Refleksi Kasus Komuda

5
REFLEKSI KASUS KOMUDA NAMA : Septian Wisnu Sewaka NIM : 20100310145 TEMPAT KOMUDA : RSJ GRHASIA KELOMPOK : KEL. A FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

description

merupakan contoh refleksi komuda

Transcript of Refleksi Kasus Komuda

  • REFLEKSI KASUS KOMUDA

    NAMA : Septian Wisnu Sewaka

    NIM : 20100310145

    TEMPAT KOMUDA : RSJ GRHASIA

    KELOMPOK : KEL. A

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

  • Refleksi Kasus Komuda

    Nama / No. Mahasiswa : Septian Wisnu Sewaka / 20100310145

    Tempat komuda : RSJ GRHASIA

    1. Pengalaman :

    Seorang pasien laki-laki berusia 37 tahun dilaporkan dan diperiksakan oleh keluarganya dengan keterangan pasien susah tidur marah-marah sering sekali keluyuran dan bisa kembali kerumah. Keluarga juga memaparkan bahwa pasien pernah enam kali meninggalkan rumah tanpa sebab dalam waktu 1 bulan. Pada pemeriksaan yang telah dilakukan oleh dokter spesialis jiwa diagnosis awal masuk disebutkan mengalami ganguan jiwa F.20.3 skizofrenia tak terinci (undifferentiated), kemudian pada akhir diagnosis pasien ini dinyatakan mengalami ganguan jiwa, F20.0 skizofrenia paranoid.

    2. Masalah yang dikaji :

    mengapa pada penegakan diagnosis terakhir dokter spesialis jiwa mendiagnosis akhir pasien dengan ganguan jiwa F20.0 atau skizofrenia paranoid, apakah criteria yang mendasari seseorang untuk dapat didiagnosis memiliki ganguan jiwa F20.0 skizofrenia paranoid ? lalu bagaimanakah cirri-ciri yang dapat muncul pada ganguan jiwa F20.0 skizofrenia paranoid?

    3. Analisa kritis :

    Menurut PPDGJ - III, terdapat definisi bagaimana seseorang dapat didiagnsis ganguan jiwa paranoid atau skizofrenia paranoid, 1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. 2. Sebagai tambahan : halusinasi dan waham harus menonjol ; (a) suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing); (b) halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol; (c) waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas; ganguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.

    Pada penjelasan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa beberapa adanya kecocokan kriteria terhadap pasien yang didiagnosis sebagai penderita skizofrenia paranoid. Yaitu diantaranya adalah adanya waham yang terdapat pada pasien yang telah dianamnesis secara auto anamnesis yaitu terdapat 3 waham yang menonjol pertama yaitu adanya waham majik mistik, kedua adanya waham kendali pikir, dan yang ketiga adanya waham sisip pikir, terakhir waham kejar. Terdapat empat waham pada pasien sehingga pasien terindikasikan mendapatkan kriteria pertama yakni waham yang menonjol. Kedua pasien juga telah di auto anamnesis dengan pertanyaan seputar halusinasi kemudian ditemukan halusinasi yang timbul pada pasien, yakni dia

  • merasakan adanya empat buah makhluk yang mengikutinya, pertama seperti singa, naga, harimau, dan terakhir elang. Pada anamnesis yang lebih lanjut adalah halusinasi tipe auditorik dan adanya halusinasi visual.

    Kemudian yang paling terakhir pasien merasakan bahwa dia seperti dikejar-kejar oleh makhluk-makhluk gaib yang sangat sering menganggunya, hingga pasien merasakan sangat susah tidur, sering ingin keluar dari rumah hingga akhirnya sempat kabur dari rumah. Maka dari banyak kesamaan dan kesesuain pada diagnosis yang telah memenuhi kriteria menurut PPDGJ III pasien tersebut tepat dengan diagnosisnya mengalami ganguan jiwa F20.0 skizofrenia paranoid.

    4. Dokumentasi : (berdasarkan Rekam medis)

    Nama Pasien : Wahyu Widodo

    No. rekam medis : 00-91-41

    Bangsal : Sadewa

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Usia : 37 Tahun

    Alamat : jl. Kenanga 2/ condong catur depok sleman

    Tanggal dikirim : 20/9/2012

    Agama : Islam

    Pendidikan : SLTP

    Pekerjaan : Tak Kerja

    Dr yang menangani : dr. Kus Sp. Kj

    Pemeriksaan penunjang

    Hemoglobin : 15,1 gr/dl

    Leukosit : 8,5 ribu/mmk

    Hitung Jenis Leukosit

    Eusinofil : 0 %

    Basofil : 0%

    Mielosit : 0%

    Metamiel : 0%

  • Batang : 0%

    Segmen : 79%

    Limfosit : 18%

    Monosit : 3%

    KE.D (Westergren) : 16mm/jam

    Pemeriksaan Tambahan

    Eritrosit : 5,33 juta/mmk

    Hematokrit : 43,3 %

    Faal Hemostasis

    Trombosit : 187 ribu/mmk

    Diagnosis Masuk : F.20.3

    Laporan Auto Anamnesis

    Kesan umum tentang pasien meliputi sikap dan penampilan pasien sangat kooperatif, tidak bizarre, penampilan dan wajah sesuai dengan umur, dan ekspresinya tenang.

    Pembicaraan normal, dengan kecepatan produksi juga normal, dan kuantitas normal

    Perilaku dan aktivitas psikomotor normal

    Mood dan afek biasa (normal)

    Berpikir, adanya bentuk piker non realistic, dan adanya 4 waham yang terdapat pada pasien, yakni waham sisip piker, kendali piker, waham kejar, dan magic mistik.

    Halusinasi dengan dapat melihat dan mendengar beberapa ekor hewan yang dia percayai dapat melindunginya

    Orientasi pada waktu, orang,tempat, dan situasi baik.

    Pada persepi adanya ganguan auditorik dan visual yang dapat membayangkan adanya beberapa ekor hewan yang dia yakini sebagai pelindungnya.

  • Pada sensori dan intelektual kesadaran baik, orientasi dan memori sekarang maupun jangka panjang baik, konsentrasi dan perhatian baik, informasi dan intelegensi juga baik.

    Daya nilai, adanya paranoid

    Insight jelek, derajat 4.

    5. Referensi:

    1. Departemen Kesehatan RI, 1993, Pedoman Penggolongan Diagnosis Ganguan Jiwa di Indonesia III, Jakarta.

    2. Salemba Humanika, 2011, psikologi abnormal perspektif klinis pada ganguan psikologis, Jakarta.