PLENO 1 MODUL SARAF.docx

60
Tangan dan Kaki kiriku lumpuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di USA dan kedua di dunia. Dan merupakan penyebab nomor 5 kecacatan dan kehilangan produktifitas. Stroke memiliki etiologi dan patogenesis yang multikompleks. Rumitnya mekanisme stroke (cerebrovascular disease) disebabkan adanya integritas tubuh yang sempurna. Di mana otak tidak berdiri sendiri di luar lingkup kerja jantung, susunan vascular, metabolisme tubuh. Sehingga jika integritas itu diputuskan, maka akan timbul kekeacauan. Dua pertiga depan kedua belahan otak dan struktur subkortikal mendapat darah dari sepasang a.carotis interna, sedangkan 1/3 bagian posterior yang meliputi cerebellum, korteks occipital bagian SISTEM SARAF

Transcript of PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Page 1: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di USA dan kedua di

dunia. Dan merupakan penyebab nomor 5 kecacatan dan kehilangan

produktifitas.

Stroke memiliki etiologi dan patogenesis yang multikompleks. Rumitnya

mekanisme stroke (cerebrovascular disease) disebabkan adanya integritas

tubuh yang sempurna. Di mana otak tidak berdiri sendiri di luar lingkup kerja

jantung, susunan vascular, metabolisme tubuh. Sehingga jika integritas itu

diputuskan, maka akan timbul kekeacauan.

Dua pertiga depan kedua belahan otak dan struktur subkortikal mendapat

darah dari sepasang a.carotis interna, sedangkan 1/3 bagian posterior yang

meliputi cerebellum, korteks occipital bagian posterior dan batang otak,

memperoleh darah dari sepasang a.vertebralis (a.basilaris).

Jumlah aliran darah otak dikenal dengan Cerebral Perfusion Pressure

(CBF) dengan satuan cc/menit/100 gram otak. Yang ditentukan oleh tekanan

perfusi otak (Cerebral Perfusion Pressure) dan resistensi cerebrovascular

(Cerebrovascular Resistance)

CPP = MABP – ICP

CVR CVR

SISTEM SARAF

Page 2: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Komponen CVR ditentukan oleh :

1. Tonus pembuluh darah otak

2. Struktur dinding pembuluh darah

3. Viskositas darah yang melewati pembuluh darah otak

Dalam keadaan normal dan sehat, rata-rata aliran darah otak adalah

50-60 cc/100 gram otak/menit.

Dari percobaan pada hewan maupun manusia, ternyata derajat ambang

batas aliran darah otak yang secara langsung berhubungan dengan fungsi

otak, yaitu:

a. Ambang fungsional

Batas aliran darah otak, + 50-60 cc/100 gram/menit, yang bila tidak

terpenuhi akan menyebabkan terhentinya fungsi neuronal, tetapi

integritas sel-sel saraf masih utuh

b. Ambang aktivitas listrik otak

Batas aliran darah otak, + 15 cc/100 gram/menit, yang bila tidak

tercapai akan menyebabkan aktivitas listrik neuronal terhenti, berarti

sebagian struktur intrasel telah berada dalam proses desintergrasi

c. Ambang kematian sel

Batas aliran darah otak otak, < 15 cc/100 gram/menit, yang bila tidak

terpenuhi akan menyebabkan kerusakan total sel-sel otak

Pengurangan aliran darah ke otak dapat tidak menimbulkan gejala

(slient) dan akan muncul secara klinis jika CBF turun sampai melampaui

batas toleransi jaringan otak, yang disebut ambang aktivitas fungsi otak

(threshold of brain functional activity). Keadaan ini menyebabkan sindrom

klinik yang disebut stroke.

SISTEM SARAF

Page 3: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

BAB II

LANDASAN TEORI

anatomi dan fisiologi otak

Anatomi Tulang Kepala

Tengkorak berupa suatu mosaic yang terdiri dari banyak tulang yang rumit

dan membentuk rongga kepala untuk melindumgi otak (neurocranium) dan

beberapa rongga seperti rongga hidung dan mulut (cavitas nasi dan cavitas oris)

pada daerah wajah.

Neurocranium terdiri atas lempeng-lempeng tulang lebar yang terbentuk

langsung dari lembaran-lembaran jaringan ikat di sekitarnya (desmocranium)

Tulang-tulang dasar tengkorak (basis-basis crania) dibentuk dari jaringan

tulang rawan (chondrocranium yang mengalami osifikasi sekunder.

Cranium dapat dibagi menjadi dua tulang besar yaitu :

1. Neurocranium

Neurocranium dibentuk oleh tulang-tulang :

Os occipital                                1

Os frontale                                1

Os sphenoidale                           1

Os Ethmoidale                           1

Os parietale                                2

Os temporal                               2

  Jumlah =                   8

2. Splanchnocranium

Splanchno-cranium dibentuk oleh tulang-tulang :

Os nasale                                        2

Os maxilla                                       2

Os lacrimale                                   2

Os zygomaticum                            2

Os palatinum                                  2

Os concha nasalis inferior           2

Os vomer                                         1

SISTEM SARAF

Page 4: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Os mandibula                                1

Jumlah =       14

Cranium terdiri dari

1) Calvaria (atap)

Terdiri dari dua susunan tunggal yaitu :

Os frontale

Os occipital

Dan dua susunan berpasangan yaitu :

Os parietale

Os temporalis

Terdapat sendi yang tidak bergerak disebut sutura, yaitu :

Sutura coronalis

Sutura sagitalis

Sutura lamdoidea

Sutura skuamosa

Foramen intervertebralis adalah tempat keluarnya saraf-saraf vertebralis

saraf simpatis dan parasimpatis .

lambda dibelakang

sulci arteriosus venosus meningeal media adalah aliran arteri vena.

2) Basis Cranii (lantai)

Terdiri dari 2 tulang tunggal yaitu :

Os sphenoidale

Os ethmoidales

Lamina kribrosa adalah tempat lewat nervus olfaktorius yang memisahkan

tulang crista gali.

a) fossa basis crania anterior

lubang yaitu

- Rotundum : dilalui nervus trigeminal/trigeminus

- Ovate : sama/sisanya dan : oftal, maxilla, mandibula

- Spinosum (terkecil) arteri meningeal media

kanal yaitu :

- Canalis optikus (nervus optikus)

SISTEM SARAF

Page 5: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

- Canalis fasialis (nervus fasialis)

1 tulang

Sella tursika

b) fossa basis crania posterior

foramen

- Magnum (lewat medulla oblongata)

- Lateral depan (jugulare)

Nervus glossofaringeus

Nervus vagus

Nervus asesorius

1 kanal

Bersaluran (sebelah magnum) canalis hipoglosus (nervus

hipoglosus)

Medulla oblongata yaitu batang otak

Nervus okulomotorius, nervus troklearis, nervus abducens. Nervus vestibule

koklearis.

Medulla spinalis keluar melalui foramen intervertebralis.

Anatomi dan Fisiologi Susunan Saraf Pusat

Sistem saraf terbagi menjadi Susunan Saraf Pusat (SSP) dan Susunan

Saraf Tepi (SST). Penyusun dari SSP adalah otak dan medulla spinalis,

sedangkan penyusun SST terbagi menjadi divisi aferen dan eferen. Berikut

penjelasan mengenai penyusun SSP.

lapisan otak (Meninges)

Otak dilindungi oleh tulang tengkorak serta dibungkus membran

jaringan ikat yang disebut meninges. Dimulai dari lapisan paling luar,

berturut-turut terdapat dura mater, araknoid mater, dan pia mater. Araknoid

dan pia mater saling melekat dan seringkali dipandang sebagai 1 membran

yang disebut pia-araknoid.

Dura mater adalah meninges luar, terdiri atas jaringan ikat padat.

Dura mater dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit, disebut ruang

SISTEM SARAF

Page 6: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

subdural. Permukaan dalam dan luar dura mater dilapisi epitel selapis gepeng

yang asalnya dari mesenkim.

Arachnoidea mater bentuknya seperti jaring laba-laba. Terdiri atas

jaringan ikat tanpa pembuluh darah. Permukaannya dilapisi oleh epitel selapis

gepeng. Memiliki 2 komponen, yaitu lapisan yang berkontak dengan dura

mater dan sebuah sistem trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan

pia mater. Rongga di antara trabekel membentuk ruang subaraknoid, yang

terisi cairan serebrospinal (CSF). Pada beberapa daerah, araknoid menerobos

dura mater, membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus venosus

dalam dura mater. Juluran ini (yang dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena)

disebut vili araknoid, fungsinya ialah untuk menyerap cairan serebrospinal ke

dalam darah dari sinus venosus.

Pia mater terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak

pembuluh darah. Pia mater dilapisi oleh sel-sel gepeng yang berasal dari

mesenkim. Pia mater menyusuri seluruh lekuk permukaan SSP dan menyusup

ke dalamnya untuk jarak tertentu bersama pembuluh darah. Pembuluh darah

menembus SSP melalui terowongan yang dilapisi oleh pia mater, disebut

ruang perivaskular. Pia mater lenyap sebelum pembuluh darah ditransformasi

menjadi kapiler. Susunan dari luar ke dalam: Periostem tengkorak ruang

epidural duramater ruang subdural arachnoid ruang subarachoid

piamater

Cerebrospinal Fluid

Cerebrospinal Fluid (CSF) merupakan cairan yang mengelilingi 

ruang subarakhnoid sekitar otak dan medulla spinalis, serta mengisi ventrikel

dalam otak. Cerebrospinal Fluid merupakan cairan tidak berwarna yang

melindungi otak dan spinal cord dari cedera yang disebabkan oleh faktor

kimia dan fisika. Cairan ini mengangkut oksigen, glukosa, dan bahan kimia

yang dibutuhkan dari darah ke neuron dan neuroglia. Volume total dari CSF

adalah 80-150ml.

Cairan CSF dibentuk rata-rata sekitar 500 ml setiap hari. Sebanyak

2/3 CSF dihasilkan dari plexus choroideus dan 1/3-nya dihasilkan dari sel

SISTEM SARAF

Page 7: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

ependim yang ada di permukaan ventrikel. Darah yang masuk ke dalam otak

mengalami ultrafiltrasi pada plexus choroid dan diubah menjadi CSF.

CSF dihasilkan oleh :

1. Plexus choroid : jaring-jaring  kapiler berbentuk bunga kol yang

menonjol dari piamater pada ventrikel ke-3 dan ke-4.

2. Disekresikan oleh sel-sel ependimal :  single layer yang mengitari

pembuluh darah cerebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis.

Sel-sel ependimal ini pun menutupi choroid plexus sebagai blood-

brain barrier sehingga berfungsi untuk mengatur komposisi CSF.

Sirkulasi CSF

Keterangan:

Cairan bergerak dari ventrikel lateral melalui foramen

interventrikular (Munro) → menuju ventrikel ke-3 otak (tempat cairan

semakin banyak karena ditambah oleh plexus koroid) → melalui aquaductus

cerebral (Sylvius) menuju ventrikel ke-4 (tempat cairan ditambahkan

kembali dari pleksus koroid) → melalui tiga lubang pada langit-langit

ventrikel ke-4 →  bersirkulasi melalui ruang subarakhnoid, di sekitar otak dan

medulla spinalis  →  direabsorsi di vili arakhnoid (granulasi) →  ke dalam

sinus vena pada duramater kembali ke aliran darah tempat asal  produksi

cairan tersebut.

A. Fungsi CSF

a) Menyokong dan melindungi otak dan spinal cord

b) Sebagai shock absorber antara otak dan tulang cranium (otak dan

CSF memiliki gaya berat spesifik yang kurang-lebih sama sehingga

otak dapat dengan aman terapung dalam cairan ini)

c) Menjaga agar otak dan spinal cord tetap basah sehingga

memungkinkan pertukaran zat antara CSF dan sel saraf

d) Mempertahankan tekanan intracranial

e) Transportasi nutrisi bagi jaringan saraf mengangkut produk sisa

f) Sebagai buffer / lingkungan yang baik bagi jaringan saraf

g) Menjaga hemeostatis dengan cara:

SISTEM SARAF

Page 8: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

1. Mechanical protection (sebagai bantalan untuk jaringan

lunak otak & medulla spinalis.)

2. Sirkulasi (sebagai tempat pertukaran nutrien dan zat

buangan antara darah dan jaringan saraf)

3. Chemical protection (melindungi otak & medulla spinalis

dari bahan kimia yang berbahaya)

B. Normal performance of CSF

Jernih (tidak berwarna) seperti air.

Ditemukan sel-sel mononuclear (limfosit 2 – 5 sel/ml dan

monosit).

Tidak ditemukan mikroorganisme

Sifatnya basa / alkali

Tidak berbau

Perubahan performa CSF karena infeksi :

Infeksi bakteri bakteri mengeluarkan zat kimia yang sesuai

dengan reseptor pada neutrofil neutrofil tertarik kadar

neutrofil dalam CSF meningkat

Infeksi bakteri bakteri menggunakan glukosa sebagai bahan

bakar energi kadar glukosa dalam CSF menurun

Infeksi bakteri terjadi peradangan permeabilitas sawar darah

otak terganggu protein berukuran besar dapat masuk terjadi

peningkatan kadar protein dalam CSF

Infeksi bakteri terjadi pendarahan warna CSF akan berubah

C. Konstituen CSF

Komposisi dari CSF menyerupai plasma darah dan cairan

interstitial, mengandung glukosa, protein, asam laktat, urea, kation

(Na+, K++, Ca2+, Mg2+), anion (Cl-, HCO3-), sel darah putih, tetapi

tidak mengandung protein.

a) Protein Normal : sedikit protein, karena sawar darah otak

tidak bisa ditembus oleh protein yang molekulnya besar (akan

meningkat bila terjadi penurunan permeabilitas BBB)

b) Glukosa Normal : 40-70mg/dl (2/3 gula darah)

SISTEM SARAF

Page 9: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

c) Asam laktat Normal : 10 -20 mg/dl (akan meningkat bila

terjadi perombakan glukosa)

d) Ureum Normal : 10-15 mg/dl, hampir sama dengan darah

e) Glutamine Normal : 20 mg/dl

f) Enzim enzim yang terdapat dalam serum(seperti : LDH,

ALT, dan AST) juga terdapat dalam CSF dengan jumlah lebih

rendah

g) Zat-zat lain :

Konsentrasi Na sama dengan pada plasma

Konsentrasi Cl 15 % lebih besar daripada plasma

Konsentrasi K 40 % lebih kecil daripada plasma

Sedikit ion bikarbonat.

Tabel Karakteritik CSF Dewasa Normal

kadar CSF relatif terhadap kadar

plasma

- Tekanan

- pH

- Protein total

- Imunoglobin

- Albumin / globulin

- Glukosa

- Asam Laktat

- Urea (sebagai nitrogen

urea)

- Glutamin

- Limfosit

75-200 mmH2O

7,32-7,35

15-45 mg/dl

0,75-3,5 mg/dl

8 : 1

40-70 mg/dl

10-20 mg/dl

10-15 mg/dl

< 20 mg/dl

2-5/ml

Sedikit lebih rendah

0,2-0,5 %

< 0,1 %

3-4 kali lebih tinggi

50-80 % dari kadar dalam

darah 30-60 menit

sebelumnya

Hampir sama

Hampir sama

Hampir sama

Otak

Otak terletak dalam cavum cranii dan bersambung dengan medulla spinalis

melalui foramen magnum. Secara konvensional otak dibagi menjadi tiga bagian

SISTEM SARAF

Page 10: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

utama. Bagian-bagian tersebut antara lain prosencephalon, mesencephalon, dan

rhmbencephalon. Prosencephalon dapat dibagi menjadi diencephalon dan

cerebrum. Rhombencephalon dibagi menjadi medulla oblongata, pons, dan

cerebellum. Struktur batang otak atau disebut juga truncus encephali merupakan

gabungan dari mesencephalon, pons, dan medulla oblongata (Snell, 2007).

Cerebrum merupakan bagian otak terbesar, terdiri atas dua hemisfer yaitu

hemisfer kiri dan kanan. Hemisfer kiri dan kanan dihubungkan oleh massa

substansia alba yang disebut corpus callosum. Setiap hemisfer terdiri dari:

1) Korteks serebrum (subtansia grisea)

2) Mempunyai fisura dan sulkus. Setiap hemisfer di bagi oleh fisura dan

sulkus yang membagi 4 lobus (frontalis, parietalis, occipitalis, temporal) :

a) Fissura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan

hemisfer kanan

b) Fissura transversal membagi hemisfer serebral dari serebellum

c) Sulkus pusat atau sulkus sentralis memisahkan lobus sentral dari

lobus parietal

d) Sulkus lateral memisahkan lobus frontal dan temporal

e) Sulkus parietoccipital memisahkan lobus frontal dan temporal

SISTEM SARAF

Page 11: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

3) Gyrus dimana permukaan hemisfer serebral yang memiliki semacem

konfolusi,diantaranya :

a) Gyrus pracentral terletak di anterior terhadap sulkus sentralis.

Yang memiliki fungsi mengatur volunter sisi tubuh yang

berlawanan.

b) Gyrus postsentralis terletak posterior terhadap sulkus sentralis.

Dimana area ini disebut area sensoris yang menerima dan

menginterprestasikan sensasi nyeri, raba, tekan pada sisi

kontralateral.

4) Ganglia basalis atau nukleus basalis

Merupakan sekelompok masa substansia grissea yang terletak di

hemisfer serebri. Ganglia basalis berfungsi mengatur postur dan gerakan

volunter. Terdiri dari korpus striatum, nukleus amigdala, dan claustrum.

5) Ruangan yang terdapat pada masing-masing hemisphere yaitu ventrikel

lateralis. (Snell, 2007)

            Diencephalon terdiri dari thalamus di bagian dorsal dan hypothalamus di

bagian ventral. Talamus merupakan substansia grisea yang berbentuk seperti telur

besar dan berada di kedua sisi ventriculus tertius. Ujung anterior thalamus

membentuk batas posterior foramen interventriculare yang menghubungkan

ventriculus tertius dan ventriculus lateralis. Hipothalamus membentuk bagian

bawah dinding lateral dan lantai ventriculus tertius (Snell, 2007).

            Mesencephalon merupakan bagian yang menghubungkan antara

prosencephalon dan rhombencephalonterdapat rongga sempit di mesencephalon

yang disebut aquaeductus cerebri yang menghubungkan ventriculus tertius dengan

ventriculus quartus. Mesencephalon terdiri dari banyak nuclei dan berkas serabut

saraf asenden dan desenden (Snell, 2007).

SISTEM SARAF

Page 12: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Gambar . Cerebellum dan Batang Otak

            Cerebellum terletak di dalam fossa cranii posterior dan berada pada

posterior pons dan medulla oblongata. Cerebellum terdiri dari dua hemisfer yang

dihubungkan oleh vermis. Cerebellum berhubungan dengan mesencephalon

melalui pedunculus cerebellaris superior, dengan pons melalui pedunculus

cerebellaris media, dan dengan medulla oblongata melalui pedunculus cerebellaris

inferior. Pedunculus membentuk berkas serabut saraf yang besar yang

menghubungkan antara cerebellum dengan susunan saraf lainnya. Hemisfer

cerebellum terdiri dari substansia grissea dan substansia alba.Cortex cerebella

tersusun dalam lipatan atau folia yang dipisahkan oleh fissure transversal (Snell,

2007)

            Pons terletak di anterior cerebellum, inferior dar mesencephalon, dan

superior dari medulla oblongata. Pons memiliki banyak serabut yang berjalan

transversal pada permukaan anteriornya yang menghubungkan kedua hemisfer

cerebelli, banyak nuclei, dan serabut saraf asenden dan desenden (Snell, 2007).

SISTEM SARAF

Page 13: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

            Medulla oblongata berbentuk konus dan berhubungan dengan pons di

sebelah superior serta medulla spinalis di sebelah inferior. Pada medulla oblongata

terdapat banyak nuclei yang berfungsi menyalurkan serabut saraf asenden dan

desenden (Snell, 2007).

           

Medulla Spinalis

Medulla spinalis terletak di dalam canalis vertebralis dan dibungkus oleh

tiga meninges yaitu duramater, arachnoideamater, dan piamater. Perlindungan

lebih lanjut dilakukan oleh cairan cerebrospinal yang mengalir di dalam ruang

subarachnoid. Medulla spinalis berbentuk silindris, bagian superior dimulai dari

foramen magnum dan berakhir di inferior pada regio lumbal. Di bawah, medulla

spinalis menipis menjadi conus medullaris, pada ujungnya terdapat kepanjangan

dari piamater yang disebut fillum terminalis. Di sepanjang medulla spinalis

terdapat 31 pasang saraf spinal melalui radiz anterior dan radix posterior. Masing-

masing radix saraf memiliki sebuah ganglion radix posterior yang merupakan sel-

sel pembentuk serabut saraf pusat dan tepi (Snell, 2007).

Medulla spinalis terdiri dari substansia grissea di bagian dalam dan

dikelilingi oleh substansia alba di bagian luar. Pada potongan melintang,

substansia grissea terlihat seperti huruf H dengan cornu anterior dan cornu

posterior yang dihubungkan oleh commisura grissea dan terdapat canalis centralis

di bagian tengahnya. Substansia alba terdiri dari collumna alba anterior, posterior,

dan lateral (Snell, 2007).

SISTEM SARAF

Page 14: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Gambar . Medulla Spinalis

Fisiologi Susunan Saraf Pusat

Susunan Saraf Pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan medulla spinalis

mengatur fungsi kognitif atau berpikir. Sekitar 100 juta neuron di otak membetuk

susunan kompleks yang memungkin manusia untuk mengatur lingkungan internal

melalui sistem neural, mengeksperiskan emosi, mengontrol pergerakan secara

sadar, memiliki kesadaran terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar, dan

terutama berpikir dan menyimpan ingatan (Sheerwod, 2007).

Otak

Secara fungsional, otak dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Masing-

masing bagian tersebut memiliki fungsi dan berkoordinasi dengan organ lainnya.

Fungsi utama dari bagian-bagian otak tersebut dijabarkan dalam tabel berikut:

SISTEM SARAF

Page 15: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Tabel . Fungsi Utama Bagian-Bagian Otak

Bagian Otak Fungsi Utama

Korteks cerebrum 1.    Persepsi sensorik

2.    Kontrol gerakan volunteer

3.    Kemampuan berbahasa

4.    Sifat dan kepribadian

5.    Berpikir, memori, pembuatan

keputusan, kreatifitas, dan kesadaran

diri

Ganglia basalis 1.    Inhibisi tonus otot

2.    Koordinasi gerakan berulang dan

lambat

3.    Supresi gerakan yang tidak dibutuhkan

Thalamus 1.    Stasiun relay input sensorik

2.    Kesadaran terhadap sensasi

3.    Kesadaran

4.    Berperan dalam control motorik

Hipothalamus 1.    Regulasi fungsi homeostatic seperti

control suhu, rasa haus, pengeluaran

urin, dan rasa lapar

2.    Penghubung antara sistem saraf dan

sistem endokrin

3.    Pengatur emosi dan pola sifat dasar

Cerebellum 1.    Keseimbangan

2.    Pengaturan tonus otot

3.    Koordinasi pergerakan

Batang otak (mesenchepalon, pons, dan

medulla oblongata)

1.    Tempat keluar nervus cranialis

2.    Pusat pernapasan, kardiovaskular, dan

pencernaan

3.    Pengaturan refleks otot yang

berhubungan dengan kesembangan dan

postur

SISTEM SARAF

Page 16: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

4.    Penerima dan pengintregasi input

sinaptik dari medulla spinalis, aktivasi

korteks cerebrum

5.    Pengatur siklus tidur

 (Sherwood, 2007)

Gambar 4. Lobus Cerebrum

Secara umum, terdapat 4 lobus pada otak yaitu lobus frontalis, parietalis,

temporalis, dan occipital. Tabel di bawah ini menjabarkan fungsi korteks serebri

masing-masing lobus.

Tabel 1. Fungsi Korteks Serebri Masing-Masing Lobus

Lobus Letak Fungsi

Frontalis Anterior sulkus

frontalis

1.    Aktivitas motorik volunter pada sisi

tubuh yang berlawanan (terletak di

gyrus presentralis).

2.    Sebagai area bicara motorik yang

sering disebut area broca (terletak di

gyrus frontalis inferior).

3.    Elaborasi pikiran

Parietalis Di sulkus sentralis Bertanggung jawab dalam area

SISTEM SARAF

Page 17: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

sensoris yaitu menerima dan

mengintreprestasikan sensasi nyeri,

raba, tekanan dari permukaan tubuh

(terletak di gyrus postsentralis).

Temporalis Di sebelah lateral Menerima dan menginterprestasikan

suara.

Area wernicke yang berfungsi

sebagai area pemahaman bahasa

(asosiasi) afasia reseptif.

Occipitalis Posterior occipital Area visual primer yang berfungsi

menerima informasi dari retina mata.

Area asosiasi visual yang berperan

untuk menginterprestasikan

pengalaman visual.

Medulla Spinalis

Sistem saraf pusat yang terkumpul dlm kanalis vertebralis ,ia memanjang dari

foramen magnum yg berlanjut dengan medula oblongata

Korda spinalis berjalan melaui kanalis vertebralis  dan dihubungkan dengan saraf

spinalis

Berakhir diantara sering vertebra lumbalis k2 dan k1(sekitar pinggang)

Korda spinalis akan membentuk akar-akar saraf  untuk dapat keluar dari kolumna

vertebralis serabut-serabut saraf yang membentuk tractus. Tractus-tractus spinalis

dibagi menjadi tractus ascenden, descenden dan intersegmentalis. 

Terdapat 3 lapisan :durameter,arachnoid dan pia mater

31 nervus medula spinalis :  (CI-VIII) (TI-XII)(LI-V)(SI-V) dan (CoI)                 

            Saat memasuki medulla spinalis, serabut saraf sensorik akan dipisahkan

menjadi tractus di substansia alba. Beberapa serabut saraf berperan

menghubungkan segmen-segmen medulla spinalis sedangakn serabut yang lain

naik menuju ke otak. Berkas serabut saraf yang berjalan menuju otak inilah yang

disebut tractus ascenden. Tractus ascenden menghantarkan informasi aferen baik

yang disadari maupun tidak. Informasi ini dapat dibagi menjadi informasi

SISTEM SARAF

Page 18: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

eksteroseptif (input dari luar tubuh seperti nyeri, suhu dll.) dan proprioreseptif

(input dari dalam tubuh seperti dari otot atau sendi). Berikut nama tractus

ascenden dan rangsang yang dibawa:

1. Tractus spinothalamicus lateralis                   : jaras nyeri dan suhu.

2. Tractus spinothalamicus anterior                   : jaras raba dan tekanan

ringan.

3. Tractus spinocerebellaris posterior     : jaras sensasi sendi otot ke

cerebellum.

4. Tractus spinocerebellaris anterior                  : jaras sensasi sendi otot ke

cerebellum.

5. Tractus cuneocerebellaris                                : jaras sensasi sendi otot ke

cerebellum.

6. Tractus spinotectalis                             : jaras refleks spinovisual

7. Tractus spinoreticularis                                    : mempengaruhi kesadaran.

(Snell, 2007)

            Tractus descenden merupakan serabut saraf yang turun di dalam substansia

alba dari berbagai pusat saraf. Berikut nama tractus descenden dan fungsinya:

1. Tractus corticospinalis  :jaras gerakan volunter

2. Tractus reticulospinalis : memfasilitasi dan menghambat aktivitas refleks

dan gerakan volunter.

3. Tractus tectospinalis     : respon stimulus visual.

4. Tractus rubrospinalis    : antigravitasi

5. Tractus vestibulospinalis          : memfasilitasi otot ekstensor, menghambat

otot fleksor dan keseimbangan.

6. Tractus olivospinalis     : belum diketahui, berhubungan dengan aktivitas

otot (Snell, 2007)

Perdarahan otak

Disuplai oleh 2 arteri carotis dan 2 arteri vertebralis,k4 arteri ini

beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk circulus

willis (circulus arteriosus)

SISTEM SARAF

Page 19: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

1. Arteri carotis interna

Keluar dari sinus cavernosus pada sisis medial proscessus

clinoideus anterior dengan menembus durameter ,kemudian arteri

ini membelok menuju sulcus cerebri lateralis ,bercabang menjadi

2 : a.cerebri anterior dan a.cerebri media

Cabang-cabang cerebral a. carotis cerebral

1. A.opthalamica

2. A.communicans posterior

3. A.choroidea

4. A.cerebri anterior

5. A.cerebri meida

2. Arteria verterbralis

Cabang dari pertama a.subcalvia ,berjalan keatas melalui foramne

procesus  tranvesus vertebra.pembuluh darah ini masuk

ketengkorak melalui foramen magnum dan berjalan keatas ,depan

dan medial medulla oblongata.pada pinggiran pons arteri ini

bergabung denganarteri dari sisi lainnya membentuk a.basilaris

Cabang cranial

1. Aa.meningeae

2. A.spinalis anterior dan posterior

3. A.cerebelli posteroinferior

4. Aa.medullares

Arteri  basilaris

Dibentuk dari k2 a.vertebralis derjalan naik kdlm alur pada

permukaan anterior pons .pada pinggir atas pons bercabang 2

menjadi a.cerebri posterior

Cabang-cabang

1. Cabang-cang untuk pons ,cerebellum dan telingga dalam

2. A.cerebri posterior

SISTEM SARAF

Page 20: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Vena otak

Keluar dari otak dan bermuara kedalam sinus venosus cranialis

Terdapat vena cerebri,cerebelli dan batang otak

Nervus otak

1. N.olfactorius(sensoris)

2. N.opticus(sensoris)

3. N.oculomotorius(motoris)

4. N.trochlearis(motoris)

5. N.trigemenus(campuran)

6. N.abducens (motoris)

7. N facialis (campuran)

8. N.vestibulcochlearis(sensoris)

9. N.glossopharyngeus9campuran)

10. N.vagus(campuran)

11. N.acessorius(motoris)

12. N.hypoglossus(motoris)

SISTEM SARAF

Page 21: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Skenario

Tangan dan kaki kiriku lumpuh

Seorang perempuan berusia 65 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD

rumah sakit dengan penurunan kesadaran. Dari heteroanamnesis dikatakan

bahwa kesadarannya menurun sejak 30 menit yang lalu setelah pasien jatuh

didepan kamar mandi. Sebelum mengalami penurunan kesadaran pasien

sempat mengeluh nyeri kepala. Pasien juga dikatakan muntah 3 kali sebelum

dibawa ke rmh sakit. Riwayat hipertensi (+) sejak 2 tahun, tapi tidak teratur

minum obat. Pasien mengucapkan kata-kata tidak teratur dan dapat membuka

mata dengan rangsang nyeri. Dari pemerikasaan fisik didapatkan tekanan

darah 180/100 mmHg. Pernapasan 22x/menit, nadi 76x/meni, suhu aksila

36,7oC. Didapatkan hemiparesis kiri dan fleksi abnormal dengan rangsangan

nyeri pada pasien ini.

Skenario tambahan : pada pemeriksaan ditemukan refleks

patologi positif (+), CT-Scan: hiperdend didaerah kapsula interna kanan

dan foto thoraks : LVH

3.2 Terminologi

Heteroanamnesis adalah wawancara yang dilakukan untuk menggali

informasi tentang pasien melalui orang lain bisa dari orang tua, wali

ataupun yang mengantar pasien.

Hemiparesis adalah kelemahan otot yang terjadi pada pada tungkai

dan lengan pada satu sisi

Fleksi adalah gerakan ke arah sagital (memotong area kiri dan kanan.)

3.3 Permasalahan

1. Bagaimana mekanisme terjadinya penurunan kesadaran?

SISTEM SARAF

Page 22: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Pusat kesadaran berada di A.R.A.S (Ascending Reticulare Activating

System) yang terletak di dekat batang otak. Pada pasien di scenario

terjadi penurunan kesadaran setelah terjatuh di kamar mandi. Dan

diketahui pasien memiliki riwayat hipertensi tanpa pengobatan rutin.

Penurunan kesadaran terjadi karena saat pasien terjatuh kemungkinan

terjadi cedera otak yang menyebabkan perdarahan. Kemungkinan ini di

dukung dengan riwayat hipertensi dimana hipertensi menyebabkan

rusaknya sel endotel pembuluh darah. Perdarahan pada otak

menyebabkan peningkatan TIK. Tingginya TIK menyebabkan desakan

terhadap jaringan otak dan desakan inilah yang menyebabkan paralisis

neuron, salah satunya neuron-neuron A.R.A.S sehingga terjadi

penurunan kesadaran.

2. Bagaimana mekanisme terjadinya sakit kepala?

Sakit kepala terjadi karena perdarahan intrakranium menyebabkan

penurunan suply O2 yang akan menyebabkan iskemia. Iskemia di

serebri dapat merangsang inflamasi. Salah satu tanda inflamasi adalah

nyeri kepala.

3. Bagaimana mekanisme terjadinya hemiparesis kiri?

Encephalon manusia bekerja secara kontralateral. Jika terjadi

hemiparesis sebelah kiri maka gangguan terjadi pada encephalon

sebelah kanan. Gangguan terjadi karena desakan (perdarahan)

menyebabkan neuron terjepit dan terjadi gangguan konduksi. Jika

terjadi gangguan konduksi maka sinyal yang membawa perintah gerak

tidak tersampaikan.

4. Bagaimana hubungan riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dengan

munculnya gejala?

Hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya gejala.

5. Bagaimana hubungan usia dengan gejala pasien?

Pasien dengan usia 65 tahun mempunyai kerapuhan pada sel endotel

pembuluh darah. Lemahnya sel endotel ini meningkatkan

kemungkinan pecahnya karena peningkatan tekanan yang tinggi.

6. Berapa skor GCS dari pasien?

SISTEM SARAF

Page 23: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Glasgow Coma Scale.Penilaian :

* Refleks Membuka Mata (E)

4 : membuka secara spontan

3 : membuka dengan rangsangan suara

2 : membuka dengan rangsangan nyeri

1 : tidak ada respon

* Refleks Verbal (V)

5 : orientasi baik

4 : kata baik, kalimat baik, tapi isi percakapan membingungkan

3 : kata-kata baik tapi kalimat tidak baik

2 : kata-kata tidak dapat dimengerti, hanya mengerang

1 : tidak ada respon

* Refleks Motorik (M)

6 : melakukan perintah dengan benar

5 : mengenali nyeri lokal tapi tidak melakukan perintah dengan benar

4 : dapat menghindari rangsangan dengan tangan fleksi.

3 : hanya dapat melakukan fleksi

2 : hanya dapat melakukan ekstensi

1 : tidak ada respon

cara penulisannya berurutan E-V-M sesuai nilai yang didapatkan.

Penderita yang sadar = compos mentis pasti GCSnya 15 (4-5-6), sedang

penderita koma dalam, GCSnya 3 (1-1-1). Bila salah satu reaksi tidak bisa

dinilai, misal kedua mata bengkak sedang V dan M normal, penulisannya

X-5-6.Bila ada trakheostomi sedang E dan M normal, penulisannya 4-X-

6.Atau bila tetra parese sedang E dan V normal, penulisannya 4-5-X. GCS

tidak bisa dipakai untuk menilai tingkat kesadaran pada anak berumur

kurang dari 5 tahun. Atau jika ditotal skor GCS dapat diklasifikasikan :

a. Skor 14-15 : compos mentis

b. Skor 12-13 : apatis

c. Skor 11-12 : somnolent

d. Skor 8-10 : stupor

e. Skor < 5 : koma

SISTEM SARAF

Page 24: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

pasien pada scenario memiliki gejala

dapat menghindari rangsangan dengan tangan fleksi = skornya 4

membuka dengan rangsangan nyeri = skornya 3

kata-kata baik tapi kalimat tidak baik = skornya 2

jadi skor GCS nya = 9 Stupor

3.4 Diagnosis Banding

3.4.1 Stroke

Definisi

Penyakit cerebrovascular atau stroke adalah setiap kelainan

otak akibat proses patologi pada system pembuluh darah otak,

sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak. Proses ini dapat

berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau

emboli, pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan

permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viscositas

maupun kualitas darah sendiri.

Perubahan ini dapat bersifat primer, yaitu karena kelainan

congenital maupun degeneratif. Ataupun sekunder yaitu akibat

proses lain seperti peradangan, arteriosclerosis, hipertensi dan

diabetes mellitus.

Klasifikasi

Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke berdasarkan

gambaran klinik, patologi anatomi, system pembuluh darah dan

stadiumnya. Klasifikasi ini perlu untuk pengobatan, preventif dan

prognosa yang berbeda, walaupun patogenesisnya serupa.

KLASIFIKASI MODIFIKASI MARSHALL

I. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya

1. Stroke iskemik

a. Transient Ischemic Attack (TIA)

b. Trombosis serebri

c. Embolia serebri

SISTEM SARAF

Page 25: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

2. Stroke hemoragik

a. Perdarahan intraserebral

b. Perdarahan subarachnoid

II. Berdasarkan stadium/pertimbangan waktu

1. TIA

2. Stroke – in – evolution

3. Completed stroke

III. Berdasarkan system pembuluh darah

1. Sistem karotis

2. Sistem vertebro-basilar

3.4.2 Stroke Hemoragik

Definisi

Stroke haemorrhagic , yaitu stroke yang disebabkan oleh

pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi perdarahan di

otak. Haemorrhagic stroke umumnya terjadi karena tekanan darah

yang terlalu tinggi. Hampir 70 persen kasus haemorrhagic stroke

terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi).

Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding

pembuluh darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi

lemah dan pembuluh darah rentan pecah. Namun demikian,

hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan penderita

SISTEM SARAF

Page 26: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

hipertensi. Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah

karena lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena

suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan atau faktor

emosional.

Klasifikasi

Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:

1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi

didalam jaringan otak.

2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada

ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak

dan lapisan jaringan yang menutupi otak).

Tabel Perbandingan

 Gejala Klinis Stroke Hemoragik

PIS PSA

1.      Gejala defisit lokal Berat Ringan

2.      SIS sebelumnya Amat jarang -

3.      Permulaan (onset) Menit/jam 1-2 menit

4.      Nyeri kepala Hebat Sangat hebat

5.      Muntah pada awalnya Sering Sering

6.      Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak

7.      Kesadaran Bisa hilang Bisa hilang sebentar

8.      Kaku kuduk Jarang Bisa  ada pada permulaan

9.      Hemiparesis Sering sejak awal Tidak ada

10.  Deviasi mata Bisa ada Tidak ada

11.  Gangguan bicara Sering Jarang

12.  Likuor Sering berdarah Selalu berdarah

13.  Perdarahan Subhialoid Tak ada Bisa ada

14.  Paresis/gangguan N III - Mungkin (+)

Etiologi

SISTEM SARAF

Page 27: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Stroke hemoragik disebabkan oleh adanya perdarahan

intraserebral karena hipertensi. Faktor-faktor yang dapat

menyebabkan perdarahan intraserebral diantaranya adalah:

1. Hipertensi

2. Penyakit kardiovaskular seperti:

I. Penyakit arteri koronaria

II. Gagal jantung kongestif

III. Hipertrofi ventrikel kiri

IV. Abnormalitas irama

V. Penyakit jatung kongestif

3. Kolesterol tinggi

4. Obesitas

5. Peningkatan hematokrit meningkatkan risiko infark serebral

6. Kontrasepsi oral

7. Merokok

8. Penyalahgunaan obat

9. Konsumsi alkohol.

Faktor Resiko

Yang tidak dapat diubah :

- usia, jenis

- kelamin pria,

- ras,

- riwayat keluarga,

- riwayat TIA atau stroke,

- penyakit jantung koroner,

- fibrilasi atrium,

- heterozigot atau homozigot untuk homosistinuria.

Yang dapat diubah :

- hypertensi,

- diabetes mellitus,

- merokok,

- penyalahgunaan obat dan alcohol,

SISTEM SARAF

Page 28: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

- hematokrit meningkat,

- bruit karotis asimtomatis,

- hyperurisemia

- dislidemia.

Patofisiologi

TAHAP AWAL

Pada tahap ini, pembuluh darah baru saja pecah, dan darah

baru saja mengucur deras keluar dari dalam pembuluh darah. Apa

yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah ini, (1) bisa

karena tekanan darah yang terlalu tinggi sehingga dinding

pembuluh darah tidak bisa menahannya, atau (2) karena

aktifitas yang terlalu berat sehingga tekanan darah di otak

menjadi meningkata dan akhirnya dinding pembuluh darah

yang telah rapuh tidak bisa menahannya dan (3) adalah

kombinasi dari keduanya.

Gejala yang dirasakan oleh penderitanya hanyalah rasa

pusing biasa dan merasa kepalanya sangat berat saja dan kadang

tidak menimbulkan gejala sama sekali.

TAHAP SELANJUTNYA

Lama-kelamaan akhirnya darah yang mengisi otak ini

semakin banyak dan semakin banyak. Sebagai akibat dengan

adanya cairan baru di dalam kepala, maka volume cairan di dalam

darah secara langsung akan meningkat begitu pula tekanan di

dalam otak. Bagaimana gejala pada pasien? Pada tahap ini, pasien

bisa saja merasakan sakit kepala hebat, disertai muntah terus

menerus dan kepala serasa berputar. Pada tahap ini biasanya

pasien dan keluarga akan segera mencari pertolongan.

TAHAP SELANJUTNYA

Akhirnya darah yang masih saja mengalir itu mulai

menekan bagian-bagian otak, dan gejala yang ditimbulkan

tergantung dari tempat perdarahan tersebut. Jika yang tertekan

oleh otak adalah area motorik otak kanan, maka pasien akan

SISTEM SARAF

Page 29: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

menderita kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kiri, begitu pula

sebaliknya, jika bagian otak yang tertekan adalah area motorik

otak kiri, maka pasien akan menderita kelumpuhan tangan dan

kaki sebelah kanan. Jika perdarahan tersebut terjadi di dekat pusat

kesadaran maka pasien tersebut dapat mengalami penurunan

kesadaran.

TAHAP SELANJUTNYA

Tahap yang paling akhir jika perdarahan tidak atau gagal

ditangani, maka darah akan semakin banyak dan akibatnya bisa

menekan pusat kesadaran dan pusat pernafasan sehingga pasien

mengalami henti nafas, dan jika ini terjadi, maka kemungkinan

terburuk adalah kematian bagi pasien tersebut.

Tanda dan Gejala

a. Vertebro basilaris, sirkulasi posterior, manifestasi

biasanya bilateral :

Kelemahan salah satu dari empat anggota gerak

tubuh

Peningkatan refleks tendon

Ataksia

Tanda Babinski

Tanda-tanda serebral

Disfagia

Disartria

Sincope, stupor, koma, pusing, gangguan ingatan.

Gangguan penglihatan (diplopia, nistagmus, ptosis,

paralysis satu mata).

Muka terasa baal.

b. Arteri Karotis Interna

Kebutaan Monokular disebabkan karena

insufisiensi aliran darah arteri ke retina

Terasa baal pada ekstremitas atas dan juga

mungkin menyerang wajah.

SISTEM SARAF

Page 30: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

c. Arteri Serebri Anterior

Gejala paling primer adalah kebingungan

Rasa kontralateral lebih besar pada tungkai

Lengan bagian proksimal mungkin ikut terserang

Timbul gerakan volunter pada tungkai terganggu

Gangguan sensorik kontra lateral

Dimensi reflek mencengkeram dan refleks

patologis

d. Arteri Serebri Posterior

Koma

Hemiparesis kontralateral

Afasia visual atau buta kata (aleksia)

Kelumpuhan saraf kranial ketiga – hemianopsia,

koreo – athetosis

e. Arteri Serebri Media

Mono paresis atau hemiparesis kontra lateral

(biasanya mengenai lengan)

Kadang-kadang heminopsia kontralateral

(kebutaan)

Afasia global (kalau hemisfer dominan yang

terkena)

Gangguan semua fungsi yang ada hubungannya

dengan percakapan dan komunikasi

Disfagia

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk

menegakkan diagnosa stroke hemoragik antara lain adalah:

1. Angiografi

Arteriografi dilakukan untuk memperlihatkan

penyebab dan letak gangguan. Suatu kateter dimasukkan

dengan tuntunan fluoroskopi dari arteria femoralis di daerah

SISTEM SARAF

Page 31: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

inguinal menuju arterial, yang sesuai kemudian zat warna

disuntikkan.

2. CT-Scan

CT-scan dapat menunjukkan adanya hematoma,

infark dan perdarahan.

3. EEG (Elektro  Encephalogram)

Dapat menunjukkan lokasi perdarahan, gelombang

delta lebih lambat di daerah yang mengalami gangguan.

3.4.3 Stroke Non Hemoragik

Definisi

Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal

dengan CVA ( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan

fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam

otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam beberapa detik)

atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda

yang sesuai dengan daerah yang terganggu.

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan

fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke

bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler

selama beberapa tahun. Penyakit ini merupakan peringkat ketiga

penyebab kematian di United State. Akibat stroke pada setiap

tingkat umur tapi yang paling sering pada usia antara 75 – 85

tahun.

Klasifikasi

a. Berdasarkan manifestasi klinik :

1) Serangan Iskemik Sepintas/Transient Ischemic Attack

(TIA)

Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan

peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu

24 jam.

SISTEM SARAF

Page 32: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

2) Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible

Ischemic Neurological Deficit (RIND)

Gejala neurologik yang timbul akan menghilang

dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tapi tidak lebih dari

seminggu.

3) Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke In Evaluation

Gejala neurologik makin lama makin berat.

4) Stroke Komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)

Kelainan neurologik sudah menetap, dan tidak

berkembang lagi.

b. Berdasarkan penyebab:

1) Stroke Trombotik

Stroke trombotik terjadi karena adanya

penggumpalan pada pembuluh darah di otak. Trombotik

dapat terjadi pada pembuluh darah yang besar dan

pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah

besar trombotik terjadi akibat aterosklerosis yang

diikuti oleh terbentuknya gumpalan darah yang cepat.

Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya

kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein

(LDL). Sedangkan pada pembuluh darah kecil,

trombotik terjadi karena aliran darah ke pembuluh

darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan

hipertensi dan merupakan indikator penyakit

aterosklerosis.

2) Stroke Emboli/Non Trombotik

Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan

dari jantung atau lapisan lemak yang lepas. Sehingga,

terjadi penyumbatan pembuluh darah yang

mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan

nutrisi ke otak.

SISTEM SARAF

Page 33: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

3) Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke

seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut

jantung.

c. Berdasarkan stadium/pertimbangan waktu

1) Sistem Karotis 

2) Sistem Vertebrobasilaris

Etiologi

Penyebab-penyebabnya antara lain:

1. Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak)

2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )

3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)

Faktor resiko

a) Tidak dapat dimodifikasi

Usia

Jenis kelamin

Herediter

Ras

b) Dapat dimodifikasi

a) MAYOR

Hipertensi

Penyakit jantung

Sudah ada manifestasi aterosklerosis secara

klinis

Diabetes mellitus

Polisitemia

Riwayat stroke

Perokok

b) MINOR

Hiperkolesterol

Hematokrit tinggi

Obesitas

Kadar asam urat tinggi

SISTEM SARAF

Page 34: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Kadar fibrinogen tinggi

Patofisiologi

SISTEM SARAF

Kerusakan komunikasi verbal

Resti cidera Kerusakan mobilitas fisik

Deficit perawatan diri

Gangguan bicaraGangguan otonomiGangguan motorik

Gangguan kesadaran Gangguan sensori

Kerusakan perfusi jaringan

Tergantung pusat terkena

Infark

SNH

Iskemia neuron

CBF

total

oklusi

TIA

RIND

PRogresif

Stroke komplete

Sebagian

Bekuan darah

ateroskerosis

Factor resiko stroke

Page 35: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Gejala klinik

Gejala klinik tergantung lokalisasi daerah pembuluh darah

otak yang mengalami gangguan.

Sistem Carotis

Disebut stroke hemisferik. Gejala yang timbul sangat

mendadak. Jarang mengalami penurunan kesadaran, kecuali pada

stroke yang luas. Hal ini disebabkan karena struktur-struktur

anatomi yang menjadi substrat kesadaran yaitu Formatio

Reticularis di garis tengah dan sebagian besar terletak dalam

fossa posterior.

Fungsi vital umumnya baik.

Pada pemeriksaan neurologis, saraf otak yang sering terkena

adalah :

- N. VII dan XII

Mulut mencong, bicara pelo dan deviasi lidah bila

dikeluarkan dari mulut

- Gangguan konjugat pergerakan bola mata dan lapangan

pandang

- Hampir selalu terjadi hemiparesis. Dan dapat dijadikan

patokan bahwa jika ada perbedaan kelumpuhan yang

nyata antara lengan dan tungkai hamper dipastikan bahwa

kelainan aliran darah otak berasal dari daerah kortikal.

Sedangkan jika kelumpuhan sama berat, maka gangguan

aliran darah terjadi did aerah subkortikal atau vertebro-

basiler.

Dapat juga terjadi gangguan sensorik

Pada fase akut, refleks fisiologis pada sisi yang lumpuh

akan menghilang. Setelah beberapa hari, akan muncul kembali.

Sistem Vertebro-basilar

SISTEM SARAF

Page 36: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Terdapat penurunan kesadaran yang cukup berat. Disertai

kombinasi berbagai saraf otak yang terganggu, vertigo, diplopia

dan gangguan bulbar.

Ciri khusus : gangguan long-tract sign, yaitu parestesi

keempat anggota gerak (ujung-ujung distal), parestesi perioral,

hemianopia altitudinal dan skew deviation.

Pemeriksaan penunjang

a) CT Scan

Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia

dan adanya infark

b) Angiografi serebral

membantu menentukan penyebab stroke secara

spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri

c) Lumbal

menunjukan adanya tekanan normal

tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah

menunjukan adanya perdarahan

d) MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark,

hemoragik.

e) EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik

f) Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit

arteriovena

g) Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar

lempeng pineal

Perbedaan antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik

 Gejala Klinis Stroke Hemoragik Stroke Non

HemoragikPIS PSA

1.      Gejala defisit local Berat Ringan Berat/ringan

2.      SIS sebelumnya Amat jarang - +/ biasa

3.      Permulaan (onset) Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)

SISTEM SARAF

Page 37: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

4.      Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/ tak ada

5.      Muntah pada awalnya Sering Sering Tidak, kecuali lesi

di batang otak

6.      Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali

7.      Kesadaran Bisa hilang Bisa hilang

sebentar

Dapat hilang

8.      Kaku kuduk Jarang Bisa  ada pada

permulaan

Tidak ada

9.      Hemiparesis Sering sejak awal Tidak ada Sering dari awal

10.  Deviasi mata Bisa ada Tidak ada mungkin ada

11.  Gangguan bicara Sering Jarang Sering

12.  Likuor Sering berdarah Selalu berdarah Jernih

13.  Perdarahan Subhialoid Tak ada Bisa ada Tak ada

14.  Paresis/gangguan N III - Mungkin (+) -

3.5 DIAGNOSIS PASTI

Dilihat dari gejala dan pemeriksaan penunjang maka pada skenario ini kami

mengambil keputusan bahwa diagnosis pasti dari skenario ini adalah

STROKE HEMORAGIK INTRA SEREBRAL

3.6 PENATALAKSANAAN

1) Penatalaksanaan umum 5 B dengan penurunan kesadaran :

a) Breathing (Pernapasan)

Usahakan jalan napas lancar.

Lakukan penghisapan lendir jika sesak.

Posisi kepala harus baik, jangan sampai saluran napas

tertekuk.

Oksigenisasi terutama pada pasien tidak sadar.

b) Blood (Tekanan Darah)

Usahakan otak mendapat cukup darah.

Jangan terlalu cepat menurunkan tekanan darah pada

masa akut.

SISTEM SARAF

Page 38: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

c) Brain (Fungsi otak)

Atasi kejang yang timbul.

Kurangi edema otak dan tekanan intra cranial yang

tinggi.

d) Bladder (Kandung Kemih)

Pasang katheter bila terjadi retensi urine

e) Bowel (Pencernaan)

Defekasi supaya lancar.

Bila tidak bisa makan per-oral pasang NGT/Sonde.

2) Menurunkan kerusakan sistemik.

Dengan infark serebral terdapat kehilangan irreversible inti

sentral jaringan otak. Di sekitar zona jaringan yang mati mungkin ada

jaringan yang masih harus diselamatkan. Tindakan awal yang harus

difokuskan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin area iskemik.

Tiga unsur yang paling penting untuk area tersebut adalah oksigen,

glukosa dan aliran darah yang adekuat. Kadar oksigen dapat dipantau

melalui gas-gas arteri dan oksigen dapat diberikan pada pasien jika

ada indikasi. Hypoglikemia dapat dievaluasi dengan serangkaian

pemeriksaan glukosa darah.

3) Mengendalikan Hypertensi dan Peningkatan Tekanan Intra Kranial

Kontrol hypertensi, TIK dan perfusi serebral dapat

membutuhkan upaya dokter maupun perawat. Perawat harus mengkaji

masalah-masalah ini, mengenalinya dan memastikan bahwa tindakan

medis telah dilakukan. Pasien dengan hypertensi sedang biasanya

tidak ditangani secara akut. Jika tekanan darah lebih rendah setelah

otak terbiasa dengan hypertensi karena perfusi yang adekuat, maka

tekanan perfusi otak akan turun sejalan dengan tekanan darah. Jika

tekanan darah diastolic diatas kira-kira 105 mmHg, maka tekanan

tersebut harus diturunkan secara bertahap. Tindakan ini harus

disesuaikan dengan efektif menggunakan nitropusid.

Jika TIK meningkat pada pasien stroke, maka hal tersebut

biasanya terjadi setelah hari pertama. Meskipun ini merupakan

SISTEM SARAF

Page 39: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

respons alamiah otak terhadap beberapa lesi serebrovaskular, namun

hal ini merusak otak. Metoda yang lazim dalam mengontrol PTIK

mungkin dilakukan seperti hyperventilasi, retensi cairan, meninggikan

kepala, menghindari fleksi kepala, dan rotasi kepala yang berlebihan

yang dapat membahayakan aliran balik vena ke kepala. Gunakan

diuretik osmotik seperti manitol dan mungkin pemberian

deksamethasone meskipun penggunaannya masih merupakan

kontroversial.

4) Terapi Farmakologi

Antikoagulasi dapat diberikan pada stroke non haemoragik,

meskipun heparinisasi pada pasien stroke iskemik akut mempunyai

potensi untuk menyebabkan komplikasi haemoragik. Heparinoid

dengan berat molekul rendah (HBMR) menawarkan alternatif pada

penggunaan heparin dan dapat menurunkan kecendrungan perdarahan

pada penggunaannya. Jika pasien tidak mengalami stroke, sebaliknya

mengalami TIA, maka dapat diberikan obat anti platelet. Obat-obat

untuk mengurangi perlekatan platelet dapat diberikan dengan harapan

dapat mencegah peristiwa trombotik atau embolitik di masa

mendatang. Obat-obat antiplatelet merupakan kontraindikasi dalam

keadaan adanya stroke hemoragi seperti pada halnya heparin.

5) Pembedahan

Beberapa tindakan pembedahan kini dilakukan untuk

menangani penderita stroke. Sulit sekali untuk menentukan penderita

mana yang menguntungkan untuk dibedah. Tujuan utama pembedahan

adalah untuk memperbaiki aliran darah serebral.

Endarterektomi karotis dilakukan untuk memperbaiki

peredaran darah otak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali

juga menderita beberapa penyulit seperti hypertensi, diabetes dan

penyakit kardiovaskuler yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan

anestesi umum sehingga saluran pernapasan dan kontrol ventilasi yang

baik dapat dipertahankan.

SISTEM SARAF

Page 40: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

3.7 KOMPLIKASI

A. TIK meningkat

B. Aspirasi

C. Atelektasis

D. Kontraktur

E. Disritmia jantung

F. Malnutrisi

G. Gagal napas

3.8 PROGNOSIS

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

SISTEM SARAF

Page 41: PLENO 1 MODUL SARAF.docx

Tangan dan Kaki kiriku lumpuh

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

Diagnosis pasien pada skenario adalah stroke hemoragik intraserebral.

Penatalakasanaan untuk stroke hemoragik intraserebral adalah

Penatalaksanaan umum :

- 5 B dengan penurunan kesadaran seperti Breathing (Pernapasan),

Blood (Tekanan Darah), Brain (Fungsi otak), Bladder (Kandung

Kemih), Bowel (Pencernaan)

- Menurunkan kerusakan sistemik.

- Mengendalikan Hypertensi dan Peningkatan Tekanan Intra Kranial

- Terapi Farmakologi

- Pembedahan

Prognosis stroke hemoragik intraserebral dengan GCS stupor meninggal

71%.

SISTEM SARAF