Rino Sinusitis

65
Rinosinusitis Pembimbing : Nurbaiti Nazarudin, dr. Sp.THT-KL, M.Kes Oleh : Puti Piranti Cici Rahma Ustika Ali Akbar Rahmani BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

description

membahas tentang penanganan rinosinusitis

Transcript of Rino Sinusitis

Page 1: Rino Sinusitis

Rinosinusitis

Pembimbing :Nurbaiti Nazarudin, dr. Sp.THT-KL, M.Kes

Oleh :Puti Piranti

Cici Rahma UstikaAli Akbar Rahmani

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KLFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

Page 2: Rino Sinusitis

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien•Nama : Ny.S•Umur : 49 tahun•Jenis Kelamin : Perempuan•Tgl Pemeriksaan : 24 Juni 2014•Alamat : Jl. Taman Perum Bukit Lagadar RT 08/RW 09 Bandung•Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Page 3: Rino Sinusitis

• Keluhan utama : Hidung Tersumbat• Anamnesis Khusus :

Sejak satu bulan sebelum datang ke Poliklinik THT RS Dustira, pasien merasakan kedua lubang hidungnya tersumbat. Keluhan disertai dengan keluarnya cairan dari hidung yang berwarna kekuningan, kental, dan tidak berbau. Keluhan disertai dengan penciuman terasa berkurang. Pasien juga merasa ada dahak yang mengalir dari hidung ke tenggorokan. Keluhan disertai dengan nyeri pada kedua pipi. Pasien juga mengeluh sering nyeri kepala. Keluhan membaik apabila pasien berubah posisi dari menunduk menjadi menegakkan kepala.

Keluhan tidak disertai dengan demam. Keluhan tidak

disertai adanya nyeri di belakang kedua bola mata, dahi, belakang kepala, belakang telinga, dan gigi.

Anamnesis

Page 4: Rino Sinusitis

• Keluhan tidak disertai hidung yang terasa gatal, bersin-bersin, mata terasa gatal, kemerahan, berair dan bengkak terutama pada cuaca dingin, pagi dan malam hari atau setelah menghirup debu. Riwayat sesak nafas yang disertai suara mengi, dada seperti tertekan, dan batuk tidak ada. Riwayat eksim, bengkak, dan gatal pada kulit tidak ada. Riwayat alergi setelah minum obat-obatan tertentu dan memakan makanan tertentu tidak ada.

• Keluhan kedua hidung tidak disertai dengan nyeri menelan, suara serak, maupun batuk. Keluhan tidak disertai keluarnya cairan dari telinga atau adanya gangguan pendengaran.

Anamnesis

Page 5: Rino Sinusitis

• Pasien mengakui bahwa gigi geraham bagian atas sebelah kanan dan kiri ada yang berlubang namun tidak pernah diobati karena sudah tidak lama menimbulkan keluhan, terakhir mengeluh nyeri gigi satu tahun yang lalu. Pasien juga mengakui bahwa sebelum timbul keluhan hidung tersumbat, pasien mengalami batuk pilek selama sekitar 2 minggu namun tidak diobati karena tidak mengagnggu aktivitasnya.

• Keluhan baru pertama kali dirasakan oleh pasien. Riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada.

Anamnesis

Page 6: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Fisik : Status Generalis

STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Kesan Sakit : Sakit Ringan

Tanda Vital :

Tekanan Darah :130/80 mmHg

Nadi : 80x/menit r.e.i.c

Respirasi :19x/menit

Suhu : 36,70C

Berat Badan : 54 kg

Tinggi Badan : 153cm

Status Gizi : Baik

Page 7: Rino Sinusitis

Pemeriksaan FisikMaxilofacial• Kepala : Simetris• Mata : Konjungtiva anemis -/-

Sklera ikterik -/-edema palpebral -/-

• THT : Lihat Status Lokalis• Mulut : Lihat Status Lokalis• Leher : Lihat Status Lokalis

Toraks : Bentuk dan gerak simetris• Cor : Bunyi jantung I -II murni, reguler• Pulmo : VBS kanan = kiri, Ronkhi -/- Wheezing

-/-

Page 8: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Fisik

Abdomen : Datar, lembut, Bising Usus (+) normal, Nyeri Tekan (-)

• Hepar : Tidak teraba • Lien : Tidak teraba, ruang traube

kosongGenitalia : Tidak dilakukan pemeriksaanEkstremitas : Tidak ada kelainanNeurologis : • Reflek fisiologis : +/+• Reflek patologis : -/-

Page 9: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Fisik : Telinga

Page 10: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Fisik : Telinga

Page 11: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Fisik : Telinga

Page 12: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Fisik : Hidung

Page 13: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Fisik : Transiluminasi

4

3 2

4

Page 14: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Fisik : Mulut dan Orofaring

Page 15: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Fisik : Laring

Page 16: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Fisik : Maksilofasial

Page 17: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Fisik : Leher

Page 18: Rino Sinusitis

Resume : Anamnesis

• Seorang wanita berusia 49 tahun datang ke Poliklinik THT RS Dustira dengan keluhan utama obstruksi cavum nasi dextra et sinistra sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai rhinorrhea dengan secret mukopurulen tidak berbau, hiposmia, dahak mengalir dari hidung ke tenggorokan, dan nyeri kepala. Keluhan membaik dengan perubahan posisi kepala.

• Keluhan tidak disertai febris, nyeri retroorbital, frontal, oksipital, mastoid, dan gigi. Keluhan tidak disertai hidung terasa gatal dan bersin-bersin, mata merah dan berair yang dietuskan oleh cuaca atau debu. Riwayat asma tidak ada, riwayat dermatitis tidak ada. Keluhan tidak disertai odinofagia, suara serak, batuk, otorrhea, dan gangguan pendengaran.

Page 19: Rino Sinusitis

Resume : Anamnesis

• Pasien mengakui terdapat karies pada molar atas kanan dan kiri namun tidak pernah diobati. Pasien memiliki riwayat ISPA sebelumnya.

• Keluhan baru pertama kali dirasakan oleh pasien. Riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada.

Page 20: Rino Sinusitis

Resume : Pemeriksaan Fisik

Status generalis: dalam batas normalStatus lokalis:• Telinga dextra dan sinistra: dalam batas normal• Hidung

Mukosa : hiperemis +/+Sekret : (+) mukopurulen, bau (-) Konka : Hipertrofi +/+Pasase udara : + menurun/+ menurun Sinus paranasal : 4 4 3 2

Page 21: Rino Sinusitis

Resume : Pemeriksaan Fisik

Nasofaring-Orofaring : • Post nasal drip : (+)• Gigi geligi : Caries (+) M2 atas kiri dan M1 atas

kanan

Maksilofasial : • Nyeri tekan a/r sinus maksilaris dextra et sinistra : (+)/(+)• Nyeri tekan a/r sinus frontalis dextra et sinistra : (-)/(-)

Leher : dalam batas normal

Page 22: Rino Sinusitis

Diagnosis Banding

»Rinosinusitis Akut Maksilaris Bilateral ec ISPA»Rinosinusitis Akut Maksilaris

Bilateral ec infeksi fokal gigi

Page 23: Rino Sinusitis

Pemeriksaan Penunjang

• Foto rontgen Waters• Nasal endoscopy• Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi

dari sekret

Page 24: Rino Sinusitis

Diagnosis Kerja

• Rinosinusitis Akut Maksilaris Bilateral ec ISPA

Page 25: Rino Sinusitis

Penatalaksanaan

Umum : • Jangan minum yang dingin• Kompres air hangat, bila ada nyeri di wajah• Jangan berolahraga seperti berenang dan

menyelam• Bila ada nyeri telinga, nyeri menelan atau sakit

kepala hebat segera periksa ke dokter

Page 26: Rino Sinusitis

Penatalaksanaan

• Amoxicillin 500 mg + Klavulanat 125 mg 3x1 Co-Amoxiclav 3x1

• PseudoefedrinHCl 60 mg 3x1

Page 27: Rino Sinusitis

Prognosis

• Quo ad vitam : ad bonam• Quo ad functionam : ad bonam

Page 28: Rino Sinusitis

Anatomi

Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya terdiri atas :• pangkal hidung (bridge)• batang hidung (dorsum nasi)• puncak hidung (tip)• ala nasi• kolumela• lubang hidung (nares anterior)

Ilmu Kedokteran Dasar

Page 29: Rino Sinusitis
Page 30: Rino Sinusitis

• Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung

Page 31: Rino Sinusitis
Page 32: Rino Sinusitis

• Rongga hidung (kavum nasi) berbentuk terpwongan dari depan ke belakang dan dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri.

• Terdapat 2 lubang yaitu nares anterior dan nares posterior (koana)

Page 33: Rino Sinusitis

• Dinding kavum nasi terdiri atas dinding medial, lateral, inferior dan superior.

• Dinding Media :– lamina prependikularis os etmoid, vomer, krista

nasalis os maksila, dan krista nasalis os palatina. Bagian tulang rawan adalah kartilago septum (lamina kuadrangularis) dan kolumela

Page 34: Rino Sinusitis
Page 35: Rino Sinusitis

• Pada dinding lateral terdapat empat buah konka yang terdiri :– konka inferior (terbesar)

tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid

– konka media– konka superior – konka suprema (ruidmenter)

} Labirin Etmoid

Page 36: Rino Sinusitis
Page 37: Rino Sinusitis

Ruang di dinding lateral hidung

• Meatus inferior– muara duktus nasolakrimalis

• Meatus media– Bula ethmoid– Prosesus unsinatus– Hiatus semilunaris

muara sinus frontal muara sinus maksila muara sinus ethmoid anterior

Page 38: Rino Sinusitis

Ruang di dinding lateral hidung

• Meatus superior:– Muara sinus ethmoid posterior– Muara sinus sfenoid

Lamina papirasea: batas dinding orbita

• Dinding Superior:Atap hidung, daerah sempit Lamina cribiformis (batas

dengan otak)

Page 39: Rino Sinusitis

Getaran daun telinga yang dialirkan ke lubang telinga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran stapes menggerakkan tingkap lonjong (foramen ovale) yang juga menggerakkan perilimf dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membran Reissener yang mendorong endolimf dan membran basal ke arah bawah, perilimf dalam skala timpani tingkap (forame rotundum) terdorong ke arah luar.

Fisiologi Pendengaran (1)

Page 40: Rino Sinusitis
Page 41: Rino Sinusitis

Sinus Paranasal

Empat pasang, masing-masing :

• Sinus maksila, mulai dari fetus

• Sinus ethmoid, mulai dari fetus

• Sinus frontal, sebelum usia 8th

• Sinus sfenoid, mulai usia 8-10 th

• Semua sempurna sebelum usia 15-18 th

Page 42: Rino Sinusitis

Sinus maksila• Sinus Paranasal Terbesar• Dinding Sinus maksila

Anterior : fosa kanina Posterior : infra temporal maksila

Medial : lateral R.Hd Superior: dasar orbita Inferior : prosesus

alveolaris dan palatum• Gigi P1, P2, M1, M2, kadang-kadang C/M3, puncaknya sangat

dekat dengan dasar sinus maksila menimbulkan sinusitus.• Muara S.Maksila tinggi diatas dasar sinus, letak di hiatus

similunaris (sempit) menggangu drainase Sinusitis maksilaris >>

Page 43: Rino Sinusitis

Sinus frontal

• Umumnya dua buah. Tidak selalu simetris • Hanya satu sinus (15% dewasa)• Tak berkembang (5% dewasa)• Dipisah sekat tulang tipis (orbita dan fosa

cerebri anterior)

Page 44: Rino Sinusitis

Sinus Ethmoid

• Terdiri dari sel-sel seperti sarang lebah• Terletak antara konka media dan dinding

medial orbita• Dinding lateral : lamina papirasea sangat

tipis

Page 45: Rino Sinusitis

Sinus Sfenoid

• Dua buah, batas : septa intersfenoid• Atas : fosa serebri media/hipofisa• Bawah : atap nasofaring• Lateral : sinus kavernosis, a.karotis

interna• Posterior : fosa serebri posterior/pons

Page 46: Rino Sinusitis

Fisiologi hidung

• Fungsi respirasi• Fungsi penghidu• Fungsi fonetik• Refleks nasal

Page 47: Rino Sinusitis

Fisiologi hidung

Fungsi respirasi• Udara inspirasi masuk ke hidung melalui nares anterior, lalu

naik ke atas setinggi konka media dan turun ke bawah ke arah nasofaring sehingga aliran udara di hidung membentuk suatu arkus.

• Hidung juga mengatur kelembaban udara dengan adanya palut lendir dan mengatur suhu udara melalui banyaknya pembuluh darah di bawah epitel serta adanya konka dan septum yang luas.

• Hidung juga dapat menyaring dan melindungi udara yang masuk dari partikel debu, virus , jamur, dan bakteri dengan adanya vibrissae pada vesyibulum nasi, silia, dan palut lendir.

Page 48: Rino Sinusitis

Fisiologi hidung

Fungsi penghidu• Hidung bekerja sebagai indra penghidu dan

pengecap dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum.

• Partikel bau mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat. fungsi hidung membantu indera pengecap adalah untuk membedakan rasa dari berbagai macam bahan.

Page 49: Rino Sinusitis

Fisiologi hidung

Fungsi fonetik• Hidung berperan pada resonansi yang penting untuk

kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. • Sumbatan pada hidung dapat menyebabkan resonansi

suara berkurang atau hilang sehingga terdengar suara sengau (rinolalia).

• Hidung juga membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah, bibir, dan palatum mole.

• Pada pembentukkan konsonan nasal (m, n, ng) rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.

Page 50: Rino Sinusitis

Fisiologi hidung

Refleks nasal• Mukosa hidung merupakan reseptor refleks

yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler, dan pernapasan.

• Iritasi mukosa hidung akan menyebabkan refleks bersin dan nafas berhenti.

• Rangsang bau tertentu akan menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung, dan pankreas.

Page 51: Rino Sinusitis

Etiologi

• Infeksi virus • Obstruksi sinus karena alergi inhalan dan faktor anatomi • Polusi udara(paling sering asap rokok)• Polip nasal • Hormonal akibat kehamilan• Rinitis medikamentosa akibat penggunaan dekongestan

topikal atau kokain yang berlebihan• Obat anti hipertensi oral, antiosteoporosis atau hormone

replacement sprays • Disfungsi mukosilier akibat cystic fibrosis • Defisiensi imun

Page 52: Rino Sinusitis

Patofisiologi

Page 53: Rino Sinusitis

Gejala Klinis

• Gejala primer yang sering ditemukan:

1.Obstruksi hidung atau hidung rasa tesumbat2.Hidung meler dengan sekret yang purulen3.Post nasal drip, atu perasaan seperti ada

lendir atau sekret di bagian belakang hidung yang terasa sampai ke tenggorokan

4.Rasa nyeri di muka atau gigi5.Sakit kepala

Page 54: Rino Sinusitis

Gejala Klinis

6. Batuk-batuk7. Berkurangnya penciuman8. Rasa nyeri di daerah sinus Edema periorbital9. Halitosis atau bau mulut10.Otalgia atau juga bisa terdapat rasa seperti

penuh di telinga11.Lemas / lesu, rasa cepat lelah12.Tenggorokan terasa kering

Page 55: Rino Sinusitis

Gejala Klinis

• Keterlibatan sinus cenderung melibatkan nyeri pada lokasi berikut:– Maksilaris : wajah depan ( pipi ) dengan

penyebaran ke gigi, orbita dan regio malar– Etmoidalis : interokular dengan penyebaran ke

lokasi sinus frontalis– Frontalis : dahi, interokular dan daerah temporal– Sfenoidalis : retro-orbita, menyebar ke arah

verteks dan kadang ke daerah mastoid

Page 56: Rino Sinusitis

Klasifikasi

• Berdasarkan gejala klinis rinosinusitis dapat diklasifikasikan ke dalam empat subtipe: – Rinosinusitis akut < 4 minggu– Subakut 4 – 12 minggu– Akut rekuren [4 atau lebih episode sinusitis akut

dalam 12 bulan dengan fase resolusi pada tiap episode (masing-masing episode minimal 7 hari)]

– Kronik > 12 minggu

Page 57: Rino Sinusitis

Kriteria Diagnosis• Tanda Mayor

Sekret yang purulen, nyeri kepala, facial pain atau facial pressure, hidung tersumbat, berkurang penciuman, dan demam

• Tanda MinorHalitosis (bau mulut), demam, kelemahan tubuh, sakit gigi, rasa penuh di telinga (clicking noises), nyeri telinga, batuk, dan gelisah (pada anak-anak)

“2 atau lebih kriteria mayor atau satu kriteria mayor dan 2 kriteria minor”

Page 58: Rino Sinusitis

Komplikasi

1. Otitis Media2. Polip3. Osteomielitis dan abses subperiosteal4. Komplikasi Intrakranial5. Mukokel6. Komplikasi pada orbita2

• Selulitis orbita• Abses sub periosteal• Abses orbita• Trombosis sinus kavernosus.

Page 59: Rino Sinusitis

Prognosis

• Prognosis pada kasus ini adbonam karena tanda vital pada pasien baik dan belum ada tanda – tanda komplikasi dari sinusitis

Page 60: Rino Sinusitis

PENATALAKSANAAN

• Non FarmakologiPasien disarankan untuk jarang meminum

minumandingin, bila ada nyeri pada wajah pasien disarankan kompres denganh air hangat, jangan berolahraga seperti berenang dan menyelam, dan bila ada nyeri telinga, nyeri menelan atau sakit kepala hebat segera periksa ke dokter

Penatalaksanaan ini dimaksudkan untuk menghindari faktor pencetus, membantu mengurangi gejala, dan memberi edukasi pada pasien.

Page 61: Rino Sinusitis

PENATALAKSANAAN (2)

• Farmakologis– Amoxicillin 500 mg + Klavulanat 125 mg 3x1

Co-Amoxiclav 3x1– Pseudoefedrin HCl 60 mg 3x1Antibiotik dan dekongestan merupakan terapi

pilihan pada sinusitis akut bakterial, untuk menghilangkan infeksi dan pembengkakan mukosa serta membuka sumbatan ostium sinus diberikan selama 10-14 hari meskipungejala klinik sudah hilang

Page 62: Rino Sinusitis

KDMBeneficence • Diagnosis rinosinutis akut maksilaris bilateral berdasarkan

pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis mencari faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala, sementara pada pemeriksaan fisik dilakukan rinoskopi anterior dan orofaring. Pemeriksaan penunjang seperti foto Roentgen Waters, nasal endoskopi, dan pemeriksaan mikrobiologis & tes resistensi dilakukan untuk menegakkan diagnosis.

Non-maleficence• Pencegahan terjadinya komplikasi rinosinutis akut

maksilaris bilateral dilakukan dengan memberi terapi umum dan khsus yang baik kepada pasien.

Page 63: Rino Sinusitis

KDM

Justice• Memperlakukan pasien dengan adil sama rata, tidak

memandang status ekonomi, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial serta ras. Menghargai hak sehat dan hak hukum pasien.

Autonomy• Memberikan pasien hak untuk berpikir secara logis dan

membuat keputusan sendiri atas pilihan penatalaksanaan yang dianjurkan oleh dokter. Menjaga rahasia pasien dan melaksanakan informed consent.

Page 64: Rino Sinusitis

KDM

Primafacie pada kasus rinosinutis akut maksilaris bilateral adalah kaidah dasar moral nonmaleficience karena etiologi rinosinutis akut maksilaris bilateral masih belum jelas dan dapat terjadi berulang, sehingga dapat menimbulkan komplikasi.

Page 65: Rino Sinusitis

TERIMA KASIH