REFERAT - PNEUMOTHORAKS

download REFERAT - PNEUMOTHORAKS

of 15

description

referat pneumotoraks

Transcript of REFERAT - PNEUMOTHORAKS

REFERATPNEUMOTHORAKS

Disusun oleh :Jacky Tanzil406117006

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KUDUSFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Jacky TanzilNIM : 406117006Universitas : TarumanagaraFakultas : KedokteranTingkat : Program Pendidikan Profesi DokterDiajukan : Desember 2012Bagian : Ilmu RadiologiJudul :Pneumothoraks

Kudus, 10 Desember 2012Mengetahui dan MenyetujuiPembimbing Bagian Ilmu Radiologi RSUD Kudus

dr. Sri Hartati , Sp.Rad

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya serta rahmat-NYA penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah salah satu syarat kelulusan dalam bagian radiologi. Makalah ini berisi mengenai Pneumothoraks yang didiagnosis dengan gambaran radiologi yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca tentang gambaran radiologi serta pnyekit hidropneumothorax itu sendiri.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini terutama ditujukan oleh pembimbing :Dr. Sri Hartati, Sp.RadSemoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Kudus, 10 Desember 2012

Jacky Tanzil

BAB I

PENDAHULUAN

Paru merupakan organ penting bagi tubuh yang mempunyai fungsi utama sebagai alat pernafasan (respirasi). Proses pernafasan yaitu pengambilan oksigen dari udara luar dan pengeluaran CO2 dari paru paru. Sistem pernafasan membawa udara melalui hidung kedalam alveoli. Dirongga hidung udara dibersihkan dari debu ukuran 2 10 u, dipanaskan dan dilembabkan oleh bulu dan lendir hidung sebelum masuk ke trakea.Paru berada dalam rongga pleura yang tekanannya selalu negatif selama siklus nafas (tekanan udara diluar dianggap = 0). Paru mengembang sampai menempel pleura. Bila tekanan rongga pleura jadi positif, paru-paru akan collaps. Hal ini terjadi pada:1. Pneumothoraks karena luka tusuk dari luar2. Pneumothoraks karena pecahnya blebs, caverne tbc atau pecahnya bronkus pada trauma3. Hidro/hemato-thoraks. Pleural effusion

Pleura dibentuk oleh jaringan yang berasal dari mesodermal. Pembungkus ini dapat dibedakan menjadi pleura viseral yang melapisi paru dan pleura parietal yang yang melapisi dinding dalam hemithorax. Diantara kedua pleura tadi terbentuk ruang yang disebut rongga pleura yang merupakan ruang potensial. Pada keadaan normal rongga pleura tersebut berisi cairan pleura dalam jumlah yang sedikit yang menyelimuti kedua belah pleura yang memisahkan pleura parital dan pleura viseral. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan rongga pleura adalah efusi pleura dan pneumotoraks. Bila terdapat udara disertai cairan di dalan rongga pleura disebut hidropneumotoraksPneumotoraks didefinisikan sebagai adanya udara atau gas dalam rongga pleura, yaitu, di ruang potensial antara pleura viseral dan parietal paru-paru. Hasilnya adalah kolaps dari paru-paru pada sisi yang terkena. Udara bisa masuk ruang intrapleural melalui komunikasi dari dinding dada (yaitu, trauma) atau melalui parenkim paru-paru di pleura viceralis.

Hasil dari terapi pada 480 penderita dengan fraktur multiple costa dan dihubungkan pada trauma dada yang telah dianalisa. Berdasarkan dari trauma; 55 (25,5%) pasien pneumotoraks yang berkembang menjadi 71 (32,8%)-hemathorax, 90(41,7%)-hemopneumotoraks. Terapi konservatif dari pneumo dan hemotoraks dalam beberapa kasus kebanyakan (biasanya dilakukan tusukan pada rongga pleura, jarang dilakukan drainage). Pada terapi clotting hematothoraks digunakan streptokinase yang tercatat berefek positif pada 6 dari 7 pasien. Indikasi untuk torakotomi dibatasi pada pasien dengan trauma dada yang berhubungan dengan shock dan kehilangan darah akutBAB II

ISI

A. Definisi Pneumothorax

Pneumothoraks didefinisikan sebagai suatu keadaan terdapatnya udara di dalam rongga pleura. Pneumothoraks yang terjadi pada orang sehat tanpa adanya penyakit paru disebut sebagai pneumothoraks primer. Sedangkan pneumothoraks yang diebabkan oleh penyakit paru disebut sebagai pneumothoraks sekunder

Gambar. Pneumothoraks

B. Etiologi dan Klasifikasi Pneumothorax

Pneumothoraks terjadi akibat peninggian tekanan intrabronkus dan intra-alveolus pada suatu tempat lemah dalam jaringan paru yang pecah, sehingga udara dapat masuk ke dalam rongga pleura. Tempat lemah dapat berupa bula dalam parenkim paru bagian perifer atau emfisema interstitialis lokal (bleb) atau proses paru yang menimbulkan destruksi parenkim bagian perifer dan pleura berdekatan, sehingga terbentuk suatu fistel bronkopleural.

Pneumothoraks dapat terjadi bila terjadi ruptur pada dinding paru, yang menyebabkan udara keluar dari paru dan masuk ke dalam rongga pleura. Pneumothoraks juga dapat terjadi bila terdapat tusukan pada dinding dada sehingga udara luar masuk ke dalam rongga pleura. Pneumothoraks dapat terjadi secara tiba-tiba (misalnya pada laki-laki kurus yang menderitasindroma Marfan) sebagai dari akibat trauma dada, barotrauma pada paru, penyakit paru seperti emfisema, infeksi akut, infeksi kronis (TBC), kerusakan paru akibat kistik fibrosis, kanker, katamenial pneumothoraks (yang disebabkan oleh endometriosis pada dinding paru), dll.

Pada bayi baru lahir, pneumothoraks dapat merupakan komplikasi pada penyakit membran hialin, pneumonia, resusitasi dengan tekanan positif dan sering pula timbul secara spontan tanpa diketahui penyebabnya. Pada anak yang lebih besar pneumothoraks merupakan komplikasi pneumonia, tuberkulosis dan asma bronkial

Pneumotoraks dapat dibagi berdasarkan atas beberapa hal, yaitu:1. Berdasarkan etiologinya.a. Pneumothoraks simptomatikab. Pneumothoraks idiopatik. Pneumothoraks yang etiologinya tidak diketahui secara pasti.2. Berdasarkan terjadinya.a. Pneumotoraks spontan primer. Pneumotoraks yang ditemukan pada penderita yang sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.b. Pneumotoraks spontan sekunder. Pneumotoraks yang ditemukan pada penderita yang sebelumnya telah menderita penyakit, mungkin merupakan komplikasi dari pneumonia, abses paru, tuberkulosis paru, asma kistafibrosis dan karsinoma bronkus.c. Pneumotoraks traumatika. Pneumotoraks yang timbul disebabkan robeknya pleura viseralis maupun pleura parietalis sebagai akibat dari trauma.d. Pneumotoraks artifisialis. Pneumotoraks yang sengaja dibuat dengan memasukkan udara ke dalam rongga pleura, dengan demikian jaringan paru menjadi kolaps sehingga dapat beristirahat. Pada zaman dulu pneumotoraks artifisialis sering dikerjakan untuk terapi tuberkulosis paru.3. Berdasarkan lokalisasi.a. Pneumotoraks parietalisb. Pneumotoraks mediastinalisc. Pneumotoraks basalis4. Berdasarkan derajat kolaps jaringan paru.a. Pneumotoraks totalis, apabila seluruh jaringan paru dari satu hemitoraks mengalami kolaps.b. Pneumotoraks parsialis, apabila jaringan paru yang kolaps hanya sebagian.5. Berdasarkan jenis fistel.a. Pneumotoraks ventil (pneumothoraks tension). Di mana fistelnya berfungsi sebagai ventil sehingga udara dapat masuk ke dalam rongga pleura tetapi tidak dapat ke luar kembali. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga pleura makin lama makin tinggi dan dapat mendorong mediastinum ke arah kontra lateral.b. Pneumotoraks terbuka. Di mana fistelnya terbuka sehingga rongga pleura mempunyai hubungan terbuka dengan bronkus atau dengan dunia luar; tekanan di dalam rongga pleura sama dengan tekanan di udara bebas.c. Pneumotoraks tertutup. Di mana fistelnya tertutup udara di dalam rongga pleura, terkurung, dan akan diresobsi spontan. Pembagian pneumotoraks berdasarkan jenis fistelnya ini sewaktu-waktu dapat berubah. Pneumotoraks tertutup sewaktu-waktu dapat berubah menjadi pneumotoraks terbuka, dan dapat pula berubah menjadi pneumotoraks ventil.

Pneumotoraks PartialPneumotoraks Total

C. Diagnosis Pneumotoraks Keluhan Nyeri dada hebat yang tiba-tiba pada sisi paru terkena khususnya padasaatbernafas dalam atau batuk. Sesak, dapat sampai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam, apabila sebagianparu yang kolaps sudah mengembang kembali Mudah lelah pada saat beraktifitas maupun beristirahat. Warna kulit yang kebiruan disebabkan karena kurangnya oksigen (cyanosis) Pemeriksaan Fisik Inspeksi: dapat terjadi pencembungan dan pada waktu pergerakan nafas, tertinggal pada sisi yang sakit Palpasi: Pada sisi yang sakit ruang sela iga dapat normal atau melebar, iktusjantung terdorong kesisi thoraks yang sehat. Fremitus suara melemah atau menghilang. Perkusi: Suara ketok hipersonor sampai tympani dan tidak bergetar, batasjantung terdorong ke thoraks yang sehat, apabila tekanannya tinggi Auskultasi: suara nafas melemah sampai menghilang, nafas dapat amforik apabila ada fistel yang cukup besar Pemeriksaan Penunjang Radiologis:1. Tampak bayangan hiperlusen baik bersifat lokal maupun general2. Pada gambaran hiperlusen ini tidak tampak jaringan paru, jadi avaskuler.3. Bila pneumotoraks hebat sekali dapat menyebabkan terjadinya kolaps dari paru- paru sekitarnya, sehingga massa jaringan paru yang terdesak ini lebih padat dengan densitas seperti bayangan tumor.4. Biasanya arah kolaps ke medial5. Bila hebat sekali dapat menyebabkan terjadinya perdorongan pada jantung misalnya pada pneumotoraks ventil atau apa yang kita kenal sebagai tension pneumothorax6. Juga mediastinum dan trakea dapat terdorong kesisi yang berlawanan. BGA: untuk memeriksa kadar oksigen dalam darah pasien

- Cor : Bentuk dan letak normal Tak membesar- Pulmo : Corakan bronkovaskuler normal Tak tampak bercak infiltrat di kedua paru Tampak bayangan hiperlusen di paru kanan dan dibasal paru kiri Tampak gambaran paru kanan yang kolaps- Sinus kanan-kiri tumpulKESAN : PNEUMOTHORAKS BILATERAL

- Trakea deviasi ke kiri- Cor : Gambaran jantung terdorong ke kiri Besar sulit dinilai- Pulmo : Corakan bronkovaskuler normal Tak tampak bercak infiltrat di kedua paru Tampak bayangan hiperlusen di paru kanan Tampak gambaran paru kanan yang kolaps Tampak kesuraman di basal paru kiri- Sinus kanan tumpul, sinus kiri suramKESAN : - PNEUMOTHORAKS DEXTRA (TENSION)- EFUSI PLEURA KIRI Tension Pneumothorax

- Trakea deviasi ke kiri- Cor : Gambaran jantung terdorong ke kiri Besar sulit dinilai- Pulmo : Corakan bronkovaskuler normal Tak tampak bercak infiltrat di kedua paru Tampak bayangan hiperlusen di paru kanan Tampak gambaran paru kanan yang kolaps- Diafragma sinus normalKESAN : - PNEUMOTHORAKS DEXTRA (TENSION)Tension Pneumothorax

- Cor : Bentuk dan letak normal Tak membesar- Pulmo : Tampak bayangan hiperlusen di paru kanan dan paru kiri Tampak gambaran paru kanan-kiri kolaps- Sinus kanan-kiri tumpulKESAN : PNEUMOTHORAKS BILATERALD. Penghitungan Luas PneumotoraksPenghitungan luas pneumotoraks ini berguna terutama dalam penentuan jenis kolaps, apakah bersifat parsialis ataukah totalis. Ada beberapa cara yang bisa dipakai dalam menentukan luasnya kolaps paru, antara lain :1. Rasio antara volume paru yang tersisa dengan volume hemitoraks, dimana masing-masing volume paru dan hemitoraks diukur sebagai volume kubus.Misalnya : diameter kubus rata-rata hemitoraks adalah 10cm dan diameter kubus rata-rata paru-paru yang kolaps adalah 8cm, maka rasio diameter kubus adalah : 83 512______ = ________ = 50 % 103 1000

2. Menjumlahkan jarak terjauh antara celah pleura pada garis vertikal, ditambah dengan jarak terjauh antara celah pleura pada garis horizontal, ditambah dengan jarak terdekat antara celah pleura pada garis horizontal, kemudian dibagi tiga, dan dikalikan sepuluh.

% luas pneumotoraks A + B + C (cm) = __________________ x 10 3 3. Rasio antara selisih luas hemitoraks dan luas paru yang kolaps dengan luas hemitoraks.

(L) hemitorak (L) kolaps paru(AxB) - (axb)_______________ x 100 % AxB

E. Penatalaksanaan Tujuan utama penatalaksanaan pneumotoraks adalah untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura dan menurunkan kecenderungan untuk kambuh lagi. Pada prinsipnya, penatalaksanaan pneumotoraks adalah sebagai berikut :1. Observasi dan Pemberian O2Apabila fistula yang menghubungkan alveoli dan rongga pleura telah menutup, maka udara yang berada didalam rongga pleura tersebut akan diresorbsi. Laju resorbsi tersebut akan meningkat apabila diberikan tambahan O2. Observasi dilakukan dalam beberapa hari dengan foto toraks serial tiap 12-24 jam pertama selama 2 hari. Tindakan ini terutama ditujukan untuk pneumotoraks tertutup dan terbuka.2. Tindakan dekompresiHal ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin pada kasus pneumotoraks yang luasnya >15%. Pada intinya, tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan intra pleura dengan membuat hubungan antara rongga pleura dengan udara luar dengan cara:a. Menusukkan jarum melalui dinding dada terus masuk rongga pleura, dengan demikian tekanan udara yang positif di rongga pleura akan berubah menjadi negatif karena mengalir ke luar melalui jarum tersebut b. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil :1) Dapat memakai infus setJarum ditusukkan ke dinding dada sampai ke dalam rongga pleura, kemudian infus set yang telah dipotong pada pangkal saringan tetesan dimasukkan ke botol yang berisi air. Setelah klem penyumbat dibuka, akan tampak gelembung udara yang keluar dari ujung infus set yang berada di dalam botol.2) Jarum abbocathSetelah jarum ditusukkan pada posisi yang tetap di dinding toraks sampai menembus ke rongga pleura, jarum dicabut dan kanula tetap ditinggal. Kanula ini kemudian dihubungkan dengan pipa plastik infus set. Pipa infuse ini selanjutnya dimasukkan ke botol yang berisi air. Setelah klem penyumbat dibuka, akan tampak gelembung udara yang keluar dari ujung infuse set yang berada di dalam botol.3) Pipa water sealed drainage (WSD)Pipa khusus (toraks kateter) steril, dimasukkan ke rongga pleura dengan perantaraan troakar atau dengan bantuan klem penjepit. Pemasukan troakar dapat dilakukan melalui celah yang telah dibuat dengan bantuan insisi kulit di sela iga ke-4 pada linea mid aksilaris atau pada linea aksilaris posterior. Setelah troakar masuk, maka toraks kateter segera dimasukkan ke rongga pleura dan kemudian troakar dicabut, sehingga hanya kateter toraks yang masih tertinggal di rongga pleura. Selanjutnya ujung kateter toraks yang ada di dada dan pipa kaca WSD dihubungkan melalui pipa plastik lainnya. Posisi ujung pipa kaca yang berada di botol sebaiknya berada 2 cm di bawah permukaan air supaya gelembung udara dapat dengan mudah keluar melalui perbedaan tekanan tersebut.Penghisapan ini dilakukan dengan memberi tekanan negatif sebesar 10-20 cm H2O, dengan tujuan agar paru cepat mengembang. Apabila paru telah mengembang maksimal dan tekanan intra pleura sudah negatif kembali, maka sebelum dicabut dapat dilakukuan uji coba terlebih dahulu dengan cara pipa dijepit atau ditekuk selama 24 jam. Apabila tekanan dalam rongga pleura kembali menjadi positif maka pipa belum bisa dicabut. Pencabutan WSD dilakukan pada saat pasien dalam keadaan ekspirasi maksimal. 3. TorakoskopiYaitu suatu tindakan untuk melihat langsung ke dalam rongga toraks dengan alat bantu torakoskop. 4. Torakotomi 5. Tindakan bedaha. Dengan pembukaan dinding toraks melalui operasi, kemudian dicari lubang yang menyebabkan pneumotoraks kemudian dijahitb. Pada pembedahan, apabila ditemukan penebalan pleura yang menyebabkan paru tidak bias mengembang, maka dapat dilakukan dekortikasi.c. Dilakukan resesksi bila terdapat bagian paru yang mengalami robekan atau terdapat fistel dari paru yang rusakd. Pleurodesis. Masing-masing lapisan pleura yang tebal dibuang, kemudian kedua pleura dilekatkan satu sama lain di tempat fistel.

F. Pengobatan Tambahan1. Apabila terdapat proses lain di paru, maka pengobatan tambahan ditujukan terhadap penyebabnya. Misalnya : terhadap proses TB paru diberi OAT, terhadap bronkhitis dengan obstruksi saluran napas diberi antibiotik dan bronkodilator.2. Istirahat total untuk menghindari kerja paru yang berat.3. Pemberian antibiotik profilaksis setelah setelah tindakan bedah dapat dipertimbangkan, untuk mengurangi insidensi komplikasi, seperti emfisema.

G. Rehabilitasi1. Penderita yang telah sembuh dari pneumotoraks harus dilakukan pengobatan secara tepat untuk penyakit dasarnya.2. Untuk sementara waktu, penderita dilarang mengejan, batuk atau bersin terlalu keras.3. Bila mengalami kesulitan defekasi karena pemberian antitusif, berilah laksan ringan.4. Kontrol penderita pada waktu tertentu, terutama kalau ada keluhan batuk, sesak napas.

H. Diagnosis Banding1. Emfisema pulmonum2. Kavitas raksasa3. Kista paru4. Infark jantung5. Infark paru6. Pleuritis7. Abses paru dengan kavitas

I. Komplikasi1. Tension Pneumothoraks dengan gejala dispneu yang makin berat, sianosis, gelisah. komplikasi ini terjadi karena tekanan dalam rongga pleura meningkat sehingga paru mengempis lebih hebat, mediastinum tergeser kesisi lain dan mempengaruhi aliran darah vena ke atrium kanan. Pada foto sinar tembus dada terlihat mediastinum terdorong dan diafragma pada sakit tertekan kebawah. Keadaan ini dapat mengakibatkan fungsi pernafasan sangat terganggu yang harus segera ditangani kalu tidak akan berakibat fatal.2. Piopneumothoraks. Berarti terdapatnya pneumothoraks disertai empiema secara bersamaan pada satu sisi paru.3. Hidro-pneumothoraks/Hemo-pneumothoraks. Pada kurang lebih 25% penderita pneumothoraks ditemukan juga sedikit cairan dalam pleuranya. Cairan ini biasanya bersifat serosa, serosanguinea atau kemerahan (berdarah). Hidrothorak dapat timbul dengan cepat setelah terjadinya pneumothoraks pada kasus-kasus trauma/perdarahan intrapleura atau perforasi esofagus (cairan lambung masung kedalam rongga pleura). Hemopneumothoraks selain terdapat gejala dispneu dan sianosis, disertai pula gejala akibat kehilangan darah seperti anemia, renjatan dan lain-lain.4. Pneumomediastinum dan emfisema subkutan. Pneumomediastinum dapat ditegakkan dengan pemeriksaan foto dada. Insidensinya adalah 1% dari seluruh pneumothoraks. Kelainan ini dimulai robeknya alveoli kedalam jaringan interstitium paru dan kemungkinan didikuti oleh pergerakan udara yang progresif kearah mediastinum (menimbulkan pneumomediastinum) dan kearah lapisan fasia otot-otot leher (menimbulkan emfisema subkutan).5. Pneumothoraks simultan bilateral. Pneumothoraks yang terjadi pada kedua paru secara serentak ini terdapat pada 2% dari seluruh pneumothoraks. Keadaan ini timbul sebagai lanjutan pneumomediastinum yang secara sekunder berasal dari emfisem jaringan interstitiel paru. Sebab lain bisa juga dari emfisem mediastinum yang berasal dari perforasi esofagus.6. Pneumothoraks kronik. Menetap selama lebih dari 3 bulan. Terjadi bila fistula bronko-pleura tetap membuka. Insidensi pneumothoraks kronik dengan fistula bronkopleura ini adalah 5 % dari seluruh pneumothoraks. Faktor penyebab antara lain adanya perlengketan pleura yang menyebabkan robekan paru tetap terbuka, adanya fistula bronkopelura yang melalui bulla atau kista, adanya fistula bronko-pleura yang melalui lesi penyakit seperti nodul reumatoid atau tuberkuloma.

BAB III

KESIMPULAN

Pneumotoraks merupakan suatu keadaan dimana rongga pleura terisi oleh udara, sehingga menyebabkan pendesakan terhadap jaringan paru yang menimbulkan gangguan dalam pengembangannya terhadap rongga dada saat proses respirasi. Oleh karena itu, pada pasien sering mengeluhkan adanya sesak napas dan nyeri dada.

Berdasarkan penyebabnya, pneumotoraks dapat terjadi baik secara spontan maupun traumatik. Pneumotoraks spontan itu sendiri dapat bersifat primer dan sekunder. Sedangkan pneumotoraks traumatik dapat bersifat iatrogenik dan non iatrogenik. Dan menurut fistel yang terbentuk, maka pneumotoraks dapat bersifat terbuka, tertutup dan ventil (tension).

Dalam menentukan diagnosa pneumotoraks seringkali didasarkan pada hasil foto rntgen berupa:1. Tampak bayangan hiperlusen baik bersifat lokal maupun general2. Pada gambaran hiperlusen ini tidak tampak jaringan paru, jadi avaskuler.3. Bila pneumotoraks hebat sekali dapat menyebabkan terjadinya kolaps dari paru- paru sekitarnya, sehingga massa jaringan paru yang terdesak ini lebih padat dengan densitas seperti bayangan tumor.4. Biasanya arah kolaps ke medial5. Bila hebat sekali dapat menyebabkan terjadinya perdorongan pada jantung misalnya pada pneumotoraks ventil atau apa yang kita kenal sebagai tension pneumothorax6. Juga mediastinum dan trakea dapat terdorong kesisi yang berlawanan.

Dari hasil rntgen juga dapat diketahui seberapa berat proses yang terjadi melalui luas area paru yang terkena pendesakan serta kondisi jantung dan trakea.

Pada prinsipnya, penanganan pneumotoraks berupa observasi dan pemberian O2 yang dilanjutkan dengan dekompresi. Untuk pneumotoraks yang berat dapat dilakukan tindakan pembedahan. Sedangkan untuk proses medikasi disesuaikan dengan penyakit yang mendasarinya. Tahap rehabilitasi juga perlu diperhatikan agar pneumotoraks tidak terjadi lagi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahardjo E. Penanganan Gangguan Nafas Dan Pernafasan Buatan Mekanik. 1997: 1- 5.

2. Canadian Lung Association. Pneumothorax. Agustus 2009. Diunduh Dari Http://Www.Canadianlung.Com/

3. H, Mukti A. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press.Edisi 2. Surabaya: 2002.

4. R. Sjamsuhidayat, Wim De Jong. Dinding Toraks Dan Pleura. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta; Egc. 408-410.

5. Anonym.Http://Medicastore.Com/Penyakit/148/Kolaps_ParuParu_Pneumothorax.Html:Http://En.Wikipedia.Org/Wiki/Pneumothorax

6. Amirulloh R. Penatalaksanaan Pneumotoraks Di Dalam Praktek. Cermin Dunia Kedokteran No. 38 1985: 22-25

7. Asril Bahar, 1999, Penyakit-penyakit Pleura, Buku Ajar Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.