Refleksi kasus

12
BAB I LAPORAN KASUS 1. IDENTITAS PASIEN Nama : An. G Umur : 13 tahun Alamat : Komplek RST, Wates, Magelang Utara Agama : Islam Pekerjaan : Pelajar Datang pada tanggal 03 Desember 2013 di poliklinik THT 2. ANAMNESIS Autoanamnesis dilakukan di poliklinik THT RST. dr. Soedjono pada tanggal 03 Desember 2013. Keluhan Utama : Pasien datang ke Poliklinik THT dengan keluhan telinga kanan terasa penuh dan tersumbat. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke poliklinik THT dr. Soedjono, Magelang dengan keluhan telinga kanan terasa penuh dan tersumbat. Keluhan dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Pasien merasa saat mandi keramas seperti kemasukan air, kemudian pasien merasa budek. Pasien 1

description

sinusitis paranasal refleksi

Transcript of Refleksi kasus

BAB I

BAB I

LAPORAN KASUS1. IDENTITAS PASIEN

Nama

: An. G

Umur

: 13 tahun

Alamat

: Komplek RST, Wates, Magelang Utara

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Datang pada tanggal 03 Desember 2013 di poliklinik THT2. ANAMNESIS

Autoanamnesis dilakukan di poliklinik THT RST. dr. Soedjono pada tanggal 03 Desember 2013.Keluhan Utama :

Pasien datang ke Poliklinik THT dengan keluhan telinga kanan terasa penuh dan tersumbat.Riwayat penyakit sekarang :

Pasien datang ke poliklinik THT dr. Soedjono, Magelang dengan keluhan telinga kanan terasa penuh dan tersumbat. Keluhan dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Pasien merasa saat mandi keramas seperti kemasukan air, kemudian pasien merasa budek. Pasien lalu membersihkan telinganya dengan cotton bud dan dirasa kurang bersih. Keluhan pendengaran masih tetap dirasakan. Kadang terasa nyeri, gatal dan berdenging. Tanpa disertai keluarnya cairan dari liang telinga. Riwayat demam, batuk, pilek dsangkal. Gangguan menelan dan gangguan penciuman juga disangkal.Riwayat penyakit dahulu : Pasien belum pernah mengalami sakit serupa sebelumnya

Riwayat trauma, telinga tertampar disangkal Riwayat gondok, influenza berat dan sering batuk-pilek disangkal.

Penyakit alergi, asma, hipertensi dan diabetes mellitus disangkal.

Riwayat pemakaian obat ototoksik disangkal.Riwayat kebiasaan :

Pasien sering mengorek-ngorek telinga dengan cotton budsRiwayat penyakit keluarga : Riwayat keluhan serupa (-) Riwayat hipertensi disangkal Riwayat diabetes melitus disangkal Riwayat alergi disangkalRiwayat pengobatan

Pasien mengaku belum berobat ke dokter dan mengaku tidak mengorek kuping dengan cotton bud setelah keluhan.3. PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis

Keadaan Umum : Baik Kesadaran/GCS : Compos mentis/15 Status Gizi

: BaikStatus Lokalis (Telinga, Hidung, Tenggorokan)

a. Kepala dan leher : Kepala: mesocephale

Wajah: simetris

Leher: pembesaran kelenjar limfe (-)b. Gigi dan Mulut : Gigi geligi: normal Lidah

: normal, kotor (-), tremor (-) Pipi

: bengkak (-)c. Telinga :KananKiri

AuriculaBentuk normal

Edema (-) Hiperemis (-)Bentuk normal

Edema (-) Hiperemis (-)

Pre-auricularHiperemis (-)

Edema (-) Fistula (-)Nyeri tekan tragus (-)Hiperemis (-)

Edema (-) Fistula (-)Nyeri tekan tragus (-)

Retro-auricularHiperemis (-)Edema (-) Fistula (-)

Nyeri tekan (-)Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

CAESerumen (+)Edema (-) Hiperemis (-)

Furunkel (-) Otorea (-)Serumen (-)Edema (-) Hiperemis (-)

Furunkel (-) Otorea (-)

Membran timpaniPerforasi : sulit dinilai

Intak : sulit dinilai

Refleks cahaya : sulit dinilai Perforasi (-)

Intak (+)

Refleks cahaya (+) ( cone of light arah jam 7

d. Hidung dan Sinus Paranasal :LuarKananKiri

BentukNormalNormal

SinusNyeri tekan (-)Nyeri tekan (-)

Inflamasi/tumor(-)(-)

Rhinoskopi anteriorKananKiri

Sekret(-)(-)

Mukosa Hiperemis (-)Hiperemis (-)

Konka mediaHipertrofi (-)

Hiperemis (-)Hipertrofi (-)

Hiperemis (-)

Konka inferiorHipertrofi (-)

Hiperemis (-)Hipertrofi (-)

Hiperemis (-)

Tumor (-)(-)

Septum Deviasi (-)

Massa (-)(-)

e. Faring :OrofaringKananKiri

MukosaHiperemis (-)Hiperemis (-)

Dinding faringGranular (-)Granular (-)

Palatum moleUlkus (-)

Hiperemis (-)Ulkus (-)

Hiperemis (-)

Arcus laring Simetris (+)

Hiperemis (-)Simetris (+)

Hiperemis (-)

UvulaDitengah

Edema (-)

Tonsil :

UkuranT1T1

Permukaan RataRata

WarnaHiperemis (-)Hiperemis (-)

Kripte Melebar (-)Melebar (-)

Detritus (-)(-)

4. PEMERIKSAAN PENALATesADAS

Rinne(-)(+)

WebberLateralisasi ke telinga kanan

SwabachSamaSama

5. RINGKASAN1) Anamnesa (RPS): Telinga kanan terasa penuh / tersumbat Telinga kanan otalgia (+) Gangguan pendengaran (+) Telinga kanan tinnitus (+)2) Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) Riwayat mengorek telinga dengan cotton bud (+)

3) Pemeriksaan Fisik (AS) : Serumen (+) ( membrane timpani sulit dinilai4) Pemeriksaan Penala (AS) : Rinne (-) Weber lateralisasi ke kanan Swabach sama6. DIAGNOSIS AD serumen prop7. DIAGNOSIS BANDING AD keratosis obturans

8. TERAPI Ekstraksi serumen Oral ( Ciprofloxacin 2 x 500 mg9. PROGNOSIS

Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad sanam

: dubia ad bonam

Quo ad fungsionam: dubia ad bonam10. EDUKASI Telinga jangan kemasukan air, jangan berenang dulu dan jangan mengorek ngorek telinga Menjaga higiene telinga

Mengkonsumsi antibiotik sampai habis

Kontrol rutin ke poli THT bila masih ada keluhanPEMBAHASAN KASUS

Keluhan dirasakan setelah mandi keramas seperti kemasukan air, kemudian pasien merasa budek. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya gumpalan serumen pada liang telinga. Gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif. Terutama bila telinga masuk air sewaktu mandi atau berenang, serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu.

Pasien lalu membersihkan telinganya dengan cotton bud dan dirasa kurang bersih. Keluhan pendengaran masih tetap dirasakan. Hal ini adalah karena cotton bud justru dapat mendorong serumen lebih ke dalam sehingga dapat menutup membrana timpani, sehingga keluhan penurunan pendengaran tetap atau bahkan mungkin semakin memberat.

Riwayat trauma, telinga tertampar dan pemakaian obat ototoksik perlu ditanyakan. Riwayat trauma bisa menyebabkan terjepitnya saraf pendengaran, antara inkus dan maleus berjalan cabang n. fasialis yang disebut korda timpani ( Bila terdapat radang di telinga tengah atau trauma, korda timpani bisa terjepit sehingga timbul gangguan pengecap.

Di dalam telinga dalam terdapat alat keseimbangan dan alat pendengaran. Pemakaian obat-obatan ototoksik dapat merusak stria vaskularis, sehingga saraf pendengaran rusak dan terjadi tuli sensorineural. Setelah pemakaian obat ototoksik seperti streptomisin dapat terjadi gejala gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural dan gangguan keseimbangan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum pasien saat masuk poliklinik THT adalah kompos mentis serta keadaan gizi baik.

Pada pemeriksaan otoskopi pada telinga kanan ditemukan serumen di kanalis, membrana timpani sulit dinilai.

Hasil tes penala pada pasien ini menunjukkan Rinne telinga kanan positif, lateralisasi ke telinga yang sakit dan Schwabach sama dengan pemeriksa. Pada telinga kiri Rinne positif dan Schwabach sama dengan pemeriksa. Hal ini menandakan pendengaran normal.

Penanganan pada pasien adalah ;

Serumen lunak ( dapat dibersihkan dengan kapas yang dililitkan oleh aplikator (pelilit).

Serumen yang lembek dan letaknya terlalu dalam, sehingga mendekati mebran timpani ( dapat dikeluarkan dengan mengirigasi liang telinga (spooling).

Serumen yang telah keras ( harus dilembekkan terlebih dahulu dengan karbol gliserin 10 %, setelah itu dibersihkan dengan alat pengait atau diirigasi

Metode Kuretase

Cara mebersihkan kanalis akustikus eksternus

PAGE 1