PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

26
PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF PENDAHULUAN Penyakit metabolik yang disebabkan kelainan gen ini mempunyai variasi yang luas pada aspek klinis dan patogenesisnya, mengakibatkan gangguan pada beberapa enzim dan protein tertentu yang pada akhirnya terjadi kelainan metabolik tubuh. Pada 25 tahun belakangan ini jumlah penyakit ini meningkat secara drastis. Sejak tahun 1975 hampir 500 penyakit kelainan saraf dan saraf-otot yang kelainannya telah jelas karena adanya defek enzim atau protein. Gangguan metabolik bawaan atau gangguan metabolik kongenital relatif jarang dijumpai, namun tidak jarang menimbulkan gangguan yang berat pada anak bahkan dapat berakhir dengan kematian. Skrining yang dini dan terapi yang tepat memberi hasil memuaskan dalam penanganan penyakit metabolik. 1,2 ETIOLOGI Gangguan metabolik adalah gangguan yang disebabkan oleh adanya masalah dengan proses kimia di dalam tubuh. Gangguan metabolik pada prinsipnya melibatkan ketidak seimbangan dalam DNA, protein, lipid

Transcript of PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

Page 1: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF

PENDAHULUAN

Penyakit metabolik yang disebabkan kelainan gen ini mempunyai variasi yang luas pada aspek

klinis dan patogenesisnya, mengakibatkan gangguan pada beberapa enzim dan protein tertentu yang

pada akhirnya terjadi kelainan metabolik tubuh. Pada 25 tahun belakangan ini jumlah penyakit ini

meningkat secara drastis. Sejak tahun 1975 hampir 500 penyakit kelainan saraf dan saraf-otot yang

kelainannya telah jelas karena adanya defek enzim atau protein. Gangguan metabolik bawaan atau

gangguan metabolik kongenital relatif jarang dijumpai, namun tidak jarang menimbulkan gangguan

yang berat pada anak bahkan dapat berakhir dengan kematian. Skrining yang dini dan terapi yang tepat

memberi hasil memuaskan dalam penanganan penyakit metabolik. 1,2

ETIOLOGI

Gangguan metabolik adalah gangguan yang disebabkan oleh adanya masalah dengan proses

kimia di dalam tubuh. Gangguan metabolik pada prinsipnya melibatkan ketidak seimbangan dalam DNA,

protein, lipid atau karbohidrat. Biasanya terkait dengan adanya kekurangan atau kelebihan dari enzim

tertentu yang berperan dalam jalur metabolisme. Hampir semua gangguan metabolik memiliki latar

belakang kelainan genetik, dan sebagian kecil lainnya dapat disebabkan faktor makanan, infeksi, racun

dan sebagainya. Penyakit metabolik genetik disebut juga sebagai gangguan metabolik sejak lahir atau

gangguan metabolik bawaan.

Page 2: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

PATOFISIOLOGI

Data terbaru dari pusat peneliti Gen Manusia menyatakan ada sekitar 30.000 gen, dan sebagian

besar mengkode protein yang diproduksi dalam otak. Data ini sangat berguna untuk mengidentifikasi

mutasi pada gen yang mendasari terjadinya gangguan bawaan pada system saraf pusat dan perifer.

Adanya mutasi gen yang mendasari timbulnya gangguan neurologik, membuat para ahli dapat

mengklasifikasikan beberapa penyakit bawaan dalam dua dekade terakhir. Klasifikasi ini dibuat

berdasarkan riwayat penderita dihubungkan dengan gambaran patologis pada autopsy, serta

perubahan-perubahan pada struktur kimia darah, cairan serebro spinal, jaringan, dan beberapa

gambaran abnormalitas pada otak dan organ lain. Metode analisis genetika pertama kali digambarkan

oleh Mendel dan hubungannya dengan penyakit pada manusia pertamakali dikemukakan oleh Garrod

pada abad ke 19 dan 20.

Patogenesis gangguan metabolik bawaan ini terhadap disfungsi otak belum sepenuhnya

dimengerti meskipun penyebab defek enzim ini telah diidentifikasi pada sebagian besar penyakit, dan

tidak semua defek pada enzim dapat berkembang menjadi penyakit. Pengenalan tentang dasar

molecular genetik harus terus diteliti.

Untuk kepentingan praktis, gangguan metabolik dapat dibagi menjadi beberapa grup, meliputi : 2

- Gangguan metabolism asam amino

- Gangguan transport asam amino

- Gangguan metabolisme dan transport karbohidrat

- Asiduria organic

- Gangguan penimbunan lisosom

- Gangguan metabolism lemak dan lipoprotein

- Gangguan peroksisomal

Page 3: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

- Sindrom defisiensi protein dan karbohidrat

- Epilepsy mioklonus familial

- Lipidosis yang tidak diketahui asalnya

- Gangguan serum lipoprotein

- Gangguan metabolism logam

- Gangguan metabolism purin dan pirimidin

EVALUASI PASIEN YANG DICURIGAI MEMPUNYAI GANGGUAN METABOLIK

Kemajuan yang spektakuler di bidang biologi molekuler telah memudahkan diagnosis dan

pencegahan penyakit genetik, dan telah membawa kita ke arah terapi gen. Klinikus harus berusaha

untuk mendiagnosis sedini mungkin gangguan metabolik bawaan agar dapat diadakan konseling genetik

yang sesuai dan pada beberapa keadaan tertentu dapat digunakan untuk diagnosis antenatal pada saat

kehamilan. 1

Dua pertanyaan yang harus dipertimbangkan yaitu pasien yang bagaimana yang harus diskrining

dan jenis uji laboratorium apa yang digunakan pada program skrining ini. Berikut adalah beberapa daftar

sindrom klinis yang diatur menurut kemungkinan penyebab gangguan metabolik yang mendasarinya : 2

- Gangguan neurologis tiruan pada saudara kandung atau keluarga dekat

- Berulangnya perubahan kesadaran atau muntah-muntah yang tidak dapat diterangkan pada

bayi

- Berulangnya ataksia atau spastisitas yang tidak dapat diterangkan

- Degenerasi susunan saraf progresif

- Retardasi mental dalam saudara kandung atau keluarga dekat

- Retardasi mental tanpa kelainan kongenital yang jelas

Page 4: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

Anamnesa secara hati-hati dan pemeriksaan fisik akan memberi petunjuk penting adanya

gangguan metabolic dan diagnosis etiologinya. Prosedur pemeriksaan metabolik dilakukan secara

urutan dari yang paling sederhana hingga yang kompleks.

Petunjuk klinis dalam diagnosis penyakit metabolik pada susunan saraf dapat dilihat pada table

berikut :

PETUNJUK DIAGNOSIS

Kelainan kulit

Telangiektasia (conjunctiva, telinga, poplitea)

Erupsi perioral

Nodul Subkutan

Iktiosis

Ataksia-telangiektasia

Defisiensi karboksilase multiple

Penyakit Farber

Sindrom Sjogren-Larsson, sindrom Refsum

Bau badan atau urine yang abnormal

Bau apek

Karamel atau sirup Maple

Kaki keringat

Fenilketonuria

Menyakit Maple Syrup Urine

Asidemia glutarik tipe 2, asidemia isovalerik

Kelainan rambut

Alopesia

Rambut Kinky

Defisiensi karboksilase multiple

Penyakit rambut Kinky, defisiensi karboksilase

multiple, giant axonal neuropathy

Wajah aneh

Page 5: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

Kasar

Agak kasar

Mukopolisakaridasis (Sindrom Hunter-Hurler),

Gangliosidosis GM1

Mukosidosis III, Fukosidosis II

Kelainan mata

Katarak

Kornea Keruh

Cherry-red spot

Galaktosemia, Homosistinuria

Sindrom Hurler, Sindrom Hunter

Gangliosidosis GM1-GM2

Penyakit Niemann-Pick

Penyakit gaucher infantile

Pemeriksaan laboratorium yang digunakan dalam skrining penyakit metabolik adalah :

- Pemeriksaan darah lengkap dan differensial

- Analisa gas darah

- Serum elektrolit

- Glukosa darah

- Plasma ammonia

- Laktat dan piruvat

- Urine rutin

- Arganik urin dan asam amino

- Benda keton

- Fungsi hati dan ginjal

Page 6: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

Pemeriksaan radiologi pada vertebra dan tulang panjang bermanfaat untuk mendiagnosis

adanya penyakit seperti mucopolisakaridosis, penyakit Gaucher, Penyakit Niemann-Pick dan GM1

Gangliosidosis. Pemeriksaan neuroimaging, seperti MRI dapat bermanfaat untuk melihat adanya

agenesis corpus callosum dan operculum yang besar. Begitu juga dengan penggunaan CT scan dalam

mendiagnosa keterlambatan perkembangan pada anak. 2

Analisa cairan cerebrospinal dapat bermanfaat untuk diagnosis penyakit metabolik bawaan.

Tabel 2 menggambarkan petunjuk diagnosa penyakit metabolic dengan analisa cairan serebrospinal:

Penyakit Analisa Cairan Serebrospinal

Mitokondria encefalopati

Hiperglikemi nonketotik

Defek sintesis serine

Defek jalur biogenic monoamineDefisiensi GTP siklohidrolase

Defisiensi serebral dihidropteridine reduktase

Defisiensi GABA transaminase

Defek transport protein folat

Defisiensi asam amino decarboksilase aromatik

Lactat, Piruvat

Rasio CSF/plasma Glisin

Asam amino

Biogenik amino

Biogenik amin dan pterin

Biogenik amin dan pterin

GABA

5-methytetrahidrofolat

Dopa, 5-HTP, HVA, HIAA

Pada beberapa gangguan metabolik, khususnya lipidosis dan degenerasi massa putih otak,

diagnosisnya memerlukan baik evaluasi klinis maupun kombinasi pemeriksaan mikroskopik

Page 7: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

ultrastruktural dan biokimia dari bahan sediaan biopsy. Pemeriksaan spesifik untuk diagnosis penyakit

metabolik dapat meliputi ;

- Biopsi jaringan, biopsi hati

- Biopsi kulit dan fibroplast

- Tes DNA spesifik

PENATALAKSANAAN

Pada pertengahan abad 20, prinsip terapi dari penyakit metabolik meliputi pembatasan diet

protein dan penatalaksanaan komplikasi. Pada dua dekade terakhir terapi terbaru sudah banyak

dilakukan dan bermanfaat pada penyakit-penyakit yang tidak tertangani sebelumnya. Penatalaksanaan

yang dapat dilakukan ;

- Pengaturan diet. Reduksi dari protein diet dapat bermanfaat pada pasien PKU (phenilketonuria)

atau defek asam amino.

- Vitamin, misalnya suplementasi thiamin pada keadaan laktat asidosis

- Metabolit intermediet, misalnya obat-obatan yang dapat memfasilitasi jalur metabolik spesifik

- Dialisis

- Penggantian enzim

- Transfer Gen

- Transplantasi organ dan sumsum tulang

- Penanganan gejala dan komplikasi

- Diagnosis prenatal, dan menghindari kehamilan atau abortus yang dapat mengancam jiwa janin

(3)

Page 8: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

Di antara sekian banyak penyakit tergolong dalam penyakit metabolic bawaan, hanya

beberapa yang akan diutarakan patogenesisnya, gambaran klinis, laboratorium dan

pengobatannya.

GANGGUAN METABOLISME ASAM AMINO

Phenilketonuria (PKU)

Fenilketonuria adalah penyakit metabolik bawaan yang dapat menimbulkan kelainan

neurologis yang serius. Merupakan kelainan yang disebabkan kurangnya enzim fenilalanin

hidroksilase. Insidens FKU cukup tinggi, 1 : 4500 kelahiran di Irlandia, dan 1 : 10.000 kelahiran di

AmerikaSerikat, sedangkan untuk Indonesia sendiri belum ada data yang jelas.

PATOLOGI BIOKIMIA

FKU merupakan kelainan resesif autosomal yang mengakibatkan ketidakmampuan

tubuh menghidrolisis fenilalanin menjadi tirosin.

FKU merupakan bentuk gangguan metabolik bawaaan yang dapat menimbulkan

kelainan neurologis yang serius. Hal yang penting diperhatikan bahwa kelainan genetik ini

menghalangi tubuh merubah fenilalanin menjadi tirosin. Pada manusia fenilalanin merupakan

Page 9: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

unsur pokok untuk sintesis protein. Perubahan fenilalanin menjadi tirosin adalah irreversible

dan tidak dapat digantikan dengan fenil alanin dalam makanan. 2,3

Hidroksilase fenilalanin (HFA) normal didapatkan pada hati, ginjal, dan pancreas, tetapi

tidak pada otak atau kulit. Gen enzim ini telah dilokalisasi pada lengan panjang kromosom 12

sehingga memudahkan melakukan analisis genetik molekular pasien FKU.

Fenilalanin merupakan asam amino esensial. Tubuh mendapatkan asupan fenilalanin

dari asupan makanan yang mengandung protein, misalnya telur, tempe dan tahu. Dalam

keadaan normal tiga perempat darifenilalanin diubah menjadi tirosin dengan bantuan enzim

phenylalanine hidroksilase (PAH) dan koenzim tetrahidrobiopterin. Sedangkan seperempat

bagian fenilalanin lainnya akan membentuk protein di dalam tubuh. Karena adanya defisiensi

enzim phenylalanine hidroksilase (PAH) dalam tubuh, kadar phenylalanin dalam tubuh pun

meningkat. Hal ini disebabkan karena rantai mayor fenilalanin yang berarti proses pengubahan

fenilalanin menjadi tirosin menjadi terhambat bahkan berhenti. Penumpukan fenilalanin dalam

tubuh dalam kadar yang tinggi menyebabkan terhambatnya asam amino ke dalam sel, sehingga

terdapat kekurangan serebrosid dalam otak yang menyolok sehingga menyebabkan retardasi

mental. 5

Manifestasi Klinis

Bayi fenilketonuria tampak normal saat lahir. Selama 2 bulan kehidupannya, bayi sering

memperlihatkan irritable, muntah yang kadang proyektil sifatnya. Pada umur 4-9 bulan

keterlambatan intelektual menjadi lebih jelas. Kasus yang tidak mendapat pengobatan dapat

mempunyai IQ di bawah 50. 1,2

Pada ibu hamil, kandungan berlebih fenilalanin dalam tubuh menyebabkan rusaknya

otak dari bayi, selain itu system urat sarafnya pun tidak sempurna. Akibat defisiensi fenilalanin

Page 10: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

hidroksilase dalam tubuh, terjadi krisis tirosin. Bila terjadi krisis tirosin dalam tubuh, epinefrin

dan melanin menjadi sukar terbentuk. Kekurangan melanin menyebabkan hipopigmentasi pada

bagian tubuh, seperti rambut seperti rambut jagung, kulitnya “bule”, dan mata kebiru-biruan.

Secara fisik, gejala tersebut mirip dengan penderita albino. Namun, pada penderita albino

hipopigmentasi bersifat permanen. 5

Gejala eksema juga sering terjadi pada sepertiga anak dengan fenilketonuria. Beberapa

pasien juga memiliki bau yang khas akibat ekskresi asam fenilacetad. Gejala lain berupa kejang

yang biasanya bersifat tonik klonik atau nioklonik. Pada gambaran EEG sering didapatkan

abnormalitas berupa adanya gelombang spike dan wave. Sering didapatkan penderita

mikrosefalus, dan dari pemeriksaan CT scan dapat diperoleh gambaran atropi kortikal yang

diifus. Beberapa pasien dengan defisiensi enzim fenilalanin ini tidak berkembang menjadi

retardasi mental, namun ada beberapa yang menderita autism. 3

Diagnosis

Diagnosis fenilketonuria dapat diperkirakan dari gambaran klinis dan pemeriksaan urin

pasien dengan tes feri klorida. Bukti awal dapat diperoleh dengan didapatkannnya fenilalanin

plasma atau kurva toleransi fenilalanin yang abnormal. 1 Peningkatan kadar fenilalanin pada bayi

laki-laki yang menderita fenilketonuria biasanya lebih cepat meningkat dibandingkan bayi

perempuan. 3 Kriteria untuk diagnosis fenilketonuria meliputi :

- Peningkatan konsentrasi serum sekitar 20 mg/dl setelah minggu pertama kelahiran dimana

kadarnya lebih rendah dari konsentrasi serum tirosin normal.

- Didapatkan asam fenilpiruvit dan asam hidroksifenilasetic pada konsentrasi fenilalanin serum

yang melebihi 15 mg/dl

Page 11: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

- Tidak didapatkan peningkatan konentrasi serum tirosin setelah intake oral fenilalanin (0,1

gram/kg BB). Tes ini sebaiknya ditunda sampai usia bayi beberapa bulan. 3

Pengobatan

Dua cara pengobatan fenilketonuria yang dapat diusahakan yaitu memodifikasi ekspresi

fenotip dari gen yang defek dan secara definitive dengan mengkoreksi gen yang defek tersebut.

Untuk praktek klinik yang digunakan adalah pengobatan pertama. 1,2

Pada skrining pertama seorang bayi dengan konfirmasi hasil positif, tahap pertama

dengan menilai kuantitas serum fenilalanin dan level tirosin. Jika konsentrasi fenilalanin darah

lebih dari 10 mg/dL dan konsentrasi tirosin rendah atau normal (1-4 mg/dL) harus segera

dimulai diet rendah fenilalanin. 2

Terapi untuk FKU yang klasik dengan pengaturan diet rendah fenilalanin dalam formula

makanannya. Kontrol diet dilakukan selama mungkin, dan beberapa center mengatakan

mempertahankan pada kadar 6 mg/dL. Sedangkan untuk FKU yang ringan dapat berhasil

diterapi dengan tetrahydrobiopterin (BH4 10-20 mg/kg per hari) 2

Terapi diet ini sangat efektif untuk mencegah retardasi mental pada anak dengan FKU

berat. Selain itu hasil luarannya tergantung oleh beberapa faktor. Smith dan Coworkers

menemukan bahwa IQ penderita rata-rata berkurang 4 point setiap bulan antara kelahiran dan

mulainya pengobataan. Konsentrasi fenilalanin rata-rata saat awal terapi juga mempengaruhi

luaran. Selain itu, penggunaan diet suplemen dengan tirosin, meskipun beberapa center

melakukannnya, tetapi belum nampak perbaikan pada tes neurofisiologis. Dengan

mempertahankan diet, akan mengurangi kejadian kejang dan gambaran EEG kembali normal.

Jika ada mikrosefal, dapat terkoreksi sendiri dan warna rambut yang abnormal dapat berubah ke

Page 12: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

warna alami. Sedangkan jika diet distop, dalam penelitian Waisbren dan Coworkers sepertiga

anak-anak akan menurun tingkat IQ nya 10 point dalam 5 tahun. 2,3

Jika terapi diet tidak adekuat, diperlukan pendekatan definitive dalam penanganan FKU.

Transplantasi sumsum tulang allogenic dan autologeus dapat digunakan untuk terapi variasi

genetik. Pendekatan lain dengan pengenalan gen PAH pada sel hepar, yang diharapkan dapat

menerima dan meneruskan ekspesi enzim, sehingga dapat menurunkan level fenilalanin. 2,3

GANGGUAN METABOLISME DAN TRANSPORT KARBOHIDRAT

GALAKTOSEMIA

Hepatomegali, splenomegali, dan gangguan tumbuh kembang yang diakibatkan oleh

eksresi dari galaktose, pertama kali dilaporkan oleh von Reus pada tahun 1908. Galaktosemia

merupa gangguan transmisi autosomal resesif. Di Amerika Serikat dilaporkan insidensnya 1 dari

62.000, di Austria 1 dari 40.000-46.000 dan di inggris 1 dari 72.000. 2 Untuk pertama kalinya,

galaktosemia ditemukan oleh Goppert pada tahun 1975. Pada tahun 1935, mason dan Turner

memberikan gambaran mengenai defisiensi galactose 1-fosfat uridyltransferase (GALT) sebagai

defisiensi enzim terbanyak yang menyebabkan galaktosemia.

Galaktosemia merupakan kelainan metabolisme galaktosa herediter oleh transmisi

suatu gen resesif autosomal, yang menyebabkan terjadinya hambatan pada transformasi

galaktosa menjadi glukosa, sebagai akibat dari defisiensi salah satu dari tiga enzim yang

berperan dalam metabolisme galaktosa menjadi glukosa, sehingga kadar galaktosa meningkat

dalam tubuh sapai level toksik. Tiga enzim yang berperan adalah Galaktokinase (GALK),

galactose-1- phosphatase uridyl transferase (GALT) dan uridine-diphosphate galactose-4

epimerase (GALE) 6

Page 13: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

Patologi Anatomi

Lesi patologi utama pada penderita galaktosemia dapat ditemukan di hati dan otak. Di

hati dapat terlihat beberapa stadium. Awalnya membesar, difus, dan terjadi metamorphosis

lemak. Sel hati tampak membesar, pucat, dan vakuola berisi lemak. Jika penyakit ini tidak

ditangani, sel hati akan bertransformasi menjadi struktur pseudoglandular, dan tahap akhir akan

menjadi sirosis pseudolobular. Di otak akan nampak altelerasi serebral nonspesifik. Gambaran

edema, gliosis fibrous, dan berkurangnya neuron kortikal dan sel purkinye juga akan tampak. 2,3

Manifestasi Klinis

Saat kelahiran, bayi dengan galaktosemia terlihat normal, meskipun dalam darah

umbilikalnya mengandung konsentrasi tinggi galaktose-1- fosfat yang abnormal. Dalam waktu

singkat ada beberapa yang langsung menderita katarak dan sirosis hepatis, kemungkinan adalah

dampak dari galaktosemia intrauterine. Pada beberapa kasus yang berat, manifestasi klinis

dapat terlihat dalam minggu pertama kelahiran, meliputi muntah, diare, gangguan

pendengaran, ikterus, dan gagal tumbuh. Dapat terlihat juga peningkatan tekanan intracranial

akibat edema serebral citotoksik. Pada usia 2 minggu kelahiran, sudah dapat terdeteksi adanya

hepatosplenomegali dan opafikasi lenticuler. Katarak dapat bersifat kortikal atau nuclear. Bayi-

bayi Nampak hipotoni dan kehilangan reflex moro. Sepsis akibat paparan tinggi dari Escherichia

Coli merupakan penyebab penting kematian pada usia neonatus. Selain itu efek sekunder dari

gangguan metabolisme galaktos adalah kegagagalan tumbuh ovarium dan atrofi testis. Pada

Page 14: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

pemeriksaan MRI biasanya didapatkan multiple area dengan peningkatan signal pada massa

putih otak, predominan di region periventrikular. 2,3

Jika galaktosemia tidak teratasi, gagal tumbuh akan memberat dan terjadi sirosis

hepatis yang progresif. Tetapi pada beberapa bayi dengan kasus yang lebih ringan, gejala ini

tidak bermanifestasi sampai usia 3 – 6 bulan, dengan gejala awal dapat berupa gangguan

perkembangan fisik dan mental. Kejadian sirosis akan terjadi lebih lanjut. Sedangkan pada

beberapa grup lainnya, diagnosis hanya ditegakkan setelah usia beberapa tahun dengan evaluasi

adanya retardasi mental. 2,3

Diagnosis

Defek enzim dapat dinilai dengan mengukur aktifitas GALT eritrosit. Beberapa metode

dapat digunakan untuk skrining. Di Austria pada program skrining oleh Item dan Coworkers,

hanya 1 dari 190 anak yang positif pada awal skrining yang menderita galaktosemia. Beberapa

diantaranya galaktosemia karier atau Duarte galaktosemia. 2

Galaktosuria, biasanya dikombinasi oleh glukosuria atau fruktosuria dapat terlihat pada

gangguan hati yang berat. Diagnosis antenatal galaktosemia dapat dilakukan dengan menilai

aktifitas GALT pada kultur amnion atau villi chorion. 2,3

Terapi

Pada penderita galaktosemia, defek kognitif biasanya terlihat. 70% galaktosemia yang

diterapi saat kelahiran, memiliki IQ 90 atau lebih, namun rata-rata 50% diantaranya memiliki

defisit persepsi dan visual, dan 33% dengan gambaran EEG abnormal. Diperkirakan, defisit

kognitif dan bahasa ini dihasilkan dari formasi in utero dan potensial akibat neurotoksik

galaktose 1-fosfat. 2,3

Page 15: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

Penderita galaktosemia ditangani dengan eliminasi galaktosa dari diet. Sumber

galaktosa yaitu susu dan produk susu harus dihindari. Susu soya, formula dengan dasar daging

(meat-based formula), formula bebas laktosa lain dan formula dengan dasar hidrolisat casein

dapat direkomendasikan. Intervensi bedah diperlukan untuk penanganan katarak, sedangkan

pemberian obat-obatan bukan merupakan komponen standar dalam penanganan

galaktosemia.6

GANGGUAN PENIMBUNAN LISOSOM

PENYAKIT POMPE

Penyakit Pompe atau disebut juga Glikogenosis tipe 2 diambil dari nama J.C Pompe pada

tahun 1932, merupakan penyakit autosomal resesif yang jarang yang ditandai dengan akumulasi

glikogen pada lisosom sel-sel jaringan tertentu terutama pada otot rangka, jantung, hati dan

CNS. Mutasi gen menyebabkan berkurangnya atau tereliminasinya enzim yang esensial ini.

Diperkirakan kasusnya 1 : 40.000 kelahiran.

Patologi Biokimia

Hers (1963) pertama kali melaporkan adanya defisiensi dari aktifitas enzim lisosom acid

maltase (alpha-1,4- glucosidase). Kode genetik telah dipetakan dan terdapat pada kromosom

17q25,2-q25,3. Normalnya enzim ini memecah glikogen menjadi glukosa yang merupakan

sumber energi utama sel. Mutasi utama pada gen membuat gen mengurangi bahkan sama sekali

tidak mampu menghidrolisis glikogen, sehingga glikogen tidak dapat dipecah dan tertimbun di

dalam sel. 3

Page 16: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

Mutasi genetik pada gen acid alfa-glukosidase bisa menghasilkan beberapa efek :

produksi enzim normal tetapi fungsinya menurun, atau penurunan jumlah produksi enzim tanpa

kerusakan fungsi, atau mutasi spesifik yang mengakibatkan tidak ditranskripsinya urutan asam

amino yang dibutuhkan untuk memproduksiprotein acid alfa-glukosidase. Karena jalur utama

degradasi glikogen tidak mengalami kelainan, maka produksi energi tidak mengalami gangguan

dan tidak terjadi hipoglikemia. Namun defisiensi enzim ini mengakibatkan akumulasi glikogen.

Penumpukan glikogen yang berlebihan dalam lisosom akan mengganggu fungsi normal organel-

organel sel mengakibatkan cedera sel. Sebagai akibatnya, terjadi pembesaran dan disfungsi

organ yang terlibat.

Karakteristik klinik

Spektrum klinis penyakit Pompe sangat bervariasi, tetapi berdasarkan onset usia

terjadinya dan progresivitasnya, penyakit Pompe dibagi atas 3 bentuk : tipe infantile, tipe

Juvenil, dan tipe dewasa, namun belakang ada kecenderungan untuk membagi penyakit ini

hanya dalam dua kelompok yaitu infantile onset dan onset lambat.(3glikogen)

Pada bayi biasanya perkembangannnya normal untuk beberapa minggu sampai

beberapa bulan dan bermanifestasi sebagai hipotoni dan kelemahan. Pergerakan spontan

berkurang dan terdengar tangisan lemah, dan didapatkan sekresi berlebihan di orofaring

posterior.) Akibat kelemahan dan gangguan pada otot bantu napas, menyebabkan gangguan

bernapas. Selain itu berkembang kardiomegali massif dengan bising sistolis. Sianosis intermitten

terjadi akibat gangguan respirasi dan kardiovaskulker. 3

Laboratorium

Page 17: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

Kuantitas glikogen dan aktifitas enzimyang mempengaruhi metabolisme glikogen dapat

dimonitor menggunakan teknik vakum kulit (skin-blistering) atau pertumbuhan fibroblast dari

biopsy material kulit. Baik antara fibroblast dan cairan sel amnion baik untuk menilaiaktivitas

acid maltase. Hug dan kawan-kawan (1984) telah melaporkan diagnosis prenatal dengan

menggunakan cairan sel amnion dan studi biokimia biopsy villi corion dengan menggunakan

maltose sebagai substrat. 3

Foto thorax digunakan untuk menilai kardiomegali massif. Dari ECG didapatkan depresi

segmen ST, gelombang T inverted, dan pemendekan interval PR. Keadaan ini bisa mirip dengan

miokarditis. Pada elektromiografi didapatkan adanya miopati, potensial polifasik, dan gambaran

low voltage. Pada pemeriksaan nervus perifer juga didapatkan adanya perubahan. 3

Penatalaksanaan

Karena penyakit Pompe menyebabkan degenerasi muscular yang progresif dan

kematian premature, penatalaksanaan penyakit Pompe masih difokuskan untuk

mempertahankan fungsi sebisa mungkin dan bukan untuk pemulihan. Penanganan sebaiknya

dilakukan oleh sekelompok tim yang berpengalaman sehingga bisa member perawatan suportif

dan simptomatik. Komplikasi jantung dan pernapasan yang terjadi masih ditangani secara

simptomatis. Kebanyakan penderita mendapatkan terapi suportif untuk menangani gejala yang

dialami.

Pengobatan dengan recombinant human acid a-glukosidase (rhAGLU) masih dalam

evaluasi. Terapi sulih enzim (enzyme replacement therapy) dalam uji klinis dengan pasien-pasien

onset infantile menunjukkan perubahan signifikan pada jantung yaitu ukuran LVMI (Left

Ventricular Mass Index) jantung mengecil, fungsi jantung membaik. Demikian juga untuk fungsi

otot, berkurangnya akumulasi glikogen memperbaiki tonus dan kekuatan otot.

Page 18: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: PENYAKIT METABOLIK SUSUNAN SARAF.docx

1. Widodo, Dwi Putro. Penyakit Metabolik Susunan saraf. Buku Ajar neurologi Anak. Ikatan

Dokter Anak Indonesia. Jakarta, 1999 : 175-89.

2. Menkes,JH, Sarnat,HB, Maria,BL. Inherited Metabolic Disease of the Nervous System. Child

Neurology. Seventh Edition. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelpia, USA.2006: 29-120..

3. Swaiman, KF, Ashwai Stephen. Aminoacidopathies and Organic AcidemiaResulting from

Deficiency of Enzyme Activity and Transport Abnormalities. Pediatric Neurology. Principles

and Practise. Third Edition. Mosby.1999: 377-409.

4. Swaiman, KF, Ashwai Stephen. Disease Associated with Primary Abnormalities in

Carbohydrate Metabolism. Pediatric Neurology. Principles and Practise. Third Edition.

Mosby.1999: 419-34.

5. Glycogen Storage Disease Type II. Htpp://en.Wikipedia.org/wiki/Glycogen_

Storage_Disease_ Type II. 2008

6. Behrman,RE, Kliegman,RM, Jenson HB.Metabolic Disease. Nelson Textbook of pediatrics.

16th Edition.WB. saunders Company. Philadelphia.2000; 343-418.

7. Kark,PR, Ramachandran TS. Inherited Metabolic Disorders. www.eMedicine.specialties.

2006