Referat Oma

19
BAB I PENDAHULUAN Otitis Media Akut (OMA) merupakan peradangan sebagian atau seluruh bagian mukosa telinga tengah , tuba eusthacius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang berlangsung mendadak yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun virus ke dalam telinga tengah baik secara langsung maupun secara tidak langsung sebagai akibat dari infeksi saluran napas atas yang berulang. Prevalensi kejadian OMA banyak diderita oleh anak-anak maupun bayi dibandingkan pada orang dewasa tua maupun dewasa muda. Pada anak-anak makin sering menderita infeksi saluran napas atas, dikarenakan tuba Eustachi pada anak lebih pendek, lebar dan lebih horizontal. Factor makin besar pula kemungkinan terjadinya OMA disamping oleh karena system imunitas anak yang belum berkembang secara sempurna. Tuba eusthacius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring yang berfungsi sebagai ventilasi, drainase sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah. Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh yang terganggu, sumbatan dan obstruksi pada tuba eusthacius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media sehingga invasi kuman ke dalam telinga tengah juga gampang terjadi yang pada akhirnya menyebabkan perubahan 1

description

referat tht

Transcript of Referat Oma

Page 1: Referat Oma

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis Media Akut (OMA) merupakan peradangan sebagian atau seluruh bagian

mukosa telinga tengah , tuba eusthacius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang

berlangsung mendadak yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun virus ke dalam

telinga tengah baik secara langsung maupun secara tidak langsung sebagai akibat dari

infeksi saluran napas atas yang berulang.

Prevalensi kejadian OMA banyak diderita oleh anak-anak maupun bayi

dibandingkan pada orang dewasa tua maupun dewasa muda. Pada anak-anak makin

sering menderita infeksi saluran napas atas, dikarenakan tuba Eustachi pada anak

lebih pendek, lebar dan lebih horizontal. Factor makin besar pula kemungkinan

terjadinya OMA disamping oleh karena system imunitas anak yang belum

berkembang secara sempurna.

Tuba eusthacius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah

dengan nasofaring yang berfungsi sebagai ventilasi, drainase sekret dan menghalangi

masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah.

Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh yang terganggu,

sumbatan dan obstruksi pada tuba eusthacius merupakan faktor penyebab utama dari

otitis media sehingga invasi kuman ke dalam telinga tengah juga gampang terjadi

yang pada akhirnya menyebabkan perubahan mukosa telinga tengah sampai dengan

terjadinya peradangan berat.

1

Page 2: Referat Oma

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga

tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid oleh bakteri atau

virus dengan gejala klinik nyeri telinga, demam, bahkan hingga hilangnya

pendengaran, tinnitus dan vertigo. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak

dan umumnya berlangsung dalam waktu 3-6 minggu.

Otitis media terbagi atas Otitis media supuratif dan otitis media non

supuratif ( otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa,

otitis media efusi / OME ). Masing-masing golongan mempunyai bentuk akut

dan kronik, yaitu otitis media supuratif akut ( otitis media akut / OMA ) dan otitis

media supuratif kronik ( OMSK ).

2.2 INSIDENSI

Otitis media akut paling sering diderita oleh anak usia 3 bulan- 3 tahun.

Tetapi tidak jarang juga mengenai orang dewasa. Anak-anak lebih sering terkena

OMA dikarenakan beberapa hal, diantaranya :

1. Sistem kekebalan tubuh anak yang belum sempurna

2. Tuba eusthacius anak lebih pendek, lebar dan terletak horizontal

Adenoid anak relative lebih besar dan terletak berdekatan dengan muara

saluran tuba eusthachii sehingga mengganggu pembukaan tuba eusthachii.

Adenoid yang mudah terinfeksi menjadi jalur penyebaran bakteri dan virus ke

telinga tengah.

2.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA TENGAH

2.3.1 ANATOMI

telinga tengah yang terisi udara dapat dibayangkan sebagai

suatu kotak dengan enam sisi. Dinding posteriornya lebih luas

dibandingkan dinding anteriornya, sehingga kotak tersebut berbentuk

baji dengan batas-batas sebagai berikut :

2

Page 3: Referat Oma

Batas luar : Membran tympani

Batas depan : Tuba eustachius

Batas bawah : Vena jugularis

Batas belakang : Aditus ad Antrum, kanalis fasialis pars

vertikalis

Batas atas : Tegmen tympani ( meningen/otak )

Batas dalam : Berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi

sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong ( oval

window ), tingkap bundar ( round window ) dan

promontorium.

Membran tympani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat

dari arah liang telinga dan terlihat dari arah liang telinga dan terlihat

oblique terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida

( membran sharpnell ), sedangkan bagian bawah pars tensa ( membran

propria ). Pars flaksida hanya berlapis dua yaitu bagian luar adalah

lanjutan epitel kulit liang telinga, dan bagian bagian dalam dilapisi oleh

sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas. Pars tensa

mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat

kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar

dan sirkuler pada bagian dalam.

Bayangan penonjolan bagian maleus pada membran tympani

disebut sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya ( cone of

light ) kea rah bawah, yaitu pada pukul 7 untuk membran tympani kiri

dan pukul 5 untuk membran tympani kanan.

Membran tympani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik

garis searah dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus

pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian atas depan, atas

belakang, bawah depan serta bawah belakang, untuk menyatakan letak

perforasi membran tympani

Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran

yang tersusun dari luar ke dalam, yaitu maleus, inkus dan stapes. Tulang

pendengaran di dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus

longus maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes.

3

Page 4: Referat Oma

Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea.

Hubungan antar tulang-tulang pendengaran merupakan persendian.

Rongga mastoid berbentuk seperti pyramid bersisi tiga dengan

puncak mengarah ke kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media.

Dinding medial adalah dinding lateral fosa kranii posterior. Sinus

sigmoideus terletak dibawah duramater pada daerah ini. Pada dinding

anterior mastoid terdapat aditus ad antrum. Dibawah ke dua patokan ini

berjalan saraf fasialis dalam kanalis tulangnya untuk keluar dari tulang

temporal melalui foramen stilomastoideus diujung anterior Krista yang

dibentuk oleh insersio otot digastrikus. dinding lateral mastoid adalah

tulang subkutan yang dengan mudah dilapisi di posterior aurikula.

Tuba eustchius menghubungkan rongga telinga tengah dengan

nasofaring. Bagian lateral tuba eustachius adalah yang bertulang

sementara dua per tiga bagian medial bersifat kartilaginosa. Origo otot

tensor tympani terletak disebelah atas bagian bertulang, sementara

kanalis karotikus terletak dibagian bawahnya. Bagian bertulag rawan

berjalan melintasi dasar tengkorak untuk masuk di faring di atas otot

konstriktor superior. Bagian ini biasanya trtutup tapi dapat dibuka

melalui kontraksi otot levator palatinum yang masing-masing

dipersyarafi plesus faringealis dan saraf mandibularis.

2.3.2 FISIOLOGI

Tuba eustachius bayi berbeda dengan dewasa. Panjang tuba

pada orang dewasa 37,5 mm dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5

mm. Tuba bayi pendek, lebar, dan terletak horizontal. Ini merupakan

suatu alasan mengapa radang tuba eustachi begitu lazim pada bayi,

terutama pada masa-masa minum dari botol. Dengan perkembangan

anak, tuba bertambah panjang dan sempit serta mengarah ke bawah di

sebelah medial. Tuba eustachius terdiri dari tulang rawan pada dua

pertiga kea rah nasofaring dan sepertiganya terdiri dari tulang. Tuba

biasanya tertutup dan akan terbuka melalui kontraksi aktif otot tensor

veli palatina pada saat menelan atau saat menguap atau membuka

rahang.

4

Page 5: Referat Oma

Fungsi tuba eustachius adalah ventilasi, drainase dan proteksi

telinga tengah dari kontaminasi sekresi nasofaring. Ventilasi

memungkinkan keseimbangan tekanan atmosfer pada kedua sisi

membran timpani. Tuba akan membuka melalui kerja otot bilamana

terdapat perbedaan tekanan sebesar 20 hingga 40 mmHg. Untuk

melakukan fungsi ini, diperlukan otot tensor veli palatini yang utuh.

Ventilasi Tuba eustachius dapat dinilai dengan melihat

pergeseran ke lateral dari membrana timpani memakai otoskop atau bila

ada perforasi dengan melakukan auskultasi tube sementara pasien

memijit lubang hidung yang tertutup dengan mulut tertutup hingga

telinga “meletup” (manuver Valsava). Telinga tengah dapat pula ditiup

dengan cara politzerisasi dimana udara dipaksa masuk lewat hidung

memakai balon politzer berujung bulat. Kateterisasi tuba eustachius

secara langsung merupakan prosedur yang lazim dilakukan di masa lalu,

namun kini jarang dilakukan.

Sekresi telinga tengah akan dialirkan ke nasofaring melalui tuba

eustachius yang berfungsi normal. Jika tuba eustachius tersumbat, maka

akan tercipa keadaan vakum dalam telinga tengah. Sumbatan yang lama

dapat mengarah pada peningkatan produksi cairan yang memperberat

masalah. Karena selalu tertutup, tuba eustachius dapat melindungi

telinga tengah dari kontaminasi sekresi telinga tengah dan organisme

patogenik. Proteksi normal ini dapat terganggu akibat menghembus

hidung telalu kuat atau terus-menerus mengendus –endus sehingga

organisme dapat masuk ke telinga tengah.

2.4 ETIOLOGI

Penyebab utama otitis media akut (OMA) adalah invasi bakteri

piogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril. Bakteri

tersering penyebab OMA diantaranya Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus

aureus, Pnemokokus. Selain itu kadang-kadang ditemukan juga Haemofilus

influenza, Escherichia coli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris dan

Pseudomonas aurogenosa. Haemofilus influenza sering ditemukan pada anak

berusia dibawah 5 tahun. Infeksi saluran napas atas yang berulang dan

5

Page 6: Referat Oma

disfungsi tuba eustachii juga menjadi penyebab terjadinya OMA pada anak

dan dewasa.

2.5 PATOGENESIS

Faktor pencetus terjadinya OMA dapat didahului oleh karena

pertahanan tubuh yang terganggu dan terjadinya infeksi saluran pernapasan atas

yang berulang disertai dengan gangguan oleh silia dari mukosa tuba eusthachii,

enzim dan antibodi yang menimbulkan tekanan negative sehingga terjadi invasi

bakteri dari mukosa nasofaring ke dalam telinga tengah melalui tuba eusthachii

dan menetap di dalam telinga tengah menjadi otitis media akut.

Ada 5 stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan pada perubahan

mukosa telinga tengah, yaitu :

1. Stadium Oklusi

Ditandai dengan gambaran retraksi membrane timpani akibat tekanan

negative telinga tengah. Kadang- kadang membrane timpani tampak

normal atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi

sulit dideteksi.

2. Stadium Presupurasi

Tamapak pembuluh darah yang melebar di sebagian atau seluruh

membrane timpani disertai oedem. Sekret yang mulai terbentuk masih

bersifat eksudat serosa sehingga sukar dinilai.

3. Stadium Supurasi

Udem yang hebat pada mukosa telinga tengah disertai dengan

hancurnya sel epitel superficial serta terbentuknya eksudat purulen di

kavum timpani menyebabkan membrane timpani menonjol kea rah

liang telinga luar. Gejala klinis pasien Nampak terasa sakit, nadi,

demam, serta rasa nyeri pada telinga bertambah hebat. Pada keadaan

lebih lanjut, dapat terjadi iskemia akibat tekanan eksudat purulent yang

makin bertambah, tromboflebitis pada vena-vena kecil bahkan hingga

nekrosis mukosa dan submukosa.

4. Stadium Perforasi

Rupturnya membrane timpani sehingga nanah keluar dari telinga

tengah ke liang telinga luar. Kadang pengeluaran secret bersifat

6

Page 7: Referat Oma

pulsasi. Stadium ini sering diakibatkan oleh terlambatnya pemberian

antibiotika dan tingginya virulensi kuman.

5. Stadium Resolusi

Ditandai oleh membrane timpani yang berangsur normal hingga

perforasi membrane timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak

ada lagi. Hal ini terjadi jika membrane timpani masih utuh, daya tahan

tubuh baik dan virulensi kuman rendah.

2.6 DIAGNOSIS

Diagnosis OMA harus memenuhi 3 hal berikut ini :

1. Penyakit ini onsetnya mendadak (akut)

2. Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga

tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan memperhatikan tanda

berikut:

a. Mengembangnya gendang telinga

b. Terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga

c. Adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga

d. Cairan yang keluar dari telinga

3. Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah yang dibuktikan

dengan adanya salah satu diantara tanda berikut :

a. Kemerahan pada gendang telinga

b. Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal

Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat

menarik-narik daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga,

berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan, mual dan muntah

serta rewel. Namun gejala-gejala ini tidak spesifik untuk OMA

sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata.

Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop untuk melihat

dengan jelas keadaan gendang telinga/membrane timpani yang

menggembung, eritema bahkan kuning dan suram serta adanya cairan

berwarna kekuningan di liang telinga.

Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi

pneumatic (alat untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan

7

Page 8: Referat Oma

pompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadap

perubahan tekanan udara). Gerakan gendang telinga yang kurang dapat

dilihat dengan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini dapat digunakan

sebagai pemeriksaan tambahan untuk memperkuat diagnosis OMA.

Namun umumnya OMA sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan

otoskop biasa.

Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis

(penusukan terhadap gendang telinga). Namun pemeriksaan ini tidak

dilakukan pada sembarang anak. Indikasi perlunya timpanosentesis

anatara lain OMA pada bayi berumur di bawah 6 minggu dengan

riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan

kekebalan tubuh, anak yang tidak member respon pada beberapa

pemberian antibiotic atau dengan gejala sangat berat dan

komplikasi.OMA harus dibedakan dengan otitis media dengan efusi

yang dapat menyerupai OMA. Untuk membedakannya dapat

diperhatikan hal-hal berikut :

GEJALA DAN TANDA OMA OMA EFUSI

Nyeri telinga, demam, rewel + -

Efusi telinga tengah + +

Gendang telinga suram + +/-

Gendang yang menggembung +/- -

Gerakan gendang berkurang + +

Berkurangnya pendengaran + +

2.7 PENATALAKSANAAN

Terapi OMA tergantung pada stadiumnya.

Pada stadium oklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka

kembali tuba eustachius. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5%

dalam larutan fisiologik untuk anak <12 thn dan HCl efedrin 1% dalam

8

Page 9: Referat Oma

larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa.. selain

itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik.

Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan

analgesik.Bila membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya

dilakukan miringotomi.Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau

eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan

asam klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin

IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan

minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100

mg/KgBB, amoksisilin4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40

mg/kgBB/hari.

Pengobatan stadium supurasi selain antibiotik, pasien harus dirujuk

untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain

itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang.

Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama

3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.

Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada

keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila

masih keluar sekret diduga telah terjadi mastoiditis.

2.8 KOMPLIKASI

Otitis media akut yang tidak segera terobati dengan antibiotik

dapat berlanjut menjadi otitis media kronik (OMK) dan mastoiditis.

Komplikasi lain yang dapat terjadi seperti abses periosteal sampai dengan

meningitis dan abses otak bahkan dapat pula mengakibatkan kehilangan

pendengaran permanen akibat rupturnya membrane timpani dan jika telah

sampai mengganggu fungsi pendengaran juga akan menyebabkan masalah

dalam kemampuan bicara dan bahasa pada anak

9

Page 10: Referat Oma

DAFTAR PUSTAKA

Otitis Media (Ear Infection).http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/otitism.asp

Chronic Otitis Media (Middle Ear Infection) and Hearing Loss.

http://www.entnet.org.KidsENT/hearing_loss.cfm

Ear anatomy. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1092.htm

OMA.http://www.prodigy.nhs.uk/guidances.asp?gt=otitis%20media%20-%20acute

Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. PEDIATRICS Vol. 113 No. 5

May 2004, pp.1451-1456.

http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;

113/5/1451

Glasziou PP, Del Mar CB, Sanders SL, Hayem M. Antibiotics for Acute Otitis

Media in Children (Cochrane Review) The Cochrane Library, Issue 2,

2005. http://www.cochrane.org/cochrane/revabstr/AB000219.htm

Little P, et al. Pediactors of poor outcome and benefits from antibiotics in children

with acute otitis media: pragmatic randomized trial. BMJ 2002;325:22

http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/325/7354/22?

ijkey=742c411e86bbfb31b1a51105ff9bfc95d8a31433

Wellbery C. Standard-Dose Amoxicilin for Acute Otitis Media May 1 2005

http://www.aafp.org/afp/20050501/tips/18.html

Hendley O.M.D. Otitis Media. 2002. New England Journal Medicine . Vol: 347.

No.15 http://www.nejm.org

10

Page 11: Referat Oma

LAMPIRAN

11

Page 12: Referat Oma

12

Page 13: Referat Oma

13

Page 14: Referat Oma

14