lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

13
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN BARBITURAT DAN ANTIBIOTIKA Disusun Oleh: Putri Arumingtias Al-Qhadri NPM: 260110120062 LABORATORIUM ANALISIS FISIKOKIMIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2014

Transcript of lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

Page 1: lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN BARBITURAT DAN ANTIBIOTIKA

Disusun Oleh:

Putri Arumingtias Al-Qhadri

NPM: 260110120062

LABORATORIUM ANALISIS FISIKOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2014

Page 2: lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN BARBITURAT DAN ANTIBIOTIKA

I. TUJUAN

Mengetahui cara identifikasi senyawa golongan barbiturat dan golongan antibiotika.

II. PRINSIP

1. Senyawa golongan barbiturat akan membentuk suatu kompleks dengan reagensia

Parri (larutan kobalt nitrat dalam alkohol) dengan syarat zat harus bebas air.

2. Senyawa golongan antibiotika dapat diidentifikasi dengan pereaksi berupa asam

pekat dan atau basa pekat.

I. DATA PENGAMATAN DAN HASIL

NO PERLAKUAN HASIL

1 Identifikasi golongan Barbiturat

a. Luminal

1.Koppayi- Zwikker

Didalam plat tetes, dimasukkan

sampel kemudian ditambahkan reagen

koppayi Zwikker. Dan diamati

perubahan yang terjadi.

2. Liebermann

Sampel di letakkan di plat tetes,

kemudian ditambahkan pereaksi

Liebermann. Dan amati perubahan

Sampel berwarna merah muda dan sampel ikut

terlarut. Kemudian setelah ditambahkan reagen,

sampel larutn mengering dan terbentuk seperti jarum

Ketika sampel ditambahkan reagan, sampel tidak

semuanya ikut terlarut. Dan menghasilkan larutan

bening dan terdapat endapan kuning

Page 3: lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

yang terjadi.

3. Reaksi kristal aseton- air

Sampel diletakkan di plat kaca,

kemudian diteteskan aseton. Tunggu

menguap. Kemudian ditambahkan

air. Dan diamati bentuk kristal

dibawah mikroskop.

b. Barbital

1. Koppayi- Zwikker

Didalam plat tetes, dimasukkan

sampel kemudian ditambahkan reagen

koppayi Zwikker. Dan diamati

perubahan yang terjadi.

Kristal butiran tersebar dan berbentuk seperti granul

Ketika sampel ditambahkan reagen koppayi zwikker,

sampel terjadi perubahan warna yaitu larutan menjadi

merah muda dan ketika didiamkan mengering dan

sisa sampel yang terbentuk seperti bedak.

Page 4: lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

2. Reaksi kristal aseton- air

Sampel diletakkan di plat kaca,

kemudian diteteskan aseton. Tunggu

menguap. Kemudian ditambahkan

air. Dan diamati bentuk kristal

dibawah mikroskop.

Sampel yang dicampurkan dengan aseton kemudian

ditabahkan air di plat kaca dan kemudian diamati

bentuk kristalnya dibawah mikroskop menghasilkan

bentuk amorf dan tidak beraturan.

2. Identifikasi Antibiotik

a. Amoksisilin

1. H2SO4

Dilakukan di plat tetes, masukkan

sampel dan ditambahkan H2SO4. Dan

diamati perubahan yang terjadi.

2. Kristal

Dibuat kristal dan diamati bentuk

kristal dibawah mikroskop.

Ketika sampel ditambahkan reagen , sampel menjadi

berwarna kuning. Dan ketika dilihat dibawah sinar

UV, menghasilkan flouroresensi berwarna kuning

kehijauan

Kristal yang terbentuk ketika dibawah mikroskop

Page 5: lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

b. Kloramfenikol

1. Uji Fujiwara

Sampel antibiotik ditambahkan reagen

fujiwara dan diamati perubahan yang

terjadi.

2. Nessler

Sampel antibiotik ditambahkan reagen

nessler dan diamati perubahan yang

terjadi.

adalah kristal amorf kecil

Uji fujiwara dilakukan dengan cara menambahkan

NaOH dan kemudian ditambahkan piridin dan di

panaskan diair mendidih. Awalnya, larutan berwarna

bening dan ketika dipanaskan berubah warna menjadi

jingga kemerahan.

Sampel ang telah

ditambahkan reagen

nessler an kemudian

dipanaskan terjadi

perubahan warna menjadi

jingga keruh dan apabila

didiamkan terdapat

endapan berwarna jingga.

Page 6: lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

3. Kristal

Sampel antibiotik dibuat bentuk

kristalnya kemudian diamati bentuk

kristalnya dibawah mikroskop.

C. Tetrasiklin

1. Uji Benedict

Sampel diplat tetes ditambahkan

reagen benedict, dan diamati

perubahan warna yang terjadi.

2. Formalin- asam sulfat

Sampel diplat tetes ditambahkan

formalin dan asam sulfat, dan diamati

perubahan warna yang terjadi.

Setelah dibuatnya kristal

pada sampel dengan cara

aseton-air, dibawah

mikroskop praktikan melihat

kristal berbentuk bulat

ditengah dan dikelilingi

seperti jarum-jarum seperti

bulu babi.

Ketika sampel

ditambahkan

benedict,larutan

menjadi hijau dan

tidak larut. Kemudian

ketika dipanaskan,

larutan berubah warna

menjadi hijau lumut.

Larutan dipanaskan dan

berubah menjadi hitam

pekat

Page 7: lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

3. Uji Liebermann

Sampel diplat tetes ditambahkan

reagen liebermann, dan diamati

perubahan warna yang terjadi.

4. Mandelin

Sampel diplat tetes ditambahkan

reagen mandelin, dan diamati

perubahan warna yang terjadi.

5. Marquis

Sampel diplat tetes ditambahkan

reagen marquis, dan diamati

perubahan warna yang terjadi.

6. Asam Sulfat

Sampel diplat tetes ditambahkan asam

sulfat, dan diamati perubahan warna

yang terjadi.

Ketika sampel

ditambahkan

reagen, sampel

berubah

menjadi hitam

pekat

Ketika sampel

ditambahkan reagen,

sampel berubah warna

menjadi hitam pekat

Ketika sampel

ditambahkan

reagen ,terjadi

perubahan

warna yaitu

larutan

menjadi hijau tua kehitaman.

Ketika

sampel

ditambahkan

Page 8: lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

asam sulfat, sampel berubah menjadi jingga dan

terdapat endapan jingga yang lebih tua.

II. REAKSI

Reaksi Golongan Barbiturat

a. Luminal

- Reaksi Kinin HCl dan Asam Sulfat

(Clark, 2003).

b. Barbital

- Reaksi Fluoresensi Papaverin HCl

(Fessenden, 1986).

1. Reaksi Golongan Antibiotik

a. Amoksisilin

- Reaksi Sulfanilamid dan Vanilin ditambah Asam Sulfat

b. Kloramfenikol

c. Tetrasiklin

Page 9: lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

(Kelly, 2009).

III. Pembahasan

` Pada praktikum analisis fisikokimia yang berjudul “ Identifikasi Senyawa Obat

Barbiturat dan Antibiotik” , praktikan dapat melakukan beberapa teknik

pengidentifikasian senyawa obat yang merupakan golongan senyawa barbiturat dan

antibiotik. Obat-obat yang diidentifikasi antara lain luminal, barbital,

amoksisilin,kloramphenikol, dan tetrasiklin.

IV. Kesimpulan

1. Praktikan dapat melakukan uji identifikasi obat golongan barbiturat. Yaitu obat

luminal dan barbital. Jenis metode identifikasi yang dilakukan untuk obat luminal

adalah dengan reagen koppayi zwikker,reagen liebermann, dan reaksi kristal

aseton-air. Untuk zat Barbital metode yg digunakan adalah uji reagen Koppayi

Zwikker, dan kristal Aseton-air. Yang masing masing sampel dan mempunyai

reaksinya masing-masing.

2. Praktikan dapat melakukan uji identifikasi antibiotik. Adapun jenis antibiotik

yang diidentifikasi adalah amoksisilin, kloramphenikol, dan tetrasiklin. Adapun

uji yang dilakukan untuk mengidentifiksi amoksisilin yaitu dengan uji

penambahan asam sulfat dan reaksi kritasl aseton-air. Kemudian untuk

kloramphenikol adalah dengan uji fujiwara, uji reagen Nessler, dan uji kristal

aseton-air. Dan yang terakhir adalah identifikasi tetrasilin dengan uji Benedict, uji

formalin- asam sulfat, uji reagen Liebermann, uji Mandelin, uji Mandelin, uji

Marquis dan uji asam sulfat. Yang memiliki hasil yang berbeda sesuai dengan

reaksi pada masing-masing sample dengan perlkuan dan pereaksi yang digunakan.

Page 10: lapak Anfisko 2 golongan barbiturat dan antibiotik modul 4 dan 5.docx

V. Daftar Pustaka

Auterhoff-Kovar. 1987. Identifikasi Obat Kromatografi Lapis Tipis, Reaksi Warna,

Spektroskopi UV dan IR. Bandung: Penerbit ITB.

Ardian, Bayyinah. 2012. Analisis Pendahuluan. Tersedia di

http://www.scribd.com/doc/93134168/KIMIA-FARMASI-ANALISA [Diakses

pada 26 September 2014]

Clarke. 1986. Clarke’s Isolation and Identification Of Drugs. London: He Pharmaceutical

Press.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.

Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2010. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan

Efek-Efek Sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Kompas

Gramedia.

Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT.

Kalman Media Pustaka.

Zulfikar. 2011. Kristalisasi. Tersedia di http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-

kesehatan/pemisahan-kimia-dan- analisis/kristalisasi/ [Diakses 26 September 2014]