Perdarahan Gastrointestinal
description
Transcript of Perdarahan Gastrointestinal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS
A. DEFINISI
Perdarahan saluran cerna dapat bermanifestasi klinis mulai dari ringan hingga berat yang
mengancam jiwa. Hematemesis adalah muntah darah segar (merah segar) atau hematin
(hitam seperti kopi) yang merupakan indikasi adanya perdarahan bagian atas atau proksimal
ligamentum Treitz. Melena (feses bewarna hitam) biasanya berasal dari perdarahan saluran
cerna bagian atas, walaupun perdarahan usus halus dan proksimal kolon juga dapat
menyebabkan manifestasi ini.
B. EPIDEMIOLOGI
C. ETIOLOGI
Perdarahan saluran cerna bagian atas dapat terjadi pada beberapa keadaan, seperti :
1. Pecahnya varices eopfagus (tersering di Indonesia, 70 – 75%)
2. Perdarahan tukak peptik
3. Gastritis erosiv (biasanya karena OAINS)
4. Gastric ulcer
5. Duedonum ulcer
6. Keganasan
Pada kasus ini hematemesis melena pada pasien lebih mengarah kepada :
1. Gastritits erosif
2. Gastropati OAINS
1. GASTRITIS EROSIF
A. DEFINISI
D. PENGELOLAAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS
1. Pemeriksaan awal pada perdarahan saluran cerna
2. Stabilisasi cairan pada perdarahan saluran cerna
3. Membedakan perdarahan saluran cerna bagian atas atau bawah
4. Diagnosis penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas
5. Terapi perdarahan saluran cerna bagian atas
1. PEMERIKSAAN AWAL PERDARAHAN SALURAN CERNA ATAS
Pada langkah awal penanganan perdarahan saluran cerna bagian atas, sebaiknya kita menilai
terlebih dahulu beratnya perdarahan dengan melihat status hemodinamik dengan melakukan
beberapa pemeriksaan, meliputi :
a. Tekanan darah dan nadi pada posisi tirah baring
b. Menilai nafas
c. Menilai tingkat kesadaran
d. Ada tidaknya vasokonstriksi perifer (akral dingin)
e. Produksi urin
Pada kasus perdarahan dalam jumlah melebihi 20% volume intravaskuler akan
mengakibatkan kondisi hemodinamik yang tidak stabil, dengan tanda sebagai berikut :
a. Hipotensi (<90/60 mmHg) dengan frekuensi nadi > 100 kali/menit
b. Kesadaran menurun
c. Anuria atau oliguria (produksi urin <30ml/jam)
Kemudian pada kasus perdaran akut dalam jumlah besar juga dapat dilihat dari gejala klinis,
seperti hematemesis, hematoksesia (BAB darah segar), pada NGT terdapat darah segar
dengan lavage tidak segera jernih, hipotensi persisten.
2. STABILISASI HEMODINAMIK PADA PERDARAHAN SALURAN CERNA
Pada perdaran saluran cerna dapat terjadi gangguan hemodinamik, sehingga diperlukan
pemberian kristaloid segera dengan drip cepat, hingga terlihat hemodinamik membaik seperti
tekanan darah naik, dan nadi teraba kuat.
Pada kondisi ini diperlukan pemeriksaan darah segera, antara lain menentukan golongan
darah, kadar hemoglobin, hematokrit, trombosit dan leukosit, juga bisa ditambahkan
pemeriksaan dengan APTT dan PTT jika dicurigai adanya gangguan pada faktor pembekuan.
Pemberian transfusi darah sebaiknya dengan menggunakan PRC (Packed Red Cell).
Pertimbangan dilakukan transfusi sebaiknya mempertimbangkan pada keadaan berikut :
a. Perdarahan dalam kondisi hemodinamik tidak stabil
b. Perdarahan baru atau masih berlangsung yang jumlahnya diperkirakan 1 liter
c. Perdarahan baru atau masih berlangsung dengan hemoglobin < 10g% atau hematokrit
<30%
d. Terdapat tanda- tanda oksigenasi jaringan menurun (akral dingin dan sianosis).
3. MEMBEDAKAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS ATAU
BAWAH
Pada perdarahan saluran cerna bagian atas memiliki beberapa karakteristik dari gejala klinis,
antara lain :
a. Hematemesis, muntahannya bewarna seperti kopi karena berubahnya darah karena asam
lambung, merah segar yang biasanya berasal dari esofagus atau menandakan bahwa
masih ada perdarahan aktif.
b. Melena, BAB bewarna hitam terkadang cair, dengan jumlah perdarahan 50 – 100 ml atau
lebih.
c. Hematoksesia, hanya terjadi jika perdarahan pada saluran cerna atas yang sangat hebat
dengan volume perdarahan yang banyak melebihi 1000 ml dan disertai penurunan
kesadaran atau syok.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda vital sign, akses vena, selang naso gastrik, pemeriksaan lab (Hb,
Hmt, Ttrombosit, PTT, APTT)Transfusi kristaloid, transfusi darah (sesuai indikasi)
Hemodinamik stabilPerdarahan berhenti
Tekanan darah > 90/60 mmHgTekanan darah rata2 >70 mmHgNadi < 100 x/menitHb > 9g%Test Tilt (-)
Hemodinamik stabilPerdarahan berlanjut
Hemodinamik tidak stabilPerdarahan aktif
Hemodinamik stabilPerdarahan aktif (-)
Terapi empiris :Vitamin K 3 x 1 amp
Obat2 antisekresiAntasid
sukralfat
Obat vasoaktif :Somastostatin, octreolide, vasopressin + nitrat
STABILISASI
Rujuk untuk evaluasi elektif lebih lanjut
PERDARAHAN BERHENTI
Tekanan darah > 90/60 mmHgTekanan darah rata2 <70 mmHgNadi 100 x/menitHb < 9g%Test Tilt (+)
Radiologi barlinsaluran cerna bagian atasAtau lakukan endoskopi
REFERRAL INSTABLE HEMODYNAMIC
4. TERAPI PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS