Lapak Reaksi Identifikasi Hidrokarbon Non Aromatik Dan Aromatik Erdani
lapak hidrokarbon
-
Upload
fatimah-maulida -
Category
Documents
-
view
467 -
download
11
Transcript of lapak hidrokarbon
LAPORAN PRAKTIKUM
HIDROKARBON NON AROMATIK DAN
HIDROKARBON AROMATIK
Disusun oleh :
Fatimah Maulida
230210110036
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana, terbagi
menjadi tiga golongan besar berdasarkan sifat-sifat kimianya. Di antaranya
hidrokarbon jenuh, hidrokarbon tak jenuh, dan hidrokarbon aromatik. Praktikum
kali ini dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi hidrokarbon non aromatik
dan aromatik secara kualitatif. Pengujian dilakukan dengan Metode Baeyer dan
Metode Friedel-Crafts. Pada Metode Baeyer terjadi reaksi hidroksiklik terhadap
senyawa non aromatik dengan penambahan kalium permanganat. Sedangkan pada
Metode Friedel-Crafts terjadi reaksi Friedel-Crafts, yaitu rekasi alkilasi dan reaksi
asilasi.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Mengidentifikasi gugus fungsi hidrokarbon non aromatik secara kualitatif.
b. Mengidentifikasi gugus fungsi hidrokarbon aromatik secara kualitatif.
1.3 Prinsip Praktikum
- Metode Baeyer adalah reaksi hidroklisasi gugus tak jenuh dengan
menggunakan kalium permanganat.
- Metode Friedel-Crafts adalah reaksi friedel-cratfs, yang terdiri dari reaksi
alkilasi dan reaksi asialsi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hidrokarbon
Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang
hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa
yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling
sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan
baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon
yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu
ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom
karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon
tidak jenuh (Fessenden, 1997).
2.1.1 Hidrokarbon Non Aromatik
Gugus fungsi dari suatu molekul adalah atom yang mempunyai sifat fisik
dan kimia, dengan kata lain merupakan tempat rekatif reaksi kimia (pemutusan
ikatan membentuk ikatan baru). Penggolongan hidrokarbon non aromatik terdiri
dari alkana, alkena, dan alkuna.
Alkana adalah sebuah hidrokarbon jenuh asiklis dan termasuk senyawa
alifatik atau sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus
untuk alkana adalah CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana ialah metana.
Alkena adalah hidrokarbon takjenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua
antara atom karbon. Rumus umumnya CnH2n dan alkena yang paling sederhana
adalah etena. Alkena memiliki sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
organik.
Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga.
Rumus umunya CnH2n-2, salah satunya adalah etuna yang disebut juga sebagai
asetilen dalam perdagangan. (Anisan,2008)
3
2.1.2 Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang
biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan
rangkap bersilih–ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon
asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas. (syukri,1999).
Konfigurasi 6 atom karbon padas enyawa aromatik dikenal dengan cincin
benzene. Hidrokarbon aromatik dapat berupa monosiklik atau polisiklik.
Molekul benzene dapat mengalami reaksi substitusi. Jika benzene dengan
satu atom H digantikan oleh atom satu gugus atom yang lain disebut dengan mono
substituen. Contohnya: etilenbenzena, klorobenzena, aminobenzena, nitrobenzene,
hidroksibenzena, dan masih banyak lagi dengan gugus yang berbeda-
beda. (Siregar,2010)
Sifat Fisis Hidrokarbon Aromatik
Seperti hidrokarbon alifatik dan alisiklik, benzene dan hidrokarbon
aromatic lain bersifat nonpolar. Mereka tak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organic seperti dietil eter, karbon tetraklorida
atau heksana. Benzena sendiri digunakan secara meluas sebagai pelarut. Senyawa
ini memiliki sifat yang berguna, yakni membentuk azeotrop dengan air. Azeotrop
merupakan campuran yang tersuling pada susunan konstan, terdiri da
ri 91% benzene 9% H2O dan mendidih pada 69,4oC. Senyawa yang
larut dalam benzene mudah di keringkan dengan menyuling Azeotrop itu.
Titik leleh yang tinggi merupakan sifat khas benzena p-substitusi; suatu p-
isomer lebih simetris dan dapat membentuk kisi kristla yang kebih teratur dan
lebih kuat dalam keadaan padat daripada o- dan m-isomer yang kurang simetris.
4
Nama Tl (oC) Td (oC)
Benzena 5,5 80
Toluena 95 111
o-xilena 25 144
m-xilena -48 139
p-xilena 13 138
2.2 Metode-Metode Reaksi pada Hidrokarbon
2.2.1 Metode Baeyer
Uji baeyer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan heksana,
benzena, dan sikloheksana terhadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis.
Pada uji baeyer sini dilakukan dengan mencampurkan larutan Na2CO3 5% dan
larutan KMnO4 5%. Ketika dicampurkan dengan larutan Na2CO3 5% larutan pada
senyawa hidrokarbon berubah menjadi bening, tetapi ketika dicampurkan dengan
KMnO4 5% senyawa hidrokarbon menjadi berwarna ungu. Hasil yang seharusnya
terjadi. Hasil yang semestinya adalah hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan
terbentuknya endapan MnO2. (Anisan,2008)
Uji Baeyer untuk ikatan rangkap telah digunakan secara luas, mempunyai
kekurangan yang serius; gugus apa saja yang mudah dioksidasi (aldehida, alkena,
dan alkuna) akan menunjukkan hasil positif. (Fessenden & Fessenden : 1986)
2.2.2 Metode Friedel-Crafts
Reaksi Friedel-Crafts meliputi reaksi alkilasi dan reaksi asilasi.
Reaksi alkilasi:
Sebagai elektrofil dalam reaksi alkilasi Friedel-Crafts adalah ion
karbonium (R+). Karena melibatkan ion karbonium, maka seringkali terjadi reaksi
penyusunan ulang (rearrangement) membentuk karbonium yang lebih stabil
5
Contoh reaksi alkilasi:
Reaksi asilasi:
Sebagai elektrofil dalam reaksi asilasi Friedel-Crafts adalah ion asilium,
terbentuk dari hasil reaksi:
Pada reaksi asilasi Friedel-Crafts tidak terjadi reaksi penataan ulang.
Dalam reaksi alkilasi dan asilasi Friedel-Crafts juga digunakan katalis
asam Lewis, misalnya FeCl3, FeBr3, AlCl3, AlBr3.
Contoh reaksi asilasi:
6
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu : Kamis, 8 November 2012
Tempat : Gedung 4 Lantai 3, Laboratorium Bioteknologi dan Ilmu
Kelautan, Fakultas Pertanian dan Perikanan.
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
- Kawat kasa
- Pembakar bunsen
- Pipet
- Rak tabung
- Spatula
- Tabung reaksi
- Timbangan
Bahan :
- Alkohol absolute
- AlCl3 anhidrat
- CHCl3 teknis
- KMnO4 1%
- n-heksana
- Toluena
3.3 Prosedur Praktikum
3.3.1 Hidrokarbon Non Aromatik
o Dimasukkan 3 tetes sampel (30mg) yang telah dilarutkan dalam 1 ml
alkohol absolut ke dalam tabung reaksi.
7
o Dimasukkan KMnO4 1% ke dalam campuran tersebut.
o Hasil positif akan diperoleh jika dalam 1 menit warna ungu ion permangat
hilang dan terbentuk endapan oksida hidrat mangan berwarna cokelat.
o Dihitung jumlah tetesan KMnO4 yang digunakan untuk mendapatkan
warna ungu tetap.
3.3.2 Hodrokarbon Aromatik
o Dimasukkan 100mg AlCl3 anhidrat ke dalam tabung reaksi, kemudian
dipanaskan dalam keadaan tabung reaksi horizontak sehingga klorida
tersublimasi di bagian tabung reaksi yang dingin.
o Dalam tabung reaksi lain, disiapkan 20mg sampel dalam 10 tetes
kloroform.
o Dimasukkan campuran tersebut ke dalam AlCl3 yang tersublimasi dengan
diteteskan langsung ke sublimat klorida dan diamati perubahan warnanya.
8
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hidrokarbon Non Aromatik
Setelah direaksikan, maka hasil yang didapatkan adalah negatif. Warna
ungu ion permanganat tidak hilang setelah 1 menit direkasikan, melainkan
berwarna ungu kecoklatan.
4.1.2 Hidrokarbon Aromatik
Pada saat AlCl3 dipanaskan dan tersublimasi hingga terbentuk warna
kuning muda dan kemudian ditambahkan toluena dan kloroform, maka terjadi
perubahan warna merah menjadi cokelat serta mengeluarkan asap dan berdesis.
Hasilnya positif mengandung hidrokarbon aromatik.
4.2. Pembahasan
4.2.1 Hidrokarbon Non Aromatik
Uji Baeyer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan senyawa
hidrokarbon terhadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Hasil yang
didapat sampel adalah n-heksana (alkana) tidak reaktif dibandingkan dengan
sikloheksena (alkena). Hal ini dikarenakan n-heksana merupakan senyawa alkana
yang tidak mudah bereaksi karena hanya memiliki ikatan tunggal, berbeda dengan
alkena yang memiliki ikatan rangkap.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 KMnO4 + H2O 2 KOH + 2 MnO(s) + 3(O)
C = C + (O) +H2O C – C
Reaksi n-heksana :
CH3CH2CH2CH2CH2CH3 + KMnO4 + H2O
9
Reaksi di atas tidak mengandung ikatan rangkap, jadi akan sangat sulit
bereaksi. Senyawa tersebut disebut juga hidrokarbon jenuh.
4.2.2 Hidrokarbon Aromatik
Sedangkan untuk praktkum Hidrokarbon Aromatik didapatkan hasil yang
positif. Hal ini ditunjukkan dari perubahan warna yang terjadi yaitu menjadi
kuning kecoklatan serta munculnya buih atau gelembung setelah meneteskan
campuran dari toluene dan kloroform kedalam AlCl3 yang sudah tersublimasi
sebelumnya karena dipanaskan.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
ArH + CHCl3 AlCl3 ArCHCl2 AlCl3 Ar2CHCl AlCl3 Ar3CH
ArH ArH
10
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan
- Metode Baeyer adalah metode yang digunakan untuk menguji
keraktifan alkana dan sikloalkana terhadap KMnO4.
- Hasil negatif pada percobaan hidrokarbon non aromatik karena alkana
(n-heksana) tidak mudah bereaksi dengan KMnO4
- Metode Friedel-Crafts merupakan reaksi friedel-cratfs yang terdiri dari
reaksi alkilasi dan reaksi asilasi.
- Hasil positif dari hidrokarbon aromatik karena warna larutan berubah
menjadi warna kecoklatan.
5.2 Saran
Pada percobaan hidrokarbon non aromatik, jika ingin mendaatkan hasil
yang postif, maka bahan yang digunakan sebaiknya silkoheksana bukan n-
heksana.
11
DAFTAR PUSTAKA
Marahalim. 2010. http://siregarmarahalim.blogspot.com. “Hidrokarbon
Aromatik”. Diakses pada 21 November 2012.
Anonim. 2011. http://staff.uny.ac.id. “Struktur dan Tata Nama Benzena”.
Diakses pada 21 November 2012.
Anonim. 2011. http://annisanfushie.wordpress.com. “Hidrokarbon” Diakses pada
21 November 2012.
Fessenden, Fessenden. 1986. “Kimia Organik Edisi Ketiga” Jakarta : Erlangga.
12
LAMPIRAN