Perc.4 - Efek Sedatif

download Perc.4 - Efek Sedatif

of 31

description

Laporan Praktikum Farmakologi - Efek Sedatif

Transcript of Perc.4 - Efek Sedatif

Laboratorium Farmakologi-Toksikologi Farmasi

Laboratorium Farmakologi-Toksikologi FarmasiPS. Farmasi, F-MIPAUniversitas Lambung MangkuratPERCOBAAN IVEFEK SEDATIF

Disusun Oleh :

Faturakhim

J1E109019

Kelompok 1.4PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2011PERCOBAAN IVEFEK SEDATIF

Disusun Oleh :

FaturakhimJ1E109019Kelompok 1.4

Tanggal praktikum : 8 November 2011

Diketahui,

Dikumpul tanggal : 15 November 2011

Nilai :

(Yulia Yudha Irianti)PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2011

PERCOBAAN IVEFEK SEDATIFI. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini adalah mempelajari pengaruh obat penekanan sususan syaraf pusat.1.2 Dasar TeoriTugas pokok terpenting dari sistem saraf adalah mengatur kegitan tubuh. Ini dicapai dengan mengatur (1) kontraksi otot rangka di seluruh tubuh, (2) kontraksi otot polos di dalam rongga internal, dan (3) sekresi kelenjar eksokrin dan endokrin dalam banyak bagian tubuh. Kegiatan-kegiatan ini secara bersama-sama disebut fungsi motorik sistem saraf, serta otot dan kelenjar disebut efektor karena mereka melakukan fungsi yang diperintahkan oleh isyarat saraf (Guyton, 1987).Hipnotika atau obat tidur (Yun: hypnos = tidur) adalah zat-zat yang dalam dosis terapi diperuntukkan meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan mempermudah atau meyebabkan tidur. Lazimnya, obat ini diberikan pada malam hari. Bilamana zat-zat ini diberikan pada siang hari dalam dosis yang lebih rendah untuk tujuan menenangkan, maka dinamakan sedativa (obat-obat pereda). Oleh karena itu, tidak ada perbedaan yang tajam antara kedua kelompok obat ini (Tjay & Rahardja, 2002).

Sering klasifikasi obat didasarkan atas kegunaan klinis daripada kemiripan dalam struktur kimia atau mekanisme kerja. Penempatan senyawa utama ke kelas obat hipnotik-sedativa menunjukkan bahwa guna terapi utamanya untuk menyebabkan sedasi (bersamaan dengan hilangnya ansietas) atau untuk mendorong tidur. Kegunaan klinis ini begitu besar sehingga hipnotik-sedativa termasuk obat yang sering diresepkan di seluruh dunia (Katzung, 1987).Penugasan senyawa tertentu untuk obat sedatif-hipnotik menunjukkan bahwa terapi utama yang digunakan adalah sedatif dengan menghilangkan kecemasan atau untuk mendorong tidur.Obat sedatif- hipnotik juga digunakan oleh masyarakat sebagai anestesi, relaksan dan antikonvulsan.Mereka sering disalahgunakan oleh anak muda pengguna narkoba dalam dosis besar menyebabkan efek perubahan perilaku. Menyebabkan mereka menjadi ketergantungan. Populasi yang lebih tua tidak kebal untuk menggunakan obat sedative-hipnotik dan juga sering menjadi ketergantungan. Obat sedative-hipnotik juga dapat menyebabkan kematian mendadak jika disalahgunakan (Hadjmohammadi, et al, 2005).

Suatu bahan sedatif (anxiolytic) yang efektif harus dapat mengurangi rasa cemas dan mempunyai efek menenangkan dengan sedikit atau tanpa efek terhadap fungsi-fungsi mental dan motoris. Derajat depresi sistem saraf pusat yang disebabkan oleh suatu sedative harus minimum dengan konsistensi efikasi terapeutik. Suatu obat hipnotik harus menyebabkan rasa kantuk dan mengarah kepada mula tidur dan mempertahankan keadaan tidur, yang mana sejauh mungkin menggambarkan keadaan tidur alamiah. Efek hipnotik meliputi depresi sistem saraf pusat yang lebih kuat dairpada sedasi, dan ini dapat dicapai dengan semua obat sedatif melalui cara yang sederhana yaitu meningkatkan dosis (Katzung, 1987).

Sedasi dapat didefinisikan sebagai suatu penekanan (supresi) dari kesiapsiagaan terhadap suatu tingkat stimulasi tetap, dengan penurunan aktivitas spontan dan penurunan terjadinya ide-ide. Perubahan perilaku ini terjadi pada dosis efektif yang terendah dari sedatif-hipnotika yang biasa dipergunakan, dan belum jelas apakah kerja anticemas yang terlihat secara klinis adalah ekuivalen atau berbeda dari efek-efek sedatif. Pada hewan uji coba, benzodiazepine dan sedatif-hipnotika lama mampu merilis punishment-suppressed behavior, dan disinhibisi ini mempunyai kesamaan dengan efek anticemas. Akan tetapi, rilis suppressed behavior sebelumnya lebih berkaitan dengan efek disinhibitorik perilaku dari obat-obat ini, termasuk euforia, gangguan pengambilan keputusan, dan kehilangan pengendalian diri sendiri, yang dapat terjadi pada rentang dosis yang digunakan untuk manajemen kecemasan. Hampir semua obat sedatif-hipnotik mempunyai kemampuan merilis punishment-suppressed behavioral pada hewan coba, benzodiazepine mempunyai efek tersebut pada dosis yang hanya sedikit sekali menyebabkan depresi sistem saraf (Katzung, 1987).

Untuk praktisnya, obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:

1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi:

a. Psikoleptika: jenis obat yang pada umumnya menekan dan/atau menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP yakni hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan antipsikotika.

b. Psiko-analeptika: jenis obat yang menstimulasi seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin).

2. Jenis obat untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan penyakit Parkinson.

3. Jenis obat yang menghalau atau memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal.

4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay & Raharja, 2002).

Obat pada dasarnya hendaknya hanya digunakan jika tidak berhasil mengatasi penyebab gangguan tidur atau tidak berhasil dengan tindakan lain misalnya latihan autogenic. Perlu diperhatikan pada orang lanjut usia bahwa kebutuhan tidurnya secara fisiologik menurun dan dengan demikian juga lama tidur yang dibutuhkan berkurang. Obat tidur ideal harus memenuhi syarat berikut :

1. Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur fisiologik, dengan kata lain profil fisiologik tidak berubah.

2. Jika suatu kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari sistem saraf pusat (atau fungsi-fungsi organ lainnya) kecil.

3. Tidak tertimbun.

4. Pada pagi berikutnya tidak menyebabkan kerja ikutan yang negatif (yang disebut hangover) (Mustchler, 1991).Fungsi SSP dapat ditekan seluruhnya secara tidak spesifik oleh zat-zat pereda pusat seperti hipnotika dan sedativa. Sebagai akibatnya kesadaran untuk impuls eksogen diturunkan serta aktivitas fisik dan mental dikurangi. Obat-obat ini tidak mempengaruhi tingkah laku secara spesifik, sebagaimana halnya dengan transquillizers, yang disamping itu juga berkhasiat depresif terhadap SSP. Antagonis faali dari obat-obat tersebut adalah zat-zat yang berkhasiat menstimulasi seluruh SSP, yakni analeptika (wekamin) dan antidepresiva. Kedua jenis obat ini mempengaruhi semangat dan suasana jiwa berdasarkan kegiatan langsung terhadap otak (Tjay & Raharja, 2002).Interaksi obat yang tersering melibatkan hipnotik-sedativa adalah interaksi dengan obat depresan susunan saraf pusat lain, yang menyebabkan efek adiktif. Interaksi ini mempunyai sejumlah kegunaan terapi dengan memperhatikan penggunaan obat ini sebagai premedikasi atau tambahan obat anestesi. Tetapi ia dapat menyebabkan efek samping serius. Termasuk peningkatan depresi dengan penggunaan banyak obat lain secara bersamaan. Efek aditif yang jelas dapat diramalkan dengan penggunaan minuman beralkohol, analgesik narkotika, antikonvulsan, fenotiazin, dan obat hipnotika-sedativa lain. Yang kurang jelas tetapi sama penting adalah peningkatan depresi susunan saraf pusat dengan berbagai antihistamin, obat antihipertensi dan obat antidepresi kelas trisiklik (Katzung, 1987). II. CARA PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 AlatAlat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:

1. Alat-alat gelas2. Jarum suntik (1 mL)3. Rotarod (batang berputar).4. Sonde oral5. Stopwatch

2.1.2 BahanBahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:

1. Aquadest2. CTM 4 mg3. CTM 8 mg4. Dimenhidrinat 25 mg5. Dimenhidrinat 50 mg6. Dimenhidrinat 100 mg

7. Larutan NaCl fisiologis 0,9% 2.1.3 Hewan UjiHewan uji adalah mencit atau tikus putih. Umumnya albino jantan, bobot badan 20-30 g. Hewan sebaiknya diadaptasikan lingkungan percobaan selama 1-2 minggu. Sebelum diberi perlakuan, hewan dipuasakan makan selama 6-8 jam. 2.2 CARA KERJA

III. HASIL PERCOBAAN

III.1Hasil dan Data Percobaan

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

Larutan ObatBobot Mencit (mg)Volume Pemberian (mL) TerjatuhDaya Cengkeram

CTM 4 mg290,415: 4

30: 5

60: 5

90: 9Kuat

Kuat

Kuat

Kurang Kuat

290,415: 2

30: 3

60: 3

90: 7Kuat

Kuat

Kuat

Kurang Kuat

Dimenhidrinat 100 mg24,40,33515: 1

30: 2

60: 2

90: 4Kuat

Kuat

Kuat

Kuat

240,34315: 4

30: 3

60: 3

90: 7Kuat

Kuat

Kuat

Kurang Kuat

Larutan NaCl Fisiologis 0,9%24,450,515: 0

30: 1

60: 0

90: 1Sangat Kuat

Kuat

Sangat Kuat

Kuat

25,700,515: 2

30: 2

60: 2

90: 1Kuat

Kuat

Kuat

Kuat

Dimenhidrinat 25 mg26,200,374315: 1

30: 2

60: 6

90: 5Kuat

Kuat

Kurang Kuat

Kuat

26,060,372215: 0

30: 1

60: 3

90: 5Sangat Kuat

Kuat

Kuat

Kuat

Dimenhidrinat 50 mg290,41415: 17

30: 11

60: 13

90: 13Sangat Lemah

Sangat Lemah

Sangat Lemah

Sangat Lemah

260,3715: 4

30: 3

60: 5

90: 3Kuat

Kuat

Kuat

Kuat

CTM 8 mg28,700,409115: 5

30: 7

60: 7

90: 9Kuat

Kurang Kuat

Kurang Kuat

Kurang Kuat

29,400,419915: 4

30: 6

60: 8

90: 10Kuat

Kurang Kuat

Kurang Kuat

Kurang Kuat

III.2 Perhitungan1. CTM 4 mg

Diketahui: Dosis CTM= 4 mg

Bobot tablet= 130 mg

BB mencit 1= 29 g

BB mencit 2= 29 g

Ditanyakan: a. Konversi dosis mencit?

b. Pembuatan larutan stok peroral?

c. Volume larutan yang diberikan?

Jawab:

a. Dosis mencit = 4 mg x 0,00261 = 0,01044 mg / 20 g

Untuk mencit 35 g = = 0,01827 mg / 35 g

b. Pembuatan larutan stok

Dosis untuk PO = 0,01827 mg x = 0,3654 mg / 10 mL

Obat yang ditimbang : =

x= 11,876 mg =0,011876 g/10mL

c. Mencit 1Dosis konversi=

= = 0,0151 mg

Volume yang diberikan = = 0,4 mlMencit 2Dosis konversi=

= = 0,0151 mg

Volume yang diberikan = = 0,4 ml2. Dimenhidrinat 100 mg

Diketahui: Dosis Dimenhidrinat= 100 mg

Bobot tablet= 400 mg

BB mencit 3= 24,85 g

BB mencit 4= 24 g

Ditanyakan: a. Konversi dosis mencit?

b. Pembuatan larutan stok peroral?

c. Volume larutan yang diberikan?

Jawab:

a. Dosis mencit = 100 mg x 0,00261 = 0,261 mg / 20 g

Untuk mencit 35 g = = 0,45675 mg / 35 g

b. Pembuatan larutan stok

Dosis untuk PO = 0,45675 mg x = 9,135 mg / 10 mL

Obat yang ditimbang : =

x= 36,54 mg = 0,037 g / 10 mL

c. Mencit 3Dosis konversi=

= = 0,31842 mg

Volume yang diberikan = = 0,335 mlMencit 4Dosis konversi=

= = 0,3132 mg

Volume yang diberikan = = 0,343 ml3. Larutan NaCl Fisiologis 0,9%

Diketahui: Dosis NaCl = 0,9% dalam 100 mL

BB mencit 5= 24,45 g

BB mencit 6= 25,70 g

Ditanyakan: a. Pembuatan larutan kontrol NaCl?

b. Volume larutan injeksi yang diberikan?

Jawab:

a. Pembuatan larutan kontrol negatif NaCl

Bobot Na-CMC = = 0,9 g

b. Mencit 1 dan 2

Volume yang diberikan = 0,5 mL

4. Dimenhidrinat

Diketahui: Dosis Dimenhidrinat= 25 mg

Faktor konversi= 0,00261

Bobot tablet= 125 mg

BB mencit 7= 26,20 g

BB mencit 8= 26,06 g

Ditanyakan: a. Konversi dosis mencit?

b. Pembuatan larutan stok peroral?

c. Volume larutan injeksi yang diberikan?

Jawab:

a. Dosis mencit = 25 mg x 0,00261 = 0,06525 mg / 20 g

Untuk mencit 35 g = = 0,1142 mg / 35 gb. Pembuatan larutan stok dan obat yang ditimbang

Dosis PO = 0,1142 mg x = 2,284 mg / 10 mLObat yang ditimbang :

=

x= 11,42 mg

=0,01142 g/10 mL larutan c. Mencit 7Dosis konversi=

= = 0,0855 mg

Volume yang diberikan = = 0,3743 mlMencit 8

Dosis konversi=

= = 0,085 mg

Volume yang diberikan = = 0,3722 ml5. Dimenhidrinat 50 mg

Diketahui: Dosis Dimenhidrinat= 50 mg

Faktor konversi= 0,00261

Bobot tablet= 666 mg

BB mencit 9= 29 g

BB mencit 10= 26 g

Ditanyakan: a. Konversi dosis mencit?

b. Pembuatan larutan stok peroral?

c. Volume larutan injeksi yang diberikan?

Jawab:

a. Dosis mencit = 50 mg x 0,00261 = 0,1305 mg / 20 g

Untuk mencit 35 g = = 0,2284 mg / 35 gb. Pembuatan larutan stok dan obat yang ditimbang

Dosis PO = 0,2284 mg x = 4,568 mg / 10 mLObat yang ditimbang :

=

x= 46,5885 mg

= 0,04 g/10 mL larutan c. Mencit 9Dosis konversi=

= = 0,189 mg

Volume yang diberikan = = 0,414 mlMencit 10Dosis konversi=

= = 0,16965 mg

Volume yang diberikan = = 0,37 ml6. CTM 8 mg

Diketahui: Dosis CTM= 8 mg

Faktor konversi= 0,00261

Bobot tablet= 242 mg

BB mencit 11= 28,70 g

BB mencit 12= 29,40 g

Ditanyakan: a. Konversi dosis mencit?

b. Pembuatan larutan stok peroral?

c. Volume larutan injeksi yang diberikan?

Jawab:

a. Dosis mencit = 8 mg x 0,00261 = 0,02088 mg / 20 g

Untuk mencit 35 g = = 0,03654 mg / 35 gd. Pembuatan larutan stok dan obat yang ditimbang

Dosis PO = 0,03654 mg x = 0,7308 mg/10mLObat yang ditimbang :

=

x= 46,5885 mg

= 0,04 g/10 mL larutan b. Mencit 11Dosis konversi=

= = 0,02996 mg

Volume yang diberikan = = 0,4091 mlMencit 12Dosis konversi=

= = 0,03069 mg

Volume yang diberikan = = 0,4199 mlLAMPIRAN

Pertanyaan :

1. Kenapa mencit perlu diadaptasikan sebelum percobaan ?

2. Merupakan indikasi apakah hilangnya reflek balik badan dan kornea, daya cengkeram, dan perubahan pupil?

Jawaban :

1. Mencit perlu diadaptasikan sebelum percobaan agar mencit sudah terbiasa berjalan di atas rotarod. Jika tidak diadaptasikan, maka mencit akan lebih banyak jatuh di atas rotarod. Dalam keadaan normal, mencit yang sudah diadaptasikan akan lebih terbiasa berjalan di atas rotarod, sehingga ketika efek sedatif yang diberikan bekerja, dapat diamati perubahan pada jumlah jatuh mencit yang semakin banyak dibandingkan mencit yang tidak diberi efek sedatif.

2. Hilangnya reflek balik badan dan kornea, daya cengkeram, dan perubahan pupil mengindikasikan bahwa efek sedatif yang diberikan kepada mencit mulai bekerja. Hal-hal di atas merupakan parameter yang diamati pada mencit.DAFTAR PUSTAKA

Guyton, C. A. 1987. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Penerjemah Andrianto, P. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Hadjmohammadi, M.R & Shariphi A.A. 2005. Separation of Sedative-Hypnotic Drugs With Mixed Micellar Liquid Chromatography.

http://www.sid.ir/En/VEWSSID/J_pdf/84320050208.pdfDiakses pada tanggal 12 November 2011

Katzung, G. B. 1987. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerjemah Nugroho, A.W. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat Edisi V. Penerjemah Widianto, M.B. Penerbit ITB. Bandung.Tjay, T.H. & K. Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. III.DATA DAN HASIL PERCOBAAN

3.1Data Hasil PercobaanLarutan ObatBerat Mencit (g)Pemberian(ml)Jumlah TerjatuhKeterangan Daya Cengkram

Pentotal 40 mg/kg BB-mencit 1= 34,26

0,9790

15 = 0 kali

30 = 0 kali

60 = 0 kali

120 =0 kaliKuatKuat

Kuat

Kuat

- mencit 2 = 28,66 0,819015 = 0 kali

30 = 0 kali

60 = 0 kali

120 =8 kaliKuatKuat

Kuat

Kuat

Pentotal 60 mg/kg BB- mencit 1 = 28,8

0,8227

15 = 6

30 = 8

60 = 12

120 = 7Lemah

Lemah

Lemah

Kuat

- mencit 2 = 27, 74gram0,782715 = 0 kali

30 = 0 kali

60 = 2 kali

120 = 2 kaliKuat

Kuat

Kuat

Kuat

Diazepam 2 mg/kg BB- mencit 1 = 28,67

0,819115 = 6 kali

30 = 1 kali

60 = 1 kali

120 = 0 kaliLemah

Kuat

Kuat

Kuat

- mencit 2 =33,980,970915 = 5 kali

30 = 3 kali

60 = 2 kali

120 = 1 kaliLemah

Kuat

Kuat

Kuat

Diazepam 5 mg/kg BB- mencit 1= 32,55

0,9301

15 = 1 kali

30 = 0 kali

60 = 0 kali

120 = 0 kaliKuat

Kuat

Kuat

Lemah

- mencit 2 =

28,940,8253

15 = 0 kali

30 = 0 kali

60 = 0 kali

120 = 0 kaliKuat

Kuat

Kuat

Lemah

Na Fisiologis 0.9%- mencit 1= 31,83

0,7958

15 = -

30 = -

60 = -

120 = --

-

-

-

- mencit 2 = 26,32 gram0,658015 = 2 kali

30 = 0 kali

60 = 0 kali

120 = 2 kaliKuat

Kuat

Kuat

Lemah

3.2Perhitungan

1. Pentotal 40 mg/Kg BB

Diketahui: Dosis = 40 mg/Kg BB

Berat mencit = 34,26 g

Ditanya : Volume pemberian......?

Jawab:

a. Pembuatan larutan stok

Dosis maksimal pentotal= 40 mg/Kg BBDo untuk mencit = 40 mg/kg BB x 0,00261

= 0,1044 mg / 20 g

Untuk mencit BB 35 g:

Do = 35 g x 0,1044 mg = 0,1827 mg

20 gStok yang dibuat 10 mL.

mg yang ditimbang = 10 mL x 0,1827 mg = 1,8270 mg

1 mL

Larutan stok: 1,8270 mg pentotal dilarutkan dalam 10 mL larutan aquadest.

b. Perhitungan volume lar. Stok pentotal yang diberikan:

BB mencit = 34,26 g

Dosis mencit = 34,26 g x 0,1044 mg = 0,1788 mg

20 g

Volume pemberian = 0,1788 x 10 mL = 0,9790 mL

1,8270 mg2. Pentotal 60 mg/Kg BBDiketahui: Dosis = 60 mg/Kg BB

Berat mencit = 28,80 g

Ditanya : Volume pemberian......?Jawab:a. Pembuatan larutan stok

Dosis maksimal pentotal = 60 mg/Kg BBDo untuk mencit = 60 mg/kg BB x 0,00261

= 0,1566 mg / 20 g

Untuk mencit BB 35 g:

Do = 35 g x 0,1566 mg = 0,2741 mg

20 g

Stok yang dibuat 10 mL.

mg yang ditimbang = 10 mL x 0,2741 mg = 2,7410 mg

1 mL

Larutan stok: 2,7410 mg pentotal dilarutkan dalam 10 mL larutan aquadest.

b. Perhitungan volume lar. Stok pentotal yang diberikan:

BB mencit = 28,80 g

Dosis= 28,80 g x 0,1566 mg = 0,2255 mg

20 g

Volume pemberian = 0,2255 x 10 mL = 0,8227 mL

2,7410

3. Diazepam 2 mg/Kg BBDiketahui: Dosis = 2 mg/Kg BB

Berat mencit = 28,67 g

Ditanya : Volume pemberian......?Jawab:a. Pembuatan larutan stok

Dosis maksimal diazepam = 2 mg/Kg BB

Do untuk mencit = 2 mg/kg BB x 0,00261

= 0,0052 mg / 20 g

Untuk mencit BB 35 g:

Do = 35 g x 0,0052 mg = 0,0091 mg

20 g

Stok yang dibuat 10 mL.

Untuk p.o = 10 mL x 0,0091 mg = 0,0913 mg

1 mLBobot Diazepam 1 tablet 621,3 mg maka :

mg yang ditimbang = = 2,8378 mgLarutan stok: 2,8378 mg diazepam dilarutkan dalam 10 mL larutan aquadest.b. Perhitungan volume lar. Stok diazepam yang diberikan:

BB mencit = 28,67 g

Dosis mencit = 28,67 g x 0,0052 mg = 0,0075 mg

20 g

Volume pemberian = 0,0075 x 10 mL = 0,8191 mL

0,09134. Diazepam 5 mg/Kg BBDiketahui: Dosis = 5 mg/Kg BB

Berat mencit = 32,55 g

Ditanya : Volume pemberian......?Jawab:a. Pembuatan larutan stok

Dosis maksimal diazepam = 2 mg/Kg BB

Do untuk mencit = 5 mg/kg BB x 0,00261

= 0,0131 mg / 20 g

Untuk mencit BB 35 g:

Do = 35 g x 0,0131 mg = 0,0229 mg

20 g

Stok yang dibuat 10 mL.

Untuk p.o = 10 mL x 0,0229 mg = 0,2290 mg

1 mLBobot Diazepam 1 tablet 621,3 mg maka :

mg yang ditimbang = = 71,1388 mgLarutan stok: 71,1388 mg diazepam dilarutkan dalam 10 mL larutan aquadest.b. Perhitungan volume lar. Stok diazepam yang diberikan:

BB mencit = 32,55 g

Dosis mencit = 32,55 g x 0,0131 mg = 0,0213 mg

20 g

Volume pemberian = 0,0213 x 10 mL = 0,9301 mL5. Na-fisiologis 0,9%Diketahui: Dosis = 0,9%

Berat mencit = 26,32 g

Ditanya : Volume pemberian......?Jawab:a. Pembuatan larutan stok

0,9% = 0,9 g / 100 mL x 10 mL = 0,09 g = 90 mgLarutan stok: 90 mg Na-fisiologis dilarutkan dalam 10 mL larutan aquadest.

b. Perhitungan volume lar. Stok Na-fisiologis yang diberikan:

BB mencit = 26,32 g

Volume dari lar.stok = 0,6580 mL3.3 Analisia HasilHipotesa hasil ANOVA :

Ho=tidak terjadi perbedaan yang signifikan dari semua efek pemberian keempat obat.H1=terjadi perbedaan yang signifikan dari semua efek pemberian keempat obat.Ho diterima jika nilai sig > 0,05 sedangkan H1 diterima jika nilai sig < 0,05. Nilai sig dapat dilihat dari tabel ANOVA.ANOVA

Jumlah_terjatuh

Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Between Groups26.83846.7091.153.429

Within Groups29.09455.819

Total55.9319

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

Jumlah_terjatuh

Tukey HSD

(I) Bahan_Obat(J) Bahan_ObatMean Difference (I-J)Std. ErrorSig.95% Confidence Interval

Lower BoundUpper Bound

Pentotal 40 mg/Kg BBPentotal 60 mg/Kg BB-3.625002.41221.601-13.30166.0516

Diazepam 2 mg/Kg BB-1.375002.41221.974-11.05168.3016

Diazepam 5 mg/Kg BB.875002.41221.995-8.801610.5516

Na-fisiologis 0,9%.500002.41221.999-9.176610.1766

Pentotal 60 mg/Kg BBPentotal 40 mg/Kg BB3.625002.41221.601-6.051613.3016

Diazepam 2 mg/Kg BB2.250002.41221.873-7.426611.9266

Diazepam 5 mg/Kg BB4.500002.41221.433-5.176614.1766

Na-fisiologis 0,9%4.125002.41221.502-5.551613.8016

Diazepam 2 mg/Kg BBPentotal 40 mg/Kg BB1.375002.41221.974-8.301611.0516

Pentotal 60 mg/Kg BB-2.250002.41221.873-11.92667.4266

Diazepam 5 mg/Kg BB2.250002.41221.873-7.426611.9266

Na-fisiologis 0,9%1.875002.41221.927-7.801611.5516

Diazepam 5 mg/Kg BBPentotal 40 mg/Kg BB-.875002.41221.995-10.55168.8016

Pentotal 60 mg/Kg BB-4.500002.41221.433-14.17665.1766

Diazepam 2 mg/Kg BB-2.250002.41221.873-11.92667.4266

Na-fisiologis 0,9%-.375002.412211.000-10.05169.3016

Na-fisiologis 0,9%Pentotal 40 mg/Kg BB-.500002.41221.999-10.17669.1766

Pentotal 60 mg/Kg BB-4.125002.41221.502-13.80165.5516

Diazepam 2 mg/Kg BB-1.875002.41221.927-11.55167.8016

Diazepam 5 mg/Kg BB.375002.412211.000-9.301610.0516

Homogeneous Subsets

Jumlah_terjatuh

Tukey HSDa

Bahan_ObatNSubset for alpha = 0.05

1

Diazepam 5 mg/Kg BB2.1250

Na-fisiologis 0,9%2.5000

Pentotal 40 mg/Kg BB21.0000

Diazepam 2 mg/Kg BB22.3750

Pentotal 60 mg/Kg BB24.6250

Sig..433

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.

IV.PEMBAHASANPraktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh obat penekanan susunan saraf pusat. Obat yang digunakan adalah diazepam, pentotal dan NaCl digunakan sebagai pembanding. Dari praktikum ini diharapkan dapat diketahui obat mana yang paling poten memiliki efek sedatif. Hipnotika atau sedative seperti juga antipsikotika (neuroleptika) termasuk dalam kelompok psikoleptika yang mencakup obat-obat yang menekan atau menghambat fungsi-fungsi SSP tertentu. Sedatif berfungsi menurunkan aktivitas, mengurangi ketegangan, dan menenangkan penggunaannya. Keadaan sedasi juga merupakan efek samping dari banyak obat yang khasiat utamanya tidak menekan SSP, misalnya antikolinergika. Hipnotika merupakan zat-zat yang dalam dosis terapi diperuntukkan meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. Lazimnya, obat ini diberikan pada malam hari. Jika obat ini diberikan pada siang hari dalam dosis yang lebih rendah untuk tujuan menenangkan maka dinamakan sedatif (obat-obat pereda).Diazepam merupakan obat golongan benzodiazepin yang berkhasiat sebagai penenang. Disamping khasiat ansiolitis dan hipnotiknya, senyawa benzodiazepin ini berdaya antikonvulsi. Berdasarkan khasiat ini diazepam digunakan pada epilepsi dan dalam bentuk injeksi iv terhadap status epileptikus. Pada penggunaan oral dan dalam klisma, resorpsinya baik dan cepat. Tetapi lambat dan tidak sempurna dalam bentuk supositoria. Di dalam hati, diazepam dibiotransformasi menjadi antara lain n-desmetil diazepam dengan plasma t antara 42-120 jam. Plasma t diazepam hanya berkisar antara 20-54 jam. Efek sampingnya mengantuk, termenung-menung, kelemahan otot dan pusingTiopental merupakan obat golongan barbiturat ultra-shortacting yang digunakan sebagai anestetikum-injeksi. Efeknya baik, tetapi sangat singkat (t ca 5 menit). Mulai kerjanya cepat (tanpa taraf eksitasi) begitu pula pemulihannya, tetapi efek analgetis dan relaksasi ototnya tidak cukup kuat. Oleh karena itu, hanya digunakan untuk induksi dan narkosa singkat pada pembedahan kecil. Efek samping terpenting adalah depresi pernapasan (apnoe), terutama pada injeksi yang terlampau cepat dan dosis berlebihan. Zat ini tidak dapat digunakan pada insufisiensi sirkulasi, jantung atau hipertensi.pentotal juga menyebabkan sering menguap, batuk, dan kejang laryxn pada taraf awal anestesi. Dosis untuk iv 100-150 mg larutan 2,5-5% (perlahan-lahan), rektal 40mg/kg maksimal 2 g.Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas. Obat tersebut mungkin merangsang atau menghambat luas SSP secara spesifik atau secara umum. Kelompok obat memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh jelas. Sebaliknya anestesi umum dan hipnotik sedatif merupakan penghambat SSP yang bersifat umum, karena psikofarmaka misalnya menghambat fungsi bagian SSP tertentu dan merangsang bagian SSP yang lain.Efek sedatif dapat mempengaruhi kemampuan koordinasi motorik hewan coba. Besar kecilnya pengaruh terhadap koordinasi motorik tersebut dapat menggambarkan besar kecilnya efek sedasi. Pada percobaan kali ini, setelah pemberian obat secara per oral dapat diamati efek sedatif pada hewan uji dengan menggunakan parameter rotarod, daya cengkeram, dan refleks balik badan. Pemberian secara per oral dimaksudkan agar obat dapat diabsorpsi secara baik dan sempurna di dalam tubuh hingga memperoleh efek yang diinginkan.

Sebelum mencit diberikan obat, mencit diletakkan terlebih dahulu di atas rotarod selama 2 menit untuk adaptasi. Adaptasi dimaksudkan agar mencit dapat menjaga keseimbangannya apabila nanti diletakkan di atas rotarod setelah pemberian obat, sehingga pada saat mencit terjatuh dapat membedakan mencit yang jatuh akibat efek obat atau karena belum terbiasa. Mencit diletakkan di atas rotarod setelah 15 menit diberikan larutan uji. Percobaan dilakukan pada menit ke 15, 30, 45, 60 dan 120 kemudian selama 5 menit mencit diletakkan diatas rotarod untuk diamati.Percobaan kali ini hanya menggunakan obat pentotal, diazepam dan NaCl fisiologis. Pentotal yang digunakan dengan dosis 40 mg/kg BB dan 60 mg/kg BB. Diazepam yang digunakan denagn dosis 2 mg/kg BB dan 5 mg/kg BB. Volume yang diberikan untuk diazepam 40 mg/kg BB dan 60 mg/kg BB sebesar 0,8190 ml; 0,7827 ml. Volume yang diberikan untuk diazepam 2 mg/kg BB dan 5 mg/kg BB adalah 0,9709 ml; 0,8253 ml. Sedangkan volume NaCl fisiologis yang diberikan 0,6580 ml.

Pengamatan yang dilakukan pada praktikum menghasilkan data bahwa pemberian yang menimbulkan efek sedative paling besar hingga paling kecil adalah diazepam 2 mg/kg BB, pentotal 60 mg/kg BB, pentotal 20 mg/kg BB dan diazepam 5 mg/kg BB. Diazepam 2 mg/kg BB memiliki efek sedatif yang lebih kuat dibandingkan dengan bahan obat yang lain. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan yang dilakukan, di mana jumlah jatuh mencit yang diberikan diazepam 2 mg/kg BB di atas rotarod lebih banyak daripada mencit dengan bahan obat yang lain dan NaCl fisiologis. Banyaknya jumlah jatuh tersebut menandakan bahwa efek sedatif dari diazepam 2 mg/kg BB lebih cepat berlangsungnya. Daya cengkeran mencit juga semakin melemah dengan cepat.

Efek sedatif yang ditimbulkan diazepam 2 mg/kg BB memberikan onset yang cepat dengan durasi yang pendek. Hal ini dapat dilihat pada menit ke 15 jumlah jatuhnya sebanyak 5 kali dan pada menit ke 120 jumlah jatuhnya mencit hanya 1 kali. Pentotal 60 mg/kg BB mulai menimbulkan onset dan durasi pada menit ke 60 dengan jumlah jatuhnya mencit sebanyak 2 kali. Pentotal 40 mg/kg BB baru menimbulkan onset dan durasi pada menit ke 120 dengan jumlah jatuhnya mencit sebanyak 8 kali. Sedangkan untuk diazepam 5 mg/kg BB tidak terdapat mencit yang jatuh, sehingga dapat diartikan obat ini tidak memberikan efek sama sekali. Menurut literatur obat yang memberikan efek sedatif paling besar hingga paling kecil berturut-turut adalah diazepam 5 mg/kg BB, diazepam 2 mg/kg BB, pentotal 60 mg/kg BB dan pentotal 40 mg/kg BB. Diazepam memberikan efek yang paling baik karena diazepem merupakan golongan obat long-acting dengan efek sedatif yang panjang jika dibandingkan tiopental. Jika dibandingkan dengan literatur praktikum kali ini masih belum sesuai karena diazepam dengan dosis 2 mg/kg BB memberikan efek sedatif yang baik. Seharusnya diazepam dengan dosis 5 mg/kg BB yang memberikan efek sedatif paling baik. Berdasarkan hasil analisis statistik ANOVA dengan taraf kepercayaan 95 %, ANOVA jumlah jatuhnya mencit (besarnya efek sedatif) menunjukkan bahwa nilai adalah 0,433 karena nilai lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara efek pemberian keempat larutan obat. V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu:

1. Parameter yang digunakan untuk mengetahui besarnya efek sedatif dari obat yaitu jumlah jatuhnya mencit pada rotarod dan daya cengkram mencit pada kawat.

2. Semakin banyak jatuh hewan uji dari rotarod (batang berputar) maka semakin baik obat bekerja didalam tubuh hewan uji.3. Dari hasil percobaan obat yang memberikan efek sedatif paling besar hingga paling kecil berturut-turut adalah diazepam 2 mg/kg BB; pentotal 60 mg/kg BB; pentotal 40 mg/kg BB dan diazepam 5 mg/kg BB.

4. Menurut literatur obat yang memberikan efek sedatif paling besar hingga paling kecil berturut-turut adalah diazepam 5 mg/kg BB, diazepam 2 mg/kg BB, pentotal 60 mg/kg BB dan pentotal 40 mg/kg BB.

5. Berdasarkan hasil analisis statistik ANOVA dengan taraf kepercayaan 95 %, ANOVA jumlah jatuhnya mencit (besarnya efek sedatif) menunjukkan bahwa nilai adalah 0,433 karena nilai lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara efek pemberian keempat larutan obat. EMBED Equation.3

Mencit

ditimbang dan dibagi menjadi 5 kelompok @ 2 ekor

diletakkan di atas rotarod selama 5 menit untuk adaptasi

diberi obat secara peroral

CTM 4 mg

& 8 mg

Dimenhidrinat 25 mg

60 mg/kg BB

Dimenhidrinat

50 mg

Dimenhidrinat 100 mg

5 mg/kg BB

mencit diletakkan di atas rotarod selama 2 menit pada menit ke 15, 30, 60, dan 120

dicatat berapa kali mencit jatuh dari rotarod

diamati juga daya cengkeram (pada kawat kasa)

- ditentukan obat yang paling poten

NaCl

0,9 %

Hasil

0,2290

_1384636908.unknown

_1384636924.unknown

_1384636932.unknown

_1384636936.unknown

_1384636938.unknown

_1384636941.unknown

_1384636943.unknown

_1384636944.unknown

_1384636942.unknown

_1384636939.unknown

_1384636937.unknown

_1384636934.unknown

_1384636935.unknown

_1384636933.unknown

_1384636928.unknown

_1384636930.unknown

_1384636931.unknown

_1384636929.unknown

_1384636926.unknown

_1384636927.unknown

_1384636925.unknown

_1384636916.unknown

_1384636920.unknown

_1384636922.unknown

_1384636923.unknown

_1384636921.unknown

_1384636918.unknown

_1384636919.unknown

_1384636917.unknown

_1384636912.unknown

_1384636914.unknown

_1384636915.unknown

_1384636913.unknown

_1384636910.unknown

_1384636911.unknown

_1384636909.unknown

_1384636900.unknown

_1384636904.unknown

_1384636906.unknown

_1384636907.unknown

_1384636905.unknown

_1384636902.unknown

_1384636903.unknown

_1384636901.unknown

_1384636896.unknown

_1384636898.unknown

_1384636899.unknown

_1384636897.unknown

_1384636893.unknown

_1384636895.unknown

_1322317232.unknown

_1384636892.unknown

_1322317091.unknown

_1235933063.unknown