Pleno Modul 2 Blok Tid

download Pleno Modul 2 Blok Tid

of 48

Transcript of Pleno Modul 2 Blok Tid

PLENO MODUL 2 INFEKSI BAKTERI BLOK TROPICAL INFECTION DISEASE

PLENO MODUL 2INFEKSI BAKTERIBLOK TROPICAL INFECTION DISEASEKELOMPOK 6

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG28 OKTOBER 2010Kelompok 6Eka Cania B( 0918011040 )Fajar Al Habibi( 0918011043 )Ikbal Sidik( 0918011049 )Lewi Martha Furi( 0918011064 )M. Rezha Remontito( 0918011059 )M Iqbal Tafwid( 0918011063 )Nolanda Trikamti( 0918011067 )Rinavi Aldrin( 0918011072 )Satya Nugraha( 0918011077 )Vindita Mentari( 0918011023 )Mega Novia Sari( 0918011120 )

2SKENARIO KASUSKok ngga sembuh-sembuh

Nabila, 29 tahun, tergolek lemah di kamar kosnya karena demam tinggi, sering mencret, dan lemas. Demam sudah dirasakan selama 8 hari. Sifat demamnya remitten, tetapi tidak sampai menggigil. Sebelumnya nabila sudah berobat ke puskesmas dan sudah diberi antibiotik oleh dokter puskesmasetempat, tetapi belum sembuh.Lanjutan.....Nabila tinggal di lingkungan kos mahasiswa yang cukup padat dan lingkungan rumah kos nabila banyak tikus. Nabila juga terbiasa membeli makanan di warung nasi sekitar kos. Di antara teman satu kosnya ada yang menderita keluhan yang sama.

Lanjutan.Karena semakin lemah, Nabila dibawa temannya ke UGD RSAM. Hasil pemeriksaan dr. Satya yang menjadi dokter jaga UGD, didapatkan: febris, bradikardi relatif, lidah kotor dan tremor, serta hepatosplenomegali. Hasil pemeriksaan darah didapatkan: leukopeni, tes serologi widal positif, dan IgM Salmonella Typhii meningkat, sedangkan hasil pemeriksaan apusan darah tebal/tipis malaria negatif. Direncanakan pemeriksaan MAT ( Micro Agglutination Test). Pada pemeriksaan mikrobiologi feses juga ditemukan bakteri shigella dan Vibrio cholera.IDENTIFIKASI MASALAH Nabila, Wanita 23 tahun keluhan utama: demam tinggi, sering mencret, dan lemas riwayat pasien: tempat tinggal lingkungan kos padat, banyak tikus, ada teman satu kos yang menderita keluhan yang sama, sudah mendapat terapi antibiotik dari dokter puskesmas pemeriksaan fisik: febris, bradikardi relatif, lidah kotor dan tremor, serta hepatosplenomegaliPemeriksaan laboratorium: darah=leukopenia, tes widal positif, IgM Salmonella Typhii meningkat. SADT= malaria negatif. Feses= positif Shigella dan Vibrio cholera

RUMUSAN MASALAHDIAGNOSIS BANDINGDEMAM TIFOIDDefinisiDemam tifoid : suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multifikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus, dan Peyers patch.EtiologiSalmonella typhi, merupakan bakteri Gram-negatif, mempunyai flagel, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif anaerob.EpidemiologiDiperkirakan angka kejadian dari 150/100.000/tahun di Amerika Selatan dan 900/100.000/tahun di Asia.Umur penderita yang terkena di Indonesia (daerah endemis) dilaporkan antara 3-19 tahun mencapai 91% kasus.Karier lebih banyak pada orang dewasa daripada anak-anak dan lebih sering mengenai daripada .PatogenesisJalur Masuknya Bakteri ke Dalam TubuhSalmonella typhi masuk bersamamakanan dan minumanSebagian mati saat melewati lambung,yg masih hidup mencapai usus halusMelekat pada sel mukosaMenginvasi mukosa danMenembus dinding ususBakteri mencapai folikel limfe usus halus,Mengikuti aliran limfe/sirkulasi sistemikMencapai RES di hati/lienMultiplikasi di dalam sel fagosit mononuklearDi folikel limfe, kel. Mesenterika, hati, dan limfeManifestasi KlinisGejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, tergantung faktor galur Salmonela, status nutrisi, dan imunologik pejamu, serta lama sakit di rumahnya.Ditandai dengan demam insidius, dapat disertai gejala sistem saraf pusat.Gejala sistemik lain yang menyertai: nyeri kepala, malaise, anoreksia, nausea, mialgia, nyeri perut, dan radang tenggorokanManifestasi KlinisGejala gastrointestinal pada demam tifoid sangat bervariasi. Pasien dapat mengeluh diare, obstipasi, atau obstipasi kemudian disusul episode diare.Pada sebagian, lidah tampak kotor dengan putih di tengah sedang tepinya kemerahan.Pada anak Indonesia sering ditemukan hepatomegali daripada splenomegaliSHIGELLOSISDefinisiShigellosis (Disentri Basiler): Infeksi akut, akibat kuman genus shigellaSeorang dapat terinfeksi > 1 kali oleh tipe berbedaLingkungan buruk, memudahkan penularanGejala : diare, adanya lendir, darah dalam tinja, kram perut, tenesmusEpidemiologi200 juta kasus, 650.000 kematian pada anak < 5 tahunNegara berkembang paling banyakAmerika 500.000 kasus/tahunDi Indonesia, 1998-1999, 3848 diare berat, 5% shigellaCara InfeksiMemasuki host lewat mulutDitularkan oral melalui air, makanan, lalat tercemar ekskreta pasienAir tercemar tinja, makanan tercemar lalatPemeriksaan tinja guna menemukan carrier

Manifestasi KlinisDefekasi sedikit-sedikit, sakit kepala, sakit perut dengan rasa kolik dan mejan, muntahRingan : keluar cairan, berat : keluar lendir merah/ bening dan berdarahBerak terus-menerus, akibatnya haus, kering, dinging, turgor kulit berkurangSakit perut sebelah kiri, daerah anus luka dan nyeriManifestasi KlinisSelanjutnya bertambah berat : inkotinensia urin dan alvi, gelisahKematian biasa akibat gangguan sirkulasi perifier, anuria, dan koma uremikBentuk Sedang : tinja berbentuk, mengandung sedikit darah/lendirBentuk menahun :terdapat serangan seperti bentuk akut menahunKOLERADefinisiPenyakit diare akutSekresi diare didominasi oleh airDitemukan dehidrasiDisebabkan oleh bakteri Vibrio choleraMengakibatkan shock hipovolemik

ETIOLOGI VIBRIO CHOLERAGram negative bacilli 0.20.4 um X 1.54 umSerogroup : V. cholera O1 V. cholera classic V. cholera El Tor V. cholera non O1 -> O2 . O139 BengalSerotype : Ogawa Inaba Hikojima

EPIDEMIOLOGITersebar di seluruh duniaEndemik, epidemik and pandemikTidak ada hewan reservoirTransmisi bakteri ole makanan dan minuman yang tertelanBeresiko tinggi pada anak-anak dan orang-orang yang sanitasi lingkungannya burukMempunyai sejarah yang panjang sejak dahulu kalaPATOGENESISV. cholera masuk ke Traktus GastroIntestinalLolos dari asam lambungColonisasi di bawah epitel usus halus penempelan dimediasi oleh TCP (toxin coregulated pilus)memproduksi CT (cholera toxin)Sekresi diare dehydration shockPATOGENESISCT : subunit A (monomeric enzymatic) subunit B (pentameric binding)Subunit B berikatan dg GMI ganglioside - subunit A masuk ke dalam sel activasi adenylate cyclase akumulasi cAMP inhibisi absorbsi Na+, mengaktivasi ekskresi Cl & HCO3 akumulasi NaCl di lumen usus diikuti oleh air dari tubuh

Manifestasi KlinikMasa inkubasi 16-72 jamFeses kaya akan airDiare tanpa didahului rasa mulas dan tenesmusFeses berubah menjadi cairan putih keruh (air cucian beras)Kejang otot yang nyeri: betis, bisep, trisep, pektoralis, dan dinding perutManifestasi KlinikGangguan elektrolit

Bicarbonatasidosis metabolikrespirasi kussmaulKalium lemasperubahan electrocardiogramparalisis ileusaritmia jantunghenti jantungManifestasi KlinikTachycardia, penurunan volume pulsasiHipotensiPeningkatan respiratory rateMembran mukosa keringPenurunan tekanan turgor kulitWasher women handScaphoid abdomenOliguria/anuriaHaus Penegakan diagnosisAnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan LaboratoriumANAMNESISKeluhan UtamaDemam yang tinggitanyakan sifat demam. Pada demam tifoid biasanya demamnya step-ladder temperature chart. Gangguan gastrointestinalshigellosis: diarenya berlendir dan berdarahkolera: diare berwarna seperti air cucian berasdemam tifoid: ringan, gejala klinis lebih berupa sistemik krn bakteremia (demam yang tinggi).Riwayat PasienLingkunganKronologi penyakit (onset, lokasi, perkembangannya)Riwayat keluargaRiwayat penyakitRiwayat terapi

PEMERIKSAAN FISIKVital signSuhuDenyut nadiTekanan darahRespiratory ratePalpasiAbdomen: hepar, spleen, dan ascitesToraksNyeri tekan pada beberapa lokasiDenyut nadi: adanya kelainan sirkulasiInspeksiKeadaan umumMukosa (mulut, lidah dan hidung)AbdomenKesadaran: sering pada demam tifoidAuskultasiAbdomen: bising ususToraks: kelainan sirkulasi dari jantungPEMERIKSAAN LABORATORIUMRutinSerologi: tes widal, antibodi IgM dan IgGUrine: sebagai spesimen kultur bakteriFeses: Kultur bakteri PENATALAKSANAANBerdasarkan diagnosis yang ditegakkanIstirahat (Bed Rest)Menangani adanya komplikasiantibiotikAntibiotik :ChloramphenicolAmpicillin & amoxycillinCotrimoxazoleQuinoloneCephalosporinAzithromycinKOMPLIKASI

PENCEGAHANPerbaikan sanitasiVaksinasiPengolahan makanan dan minuman yang baikKESIMPULANBerdasarkan tanda, gejala, dan pemeriksaan yang dilakukan (fisik maupun laboratorium) pada kasus, Nabila didiagnosis menderita penyakit demam tifoidPenatalaksanaan yang tepat adalah pengobatan antibiotik yang tepat berdasarkan sensitivitas dan spesifitasnya. Daftar PustakaSoedarmo, Sumarmo S. Poorwo. 2010. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Badan Penerbit IDAISyahrurachman, Agus. 2008. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Bina AksaraBuku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.