Presentasi Kasus dermatitis numularis

16
1 PENDAHULUAN Dermatitis numularis merupakan penyakit peradangan dengan kelu gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. G klinis seperti ini merupakan gambaran khas pada dermatitis numularis, seh dapat menyingkirkan penyakit lainnya yang memiliki pola lesi yang sama, s psoriasis gutata, dermatofitosis, dermatitis kontak alergi, dermati dermatitis stasis. Secara histologi, dermatitis numularis ditandai spongiotik akut atau subakut. 5 Dermatitis numularis biasanya merupakan penyakit kronis. Lesi biasan muncul kembali atau dapat bertahan untuk waktu yang lama. Dalam yang terkait, 22% pasien bebas dermatitis dalam dua tahun, 25% periode bebas lesi berkisar antara beberapa minggu hingga beberapa tahun, % tidak pernah bebas dari dermatitis, kecuali bila menggunakan terapi lo 4 Sebuah survei tentang prevalensi penyakit kulit dilakukan di Serikat pada sampel lebih dari 20.000 orang yang mewakili seluruh populas yang diperiksa dengan teliti untuk penyakit kulit, hampir seperti kelainan kulit yang signifikan. Prevalensi dari semua bentuk eksim adalah 1000, tujuhdi antaranya memiliki dermatitis atopik. Eksim tangan, eksim dyshidrotic dan eksim numularis masing-masing memiliki sekitar 2 per 1000 3 Dalam kebanyakankasus dermatitis numularis, penyebabnyatidak diketahui. Infeksi, trauma, stres emosional, obat-obatan, serosis telah m mungkin faktor etiologi. Obat-obatan seperti isoniazid, asam amino emas, metildopa juga telah terlibat sebagai penyebab dermatitis numularis sering dikaitkan dengan kulit kering. 4 Dermatitis numularis biasanya dimulai pada kaki bagian bawah, manus, ataupermukaanekstensor darilengan. Lesi primerberbentuk koin, eritematosa, edematosa, vesikular, dan patch. Kebanyakan lesi 20-40 cm sa baru muncul, lesi lama berkembang sebagai papul lesi vesikular s muncul di pinggiran dan kering dengan plak utama. Pada kasus ya kondisi dapat menyebar ke patch seukuran telapak tangan atau lebih besar. s

description

kedokteran

Transcript of Presentasi Kasus dermatitis numularis

Dermatitis numularis merupakan penyakit peradangan dengan keluhan
gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau lesi oval
 berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. Gambaran
klinis seperti ini merupakan gambaran khas pada dermatitis numularis, sehingga
dapat menyingkirkan penyakit lainnya yang memiliki pola lesi yang sama, seperti
 psoriasis gutata, dermatofitosis, dermatitis kontak alergi, dermatitis atopik dan
dermatitis stasis. Secara histologi, dermatitis numularis ditandai oleh dermatitis
spongiotik akut atau subakut.5
Dermatitis numularis biasanya merupakan penyakit kronis. Lesi biasanya
muncul kembali atau dapat bertahan untuk waktu yang lama. Dalam penelitian
yang terkait, 22% pasien bebas dermatitis dalam dua tahun, 25% mempunyai
 periode bebas lesi berkisar antara beberapa minggu hingga beberapa tahun, dan 53
% tidak pernah bebas dari dermatitis, kecuali bila menggunakan terapi lokal.4
Sebuah survei tentang prevalensi penyakit kulit dilakukan di Amerika
Serikat pada sampel lebih dari 20.000 orang yang mewakili seluruh populasi, dan
yang diperiksa dengan teliti untuk penyakit kulit, hampir sepertiga memiliki
kelainan kulit yang signifikan. Prevalensi dari semua bentuk eksim adalah 18 per
1000, tujuh di antaranya memiliki dermatitis atopik. Eksim tangan, eksim
dyshidrotic dan eksim numularis masing-masing memiliki sekitar 2 per 1000.3 
Dalam kebanyakan kasus dermatitis numularis, penyebabnya tidak
diketahui. Infeksi, trauma, stres emosional, obat-obatan, serosis telah menekankan
mungkin faktor etiologi. Obat-obatan seperti isoniazid, asam aminosalicyclic,
emas, metildopa juga telah terlibat sebagai penyebab dermatitis numularis. Hal ini
sering dikaitkan dengan kulit kering.4
Dermatitis numularis biasanya dimulai pada kaki bagian bawah, dorsum
manus, atau permukaan ekstensor dari lengan. Lesi primer berbentuk koin,
eritematosa, edematosa, vesikular, dan patch. Kebanyakan lesi 20-40 cm saat lesi
 baru muncul, lesi lama berkembang sebagai papul lesi vesikular satelit kecil
muncul di pinggiran dan kering dengan plak utama. Pada kasus yang parah
 
Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk mengkonfirmasi
diagnosis. Ada 2 jenis pemeriksaan laboratorium yang bisa kita lakukan, yaitu uji
tempel dan biopsi. Untuk uji tempel dapat berguna dalam kasus-kasus kronis
untuk menyingkirkan dermatitis kontak. Dalam serangkaian dari India, hanya di
 bawah satu setengah dari 50 pasien memiliki uji tempel positif colophony,
nitrofurazone, neomycin sulfat, dan nikel sulfat. Kadar imunoglobulin E Serum
normal. Histopatologi dermatitis numularis adalah parakeratosis mengandung
 plasma, neutrofil dan psoriasiform epidermal hiperplasia dengan spongiosis,
dermal infiltrat perivaskular superfisial limfosit, makrofag dan eosinofil.6
Untuk pengobatan kita menggunakan steroid topikal pada pertengahan
 jangkauan potensi tinggi adalah untuk pengobatan. Penghambat kalsineurin,
tacrolimus dan pimekrolimus, dan persiapan tar juga efektif. Emolien dapat
ditambahkan jika ada disertai xerosis. Antihistamin oral berguna jika pruritus
 parah. Antibiotik oral diindikasikan bila infeksi sekunder hadir.5
 
Dermatitis numularis adalah penyakit radang yang bersifat kronis dengan
keluhan berupa rasa gatal. Lesi pada dermatitis numular sangat khas yaitu
 berbentuk koin, terdiri dari kelompok papul dan vesikel pada dasar kemerahan.
Jumlah lesi dapat satu atau lebih, biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing ),
 bisa disertai krusta dan skuama. Predileksi terutama pada tungkai bawah, namun
dapat juga dijumpai pada anggota tubuh bagian atas seperti dada dan ekstremitas
atas seperti lengan dan punggung tangan.2,3  
Epidemiologi
kejadian lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita. Puncak kejadian pada
laki-laki di usia antara 55 dan 65 tahun, Sedangkan pada wanita di usia 15  –  25
tahun. Penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak dibawah usia 1 tahun, hanya
sekitar 7 dari 466 anak yang menderita dermatitis numularis dan frekuensinya
cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan umur. 4 
Etiologi
 berpengaruh antara lain faktor internal seperti kulit kering ( xerosis) karena
kelembaban lingkungan yang rendah, stress emosional, dan manifestasi dari
dermatitis atopik pada anak. Faktor eksternal seperti infeksi dari staphylococcus,
 pergantian musim, alkohol dan obat-obatan.4 
Patofisiologi  
epidermis dan dermis saja. Patofisiologi dari penyakit ini tidak diketahui secara
 pasti, tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya  fissura 
 pada permukaan kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya
alergen dan mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian
 
kontak alergi. Salah satu gejala dermatitis numularis terdapat sensasi gatal,
 penelitian mengenai peran mast cell  pada proses penyakit ini ditemukan adanya
 peningkatan jumlah mast cell   pada area lesi dibandingkan area yang tidak
mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian
 juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi
 pada dermatitis numularis dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara
mast cell  dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada
epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numularis. Peneliti
mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi
lainnya dari mast cell  yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers dapat
menimbulkan gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak dermal
antara mast cell   dan saraf, meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada
 penderita dermatitis numularis. Substansi P dan kalsitonin terikat rantai peptida
meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi pada penderita dermatitis
numularis. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan sitokin lain sehingga
memicu timbulnya inflamasi.5
Diagnostik dermatitis numularis adalah terdapat lesi berbentuk koin, terdiri
dari papul dan vesikel berdinding tipis bergabung menjadi plak pada dasar yang
eritematus. Fase akut akan tampak lesi yang eksudatif, berkrusta, dan sangat gatal.
Tahap lanjut akan tampak plak bersisik dan kering yang membentuk likenifikasi.
Lesi umumnya dijumpai pada ekstremitas dan anggota badan bagian atas.2,3Lesi
 pada kulit cenderung di mulai dengan kelompok bintik-bintik kemerahan kecil
dan vesikel. Kemudian membesar dan tumbuh bersama membentuk sebuah patch
 berbentuk koin. Tanda dan gejala dermatitis numularis adalah lesi bisa dengan
 berbagai ukuran, mulai dari 1 inci sampai lebih dari 4 inci. Paling sering terjadi
 pada kaki, tetapi juga bisa terjadi pada bagian tengah tubuh, lengan, dan tangan.
Gatal dan seperti rasa terbakar, berkisar dari yang sangat ringan sampai parah,
 
5
Apabila vesikel pecah, timbul krusta, dan setelah waktu yang lama akan timbul
seperti bersisik.1
Gambar a)
Gambar b)
Gambar  1 : a) Lesi yang khas berbentuk koin pada dermatitis numular, b) vesikel berkelompok
yang tumbuh bersamaan diatas kulit yang eritematous. 
Pemeriksaan penunjang
Terdapat 2 jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan. Pertama, Tes
tempel dapat berguna untuk menyingkirkan diagnosis dermatitis kontak.
Konsentrasi yang digunakan sangat penting, Jika terlalu rendah mungkin tidak ada
reaksi, memberikan hasil negatif palsu, Sedangkan jika terlalu tinggi mungkin
menghasilkan reaksi iritasi, yang ditafsirkan sebagai reaksi alergi (positif palsu).6 
Kedua, pemeriksaan histopatologi. Pada fase akut, terdapat spongiosis
dengan atau tanpa microvesicles spongiotik. Pada fase subakut, terdapat
 parakeratosis,  scale-crust , hiperplasia epidermal, dan spongiosis dari epidermis.
Terdapat gabungan sel infiltrat pada dermis. Lesi kronis bisa menyerupai
gambaran mikroskopik liken simpleks kronik.7
 
1.  Dermatitis Kontak alergika (DKA)
Dermatitis kontak alergika merupakan inflamasi pada kulit melalui
mekanisme imonologik disebabkan kulit terpapar bahan alergen eksogen.
Predileksi yaitu kepala, leher, anggota tubuh bagian atas, lengan, tangan, perut,
 pangkal paha, dan ekstremitas bawah. Gejala klinis berupa rasa gatal. Lesi akut
 berupa makula yang eritematus, batas tidak jelas dan diatasnya terdapat
 papul,vesikel, bula yang bila pecah menjadi lesi eksudatif. Bentuk lesi kronis
 berupa makula hiperpigmentasi disertai likenifikasi dan ekskoriasi.8 
Gambar 2. Dermatitis Kontak Alergika
2.  Dermatitis Atopik 9 
Dermatitis atopik adalah inflamasi pada kulit yang menahun, residif,
umumnya muncul pada bayi, kanak-kanak ataupun dewasa yang mempunyai
riwayat atopik pada dirinya sendiri, ataupun pada keluarganya, baik berupa asma,
rinitis alergika, konjungtivitis, maupun dermatitis atopik dengan gejala pruritus
dan distribusi khas. Diagnosis dermatitis ditegakkan dengan 3 kriteria mayor dan
3 kriteria minor.
  Kriteria minor:
-  
-  Keilitis
Gambar 3: Dermatitis Atopik
8
Predileksi tinea korporis adalah wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada,
 punggung, tidak termasuk kaki, tangan, dan pangkal paha. Gambaran klinis
 berupa lesi annular dan iris, tampak makula eritematus berbatas tegas, tepi
 polisiklik, aktif (meninggi, ada papul, vesikel, meluas) dan sembuh di tengah
(central healing ) tertutup skuama.10 
Gambar 4. Tinea Corporis
Bentuk psoriasis yang paling tersering dijumpai, sering disebut tipe plakat.
Tempat predileksi adalah daerah yang mudah terkena trauma seperti siku,
lutut, sacrum, kepala, dan genetalia. Lesi biasanya berupa plak eritematosa
dengan ukuran bervariasi dari gutata, numular, sampai plakatyang tertutup
skuama tebal, kasar, kering, transparan dan berlapis yang berwarna putih
keperakan.11
 
kortikosteroid topikal. Antibiotik oral diindikasikan bila ada infeksi sekunder.
Pada awal tahapan, steroid kuat atau sangat kuat mungkin diperlukan. Biasanya,
 berbagai krim atau salap liquour carbonate detergen  digunakan pada sebagian
kecil tahapan akut, dan kadang-kadang kombinasi tar dan cairan kortikosteroid
terbukti bermanfaat dalam pengelolaan jangka panjang. Antihistamin oral berguna
 jika pruritus parah.2,7  
 penyakit dari dermatitis numularis yang cenderung sering berulang. Mencegah
atau menghindari dari faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan
frekuensi untuk cenderung berulang dengan menggunakan pelembab pada kulit
akan sangat membantu mencegah penyakit ini.3  
 
Pekerjaan : Mahasiswa
Anamnesis
Keluhan Utama
Gatal pada lengan kiri bawah dan di bawah jari manis tangan kanan.
Riwayat Penyakit Sekarang 
Pasien datang berobat ke poliklinik RSUDZA dengan keluhan gatal pada
lengan kiri bawah dan di bawah jari manis tangan kanan sejak 1 minggu yang lalu,
 pada lokasi gatal terdapat lesi berukuran sebesar koin dan apabila lesi di garuk
akan terasa panas dan nyeri. Pasien mengaku sudah sering mengalami keluhan
seperti ini, sejak si pasien masih kecil, tapi pasien lupa di usia berapa awalnya
muncul keluhan seperti ini. Awalnya lesi muncul kecil seperti digigit nyamuk,
kemudian melebar dan menjadi tebal serta semakin terasa gatal. Gatal dirasakan
menetap, kadang hilang timbul. Jika disentuh pada lesi akan menimbulkan rasa
gatal yang sangat hebat, jika pasien memakan makanan tertentu seperti mie instan,
ikan asin, telur, dan daging juga akan menyebabkan rasa gatal semakin
 bertambah. Gatal terasa berkurang apabila di kompres dengan air hangat.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah sering mengalami sakit yang seperti ini, sejak pasien masih
kecil.
Riwayat Penyakit Keluarga 
Pasien sering mengkonsumsi mie instan, telur, dan ikan asin. Pasien
mengatakan bahwa ia mandi 2 kali sehari menggunakan sabun mandi.
Pemeriksaan Fisik Kulit
Deskripsi Lesi : Tampak plak eritematous, di atasnya terdapat papula, erosi,
skuama, jumlah multipel ukuran numular distribusi bilateral.
Pemeriksaan Penunjang
12
Resume
Pasien datang dengan keluhan gatal pada lengan kiri bawah dan di bawah
 jari manis tangan kanan sejak 1 minggu yang lalu, pada lokasi gatal terdapat lesi
 berukuran sebesar koin dan apabila lesi di garuk akan terasa panas dan nyeri.
Gatal dirasakan menetap, kadang hilang timbul. Jika disentuh pada lesi akan
menimbulkan rasa gatal yang sangat hebat. Gatal terasa berkurang apabila di
kompres dengan air hangat. Pasien sudah sering mengalami sakit yang seperti ini,
sejak pasien masih kecil. Dari pemeriksaan dermatologis didapatkan pada regio
ante brakhii sinistra dan manus dextra tampak plak eritematous, di atasnya
terdapat papula, erosi, skuama, jumlah multipel ukuran numular distribusi
 bilateral
Terapi topikal:
- urea 10% (di oleh pada lesi)
Edukasi:
Prognosis
 
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan keluhan gatal
 pada lengan kiri bawah dan di bawah jari manis tangan kanan sejak 1 minggu
yang lalu, pada lokasi gatal terdapat lesi berukuran sebesar koin dan apabila lesi di
garuk akan terasa panas dan nyeri. Jika disentuh pada lesi akan menimbulkan rasa
gatal yang sangat hebat dan tampak plak eritematous, di atasnya terdapat papula,
erosi, skuama, jumlah multipel ukuran numular distribusi bilateral.
Gejala klinis yang didapatkan dari pasien ini sesuai dengan literatur,
dimana cara diagnostik dermatitis numularis adalah adanya lesi berbentuk koin,
vesikel berdinding tipis pada dasar yang eritematus. Hal ini muncul cukup cepat,
dari pertemuan papul-papul kecil dan papulovesicles . Ini dapat terjadi , pada fase
 penyebaran yang sangat akut , sebagai lesi tunggal pada ekstremitas atau anggota
 badan pada saat yang sama sebagai plak lokal yang sedang terbentuk . Plak ini
 berkisar dari 1 sampai 3 cm. Pada fase akut mucul lesi kemerahan, sangat
eksudatif atau berkrusta dan sangat gatal.3 
Diagnosis banding pada pasien ini adalah dermatitis kontak alergika,
dermatitis atopik, tinea korporis, dan psoriasis. Menurut literatur dermatitis
numularis dapat di diagnosis banding dengan dermatitis kontak alergika,
dermatitis atopik, tinea korporis, dan psoriasis vulgaris. Ini merupakan diagnosis
 banding yang sangat mirip, karena bentuk dari lesinya yang hampir sama seperti
koin, gejala yang hampir mirip, dan memiliki faktor predisposisi yang sama yaitu
kulit yang kering.2
Pemeriksaan penunjang pada kasus ini adalah dengan biopsi dan uji tempel.
Pemeriksaan penunjang ini sesuai dengan literatur untuk pemeriksaan penunjang
 pada dermatitis numularis yaitu dengan histopatologi, untuk membedakan
gambaran dermatitis berbeda sesuai stadium, akut, subakut, dan kronis. Uji tempel
untuk mengetahui apakah pasien memiliki riwayat alergi atau tidak, dan untuk
mengetahui alergen apa yang bisa menyebabkan alergi pada pasien.1 
Pengobatan sistemik untuk pasien ini yaitu cetirizine tablet 10 mg,
sedangkan pengobatan topikal dengan pemberian Thyamphenicol 2% +
 
 pasien ini sesuai dengan literatur untuk pengobatan dermatitis numularis yaitu
emolien atau pelembab untuk kulit kering dan kortikosteroid topical untuk
antiinflamasi, serta antihistamin oral atau sistemik jika pruritus parah.2,3  
Edukasi pada pasien ini adalah  minum obat yang teratur, mencegah
garukan, dan gunakan pelembab agar kulit tidak kering. Sesuai dengan literatur,
edukasi pada pasien ini adalah mencegah garukan dan menjaga hidrasi kulit agar
tidak kering.5 
Prognosis pada kasus ini adalah Quo ad vitam adalah Dubia ad bonam,
Quo ad functionam adalah Dubia ad bonam, dan Quo ad sanactionam adalah
Dubia ad bonam. Prognosis pada kasus ini sesuai dengan literatur yaitu tanda
vital, fungsi organ, dan fungsi sosial pada kasus seperti ini baik, komplikasi pada
kasus seperti ini adalah infeksi sekunder.5 
 
DAFTAR PUSTAKA
1.  Sterry W, Paus R, Burgdof WH. Dermatology. USA. Thieme : 2006. P. 197.
2.  Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rooks Textbook of
Dermatology Volume 1 8th  ed. USA. Gasington Road, Oxford. 2010. p.
23.9-23.10.
3.  
Aggravating Factors in Nummular Eczema in Thais. In: Department of
Dermatology, Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University,
Bangkok, Thailand: 2012.p.36-37
4.  Muhlis, et al . Nummular Dermatitis Treated With Corticosteroid and
Antibiotic. Departemnt of Dermatology Medical Faculty Of Hasanuddin
University . 2013.Vol 2:74-78
James WD, Berger TG, Dirk ME. Atopic Dermatitis, Eczema and
 Noninfectious Immunodeficiency Disorders. In Andrews Disease of the
Skin Clinical Dermatology. 10st edition. USA: Saunder-Elsevier;
2011.p.62-63,77.
6.  Button BK. ABC of Dermatology. 4th. BMJ. London. 2005. 17-26
7.  Thomas HR, Robert LM. Nummular Eczema and Lichen Simplex
Chronicus/Prurigo Nodularis. In: Wolf K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
BA, Paller AS. Fitzpatricks’s Dermatology in general Medicine. New York:
McGraw Hill; 2008.p.158-159.
8.   James WD, Berger TG, Dirk ME. Contact Dermatitis and Drug Eruptions. In
Andrews Disease of the Skin Clinical Dermatology. 10st edition. USA: Saunder- Elsevier; 2011.p.99-101 
9.  Leung MDY, Eichenfield LF dan Boguniewicz M. Atopic Dermatitis.
Fitzpatricks’s Dermatology in General Medicine. Edisi 7. Volume 1. The
McGraw-Hill Companies. USA. 2008. p.185-187
10.  Leung MDY, Eichenfield LF dan Boguniewicz M. Fungal Infection.
Fitzpatricks’s Dermatology in General Medicine. Edisi 7. Volume 1. The
McGraw-Hill Companies. USA. 2008. p.1852-1853
11.  
Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. In: Wolff K, Goldmith LA, Katz SI,
Gilchest BA, Paller AS, Liffel DJ. Fitzpatricks’s Dermatology in General