Pemicu 4 - Imunologi

download Pemicu 4 - Imunologi

of 77

Transcript of Pemicu 4 - Imunologi

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    1/77

    PEMICU 4

    Kakiku bengkak,kencingku gelap

    Sheila Jessica A405100047

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    2/77

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    3/77

    LO 1.DEFINISI DAN JENIS-JENIS

    PENYAKIT AUTOIMUN

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    4/77

    DEFINISI AUTOIMUN

    Respons imun terhadap antigen jaringan

    sendiri yang disebabkan oleh mekanisme

    normal yg gagal berperan untuk

    mempertahankan self-tolerance sel B, sel T,

    atau keduanya. (FKUI)

    Kegagalan dari mekanisme normal terhadap

    toleransi sendiri sehingga menghasilkanperlawanan terhadap sel dan jaringan sendiri.

    (ABASS)

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    5/77

    Toleransi imunologi

    Yaitu suatu keadaan saat seseorang tidak

    mampu mengembangkan suatu respons imun

    melawan suatu antigen yang spesifik.

    Toleransi diri (self tolerance) secara spesifik

    menunjukkan kurangnya responsivitas imun

    terhadap antigen jaringannya sendiri.

    Ada dua jenis:

    Toleransi sentral

    Toleransi perifer

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    6/77

    Toleransi sentral

    Mekanisme ini menunjukkan pemusnahan

    limfosit B dan T yang self reactive selama

    pematangannya dalam organ limfoid sentral

    melalui apoptosis. Namun proses ini kurangsempurna.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    7/77

    Toleransi perifer

    Sel T self reaktif yang lolos dari toleransi

    sentral akan dimusnahkan dengan cara:

    Anergi: inaktivasi ireversibel. Limfosit T

    memerlukan 2 sinyal saat pengenal antigen yakni

    antigen itu sendiri dan sinyal kostimulator yang

    dihasilkan APC. Bila tidak ada sinyal ini sel T

    menjadi anergik. Begitu juga dengan sel B, bilahanya mendapat antigen saja tanpa bantuan dari

    sel T yang spesifik.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    8/77

    Apoptosis yang diinduksi aktivasi:

    Pada mekanisme ini terjadi ikatan antara ligand fas

    (suatu protein yang secara struktural sama dengan

    sitokin TNF, berperan dalam pembunuhan yang

    diperantarai CTL). Pengeluaran Fas sangat

    meningkat pada sel T aktif. Ikatan antar ligand Fasdapat mengakibatkan apoptosis pada sel T yang

    autoreaktif di perifer.

    Penekanan perifer oleh sel T

    Sel T supresor mungkin saja berperan dalam

    mekanisme tambahan untuk menekan sel T yang

    autoreaktif

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    9/77

    Penyakit autoimun

    Bagian yang

    terserang

    Organ spesifik

    Non organ spesifik

    (Sistemik )

    Mekanisme

    Melalui antibodi

    Melalui kompleksimun

    Melalui sel T

    Melalui faktorhumoral dan

    seluler

    Melalui

    Komplemen

    KLASIFIKASI

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    10/77

    Klasifikasi menurut organ

    Penyakit autoimun organ spesifik Contoh alat tubuh yang menjadi sasaran penyakit

    autoimun adalah kelenjar tiroid, kelenjar adrenal,lambung, dan pankreas

    Pada penyakit2 tersebut dibentuk antibodi terhadapantigen jaringan sel alat tubuh sendiri.

    Penyakit autoimun non-organ spesifik/sistemik

    Terjadi karena dibentuknya antibodi terhadap

    autoantigen yang tersebar luas didalam tubuh,misalnya DNA

    Dapat ditemukan pada penyakit reumatoid sepertiartritis reumatoid dan lupus eritematosus sistemik

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    11/77

    Penyakit autoimun organ spesifik

    Penyakit Antigen

    Penyakit addison Protein mikrosom sel adrenalAnemia autoimun hemolitik Membran sel darah merah

    Anemia pernisiosa Antigen sel parietal gaster

    Faktor intrinsik

    Sindrom Gullain-Bare Saraf periferEnsefalomielitis diseminasi akut Basic Protein Myelin

    IDDM Antigen sel Langerhans pankreas

    Sindrom Goodpasture Kolagen membran basalis (tipe IV)

    Penyakit Graves Thyroid Stimulating Hormone ReceptorsTiroiditis Hashimoto Tiroglobulin

    Miastenia Gravis Reseptor asetilkolin

    Sindrom Sjogren Sel epitel saluran kelenjar saliva

    Polimiosistis otot

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    12/77

    Penyakit autoimun non-organ spesifik(sistemik)

    Penyakit Antigen

    Ankylosing spondilytis Vertebral

    Hepatitis kronik aktif Nuklei, DNA

    Sklerosis multipel Otak/ myelin basic protein

    Artritis reumatoid IgG (rheumatoid factor)

    jaringan ikat

    Skleroderma Nuklei, sentromer,

    topoisomerase 1

    Sindrom Sjogren Kelenjar eksokrin, ginjal, hati,

    tiroid

    LES dsDNA, antigen nukleir

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    13/77

    Perbedaan Penyakit Autoimun Organ

    Spesifik dengan Non Organ Spesifik

    Organ Spesifik Perbedaan Non-Organ spesifik

    Terdapat di dalam alat

    tubuh tertentu

    Antigen Tersebar di seluruh tubuh

    Antigen di dalam tubuh Kerusakan Penimbunan kompleksterutama dalam ginjal,

    sendi, dan kulit.

    Dengan Antibodi organ Tumpang tindih Dengan antibodi non-organ

    spesifik,penyakit spesifik

    dan penyakit lainnya

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    14/77

    Organ spesifik Non-organ spesifik

    Kadar Ag di limfoid rendah

    Kadar Ag di limfoid tinggi

    Ab & kerusakan organ spesifik

    Ab & kerusakan organ tidak

    spesifik

    Kerusakan disebabkan oleh

    hipersensitivitas seluler dan atau Ab

    Kerusakan disebabkan endapan

    kompleks Ag-Ab

    Tujuan terapi : mengontrol defisit

    metabolik / menjadikan sel T toleran

    Tujuan terapi : mencegah inflamasi

    dan sintesis Ab

    Kecenderungan ke kanker organ

    Kecenderungan ke neoplasma

    limforetikular

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    15/77

    Klasifikasi menurut mekanisme1. Penyakit autoimun

    melalui antibodi

    Keterangan

    Anemia Hemolitik autoimun

    (AHA)

    AHA dengan Ab panas Menunjukkan reaktivitas optimum pada suhu 37oC

    Terutama terdiri dari IgG

    Dapat ditemukan pada sel darah merah

    Fagositosis sel darah merah yang dilapisi Ab/opsinisasi terutamaterjadi di limpa

    AHA dengan Ab dingin Hemolise biasanya ringan dan gejala terjadi pada pajanan ektremitas

    dengan dingin

    Antibodi dingin hanya diikat pada suhu di bwh 37oC

    Yang berperan terutama adalah IgM

    Hemoglobinuria dingin

    paroksima (HDP)

    Antibodi jenis bersifat bifasik (biasanya dibwh 15oC) dan

    menghacurkannya bila suhu meningkat sampai 37oC

    Gejalanya dapat berupa panas, sakit di ekstremitas, ikterik,

    hemaglobinuria setelah terpajan dengan dingin

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    16/77

    Miastenia Gravis Merupakan penyakit kronis akibat

    adanya gangguan dalam transmisi

    neuromuskulerSekitar 60-80% pasien menunjukkan

    antibodi thd reseptor asetilkolin.

    Penyakit Grave, hipertiroidism Ditimbulkan oleh produksi hormon

    tiroid (tiroxin)

    Gejalanya dapat berupa panas, sakit

    di ekstremitas, ikterik,hemaglobinuria stlh terpajan dengan

    dingin

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    17/77

    2. Penyakit autoimun melalui kompleks imun

    Lupus Eritematosus Sistemik (LES)

    Artritis reumatoidSicca complex

    Sindrom Goodpasture

    Anemia pernisiosaRheumatik fever atau demam reuma

    Sindrom paska perikardiotomi dan sindrom paska

    infark miokard

    Skleroderma

    ITP (trombositopenia idiopatik)

    Penyakit bulosa

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    18/77

    3. Penyakit autoimun melalui sel T Keterangan

    Sklerosis multipel Penyakit neuromuskuler yang sering

    menunjukkan relaps dengan periodeeksaserbasi dan remisi yang terjadi lebih

    sering pada wanita dibandingkan pria

    Ensefalopati diseminasi akut

    (EMDA)

    Dapat terjadi setelah pemberian vaksin yang

    dilemahkan

    Gejalanya berupa sakit kepala, demam, leher

    kaku, dan lemas

    Sindrom Gullian-Bare Terjadi setelah infeksi (campak, influensa,

    vaksinasi influenza)

    Dapat mengenai semua gol umur

    Goiter Merupakan penyakit pada kelenjar tiroid

    yang dapat ditemukan pada wanita dewasa

    tua

    Terjadi pembesaran kelenjar tiroid sehingga

    dapat menimbulkan kerusakan

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    19/77

    4. Penyakit autoimun melalui faktor

    humoral dan seluler

    Keterangan

    Diabetes Melitus tipe I (Insulin

    Dependent DM/IDDM)

    Terjadi akibat destruksi imunologik sel

    beta dari sel Langerhans pankreas yang

    memproduksi insulin

    Gambaran klinis dan patologis

    memperlihatkan adanya ketidakmampuan

    tubuh memproduksi insulin sehingga

    pasien rentan terhadap fluktuasi kadar

    gula darah

    Tiroiditis kronis (tiroiditis Hashimoto) Penyakit tiroid yang terutama mengenai

    wanita antara usia 30-50 tahun

    Gambaran klinis dan patologis

    menunjukkan kelenjar tiroid yang dapat

    membesar (goiter) dengan konsistensi

    yang kenyal atau keras.

    Polimiositis-dermatomiositis Merupakan penyakit inflamasi akut dan

    kronis dari otot2 (polimiositis) yang sering

    mengenai kulit (dermatomiositis)

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    20/77

    5. Penyakit autoimun melalui

    komplemen

    Keterangan

    SLE Sebabnya belum diketahui

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    21/77

    LO 2. MEKANISME PENYAKIT AUTOIMUN

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    22/77

    MEKANISME YANG DAPAT

    MENGINDUKSI AUTOIMUNITAS

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    23/77

    MEKANISME AUTOIMUN

    Sekuestrasi Antigen

    Suatu antigen yang karena tidak pernah kontak

    dengan sistem imun, maka ketika suatu saat

    terbebas (misalnya karena infeksi) akan dianggapasing dan menimbulkan pembentukan

    autoantibodi

    C/: auto antibodi terhadap sperma setelah

    vasektomi, lensa mata setelah trauma mata, otot

    jantung pasca infark miokard, dll.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    24/77

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    25/77

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    26/77

    MEKANISME AUTOIMUN

    Aktivasi sel B poliklonal

    Pengaktifan sel B secara langsung oleh EBV dan

    Malaria, mengakibatkan terbentuknya

    autoimunitas

    Peran CD4 dan Reseptor MHC

    CD4Efektor utama pada penyakit autoimun.

    TCRDapat mengikat antigen selsendiriAutoimun

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    27/77

    MEKANISME AUTOIMUN

    Keseimbangan Th1 dan Th2

    Pada autoimun, Th1 akan >Th2

    Sitokin pada autoimunitas

    Karena terjadi gangguan mekanisme dari produksi

    antagonis sitokin dan inhibitornya, menimbulkan

    efek patofisiologik

    Khususnya IL-1 dan TNF

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    28/77

    FAKTOR LINGKUNGAN YANG

    BERPERAN

    Kemiripan Molekular dan infeksi

    Virus: Coxsackie A9,B2,B4,B6Poliartritis, Myalgia,Ruam kulit

    Bakteri:

    Karditis reumatik-demam reuma akut

    Disebabkan oleh antibodi terhadap streptokokus yang diikatjantung dan mengakibatkan miokarditis

    Sindrom Reiter dan artritis Reaktif

    Infeksi saluran cerna oleh salmonela, shigella atau kampilobaktermengakibatkan artritis, uveitis dan uretritis (Triad Sindrom Reiter)

    Eritema Nodosum

    Bakteri lain

    C. JejuniSindroma Guillan-Barre

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    29/77

    FAKTOR LINGKUNGAN YANG

    BERPERAN Hormon

    Wanita > Pria terkena penyakit autoimun

    Kehamilanmemperparah RA

    Obat:

    Banyak obat yang dapat menyebabkan autoimun Radiasi UV

    Pemicu inflamasi kulit dan SLE

    Memutasi struktur radikal bebasimunogenisitas

    O2Radikal Bebas

    Menimbulkan inflamasi

    Logam

    Menimbulkan efek terhadap sistem imun in vitro maupun in vivo.

    Contoh: Zn, Cu, Cr, Pb, Cd, Pt, Silikon, Perak

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    30/77

    AUTOIMUN AKIBAT OBAT

    GEJALA OBAT

    Hepatitis kronis aktif Halotan (anastesi umum)

    Anemia hemolitik Metildopa (antihipertensi)

    Anti membran basal glomerular D-penisilamin (AR)

    Miastenia gravis D-penisiliamin

    Pemfigus D-penisiliamin

    SLE Hidralazin (antihipertensi)

    Prokainamid (antiaritmia)

    D-penisilamin

    Minosiklin (antibiotik pd akne)

    Glomerulonefritis D-penisilamin

    Sindrom menyerupai skleroderma Triptofan (antidepresan)

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    31/77

    LO 3.PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    32/77

    Antibodi dlm serum

    ada 4 cara :

    -RIA

    -ELISAmenghindari penggunaan radioisotop, tetapi memerlukanperalatan khusus

    -imuno-fluoresensimemerlukan reagens mahal

    -elektroforesis countercurrentmudah dikerjakan, murah, tetapi

    relatif insensitif Imunofluoresensi

    IFT ditemukan untuk menemukan banyak autoantibodi dlm

    serum. Spesimen biopsi dapat diperiksa dgn cara imunohistikimia.

    Endapan imunoglobulinkarna reaksi dgn organ atau antigen

    spesifik untuk jaringan. Cara ini penting untuk diagnostik penyakit

    antibodi basal membran glomerulus dan penyakit bulosa kulit

    Pemeriksaan komplemen

    kadar komplemen normal, namun konsumsinya dapat diketahui

    dgn mengukur pecahan atau produk aktivasinya

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    33/77

    RIA

    Antibodi Metoda Hasil Relevansi klinis

    dsDNA 125I-DNA-ikatan direk Presentase ikatan

    atau IU/ml

    LES

    Hepatitis kronis aktif

    Antibodi reseptor

    asetilkolin

    Ikatan direk dengan125I- bungarotoksin

    dengan asetilkolin

    Ikatan dilaporkan

    sebagai fmol/I dari

    reseptor antibodispesifik asal cell line

    Miastenia gravis

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    34/77

    ELISA

    Antibodi Autoantigen Sasaran Relevansi Klinis

    Ab mikrosom tiroid Perosidase tiroid Penyakit tiroid autoimun

    Ab mitokondria (M2) Kompleks E2 piruvat

    dehidrogenase

    Sirosis bilier primer

    Ab membran basalglomerulus Terminal C kolagen tipe IV Sidrom GoodpasteurNefritis membran basal

    antiglomerulus

    cANCA Proteinase 3 Granulomatosis Wegener

    pANCA Mieloperoksidase Poliarteritis mikroskopis

    dsDNA dsDNA LESAb fosfolipid Kardiolipin Sindrom anibodi fosfolipid

    primer

    I fl i

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    35/77

    Imunofluoresensi

    IFT indirek untuk antibodi non organ spesifik yang jarang

    Autoantibodi Substrat khas Gambaranpewarnaan

    Relevansi klinisutama

    ANA Human cell line

    (HEp2 atau hati tikus)

    Semua nukleus Tes skrining untuk

    penyakit reumatik

    Sentromer Hep2 Sentromerkromosom manusia Sklerosis sistemikterbatas (sindrom

    CREST)

    SMA Lambung, hati, ginjal

    tikus

    Otot polos mis.

    Membran mukosa,

    otot kelenjar

    intergastrik dan

    tunika media arteri

    Hepatitis kronis

    aktif

    Kerusakan hati

    nonspesifik (lemah)

    AMA Lambung, hati, ginjal

    tikus

    Semua mitokondria

    terutama tubulus

    distal ginjal

    Sirosis bilier primer

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    36/77

    Antibodi endomisial Esofagus kera Sarkolemna fibril otot

    polos

    Penyakit coeliac,

    dermatitis

    herpetiformis

    ANCA Neutrofil Manusia Sitoplasmik (cANCA)

    Perinuklear (pANCA)

    Granulomasitosis

    Wegener; poliarteritismikroskopik

    Banyak bentuk

    vaskulitis

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    37/77

    Pemeriksaan Komplemen

    Interpretasi perubahan komplemen pada penyakit

    Ambang komponen Jalur aktivasi contoh

    C4 C3 Faktor B

    N Klasik LES, Vaskulitis

    Klasik dan alternatif Bakteremia gram-negatif, beberapa

    kasus LES

    N Alternatif Autoantibodi C3 Nef

    N N Kalsik untuk C4 dan

    C2 saja

    Angioedema

    herediter (definhibitor CT)

    Peningkatan sintesis

    komponen

    Infalamasi akut dan

    kronis

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    38/77

    LO 4.PENATALAKSANAAN PENYAKIT

    AUTOIMUN

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    39/77

    Prinsip pengobatan penyakit autoimun :

    2 strategi utama :

    Menekan respons imun

    Menggantikan fungsi organ yang terganggu

    atau rusak

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    40/77

    Pada penyakit organ spesifikmengontrol

    metabolisme sudah cukup,contoh :

    Pemberian tiroksinmiksedem primer Pemberian insulinDM Juvenil

    Pemberian vit b12anemia pernisiosa

    Pemberian anti tiroidpada penyakit grave

    Pemberian imunosupresanuntuk LES & ARuntukmencegah cacat atau kematian

    Obat anti inflamasi :

    Kortikosteroidbermanfaat untuk miastenia gravis,LES&

    nefritis kompleks imun

    Obat AINSseperti salisilat,indometasin,fenoprofen atau

    ibuprofendipakai untuk artritis rheumatoid

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    41/77

    Imunosupresan :

    Siklosporin Amenghambat sekresi IL-2 bekerjasebagai anti inflamasi & antimitotik

    Yang sering digunakan : azatioprin,siklofosfamid &metrotreksat

    Kontrol imunologis :

    Transfusi tukar plasmauntuk mengurangikompleks imunbermanfaat untuk LES &sindrom goodpasture

    Pemberian faktor timusmenjaga kontrol sel Ts

    terhadap autoimunitas Pemberian antibodi monoklonalanti kelas II

    dan anti T4

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    42/77

    Limfosit

    Self -Reactive

    Perbaikan Toleransi perifer ag spesifik

    Reinduksi anergi (mis.

    Bbrp terapi peptida)

    Menghilangkan

    konstimulasi (mis.Ab anti CD 28)

    Induksi Sel T

    inhibitor (mis.

    Asupan oral ag)

    Bahan anti-

    inflamasi (mis.GKS)

    Replacement

    therapy

    (mis.tiroksin, indulin,

    dialisis ginjal,

    penggantian sendi)

    Pencegahan

    nonspesifik fx

    limfosit (mis. Obatsitotoksik,

    siklosporin, GKS)

    Kerusakan jaringan

    Disfungsi organ

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    43/77

    Obat yang menekan sistem kekebalan tubuh

    (imunosupresan), seperti :

    azathioprine,

    chlorambucil,

    cyclophosphamide,

    cyclosporine,

    mycophenolate, dan

    methotrexate,

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    44/77

    Kortikosteroid

    Prednison, (secara oral)

    Obat ini mengurangi radang sebaik menekansistem kekebalan tubuh

    KortiKosteroid yang digunakan dlama jangkapanjang memiliki banyak efek samping. Kalaumungkin, kortikosteroid dipakai untuk waktu yangpendek sewaktu gangguan mulai atau sewaktu

    gejala memburuk. Tetapi, kortikosteroid kadang-kadang harus

    dipakai untuk jangka waktu tidak terbatas.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    45/77

    Obat lainnya

    Etanercept, infliximab, dan adalimumab

    menghalangi aksi faktor tumor necrosis (TNF)bahan yang bisa menyebabkan radang di badan.

    Obat ini sangat efektif dalam mengobati radangsendi rheumatoid, tetapi mereka mungkinberbahaya jika digunakan untuk mengobatigangguan autoimun tertentu lainnya, seperti

    multipel sklerosis. Obat ini juga bisa menambahrisiko infeksi dan kanker tertentu.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    46/77

    Abatacept menghalangi pengaktifan salah satu

    sel darah putih (sel T) dan dipakai pada radang

    sendi rheumatoid.

    Rituximab, terlebih dulu dipakai melawan kankersel darah putih tertentu, bekerja dengan

    menghabiskan sel darah putih tertentu (B

    lymphocytes) dari tubuh. Efektif pada radangsendi rheumatoid dan dalam penelitain untuk

    berbagai gangguan autoimun lainnya.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    47/77

    LO 5. PENGGUNAAN IMUNOSUPRESAN

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    48/77

    Imunosupresan

    Indikasi

    Transplantasi Organ

    Penyakit Autoimun

    Pencegahan Hemolisis Rhesus pd neonatus

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    49/77

    Imunosupresan

    Prinsip Pemberian

    1. Respons imun primer lebih mudah

    dikendalikan/ditekan dibandingkan respon

    imun sekunder

    2. Efek Obat dan dosis Pemberian per-antigen

    berbeda-beda

    3. Lebih baik diberikan sebelum terpapar

    antigen

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    50/77

    Imunosupresan

    Kortikosteroid

    Digunakan sbg obat tunggal atau kombinasi

    imunosupresan lain

    Menurunkan jml limfosit, menghambat proliferasiSel T, imunitas seluler, dan ekspresi gen yg

    menyandi sitokin (IL-1. IL-2, IL-6, IFN-, dan TNF-

    )

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    51/77

    Contoh obat Kortikosteroid

    Mekanisme Kerja

    Glukokortikoid dapat menurunkan jumlah limfosit

    secara cepat, terutama bila diberikan dalam dosis besar.

    Studi terbaru menunjukkan bahwa kortikosteroid

    menghambat proliferasi sel limfosit T,imunitas seluler.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    52/77

    Siklosporin

    - Sediaan iv terdapat dalam bentuk larutan dalamEthanol-polyxyethylated castor oil dengan kadar 50 mg/ml.

    - Sediaan oral berupa kapsul lunak 25-100 mg dan larutan

    100 mg/ml

    Pemberian peroral kadar puncak tercapai setelah 1,3-4 jam.

    - Adanya makanan berlemak sangat mengurangi absorbsi

    Siklosporin kapsul lunak.

    - Waktu paruh kurang lebih 6 jam.

    - Ekskresi terutama melalui empedu dan feces,hanya 6%

    yang melalui urin.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    53/77

    Takrolimus

    dapat diberikan secara iv dan per oral.SetelahPemberian iv selama 2-4 jam,kadarnya mula-mula turun

    Selanjutnya akan menunjukkan waktu paruh yang panjang

    yaitu 11,7 jam pada pasien dengan transplantasi hati dan

    21,2 jam pada orang yang sehat.

    Dosis iv 25-50 mg/kgBB perhari dan dosis oral 150-200

    Mg/kgBB perhari.

    InteraksiSiklosporin dan takrolimus berinteraksi dengan berbagai

    Obat.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    54/77

    Penggunaan Klinis

    Siklosporin sangat berperan meningkatkan keberhasilanTransplantasi.Obat ini digunakan secara rutin brsama

    Imunosupresan lain (paling sering bersama kortikosteroid)

    Pada transplantasi ginjal,jantung,hati,tulang,paru dan

    Pankreas.

    Siklosporin juga bermanfaat pada beberapa penyakit

    Uveitis endogen,dermatitis atopik,RA,penyakit Crohn,dan

    Sindroma nefrotik.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    55/77

    Indikasi

    Sama dengan Siklospuorin,terutama untuk

    transplantasi hati,ginjal,jantung.

    Efek Samping

    SIKLOSPORIN

    gangguan fungsi ginjal yang dapat terjadi pada 75% pasien.

    Toksisitas lain meliputi hipertensi,hepatotoksisitas,Neurotoksisitas,hisutisme,hiperplasia gingiva,toksisitas

    Gastrointestinal (mual,mutah,diare,anoreksia,sakit perut.

    TAKROLIMUSmenunjukkan toksisitas yang mirip dengan

    Siklosporin. Nefrotoksisitas merupakan efek samping utama.

    Selain itu dapat terjadi efek samping SSP(sakit kepala,

    Tremor,insomnia) efek gastrointestinal.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    56/77

    Sitotoksik

    digunakan sebagai antikankerBeberapa diantaranya digunakan sebagai imunosupresan

    Untuk mencegah penolakan transplantasi dan pengobatan

    penyakit autoimun.

    Obat kelompok ini menghambat perkembangan sel limfosit

    B dan T.

    Azotiopurin (Imuran)Mekanisme kerja

    Azotioprin adalah antimetabolit golongan purin yang

    Merupakan prekursor 6-merkaptopurin.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    57/77

    Azotioprin dalam tubuh diubah menjadi 6-merkaptopurin

    (6-MP) yang merupakan metabolit aktif dan bekerja

    Menghambat sintesis de novo purin.

    Interaksi

    Penggunaan bersama allopurinol menyebabkan hambatan

    Xantin oksidase yang juga merupakan enzim penting

    Dalam metabolisme 6-merkaptopurin,sehingga kombinasiIni meningkatkan toksisitas azotioprin dan merkaptopurin.

    Penggunaan Klinis

    Azotioprin digunakan antara lain untuk mencegahPenolakan transplantasi,lupus nefritis.GNA, AR,

    Penyakit Crohn,dan sklerosis multipel.

    Obat ini kadang2 digunakan untuk ITP dan AIHA yang

    Refrakter terhadap steroid.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    58/77

    Untuk profilaksis digunakan dosis 3-10 mg/KgBB per hari

    1 atau 2 hari sebelum transplantasi.

    Dosis pemeliharaan 1-3 mg/KgBB per hari.

    Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 50 mg dan iv

    100mg/vial

    Efek SampingMenghambat proliferasi sel-sel yang cepat tumbuh seperti

    Mukosa usus,dan sumsum tulang dengan akibat

    leukopeni dan trombositopeni.

    Ruam kulit,mual.mutah dan diare.

    Dapat terjadi peningkatan enzim transaminase,kolestasis.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    59/77

    Efek samping lain dapat terjadi peningkatan risiko

    Infeksi dan efek mutagenisitas dan karsinogenisitas.

    Mikofenolat Mofetil

    Mikofenolat mofetil merupakan derivat semisintetik dari

    Asam mikofenolat yang diisolasi dari jamur penicillium

    Glaucum.Asam mikofenolat adalah penghambat kuat inosin monofosfat.

    Mikofenolat mofetil menekan proliferasi limfosit dan

    Pembentukan antibodi sel B.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    60/77

    Interaksi

    Pemberian mikofenolat mofetil bersama yang mengandung

    Alunimium hidroksida dan magnesium akan menurunkanAbsorbsi.

    Pada gangguan fungsi ginjal bisa terjadi kompetisi antara

    Asam mikofenolat dengan asiklovir dan gansikllovir dalam

    Proses sekresi tubulus.

    Penggunaan Klinis

    Mikofenolat mofetil digunakan untuk mencegah penolakan

    Transplantasi ginjal.Obat ini diberikan dalam waktu 72 jam setelah trnsplantasi

    dengan dosis anjuran 1 gr dua kali sehari dalam kombinasi

    Dengan siklospurin dan kortikosteroid.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    61/77

    Efek samping dan sediaan

    Efek samping meliputi gangguan gastrointestinal

    (mual,muntah,diare,sakit perut) dan netropeni.

    Tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg dan tablet 500mg.

    Dan bentuk injeksi 500 mg.

    Siklofosfamid

    Efek obat Siklofosfamid lebih nyata pada penekanan

    Imunitas humoral.

    Didalam tubuh siklofosfamid diaktifkan oleh enzim

    Mikrosom hati.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    62/77

    LO 6. SLE

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    63/77

    Definisi

    Lupus eritematosus sistemik/ systemic lupus

    erytematosus (SLE) adalah penyakit radang

    multisistem yg sebabnya blm diketahui, dgn

    perjalanan penyakit yg mungkin akut danfulminan/ kronik remisi dan eksaserbasi,

    disertai terdapatnya barbagai macam

    autoantibodi dalam tubuh

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    64/77

    Epidemiologi

    Penyakit ini dapat ditemukan pd semua usia,

    tetapi paling banyak pd usia 15-40 thn (masa

    reproduksi)

    Frekuensi pd wanita dibandingkan dgnfrekuensi pd pria (5,5-9):1

    Disebabkan obat (drug-in-duced LE), rasionya

    lebih rendah 3:2

    Eti l i

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    65/77

    Etiologi

    Etiologi

    Faktor genetik (24% akan memicu timbulnya lupus) Virus (EBV) penyebab lupus pada orang-orang yang

    rentan secara genetik.

    Tubuh menhasilkan autoantibody, yang disebut dengan

    ANA (antinuclear antibody) Obat yang dapat menyebabkan lupus:

    Chlorpromazine - Procainamide

    Hydralazine - Quinidine

    Isoniazid - Sulfasalazine

    Methyldopa

    Penicillamine

    Ig terhadap komponen

    nukleusPatogenesis Lupus

    E it t Si t ik

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    66/77

    nukleus

    Kompleks DNADegradasi jaringan

    normal

    Sinar UV,

    genetik,

    hormonal,dll

    Agregat kompleks imun

    beredar di darah

    Saring di ginjal

    Mengendap di membran

    basal glomerulus

    Aktifkan komplemen

    Menarik granulosit

    Reaksi inflamasi

    Glomerulonefritis

    Kerusakan ginjal

    Proteinuria, perdarahan

    Eritematosus Sistemik

    Manifestasi Klinis

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    67/77

    The autoimmune disease systemic lupus erythematosus can affect nearly

    every system in the body. (Illustration by Electronic Illustrators Group

    .)

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    68/77

    Diagnosis SLE, dapat ditegakkan berdasarkan

    gambaran klinik dan laboratorium. American

    College of Rheumatology (ACR) dan

    AmericanRheumatism Association (ARA)mengajukan 11 kriteria untuk klasifikasi SLE, di

    mana bila

    didapatkan 4 kriteria, maka diagnosis tersebutdapat ditegakkan.

    Diagnosis

    No. Kriteria Keterangan

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    69/77

    1. Ruam di daerah malar

    (malar rash)

    Ruam kemerahan di sekitar pipi dan hidung

    menyerupai bentuk kupu-kupu.

    2. Lesi discoid (discoid rash

    ) Penebalan kulit, biasanya pada bagian kulit

    yang terkena sinar matahari langsung

    3. Fotosensitivitas Terjadi ruam kemerahan akibat reaksi abnormal

    terhadap sinar matahari langsung.

    4. Ulserasi mulut (oral ulcer) Bersifat kambuhan dan tidak nyeri, terjadi di

    daerah mulut atau nasofaring.

    5. Artritis Artritis non erosif yang mengenai satu sendi

    atau lebih. Ditandai nyeri, bengkak,atau efusi.

    6. Serositosis Pleuritis : nyeri pleural, bunyi gesekan pleura,

    efusi pleura.

    Perikarditis : Gambaran EKG, bunyi gesekan

    perikardial, efusi perikardial.

    No. Kriteria Keterangan

    7 K l i i j l P t i i l l l bih d i 0 5 /dL

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    70/77

    7. Kelainan ginjal Proteinuria selalu lebih dari 0,5g/dL.

    Ditemukan sedimen selular abnormal dari urine

    (mikroskopis).

    8. Kelainanneurologis

    Kejang/seizure yang bukan disebabkan obat, timbulsecara spontan dan terjadinya psikisosis.

    9. Kelainan

    hematologik

    Anemia hemolitik dengan retikulositosis Leukopenia,

    leukosit< 4000/mm3 (min.2 kali periksa) Limfopenia,

    limfosit< 1500 /mm3 (min.2 kali periksa)Trombositopenia,

    trombosit< 100.000 /mm3 tanpa obat yang mungkinmenyebabkannya.

    10. Kelainan

    imunologi

    Terdapat sel LE, atau Anti-DNA (anti-dsDNA) dengan titer

    abnormal, atau Anti Sm (antibodi dari antigen otot polos)

    positif, atau Uji serologi sifilis(VRDL) yang positif palsu

    selama min 6 bulan.

    11. ANA Titer abnormal ANA yang diukur secara fluorosensi.

    Pemeriksaan lab

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    71/77

    Pemeriksaan lab

    Uji faktor LE (netrofil yang mengandung materi

    homogenbadan SLE)

    Sel LE dibentuk dengan merusak beberapa leukosit

    sehingga sel-sel tersebut mengeluarkan

    nukleoproteinnya. Protein bereaksi dengan Ig Gmembentuk kompleks dan difagositosis. Sel LE

    mudah dikenali

    Urine

    Adanya protein, leukosit, eritrosit, dan silinder

    menentukan adanya komplikasi ginjal

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    72/77

    Pemeriksaan lab

    Uji lab SLE Antibodi antinuklear (+)

    Untuk mengetahui adanya Ab yang mampu menghancurkan intidari sel-sel tubuh sendiri

    Untuk mengevaluasi pola dari ANA (antinuklear antibodi) dan Abspesifik

    Pola ANA dapat diketahui dari pemeriksaan preparat dibawahlampu UV agar dapat membedakan SLE dari gangguan lain

    LED

    Pada pasien SLE meningkat untuk mengukur peradangan tidak

    berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit

    FREKUENSI ABNORMALITAS LAB PADA

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    73/77

    FREKUENSI ABNORMALITAS LAB PADA

    SLE

    Gejala %

    Anemia 60

    Leukopenia 45

    Trombositopenia 30

    Tes sifilis positif semu 25

    Antibodi antifosfolipid

    Antikoagulan lupus 7

    Antibodi antikardiolipin 25

    Coombs langsung positif 30

    Proteinuria 30

    Hematuria 30

    Hipokomplemenemia 60

    ANA 95-100

    Anti Native DNA 50

    Anti-Sm 20

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    74/77

    Komplikasi pd anak

    Komplikasi %

    Hipertensi 41

    Gangguan pertumbuhan 38

    Gangguan pertumbuhan kronik 31

    Abnormalitas mata 31

    Kerusakan ginjal permanen 25

    Gejala neuropskiatri 22

    Kerusakan neuroskeletal 9

    Gangguan fungsi gonad 3

    Penatalaksanaan LES

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    75/77

    Penatalaksanaan LES

    Farmakologis

    Dukungan Emosional dan Edukasi SLE Obat: tidak menggunakan obat tersebut

    SLE : Menghindari sinar matahari, menggunakan tabir surya

    Corticosteroid 40-60mg/hari untuk SLE berat Diturunkan dosisnya setelah sembuh (kontrol) SLE yang menyerang SSPtingkatkan dosis

    Siklofosfamid, Mikofenolat mofetil, Azatioprinejika resistencorticosteroid

    NSAID untuk rash atau nyeri sendi

    Anti malariauntuk rash atau nyeri sendi jika NSAID tidakefektif

    Tidak boleh melebihi 400mg/hari

    Penatalaksanaan LES

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    76/77

    Non Farmakologis

    1. EdukasiEdukasi penderita memegang peranan penting mengingat SLEmerupakan penyakit yang kronis. Penderita perlu dibekali informasiyang cukup tentang berbagai macam manifestasi klinis yang dapatterjadi, tingkat keparahan penyakit yang berbeda-beda sehinggapenderita dapat memahami dan mengurangi rasa cemas yangberlebihan. Pada wanita usia reproduktif sangat penting diberikanpemahaman bahwa bila akan hamil maka sebaiknya kehamilandirencanakan saat penyakit sedang remisi, sehingga dapatmengurangi kejadian flare up dan risiko kelainan pada janin maupunpenderita selama hamil.

    2. Dukungan sosial dan psikologis. Hal ini bisa berasal dari dokter,keluarga, teman maupun mengikut sertakan peer group atausupport group sesama penderita lupus.

  • 8/10/2019 Pemicu 4 - Imunologi

    77/77

    3. Istirahat

    Penderita SLE sering mengalamifatiguesehingga perlu istirahatyang cukup, selain perlu dipikirkan penyebab lain seperti hipotiroid,

    fibromialgia dan depresi.4. Tabir surya

    Pada penderita SLE aktifitas penyakit dapat meningkat setelahterpapar sinar matahari, sehingga dianjurkan untuk menghindaripaparan sinar matahari yang berlebihan

    5. Monitor ketat

    Penderita SLE mudah mengalami infeksi sehingga perlu diwaspadaibila terdapat demam yang tidak jelas penyebabnya. Risiko infeksijuga meningkat sejalan dengan pemberian obat immunosupresi dankortikosteroid. Risiko kejadian penyakit kejadian kardiovaskuler,osteoporosis dan keganasan juga meningkat pada penderita SLE,

    sehingga perlu pengendalian faktor risiko seperi merokok, obesitas,dislipidemia dan hipertensi.