pb dm.docx

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dengan bertambahnya waktu maka kemajuan teknologi juga semakin bertambah.Bukan hanya teknologi saja yang semakin maju melainkan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat dan semakin meluas. Berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini diiringi dengan penemuan- penemuan baru yang berhubungan dengan kedokteran gigi. Tujuan utama perawatan kedokteran gigi yaitu untuk mempertahankan atau meningkatkan mutu kehidupan pasien kedokteran gigi. Tujuan ini dapat dicapai dengan mencegah penyakit, menghilangkan rasa sakit, memperbaiki efisiensi pengunyahan, meningkatkan pengucapan dan memperbaiki estetika. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan restorasi..Pemilihan bahan restorasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kekuatan mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi,estetik, dan bentuk jaringan gigi yang masih sehat. Namun sejalan dengan kesadaran pasien akan pentingnya faktor estetika suatu restorasi gigi, penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan. 1

Transcript of pb dm.docx

Page 1: pb dm.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan bertambahnya waktu maka kemajuan teknologi juga semakin

bertambah.Bukan hanya teknologi saja yang semakin maju melainkan

ilmu pengetahuan yang semakin meningkat dan semakin meluas.

Berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini diiringi

dengan penemuan-penemuan baru yang berhubungan dengan kedokteran

gigi.

Tujuan utama perawatan kedokteran gigi yaitu untuk mempertahankan

atau meningkatkan mutu kehidupan pasien kedokteran gigi. Tujuan ini

dapat dicapai dengan mencegah penyakit, menghilangkan rasa sakit,

memperbaiki efisiensi pengunyahan, meningkatkan pengucapan dan

memperbaiki estetika.

Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan

restorasi..Pemilihan bahan restorasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

kekuatan mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi,estetik,

dan bentuk jaringan gigi yang masih sehat. Namun sejalan dengan

kesadaran pasien akan pentingnya faktor estetika suatu restorasi gigi,

penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan.

1.2 SKENARIO

Material Restorasi

Aminah seorang Sales Promotion Girl, berusia 31 tahun

memeriksakan giginya dibagian Konservasi gigi RSGMP FKG UMI.

Setelah dilakukan pemeriksaan ekstra oral tidak ada kelainan. Pada

pemeriksaan intra oral didapatkan restorasi Onlay Porselen pada gigi 16

restorasi Amalgam pada gigi 46, restorasi Inlay Komposit pada gigi 47 dan

restorasi Glass Ionomer pada gigi 35

1

Page 2: pb dm.docx

1.3 BATASAN TOPIK

Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang bahan restorasi,

klasifikasi bahan restorasi, komposisi bahan restorasi, sifat dari bahan

restorasi, syarat ideal seta indikasi dan kontra indikasi bahan restorasi.

2

Page 3: pb dm.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi bahan restorasi

Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang

kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan

merestorasi struktur gigi yang rusak.Tujuan restorasi gigi tidak hanya

membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembalikaries, tetapi juga

mengembalikan fungsinya.

2.2 Klasifikasi Bahan Restorasi

2.2.1 Restorasi direct

Bahan restorasi secara langsung artinya bahan tambalan

diiletakkan segera kelubang gigi yang sudah dibersihkan dalam satu

kunjungan. Bahan yang termasuk dalam restorasi langsung adalah

amagam, glass ionomer, resin komposit:

a. Amalgam

Amalgam adalah suatu paduan dari merkuri dan logam lainnya.

Dental Amalgam diproduksi dengan mencampurkan cairan merkuri

dengan paduan partikel padat seperti perak, timah, tembaga, dan

kadang-kadang seng, paladium, indium, dan selenium.

b. Glass Ionomer Cement

Glass Ionomer Cement merupakan bahan restorasi yang

digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk luting material

restorasi logam dan basis material restorasi amalgam.

c. Resin komposit

Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks resin

yang didalamnya ditambahkan pasi anorganik ( quartz, partikel silica

koloidal ) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya

ditingkatkan.

3

Page 4: pb dm.docx

2.2.2 Restorasi indirect

Bahan restorasi tidak langsung memerlukan dua atau lebih

kunjungan bentukya bias berupa crown, bridge, inay dan onlay.

Crown meliputi seluruh permukaan gigi yang tampaak

dirongga mulut, sedangkan inlay betknya lebih kecil dan melekat

meliputi bentuk gigi, onlay mirip dengan inlay tetapi lebih besar

meliputi sebagian atau seluruh permukaan. Sedangkan yang

dimaksud dengan bridge (jembatan) adalah restorasi yang

enggantikan satu atau lebih gigi yang sudah hilang serta meliputi gigi

disebelahnya yang digunakan sebagai penyangga.

Bahan yang digunakan pada restorasi indirect adalah:

a. Porselen

Porselen atau dental ceramic merupakan senyawa logam dan

non logam yang digunakan sebagai komposisi structural, seperti

yang dipakai pada inlay CAD-CAM atau sebagai salah satu dari

beberapa lapisan yang digunakan padaa pembuatan protesa

berbasis keramik

2.3 Komposisi Bahan Restorasi

2.3.1 Amalgam

a. Low Copper Amalgam

Low copper alloy ini mengandung silver (68-70%), tin (26-

27%), copper (4-5%), zinc (0-1%)

b. High copper amalgam

Mengandung silver (40-70%), tin (22-30%), copper (13-30%),

zinc (0-1%).

4

Page 5: pb dm.docx

2.3.2 Glass Ionomer Cement

Glass ionomer terdiri dari 2 material utama yaitu powder da liquid

a. Powder : Calcium-Flour-Almunium Silicate glass

Ukuran maksimum partikel berkisar 13-19 µm

SiO2 29,0%

Al2O3 16,6%

CaF2 34,4%

AlPO4 9,9%

Na3AlF6 5,0%

b. Liquid : Asam polialkenoat

2.3.3 Resin Komposit

Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen.

Kandungan utama yaitu matriks resin dan partikel pengisi

anorganik. Disamping kedua bahan tersebut, beberapa komponen

lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan

bahan. Suatu bahan coupling (silane) diperlukan untukmemberikan

ikatan antara bahan pengisi anorganik dan matriks resin, juga

aktivator-aktivator diperlukan.

2.3.4 Porselen

Keramik gigi adalah bahan non metal, struktur inorganic, dan

biasanya terbuat dari oksigen dengan satu atau dua elemen metal

atau non metal, diantaranya adalah feldspar, kaolin, silica (quartz),

alumina oksida, boric oksida, oksida, dan bahan pewarna.

Ingredients wt % Function

1. Feldspar 60-80 Basic glass former

2. Alumina 8-20 Strengthener, glass former, opacifier

3. Kaolin 3-5 Binder during firing

5

Page 6: pb dm.docx

4. Quartz 15-20 Filler

5. Boric Oxide 2-7 Glass former, flux

6. Oxide (Na, K, Ca) 9-15 Glass modifiers, interrupter, fluxes

7. Metallic pigments <1% Colour matching (Oxide of Zn, Sn, Ti

as colour pigments and shade)

8. Many other oxide of ZrO2,

SnO2, BaO, TiO2, B2O3

TRAC

E

2.4 Sifat-Sifat Bahan Restorasi

2.4.1 Amalgam

a. Sifat Fisis

1. Perubahan Dimensi

Perubahan minimal dimensi setelah kondensasi penting.

Kontraksi berlebihan dapat menyebabkan kebocoran dan

sensitivitas. Ekspansi yang berlebihan juga dapat menyebabkan

sensitivitas. Dimensi perubahan dipengaruhi oleh banyak faktor,

seperti rasio merkuri / paduan serta trituration dan teknik

kondensasi. Hasil terbaik adalah diperoleh dengan mengikuti

rekomendasi pabrikan. .

2. Creep

Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan

dimensi secara bertahap yang terjadi ketika material diberi

tekanan atau beban. Untuk tumpatan amalgam, tekanan

mengunyah yang berulang dapat menyebabkan creep. ANSI-ADA

specification no.1 menganjurkan agar creep kurang dari 3%.

Amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi mempunyai

nilai creep yang jauh lebih rendah, beberapa bahkan kurang dari

0,1%.

6

Page 7: pb dm.docx

b. Sifat Mekanik

1. Strength

Semua bahan restorasi memerlukan kekuatan yang cukup

untuk menghindari terjadinya fraktur. Jika desain amalgam cukup

baik, kegagalan relatif dapat dihindari, sulit menemukan faktor

apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan.

Macam-macam strength pada amalgam.

Compressive strength

Compressive strength merupakan sesuatu yang berguna

untuk membandingkan material yang umumnya lemah

terhadap regangan seperti amalgam, semen, dan resin

komposit. Ketahanan terhadap gaya kompresi adalah kekuatan

yang paling menguntungkan karakteristik amalgam. Karena

amalgam terkuat di kompresi dan jauh lebih lemah pada

regangan dan pergeseran.

Tensile strength

Tensile strength terjadi jika, terjadi fraktur pada bahan yang

diberi kekuatan yang saling menjauh satu sama lain. Meskipun

tegangan utama yang terjadi selama pengunyahan adalah

tekanan kompresif, namun tekanan lain juga terjadi. Dan

ketika kekuatan tersebut mempengaruhi suatu tegangan tarik

(tensile stress) , fraktur akan mungkin terjadi. Amalgam

mempunyai tensile strength yang lebih kecil dari compressive

strength-nya. Tensile strength amalgam adalah sekitar 1/8

( 12,5 %) dari compressive strength-nya.

Flexural (transverse) strength

Nilai ini sering disamakan dengan modulus of rupture,

karena amalgam adalah bahan yang rapuh. Amalgam dapat

menahan perubahan bentuk selama uji transversal strength.

Flexural (transverse) strength dapat diartikan sebagai

kekuatan untuk menahan beban transversal yang terjadi

7

Page 8: pb dm.docx

selama pengunyahan. Flexural strength pada low copper

amalgam adalah sekitar 120-130 MPa, sedangkan pada high

copper adalah sekitar 90-110MPa.

c. Sifat Kimia

1. Reaksi elektrokimia sel galvanic

Korosi galvanic terjadi ketika dua atau lebih alloy berkonntak

dalam larutan elektrolit, dalam hal ini saliva besarnya arus galvanic

dipengaruhi oleh usia retorasi perbedaan potennsial korosi sebelum

berkontak dan daerah permukaan.

2. Korosi

Reaksi elektrokimia yag bias menghasilkan degradasi struktur dan

property mekanis

2.4.2 Glass Ionomer Cement

a. Sifat Fisis

GIC digunakan sebagai bahan restorasi yang kekuatannya tahan

terhadap fraktur, lebih rentan terhadap keausan dibanding dengan

komposit, dapat melekat dengan email dan dentin dan bersifat anti

kariogenik.

b. Sifat Biologi

Mempunyai sifat antikaries yang sama dengan semen silikat. GIC

melepaskan fluoride yang dapat mencegah karies sekunder. GIC

bersifat biokompatibel non iritan dan non toksik.

c. Sifat Mekanis

1. Compressive strength atau kekuata kompresi

Berkisar antara 90-230 MPa. Modulus elastisitasnya 3,5-6,4

MPa sehingga tidak terlalu kaku dan lebih dekat terhadap

perubahan bentuk elastis.

8

Page 9: pb dm.docx

2. Bond Strength (kekuatan ikat)

Kekuatan GIC untuk berikatan dengan dentin 1-3 MPa

2.4.3 Resin Komposit

a. Sifat fisis

1. Warna.

Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang

disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan.Stabilitas

warna resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda

seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan

warna bisa juga terjadi dengan oksidasi dan akibat dari

penggantian air dalam polimer matriks. Untuk mencocokan

dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki

warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai

struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk

menyesuaikan dengan warna email dan dentin.

2. Strength

Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih

rendah dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan

untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan

dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.

3. Setting

Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60

detik sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran.

Pencampuran dan setting bahan dengan light cured dalam

beberapa detik setelah aplikasi sinar.

9

Page 10: pb dm.docx

d. Sifat mekanis

1. Adhesi

Terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu

berkontak disebabkan adanya gaya tarik – menarik yang timbul

antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan

secara kimia dengan email.

2. Kekuatan dan keausan

Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih

unggul dibanding dengan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit

dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan

bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi

memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks

yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.

2.4.4 Porselen

a. Sifat Mekanis

Sifat mekanis berhubungan dengan kemampuan suatu bahan

untuk menahan tekanan yang diberikan pada saat digunakan maupun

dalam proses pembuatannya. Sifat ini bergantung pada komposisi,

mikrostruktur dan daya alir.Sifat alamiah dan penambahan bahan

penguat yaitu fase kristalin juga memberi pengaruh terhadap sifat

mekanis bahan keramik gigi. Berikut ini akan dibahas sifat mekanis

keramik gigi yaitu strength, shrinkage dan hardness.1

1. Strength

Strength adalah stress maksimum yang dapat dikeluarkan

benda pada saat benda itu patah atau rusak total, biasanya juga

disebut Ultimate strength. Bila bahan tersebut memberikan stress

sebelum putus oleh karena suatu tension disebut sebagai Ultimate

10

Page 11: pb dm.docx

Tensile Strength, sedangkan bila memberikan stress sebelum

hancur disebut Ultimate Compressive Strength1.

2. Shrinkage

Penyebab shrinkage selama pembakaran adalah adanya

hambatan pada saat kondensasi.Makin sedikit air yang tinggal

sewaktu pembakaran dimulai, maka makin sedikit terjadi

Shrinkage. Selama proses pembakaran keramik gigi akan terjadi

penyusutan sebanyak 30% - 40% dari volume awal. Oleh karena

itu, mahkota keramik harus dibuat lebih besar dari ukuran

sebelum pembakaran.

Jumlah Shrikage keramik gigi tergantung pada ukuran

distribusi partikel. Inti keramik yang lebih kecil diperoleh dari

distribusi partikel yang lebih besar, menghasilkan tegangan yang

lebih tinggi sehingga ,menyebabkan lebih banyak terjadi

penyusutan.

3. Hardness

Hardnessatau kekerasan bahan keramik gigi dapat diartikan

sebagai suatu karakteristik yang dihubungkan dengan kemampuan

bahan tersebut untuk bertahan terhadap penetrasi pada permukaan

yang dapat menyebabkan retak dan fraktur serta abrasi akibat

aliran yang plastis.

b. Sifat fisis

Sifat fisis keramik merupakan sifat yang berhubungan dengan

sifat sifat material yang ada didalam keramik tersebut. Berikut ini

akan diuraikan sifat fisis keramik yaitu mengenai Thermal ekspansi

dan warna.1

1. Thermal Ekspansi

Thermal ekspansi merupakan kemampuan suatu bahan untuk

ekspansi atau memuai bila dipanaskan dan akan menyusut bila

11

Page 12: pb dm.docx

didinginkan. Bila ekspansi dan kontraksi akibat perubahan suhu

merupakan karakteristik penting. Ekspan dan kontraksi biasanya

diukur dan dinyatakan dalam koefisien linear thermal ekspansi

yang diartikan sebagai penambahan panjang suatu benda

dibandingkan dengan nilai panjang semula jika temperatur 1° C.1

2. Warna

Alasan utama pemeliharaan keramik gigi sebagai bahan

restorasi adalah kualitas estetis yang sebanding dengan struktur

gigi dalam hal translusensi, warna dan intensitasnya. Struktur

gigi akan mempengaruhi keramik gigi. Dentin biasanya lebih

opak dari email dan merefleksikan atau memantulkan cahaya.

Email merupaka lapisan Kristal diatas dentin dan dibentuk oleh

selapis tipis prisma bersama substansi organic. Indeks bias email

dan dentin adalah berbeda sehingga disebarkan melalui reflekkasi

dan refraksi atau pembiasan untuk menghasilkan efek

translusensi.1

c. Sifat Biologis

Biokompabilitas

Seluruh bahan restorasi bahan keramik gigi harus

dipertimbangkan penggunaannya terhadap stabilitas kesehatan

rongga mulut dan biokompabilitas yang baik. Biokompabilitas

diartikan sebagai kemampuan suatu bahan dapat bertahan terhadap

korosi, perubahan selama pemakaian serta tidak menimbulkan

reaksi penolakan terhadap jaringan tubuh.7

2.5 Syarat Ideal bahan restorasi

1. Harus mudah digunakan dan tahan lama

2. Kekuatan tensil cukup 

3. Tidak larut oleh saliva dalam rongga mulut serta tidak korosi di dalam

rongga mulut

12

Page 13: pb dm.docx

4. Tidak toksik dan iritatif baik pada pulpa maupun pada gingival

5. Mudah dipotong dan dipoles

6. Derajat keausan sama dengan email

7. Mampu melindungi jaringan gigi sekitar dari karies sekunder

8. Koefisien muai termis sama dengan enamel / dentin

9. Daya penyerapan airnya rendah

10. Bersifat adhesive terhadap jaringan gigi

11. Radiopaq

2.6 Indikasi dan Kontra-indikasi Bahan Restorasi

2.6.1 Amalgam

a. Indikasi

1. Untuk gigi posterior

2. Karies pit dan fissure gigi posterior, karies proksimal gigi

posterior, karies permukaan halus (sisi bukal/lingual)

3. Pasien dengan insdensi karies tinggi

b. Kontra-indikasi

Gigi yang memerlukan estetika baik ( terutama gigi anterior)

2.6.2 Glass Ionomer Cement

a. Indikasi

1. Untuk gigi posterior

2. Karies pit dan fissure gigi posterior, karies proksimal gigi

posterior, karies permukaan halus (sisi bukal/lingual)

3. Pasien dengan insdensi karies tinggi

b. Kontra-indikasi

Gigi yang memerlukan estetika baik ( terutama gigi anterior)

2.6.3 Resin Komposit

a. Indikasi:

13

Page 14: pb dm.docx

1. Restorasi klas I, II, III, IV, dan V

2. Sebagai bahan base lining atau core builtup

3. Sebagai fissure sealant pada restorasi resin preventif

4. Restorasi estetik : seperti veneer, penutupan diastema, modifikai

kontur gigi

5. Semen untuk restorasi indirect resin

6. Splinting

b.Kontra indikasi :

1. Restorasi gigi posterior dengan beban pengunyahan yang berat

2. Kontrol cairan buruk

2.6.4 Porselen

a. Indikasi:

1. Mengoreksi diastema

2. Memperbaiki diskolorisasi gigi yang megalami erubahan warna

karena flourosis, tetrasiklin

3. Menutupi cacat pada email

4. Megoreksi betuk gigi seperti peg-shaped

5. Memerbaiki kerusakan struktur gigi, seperti gigi yang mengalami

fraktur

b.Kontra indikasi:

1. Penderita dengan kebiasaan buxism/aktiviitas fungsional yang

menyebabkan chipping

2. Gigi dengan email yang ttidak memadai untuk retensi yang cukup

3. Fraktur gigi yang parah

4. Celah interdental yang besar (diastema yang besar)

5. Gigi dengan mahkota yang pendek

6. Gigi dengan restorasi yang besar dan dalam

BAB III

14

Page 15: pb dm.docx

PENUTUP

Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang

kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan

merestorasi struktur gigi yang rusak.Tujuan restorasi gigi tidak hanya

membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembalikaries, tetapi juga

mengembalikan fungsinya.

Bahan restorasi dibagi menjadi dua yaitu restorasi direct dan indirect.

Restorasi direct berupa amalgam, resin komposit, dan glass ionomer cement

sedangkan resorasi indirect berupa crown, inlay, onlay, bridge dan bahan

yang digunakan yaitu porselen.

15

Page 16: pb dm.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat Ihmad. 2008.Bahan Restorasi. USU : Sumatera Utara.

2. Gladwin M, Bagby M. Clinical Aspects of Dental Materials. Fourth

Edition. 2004

3. Craig G Robert. Restorative Dental Materials.Mosby Texas. 2002.

4. Horsted-Bindslev, dkk. Tambalan Amalgam. EGC. Jakarta

5. Kidd. M.A, dkk. Dasar-Dasar Karies. EGC.Jakarta

6. McCabe F, Walls G W. Applied Dental Materials. Blackwell.

Australia

7. Bahan Restorasi Direct. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara

8. Adenan Aprilia.Seleksi Kasus-Kasus Veneer Porselen. Universitas

Indonesia.

16