Rino Sinusitis

14
 LAPORAN PENDAHULUAN RINOSINUSITIS A. PENGERTIAN  Rinosinusitis adalah penyakit inflamasi mukosa yang melapisi hidung dan sinus paranasal. Peradangan ini sering bermula dari infeksi virus, yang karena keadaan tertentu berkembang menjadi infeksi bakterial dengan penyebab bakteri pathogen yang terdapat di saluran napas  bagian atas. Penyebab lain ada lah infeksi jamur, infeksi gigi, dan dapat pula terjadi akibat fraktur dan tumor (Benninger dan Gottschall, 2!" #oetjipto dkk, 2!$  Rinosinusitis merupakan peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal, yang selalu dimulai dengan penyumbatan daerah kompleks osteomeatal oleh infeksi, obstruksi mekanik atau alergi (%&ang dkk, 2'" orissen dkk, 2" Baroody, 2)$  Rinosinusitis adalah peradangan mukosa nasal dan sinus paranasal, dikatakan kronis apabila  berlangsung paling sedikit *2 minggu (+-, 2*$  #inusitis dapat didefinisikan sebagai peradangan pada salah satu atau lebih mukosa sinus  paranasal, umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut sebagai rinosinusitis. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisi nusit is, sedangkan bila mengena i semua sinus  paranasal disebut pansinusitis. (#oetjipto / ardani R#,2)$  Rinos inusi tis merupakan penyakit perada ngan yang menyerang orga n sinu s paranas al dan kavita s nas al. #ej ak per ten gaha n tah un *'', kat a sin usi tis tel ah digant i menjadi ist ila h rinosinusitis, dimana jarang ditemukan kasus sinusitis tanpa rhinitis dan juga penyakit rhinitis yang selalu disertai dengan sinusitis. (0ee, 21$  Rinosinusitis kronik (R#-$ atau sering disebut sinusitis kronik didefinisikan sebagai gangguan akibat peradangan dan infeksi mukosa sinus paranasalis dan pada mukosa hidung yang telah mengal ami per uba han revers ibel maupun irr eve rsi ble deng an ber bagai eti ologi dan faktor  predisposisi dan *,2, berlangsung lebih dari *2 minggu R#- masih merupakan tantangan dan ma sala h dala m pr akte k umum ma upun spesia li s me ngingat anat omi, etiologi sert a  penanganannya yang kompleks (%aro&i dkk, 2**$  Ri nosi nus it is kr onis adal ah infl amasi mukos a hi dung dan si nus par anasal yang dapat ditegakkan berdasarkan ri&ayat gejala yang diderita sudah lebih dari *2 minggu, dan sesuai dengan 2 kriteria mayor atau * kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor (#tankie&ic3, 2*" Bus4uets, 2!" #oetjipto, 2!" #etiadi 5, 2'$.  Rinosinusitis (R#-$ merupakan istilah yang lebih tepat karena sinusitis jarang tanpa didahului rinitis dan tanpa mel iba tkan infl ama si mukosa hid ung. Rinosinus it is menjadi peny akit  berspektrum infl amasi dan infeksi mukosa hidung dan sinus paranasal. Rinosinusitis didefinisikan sebagai gangguan akibat infl amasi mukosa hidung dan sinus paranasal" dikatakan kronik apabila telah berlangsung sekurangnya *2 minggu (Benninger dkk, 2$

description

fdsfa

Transcript of Rino Sinusitis

Page 1: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 1/14

LAPORAN PENDAHULUAN RINOSINUSITIS

A.  PENGERTIAN

  Rinosinusitis adalah penyakit inflamasi mukosa yang melapisi hidung dan sinus paranasal.

Peradangan ini sering bermula dari infeksi virus, yang karena keadaan tertentu berkembang

menjadi infeksi bakterial dengan penyebab bakteri pathogen yang terdapat di saluran napas

 bagian atas. Penyebab lain adalah infeksi jamur, infeksi gigi, dan dapat pula terjadi akibat fraktur 

dan tumor (Benninger dan Gottschall, 2!" #oetjipto dkk, 2!$

  Rinosinusitis merupakan peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal, yang selalu dimulai

dengan penyumbatan daerah kompleks osteomeatal oleh infeksi, obstruksi mekanik atau alergi

(%&ang dkk, 2'" orissen dkk, 2" Baroody, 2)$

  Rinosinusitis adalah peradangan mukosa nasal dan sinus paranasal, dikatakan kronis apabila

 berlangsung paling sedikit *2 minggu (+-, 2*$  #inusitis dapat didefinisikan sebagai peradangan pada salah satu atau lebih mukosa sinus

 paranasal, umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut sebagai rinosinusitis.

Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus

 paranasal disebut pansinusitis. (#oetjipto /ardani R#,2)$

  Rinosinusitis merupakan penyakit peradangan yang menyerang organ sinus paranasal dan

kavitas nasal. #ejak pertengahan tahun *'', kata sinusitis telah diganti menjadi istilah

rinosinusitis, dimana jarang ditemukan kasus sinusitis tanpa rhinitis dan juga penyakit rhinitis

yang selalu disertai dengan sinusitis. (0ee, 21$

  Rinosinusitis kronik (R#-$ atau sering disebut sinusitis kronik didefinisikan sebagai gangguan

akibat peradangan dan infeksi mukosa sinus paranasalis dan pada mukosa hidung yang telah

mengalami perubahan reversibel maupun irreversible dengan berbagai etiologi dan faktor 

 predisposisi dan *,2, berlangsung lebih dari *2 minggu R#- masih merupakan tantangan dan

masalah dalam praktek umum maupun spesialis mengingat anatomi, etiologi serta

 penanganannya yang kompleks (%aro&i dkk, 2**$

  Rinosinusitis kronis adalah inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal yang dapat

ditegakkan berdasarkan ri&ayat gejala yang diderita sudah lebih dari *2 minggu, dan sesuai

dengan 2 kriteria mayor atau * kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor (#tankie&ic3, 2*"Bus4uets, 2!" #oetjipto, 2!" #etiadi 5, 2'$.

  Rinosinusitis (R#-$ merupakan istilah yang lebih tepat karena sinusitis jarang tanpa didahului

rinitis dan tanpa melibatkan infl amasi mukosa hidung. Rinosinusitis menjadi penyakit

 berspektrum infl amasi dan infeksi mukosa hidung dan sinus paranasal. Rinosinusitis

didefinisikan sebagai gangguan akibat infl amasi mukosa hidung dan sinus paranasal" dikatakan

kronik apabila telah berlangsung sekurangnya *2 minggu (Benninger dkk, 2$

Page 2: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 2/14

  5enurut American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery *''!, rinosinusitis

adalah peradangan kronik pada satu atau lebih mukosa sius paranasal. #ecara embriologis

mukosa sinus merupakan lanjutan dari mukosa hidung, sehingga sinusitis hampir selalu

didahului dengan rinitis dan gejala6gejala obstruksi nasi, rinore serta hiposmia dijumpai pada

rinitis maupun sinusitis. Berdasarkan Task force yang dibentuk oleh American Academy of 

Otolaryngic Allergy (7787$, dan 7merican Rhinologic #ociety (7R#$, rinosinusitis kronik 

didefinisikan sebagai rinosinusitis yang berlangsung lebih dari *2 minggu dengan 2 gejala mayor 

atau lebih atau satu gejala mayor disertai dua gejala minor (%&ang dkk, 2"

irapongsananuruk, *''1 cit  #etiadi 2'$

  Rinosinusitis (maksila$ adalah inflamasi pada mukosa hidung dan sinus paranasal (sinus

maksila$, ditandai oleh dua atau lebih gejala, diantaranya terdapat sumbatan hidung9obstruksi9

kongesti, atau ada sekret hidung (anterior9 posterior nasal drip$, rasa nyeri9tertekan pada &ajah,

 berkurang atau hilangnya penghidu" juga temuan endoskopik: adanya sekret mukopurulenterutama dari meatus medius, atau edema9sumbatan mukosa terutama di meatus medius dan atau

adanya perubahan mukosa dalam kompleks osteomeatal dan atau sinus pada temuan tomografi

komputer9 +; scan$ (<okkens dkk, 2)$

B.  KLASIFIKASI

Pinheiro et al . (*''1$ dalam +- (2*$, membagi rinosinusitis ditinjau dari lima

aksis, yaitu:

*.  Gambaran klinis (akut, subakut, dan kronik$

  5enurut -onsensus =nternational (2>$ dalam #oetjipto /ardani (2)$ membagirinosinusitis menjadi:

a.  7kut dengan batas sampai > minggu

 b.  #ub akut bila terjadi antara > minggu sampai bulan atau *2 minggu

c.  -ronik bila lebih dari bulan atau *2 minggu

Rinosinusitis kronis adalah peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal yang menetap selama

lebih *2 minggu atau > kali serangan akut berulang pertahun yang masing6masing serangan lebih

dari * hari.

  2.  0okasi sinus yang terkena (maksilaris, frontalis, ethmoidalis, dan sphenoidalis$

  .  8rganisme yang terlibat (virus, bakteri, atau jamur$

  >.  -eterlibatan ekstrasinus (komplikasi atau tanpa komplikasi$

?.  5odifikasi penyebab spesifik (atopi, obstruksi komplek osteomeatal$

Page 3: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 3/14

-lasifikasi lain didasarkan ditemukan ada tidaknya alergi, membagi rinosinusitis

menjadi alergi dan nonalergi atau berdasarkan ada tidaknya infeksi dibagi dalam rinosinusitis

infeksi dan noninfeksi. Rinosinusitis infeksi biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas atas

akut yang disebabkan virus, biasanya infeksi bakteri merupakan lanjutan dari infeksi virus.

=nfeksi virus biasanya akan membaik tanpa terapi setelah 2 minggu. @irus yang biasa menjadi

 penyebab adalah virus influen3a, corona virus dan rinovirus. =nfeksi virus sering diikuti infeksi

 bakteri terutama kokkus (streptococcus pneumonia dan staphilococcus aureus$ dan haemophilus

influen3a. Rinosinusitis kronik noninfeksi Bisa disebabkan alergi, faktor lingkungan (misalnya

 polutan$ dan penyebab fisiologik atau yang berkaitan dengan usia (misalnya rinitis vasomotor 

dan perubahan hormonal$.

Pembagian berdasarkan derajat sinusitis digunakan gambaran radiologis untuk 

menunjukkan berat ringannya penyakit. Pembagian secara radiologis telah banyak dilakukan di

antaranya menurut 0und 5ac-ay. Pembagian menurut sistem 0und 5ac-ay didasarkan pada pengukuran obyektif kelainan masing6masing sinus dengan skor bila tidak ditemukan kelainan,

skor * bila ditemukan opasitas parsial, skor 2 bila ditemukan opasitas total sinus, dan penilaian

 patensi osteomeatal komplek. #istem ini banyak dipakai karena mampu mengukur kelainan

masing6masing sinus secara obyektif, dapat dipakai untuk kasus individual, dan

mempertimbangkan kondisi komplek osteomeatal (Aeinreich, 2>$.

C.  ETIOLOGI

  *.  <aktor %ost

a.  mur, enis -elamin dan Ras

Rinosinusitis kronik merupakan penyakit yang dapat mengenai semua kelompok umur, semua

 jenis kelamin dan semua ras.

 b.  Ri&ayat Rinosinusitis 7kut

Rinosinusitis akut biasanya didahului oleh adanya infeksi saluran pernafasan atas seperti batuk 

dan influen3a. =nfeksi saluran pernafasan atas dapat menyebabkan edema pada mukosa hidung,

hipersekresi dan penurunan aktivitas mukosiliar. Rinosinusitis akut yang tidak diobati secara

adekuat akan menyebabkan regenerasi epitel permukaan bersilia yang tidak lengkap, akibatnya

terjadi kegagalan mengeluarkan sekret sinus dan menciptakan predisposisi infeksi.c.  =nfeksi Gigi

=nfeksi gigi merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya rinosinusitis maksila. %al ini

terjadi karena sinus maksila mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan akar gigi premolar 

dan molar atas. %ubungan ini dapat menimbulkan masalah klinis seperti infeksi yang berasal dari

gigi dan fistula oroantral dapat naik ke atas dan menimbulkan infeksi sinus maksila.

d.  Rinitis 7lergi

Page 4: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 4/14

7lergi merupakan suatu penyimpangan reaksi tubuh terhadap paparan bahan asing yang

menimbulkan gejala pada orang yang berbakat atopi sedangkan pada kebanyakan orang tidak 

menimbulkan reaksi apapun.' Rinitis alergi adalah suatu penyakit manifestasi reaksi

hipersensitifitas tipe = (Gell +omb$ yang diperantarai oleh =gC dengan mukosa hidung sebagai

organ sasaran utama. Gejalanya berupa hidung beringus, bersin6bersin, hidung tersumbat dan

gatal.

Peranan alergi pada rinosinusitis kronik adalah akibat reaksi anti gen anti bodi menimbulkan

 pembengkakan mukosa sinus dan hipersekresi. 5ukosa sinus yang membengkak dapat

menyumbat ostium sinus dan mengganggu drainase sehingga menyebabkan timbulnya infeksi,

yang selanjutnya menghancurkan epitel permukaan. -ejadian yang berulang terus6menerus dapat

menyebabkan rinosinusitis kronis.

e.  iabetes 5ellitus

iabetes mellitus merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya rinosinusitis kronik. %al inidisebabkan penderita diabetes mellitus berada dalam kondisi immunocompromised atau turunnya

sistem kekebalan tubuh sehingga lebih rentan terkena penyakit infeksi seperti rinosinusitis.

f.  7sma

7sma merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya rinosinusitis kronik. #ebesar 2?6 D

 penderita asma dapat berkembang menjadi polip hidung sehingga mengganggu aliran mukus.

g.  -elainan anatomi hidung

-elainan anatomi seperti septum deviasi, bula etmoid yang membesar, hipertrofi atau paradoksal

konka media dan konka bulosa dapat mempengaruhi aliran ostium sinus, menyebabkan

 penyempitan pada kompleks osteomeatal dan menggangu clearance mukosilia sehingga

memungkinkan terjadinya rinosinusitis.

h.  -elainan kongenital

-elainan kongenital seperti sindroma kartagener dan fibrosis kistik dapatmengganggu transport

mukosiliar (sistem pembersih$. #indrom kartagener atau sindrom silia immortal merupakan

 penyakit yang diturunkan secara genetik, dimana terjadi kekurangan9ketiadaan

lengan dynein sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pada koordinasi gerakan silia dan

disorientasi arah dari denyut silia. Gangguan pada transport mukosiliar dan frekuensi denyut silia

menyebabkan infeksikronis yang berulang sehingga terjadi bronkiektasis dan rinosinusitis. Pada fibrosis kistik terjadi

 perubahan sekresi kelenjar yang menghasilkan mukus yang kental sehingga menyulitkan

 pembersihan sekret. %al ini menimbulkan stase mukus yang selanjutnya akan terjadi kolonisasi

kuman dan timbul infeksi.

  2.  <aktor 7gent

Page 5: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 5/14

Rinosinusitis kronik dapat disebabkan oleh beberapa bakteri patogen seperti Streptococcus

 pneumonia, Haemophillus influenza, Moraxella catarrhalis, Streptococcus pyogenes,

Staphylococcus aureus, Bacteroides, eptostreptococcus,  !uso"acterium dan Basil gram #$%.

#elain bakteri, rinosinusitis juga dapat disebabkan oleh virus ( &hino'irus, influenza 'irus,

 parainfluenza 'irus dan Adeno'irus$ dan jamur ( Aspergillus dan (andida$.

  .  <aktor 0ingkungan

<aktor lingkungan yang memengaruhi terjadinya rinosinusitis kronik yaitu polusi udara dan

udara dingin. Paparan dari polusi udara dapat mengiritasi saluran hidung, menyebabkan

 perubahan mukosa dan memperlambat gerakan silia. 7pabila berlangsung terus6menerus dapat

menyebabkan rinosinusitis kronik. dara dingin akan memperparah infeksi karena menyebabkan

mukosa sinus membengkak. %al ini membuat jalannya mukus terhambat dan terjebak di dalam

sinus, yang kemudian menyebabkan bakteri berkembang di daerah tersebut

D.  ANATOMI DAN FISIOLOGI

#inus atau lebih dikenal dengan sinus paranasal merupakan rongga di dalam tulang

kepala yang terbentuk dari hasil pneumatisasi tulang6tulang kepala. #inus paranasal terdiri dari

empat pasang sinus yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid, dan sinus sfenoid kanan dan

kiri. #inus paranasal berfungsi sebagai pengatur kondisi udara, penahan suhu, membantu

keseimbangan kepala, membantu resonansi suara, peredam perubahan tekanan udara, dan

membantu produksi mucus untuk membersihkan rongga hidung.

#ecara embriologik sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung dan

 perkembangannya dimulai pada fetus usia 6> bulan, kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal.

#emua rongga sinus dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari mukosa hidung, berisi

udara dan semua sinus mempunyai muara (ostium$ di dalam rongga hidung.

#ecara klinis sinus paranasal dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok anterior 

dan posterior. -elompok anterior terdiri dari sinus frontal, sinus maksila, dan sel anterior sinus

etmoid. -elompok posterior terdiri dari sel6sel posterior sinus etmoid dan sinus sfenoid.

Page 6: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 6/14

Pembagian #inus Paranasal

  *.  #inus 5aksila

Page 7: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 7/14

#inus maksila merupakan sinus paranasal terbesar dan terdapata pada daerah tulang maksila.

#aat lahir sinus maksila bervolume !61 ml, sinus kemudian berkembang mencapai ukuran

maksimal yaitu *? ml (> E E 2mm$ saat berusia *?6*1 tahun. Bentuk sinus maksila ini

adalah seperti piramida dengan bagian puncak menghadap ke lateral dan meluas ke arah prosesus

3ygomatikus dari maksila.

asar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu premolar (P* dan P2$,

molar (5* dan 52$, kadang kadang juga gigi taring dan gigi molar 5. 7kar6akar gigi tsb dapat

menonjol ke dalam sinus sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan

rinosinusitis.

  2.  #inus <rontal

#inus frontal terletak di os frontal dan mulai terbentuk sejak bulan keempat fetus. #inus frontal

mulai berkembang pada usia 16* tahun dan akan mencapai ukuran maksimal sebelum usia 2

tahun.) @olume sinus ini sekitar !F) ml (21 E 2> E 2 mm$. #inus frontal biasanya bersekat6sekatdan tepi sinus berlekuk6lekuk. ;idak adanya gambaran lekuk6lekuk dinding sinus pada foto

rontgen menunjukkan adanya infeksi sinus. #inus frontal dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis

dari orbita dan fosa serebri anterior sehingga infeksi dari sinus frontal mudah menjalar ke

daerah ini.

  .  #inus Ctmoid

#inus etmoid merupakan struktur yang berisi cairan pada bayi yang baru dilahirkan. Pada saat

 janin yang berkembang pertama adalah sel anterior diikuti oleh sel posterior. #el tumbuh secara

 berangsur6angsur sampai umur *2 tahun. Gabungan sel anterior dan posterior mempunyai

volume *? ml ( E 2) E *> mm$. Bentuk sinus etmoid seperti piramid dan dibagi menjadi

multipel sel oleh sekat yang tipis.

ibagian terdepan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit, disebut resesus frontal yang

 berhubungan dengan sinus frontal. i dalam etmoid anterior terdapat suatu penyempitan yang

disebut infundibulum, tempat bermuaranya ostium sinus maksila. Peradangan di resesus frontal

dapat menyebabkan rinosinusitis frontal dan peradangan di infindibulum dapat menyebabkan

rinosinusitis maksila.

  >.  #inus #fenoid

#inus sfenoid merupakan rongga yang terletak di dasar tengkorak, tidak berhubungan dengandunia luar sehingga jarang terkena infeksi. #inus ini terletak dalam os sfenoid di belakang sinus

etmoid posterior.) #inus sfenoid dibentuk di dalam kapsul rongga hidung dari hidung janin dan

tidak berkembang hingga usia tahun.

#inus mencapai ukuran penuh pada usia *1 tahun dengan volume sekitar ),? ml (2 E 2 E *)

mm$. #ebelah superior sinus sfenoid berbatasan dengan fosa serebri media dan kelenjar hipofisa,

Page 8: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 8/14

sebelah inferior dengan atap nasofaring, sebelah lateral dengan sinus kavernosus dan a. karotis

interna dan sebelah posteriornya berbatasan dengan fosa posterior di daerah pons

E.  PATOFISIOLOGI

Patofisiologi rinosinusitis kronik terkait faktor: patensi ostium, fungsi silia dan

kualitas sekret. Gangguan salah satu faktor tersebut atau kombinasi faktor6faktor tersebut

merubah fisiologi dan menimbulkan sinusitis. -egagalan transpor mukus dan menurunnya

ventilasi sinus merupakan faktor utama berkembangnya rinosinusitis kronik.

Patofisiologi rinosinusitis kronik dimulai dari blokade akibat udem hasil proses radang

di area kompleks ostiomeatal. Blokade daerah kompleks ostiomeatal menyebabkan gangguan

drainase dan ventilasi sinus6sinus anterior. #umbatan yang berlangsung terus menerus akan

mengakibatkan terjadinya hipoksi dan retensi sekret serta perubahan p% sekret yang merupakan

media yang baik bagi bakteri anaerob untuk berkembang biak. Bakteri juga memproduksi toksinyang akan merusak silia. #elanjutnya dapat terjadi hipertrofi mukosa yang memperberat blokade

kompleks ostiomeatal. #iklus ini dapat dihentikan dengan membuka blokade kompleks

ostiomeatal untuk memperbaiki drainase dan aerasi sinus.

<aktor predisposisi rinosinusitis kronik antara lain adanya" obstruksi mekanik seperti

septum deviasi, hipertrofi konkha media, benda asing di hidung, polip serta tumor di dalam

rongga hidung. <aktor sistemik yang mempengaruhi seperti malnutrisi, terapi steroid jangka

 panjang, diabetes, kemoterapi dan defisiensi imun. <aktor lingkungan seperti polusi udara, debu,

udara dingin dan kering dapat mengakibatkan perubahan pada mukosa dan kerusakan silia.

Pathway

Page 9: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 9/14

Path&ay Rinosinusitis

F.  GEJALA DAN TANDA KLINIS

iagnosis ditegakkan bila ditemukan 2 atau lebih gejala mayor atau * gejala mayor dan

2 gejala minor. Pemeriksaan fisik ;%; dengan menggunakan nasoendoskopi dan foto polos

hidung dan sinus paranasal atau #P (Bus4uets 5 , 2 " raft , *''? " #tankie&ic3, 2*$

  *.  Gejala 5ayor :

  %idung tersumbat

  #ekret pada hidung 9 sekret belakang hidung 9 P

  #akit kepala

  yeri 9 rasa tekan pada &ajah

  -elainan penciuman (hiposmia 9 anosmia$

  2.  Gejala 5inor :

Page 10: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 10/14

  emam, halitosis

  Pada anak" batuk, iritabilitas

  #akit gigi

  #akit telinga 9 nyeri tekan pada telinga 9 rasa penuh pada telinga.

Gejala dan ;anda -linis : (Ballenger, *'') cit  #etiadi 2'$

  *.  Gejala #ubjektif 

a.   yeri

#esuai dengan daerah sinus yang terkena dapat ada atau mungkin tidak. #ecara anatomi, apeks

gigi6gigi depan atas (kecuali gigi insisivus$ dipisahkan dari lumen sinus hanya oleh lapisan tipis

tulang atau mungkin tanpa tulang hanya oleh mukosa, karenanya sinusitis maksila sering

menimbulkan nyeri hebat pada gigi6gigi ini

 b. 

#akit kepala5erupakan tanda yang paling umum dan paling penting pada sinusitis. /olff menyatakan bah&a

nyeri kepala yang timbul merupakan akibat adanya kongesti dan udema di ostium sinus dan

sekitarnya. Penyebab sakit kepala bermacam6macam, oleh karena itu bukanlah suatu tanda khas

dari peradangan atau penyakit pada sinus. ika sakit kepala akibat kelelahan dari mata, maka

 biasanya bilateral dan makin berat pada sore hari, sedangkan pada penyakit sinus sakit kepala

lebih sering unilateral dan meluas kesisi lainnya. #akit kepala yang bersumber di sinus akan

meningkat jika membungkukkan badan kedepan dan jika badan tiba6tiba digerakkan. #akit

kepala ini akan menetap saat menutup mata, saat istirahat ataupun saat berada dikamar gelap.

 yeri kepala pada sinusitis kronis biasanya terasa pada pagi hari, dan akan berkurang atau hilang

setelah siang hari. Penyebabnya belum diketahui dengan pasti, tetapi mungkin karena pada

malam hari terjadi penimbunan ingus dalam rongga hidung dan sinus serta adanya statis vena.

c.   yeri pada penekanan

 yeri bila disentuh dan nyeri pada penekanan jari mungkin terjadi pada penyakit di sinus6sinus

yang berhubungan dengan permukaan &ajah

d.  Gangguan penghindu

=ndra penghindu dapat disesatkan (parosmia$, pasien mencium bau yang tidak tercium oleh

hidung normal. -eluhan yang lebih sering adalah hilangnya penghindu (anosmia$. %al inidisebabkan adanya sumbatan pada fisura olfaktorius didaerah konka media. 8leh karena itu

ventilasi pada meatus superior hidung terhalang, sehingga menyebabkan hilangnya indra

 penghindu. Pada kasus kronis, hal ini dapat terjadi akibat degenerasi filament terminal nervus

olfaktorius, meskipun pada kebanyakan kasus, indra penghindu dapat kembali normal setelah

infeksi hilang.

  2.  Gejala 8bjektif 

Page 11: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 11/14

a.  Pembengkakan dan udem

ika sinus yang berbatasan dengan kulit terkena secara akut, dapat terjadi pembengkakan dan

udem kulit yang ringan akibat periostitis. Palpasi dengan jari mendapati sensasi seperti pada

 penebalan ringan atau seperti meraba beludru.

 b.  #ekret nasal

5ukosa hidung jarang merupakan pusat fokus peradangan supuratif, sinus6sinuslah yang

merupakan pusat fokus peradangan semacam ini.

7danya pus dalam rongga hidung seharusnya sudah menimbulkan kecurigaan adanya suatu

 peradangan dalam sinus. Pus di meatus medius biasanya merupakan tanda terkenanya sinus

maksila, sinus frontal atau sinus etmoid anterior, karena sinus6sinus ini bermuara ke dalam

meatus medius.

G. 

KOMPLIKASI-ompikasi rinosinusitis telah menurun secara nyata sejak ditemukan antibiotika.

-omplikasi yang dapat terjadi ialah:

  *.  8steomielitis dan abses subperiostal

Paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anak6anak. Pada

osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral.

  2.  -elainan 8rbita

isebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata (orbita$. Hang paling sering ialah

sinusitis etmoid, kemudian sinusitis frontal dan maksila.

Penyebaran infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum. @ariasi yang dapat

timbul ialah udema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses orbita dan selanjutnya

dapat terjadi trombosis sinus kavernosus.

  .  -elainan =ntrakranial

apat berupa meningitis, abses ektradural, abses otak dan trombosis sinus kavernosus.

  >.  -elainan Paru

#eperti bronkitis kronis dan brokiektasis. 7danya kelainan sinus paranasal disertai denga

kelainan paru ini disebut sinobronkitis. #elain itu dapat juga timbul asma bronkial

H.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

*.  Pemeriksaan fisik 

Pemeriksaan palpasi turut membantu menemukan nyeri tekan pada daerah sinus yang terkena

disamping pemeriksan rinoskopi anterior dan rinoskopi posterior.

  2.  ;ransiluminasi

Page 12: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 12/14

;ransluminasi mempuyai manfaat yang terbatas, hanya dapat dipakai untuk pemeriksaan sinus

maksila dan sinus frontal, bila fasilitas pemeriksaan radiologik tidak tersedia.

  .  Pemeriksaan radiologi

a.  <oto rontgen sinus paranasal

Pemeriksaan radiologik yang dapat dibuat antara lain: /aters, P7 dan 0ateral. ;epi mukosa sinus

yang sehat tidak tampak pada foto rontgen, tetapi jika ada infeksi tepi mukosa akan tampak 

karena udema permukaan mukosa. Permukaan mukosa yang membengkak dan udema tampak 

seperti suatu densitas yang paralel dengan dinding sinus.

Pembengkakan permukaan mukosa yang berbatas tegas pada resesus alveolaris antrum maksila

 biasanya terjadi akibat infeksi yang berasal dari gigi atau daerah periodontal.

ika cairan tidak mengisi seluruh rongga sinus, selalu dapat dilihat adanya batas cairan (air fluid

level$ pada foto dengan posisi tegak.

 b. 

+;6#can (+omputer ;omography$ sinus paranasal#inus maksila, rongga hidung, septum nasi dan konka terlihat pada penampang +;6#can aksial

dan koronal. Pada sinusitis dengan komplikasi, +;6#can adalah cara yang terbaik untuk 

memperlihatkan sifat dan sumber masalah.

+;6#can koronal dari sinus paling baik untuk pembedahan, memberikan visualisasi yang baik 

tentang anatomi rongga hidung, komplek osteomeatal, rongga6rongga sinus dan struktur6struktur 

yang mengelilinginya seperti orbita, lamina kribiformis, dan kanalis optikus. 8bstruksi anatomi

 pada komplek osteomeatal dan kelainan6kelainan gigi akan terlihat jelas.

+;6#can dapat menilai tingkat keparahan inflamasi dengan menggunakan sistem gradasi

yaitu staging )und$Mackay. #istem ini sangat sederhana untuk digunakan secara rutin dan

didasarkan pada skor angka hasil gambaran +; scan. )und$Mac*ay &adiologic Staging 

System ditentukan dari lokasi Gradasi Radiologik sinus maksila, etmoid anterior, etmoid

 posterior dan sinus sphenoid, Penilaian Gradasi radiologik dari 62, Gradasi : ;idak ada

kelainan, Gradasi * : 8pasifikasi parsial Gradasi 2 : 8pasifikasi komplit.

  >.   asoendoskopi

 asoendoskopi ini akan mempermudah dan memperjelas pemeriksaan karena dapat melihat

 bagian6bagian rongga hidung yang berhubungan dengan faktor lokal penyebab sinusitis.

Pemeriksaan nasoendoskopi dapat melihat adanya kelainan septum nasi, meatus media, konkamedia dan inferior, juga dapat mengetahui adanya polip atau tumor.

I.  DIAGNOSIS

Gejala klinik rinosinusitis kronis menurut American Academy of Otolaryngic

 Allergy (7787$, dan American &hinologic Society (7R#$ adalah rinosinusitis yang berlangsung

Page 13: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 13/14

lebih dari *2 minggu dengan 2 gejala mayor atau lebih atau * gejala mayor disertai 2 gejala

minor atau lebih (#etiadi 5, 2'$.

J.  PENATALAKSANAAN

ika pada pemeriksaan ditemukan adanya faktor predisposisi seperti deviasi septum,

kelainan atau variasi anatomi -85, hipertrofi adenoid pada anak, polip, kista, jamur, gigi

 penyebab sinusitis, dianjurkan untuk melakukan penatalaksanaan yang sesui dengan kelainan

yang ditemukan (lusoy, 2)$.

ika tidak ditemukan faktor predisposisi, diduga kelainan adalah bakterial yang

memerlukan pemberian antibiotik dan pengobatan medik lainnya.

  *.  5edikamentosa

a.  7ntibiotika

5eskipun tidak memegang peran penting, antibiotika dapat diberikan sebagai terapia&al. Pilihan antibiotika harus mencakup I6laktamase seperti pada terapi sinusitis akut lini ke ==,

yaitu amoksisillin klavulanat atau ampisillin sulbaktam, sefalosporin generasi kedua, makrolid,

klindamisin. ika ada perbaikan antibiotik diteruskan mencukupi * F *> atau lebih jika

diperlukan.

ika tidak ada perbaikan dapat dipilih antibiotika alternatif seperti siprofloksasin,

golongan kuinolon atau yang sesuai dengan kultur. ika diduga ada bakteri anaerob, dapat diberi

metronida3ole.

ika dengan antibiotika alternatif tidak ada perbaikan, maka eveluasi kembali apakah

ada faktor predisposisi yang belum terdiagnosis dengan pemeriksaan nasoendoskopi maupun +;6

#can.

 b.  ;erapi 5edik ;ambahan

 +ekongestan, ekongestan berperan penting sebagai terapi a&al mendampingi

antibiotik. ekongestan oral menstimulasi reseptor J6adrenergik dimukosa hidung dengan efek 

vasokontriksi yang dapat mengurang keluhan sumbatan hidung, meningkatkan diameter ostium

dan meningkatkan ventilasi.

Preparat yang umum adalah pseudoefedrine dan phenyl$propanolamine. -arena efek 

 peningkatan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung harus dilakukan dengan hati6hati.ekongestan topikal mempunyai efek yang lebih cepat terhadap sumbatan hidung,

namun efeknya ini sebetulnya tidak fisiologik dan pemakaian jangka lama (lebih dari ) hari$

akan menyebabkan rinitis medika mentosa.

 Antihistamin, 7lergi berperan sebagai penyebab sinusitis kronis pada lebih dari ?D

kasus, karenanya penggunaan antihistamin justru dianjurkan, demikian juga kemungkinan

imunoterapi.

Page 14: Rino Sinusitis

7/18/2019 Rino Sinusitis

http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 14/14

-arena antihistamin generasi pertama mempunyai efek antikolinergik yang tinggi,

generasi kedua lebih disukai seperti azelastine, acri'astine, cetirizine,

 fexofenadine dan loratadine.

 *ortikosteroid , ada 2 jenis kortikosteroid, yaitu kortikosteroid 

topikal dan kortikosteroid oral , kortikosteroid topikal mempunyai efek lokal terhadap bersin,

sekresi lendir, sumbatan hidung dan hipo9anosmia. Penemuannya merupakan perkembangan

 besar dalam pengobatan rinitis dan sinusitis.

Penggunaannya kortikosteroid topikal meluas pada kelainan alergi dan non6alergi.

5eskipun obat semprot ini tidak mencapai komplek osteomeatal, keluhan pasien berkurang

karena udema di rongga hidung dan meatus medius hilang.

#edangkan kortikosteroid oral dapat mencapai seluruh rongga sinus. ;erapi singkat

selama dua minggu sudah efektif menghilangkan beberapa keluhan. Preparat oral dapat diberikan

mendahului yang topikal, obat oral dapat membuka sumbatan hidung terlebih dahulu sehinggadistribusi obat semprot merata.

  2.  Penatalaksanaan 8peratif 

#inusitis kronis yang tidak sembuh dengan pengobatan medik adekuat dan optimal serta

adanya kelainan mukosa menetap merupakan indikasi tindakan bedah.

Beberapa macam tindakan bedah mulai dari antrostomi meatus inferior, +ald&el60uc,

trepanasi sinus frontal, dan Bedah #inus Cndoskopi <ungsional (B#C<$ dapat dilaksanakan.

Bedah sinus konvensional tidak memperlihatkan usaha pemulihan drainase dan

ventilasi sinus melalui ostium alami.

 amun dengan berkembangnya pengetahuan patogenesis sinusitis, maka berkembang

 pula modifikasi bedah sinus konvensional misalnya operasi +ald&el60uc yang hanya

mengangkat jaringan patologik dan meninggalkan jaringan normal agar tetap berfungsi dan

melakukan antrostomi meatus medius sehingga drainase dapat sembuh kembali.

Bedah #inus Cndoskopi <ungsional (B#C<$ merupakan kemajuan pesat dalam bedah

sinus. enis operasi ini lebih dipilih karena merupakan tindakan konservatif yang lebih efektif 

dan fungsional.

-euntungan B#C< adalah penggunaan endoskop dengan pencahayaan yang sangat

terang, sehingga saat operasi kita dapat melihat lebih jelas dan rinci adanya kelainan patologidirongga6rongga sinus.

aringan patologik yang diangkat tanpa melukai jaringan normal dan ostium sinus yang

tersumbat diperlebar.

engan ini ventilasi sinus lancar secara alami, jaringan normal tetap berfungsi dan

kelainan didalam sinus maksila dan frontal akan sembuh sendiri.