UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf ·...
-
Upload
truongdang -
Category
Documents
-
view
268 -
download
2
Transcript of UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % …eprints.ums.ac.id/62578/11/NASPUB FULL TEXT.pdf ·...
UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % BATANG
JAKA TUWA (Scoparia dulcis Linn) TERHADAP MENCIT JANTAN
GALUR SWISS WEBSTER
HALAMAN JUDUL
Disusun sebagai salah satu sayarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Oleh:
DYAH AYU PURWITA SARI
J 500 140 021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM
i
ii
iii
1
UJI EFEK HIPNOTIK-SEDATIF EKSTRAK ETANOL 70 % BATANG
JAKA TUWA (Scoparia dulcis Linn) TERHADAP MENCIT JANTAN
GALUR SWISS WEBSTER
Abstrak
Tumbuhan Jaka Tuwa (Scopria dulcis Linn) memiliki kandungan flavonoid, tannin
dan saponin yang memiliki efek hipnotik sedatif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70 % batang Jaka Tuwa (Scoparia
dulcis Linn) dalam memberikan efek hipnotik-sedatif terhadap mencit jantan galur
Swiss Webster. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium
dengan desain post test only with control group design. Kelompok kontrol
digunakan sebagai pembanding, kemudian mengevaluasi hasilnya. Objek
penelitian 30 ekor mencit jantan galur Swiss Webster, berat badan 20-30 gram,
berumur selita 2-3 bulan yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan Teknik simple
random sampling, kontrol negatif (aquades), kontrol positif (diazepam 1mg/kgBB
mencit), kelompok perlakuan dosis 1 (50mg/kgBB), dosis II (100mg/kgBB) dan
dosis III (200 mg/kgBB). Onset tidur dihitung sejak pemberian perlakuan sampai
hilangnya righting reflex. Penelitian dianalisa menggunakan uji post test only dan
one way ANOVA dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test. Ekstrak etanol 70% batang
Jaka Tuwa dosis III (200mg/kgBB) memiliki efek hipnotik sedatif yaitu
mempercepat onset tidur mencit dengan rerata 29,3 menit (p<0,05). Sedangkan
pada dosis I (50mg/kgBB) dan dosis II (100mg/kgBB) dengan rerata onset tidur
yaitu 93,5 menit dan 88 menit, dengan nilai p>0,005 sehingga tidak bermakna
secara statistic. Pada uji statistic one way ANOVA menunjukkan nilai p=0,000
(p<0,05), sehingga terdapat perbedaan signifikan onset tidur mencit antar
kelompok. Pemberian ekstrak etanol 70% batang Jaka Tuwa (Scoparia dulcis Linn)
dosis 200mg/kgBB mempunyai efek hipnotik sedatif yang lebih baik dari diazepam
pada mencit jantan galur Swiss Webster.
Kata Kunci : Ekstrak Batang Jaka Tuwa, Scoparia dulcis Linn, Gangguan Tidur,
Efek Hipnotik Sedatif
Abstract
Scoparia dulcis Linn contains flavonoids, tannins and saponins which have sedatif
hypnotic effect. This study aims to determine the effect of 70% ethanolic extract of
Scoparia dulcis Linn stem in giving hypnotic-sedatif effects on Swiss Webster male
mice. This study is a laboratory experimental research with post test only control
group design. The control group was used for comparison and evaluation. The
objects of the study were 30 Swiss Webster male mice, weight 20-30 grams, 2-3
months old, divided into 5 groups with simple random sampling technique. Negatif
control group (aquadest), positive control group (diazepam 1 mg/kgBW mice),
treatment group dose I (50 mg/kgBW), dose II (100 mg/kgBW) and dose III (200
2
mg/kgBW). The sleep onset was calculated from the time treatment was given until
the loss of righting reflex. The research was analyzed using post test only and one
way ANOVA followed by Post Hoc Test. The ethanol extract of 70% stem Jaka Tuwa
dose III (200mg / kgWB) had sedative hypnotic effect that accelerated the onset of
mice sleep with mean of 29.3 min (p <0,05). While at the dose I (50mg / kgWB) and
dose II (100mg / kgWB) with an average of sleep onset of 93.5 minutes and 88
minutes, with p> 0.005 so it is not statistically significant. In one way ANOVA
statistic test showed p value = 0.000 (p <0,05), so there was significant difference
of onset of sleep of mice between group. The 70% ethanol extract of Jaka Tuwa
(Scoparia dulcis Linn) stem dose of 200mg / kgWB has a better sedative hypnotic
effect than diazepam in Swiss Webster strain mice.
1. PENDAHULUAN
Insomnia adalah kondisi yang pervasif. Sekitar sepertiga sampai
seperempat populasi di negara-negara industri melaporkan masalah gangguan
tidur dalam kehidupan mereka dan sekitar 1% menderita insomnia persisten
(Ohayon, 2002). Studi berbasis populasi menunjukkan bahwa sekitar 30% dari
populasi umum mengeluhkan gangguan tidur, sementara sekitar 10% memiliki
gejala gangguan fungsional siang hari yang sesuai dengan diagnosis insomnia
(Roth, 2007).
Obat sedatif adalah obat yang dapat mengurangi kecemasan dan
menimbulkan efek menenangkan dengan sedikit atau tidak ada efek pada fungsi
motorik atau mental. Obat hipnotik dapat menimbulkan rasa mengantuk,
memperlama dan mempertahankan tidur. Beberapa golongan obat yang tersebut
adalah barbiturat dan benzodiazepin. Penggunaan secara terus-menerus dan
tidak rasional obat hipnotik-sedatif yang tersedia saat ini dapat menyebabkan
ketergantungan fisik dan gejala putus obat (Katzung, 2013; Wiria, 2007).
Moniruzzaman (2015) membuktikan bahwa ekstrak etanol tumbuhan
Jaka Tuwa (Scoparia dulcis Linn) memberikan efek hipnotik-sedatif, namun
tidak dijelaskan berapa konsentrasi pelarut etanol yang digunakan. Etanol
merupakan pelarut yang bersifat polar, terdiri dari gugus OH yang membantu
melarutkan molekul polar (Thoha et al,. 2009). Pada penelitian sebelumnya
dijelaskan bahwa etanol 70% lebih polar yang menyebabkan kandungan
metabolit sekunder seperti saponin dan flavonoid dapat larut dengan baik.
Keuntungan lain dari pelarut etanol konsentrasi 70% yaitu sangat mudah
3
ditemukan dengan harga yang terjangkau (Azis et al, 2014; Faturrachman,
2014).
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
apakah ekstrak etanol 70% batang Jaka Tuwa (Scoparia dulcis Linn) dapat
memberikan efek hipnotik-sedatif pada mencit jantan galur Swiss Webster.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium
dengan desain post test only with control group design. Kelompok kontrol
digunakan sebagai pembanding, kemudian mengevaluasi hasilnya.
Perlakuan pada mencit jantan galur Swiss Webster dilakukan di
Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta pada bulan Desember 2017. Mencit diperoleh
dari Laboraturium Farmakologi UMS berupa Mencit jantan, strain Swiss
Webster, sehat dan mempunyai aktivitas normal, berumur kurang lebih 3
bulan dengan berat 20-30 gram. Variabel bebas penelitian adalah ekstrak
batang Jaka Tuwa dan variable terikat penelitian ini adalah efek hipnotik
sedative.
Pada penelitian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol
positif, kontrol negative, dosis 50mg/kgBB, 100mg/kgBB dan
200mg,kgBB. Kontrol positif menggunakan diazepam 1mg/kgBB, kontrol
negative menggunakan akuades.
Pembuatan ekstrak batang Jaka Tuwa menggunakan metode
maserasi. Batang Jaka Tuwa dikeringkan dan digiling hingga menjadi
simplisia. Simplisia direndam dengan etanil 70% selama 5 hari. Rendaman
simplisia disaring kemudian diuapkan menggunakan rotatory evaporator
dan akan didapatkan ekstrak kental berwarna hijau-kehitaman.
Efek hipnotik sedative pada mencit dinilai dengan timbulnya onset
tidur, yaitu sejak pemberian onset sampai mencit tertidur.
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. HASIL
3.1.1. Hasil Determinasi
Telah dilakukan determinasi tanaman yang dilakukan di
Dinas Kesehatan UPT Materia Medica Batu Malang dengan
menggunakan sampel tanaman yang digunakan sebagai bahan
pembuatan ekstrak etanol 70%. Hasil determinasi dengan kunci
determinasi 1b-2b-3b-4b-6ab-6a-34b-37b-38b-39b-40a-1a-2b-2.
3.1.2. Randemen
Rendemen ekstrak digunakan untuk membandingkan
antara ekstrak yang digunakan dengan simplisia (batang Jaka
Tuwa). Rendemen dihitung dengan membandingkan jumlah
ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal yang digunakan.
Perhitngan pada penelitian :
Berat kering simplisia : 750 gram
Berat hasil ekstrak : 149,3 gram
Rendemen : 149,3
750 = 0,19 gram
Dari hasil diatas, jadi 1 gram batang Jaka Tuwa kering = 0,19
gram ekstrak kental.
3.1.3. Hasil Uji Efek Hipnotik Sedatif
Hasil penghitungan onset tidur pada masing-masing
kelompok dapat dilihat dari table 1.
5
Table 1 Onset Tidur Tiap Kelompok dalam Uji Efek Ekstrak
Batang Jaka Tuwa (Scoparia dulcis Linn) terhadap Mencit Jantan
Galur Swiss Webster
Onset Tidur
Mencit
Aquades
(-)
(menit)
Diazepam
(+)
(menit)
P1 P2 P3
50
mg/kgBB
(menit)
100
mg/kgBB
(menit)
200
mg/kgB
(menit)
1 75 34 73 117 36
2 101 22 92 99 22
3 95 38 87 85 17
4 110 51 105 88 58
5 104 41 101 103 33
6 97 53 103 36 10
Rata-rata
± SD
97±12,02
39,3±11,4
93,5±12,2
88±27,9
29,3±17,08
Berdasarkan hasil one way ANOVA didapatkan hasil perbedaan
onset tidur yang signifikan dari kelima kelompok yang ditunjukkan dengan
p (sig)= 0,000. Nilai p<0,05 berarti H0 ditolak dan terdapat paling tidak satu
kelompok yang berbeda. Uji post hoc LSD dilakukan untuk mengetahui
kelompok mana yang berbeda.
3.2. PEMBAHASAN
Pada kelompok kontrol positif dibandingkan dengan kelompok
perlakuan dosis 50mg/kgBB dan 100mg/kgBB didapatkan hasil berbeda
bermakna. Hal ini berarti pada kontrol positif memiliki efek yang lebih baik
daripada dosis tersebut. Pada kelompok kontrol positif (diazepam) dengan
kelompok perlakuan dosis 200mg/kgBB menunjukkan hasil berbeda tidak
bermakna, berarti bahwa pada dosis tersebut memiliki efek yang sama, jika
dibandingkan dengan kontrol positif.
Diazepam merupakan golongan benzodiazepin yang bekerja dengan
cara berikatan dengan komponen makromolekul reseptor GABAA di
membran neuron system saraf pusat. Pengikatan tersebut mengakibatkan
6
terbukanya kanal klorida, memungkinkan masuknya ion klorida ke dalam
sel, peningkatan potensial listrik di sepanjang membrane sel dan
menyebabkan sel sukar tereksitasi. (Katzung et al., 2013 ; Wiria, 2013).
Gamma Aminobutyric Acid (GABA) adalah neurotransmiter paling umum
di system saraf pusat, bekerja dengan mengurangi rangsangan neuron
sehingga GABA menghasilkan efek menenangkan (Fox et al., 2011).
Pada perlakuan antarkelompok didapatkan hasil dosis 200mg/kgBB
memiliki hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan dosis 50mg/kgBB
dan dosis 100mg/kgBB. Dalam penelitian ini berarti bahwa kandungan
ekstrak batang Jaka Tuwa (Scoparia dulcis Linn) lebih tinggi berada pada
dosis 200mg/kgBB. Sehingga dapat bekerja lebih maksimal dalam
memberikan efek hipnotik sedatif pada mencit jantan galur Swiss Webster.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi
dosis maka akan menimbulkan efek hipnotik sedatif yang lebih cepat
(Katzung, 2013).
Ekstrak batang Jaka Tuwa mempunyai efek hipnotik sedatif yang
dikarenakan mengandung senyawa kimia seperti flavonoid, tanin dan
saponin (Jose et al., 2015; Agrawal et al , 2014; Ghani, 2003). Senyawa
tersebut memiliki efek hipnotik sedatif (Hidayati, 2013; Purnomo, 2004;
Jiang, 2007; Takahashi, 1986).
Pembuatan ekstrak etanol 70% batang Jaka Tuwa dilakukan dengan
metode maserasi. Etanol memiliki rumus molekul C2H5OH dimana C2H5
merupakan gugus yang bersifat nonpolar dan OH merupakan gugus yang
bersifat polar, sehingga pelarut etanol dapat menarik kandungan kimia yang
bersifat polar maupun polar (Voight, 1995). Pelarut yang digunakan dalam
maserasi adalah etanol 70% yang bertujuan untuk menarik semua
komponen kimia di dalam batang Jaka Tuwa, karena pelarut etanol
merupakan pelarut universal yang dapat menarik senyawa-senyawa yang
larut dalam pelarut non polar (Synder et al., 1997).
Flavonoid merupakan senyawa yang bersifat non polar namun
memiliki gugus gula yang menyebabkan flavonoid dapat larut dalam pelarut
7
polar maupun non polar (Fidiyani et al., 2015 ; Kar et al., 2006). Flavonoid
merupakan keluarga baru dari ligan reseptor benzodiazepin yang memiliki
efek sedatif yang dimediasi oleh ionotropika GABA, khususnya GABAA
melalui benzodiazepin binding site (Hanrahan et al., 2011 ; Johnson et al.,
2009 ; Ren et al., 2011). Komponen amentoflavon pada flavonoid dapat
memodulator reseptor GABAA dan menunjukkan afinitas tinggi terhadap
benzodiazepine binding site (Wasowski dan Marder, 2012). Ikatan senyawa
flavonoid dengan reseptor GABAA menyebabkan terbukanya kanal korida
dan hiperpolarisasi membran yang kemudian menurunkan potensial aksi
dan menyebabkan efek sedasi-hipnotik (Alnamer et al., 2012).
Tanin merupakan senyawa metabolik yang bersifat polar yang dapat
larut dalam air maupun etanol (Sulastri, 2009). Tanin juga memiliki efek
depresi SSP non spesifik (Takahashi, 1986).
Saponin adalah senyawa bersifat polar yang dapat berikatan dengan
reseptor GABA. Ikatan tersebut mengakibatkan saluran ion klorida terbuka,
kemudian terjadi hiperpolarisasi dan menurunkan eksitasi, sehingga timbul
rasa kantuk bahkan sampai tidur (Purnomo, 2004 ; Shalabi & Sanaa, 2012 ;
Fidiyani et al., 2015).
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian uji efektivitas ekstrak batang Jaka
Tuwa (Scoparia dulcis Linn) terhadap mencit jantan galur Swiss Webster
maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% batang Jaka
Tuwa (Scoparia dulcis Linn) dosis 200mg/kgBB mempunyai efek hipnotik
sedatif pada mencit jantan galur Swiss Webster dibandingkan dengan
perlakuan dengan dosis 200mg/kgBB.
PERSANTUNAN
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Dr. Safari Wahyu
Jatmiko, M.Si.Med, Dr. Retno Sintowati, M.Sc. dan Ibu Riandini Aisyah, S.Si,
M.Sc. yang telah membimbing, memberikan saran dan nasihat kepada penulis
8
dalam skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semoga skripsi
ini dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, S. K., Karthikeyan, V., Parthiban. P., 2015. Pharmacognostic And
Physiochemical Standarization Of The Leaves Of Scoparia dulcis
L. Int. J. Pharm. Sci. 3(2)., p. 138.
Angad. V., Goutam. K. R., Jana., Saikat. S., Raja. S., Sandeep. S., Ashutosh.
M. 2010. Pharmacological Evaluation of Saraca indica Leaves for
Central Nervous System Depressant Activity in Mice. J. Pharm. Sci.
& Res. 2 (6)., pp. 338-343.
Alnamer. R., Alaoui. K., Bouidida. E. H., Benjouad. A., Cherrah. Y. 2012.
Sedatif and Hypnotic Activities of the Methanolic and Aqueous
Extracts of Lavandula Officinalis from Morocco. Adv. Pharmacol.
Sci. 1(5).. p. 31
Azis, T., Febrizky, S., dan Mario, A., 2014. Pengaruh Jenis Pelarut
Terhadap Persen Yield akaloid dari Daun Salam India (Murraya
koenigii). J Tek Kim UNSRI. 20(2)., p.5.
Backer, A & Brink, V. D. B., 1965. Flora of Java (Spermatophytes Only).
Volume 3.The Nederlands: Noordhoff-Groningen.p. 246.
Departemen Kesehatan., 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia. Edisi III. Jakarta : Direktorat
Kesehatan RI., p. 237.
Faturrachman, D. A., 2014. Pengaruh Konsentrasi Pelarut Terhadap
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Anonna
muricate L.) dengan Metode Perendaman Radikal Bebas DPPH.
Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah. Skripsi.
Fernandez. S., Wasowski. A. C. C., Paladini., Marde. M., 2004. Sedatif and
sleep-enhancing properties of linarin, a flavonoid-isolated from
Valeriana officinalis. Pharmacol Biochem Behav. 77(2). pp.399–
404.
Firdiyani. F., Agistini. T W., Ma’ruf. W. F., 2015. Ekstraksi Senyawa
Bioaktif Sebagai Antioksidan Alami Spirulina platensis Segar
dengan Pelarut yang Berbeda. JPHPI. 18(1), pp. 32-3.
Fox. C., Liu. H., Kaye. A. D., Manchikanti. L., Trescot. A. M., Christo. P.
J. 2011. Clinical Aspects of Pain Medicine and Interventional Pain
9
Management: A Comprehensive Review. Paducah, KY: ASIP
Publishing., pp. 543–52.
Ghani. A., 2003.Medicinal Plant of Bangladesh with Chemical Constituents
and Uses. 2nd Edition. Bangladesh : Asiatic Society of Bangladesh.,
p.223.
Griffin. C. E., Kaye. A.M., Bueno. F.R., Kaye. A.D. 2013. Benzodiazepin
Pharmacology and Central Nervous System–Mediated Effects.
OCHSNER. J . 13(2)., p. 217.
Hanraham, J. R., Chebib, M. dan Johnston, G. A. R. 2011. Flavonoid
Modulation of GABAA receptors. BJB, 163(2), pp. 234-35.
Harvey. R. A dan Champe. P. C., 2013. Farmakologi Ulasan Bergambar
.Edisi 4. Jakarta : EGC., pp. 124-130.
Hernani. 2011. Pengembangan Biofarmaka Sebagai Obat Herbal Untuk
Kesehatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman, 7(1),
pp. 20-1
Hidayati, A. Uji Ekstrak n-Heksan dari Daun Kratom (Mitragyna speciose
Korth.) Pada Mencit Jantan Galur BALB/c. Pontianak : Universitas
Tanjungpura. Skripsi.
Huang. F., Xiong. Y., Xu. L., Ma. S., Dou. C. 2007. Sedatif and Hypnotic
Activities Of The Ethanol Fraction From Fructus schisandrae In
Mice And Rats. J. Ethnopharmacol. 1(10)., pp: 471– 75.
Jiang. J. G., Huang. X. G., Chen. J., Lin. Q. S., 2007. Comparison Of The
Sedatif And Hypnoticeffects Of Flavonoids, Saponins, And
Polysaccharides Extracted From Semen ziziphus jujube. Nad Prod
Res. 21(4). pp. 310-20.
Jose, S. dan Adikay, S. 2015. Effect of the Ethanolic Extract of Scoparia
dulcis in Cisplatin Induced Nephrotoxicity in Wistar Rats. IJPER.
49(4), p. 68
Katzung. B. G., Masters. S. B., Trevor. A. J., 2013. Farmakologi Dasar dan
Klinik. Edisi 12.Jakarta : EGC., pp.415-28
Moniruzzaman, Md., Atikur Rahman, Md., Ferdous, A., 2015. Evaluation
of Sedatif and Hypnotic Activity of Ethanolic Extract of Scoparia
dulcis Linn. eCAM. 2015. pp. 1-6.
Ohayon. M. N., 2002. Epidemiology of Insomnia : What We Know And
What We Still Need To Learn. Sleep Med Rev. 6(2). pp. 97-111.
Purnomo, L., Darsono, L., dan Santoso, S. 2004. Efektivitas Infusa Kayu
Ules (Helicteres isora L) Sebagai Obat Hipnotik Sedatif. JKM, 3(2),
p. 103.
10
Ren. L., Wang. F., Xu. Z., Chan. W. M., Zhao. C., Xue. H. 2011. Effects of
Flavone 6-Substitution on GABAA Receptor Efficacy. Europian
Journal Of Pharmacology., 670()., pp. 121-9
Roth. T., 2007. Insomnia: Definition, Prevelence, Etiology, and
Consequences. Sleep Disorder and Research Center, Henry Ford
Hospital Detroit. J. Clin. Sleep Med. 3(5)., pp.7-10.
Shalaby. E. A., Sanaa. M. M. S. 2012. Comparison Of DPPH And ABTS
Assays For Determining Antioxidant Potential Of Water And
Methanol Extracts Of Spirulina platensis. Indian Journal of Geo-
Marine Sciences. 42(5)., pp. 556-64.
Sulastri. T. 2009. Analisis Kadar Tanin Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol
pada Biji Pinang Sirih (Areca Catechu. L). Jurnal Chemica. 10(1).,
p. 60.
Synder. C.R., Kirkland. J. J., Glajach. J. L. 1997. Practical HPLC Method
Development, Second Edition. New York: John Wiley and Sons,
Lnc. Pp. 722-3
Takahashi. R. N.,De Lima. T.C.M., Morato. G.S., 1986. Pharmacological
Actions Oftannic Acid; II. Evaluation Of CNS Activity In Animals.,
PlantaMed., 52(4)., pp.272–75.
Thoha, M. Y., Sitanggang, A.F. dan Hutahayan, D. R.S. 2009. Pengaruh
Pelarut Isopropil Alkohol 75% dan Etanol 75% Terhadap Ekstraksi
Saponin dari Biji The dengan Variabel Waktu dan Temperatur. JTK,
16(3), p. 3
Voight. R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi kelima. Gajah
Mada Universitas Press. Yogyakarta. p. 82
Wasowski. Cristina., Marder. Mariel. 2012. Flavonoids as GABAA
Receptor Ligands: The Whole Story?. JEP. 14(4)., p. 10-13
Wiria. M. S. S., 2007. Hipnotik-sedatif dan Alkohol. Dalam: Tanu, I. (eds).
Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: FK UI., p. 139.