Periodontitis DM.docx
-
Upload
saptiadi-oktora -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of Periodontitis DM.docx
-
7/27/2019 Periodontitis DM.docx
1/5
PENDAHULUAN
Periodontitis merupakan peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi,
yakni gusi, tulang yang membentuk kantong tempat gigi berada, dan ligament
periodontal.1 Sedangkan diabetes melitus merupakan penyakit gangguan
metabolisme tubuh dimana hormon insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit sistemik yang dapatberperan sebagai faktor risiko bagi terjadinya periodontitis dan memperburuk
kesehatan periodonsium. 2
Siaran pers baru-baru ini dari American Academy of Periodontology menyatakan
bahwa penderita diabetes lebih cenderung memiliki penyakit periodontal
dibandingkan orang tanpa diabetes.3 Akhir-akhir ini para pakar telah mencoba
mengungkapkan hubungan timbal balik antara periodontitis dengan DM, yang
dititikberatkan pada pengaruh keberadaan DM terhadap kontrol gula darah
pasien diabetik.2
Dalam pembahasan berikut akan dikemukakan mengenai pengaruh DM
terhadap kesehatan periodontal, pengaruh penyakit periodontal terhadap DM,dan perawatan periodontal pada penderita DM.
DEFINISI PERIODONTITIS
Periodontitis dapat terjadi apabila perlekatan antara jaringan periodontal
dengan gigi mengalami kerusakan. Selain itu tulang alveolar (tulang yang
menyangga gigi) juga mengalami kerusakan. Peridontitis dapat berkembang dari
gingivitis (peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan
meluas dari gusi ke arah tulang di bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan
yang lebih luas pada jaringan periodontal. Bila ini tejadi, gusi dapat mengalami
penurunan, sehingga permukaan akan terlihat dan sensitivitas gigi terhadap
panas dan dingin meningkat. Gigi dapat mengalami kegoyangan karena adanya
kerusakan tulang.1Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis biofilm
yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Lapisan ini
melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak
yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di
atas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar ke bawah gusi sehingga
terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis.1
DEFINISI DIABETES MELITUS
Diabetes melitus merupakan penyakit yang sangat penting dari sudut pandang
periodonsia.4 Hal ini ditandai oleh kurangnya fungsi sel-sel beta dari pulau
Langerhans di pankreas yang menyebabkan kadar glukosa darah tinggi dan
eksresi gula dalam urin.4,5
Ada dua tipe DM primer, yaitu tipe 1 dan 2.4 Pada penderita diabetes tipe 1,
kelenjar pankreas tidak mampu memproduksi insulin, sehingga jumlah insulin
beredar dalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan. Lain halnya pada diabetes
tipe 2, hormon insulin tetap diproduksi namun tidak dapat berfungsi dengan
baik. Sebahagian besar penderita diabetes di Indonesia mengidap diabetes tipe
2. Diabetes tipe ini secara umum biasa dikaitkan dengan usia lanjut. Diabetes
tipe 2 ini juga disebabkan karena obesitas (kegemukan) dan gaya hidup yang
tidak sehat (pola makan tinggi lemak dan jarang berolah raga).6 Disamping
kedua tipe diatas, ada tipe lain yang dinamakan diabetes sekunder, yang
berkaitan dengan penyakit lain yang melibatkan pankreas dan merusak sel-selpembuat insulin.4
-
7/27/2019 Periodontitis DM.docx
2/5
PENGARUH DIABETES MELITUS TERHADAP KESEHATAN PERIODONTAL
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang berpengaruh terhadap
kesehatan jaringan periodontal. Ada beberapa hal yang terjadi pada pasien
diabetes sehingga penyakit ini cenderung untuk memperparah kesehatan
jaringan periodontal.
Bacterial Pathogens
Kandungan glukosa yang terdapat di dalam cairan gusi dan darah pada pasien
diabetes dapat mengubah lingkungan dari mikroflora, meliputi perubahan
kualitatif bakteri yang berpengaruh terhadap keparahan dari penyakit
periodontal.
Polymorphonuclear Leukocyte Function
Penderita diabetes rentan terhadap terjadinya infeksi. Hal ini dihipotesiskan
sebagai akibat dari polymorphonuclear leukocyte deficiencies yang
menyebabkan gangguan chemotaxis, adherence, dan defek phagocytosis.
Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol terjadi pula gangguan pada
fungsi PMN (Polymorphonuclear Leukocytes) dan monocytes / macrophage
yang berperan sebagai pertahanan terhadap bakteri patogen.
Altered Collagen Metabolis
Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol yang mengalami hiperglikemi
kronis terjadi pula perubahan metabolisme kolagen, dimana terjadi peningkatan
aktivitas collagenese dan penurunan collagen synthesis.
Kolagen yang terdapat di dalam jaringan cenderung lebih mudah mengalami
kerusakan akibat infeksi periodontal. Hal ini mempengaruhi integritas jaringan
tersebut.7
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa DM yang disertai oleh beberapaperubahan pada periodonsium berpotensi dan berperan dalam terjadinya
periodontitis kronis.
Hiperglikemia yang terjadi pada diabetes bertanggung jawab bagi terjadinya
komplikasi yang menyertai penyakit tersebut. Keadaan hiperglikemia
menyebakan terbentuknya advanced glycation and products (AGE) non
enzimatik pada makromolekul jaringan. AGE merupakan senyawa yang berasal
dari glukosa, secara kimiawi irreversible dan terbentuk secara perlahan-lahan
tetapi terus-menerus sejalan dengan peningkatan kadar glukosa darah.
Penumpukan AGE bisa terjadi di dalam plasma dan jaringan gingival penderita
diabetes.
Sel-sel pada endotelial, otot polos, neuron dan monosit mempunyai sisi pengikat
(binding site) AGE pada permukaannya, yang diberi nama reseptor AGE (RAGE).
Terikatnya AGE ke sel-sel endotelial menyebabkan terjadinya lesi vaskular,
trombosis dan vasokonsriksi pada diabetes. AGE yang terikat ke monosit akan
meningkatkan kemotaksis dan aktivasi monosit yang disertai peningkatan
jumlah sitokin proinflamatori yang dilepas, seperti TNF-, IL-1, dan IL-6. Ikatan
AGE dengan RAGE pada fibroblas menyebabkan terganggunya remodeling
jaringan ikat, sedangkan ikatan AGE dengan kolagen menyebabkan penurunan
solubilitas dan laju pembaharuan kolagen. Buruknya kontrol gula darah dan
meningkatnya pembentukan AGE menginduksi stress oksidan pada gingival
sehingga memperkuat kerusakan jaringan periodontal.2 Di samping itu, denganadanya peningkatan kadar sel radang dalam cairan saku gusi, menyebabkan
-
7/27/2019 Periodontitis DM.docx
3/5
jaringan periodontal lebih mudah terinfeksi dan menyebabkan kerusakan
tulang.6
Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya
pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari
tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk
memerangi infeksi, sedangkan periodontitis adalah penyakit yang disebabkanoleh infeksi bakteri. Jadi, infeksi bakteri pada penderita diabetes lebih berat.6
Perubahan-perubahan yang dikemukakan di atas secara klinis mempengaruhi
kondisi periodonsium penderita diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol atau
kurang baik kontrolnya disertai oleh peningkatan kerentanan terhadap infeksi,
termasuk periodontitis kronis. Periodontitis kronis lebih sering terjadi dan lebih
parah pada individu diabetik yang disertai komplikasi sistemik yang lebih parah.
Taylor et.al melaporkan bahwa kehilangan perlekatan adalah lebih sering dan
lebih banyak pada pasien diabetes melitus tipe 1 dan 2 yang kontrol diabetesnya
sedang sampai buruk. Kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang signifikan
lebih tinggi pada pasien DM tipe1 yang kontrol diabetesnya buruk dibandingkan
pasien yang diabetesnya terkontrol baik. Demikian juga pada pasien diabetes
melitus tipe 2, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan adalah signifikan lebih
parah pada kelompok yang diabetesnya tidak terkontrol baik.
Beberapa penelitian telah secara khusus mengamati hubungan antara
periodontitis kronis dengan diabetes melitus tipe 1 dan 2. Dilaporkan bahwa
penderita diabetes melitus tipe 1 meningkat risikonya menderita periodontitis
kronis sejalan dengan pertambahan usia dan keparahan periodontitis kronis
meningkat sejalan dengan meningkatnya durasi diabetes. Pada pasien diabetik
dewasa dengan diabates yang tidak terkontrol baik, terjadi kehilangan
perlekatan dan kehilangan tulang yang lebih banyak dibandingkan pasien
dengan diabetes yang terkontrol baik, meskipun mereka dalam memeliharamulutnya adalah setara. Dilaporkan pula bahwa penderita DM tipe 2 adalah
berisiko 4,2 kali mengalami kehilangan tulang yang progresif dibandingkan
dengan individu non-diabetik.
PENGARUH PENYAKIT PERIODONTAL TERHADAP DIABETES MELITUS
Sintesa dan sekresi sitokin akibat infeksi yang berasal dari periodontitis dapat
memperhebat sintesa dan sekresi sitokin yang berasal dari interaksi AGE dengan
RAGE, dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan periodontitis
dengan DM berlangsung dalam dua arah.2,3 Dengan demikian penyakit
periodontal yang berupa inflamasi kronis dapat memperparah status penderita
diabetes melitus ke arah komplikasi yang lebih berat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komplikasi diabates pada diabetes melitus tipe 1 maupun
tipe 2 lebih parah pada pasien diabetik dengan penyakit periodontal yang parah
dibandingkan dengan pasien diabetik yang hanya menderita penyakit
periodontal ringan sampai sedang.3
Periodontitis kronis yang parah pada penderita DM diduga menjadi penyebab
bagi peningkatan konsentrasi hemoglobin terglikosilasi. Infeksi yang berasal dari
periodontitis selain meningkatkan produksi sitokin, diduga dapat pula
meningkatkan resistensi insulin yang pada akhirnya memperburuk kontrol
glikemik penderita diabetes yang juga menderita periodontitis di mulutnya. Halini dapat dilihat pada dua kutipan laporan penelitian di bawah ini.
-
7/27/2019 Periodontitis DM.docx
4/5
Hasil penelitian prospektif terhadap penderita periodontitis kronis pada pasien
DM tipe 2 di kalangan suku India Pima menunjukkan, bahwa pasien dengan
periodontitis kronis yang parah pada pemeriksaan awal adalah sekitar enam kali
lebih tinggi kemungkinannya mengalami kontrol glikemik yang buruk (HbA1c
9 %) dibandingkan pasien dengan periodontitis kronis yang lebih ringan.
Penelitian lain berupa penelitian restrospektif terhadap pasien DM tipe 2menunjukkan bahwa level HbA1c signifikan meningkat pada pasien dengan
periodontitis yang parah.2
PERAWATAN PERIODONTAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
Beberapa kelompok peneliti telah mengamati pengaruh perawatan periodontal
terhadap kontrol glikemik pasien diabetes. Stewart et al. melaporkan bahwa
terjadinya penurunan level HbA1c secara signifikan pada kelompok penderita
DM tipe 2 yang mendapat perawatan mekanis dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang tidak mendapat perawatan periodontal.
Kelompok peneliti lainnya mengamati pula pengaruh perawatan periodontal
yang dibarengi dengan pemberian antimikroba/antibiotik. Miller et al.
mengamati 10 orang pasien DM tipe 1 yang diberikan perawatan skeling,
penyerutan akar dan doksisiklin 100 secara sistemik, dan ternyata disertai
penurunan level HbA1c dan albumin terglikasi pada pasien yang mengalami
perbaikan inflamasi gingiva.
Iwamoto et al. melaporkan bahwa dengan terapi periodontal mekanis yang
dikombinasikan dengan aplikasi subgingival jel minosiklin 10 mg (Periocline)
terjadi penurunan level HbA1c yang signifikan sebanyak 0,8% pada 13 orang
pasien DM tipe 2.2
Pemberian antibiotik berupa doksisiklin atau minosiklin, keduanya merupakan
derivat tetarasiklin, ternyata mempengaruhi hasil perawatan. Hal ini disebabkan
tetrasiklin dan kedua derivatnya mempunyai potensi menghambat proseskolagenolisis dan meningkatkan sintesis dan sekresi protein. Disamping itu,
melalui mekanisme non-antikolagenase doksisiklin terbukti dapat menurunkan
level glikasi protein. Dengan demikian pemberian doksisiklin sebagai penunjang
perawatan medis pada pasien diabetik yag menderita penyakit periodontal bisa
memberikan dua keuntungan. Pertama, sebagai antibioktik berspektrum luas
yang efektif terhadap kebanyakan patogen periodontal. Kedua, sebagai
modulator bagi respons pejamu pasien diabetik terhadap infeksi periodontal,
doksisiklin menghambat glikasi non-ensimatik protein ekstraseluler dan
kemungkinan besar menghambat pula glikasi hemoglobin.2
Pada penderita DM, perawatan hanya dapat dilakukan apabila diabetesnya
terkontrol. Apabila akan dilakukan prosedur bedah yang agak besar, sebaiknya
diberikan antibiotik mulai sehari sebelumnya sebagai perlindungan.7 Bila
diabetes tidak terkontrol, pasien harus segera dirujuk ke dokter umum yang
akan melakukan pemeriksaan kadar gula urin dan kadar gula darah.8
Sebuah kerja sama yang erat antara dokter spesialis yang menangani masalah
diabetes dan periondotologist sangat penting untuk mengelola masalah-masalah
periodontal pasien dan mengurangi inflamasi dampak lingkungan yang
merugikan pada pengendalian diabetes dan kesehatan jantung. Apabila kedua ini
dikombinasikan, kedua disiplin memiliki kesuksesan yang lebih besar dalam
diagnosis dan pengendalian diabetes dan periodontitis.9
PEMBAHASANPeriodontitis dan DM memiliki hubungan timbal balik. DM dapat menimbulkan
-
7/27/2019 Periodontitis DM.docx
5/5
serangkaian perubahan pada periodonsium yang pada akhirnya bisa
mempengaruhi kondisi periodontal penderita diabetes. Di samping itu, infeksi
yang terkait dengan penyakit periodontal mempengaruhi pula status diabetes
pasien, khususnya level hemoglobin terglikasi.
Perawatan periodontal yang dibarengi pemberian minosiklin atau doksisiklin
lebih berpotensi menurunkan level hemoglobin terglikasi dibandingkan denganperawatan mekanis saja.
Dengan adanya hubungan timbal balik antara periodontitis dengan DM, seorang
dokter gigi dituntut untuk lebih profesional dalam penanganan pasien diabetes.
Kerentanan terhadap kerusakan periodontal harus dijelaskan kepada pasien dan
harus dilakukan scaling yang teratur dan perawatan kebersihan mulut yang
rutin. Disarankan dilakukannya pemeriksaan gigi dan mulut setiap tahun bagi
pasien DM karena memungkinkan dilakukannya diagnosis penyakit mulut yang
lebih awal. Para praktisi di bidang kedokteran gigi ikut bertanggung jawab
menginformasikan pasien DM mengenai komplikasi penyakit ini di rongga mulut
dan menganjurkan perawatan kesehatan mulut yang baik.