

melarutkan molekul polar (Thoha et al,. 2009). Pada penelitian sebelumnya

dijelaskan bahwa etanol 70% lebih polar yang menyebabkan kandungan

metabolit sekunder seperti saponin dan flavonoid dapat larut dengan baik.

Keuntungan lain dari pelarut etanol konsentrasi 70% yaitu sangat mudah

Page 7: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

3

ditemukan dengan harga yang terjangkau (Azis et al, 2014; Faturrachman,

2014).

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

apakah ekstrak etanol 70% batang Jaka Tuwa (Scoparia dulcis Linn) dapat

memberikan efek hipnotik-sedatif pada mencit jantan galur Swiss Webster.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium

dengan desain post test only with control group design. Kelompok kontrol

digunakan sebagai pembanding, kemudian mengevaluasi hasilnya.

Perlakuan pada mencit jantan galur Swiss Webster dilakukan di

Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Surakarta pada bulan Desember 2017. Mencit diperoleh

dari Laboraturium Farmakologi UMS berupa Mencit jantan, strain Swiss

Webster, sehat dan mempunyai aktivitas normal, berumur kurang lebih 3

bulan dengan berat 20-30 gram. Variabel bebas penelitian adalah ekstrak

batang Jaka Tuwa dan variable terikat penelitian ini adalah efek hipnotik

sedative.

Pada penelitian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol

positif, kontrol negative, dosis 50mg/kgBB, 100mg/kgBB dan

200mg,kgBB. Kontrol positif menggunakan diazepam 1mg/kgBB, kontrol

negative menggunakan akuades.

Pembuatan ekstrak batang Jaka Tuwa menggunakan metode

maserasi. Batang Jaka Tuwa dikeringkan dan digiling hingga menjadi

simplisia. Simplisia direndam dengan etanil 70% selama 5 hari. Rendaman

simplisia disaring kemudian diuapkan menggunakan rotatory evaporator

dan akan didapatkan ekstrak kental berwarna hijau-kehitaman.

Efek hipnotik sedative pada mencit dinilai dengan timbulnya onset

tidur, yaitu sejak pemberian onset sampai mencit tertidur.

Page 8: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL

3.1.1. Hasil Determinasi

Telah dilakukan determinasi tanaman yang dilakukan di

Dinas Kesehatan UPT Materia Medica Batu Malang dengan

menggunakan sampel tanaman yang digunakan sebagai bahan

pembuatan ekstrak etanol 70%. Hasil determinasi dengan kunci

determinasi 1b-2b-3b-4b-6ab-6a-34b-37b-38b-39b-40a-1a-2b-2.

3.1.2. Randemen

Rendemen ekstrak digunakan untuk membandingkan

antara ekstrak yang digunakan dengan simplisia (batang Jaka

Tuwa). Rendemen dihitung dengan membandingkan jumlah

ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal yang digunakan.

Perhitngan pada penelitian :

Berat kering simplisia : 750 gram

Berat hasil ekstrak : 149,3 gram

Rendemen : 149,3

750 = 0,19 gram

Dari hasil diatas, jadi 1 gram batang Jaka Tuwa kering = 0,19

gram ekstrak kental.

3.1.3. Hasil Uji Efek Hipnotik Sedatif

Hasil penghitungan onset tidur pada masing-masing

kelompok dapat dilihat dari table 1.

Page 9: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

5

Table 1 Onset Tidur Tiap Kelompok dalam Uji Efek Ekstrak

Batang Jaka Tuwa (Scoparia dulcis Linn) terhadap Mencit Jantan

Galur Swiss Webster

Onset Tidur

Mencit

Aquades

(-)

(menit)

Diazepam

(+)

(menit)

P1 P2 P3

50

mg/kgBB

(menit)

100

mg/kgBB

(menit)

200

mg/kgB

(menit)

1 75 34 73 117 36

2 101 22 92 99 22

3 95 38 87 85 17

4 110 51 105 88 58

5 104 41 101 103 33

6 97 53 103 36 10

Rata-rata

± SD

97±12,02

39,3±11,4

93,5±12,2

88±27,9

29,3±17,08

Berdasarkan hasil one way ANOVA didapatkan hasil perbedaan

onset tidur yang signifikan dari kelima kelompok yang ditunjukkan dengan

p (sig)= 0,000. Nilai p<0,05 berarti H0 ditolak dan terdapat paling tidak satu

kelompok yang berbeda. Uji post hoc LSD dilakukan untuk mengetahui

kelompok mana yang berbeda.

3.2. PEMBAHASAN

Pada kelompok kontrol positif dibandingkan dengan kelompok

perlakuan dosis 50mg/kgBB dan 100mg/kgBB didapatkan hasil berbeda

bermakna. Hal ini berarti pada kontrol positif memiliki efek yang lebih baik

daripada dosis tersebut. Pada kelompok kontrol positif (diazepam) dengan

kelompok perlakuan dosis 200mg/kgBB menunjukkan hasil berbeda tidak

bermakna, berarti bahwa pada dosis tersebut memiliki efek yang sama, jika

dibandingkan dengan kontrol positif.

Diazepam merupakan golongan benzodiazepin yang bekerja dengan

cara berikatan dengan komponen makromolekul reseptor GABAA di

membran neuron system saraf pusat. Pengikatan tersebut mengakibatkan

Page 10: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

6

terbukanya kanal klorida, memungkinkan masuknya ion klorida ke dalam

sel, peningkatan potensial listrik di sepanjang membrane sel dan

menyebabkan sel sukar tereksitasi. (Katzung et al., 2013 ; Wiria, 2013).

Gamma Aminobutyric Acid (GABA) adalah neurotransmiter paling umum

di system saraf pusat, bekerja dengan mengurangi rangsangan neuron

sehingga GABA menghasilkan efek menenangkan (Fox et al., 2011).

Pada perlakuan antarkelompok didapatkan hasil dosis 200mg/kgBB

memiliki hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan dosis 50mg/kgBB

dan dosis 100mg/kgBB. Dalam penelitian ini berarti bahwa kandungan

ekstrak batang Jaka Tuwa (Scoparia dulcis Linn) lebih tinggi berada pada

dosis 200mg/kgBB. Sehingga dapat bekerja lebih maksimal dalam

memberikan efek hipnotik sedatif pada mencit jantan galur Swiss Webster.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi

dosis maka akan menimbulkan efek hipnotik sedatif yang lebih cepat

(Katzung, 2013).

Ekstrak batang Jaka Tuwa mempunyai efek hipnotik sedatif yang

dikarenakan mengandung senyawa kimia seperti flavonoid, tanin dan

saponin (Jose et al., 2015; Agrawal et al , 2014; Ghani, 2003). Senyawa

tersebut memiliki efek hipnotik sedatif (Hidayati, 2013; Purnomo, 2004;

Jiang, 2007; Takahashi, 1986).

Pembuatan ekstrak etanol 70% batang Jaka Tuwa dilakukan dengan

metode maserasi. Etanol memiliki rumus molekul C2H5OH dimana C2H5

merupakan gugus yang bersifat nonpolar dan OH merupakan gugus yang

bersifat polar, sehingga pelarut etanol dapat menarik kandungan kimia yang

bersifat polar maupun polar (Voight, 1995). Pelarut yang digunakan dalam

maserasi adalah etanol 70% yang bertujuan untuk menarik semua

komponen kimia di dalam batang Jaka Tuwa, karena pelarut etanol

merupakan pelarut universal yang dapat menarik senyawa-senyawa yang

larut dalam pelarut non polar (Synder et al., 1997).

Flavonoid merupakan senyawa yang bersifat non polar namun

memiliki gugus gula yang menyebabkan flavonoid dapat larut dalam pelarut

Page 11: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

7

polar maupun non polar (Fidiyani et al., 2015 ; Kar et al., 2006). Flavonoid

merupakan keluarga baru dari ligan reseptor benzodiazepin yang memiliki

efek sedatif yang dimediasi oleh ionotropika GABA, khususnya GABAA

melalui benzodiazepin binding site (Hanrahan et al., 2011 ; Johnson et al.,

2009 ; Ren et al., 2011). Komponen amentoflavon pada flavonoid dapat

memodulator reseptor GABAA dan menunjukkan afinitas tinggi terhadap

benzodiazepine binding site (Wasowski dan Marder, 2012). Ikatan senyawa

flavonoid dengan reseptor GABAA menyebabkan terbukanya kanal korida

dan hiperpolarisasi membran yang kemudian menurunkan potensial aksi

dan menyebabkan efek sedasi-hipnotik (Alnamer et al., 2012).

Tanin merupakan senyawa metabolik yang bersifat polar yang dapat

larut dalam air maupun etanol (Sulastri, 2009). Tanin juga memiliki efek

depresi SSP non spesifik (Takahashi, 1986).

Saponin adalah senyawa bersifat polar yang dapat berikatan dengan

reseptor GABA. Ikatan tersebut mengakibatkan saluran ion klorida terbuka,

kemudian terjadi hiperpolarisasi dan menurunkan eksitasi, sehingga timbul

rasa kantuk bahkan sampai tidur (Purnomo, 2004 ; Shalabi & Sanaa, 2012 ;

Fidiyani et al., 2015).

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian uji efektivitas ekstrak batang Jaka

Tuwa (Scoparia dulcis Linn) terhadap mencit jantan galur Swiss Webster

maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% batang Jaka

Tuwa (Scoparia dulcis Linn) dosis 200mg/kgBB mempunyai efek hipnotik

sedatif pada mencit jantan galur Swiss Webster dibandingkan dengan

perlakuan dengan dosis 200mg/kgBB.

PERSANTUNAN

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Dr. Safari Wahyu

Jatmiko, M.Si.Med, Dr. Retno Sintowati, M.Sc. dan Ibu Riandini Aisyah, S.Si,

M.Sc. yang telah membimbing, memberikan saran dan nasihat kepada penulis

Page 12: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

8

dalam skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semoga skripsi

ini dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, S. K., Karthikeyan, V., Parthiban. P., 2015. Pharmacognostic And

Physiochemical Standarization Of The Leaves Of Scoparia dulcis

L. Int. J. Pharm. Sci. 3(2)., p. 138.

Angad. V., Goutam. K. R., Jana., Saikat. S., Raja. S., Sandeep. S., Ashutosh.

M. 2010. Pharmacological Evaluation of Saraca indica Leaves for

Central Nervous System Depressant Activity in Mice. J. Pharm. Sci.

& Res. 2 (6)., pp. 338-343.

Alnamer. R., Alaoui. K., Bouidida. E. H., Benjouad. A., Cherrah. Y. 2012.

Sedatif and Hypnotic Activities of the Methanolic and Aqueous

Extracts of Lavandula Officinalis from Morocco. Adv. Pharmacol.

Sci. 1(5).. p. 31

Azis, T., Febrizky, S., dan Mario, A., 2014. Pengaruh Jenis Pelarut

Terhadap Persen Yield akaloid dari Daun Salam India (Murraya

koenigii). J Tek Kim UNSRI. 20(2)., p.5.

Backer, A & Brink, V. D. B., 1965. Flora of Java (Spermatophytes Only).

Volume 3.The Nederlands: Noordhoff-Groningen.p. 246.

Departemen Kesehatan., 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis

Gangguan Jiwa di Indonesia. Edisi III. Jakarta : Direktorat

Kesehatan RI., p. 237.

Faturrachman, D. A., 2014. Pengaruh Konsentrasi Pelarut Terhadap

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Anonna

muricate L.) dengan Metode Perendaman Radikal Bebas DPPH.

Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah. Skripsi.

Fernandez. S., Wasowski. A. C. C., Paladini., Marde. M., 2004. Sedatif and

sleep-enhancing properties of linarin, a flavonoid-isolated from

Valeriana officinalis. Pharmacol Biochem Behav. 77(2). pp.399–

404.

Firdiyani. F., Agistini. T W., Ma’ruf. W. F., 2015. Ekstraksi Senyawa

Bioaktif Sebagai Antioksidan Alami Spirulina platensis Segar

dengan Pelarut yang Berbeda. JPHPI. 18(1), pp. 32-3.

Fox. C., Liu. H., Kaye. A. D., Manchikanti. L., Trescot. A. M., Christo. P.

J. 2011. Clinical Aspects of Pain Medicine and Interventional Pain

Page 13: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

9

Management: A Comprehensive Review. Paducah, KY: ASIP

Publishing., pp. 543–52.

Ghani. A., 2003.Medicinal Plant of Bangladesh with Chemical Constituents

and Uses. 2nd Edition. Bangladesh : Asiatic Society of Bangladesh.,

p.223.

Griffin. C. E., Kaye. A.M., Bueno. F.R., Kaye. A.D. 2013. Benzodiazepin

Pharmacology and Central Nervous System–Mediated Effects.

OCHSNER. J . 13(2)., p. 217.

Hanraham, J. R., Chebib, M. dan Johnston, G. A. R. 2011. Flavonoid

Modulation of GABAA receptors. BJB, 163(2), pp. 234-35.

Harvey. R. A dan Champe. P. C., 2013. Farmakologi Ulasan Bergambar

.Edisi 4. Jakarta : EGC., pp. 124-130.

Hernani. 2011. Pengembangan Biofarmaka Sebagai Obat Herbal Untuk

Kesehatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman, 7(1),

pp. 20-1

Hidayati, A. Uji Ekstrak n-Heksan dari Daun Kratom (Mitragyna speciose

Korth.) Pada Mencit Jantan Galur BALB/c. Pontianak : Universitas

Tanjungpura. Skripsi.

Huang. F., Xiong. Y., Xu. L., Ma. S., Dou. C. 2007. Sedatif and Hypnotic

Activities Of The Ethanol Fraction From Fructus schisandrae In

Mice And Rats. J. Ethnopharmacol. 1(10)., pp: 471– 75.

Jiang. J. G., Huang. X. G., Chen. J., Lin. Q. S., 2007. Comparison Of The

Sedatif And Hypnoticeffects Of Flavonoids, Saponins, And

Polysaccharides Extracted From Semen ziziphus jujube. Nad Prod

Res. 21(4). pp. 310-20.

Jose, S. dan Adikay, S. 2015. Effect of the Ethanolic Extract of Scoparia

dulcis in Cisplatin Induced Nephrotoxicity in Wistar Rats. IJPER.

49(4), p. 68

Katzung. B. G., Masters. S. B., Trevor. A. J., 2013. Farmakologi Dasar dan

Klinik. Edisi 12.Jakarta : EGC., pp.415-28

Moniruzzaman, Md., Atikur Rahman, Md., Ferdous, A., 2015. Evaluation

of Sedatif and Hypnotic Activity of Ethanolic Extract of Scoparia

dulcis Linn. eCAM. 2015. pp. 1-6.

Ohayon. M. N., 2002. Epidemiology of Insomnia : What We Know And

What We Still Need To Learn. Sleep Med Rev. 6(2). pp. 97-111.

Purnomo, L., Darsono, L., dan Santoso, S. 2004. Efektivitas Infusa Kayu

Ules (Helicteres isora L) Sebagai Obat Hipnotik Sedatif. JKM, 3(2),

p. 103.

Page 14: UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf · adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan tidak

10

Ren. L., Wang. F., Xu. Z., Chan. W. M., Zhao. C., Xue. H. 2011. Effects of

Flavone 6-Substitution on GABAA Receptor Efficacy. Europian

Journal Of Pharmacology., 670()., pp. 121-9

Roth. T., 2007. Insomnia: Definition, Prevelence, Etiology, and

Consequences. Sleep Disorder and Research Center, Henry Ford

Hospital Detroit. J. Clin. Sleep Med. 3(5)., pp.7-10.

Shalaby. E. A., Sanaa. M. M. S. 2012. Comparison Of DPPH And ABTS

Assays For Determining Antioxidant Potential Of Water And

Methanol Extracts Of Spirulina platensis. Indian Journal of Geo-

Marine Sciences. 42(5)., pp. 556-64.

Sulastri. T. 2009. Analisis Kadar Tanin Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol

pada Biji Pinang Sirih (Areca Catechu. L). Jurnal Chemica. 10(1).,

p. 60.

Synder. C.R., Kirkland. J. J., Glajach. J. L. 1997. Practical HPLC Method

Development, Second Edition. New York: John Wiley and Sons,

Lnc. Pp. 722-3

Takahashi. R. N.,De Lima. T.C.M., Morato. G.S., 1986. Pharmacological

Actions Oftannic Acid; II. Evaluation Of CNS Activity In Animals.,

PlantaMed., 52(4)., pp.272–75.

Thoha, M. Y., Sitanggang, A.F. dan Hutahayan, D. R.S. 2009. Pengaruh

Pelarut Isopropil Alkohol 75% dan Etanol 75% Terhadap Ekstraksi

Saponin dari Biji The dengan Variabel Waktu dan Temperatur. JTK,

16(3), p. 3

Voight. R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi kelima. Gajah

Mada Universitas Press. Yogyakarta. p. 82

Wasowski. Cristina., Marder. Mariel. 2012. Flavonoids as GABAA

Receptor Ligands: The Whole Story?. JEP. 14(4)., p. 10-13

Wiria. M. S. S., 2007. Hipnotik-sedatif dan Alkohol. Dalam: Tanu, I. (eds).

Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: FK UI., p. 139.