Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

28
Strategi Terapi Perawatan Periodontitis Abstrak Periodontitis merupakan sebuah penyakit inflamasi struktur pendukung gigi yang disebabkan oleh sekelompok mikroorganisme spesifik. Bentuk periodontitis agresif dapat bersifat terlokalisasi atau tergeneralisasi. Konsep masalah terlokalisasi yang dapat dirawat dengan penghantaran obat lokal tergolong menarik karena agen antimikroba dihantarkan dalam poket periodontal dan terapi ditargetkan pada mikroorganisme patogen spesifik. Artikel ini membahas penggunaan polimer mukoadhesif dalam penghantaran obat bukal. Keuntungan yang berhubungan dengan penghantaran obat bukal telah menunjukkan rute penggunaan ini berguna untuk berbagai jenis obat. Karakterisasi penting seperti kekuatan mukoadhesif, uniformitas kandungan obat, dan kisaran permeasi menjadi area penelitian utama dalam desain film bukal. Artikel berikut mendeskripsikan pendekatan

Transcript of Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

Page 1: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

Abstrak

Periodontitis merupakan sebuah penyakit inflamasi struktur pendukung

gigi yang disebabkan oleh sekelompok mikroorganisme spesifik. Bentuk

periodontitis agresif dapat bersifat terlokalisasi atau tergeneralisasi. Konsep

masalah terlokalisasi yang dapat dirawat dengan penghantaran obat lokal

tergolong menarik karena agen antimikroba dihantarkan dalam poket periodontal

dan terapi ditargetkan pada mikroorganisme patogen spesifik. Artikel ini

membahas penggunaan polimer mukoadhesif dalam penghantaran obat bukal.

Keuntungan yang berhubungan dengan penghantaran obat bukal telah

menunjukkan rute penggunaan ini berguna untuk berbagai jenis obat.

Karakterisasi penting seperti kekuatan mukoadhesif, uniformitas kandungan obat,

dan kisaran permeasi menjadi area penelitian utama dalam desain film bukal.

Artikel berikut mendeskripsikan pendekatan untuk pencegahan infeksi bakteri

lokal yang didasarkan pada piranti medis elusi antibiotik.

Kata kunci: periodontitis, polimer mukoadhesif, film bukal.

Pendahuluan

Penyakit periodontal merupakan respon inflamasi lokal yang disebabkan

oleeh infeksi poket periodontal yang diakibatkan oleh adanya akumulasi plak

Page 2: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

subgingiva. Penyakit periodontal telah dikategorikan sebagai sebuah faktor risiko

untuk penyakit sistemik seperti penyakit kardiovaskular dan bayi berat badan lahir

rendah. Infeksi mikroorganisme patogenik telah menjadi permasalahan besar

dalam berbagai bidang, khususnya dalam piranti medis, obat,

permukaan/perabotan rumah tangga, restorasi gigi dan perlengkapan bedah,

produk perawatan kesehatan dan aplikasi kebersihan, sistem pemurnian air,

tekstil, paket dan penyimpanan makanan, piranti mayor atau domestik,

aeronautika, dan lain-lain. Penyakit infeksi membunuh lebih banyak orang di

seluruh dunia daripada penyebab tunggal lainnya. Tanda klinis periodontitis

adalah perubahan morfologi jaringan gingiva, perdarahan sewaktu probing, dan

juga pembentukan poket periodontal. Poket ini menjadi sebuah lingkungan ideal

bagi pertumbuhan dan proliferasi bakteri patogen anaerobik.1,2 Mikroorganisme

yang berkolonisasi di area subgingiva merupakan faktor etiologi utama dalam

perkembangan inflamasi dan destruksi jaringan. Secara umum, infeksi tersebut

dapat dilawan melalui agen antimikroba yang rentan terhadap aksi mereka.

Masalah yang muncul adalah mikroorganisme resiten yang dapat dengan cepat

dan dengan mudah mengubah gen mereka, sehingga membuat sulit untuk

melakukan eliminasi mikroorganisme tersebut. Sebagai contoh, bakteri

Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu penyebab umum dari infeksi yang

berhubungan dengan perawatan kesehatan, dan semakin resisten terhadap

kebanyakan antibiotik. Staphylococcus aureus juga merupakan sebuah bakteri

yang umum berkolonisasi pada kulit dan mukosa manusia tanpa menyebabkan

Page 3: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

masalah berat. Namun demikian, penyakit serius yang berkisar dari penyakit rigan

sampai dengan penyakit yang dapat mengancam nyawa dapat berkembang jika

bakteri memasuki tubuh. Penyakit tersebut dapat berupa infeksi kulit dan luka,

eksema infeksi, infeksi abses, infeksi katup jantung atau endokarditis, pneumonia

dan infeksi melalui aliran darah atau baktermimia. Beberapa S. aureus resisten

terhadap antibiotik metisilin, S. aureus resisten metisilin, dan seringkali

membutuhkan jenis antibiotik berbeda untuk merawat infeksi tersebut (Gambar

1).

Gambar 1. Bakteri plak subgingiva telah menyebabkan poket periodontal

mengalami perkembangan, sehingga menyebabkan inflamasi jaringan sekitar, dan

adanya kehilangan tulang alveolar.

Tujuan terapi periodontal terkini adalah memghilangkan deposit bakteri

dari permukaan gigi, dan mengubah mikrobiota patogen menjadi mikroba yang

sejalan dengan kesehatan periodontal. Pendekatan terapi, termasuk skeling dan

root planing mekanik, dan dalam beberapa kasus, melakukan bedah. Sebagai hasil

perawatan, terdapat penurunan inflamasi gingiva dan juga kedalaman probing

klinis.3

Regio bukal rongga mulut merupakan target menarik utnuk penggunaan

obat pilihan. Penghantaran bukal melibatkan penggunaan obat yang diinginkan

melalui membran mukosa bukal rongga mulut. Film sebagai bentuk dosis telah

Page 4: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

mendapatkan relevansi dalam bidang farmasi sebagai produk baru, mudah

digunakan oleh pasien, dan nyaman. Baru-baru ini, film (atau strip) disintegrasi

oral telah ditemukan, dan telah terjadi peningkatan karakteristik mekanik film

tersebut.4 Film bukal mukoadhesif memiliki berbagai keuntungan. Karena ukuran

dan ketebalan film yang kecil, film dapat meningkatkan koorperativitas pasien

jika dibandingkan dengan tablet.3,5

Antimikroba yang diaplikasikan secara sistemik telah diajukan sebagai

perawatan periodontitis parah. Namun demikian, di awal tahun 1970-an, masalah

muncul mengenai terapi antibiotik sistemik untuk infeksi kronis seperti penyakit

periodontal. Tentu saja, efek samping, termasuk hipersensitivitas, intoleransi

gastrointestinal, dan perkembangan resistensi bakteri telah dideskripsikan.6-8

Konsentrasi obat dalam jaringan lokal dapat ditingkatkan dengan menambahkan

agen aktif ke dalam sistem penghantaran pelepasan terkontrol yang akan

ditempatkan secara langsung dalam poket periodontal.

Agar dapat digunakan dalam terapi periodontal, obat harus ditempatkan

dalam sistem penghantaran obat bioerodible yang dapat mempertahankan sebuah

kisaran pelepasan obat secara efektif dalam poket periodontal, sementara obat

dapat dilepaskan ssecara simultan selama durasi perawatan sampai dengan

beberapa hari. Keuntungan dan kemajuan terbaru dalam penghantaran berbagai

senyawa, khususnya peptida dan protein menyebabkan kerugian rute

penghantaran obat ini menjadi kurang signifikan. Beruntung, aktivitas enzim

dalam mukosa bukal relatif rendah dibandingkan rute mukosa lainnya.9

Page 5: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

Mukosa rongga mulut

Anatomi mukosa rongga mulut

Anatomi dan fisiologi mukosa rongga mulut telah dibahas secara luas

dalam beberapa publikasi.10,11 Namun demikian, sebuah penjelasan singkat dalam

bab ini sangat penting. Mikroskop cahaya menunjukkan beberapa pola maturasi

berbeda dalam epitel mukosa rongga mulut manusia yang didasarkan pada

berbagai regio rongga mulut. Sebanyak tiga lapisan berbeda dalam mukosa

rongga mulut adalah epitel, membran basal, dan jaringan ikat. Rongga mulut

tersusun dari epitel, di bawahnya terdapat membran basalis pendukung. Setelah

itu, membran basalis didukung oleh jaringan ikat (Gambar 2 dan Gambar 3).

Epitel, sebagai lapisan pelindung untuk jaringan di bawahnya, terbagi menjadi (a)

permukana non-keratinisasi dalam mukosa penyusun palatum molla, permukaan

ventral lidah, dasar mulut, mukosa alveolar, vestibulum, bibir, dan pipi, dan (b)

epitelium terkeratinisasi yang ditemukan pada palatum durum dan regio non-

gerak pada rongga mulut.11

Gambar 2. Anatomi mukosa rongga mulut.

Gambar 3. Tampilan skematik berbagai penyusun mukosa rongga mulut.10

Mukosa rongga mulut, sebuah pelindung terhadap permeabilitas

Page 6: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

Mekanisme utama yang bertanggung jawab untuk penetrasi berbagai

substansi, termasuk difusi sederhana (paraseluler, transseluler), difusi yang

dimediasi pengangkut, transpor aktif, dan pinositosis atau endositosis. Fakta

terbaru telah menunjukkan difusi pasif merupakan mekanisme utama dalam

transportasi obat di sepanjang mukosa bukal walaupun transportasi yang

dimediasi pengangkut telah tersedia dalam epitel bukal: salah satunya melibatkan

transportasi senyawa melalui ruang interseluler antara sel (paraseluler), dan

lainnya di dalam sel (transeluler). Bergantung karakteristik permean sebagai

contoh, geometrik molekuler keseluruhan, lipofilisitas, dan muatan, kedua jalur

transport yang melewati epitel bukal dapat dipilih.

Penentuan mukoadhesi

Di samping parameter penting dari kekuatna mukoadhesi dan waktu

ketahanan fulmbukal, karakteristik mekanik memainkan peranan penting dalam

integritas fisik bentuk dosis. Beberapa nilai dapat dicapai dari sebuah kurva

tegangan-regangan; namun demikian, tensile strength, elongation at break, dan

modulus elastik yang juga dikenal sebagai modulus Young merupakan yang

paling relevan terhadap penelitian film bukal.12 Penentuan karakteristik mekanik

sebuah film bukal biasanya didasarrkan pada metode ASTM D882 dan dinilai

menggunakan instrumen seperti analisis tekstur.

Modulus Young merupakan sebuah evaluasi kekakuan atau bagaimanafilm

mengalami deformasi pada regio elastik.13 Modulus Young didefinisikan dalam

Page 7: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

fase deformasi elastik awal dan didapatkan dari rasio tekanan yang diaplikasikan

dan regangan yang dihasilkan, dan dapat dikomputasikan dari slope kurva

tekanan-regangan.Polimer lunak dan lemah memiliki tensile strength rendah,

moulud Young rendah, dan elongation at break rendah, sedangkan polimer lunak

dan kuat memiliki tensile strength menengah, modulus Young rendah, dan

elongation at break tinggi.14,15 Karakteristik mekanik yang diinginkan akan

bervariasi tergantung tujuan perumusan dan metode yang dipilih, tetapi beberapa

contoh karakteristik yang didapatkan dari kurva tekanan-regangan dapat

digambarkan seperti dalam Gambar 4.16 Tear resistance film didapatkan dari kuva

tekanan-regangan, tetapi menggunakan kisaran beban sangat rendah (pergeseran

51 mm/menit). Tear resistance merupakan sebuah fungsi kompleks dari resistensi

utama film untuk mengalami ruptur, dan didapatkan dari nilai tekanan maksimum,

dan dilaporkan sebagai gaya koresponden.

Gambar 4. Contoh karakteristik yang diamati dalam kurva tegangan-regangan

dalam film polimerik.16

Terakhir, uji lain yang umum digunakan dalam dilaporkan dalam tieratur

adalah penentuan ketahanan pelipatan film. Uji dilakukan dengan melipat film di

tempat yang sama sampai film rusak. Batas uji maksimum yang seringkali

dilaporkan adalah 300 kali lipatan,17 dan nilai dilaporkan sebagai seberapa banyak

film dapat dilipat sebelum terjadi ruptur.

Page 8: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

Penghantaran obat melalui mukosa rongga mulut:

Penghantaran lokal dalam rongga mulut telah memiliki aplikasi khusus

dalam perawatan sakit gigi, penyakit periodontal, dan infeksi bakteri. Sistem

pelepasan berkelanjutan yang mampu memberikan konsentrasi obat secara

berkelanjutan dalam sirkuslasi sistemik akibat inhibisi pelepasan obat dari

formulasi merupakan bentuk dosis yang tepat untuk regio bukal di rongga mulut.

Permeabilitas yang lebih rendah dalam regio ini dibandingkan area sublingual

tergolong ideal untuk sistem pelepasan terkontrol.

Piranti penghantaran obat

Terdapat dua pendekatan untuk meningkatkan kerja obat: (i) pelepasan

obat: (i) pelepasan obat berkelanjutan dan terkontrol untuk emngurangi atau

mengeliminasi efek samping dengan meningkatkan indeks terapi; (ii)

penghantaran obat spesifik area untuk meminimalisasi efek sistemik. Sebanyak

dua strategi telah dieksplorasi melalui hubungan obat dengan berbagai medium,

baik alami atau sintetik. Sistem penghantaran obat dapat diklasifikasikan

berdasarkan mekanisme yang mengendalikan pelepasan obat. Kami membuat tiga

kategori: (i) sistem matriks terkendali pelarut yang didasarkan permeabilitas

matriks molekuler makro terhadap molekul kecil setelah perbesaran matriks ke

dalam medium terhidrasi; (ii) sistem penampungan yang dikendalikan oleh difusi

obat di sepanjang membran polimer; (iii) sistem terkontrol secara kimiawi dengan

Page 9: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

kisaran pelepasan obat dikendalikan oleh kisaran dan perluasan ikatan kimia dan

erosi matriks polimer. Untuk seluruh sistem tersebut, polimer dasar dapat bersifat

alami seperti protein18 atau kolagen,19 semi sintetik seperti derivatif selulosa20,21

atau sintetik, di antaranya harus terdegradasi selama penggunaan. Polimer alami

telah dikategorikan sebagai medium yang dapat didegradasi secara biologis.22

Kebanyakan polimer yang didasarkan sistem untuk penghantaran antibiotik dalam

perawatan penyakit periodontal telah diteliti dan dievaluasi secara in vitro

dan/atau in vivo (Tabel 1).

Tabel 1. Rangkuman beberapa sistem penghantaran intrapoket yang diteliti

Piranti penghantaran obat periodontal dapat mempertahankan sebuah

kisaran pelepasan obat secara efektif dalam poket periodontal, dan juga

mengalami erosi selama durasi perawatan sampai dengan beberapa hari. Sejumlah

variasi sistem penghantaran lokal terkhusus (sebagai contoh piranti intrapoket)

telah didesain untuk mempertahankan obat dalam cairan krevikular gingiva (GCF)

dalam sebuah konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan MIC adalah Fiber yagn

merupakan piranti serupa ulir yang digunakan untuk pelepasan obat secara

berkelanjutan ke dalam poket periodontal. Piranti tersebut dapat berupa piranti

penghantaran berongga atau matriks. Fiber berongga merupakan ruang terbuka

dalam fiber yang diisi oleh agen terapi dan agen yang dilepaskan secara sederhana

melalui difusi melalui dinding penampungan. Tidak terdapat kisaran kendali

Page 10: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

pelepasan dalam fiber jenis ini. Piranti penghantaran pertama oleh Goodson

tersusun dari selulosa asetat yang diisi dengan tetrasiklin. Fiber tersebut

melepaskan 95% obat dalam 2 jam pertama, dan pelepasan disertai oleh hukum

kinetik pertama. Walaupun kadar tetrasiklin dalam GCF masih tetap berada dalam

rentang terapi selama 24 jam, penelitian dilakukan sebagai evaluasi penghantaran

obat. Menurut Goodson, sistem fiber berongga yang digunakan dalam poket

periodontal dapat melepaskan obat secara cepat. Piranti tersebut hanya dapat

dikualifikasikan secara marjinal sebagai piranti pelepasan obat berkelanjutan.

Penelitian telah dilakukan dan telah memperlihatkan efisiensi klinis dari fiber

tersebut. Namun demikian, nilai sebenarnya dalam terapi pasien sulit untuk

diiterpretasikan karena klinisi telah menemukan teknik penempatan fiber

tergolong menantang. Sejumlah fiber telah terlepas dari poket periodontal selama

periode perawatan 10 hari. Fiber ditempatkan di sekitar gigi, di bawah marjin

gingiva, sehingga poket periodontal terlapisi oleh bahan yang melepaskan obat.

Strip dan Padatan. Sebuah strip pelepasan terkontrol berkode PT-01 yang

terbuat dari asam polimetakrilat dan hidroksipropilselulosa yang mengandung

ofloksasin 10% telah dilaporkan dalam penelitian Kimura et al. Data

menunjukkan ofloksasin dapat ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi

dibandingkan MIC kebanyakan bakteri periodontal dalam GCF selama 7 hari

melalui aplikasi PT-01 secara tunggal dalam poket periodontal manusia.

Walaupun aplikasi PT-01 mingguan di hari 0-35 menunjukkan beberapa

pergeseran lebih lanjut dalam proporsi da reduksi flora mikroba subgingiva, tidak

Page 11: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

terdapat perbedan signifikan dalam hasil mikrobiologi antara kelompok strip dan

kelompok kontrol. Akibatnya, peneliti menyatakan aplikasi PT-01 dapat

memberikan efek menguntungkan sebagai bantuan terhadap terapi konvensional.

Strip pelepasan terkontrol yang memberikan peningkatan jangka panjang

adalah strip klorheksidin.23 Percobaan terkontrol yang melibatkan klorheksidin

dalam strip etil selulose yang digunakan setiap 3 bulan sebagao terapi periodontal

pendukung telah menunjukkan keuntungan klinis secara signifikan yang

berlangsung selama 2 tahun. Karena karakteristik medium polimerik non-

biodegradasi dan merupakan satu-satunya peningkatan klinis setelah penyelesaian

perawatan, produk obat tersebut belum dipasarkan.

Sistem injeksi. Aplikasi sistem yang dapat diinjeksi tergolong mudah dan

tidak membutuhkan waktuu lama, tanpa rasa sakit, dan dikemas dalam bentuk

syringe. Selain itu, sebuah sistem penghantaran yang dapat diinjeksi dapat

mengisi poket, sehingga mencapai sejumlah besar patogen. Sebanyak dua jenis

sistem penghantaran yang dapat diinjeksi telah dteliti dalam perawatan penyakit

periodontal, partikel mikro dan jel yang dapat didegradasi secara biologis.

Partikel mikro. Partikel mikro yang didasarkan pada poli (α-asam

hidroksida) seperti polilaktida atau poli (laktida-co-glikolida) yang mengandung

tetrasiklin telah didesain untuk terapi penyakit periodontal. Kisaran pelepasan in

vitro dipengaruhi oleh pemilihan polimer, dan berdasarkan pH medium, kisaran

pelepasan meningkat ketika pH meningkat. Mikrosfer PLGA telah diajukan untuk

penghantaran histatin. Stabilitas pelepasan peptida telah dipertahankan sebesar

Page 12: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

100% melalui pelpeasan tambahan surfaktan non-ionik. Pelepasan peptida total

secara in vitro bertahan selama 1 bulan. Beberapa pertanyaan yang berhubungan

dengan retensi formulasi tersebut dalam poket periodontal membutuhkan

klarifikasi.

Jel. Sistem jel mukoadhesif yang mengandung metronidazol didesain

untuk perawatan periodontal didasarkan pada hidroksietilselulosa, Carbopol 974P,

dan Polikarbofil telah dideskripsikan. Pelepasan obat in vitro mengalami

penurunan signifikan seiring peningkatna konsentrasi polimer akibat peningkatan

viskositas formulasi dan kinetik perbesaran polikarbofil setelah kontak dengan

cairan pelarut.

Kapsul mikro. Kapsul mikro sedang digunakan untuk penghantaran agen

antibakteri dalam kapsul dalam merawat penyakit periodontal. Pelepasan sitem

obat tersebut dalam saliva atau cairan krevikuler terjadi selama periode waktu

berkepanjangan.

Film. Film merupakan sistem penghantaran matriks dengan obat yang

terdistribusi melalui polimer dan pelepasan obat yang terjadi akibat difusi

dan/atau pelarutan matriks atau erosi. Dimensi dan bentuk film dapat dikendalikan

untuk dapat sesuai dengan poket tempat film diinsersikan. Film dapat diinsersikan

dengan cepat ke dalam poket dengan sedikit rasa sakit yang disebabkan akibat

insersi film pada pasien.23 Film dapat dimasukkan secara total ke poket, dan dapat

diinsersikan ke dasar poket. Jika ketebalan film mengalami penurunan menjadi

kurang dari 400 mikrometer, maka film memiliki adhesivitas yang memadai,

Page 13: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

sehingga tidak mengganggu kebersihan rongga mulut pasien. Kedua film yang

dapat didegradasi dan tidak dapat didegradasi secara biologis telah dikembangkan.

Film yang melepaskan obat melalui difusi saja dipersiapkan menggunakan air

pelarut atau polimer non degradasi, sedangkan film dengan pelepasan obat melalui

difusi dan erosi matriks menggunakan polimer terlarut atau dapat didegradasi

secara biologis dalam matriks.

Film non-degradasi. Deskripsi piranti penghantaran matriks non-degradasi

biologis intrapoket pertama kali dilakukan oleh Addy dan kolega di tahun 1982.

Mereka mendeskripsikan penggunaan film matriks polimetakrilat untuk

penghantaran tetrasiklin, metronidazol, dan klorheksidin intrapoket.24 Ukuran film

yang tepat telah dipersiapkan. Karakteristik pelepasan in vitro dan durasi

pelepasan obat diteliti dan diperlihatkan bergantung pada tekanan obat dalam

sistem penghantaran. Film juga bergantung pada karakteristik obat yang

ditambahkan. Film yang mengandung klorheksidin 30% w/w, tetrasiklin dan

metronidazol melepaskan 57,0, 40,0, dan 96% obat. Mereka mendeskripsikan

formulasi penghantaran kadar terapi in vitro ketiga obat selama periode percobaan

14 hari. Pemeriksaan klinis film yang mengandung obat 30% w/w telah

menunjukkan strip yang mengandung metronidazol lebih efektif, tetapi tidak

terdapat evaluasi kisaran pelepasan obat secara in vivo yang dilakukan. Dalam

penelitian lebih lanjut, sistem tersebut diamati berhubungan dengan kisaran

pelepasan parameter klinis lebih lambat dan belum dikembangkan secara

komersial. Film matriks etil selulosa untuk penghantaran obat intrapoket telah

Page 14: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

dideskripsikan. Film tersebut dibuat dengan menuang etanol atau klorofom larutan

polimer ke dalam mould chamber dan membiarkan pelarut menguap.

Obat dan agen plasticizer tepat ditambahkan ke dalam larutan sebelum

penuangan. Lalu, film yang dikeringkan dipotong menjadi bentuk yang

diinginkan. Film yang mengandung klorheksidin, metronidazol, dan minosiklin

telah dikembangkan, dan diuji. Pelepasan agen terapi dari film tersebut

bergantung pada pelarut yang digunakan, adanya plasticizer, karakteristik dan

konsentrasi obat dalam film. Film yang dihasilkan dari larutan etanol yang

mengandung klorheksidin 5% w.w melepaskan 95% obat selama periode 10 hari,

sedangkan film kloroform melepaskan 20% obat selama periode 205 hari. Kondisi

ini disebabkan oleh perbedaan kelarutan obat dalam pelarut. Pelepasan obat dari

film kloroform dimodifikasi melalui penambahan PEG ke dalam formulasi.

Golomb et al mendeskripsikan film yang mengandung metronidazoldengan PEG

3000 dan menyimpulkan jumlah ikatan air kristalin ke permukaan film meningkat

dengan penambahan PEG.25

Peningkatan pelepasan obat diakibatkan oleh peningkatna ikatan air ke

permukaan matriks film yang mengandung PEG. Stabholz et al menilai efisiensi

perawatan periodtik dengan film yang mengandung klorheksidin dalam penelitian

penanganan poket periodontal selama 2 tahun.26 Perawatan menunjukkan insidensi

perdarahan sewaktu probing, kedalaman poket, dan tingkat perlekatan klinis lebih

rendah ketika dibandingkan dengan perawatan konvensional. Keterbatasan piranti

penghantaran tersebut, termasuk pelepasan dan pergantian piranti penghantaran

Page 15: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

karena tidak dapat terdegradasi. Di lain pihak, lebih sedikit keahlian yang

dibutuhkan untuk menggunakan piranti tersebut dibandingkan skeling dan

pembersihan plak.

Film yang dapat didegradasi/larut. Sistem tersebut mengalami pelarutan

atau hancur dalam kreviks gingiva, sehingga pengeluaran perawatan tidak

dibutuhkan. Pelepasan obat terjadi melalui penghancuran atau pelarutan, dan

difusi obat melalui matriks. Karakteristik pelepasan berkelanjutan dapat dicapai

melalui manipulasi dari salah satu atau lebih mekanisme pelepasan.

Jumlah polimer yang dapat didegradasi secara biologis digunakan untuk

penghantaran agen antimikroba dalam perawatan penyakit periodontal. Beberapa

polimer merupakan selulosa hidroksipropil, polyester, kolagen cross-linked, dan

film protein. Erosi piranti mungkin berhubungan pada lebih banyak pelepasan

bertahan yang diamati dari piranti mulai dari 2 sampai dengan 24 jam

Keuntungan utama dan kerugian potensial sistem penghantaran terkontrol

(CDS) untuk perawatan periodontitis.

Keuntungan sistem peenghantaran terkontrol.

1. Mempertahankan kadar obat dalam rentang terapi

2. Reduksi atau eliminasi efek samping obat yang berbahaya

3. Proteksi dari degradasi obat dengan waktu paruh in vivo pendek

4. Meningkatkan kooperativitas pasien

5. Meningkatkan penggunaan obat dalam area geografi dengan supervisi

medis rendah

Page 16: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

6. Pemberian obat terlokalisasi selama periode waktu berkepanjangan.

Kerugian sistem penghantaran terkendali

1. Toksisitas atau kurangnya kompatibilitas bahan polimer

2. Rasa sakit yang disebabkan oleh adanya implantasi piranti

3. Adanya produk sisa berbahaya dari polimer yang dapat didegradasi secara

biologis

4. Dibutuhkan prosedur bedah untuk mengimplantasi piranti dalam lokasi

yang tepat.

5. Biaya formula obat polimer tertentu.

Evaluasi piranti penghantaran lokal dalam periodontitis:

Penelitian menyangkut piranti penghantaran lokal dapat bervariasi sesuai

pemilihan pasien, perawatan yang diberikan, durasi penelitian, dan parameter

mikrobiologi dan klinis yang digunakan.

Terdapat sejumlah kecil penelitian yang mendemonstrasikan efisiensi

klinis menggunakan sistem penghantaran lokal terkendali bagi pasien

periodontitis. Desain eksperimental untuk beberapa percobaan klinis yang

menggunakan antimikroba penghantaran lokal dengan pelepasan terkendali.

Perbandingan antar laporan tidak dilakukan secara langsung karena pola

perawatan sangat berbeda. Dalam beberapa penelitian, piranti digunakan sebagai

satu-satunya perawatan untuk tiap area, tetapi lebih umum piranti digunakan

Page 17: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

sebagai bantuan perawatan. Selain itu, area kontrol efek piranti dapat bervariasi

atau bahkan tidak ada sama sekali.

Evaluasi mikrobiologi. Dalam beberapa tahun terakhir, variasi dugaan

patogen telah menjadi faktor etiologi penting dalam kerusakan jaringan

periodontal. Patogen tersebut termasuk spesies Gram negatif anaerobik seperti

Porphyromonas gingivalis (Pg), Prevotella intermedia (Pi), Bacteroides forsythus

(Bf), Fusobacterium nucleatum (Fn), spesies Selenomonas dan Campylobacter,

dan bakteri batang Gram negatif fakultatik anaerobik seperti Actinobacillus

actinomycetemcomitans (Aa) dan Eikenella corrodens (Ec). Efek terapi lokal

terkendali terhadap flora mikro nampak bersifat sementara. Kondisi ini mungkin

disebabkan oleh kontrol plak supragingiva yang tidak memadai karena beberapa

penelitian telah menunjukkan area perawatan mengalami kolonisasi ulang dengan

sangat cepat kecuali kebersihan rongga mulut yang baik dapat dipertahankan.27

Simpulan

Kebanyakan laporan literatur periodontal terkini mengenai perawatan

medis telah melibatkan tetrasiklin, metronidazol atau klorheksidin. Walaupun

agen terapi tersebut telah dipilih berdasarkan pengetahuan terkini mengenai

bakteri yang terlibat dalam penyakit periodontal, hasil ketertarikan terhadap

produsen, agen regulasi, praktisi, dan pasien sebagai efisiensi klinis. Sistem terapi

tersebut telah menunjukkan efisiensi yang kuat terhadap mikroorganisme

periodontal; namun demikian, sulit untuk menghubungkan perbaikan terapi

Page 18: Strategi Terapi Perawatan Periodontitis

dengan hasil mikrobiologi. Tentu saja, jenis uji mikroba ini dapat mempengaruhi

hasil secara dramatis dengan berbagai terapi berbeda. Oleh karena itu, agen dalam

konsentrasi tinggi tersebut memiliki beberapa efek terhadap lingkungan lokal,

tetapi hanya satu yang berhubungan dengan aktivitas antimikroba.