Makalah Pleno Blok 9 (Digestivus)

download Makalah Pleno Blok 9 (Digestivus)

of 44

description

mm

Transcript of Makalah Pleno Blok 9 (Digestivus)

BAB IPendahuluan

Saluran gastrointestinal bertanggung jawab untuk memecah makanan menjadi berbagai bagian komponen sehingga dapat diabsorpsi oleh tubuh. Saluran gastrointestinal ini terdiri dari mulut, esophagus, lambung dan usus halus serta usus besar. Kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pancreas merupakan organ yang berbeda dari saluran gastrointestinal tetapi semuanya menyekresi cairan kedalam saluran GI dan membantu pencernaan dan absorpsi makanan. Kerusakan pada salah satu organ, dapat berdampak pada organ-organ yang lainnya, karena antara satu organ dan organ yang lainnya memiliki hubungan keterkaitan yang erat satu sama lainnya.1 Dalam beberapa kejadian, masalah-masalah yang berhubungan dengan pencernaan tidak dapat terdeteksi dengan mudah melalui diagnosis medis tradiosional, karena tidak selalu disebabkan oleh hal-hal yang organic. Gangguan-gangguan yang terjadi disebabkan oleh perubahan fungsi satu atau lebih organ yang berada dalam sistem pencernaan. Gejala yang menyertai gangguan pencernaan dapat sesekali terasa dan sporadis.3 Dalam makalah ini, akan dibahas sistem digestif yang meliputi saluran dan organ, fungsi, mekanisme kerja serta berbagai faktor lain yang ikut berperan dalam kerjanya tersebut.2

BAB IISkenario, Rumusan Masalah dan Hipotesis

1. SkenarioSeorang ibu berumur 56 tahun dengan perawakan gemuk sering mengalami nyeri perut kanan atas, mual dan setelah diperiksa, ia dikatakan menderita gangguan empedu.

2. Rumusan Masalah1. Nyeri perut kanan atas dan mual.2. Ibu dalam scenario didiagnosa oleh dokter menderita gangguan empedu.\

3. Hipotesis Dalam scenario, seorang ibu dengan perawakan gemuk sering mengalami nyeri perut kanan atas, mual dan gangguan empedu disebabkan oleh gangguan metabolism lemak.

BAB IIIMind Maping

MakroskopikMikroskopik

Struktur Hepar dan Empedu

Faktor-faktor yang Memperngaruhi

Gangguan Kandung Empedu

MulutLambungHati dan empeduUsusBesarKecilPancreasMekanisme dan FungsiSistem PencernaanMetabolisme Lemak

BAB IVPembahasan

Batu empedu bisa terjadi karena menumpuknya kalsium anorganik dan bahan-bahan anorganik lainnya di dalam kandung empedu yang tidak dapat diasimilasikan. Batu empedu berbentuk lingkaran, oval, dan facet ditemukan pada saluran empedu. Batu empedu mengandung kolesterol, kalsium bikarbonat, kalsium bilirubinat, atau gabungan elemen-elemen tersebut. Prevalensi batu empedu lebih rendah dari kejadian sebenarnya, karena sekitar 90% tetap asimtomatik. Batu terjadi pada 7% pria dan 15% wanita berusia antara 18-65 tahun. Penderita wanita lebih banyak dengan perbandingan 3 : 1 pada usia < 40 tahun, yang menjadi seimbang pada manula.3,4,5Pembentukan batu empedu terjadi akibat adanya kristal kolesterol dalam empedu yang telah mengalami supersaturasi. Batu yang terbentuk terutama mengandung kombinasi garam-garam kalsium. Keluhan dan gejala batu empedu meliputi serangan nyeri yang spasmodik, bersifat kolik, karena terjadinya obstruksi saluran empedu oleh batu yang melewatinya. Obstruksi kandung empedu sendiri akan menimbulkan nyeri abdomen kuadran kanan atas.3-5Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, terdiri atas rongga mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan liang anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas. Organ-organ ini menghasilkan banyak sekret yang dicurahkan ke dalam saluran cerna melalui duktus ekskretorius. Sekret-sekret ini membantu pencernaan materi yang dimakan dan penyerapannya. Saluran pencernaan yang terletak dibawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal.6,7Saluran pencernaan memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit, dan makanan, yang terus menerus. Untuk mencapai hal ini, dibutuhkan:1. Ingesti, masuknya makanan ke dalam mulut.2. Pemotongan dan penggilingan makanan secara mekanik.3. Peristalsis, gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.4. Digesti, hidrolisis kimia molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.5. Absorpsi, pergerakkan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh.6. Egesti atau defekasi yaitu proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.7Nyeri pada perut kanan atas akibat gangguan pada kandung empedu terjadi akibat penumpukan garam-garam kalsium dan pembentukan kristal kolesterol yang menyebabkan terjadi obstruksi saluran empedu. Penyumbatan dapat terjadi dipicu oleh makanan berlemak dalam jumlah yang sangat besar sehingga hati tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk mengemulsi lemak-lemak tersebut dan terjadilah pengkristalan. Melihat adalnya permasalahan klinik berkaitan dengan sistem digestivus terutama dalam pernanan dan fungsi hati pada sistem digestivus tubuh manusia, merupakan hal penting untuk mengetahui struktur, peranan, serta mekanisme kerja normal dari sistem digestivus tubuh manusia. Dengan mengetahui kondisi normal pada sistem digestivus tubuh manusia dan memahami mekanisme kerjanya, dapat menjadi awal persiapan dalam menghadapi masalah klinik berkaitan dengan sistem digestivus di masa yang akan dating.

4.1 Pengertian Sistem PencernaanPencernaan merupakan proses pengolahan makanan di dalam saluran cerna yang mengubah makanan menjadi bentuk akhir untuk diserap saluran cerna, dibawa oleh darah dan akhirnya menjalani metabolisme di dalam sel-sel tubuh. Pada dasarnya pencernaan meliputi dua jenis pekerjaan: (1) pekerjaan mekanis gerakan mengunyah dan peristalsis usus yang memecah serta mencampurkan makanan agar pekerjaan kimiawi dapat terlaksana dengan lebih mudah, dan (2) pekerjaan kimiawi yang dilaksanakan oleh berbagai enzim pencernaan di sepanjang saluran cerna untuk mengubah makanan menjadi molekul-molekul kecil yang bisa diserap. Molekul-molekul tersebut meliputi monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa), asam-asam amino dan asam-asam lemak serta gliserol.8Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorok, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum(poros usus), dan anus. Sistem digestif/ pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak di luar saluran pencernaan, seperti pancreas, hati, dan kandung empedu.9,10

Gambar 1: Sistem pencernaanGambar 2: Sistem pencernaa

4.2 Struktur Mikroskopis Organ Digestivus

Gambar 3. Struktur Makroskopis Umum Digestivus Manusia

4.2.1 Labium OrisLabium oris atau bibir secara mikroskopis terbagi menjadi tiga bagian, bagian luar bibir, bagian merah bibir dan bagian merah bibir yang memiliki spesifikasi epitel dan jaringannya masing-masing.11

1. Bagian luar bibir diliputi kulit biasa, terdiri atas jaringan epidermis dan dermis. Pada lapisan ini terdapat epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk dengan lapisan dermis di bawahnya yang merupakan jaringan ikat agak padat. Di bawah dermis terdapat jaringan subkutan, berupa jaringan ikat longgar dengan semua unsurnya. Pada permukaan luar ini antara lain juga terdapat folikel rambut beserta rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.2. Bagian merah bibir dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Sel-sel yang dekat permukaan bentuknya agak khas yaitu gepeng, terlihat besar, jernih dan intinya relative kecil. Jaringan di bawahnya, yaitu lamina propia, membentuk papil-papil yang menonjol ke dalam epitel di atasnya. Di dalam papil ini terdapat banyak kapiler darah. Karena kapiler darah yang banyak dekat permukaan dan epitelnya jernih, maka bagian ini tampak merah.3. Bagian dalam bibir merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Jaringan ikat longgar di bawahnya disebut lamina propia, juga membentuk papil menonjol ke dalam epitel, tetapi tidak sedalam pada merah bibir. Di daerah pangkal bibir, dalam lamina propia terdapat kelenjar labialis yang merupakan kelenjar mukoserosa. Di tengah organ ini terdapat muskulus orbikularis oris, berupa jaringan otot skelet dan cabang-cabang arteri labialis.11

LinguaLingua dalam bahasa sehari-hari adalah lidah. Sebagian besar lidah terdiri atas serat-serat otot skelet yang saling menyilang dalam tiga bidang, yaitu muskulus horizontalis (m. transversalis), muskulus vertikalis dan muskulus longitudinalis linguae. Otot-otot ini berorigo dan berinsersio pada septum linguae yaitu jaringan ikat fibrosa yang terletak di tengah lidah.1 Pada sajian lidah dipelajari tiga jenis papil (pada lidah manusia) yaitu papilla sirkumvalata, papilla fungiformis, dan papilla filiformis. Papilla sirkumvalata, ukuran papil besar dan hanya terdapat pada pangkal lidah berderet sepanjang linea terminalis. Bangunan papil ini terbenam dan dikelilingi parit sehingga puncaknya sama tinggi dengan garis permukaan lidah. Dasar parit merupakan tempat muara kelenjar Ebner, suatu kelenjar serosa. Permukaan papilla ini dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Pada permukaan lateral papil, yang terbenam dalam parit, terdapat banyak taste buds (kuncup pengecap), yang merupakan badan akhir saraf sensoris, sebagai indra penegcap.11

Papilla filiformis, bentuknya mirip lembaran benang dengan ujung runcing. Hampir seluruh permukaan atas lidah dipenuhi papilla jenis ini. Epitel yang melapisinya yaitu epitel berlapis gepeng yang ujungnya membentuk lapisan tanduk. Papil ini terletak di atas garis permukaan lidah. Pada papil ini tidak terdapat kuncup pengecap.Papilla fungiformis, bentuknya mirip jamur, terdapat di antara papilla filiformis. Papilla ini juga menonjol di atas permukaan lidah. Epitel permukaannya yaitu epitel berlapis gepeng dan sering mempunyai lapisan tanduk. Pada papil ini kadang ditemukan adanya kuncup pengecap. Baik papilla filiformis maupun fungiformis, memiliki papilla sekunder.11

Glandula ParotisBerdasarkan sifat sekretnya, kelenjar parotis termasuk kelenjar serosa. Pada sajian, bentuk sel yang menyusun asinus mirip segitiga dengan puncaknya menghadap lumen dan dasarnya melekat pada membran basal. Intinya bulat, biru dan terletak dekat basal sel. Sitoplasma merah kebiruan dan granula pada daerah apikalnya.11

Glandula SubmandibularisBerdasarkan sifat sekretnya, kelenjar submandibularis tergolong kelenjar campur mukoserosa. Sebagian besar pars terminalisnya bersifat serosa dan sebagian kecil mukosa.11

Glandula SublingualisKelenjar ini memiliki gambaran histology yang mirip dengan kelenjar submandibularis, bedanya kelenjar ini sebagian besar asinusnya bersifat mukosa sehingga disebut kelenjar seromukosa.11 Gambar 4: Letak Kelenjar Oris

4.2.2 Dentin (Gigi)Setiap gigi mempunyai komponen yang berasal dari mesoderm dan ektoderm, di mana lapisan ektoderm membentuk email. Pada sajian penbentukan gigi dipelajari organ email dalam bentuk menyerupai genta (bell stage) yang kadang-kadang masih terlihat hubungannya dengan lamina dentis. Pada beberapa sajian terlihat lamina dentis mempunyai tonjolan bakal gigi permanen. Permukaan luarorgan email diliputi epitel email luar yang selnya kuboid. Di bawahnya terdapat sel-sel berbentuk bintang membentuk lapisan retikulum stelata (stratum stelatum/pulpa email). Di bawah lapisan retikulum stelata terdapat stratum intermedium yang sel-selnya berbentuk gepeng dan kalau diikuti lapisan ini akan menyatu dengan epitel email luar di tepi ujung bawah organ email. Di bawah lapisan ini terdapat epitel email yang terdiri atas ameloblas dengan sel berbentuk silindris. Pada beberapa sajian sudah terlihat lapisan email merupakan lapisan homogen gelap di bawah deretan ameloblas. Lebih ke bawah lagi terdapat lapisan homogen berwarna merah yaitu dentin dan di bawahnya berwarna lebih pucat yaitu predentin.12,13Di bawah lapisan dentin terdapat deretan odontoblas yang juga merupakan sel berbentuk silindris. Deretan odontoblas melapisi cekungan di bawah organ email. Cekungan ini berisi jaringan mesenkim yang membentuk papila dentis yang nantinya akan menjadi pulpa dentis. Pada tempat pertemuan antara epitel email luar dan stratum intermedium pada ujung bawah organ email serta epitel email luar sel-sel di sini membentuksarung ke bawah yang disebut sarung Hertwig. Jaringan ikat di sekitar organ email yang membungkus organ ini disebut sakus dentis. Jaringan tulang kanan dan kirinya merupakan bagian dari prossesus tempat terpancangnya gigi (alveolus gigi).

Gambar 5: Pembentukan Gigi

4.2.3 EsofagusLapisan pada saluran pencernaan berturut-turut dari luar ke dalam yangterdapat sampai pada bagian akhir memiliki urutansebagaiberikut:1. Tunika mukosa : epitel, lamina propia, tunikamuskularis mukosa2. Tunika submukosa3. Tunika muskularis :sirkularis, longitudinalis4. Tunika adventisia/serosa.12,13Tunika mukosa esofagus dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Di bawah epitel terdapat lamina propia yang terdiri atas jaringan ikat jarang. Di bawah lamina propia terdapat tunika muskularis mukosa yang terdiri atas berkas otot polos yang tersusun memanjang. Saat menuju daerah peralihan ke gaster, tunika ini epitelnya berubah menjadi epitel selapis torak. Mukosa kardianya tampak berlipat karena adanya foveola gastrika (gastric pits). Dalam lamina propianya terdapat kelenjar kardia yang umumnya berkelok. Tunika submukosa berupa jaringan ikat jarang, di dalamnya terdapat kelenjar esofagus bersifat mukosa atau seromukosa. Pada beberapa sajian dalam lapisan dapat ditemukan pleksus submukosus Meissneri yang biasanya terdiri atas sel ganglion otonom dan serat saraf, sampai pada daerah peralihan gaster dan esofagus tidak terdapat lagi kelenjar esofagus, hanya ada jaringan ikat jarang saja. Juga masih ditemukan pleksus Meissneri di sini. Pada tunika mukosanya terdiri atas 2 lapisan, yang sebelah dalam adalah tunika muskularis berupa serat otot polos sirkular, dan sebelah luar adalah longitudinalis. Di antara kedua serat otot ini terdapat pleksus mienterikus Auerbach. Sedangkan pada tunika muskilaris yang dekat dengan gaster terlihat menebal karena membentuk sfringter.12,13

4.2.4 GasterFundus gaster. Tunika mukosa gaster dilapisi epitel selapis torak. Terdapat foveola gastrika yang berupa sumuran kecil di antara tonjolan mukosa. Yang terlihat sebagai tonjolan sebenarnya adalah mukosa di antara dua sumuran. Di dasar foveola terdapat muara kelenjar fundus, yang biasanya tidakberkelok. Foveola gastrika di fundus meliputi 1/3 bagian ketebalan mukosa, sedangkan kelenjar mencapai2/3 bagiannya.12,13 Kelenjarfundus memenuhi laminapropia. Macam-macam sel yang menyusun kelenjar fundus: Sel mukus leher (mucous neck cell) bentuk sel torak, mirip sel epitelmukosa, terdapat di leher kelenjar. Inti sel lonjong terletak di dasar sel. Sitoplasma bagian apical kadang mengandung granula. Sel HCL atau parietal (oxyntic cell), bentuknya mirip segitiga atau bulat. Sitoplasmanya merah dengan inti bulat biru di tengah kromatin padat terutama pada istmus kelenjar. Sel zimogen (chief cell) bentuknya mirip sel HCl, di antara selnya terdapat HCl, selnya agak basofil dengan granula pada apikalnya, inti selnya bulat dan dekat ke basal.1,2Tunika muskularis mukosa terdapat di bawah lamina propia yang kadang terdesak oleh kelenjar fundus. Tunika submukosa pada gaster merupakan jaringan ikat jarang di mana terdapat pleksus Meissneri. Tunika muskularis sirkularis lebih tebal daripada yang longitudinal, daerah ini juga terdapat pleksus Auerbach antara keduanya. Tunika serosa merupakan jaringan ikat jarang dengan dilapisi epitel selapis gepeng (peritoneum). Tunika mukosa pada pilorus juga mempunyai foveola gastrica dilapisi epitel selapis torak, foveola ini dalam meliputi 2/3 ketebalan mukosa dan 1/3 ditempati kelenjar pilorus yang tampak homogen karena semua selnya adalah sel mucus. Tunika muskilaris mukosa, submukosa, dan serosa merupakan kelanjutan dari daerah fundus. Pada tunika muskularis bagian sirkulernya menebal membentuk sfingter pilori. 12,13 Gambar 6: Gaster atau Lambung

4.2.5 Duodenum, Jejenum, IleumDuodenumTunika mukosa diliputi oleh epitel selapis torak yang mempunyai mikrovili (brush borders). Di antara sel epitel ada sel goblet yang jumlahnya di sini belum begitu banyak. Tunika mukosa membentuk vilus intestinalis yang gemuk. Lamina propia terdapat di bawah epitel vilus intestinalis maupun di sekitar kriptus Liberkuhn. Di dasar kriptus dapat ditemukan sel Paneth, suatu sel berbentuk kerucut dan puncaknya menghadap lumen di dalam sitloplasmanya terdapat garnula kasar berwarna merah. Tunika muskularis mukosa tidak ikut membentuk vilus intestinal. Lapisan tunika muskularis mukosa sering terpenggal-penggal karena ditembusi perluasan massa kelenjar Brunner. Tunika mukosa dipenuhi kelenjar Brunner. Tunika mukosa dan tunika submukosa bersama-sama membentuk plica sirkularis kerkringi, artinya pada setiap plika sirkularis terdapat banyakvilus instestinalis. Pleksus submukosa meissneri juga dapat ditemukan di sini. Tunika muskularis sirkularis dan longitudinalis, di antaranya terdapat pleksus mienterikus Auerbach. Tunika adventisia berupa jaringan ikat jarang. 12,13Tunika mukosa. Pada pylorus epitel selapis torak dan pada duodenum epitelnya jugaselapis torak tetapi sudah mulai terdapat sel goblet diantara sel- sel epitelnya. Padapylorus terdapat foveoal gastrica , sedangkanpada duodenum terdapat vilus instistenalisPada pylorusterdapat pylorus didalam laminapropria, sedangkan pada duodenumterdapat kriptus Liebherkhun, berupa kelenjar tubolosa simpleks. Kadang dalam lamina propriatampak nodulilimpatikus.Tunika submukosa pada pylorustidak terdapat kelenjar, sedangkan di duodenum dipenuhi kelenjar Brunner yang merupakan kelenjartubolosa bercabang dan bergelung dan bersifat mukosa. Pada pylorus tunika muskularis sirkularis tebal sedangkan di duodenum biasa. Tunika muskularis longitudinalis hamper mirip padakeduanya. Tunika serosa/adventisia samaseperti lambung. 12,13 Gambar 7: Histologi Duodenum

JejunumTunika mukosa jejunum gambarannya mirip dengan duodenum, tetapi vilus intestinalisnya lebih langsing dan sel gobletnya lebih banyak. Dan pada jejunum, sel paneth mudah dikenali. Tunika submukosa di sini tidak mengandung kelenjar, hanya terdiri dari jaringan ikat jarangdenganpleksus meissneri di dalamnya lapisan ini juga ikut membentuk lapisan plika sirkularis kerkringi. Tunika muskularis susunannya sama seperti pada duodenum. Tunika serosa berupa jaringan ikat yang jarang. 12,13

Gambar 8: Histologi Jejenum

IleumTunika mukosa mirip dengan jejunum, tetapi sel goblet jauh lebih banyak. Di dalam lamina propria terdapat kelompokan noduli limfatikus yang membentuk bangunan khusus disebut plaque peyeri. Kelompokan noduli limfatikus ini sering terlihat meluas ke dalam tunika submukosa sehingga sering menjadikan tunika muskularis mukosa sering terpenggal-penggal. Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus meissneri di dalamnya. Di sini juga tidak terdapat kelenjar. Plika sirkularis kerkringi tampak lebih pendek dibanding yang terdapat pada duodenum maupun jejunum. Tunika muskularis, gambarannya sama seperti duodenum dan jejunum. Tunika serosa juga terdiri dari jaringan ikat jarang. 12,13

4.2.6 KolonTunika mukosa bagian usus besar ini seperti juga usus lainnya, dilapisi epitel selapis torak. Permukaannya yang menyerupai vilus merupakan potongan kriptus Lieberkuhn. Pada preparat usus besar permukaan mukosa rata, seragam tingginya yang menandakan bahwa bangunan itu bukan vilus. Epitel sebagian besar terdiri atas sel goblet. Kadang-kadang dapat ditemukan noduli limfatikus di dalam lamina propria. Tunika muskularis mukosa mudah dikenalisebagai pembatas dengan tunikasubmukosa. Tunika submukosa rektum terdiri atas jaringan ikat jarang yang didalamnya juga ditemukan pleksus meisnerri. Tunika muskularis yang sirkular mempunyai susunan seperti biasa. Yang longitudinal tidak mempunyai ketebalan yang sama seputar lingkardindingnya. Pada penebalan tunika muskularis longitudinal disebut taeniakoli. 12,13

4.2.7 Peralihan Rectum-AnusPada tunika mukosa terlihat perubahan epitel, dari epitel selapis torak dengan sel goblet menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, yang semakin ke distal dapat dijumpai adanya lapisan tanduk. Kriptus tidak terlihat lagi di daerah anus. Noduli limfatisi masih ditemukan pada lapisan ini. Tunika muskularis mukosa tidak terlihat lagi setelah masuk ke daerah anus. 12,13Lamina propia digantikan oleh dermis. Dalam dermis terdapatkelenjar apokrin yang disebut sirkumanalis.Tunika submukosa, berupa jaringan ikat jarang yang menjadi satu dengan jaringan ikat jarang lamina propria pada tempat pertemuannya dengan anus dan akhirnya digantikan oleh demis dan hypodermis. Tunika muskularis yang melingkar pada daerah rektum menebal membentuk otot muskular yaitu muskulus sfingter ani eksternus yang terdiri dari jaringan otot skelet.Lapis otot longitudinal tidak mengalami perubahan.Tunika adventisia terdiri dari jaringan ikat jarang. 12,13

4.2.8 PankreasSepintas kelenjar ini mirip kelenjar parotis. Kelenjar pankreas merupakan kelenjar ganda, terdiri atas kelenjar eksokrin yang terpulas lebih gelap dan kelenjarendokrin yang lebih pucat.Bagian eksokrin kelenjar pankreas mirip kelenjar parotis yaitu pars terminalisnya berupa asinus. Dalam asinus sering dijumpai sel sentroasinar yang membatasi lumen asinus. Sel ini merupakan awal dinding duktus interkalaris, yaitu saluran kelenjar yang terkecil. Saluran ini pada awalnya dindingnya berupa epitel selapis kubis atau kubis rendah. Duktus sekretorius (intralobular) lebih sedikit jumlahnya daripada yang terdapat dalam kelenjar parotis. Adanya sel sentrosinar dan sedikitnya duktus sekretorius pada kelenjar pankreas dapat digunakan untuk membedakannya dari kelenjar parotis. 12,13Bagian endokrin disebut juga pulau Langerhans. Terdiri atas kelompokan sel yang terpulas lebih pucat dari padasinus di sekitarnya (bagianeksokrin). Sel-sel pulau Langerhans juga lebih kecil daripada asinus. Pada umumnya sel kelihatan bulat dan dinding selnya tidak mudah dilihat. Di antara sel-sel itu terdapat kapiler darah. Kelompokan sel ini tidak mempunyai batas jaringan ikatyang jelas. 12,13

4.2.9 HeparSisi bidang ini merupakan batas lobulus yang dibentuk oleh jaringan ikat longgar(jaringan ikat interlobular). Terdapat vena sentralis hepatis, biasanya di tengah lobulus. Di luar vena sentralis terdapat sel hati yang tersusun radier mengarah ke arah jaringan interlobular. Di antara sel hati terdapat sinusoid hati yang nantinya akan menuju ke vena sentralis.Muaranya tidak terlalu terlihat jelas, karena tidak selalu terpotong. Dinding sel sinusoid berupa sel endotel yang terlihat melekat pada deretan sel hati. Sel endotel sinus ini berbentuk gepeng dengan inti yang gepeng juga dengan kromatinnya padat. Dalam sitoplasmanya terdapatbenda-benda asing yang sudah difagosit oleh sel. Sel ini disebut sel Kupffer.Tanpaadanya bendaasing ini sulit memastikanbahwayangterlihatitu benar-benar sel Kupffer. Sel hati (hepatosit) berbentuk poligonal dengan inti bulat atau sedikit lonjong dan kromatin agak padat. Dapat ditemukan sel hati yang berinti dua. Dengan pembesaran objektif 45 kali, terkadang dapat dilihat kanalikuli biliaris di antara dua dinding sel hati yang bersebelahan. Saluran ini terlihat sebagai bintik atau lubang kecil saja, terjepit di antara kedua dinding sel itu. 12,13

4.2.10 Vesika Felea (Kandung Empedu)Tunika mukosa organ ini dilapisi epitel selapis torak dan biasanya tidakmempunyai sel goblet. Epitel bersama lamina propria membentuk lipatan mirip vilus intestinalis. Di dalam lamina propria terdapat sejumlah bangunan bulat atau lonjong dilapisi epitel yang sama dengan epitel mukosa. Ini adalah potongan lipatan mukosa dan disebutsinusRokitansky-Aschoff. Dinding vesika veleatidak mempunyai tunika muskularis mukosa. Tunika serosa /adventisia terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada daerah yang berhadapan denganjaringan hati kadang-kadang dijumpai sisa saluran keluarempedu yang rudimenter, disebut duktus Aberans-Luschka.13

4.3 Struktur Makroskopis Organ DigestivusSaluran pencernaan terdiri atas sebuah saluran panjang yang berawal di rongga mulut dan berakhir di anus. Sistem itu terdiri atas rongga mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan liang anus. Organ yang berhubungan dengan saluran cerna adalah organ-organ tambahan berupa kelenjar liur, hati dan pankreas. Organ-organ ini menghasilkan banyak sekret yang dialirkan ke dalam saluran cerna melalui duktus ekskretorius di mana sekret-sekret ini membantu pencernaan materi yang dimakan dan penyerapannya.Struktur makroskopis meliputi:1. Cavum oris2. Pharynx3. Oesophagus4. Tractus gastero-intestinalis, ialah:a. Gasterb. Intestinum tenue (usus kecil), terdiri dari:i. Duodenumii. Jejenumiii. Illeumc. Intestinum Grassum (usus besar)d. Rectum dan anus. Dalam sistim pencernaaninitermasuk juga organdan kelenjar tambahan, yaitu:1. Kelenjar-kelenjar sekresi saliva: glandula parotis, glandula submandibularis dan glandula sublingualis2. Hepar3. Pancreas.14

4.3.1 Cavum OrisRongga mulut atau cavum oris dapat dibagi menjadi vestibulum oris dan rongga mulut yang sebenarnya (cavum oris proprium), yang bersama-sama membentuk rongga mulut. Vestibulum terletak antara pipi dan bibir pada satu pihak dan gigi geligi. Bila rahang tertutup dan gigi geligi lengkap, tidak ada hubungan antara vestibulum dan kavum oris proprium. Bila mulut terbuka, batas posteriornya, fauses yang dibentuk oleh lengkung posteriornya, palatum, mulai terlihat. Uvula, lengkung anterior palatum, tonsila palatina, dan frenulum bibir.15

1. Vestibulum OrisPenampang median melalui vestibulum dan rongga mulut bibir, palatum durum dan palatum mole, lingua, faring, radix lingua, pintu masuk dalam laring, dasar mulut (M. mylohyoideus, M.Genihyoidius, M.Digastricus). Bibir dan pipi mebentuk dinding luar vestribulum yang sangat elastic, sebuah lempeng otot (M.Buccinatorius, dan M.orbicularis oris) yang pada beberapa tempat melekat erat pada kulit wajah.4Bibir / labium oris , terletak di sudut mulut kanan kiri saling berhubungan pada angulus oris, terdapat juga alur / sulcus pada labium oris. Pertama yaitu sulcus nasolabialis yaitu alur di antara sudut bibir atas dengan dengan hidung (nasus), Sulcus mentolabialis : alur diantara bibir bawah dengan dagu (mentum), philtrum yang merupakan lekuk diatas pertengahan bibir atas.15Pipi / bucca terletak pada daerah di antara angulus oris sampai tepi depan m.masseter. Dibawah kulit ditemukan jaringan lemak;diantaranya terdapat suatu gumpalan lemak besar (Bichat) yang bagian depannya terletak pada m.buccinator dan meluas ke belakang, menyusup diantara m.buccinator dan m.masseter, dan mencapai tepi depan m.temporalis.152. Cavum Oris PropriumRongga mulut dalam arti yang lebih sempit terletak di belakang gigi-geligi dan meluas sampai istmus faucium yang berada di belakang lidah.Dasar otot rongga mulut dibentuk oleh m.milohyoideus, yang berjalan dari linea milohioidea mandibula ke rafe medial dan os hyoid. Di atas dasar mulut dekat bidang tengah terletak mm.genihyoideus, kelenjar sublingual terletak pada tiap sisi diantara otot-otot ini dan mandibula. M.genihyoideus yang berpasangan berasal dari atas dasar mulut pada pusat bagian dalam mandibula, otot-otot ini membentuk bagian terbesar badan lidah. Perut depan m.digastrikus membentang dibawah dasar mulut, pada kedua sisi dari daerah kornu minus os hyoid sampai fossa digastrika mandibula. Pada tiap sisi, kelenjar submandibular terletak diantara otot dan mandibula.Atap rongga mulut dibentuk oleh palatum durum dan palatum mole. Rongga mulut sebagian besar terisi oleh lidah. Berikut batas-batasn cavum oris proprium, depan dan samping : arcus dentalis dengan processus alveolarisnya, pada bagian atas berbatasan dengan palatum durum et mole, pada bagian bawah berbatasan dengan diafragma oris.14

4.3.2 EsofagusEsofagus adalah suatu pipa muskular sepanjang kira-kira 25 cm yang merupakan lanjutan pharynx dan mulai di tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6, dan berakhir di cardia ventriculi setinggi vertebra T10-11. Dibagi menjadi pars cervicalis, pars thoracalis dan pars abdominalis.7

4.3.3 GasterGaster secara umum dibagi menjadi tiga bagian umum, yaitu fundus, korpus dan pylorus. Pertama dimulai dari gaster, terdapat incisura pada kurvatura minor, pada sambungan antara korpus dan antrum pilori disebut incisura angularis. Lalu terdapat sfingter pilori yang mengendalikan pengosongan isi lambung ke duodenum, lalu terdapat orifisium kardia yang merupakan tempat masuknya isi esofagus ke gaster. Sfingter kardia bekerja mencegah refleks isi lambung ke esofagus. Omentum minus melekat ke kurvatura minor dan omentum mayus melekat pada kurvatura mayor. Kedua omentum ini membawa darah dan limfe ke gaster. Lalu bila kita lihat pada bagian dalamnya / mukosa gaster terdapat lipatan-lipatan yang sering disebut sebagai plica gastricae yang berfungsi mensekresi asam lambung / HCl.7

4.3.4 Intestinum Tenue (Usus Halus)Awal intestinum tenue atau usus halus adalah duodenum atau usus duabelas jari. Duodenum berbentuk seperti tapal kuda, duodenum akan berjalan dari pylorus ke arah belakang. Terdiri atas empat bagian yaitu pars superior, pars descendens, pars inferior dan pars ascendens. Pars superior duodeni terletak pada bidang transpyloric yang bermula dari pylorus menuju ke belakang dari berakhir di flexura duodenale superior. Pars descendens bermula dari flexura duodeni superior beralih ke bawah dan kemudian membelok ke kiri disebut sebagai flexura duodeni inferior. Setinggi vertebrae lumbalis 3 pars inferior duodeni akan menyilang garis tengah berjalan ke kiri untuk kemudian berjalan ke arah atas dan berakhir sebagai pars ascendens duodeni. Pars ascendens duodeni terletak setinggi vertebrae lumbal 2, kurang lebih 2,5 cm sebelah kiri garis tengah. Setelah sampai di belakang lambung, pars ascendens duodeni akan membelok ke bawah pada lengkungan yang disebut sebagai flexura duodenojejunalis. Pada flexura ini terdapat ligamentum penghubung dengan oesophagus yang disebut ligamentum Treitz.7Duodenum diperdarahi oleh a.Gastroduodenalis yang merupakan cabang dari a.Hepatica Communis yang akan memperdarahi dinding posterior duodenum dan juga didarahi oleh a.Pancreaticoduodenalis Superior (anterior dan posterior) yang berjalan antara pars descendens duodeni dan caput pankreas. a.Pancreaticoduodenalis inferior yang merupakan cabang dari a.Mesenterica Superior juga mendarahi duodenum.7Selain duodenum, 2/5 proksimal usus halus merupakan jejunum sedangkan 3/5 distal sisanya merupakan ileum. Lingkaran-lingkaran jejunum cenderung mengisi region umbilikalis sedangkan ileum mengisi bagian bawah abdomen dan pelvis. Perbedaan dari duodenum dan jejunum adalah, pada jejunum kelenjar getah beningnya soliter sedangkan pada ileum kelenjar getah beningnya ada yang soliter maupun berkelompok (agregat / plaque peyeri). Tidak hanya itu, perbedaan dari duodenum dan ileum dapat kita lihat pada vasa recta dan arcadenya. Pada jejunum diameternya lebih tebal dari ileum, memiliki vasa recta yang panjang dan arcade satu tingkat sedangkan pada ileum yang berdiameter lebih kecil dari jejunum memiliki vasa recta yang pendek dan arcades yang bertingkat sampai tiga tingkat. Pembuluh darah mesentrika superior berjalan sepanjang bagian ketiga duodenum dan memasuki pangkal mesentrium serta berjalan ke arah region iliaka dextra di dinding posterior abdomen. Cabang-cabang jejunal dan ileal terpisah dan beranastomosis kembali dalam mesentrium sehingga membentuk gang beratap (arcade). Pembuluh arteri ujung (vasa recta) keluar dari arcades dan memasok darah ke dinding intestinum . pasokan darah jejunum terdiri dari beberapa arcades dan sedikit cabang terminal sedangkan pembuluh pada ileum memiliki banyak arcades dan memiliki lebih banyak cabang terminal berupa arteri ujung yang melewati dinding intestinum.1,7

4.3.5 Intestinum Crassum (Usus Besar)Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 1,5 m yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besar sari usus halus, yaitu sekitar 6,5 cm, tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil.Usus besar terdiri dari sekum, kolon, dan rektum.1Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menepati dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileosekal mengendalikan aliran kimus dari ileum ke dalam sekum dan mencegah terjadinya aliran balik bahan fekal ke dalam usus halus. 1Kolon dibagi lagi menjadi kolon asenden, tranversum, desenden dan sigmoid. Tempat kolon membentuk kelokan tajam pada abdomen kanan dan kiri atas secara berturut-turut disebut sebagai fleksura hepatika dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan membentuk lekukan berbentuk-S. 1Lapisan otot longitudinal usus besar tidak sempurna, tetapi terkumpul dalam tiga pita yang disebut sebagi taenia koli. Panjang taenia lebih pendek daripada usus, sehingga usus tertarik dan berkerut mebentuk kantung-kantung kecil yang disebut haustra. Apendises epiploika adalah kantong-kantong kecil peritonium yang berisi lemak dan melekat sepanjag taenia.Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan berdasarkan pada suplai darah yang diterima. Arteria mesentrika superior memperdarahi belahan kanan (sekum, kolon asenden, dan dua per tiga proksimal kolon tranversum), dan arteria mesentrika inferior mendarahi bagian kiri (sepertiga distal kolon tranversum, kolon desenden, kolon sigmoid, dan bagian proksimal rektum). Suplai darah tambahan ke rektum berasal dari arteri hemoroidalis media dan inferior yang dicabangkan dari arteria iliaka interna dan aorta abdominalis.Persarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom dengan pengecualian sfingter eksterna yang berada dalam pengendalian volunter. Serabut parasimpatis bejalan melalui saraf vagus ke bagian tengah kolon tranversum, dan saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakra menyuplai bagian distal. Serabut simpatis meninggalkan medula spinalis melalui saraf splangnikus. Serabut saraf ini bersinaps dalam ganglia seliaka dan aortikorenalis, kemudian serabut pasca ganglionik menuju kolon. Rangsangan simpatis menghambat sekresi dan kontraksi, serta merangsang sfingter rektum. Rangsangan parasimpatis mempunyai efek yang berlawanan. 1

4.3.6 RectumMerupakan bagian caudal dari intestinum crassum. Rectum terletak retroperitoneal, memanjang mulai setinggi corpus vertebrae sacralis 3 sampai Anus. Anus adalah muara dari rectum ke dunia luar. Pada rectum terdapat flexura sacralis yang mengikuti curvatura ossacrum dan flexura perinealis yang mengikuti lengkungan perineum. Bagian cranialis disebut pars ampularis rectidan bagian caudalis disebutpars analis recti.1Pada pars ampularis terdapat 3 buah plica transversalis yang dibentuk oleh penebalan stratum circulare tunica muscularis. Plica yang tengah sangat tebal, disebutplica transversalis Kohlraush,berfungsi sebagai penahan isi rectum. Pada pars analis terdapat plica yang arahnya longitudional dan disebutcolumna rectalis Morgagni.Di sebelah analis columna rectalis bersatu membentukanulus rectalis(annulus haemorrhoidalis). Di sebelah profunda mukosa terdapat plexus venosus yang disebut plexus haemorrhoidalis.1

4.4 Mekanisme dan Fungsi Sistem PencernaanAgar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, waktu yang diperlukan pada masing-masing bagian saluran bersifat terbatas. Selain itu pencampuran yang tepat juga harus dilakukan. Tetapi karena kebutuhan untuk pencampuran dan pendorongan sangat berbeda pada tiap tingkat proses, berbagai mekanisme umpan balik hormonal dan saraf otonom akan mengontrol tiap aspek dari proses ini sehingga pencampuran dan pendorongan akan terjadi secara optimal.1

4.4.1 Rongga Mulut 1,7,16,171. Mulut Pintu masuk ke saluran cerna adalah dari mulut atau rongga oral. Lubang masuk dibentuk oleh bibir yang mengandung otot dan membantu mengambil, menuntun, dan menampung makanan di mulut. 2. PalatumLangit-langit yang membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini juga memungkinkan bernapas dan mengunyah atau menghisap berlangsung secara bersamaan. Terdapat uvula yang berperan dalam menutup saluran hidung sewaktu menelan.

3. Lidah Gerakan lidah penting dalam menuntun makanan di dalam mulut sewaktu mengunyah dan menelan serta berperan penting dalam berbicara. Selain itu terapat kuncup kecap pada lidah.

4. GigiBerperan dalam langkah pertama proses pencernaan yaitu mastikasi atau mengunyah. Motilitas mulut melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan. Tindakan mengunyah dapat volunter tetapi sebagian besar mengunyah selama makan adalah refleks ritmik yang dihasilkan oleh pengaktifan otot rangka rahang, bibir, pipi, dan lidah sebagai respons terhadap tekanan makanan pada jaringan mulut.

5. LiurLiur atau saliva dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar liur utama yang terletak di luar rongga mulut, mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan protein. Protein terpenting dalam liur adalah amilase, mukus, dan lisozim. Protein-protein ini berfungsi sebagai berikut.a. Amilase berperan dalam pencernaan karbohidrat menjadi maltosab. Mukus berperan dalam lubrikasi dan mempermudah proses penelanan serta membasahi partikel makanan.c. Lisozim, enzim yang memiliki sifat antibakteri.d. Sebagai bahan pelarut yang merangsang kuncup kecap.e. Membantu berbicara dan mempermudah gerakan bibir dan lidah.f. Berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga mulut dan gigi bersih.g. Kaya akan bikarbonat yang menetralkan asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah.

4.4.2 Faring dan EsofagusMotilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan. Menelan merupakan proses memindahkan makanan dari mulut melalui esofagus hingga ke lambung. Menenlan baru dimulai ketika bolus secara sengaja didorong oleh lidah ke belakang mulut menuju faring. Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim impuls aferen ke pusat menelan yang terletak di medula batang otak. 1,7,16,171. Tahap orofaringa. Berlangsung sekitar 1 detik, terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring untuk masuk ke esofagus.b. Posisi lidah menekan langit-langit keras menjaga agar makan tidak masuk kembali ke mulut sewaktu menelan.c. Uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorokan, menutup saluran hidung dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung.d. Elevasi laring dan penutupan erat pita suara di pintu masuk laring atau glotis mencegah makanan masuk ke trakea. Epiglotis terdorong ke belakang menutupi glotis sebagai proteksi tambahan agar makanan tidak masuk ke saluran napas.e. Sewaktu menelan, pusat menelan secara singkat menghambat pusat pernapasan di dekatnya.f. Laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke dalam esofagus.

2. Tahap esofagusa. Pusat menelan memicu gelombang peristaltik primer, mendorong bolus di depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke lambung.b. Gelombang peristaltik memerlukan waktu 5-9 detik untuk mencapai ujung bawah esofagus, dikontrol oleh pusat menelan dengan persarafan melalui saraf vagus.c. Jika bolus yang tertelan besar, bolus akan meregangkan esofagus dan merangsang reseptor tekanan di dindingnya. Akibatnya, terjadi gelombang peristaltik kedua yang tidak melibatkan pusat menelan tetapi diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat peregangan.

4.4.3 LambungLambung memiliki tiga fungsi utama. Pertama, menyimpan makanan yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal. Lambung mengeluarkan HCl dan enzim yang memulai pencernaan protein. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung untuk menghasilkan campuran kental sebagai kimus. Dapat dilihat bahwa lambung memiliki empat aspek motilitas yaitu pengisian, penyimpanan, pencampuran, dan pengosongan. 1,16,171. PengisianKetika kosong lambung memiliki volume sekitar 50 ml, volume ini dapat bertambah hinggal 1 liter saat makan karena perubahan tegangan di dinding dan peningkatan tekanan intralambung melalui mekanisme relaksasi reseptif oleh refleks vasovagal dari lambung ke batang otak2. PenyimpananGelombang peristaltik menyebar melalui fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pilorus. Karena lapisan otot di fundus dan korpus tipis maka kontraksi di bagian ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kontraksi menjadi jauh lebih kuat karena otot di sini lebih tebal. Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur berlangsung lemah maka makanan yang disalurkan ke lambung dari esofagus disimpan di bagian korpus yang relatif tenang tanpa mengalami pencampuran.

3. Pencampuran Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung untuk menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus maju menuju sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter pilorus menyebabkan sfingter nyaris tertutup, namun lubang yang ada tidak cukup besar untuk dilalui oleh kimus kental kecuali kimus didorong oleh kontraksi peristaltik antrum yang kuat. Namun demikian, dari 30 ml kimus yang dapat ditampung antrum, hanya beberapa mililiter isi antrum yang terdorong ke duodenum setiap gelombang. Untuk mencegah lebih banyak kimus yang terperas keluar, gelombang peristaltik mencapai sfingter pilorus dan menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat. Hal ini menyebabkan gerakan maju mundur mencampur kimus secara merata di antrum.

4. PengosonganSelain mencampur isi lambung, kontraksi peristaltik antrum adalah gaya pendorong yang mengosongkan isi lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang kontraksi sebelum sfingter pilorus menutup erat terutama bergantung pada kekuatan peristalsis. Intensitas ini sangat bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum.

Sekresi Pankreas dan EmpeduSaat disalurkan ke dalam usus halus, isi lambung akan bercampur dengan getah yang dikeluarkan usus halus, sekresi pankreas eksokrin, dan hati. Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen yaitu enzim pankreas dan larutan cair basa. Enzim pankreas terdiri atas enzim proteolitik, amilase pankreas, dan lipase pankreas. Hati meiliki peran dalam sistem pencernaan dengan sekresi empedu yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. 1,7

4.4.4 Hepar Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi. Tiga fungsi dasar hepar yaitu membentuk dan mensekresikan empedu ke dalam tractus intestinalis, berperan pada banyak metabolisme yang berhubungan dengan karbohidrat, lemak, dan protein, dan menyaring darah untuk membuang bakteri dan benda asing lain yang masuk ke dalam darah dari lumen intestinum. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien dari vena portal hepatika. Hati terbagi menjadi lobus kanan dan lobus kiri. 7,18,19a. Lobus hepatis dexter lebih besar dari lobus hepatis sinister.b. Lobus hepatis dexter terbagi lagi menjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh vesica biliaris, fissura ligamenti teretis, vena cava inferior dan fissura ligamenti venosi.c. Ligamentum falciforme merupakan lipatan ganda peritoneum berjalan ke atas dari umbilicus ke hepar. Ligamentum ini mengandung ligamentum teres hepatis yang merupakan sisa vena umbilicalis. Lapisan kanan membentuk lapisan atas ligamentum coronarium, lapisan kiri membentuk lapisan atas ligamentum triangulare sinistrum. Bagian kanan ligamentum coronarium dikenal sebagai ligamentum triangulare dextrum. Lapisan peritoneum membentuk ligamentum coronarium terpisah satu dengan yang lain meninggalkan sebuah area yang tidak diliputi peritoneum yaitu area nuda.Ligamentum teres hepatis berjalan ke dalam fissura pada facies visceralis hepatis dan bergabung dengan ramus sinister vena portae hepatis di porta hepatis. Ligamentum venosum Arantii merupakan sisa ductus venosus berjalan di ke atas di dalam fissura pada facies visceralis hepar dan melekat pada vena cava inferior di atas. d. Arteri hepatica propria cabang truncus coeliacus berakhir dengan bercabang menjadi ramus dexter dan sinister yang masuk ke dalam porta hepatis.Vena portae hepatis bercabang dua menjadi dua cabang terminal yaitu ramus dexter dan ramus sinister yang masuk porta hepatis di belakang arteri. Venae hepaticae muncul dari pars posterior hepatis dan bermuara ke dalam vena cava inferior.

Pembuluh-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke hepar adalah arteria hepatica propria (30%) dan vena portae hepatis (70%). Arteria hepatica propria membawa darah yang kaya oksigen ke hepar, vena portae membawa darah yang kaya akan hasil metabolisme pencernaan yang diabsorbsi dari tractus gastrointestinalis. Darah arteria dan vena dialirkan ke vena centralis masing-masing lobuli hepatis melalui sinusoid hepar. Venae centrales mengalirkan darah ke vena hepatica dextra dan sinistra, dan meninggalkan pars posterior hepar bermuara langsung ke vena cava inferior.18Empedu diekskresikan oleh sel-sel hepar, disimpan, dan dipekatkan di dalam vesica biliaris, kemudian dikeluarkan ke duodenum. Ductus biliaris hepatis terdiri atas ductus hepaticus dexter dan sinister, ductus hepaticus communis, ductus choledochus, vesica biliaris, dan ductus cysticus. 7,18

1. Ductus hepaticusDuctus hepaticus dexter dan sinister keluar dari lobus hepatis dexter dan sinister pada porta hepatis. Keduanya bersatu membentuk ductus hepaticus communis. Ductus ini bergabung dengan ductus cysticus dari vesica biliaris yang ada di sisi kanannya membentuk ductus choledochus.

2. Vesica biliarisVesica biliaris adalah sebuah kantong yang terletak pada permukaan bawah hepar. Vesica biliaris mempunyai kemampuan menampung empedu sebanyak 30-50 ml dan menyimpannya, serta memekatkan empedu dengan cara mengabsorbsi air. Fungsi vesica biliaris adalah sebagai berikut. a. Vesica biliaris berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu.b. Memekatkan empedu.c. Lemak menyebabkan pengeluaran hormon kolesistokinin dari tunica mucosa duodenum. Hormon masuk ke dalam darah dan menimbulkan kontraksi vesica biliaris. Pada saat yang bersamaan, otot polos yang terletak pada ujung distal ductus choledochus dan ampula berelaksasi, sehingga memungkinkan masuknya emedu yang pekat ke dalam duodenum. Garam-garam empedu di dalam cairan empedu penting untuk mengemulsikan lemak di dalam usus dan membantu pencernaan serta absorbsi lemak.Empedu memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.a. Emulsifikasi lemak. Garam empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam usus halus yang kemudian menghasilkan globulus lemak lebih kecil dan area permukaan yang lebih luas untuk kerja enzimb. Absorpsi lemak. Garam empedu membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.c. Pengeluaran kolesterol dari tubuh. Garam empedu berikatan dengan kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil disebut micelle yang akan dibuang melalui feses.

3. Ductus cysticusDuctus cysticus menghubungkan collum vesicae biliaris dengan ductus hepaticus communis untuk bergabung membentuk ductus choledochus. Biasanya ductus cysticus berbentuk seperti huruf S dan berjalan turun dengan jarak yang bervariasi pada pinggir kanan omentum minus.

Fungsi utama hati adalah sebagai berikut.1. Sekresi. Memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak.2. Metabolisme. Hati memetabolisme protein, lemak, dan karbohidrat tercerna.a. Hati berperan dalam mempertahankan homeostatik gula darah. Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.b. Mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak. Organ ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitogren.c. Menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan terlibat dalam, penyimpanan dan pemakaian lemak.d. Menyintesis unsur-unsur pokok membran sel (lipoprotein, kolesterol, dan fosfolipid).e. Menyintesis protein plasma dan fakto-faktor pembekuan darah. Organ ini juga menyintesis bilirubin dari produk penguraian hemoglobin dan mensekresinya ke dalam empedu.3. Hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga serta vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), dan hati menyimpan toksin tertentu serta obat yang tidak dapat diuraikan dan dieksresikan.4. Detoksifikasi. Hati melakukan inaktivasi hormon dan dektosifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdistintegrasi dalam darah.5. Produksi panas. Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber utama panas tubuh, terutama saat tidur.6. Penyimpanan darah. Hati merupakan reservoar untuk sekitar 30% curah jantung dan bersama dengan limpa mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.

Empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh hati. Salah satu fungsinya adalah melarutkan asam lemak pada makanan agar mudah dicerna dan diserap oleh usus halus. Empedu tersimpan dalam kantung kecil yang terletak di bawah hati. Pada saat makanan memasuki usus dua belas jari, kantung empedu berkontraksi dan melepaskan cairannya ke dalam usus dua belas jari.Empedu diperlukan untuk pencernaan lemak yang diemulsikan (dipecah dalam bagian-bagian kecil). Dengan cara ini empedu akan membantu kerja enzim lipase. Empedu bersifat alkalis atau basa. Makanan yang bersifat asam yang akan keluar dari lambung akan dinetralkan oleh empedu.Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati, mengalir dari sel hati melalui kananlikuli empedu yang kemudian menjadi ductue hepaticus (saluran empedu dari hati ke kandung empedu) kiri dan kanan, yang selanjutnya bergabung membentuk ductus hapaticus umum. Saluran ini kemudian menyatu/ bergabung dengan saluran yang berasal dari kandung empedu (ductus sisticus) untuk membentuk/ keluar dari hati sebagai ductus empedu umum. Ductus pancreaticus (saluran pancreas) bergabung dengan saluran empedu umum dan bermuara di usus dua belas jari/ duodenum.1,8

Gambar 9 : Kandung empedu

Sebelum mengonsumsi makanan, garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal serta sinyal saraf hingga membuat kandung empedu berkontraksi. Akibatnya aliran empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan. Empedu berfungsi membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Selain itu, empedu juga berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran SDM dan kelebihan kolesterol. Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak, dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan. Garam empedu juga merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya. Bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan. Limbah dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh. Berbagai protein yang membantu fungsi empedu akan dibuang di dalam empedu. Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati, dan dialirkan kembali ke dalam empedu, yang dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.

4.4.5 Usus HalusUsus halus merupakan tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih lanjut setelah isi lumen mengalir melewati usus halus dan tidak terjadi penyerapan nutrien lebih lanjut. Proses motilitas di usus halus dibagi menjadi segmentasi dan migrating motility complex. Segmentasi terdiri dari kontraksi otot polos sirkular yang berulang dan berbentuk cincin di sepanjang usus halus. Segmentasi tidak hanya melakukan pencampuran tetapi juga secara perlahan menggerakkan kimus menelusuri usus halus. Ketika sebagian besar makanan telah diserap, kontraksi segmentasi berhenti dan diganti oleh migratting motility complex. Gelombang pendek ini membutuhkan waktu sekitar 100 sampai 150 menit untuk akhirnya bermigrasi dari lambung ke ujung usus halus untuk menyapu maju sisa-sisa makanan, debris mukosa, dan bakteri menuju kolon. 1,17

4.4.6 Usus BesarUsus besar terdiri atas kolon, sekum, apendiks, dan rektum. Sekum membentuk kantung buntu di bawah pertemuan antara usus halus dan usus besar di katup ileosekum yaitu apendiks. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel otot polos kolon. Kontraksi ini menyebabkan kolon membentuk haustra. Tiga atau empat kali sehari terjadi peningkatan mencolok motilitas saat segmen-segmen besar kolon berkontraksi secara simultan. Kontraksi masif ini disebut gerakan massa. 1,17

4.4.7 PankreasPankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar di balik kurvatura besar lambung. Sel-sel endokrin (pulau-pulau Langerhans) pankreas mensekresi hormon insulin dan glukagon. Sel-sel eksokrin mensekresi enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion bikarbonat dalam konsentrasi tinggi. Produk gabungan sel-sel asinar mengalir melalui duktus pankreas yang menyatu dengan duktus empedu komunis dan masuk ke duodenum di titik ampula hepatopankreas. Sfingter Oddi secara normal mempertahankan keadaan mulut duktus agar tetap tertutup. 6,7Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas refleks saraf selama tahap sefalik dan lambung pada sekresi lambung, walaupun demikian, kendali utama terletak pada hormon duodenum yang diabsorpsi ke dalam aliran darah untuk mencapai pankreas. 6a. Sekretin, diproduksi oleh sel mukosa duodenum dan diabsorpsi ke dalam darah untuk mencapai pankreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan mengeluarkan sejumlah besar cairan berairmengandung natrium bikarbonat untuk membentuk lingkungan basa untuk erja enzim pankreas dan usus. b. CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respon terhadap lemak dan protein separuh tercerna yang masuk dari lambung. CCK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim pankreas.

Cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein, karbohidrat, dan lemak.

a. Enzim proteolitik pankreas (protease)a. Tripsinogen yang dieksresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil.

b. Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein.

c. Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptdase adalah enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam amino bebas.

b. Lipase pankreasLipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.c. Amilase pankreasMenghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).

d. Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.

Ductus pancreaticus mulai dari cauda pancreatis dan berjalan di sepanjang kelenjar menerima banyak cabang pada perjalanannya. Duktus ini bermuara ke pars descendens duodenum di sekitar pertengahannya bersama dengan ductus choledochus pada pailla duodeni major. Kelenjar pankreas diperdarahi oleh arteria lienalis dan arteria pancreaticoduodenalis superior dan inferior. 18Pankreas memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yang menempati sebagian besar kelenjar. Pankreas eksokrin merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas asini serosa yang berhimpitan. Lobuli dikelilingi septa intra dan interlobular dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang badan Pacini. Di dalam massa asini serosa terdapat pulau Langerhans.18Fungsi pankreas dilaksanakan oleh populasi sel khusus. Karena pankreas adalah organ endokrin dan eksokrin, maka pankreas menghasilkan banyak enzim pencernaan dan hormon. Sekres pankreas diatur oleh rangsangan hormonal maupun vagal. Hormon intestinal seperti sekretin dan kolesistokinin yang disekresi sel enteroendokrin dari mukosa duodenum ke dalam aliran darah mengatur sekresi pankreas. Pankreas menghasilkan cairan alkalis dan banyak enzim pencernaan yang merombak protein, lemak, dan karbohidrat. 18

4.5 Metabolisme LemakGaram empedu membantu pencernaan lemak melalui efek emulsifikasi dan mempermudah penyerapan lemak dengan ikut serta dalam pembentukan misel (micelle). Istilah efek deterjen merujuk kepada kemampuan garam empedu untuk mengubah globulus lemak besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak di dalam kimus cair sehingga luas permukaan yang tersedia untuk tempat lipase pankreas bekerja bertambah. Molekul garam empedu mengandung bagian yang larut lemak dengan bagian larut air yang bermuatan negatif. Dengan terjadinya emulsifikasi lemak, luas permukaan lemak akan semakin besar sehingga semakin banyak lemak yang dapat dihidrolisis oleh lipase pankreas bersama dengan kolipase menjadi monogriselda dan asam lemak bebas untuk selanjut dibawa ke bagian interior misel yang larut air. 16,17Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin bergumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak menyatu di bagian tengah membentuk inti hidrofobik sementara bagian larut air membentuk selubung hidrofilik di sebelah luar. Karena itu misel merupakan wadah yang dapat digunakan untuk mengangkut bahan-bahan tak larut air melalui isi lumen yang cair. 16,17

Gambar 3. Struktur Misel 11

Misel akan mendekati permukaan epitel absorptif dan kemudia asam lemak meninggalkan misel dan secara pasif berdifusi menembus lapis ganda lemak membran luminal. Monogliserida dan asam lemak bebas diresintesis menjadi trigliserida di dalam sel epitel. Trigliserida-trigliserida ini menyatu dan dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein untuk membentuk kilomikron yang larut air kemudian dikeluarkan dengan eksositosis melalui membran basal sel. Kilomikron tidak dapat menembus membran basal kapiler darah sehingga masuk ke pembuluh limfe, lakteal sentra. Pembuluh-pembuluh limfe akhirnya menyatu untuk membentuk duktus thorasikus yang mengalirkan isinya ke sistem vena di dada. Dengan cara ini lemak akhirnya memperoleh akses ke darah, dibawa ke hati dan jaringan tubuh lainnya. 16,17Gangguan metabolisme lemak dapat menyebabkan pembentukan batu empedu. Penumpukan kolesterol yang tinggi akibat konsumsi lemak berlebihan pada akhirnya menyebabkan terjadinya pengendapan kolesterol membentuk kristal yang menghambat saluran empedu ataupun mengendap di kandung empedu. Adanya gangguan ini mengakibatkan timbulnya rasa nyeri yang merupakan rangsang adanya kelainan pada kandung empedu.

BAB VKesimpulan

Sistem pencernaan yang berfungsi naik merupakan salah satu kunci menuju sehat. Karena itu, sangat tepat jika sistem pencernaan harus benar-benar diperhatikan agar proses penyerapan nutrisi (zat gizi) oleh tubuh tidak terganggu. Jika sistem pencernaan tidak berjalan baik, sumber energy yang terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat tidak dapat diserap tubuh sebagaimana mestinya. Banyak hal bisa menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem pencernaan seperti stress, penyakit kronis, penambahan usia yang semakin tua dan lain sebagainya. Mengonsumsi makanan yang optimal belum tentu mampu menjamin tubuh mendapatkan nutrisi yang diperlukan dalam jumlah cukup. Diperlukan kemampuan mencerna yang baik untuk memecah bagian-bagian makanan, kemudian menyerap nutrisi yang diperlukan untuk dibawa ke sel jaringan.Seluruh proses tubuh tergantung pada peranan enzim yang membantu pengaturan reaksi kimia (katalisator) untuk membuat sel-sel bekerja sesuai dengan fungsinya. Semakin baik enzim bekerja, semakin sehat dan energik yang kita rasakan. Sayangnya, banyak di antara kita yang tidak menyadari, bahwa sistem tubuh sudah tidak bekerja dengan baik yang bisa disebabkan karena beberapa alas an, yaitu tidak adanya mikronutrien yang diperlukan agar enzim dapat bekerja sesuai tugasnya. Pada usia tua, luas permukaan dinding usus telah berkurang banyak aliran pengeluaran (sekresi) cairan pencernaan dari lambung, hati, pancreas, dan usus kecil juga ikut berkurang yang diperparah dengan melambatnya gerakan menelan dan pemindahan makanan yang dicerna melalui usus.Dalam scenario, seorang ibu dengan perawakan gemuk sering mengalami nyeri perut kanan atas, mual dan setelah diperiksa, ia dikatakan menderita gangguan empedu. Dari sini, kita bisa mengetahui bahwa yang terganggu adalah proses pencernaan lemak dalam tubuhnya.Tubuh manusia cenderung menimbun lemak, menyimpan setiap kelebihan molekul lemak yang diperoleh dari makanan dengan segera, dan bukannya menggunakannya untuk biosintesis. Ketika usia dan metabolisme melambat, jumlah lemak dalam tubuh perlahan-lahan meningkat. Wanita mengalami peningkatan persentase lebih besar lemak daripada pria.Saluran pencernaan yang terlibat dalam pencernaan lemak meliputi usus halus, hepar, pancreas, dan empedu. Saluran dan organ-organ ini bekerja sama dengan hubungan timbale balik satu sama lain. Dimulai dari usus halus, kimus yang asam masuk ke dalam duodenum. Hampir semua lemak dalam suatu hidangan mencapai usus halus dalam kondisi sepenuhnya belum tercerna. Bentuk utama lemak diet yang dicerna merupakan trigliserida. Enzim pancreas yang menghidrolisis trigliserida (lipase) tak dapat larut dalam lemak, sehingga mula-mula globules lemak yang besar yang memasuki duodenum dipecah ke dalam unit lebih kecil oleh suatu proses yang dikenal sebagai emulsifikasi (garam empedu). Setelah diemulsifikasi, kemudian trigliserida dihidrolisis ke asam lemak dan monogliserida. Tetapi hidrolisis saja tak cukup untuk mematikan absorpsi, sehingga gugusan ini harus dibuat larut air dengan asam empedu, yang membentuknya ke dalam micelles (garam empedu hidrofilik ditambahkan ke monogliserida dan asam lemak bebas hidrofobik). Garam empedu dari kantung empedu yang disekresikan ke dalam lapisan duodenum akan melapisi droplet-droplet lemak yang sangat kecil dan mencegahnya agar tidak menyatu, suatu proses yang disebut emulsifikasi.pH yang asam dari kim yang memasuki duodenum merangsang sel-sel dalam dinding itu untuk membebaskan hormone sekretin. Enterogastron ini mengirimkan sinyal ke pancreas untuk membebaskan bikarbonat, yang menetralkan kim asam itu. Kim khususnya jika kaya akan lemak, juga akan menyebabkan duodenum membebaskan enterogastron lain yang menghambat peristaltis dalam lambung, yang dengan demikian akan memperlambat aliran masuk makanan ke dalam usus halus.Sementara itu, hepar berfungsi dalam menyekresi empedu. Empedu tidak mengandung enzim pencernaan, tetapi mengandung garam empedu, yang bertindak sebagai deterjen dan membantu dalam pencernaan dan penyerapan lemak.Dalam scenario ini, ibu tersebut bisa dikatakan menderita batu empedu. Batu empedu merupakan suatu keadaan terbentuknya batu (calculi) dalam kantong empedu. Kadang, batu juga terbentuk dalam saluran empedu. Batu kandung empedu yang tinggal diam tidak menimbulkan gejala. Namun, jika batu tersebut menyumbat saluran empedu atau mengakibatkan peradangan pada kantong empedu akan menimbulkan sakit yang hebat. Batu empedu kebanyakan terbentuk dari kolesterol yang larut dalam empedu. Selain itu terbentuk dari campuran kolesterol dan bilirubin atau campuran kalsium dan bilirubin. Biasanya, terbentuk batu karena empedu terlalu lama tersimpan dalam kantong empedu, kemudian batu berjalan mengikuti aliran darah ke saluran empedu dan menyangkut di sana.

BAB VIILampiran7.1 Mekanisme Nyeri dan MualMekanisme NyeriJika duktus sistikus tersumbat batu empedu, maka kandung empedu mengalami distensi (tekanan) kemudian terjadi infeksi sehingga teraba masa pada kuadran I menimbulkan nyeri hebat yang menjalar kepunggung dan bahu kanan.

Mekanisme MualPerangsangan mual dapat diakibatkan dari adanya obstruksi saluran empedu sehingga mengakibatkan alir balik cairan empedu ke hepar (bilirubin, garam empedu dan kolestrol) menyebabkan terjadinya proses peradangan disekitar hepatobiliar enzim-enzim SGOT dan SGPT, menyebabkan peningkatan peningkatan peningkatan SGOT dan SGPT bersifat iriatif disaluran cerna sehingga merangsang nervus vagal dan menekan rangsangan system saraf simpatis sehingga terjadi penurunan peristaltic system pencernaan di usus halus dan lambung. Menyebabkan makanan tertahan dilambung dan penigkatan rasa mual yang mengaktifkan saraf kranialis ke otot abdomen dan diaphrama sehingga menyebabkan muntah.Apabila saraf simpatis teraktifasi akan menyebabkan akumulasi gas usus di system pencernaan yang menyebabkan rasa penuh dengan gas maka terjadilah kembung. 7.2 Sebab Terbentuknya Batu EmpeduGaram empedu akan kembali melalui sistem porta hepatis ke hati , tempat mereka tidak saja di sekresi kembali tetapi juga berfungsi sebagai koleretik kuat untuk merangsang sekresi lebih banyak empedu. Kolestrol merupakan suatu zat yang sangat tidak larut air, namun larut dalam inti misel yang hidrofobik. Jumlah kolestrol yang dapat diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah relatif garam empedu dan lesitin terhadap kolestrol. Apabila sekresi kolestrol oleh hati melebihi sekresi garam empedu atau lesitin (baik kolestrolnya terlalu banyak atau garam empedu dan lesitinnya yang terlalu sedikit), kelebihan kolestrol dalam empedu akan mengendap menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal menjadi batu empedu. Salah satu pengobatan untuk batu empedu yang mengandung kolestrol adalah ingesti garam garam empedu untuk meningkatkan kandungan garam empedu sebagai usaha untuk melarutkan batu kolestrol.

Sumber :Sherwood, L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed ke-6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2010.h.566-8.

7.3 Skenario 4Bilirubin adalah konstituen utama lainnya pada empedu yang sama sekali tidak berperan dalam pencernaan tetapi merupakan produk sisa yang diekskresikan di dalam empedu. Bilirubin merupakan pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian sel darah merah usang. Sel darah merah yang telah usang dikeluarkan dari tubuh oleh makrofag yang melapisi bagian dalam sinusoid hhati dan di tempat-tempat lain di tubuh. Bilirubin adalah produk akhir penguraian bagian hem hemoglobin yang terkandung di dalam sel darah merah usang. Bilirubin ini diekstrasi dari darah oleh hepatosit dan secara aktif disekresikan ke dalam empedu.Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwarna kuning. Di dalam saluran cerna, pigmen ini dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri, menghasilkan warna tinja yang coklat khas. Jika tidak terjadi sekresi bilirubin, tinja akan berwarna putih keabuan. Dalam keadaan normal sejumlah kecil bilirubin direabsoprsi oleh usus kembali ke darah, dan akhirnya diekskresikan di urin. Inilah yang menyebabkan urin menjadi warna kuning. Ginjal tidak dapat mengekskresikan bilirubin sampai bahan ini telah dimodifikasi ketika mengalir melewati hati dan usus.Jika bilirubin dibentuk lebih cepat daripada laju ekskresinya maka bahan ini menumpuk di tubuh dan menyebabkan ikterus. Pasien dengan penyakit ini tampak kekuningan. Hal ini juga yang membuat urin pasien berwarna seperti air teh. Ikterus dapat ditimbulkan oleh tiga cara berbeda.1. Ikterus prahati (ikterus hemolitik)Masalah terjadi sebelum hati. Disebabkan oleh pemecahan berlebihan sel darah merah, yang menyebabkan hati mendapat lebih banyak bilirubin daripada kemampuan mengeksresikannya.

2. Ikterus hatiMasalah terjadi di hati terjadi ketika hati mengalami penyakit dan tidak dapat menangani bilirubin bahkan dalam jumlah normal.

3. Ikterus pascahati (ikterus obstruktif)Terjadi ketika saluran empedu tersumbat misalnya oleh batu empedu sehingga bilirubin tidak dapat dieliminasi di tinja.

BAB VIIIDaftar Pustaka

1. Sherwood, L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed ke-3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2007.h.537-89.2. Akoso BT, Galuh. Bebas masalah pencernaan. Yogyakarta: Kanisius, 2009. h. 4.3. At a glance ilmu bedah. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.120-3.4. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.216-17.5. Mitchell RN. Buku saku dasar patologis penyakit robbins & cotran. Edisi ke-7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.h.539-41.6. Fiore M. Atlas histologi: Di Fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.147-229.7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.218-47.8. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006. h. 59.9. Ali S. Mengatasi gangguan pencernaan dengan ramuan tradisional. Jakarta: Agromedia Pustaka, 2009. h. 1-14. 10. Ruhito F, Mahendra B. Pijat kaki untuk kesehatan. Bogor: Penebar Swadaya, 2009. h. 13.11. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histology. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2009.12. Eroschenko VP. Atlas histology di Fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003. 13. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Penerbit Hipokrates, 2002.14. Kahle W, Leonhardt H, Platzer W. Atlas berwarna dan teks anatomi manusia: Alat-alat dalam. Jakarta: Penerbit Hipokrates, 2003.15. Faiz O, Moffat D. At a glance: Anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004. 16. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h.458-98.17. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.999-1059.18. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.207-50.19. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.41