Etika Pemicu 4

89
Sistematik Pemeriksaan Forensik Khusus Korban Perlukaan Menentukan identitas Menentukan jenis luka Menentukan jenis kekerasan yang menyebabkan luka Menentukan kualifikasi luka

description

s

Transcript of Etika Pemicu 4

Page 1: Etika Pemicu 4

Sistematik Pemeriksaan Forensik Khusus Korban Perlukaan

• Menentukan identitas• Menentukan jenis luka• Menentukan jenis kekerasan yang

menyebabkan luka• Menentukan kualifikasi luka

Page 2: Etika Pemicu 4

Menentukan Jenis Luka• Pembagian luka pada tubuh jasmani:– Luka iris, sayat– Luka tusuk– Luka bacok luka terbuka– Luka robek– Luka tembak– Luka lecet– Luka memar– Luka bakar– Luka listrik– Patah tulang– Luka tangkis

Page 3: Etika Pemicu 4

• Luka pada jiwa/ rohani–KUHP ps 351 ayat 4: “Dengan penganiayaan

disamakan merusak kesehatan dengan sengaja”–KUHP ps 90: “Salah satu keadaan yang

dimaksudkan dengan luka berat adalah terganggunya daya fikiran selama empat minggu lebih”–Diperlukan pemeriksaan psikiatris untuk

mengetahui apakah korban menderita gangguan jiwa sebagai akibat perlakuan orang lain

Page 4: Etika Pemicu 4

Menentukan Jenis Kekerasan yang Menyebabkan Luka

• Jenis kekerasan:– Kekerasan mekanik– Kekerasan fisik– Kekerasan kimiawi– Kekerasan jiwa

• Dokter hanya dapat menjelaskan mengenai jenis kekerasan saja

• Satu benda dapat menyebabkan lebih dari satu jenis luka

Page 5: Etika Pemicu 4

Menentukan Kualifikasi Luka

• Untuk memenuhi UU KUHP:– Ps 351 ayat 1 dan ayat 2– Ps 352 ayat 1– Ps 353 ayat 2– Ps 354 ayat 1– Ps 360 ayat 1 dan ayat 2

Page 6: Etika Pemicu 4

• 3 kualifikasi luka:– Luka yg tidak mengakibatkan penyakit atau halangan

dalam melakukan pekerjaan atau jabatan– Luka yg mengakibatkan penyakit atau halangan dalam

melakukan pekerjaan atau jabatan untuk sementara waktu

– Luka yg dimaksudkan dalam KUHP ps 90:• Penyakit atau luka yg tak dapat diharapkan akan sembuh

dengan sempurna atau yg dapat mendatangkan bahaya maut• Senantiasa tidak cakap mengerjakan pekerjaan jabatan atau

pekerjaan pencaharian• Tidak dapat lagi memakai salah satu panca indra• Mendapat cacat besar• Lumpuh (kelumpuhan)• Akal (tenaga paham) tidak sempurna lebih lama dari empat

minggu• Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan

Page 7: Etika Pemicu 4

Penentuan Umur Luka• Dilakukan atas dasar sifat-sifat yang terdapat pada

luka yang diperiksa• Memar luas dan dalam merah atau merah gelap

untuk beberapa hari atau minggu• Memar superfisial berwarna merah, merah

gelap atau hitam jika memar baru, tidak > 24 jam

• Akhir minggu pertama: kehijauan berakhir sampai akhir minggu kedua timbul warna kuning

• Memar tidak besar hilang pada akhir minggu keempat

Page 8: Etika Pemicu 4

Kekerasan Mekanik dan Artinya bagi Penyidikan

Jenis kekerasan mekanik Jenis luka Hubungan dengan cara kematian

Tajam a. Iris, sayatb. Tusukc. Bacok

Pembunuhan, bunuh diriPembunuhan, bunuh diriPembunuhan

Tumpul a. Lecet

b. Memarc. Robek

Kecelakaan, pembunuhan, bunuh diriKecelakaan, pembunuhanKecelakaan, pembunuhan

Senjata api a. Luka tembak Pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan

Page 9: Etika Pemicu 4

• Luka akibat benda tajam yang sering dijumpai:– Luka iris (incised wound, cut, slash, slice)– Luka tusuk (penetrating wound, stab puncture,

perforation)• Memar atau luka memar:

pengumpulan darah dalam jaringan yg terjadi sewaktu orang masih hidup (intra vital), dikarenakan pecahnya pembuluh darah (kapiler), akibat kekerasan benda tumpul

Page 10: Etika Pemicu 4

• Memar dapat berpindah ke tempat lain karena darah mengalir mencari tempat yg lebih rendah, kekerasan mekanik mengenai jaringan longgar, atau korban usia tua

• Pada beberapa keadaan, luka memar dapat memberikan gambaran dari bentuk benda (permukaan) yang mengenai tubuh

Page 11: Etika Pemicu 4

• Ciri luka akibat benda tajam:– Keadaan sekitar luka tenang tidak ada luka lecet

atau memar– Luka rata dan dari sudut-sudut luka yg runcing

seluruhnya atau hanya sebagian• Ciri luka robek akibat benda tumpul:– Sekitar luka tidak tenang– Terdapat memar atau lecet– Tepinya tidak rata– Terdapat jembatan jaringan– Pada daerah yg berambut akan tampak akar

rambut yg hancur atau terangkat

Page 12: Etika Pemicu 4

Kekerasan Fisik & Artinya bagi Penyidikan

Jenis kekerasan fisik Jenis luka Hubungan dengan cara kematian

Listrik a. Electric markb. Joule burnc. Exogenous burns

Kecelakaan, pembunuhanKecelakaan, pembunuhanKecelakaan

Petir a. Surface burnsb. Linear burnsc. Arborescence/ filigree-

burns

KecelakaanKecelakaanKecelakaan

Suhu tinggi a. Luka bakar (dry heat)

b. Luka bakar (scaid)

Kecelakaan, bunuh diri, pembunuhanKecelakaan, pembunuhan

Suhu rendah a. Frostbite, immersion foot hypothermia

Kecelakaan

Page 13: Etika Pemicu 4

Kekerasan Kimiawi dan Artinya bagi Penyidikan

Jenis kekerasan kimiawi Luka bakar pada kulit/ mukosa

Hubungan dengan cara kematian

Asam organik1.As. Karbol (phenol)2.As. Oksalat

Abu-abu keputih-putihanAbu-abu kehitam-hitaman

Bunuh diri, kecelakaanBunuh diri, kecelakaan

Asam an organik1.As. Sulfat, as. Khlorida

2.As. Nitrat

Abu-abu kemudian menjadi hitam coklat Bunuh diri, kecelakaan,

pembunuhanBunuh diri, kecelakaan

Kausatik alkali Abu-abu keputih-putihan Bunuh diri, kecelakaan, pembunuhan

Garam logam berat1.Zinc-clorida2.Mercury-chlorida

Keputih-putihanBiru keputihan, pendarahan

Bunuh diri, kecelakaanBunuh diri, kecelakaan

Page 14: Etika Pemicu 4

Tanatologi

Bagian dr ilmu Kedokteran Forensik yg mempelajari kematian & perubahan yg

tjd stlh kematian serta faktor yg mempengaruhi perubahan tsb.

Page 15: Etika Pemicu 4

Tanatologi

• PengertianThanatos : yang berhubungan dengan kematian Logos : ilmu Fungsi Tanatologi :• Menegakkan diagnosis mati• Memperkirakan saat kematian• Untuk menentukan proses cara kematian• Untuk mengetahui sebab kematian

Page 16: Etika Pemicu 4

• Definisi Mati : Berhentinya ketiga sistem yaitu kardiovaskular, respirasi , dan sistem daraf pusat, yang merupakan satu unit kesatuan dan tidak terkonsumsinya oksigen

Page 17: Etika Pemicu 4

ISTILAH KEMATIANMati somatis (klinis)

Terhentinya fg SSP, kardiovaskuler, pernapasan yg irreversible.

Tdk ditemukan refleks, EEG datar, nadi tdk teraba, denyut jantung tdk terdengar, tdk ada gerak pernapasan, pd auskultasi tdk terdengar suara napas.

Mati suri (suspended animation, apparent death)

Terhentinya 3 fg di atas, ditentukan dgn alat kedokteran sederhana. Dgn alat kedokteran canggih, masih dpt dibuktikan berfg.

Keracunan obt tdr, tersengat aliran listrik, tenggelam.

Mati seluler (molekuler)

Kematian organ/jar tubuh, timbul bbrp saat setelah kematian somatis.

Daya tahan hidup masing2 organ/jar berbeda penting dlm transplantasi.

Page 18: Etika Pemicu 4

Mati serebral

Kerusakan ke2 hemisfer otak yg irreversible kec batang otak & serebelum, sedangkan sis pernapasan & kardiovaskuler msh berfg dgn bantuan alat.

Mati otak (batang otak)

Kerusakan seluruh isi neronal intrakranial yg irreversible, temasuk batang otak & serebelum.

Seseorang scr keseluruhan tdk dpt dinyatakan hdp lg alat bantu dpt dihentikan.

Page 19: Etika Pemicu 4

5 cara mendeteksi tidak berfungsinya sistem respirasi

• Tidak ada gerak napas pada inspeksi & palpasi.• Tidak ada bising napas pada auskultasi.• Tidak ada gerakan permukaan air dalam gelas

yang kita taruh diatas perut korban pada tes Winslow.

• Tidak ada uap air pada cermin yang kita letakkan didepan lubang hidung atau mulut korban.

• Tidak ada gerakan bulu burung yang kita letakkan didepan lubang hidung atau mulut korban.

Page 20: Etika Pemicu 4

5 cara mendeteksi tidak berfungsinya sistem saraf :

• Areflex• Relaksasi• Pergerakan tidak ada• Tonus tidak ada• Elektoensefalografi (EEG) mendatar/flat

Page 21: Etika Pemicu 4

6 cara mendeteksi tidak berfungsinya sistem kardiovaskuler :

• Denyut nadi berhenti pada palpasi.• Detak jantung berhenti selama 5-10 menit pada

auskultasi.• Elektro Kardiografi (EKG) mendatar/flat.• Tes magnus : tidak adanya tanda sianotik pada ujung

jari tangan setelah jari tangan korban kita ikat.• Tes Icard : daerah sekitar tempat penyuntikan larutan

Icard subkutan tidak berwarna kuning kehijauan.• Tidak keluarnya darah dengan pulsasi pada insisi arteri

radialis.

Page 22: Etika Pemicu 4

Tanda Kematian

• Tidak Pasti• Pasti

Page 23: Etika Pemicu 4

TANDA KEMATIANTIDAK PASTI/ PENTING PASTI/ LANJUT

Gerakan pernapasan bhenti 10 menit

Lebam mayat (livor mortis)

Thentinya sirkulasi (denyut jantung; nadi karotis) 15 menit)

Kaku mayat (rigor mortis)

Kulit pucat P< suhu tubuh (algor mortis)

Tonus otot menghilang & relaksasi Pembusukan (decomposition, putrefaction)

Pem darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian

Adiposera atau lilin mayat JARANG

Pengeringan kornea Mummifikasi JARANG

Page 24: Etika Pemicu 4

Tanda – tanda kematian tidak pastiKeterangan

Pernapasan berhenti

•Dinilai lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi, auskultasi)

Terhentinya sirkulasi

•Dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba•Jantung tidak segera berhenti berdenyut setelah nafas terhenti: oketahanan hidup sel tanpa oksigen yang berbeda2odepresi pusat sirkulasi darah yang tidak adekwat•denyut nadi menghilang pada otak terjadi hipoksia.

Kulit pucat •o.k berhentinya sirkulasi darah darah kapiler dan venula dibawah kulit muka akan mengalir ke bagian yang lebih rendah•Tdk terpecaya mungkin terjad spasme agonal wajah tampak kebiruan

Page 25: Etika Pemicu 4

Tanda – tanda kematian tidak pastiKeterangan

Tonus otot menghilang dan relaksasi

•Relaksasi otot kulit nimbul org menjadi tampak lebih muda•Kelemasan otot sesaat setelah kematian kelemasa otot primeroAkibatnya rahang turun kebawah yang menyebabkan mulut terbukaodada menjadi kolap dan bila tidak ada penyangga anggota gerakpun akan jatuh kebawah•Relaksasi pada otot polos iris dan sfincter ani akan mengalami dilatasi. Oleh karena itu bila menemukan anus yang mengalami dilatasi harus hati-hati menyimpulkan sebagai akibat hubungan seksual perani/anus corong

P.D retina •Mengalami segmentasi menetap di tepi retina

Kornea •Pengeringan dlm waktu 10 mnit menjadi keruh masih dapat dihilangkan dgn meneteskan air

Page 26: Etika Pemicu 4

Tanda-Tanda kematian pasti

1. Lebam mayat (Livor mortis) Setelah kematian klinis eritrosit akan menempati

tempat terbawah akibat gravitasi, mengisi vena & venula, membentuk bercak warna merah ungu (livid) pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yg tertekan alas keras

Page 27: Etika Pemicu 4

Darah ttp cair o.k aktivitas fibrinolisin yg berasal dari endotel p.d

Mulai nampak 20-30 mnt pasca mati makin bertambah menetap setelah 8-12 jam

Waktu kematian sebelum 8-12 jam: lebam mayat masih hilang (memucat) pada

penekanan dapat terjadi sempurna bila dilakukan dlm 6 jam pertama

dapat berpindah jika posisi mayat diubah

Page 28: Etika Pemicu 4

FAKTOR –2 PENYEBAB :

• GRAVITASI• BERHENTINYA KERJA JANTUNG.• STAGNASI ALIRAN DARAH.

LM TIMBUL 20 –60 MNT STL KEMATIAN.MULA-2 DLM BENTUK BINTIK-2YG MAKINMELEBAR DAN MENJADI SATU,DG WARNA MERAH UNGU / LIVIDE

Page 29: Etika Pemicu 4

• Lokalisasi : tempat yang terendah• Kecuali : bagian tubuh yang• - tertekan dasar• - tertekan pakaian• letak lebam mayat tidak berubah, bila

posisi mayat tidak diubah.

Page 30: Etika Pemicu 4

PEMERIKSAAN LM

1. LOKALISASI ------ BERUBAH / TIDAK. TERLENTANG --- BAG.BELAKANG TBH

2. WARNA : NORMAL : MERAH UNGU. ASFIKSIA : MERAH GELAP. CO,CN,DINGIN : MERAH TERANG. POTAS,CHLORAT : MERAH COKLAT

Page 31: Etika Pemicu 4

WARNA LM SEPERTI LUKA MEMAR

- Lokasi disembarang tempat. - Ada pembengkakan. - Batasnya jelas. - Warna lebih gelap & tidak hilang pd

penekanan. -Bl diiris maka sel darah nampak di antara

jaringan.

Page 32: Etika Pemicu 4

Lebam mayat Luka memar

Terdapat dibagian terbawah Terdapat di sembarang tempat

Rata/datar Membengkak / tegang

Pada irisan terdapat darah intravaskuler bila disiram air, warna merah darah akan hilang

Pada irisan terdapat ekstravaskuler bila disiram air, warna merah darah akan menetap

Interpretasi warna lainnya:Bercak perdarahan warna biru kehitaman akibat pecahnya pembuluh darahLebam warna merah terang keracunan CO atau CNKecoklatan keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonal

Menetapnya lebam mayat disebabkan oleh:Tertimbunnya sel darah dalam jumlah cukup banyak sehingga sulit berpindahKekakuan otot dinding p.d juga mempersulit

Page 33: Etika Pemicu 4

KEPENTINGAN PEMERIKSAAN LM :

# Perkiraan sebab kematian. # Perkiraan saat kematian. # Posisi jenazah stl kematian : - tetap / berubah. - Bila ada perubahan : = posisi awalnya bagaimana. = Kapan perubahan itu

Page 34: Etika Pemicu 4

3. DISTRIBUSI : LUAS / TIDAK : - LUAS : ASFIKSIA. - TIDAK LUAS : PERDARAHAN.4. PENEKANAN DI LM : SAAT KEMATIAN.

20/60 3 – 4 JAM 6 – 8 JAM

____I_________II_______________III___ INTRA INTRA + EXTRA EXTRA

Page 35: Etika Pemicu 4

PENJELASAN :

INTRAVASAL – DITEKAN HILANG.EXTRAVASAL - DITEKAN TIDAK HILANG.

BILA ADA PERUBAHAN POSISI : I : LM LAMA HILANG ,TIMBUL LM BARU. II : LM ADA,TIMBUL LM BARU ( 2 ) III : LM ADA, TIDAK TIMBUL LM BARU.

Page 36: Etika Pemicu 4

2. Kaku mayat (rigor mortis) Setelah kematian, metabolisme tingkat seluler masih

berjalan pemecahan cadangan glikogen otot yg menghasilkan energi ADP diubah menjadi ATP serabut aktin dan miosin ttp lentur kelenturan otot (+)

Bila cadangan glikogen habis aktin dan miosin menggumpal otot menjadi kaku

Kaku mayat : dibuktikan dgn pemeriksaan persendian

Mulai tampak kira2 2 jam setelah mati klinis. Dimulai dari bagian luar tubuh kearah dalam Menjadi lengkap dalam 12 jam setelah kematian

klinis dipertahankan dalam 12 jam dan menghilang dalam urutan yg sama.

Page 37: Etika Pemicu 4

Skema rigor mortis

Page 38: Etika Pemicu 4

Proses terjadi dalam 3 periode : Sampai 12 jam : bagian atas kaku, bagian bawah belum

semua 12-24 jam : semua bagian kaku 24-36 jam : bagian atas mulai lemas, bagian bawah

masih kaku.Faktor-faktor yg dapat mempercepat:

Aktivitas fisik sebelum mati Suhu tubuh yang tinggi Bentuk tubuh kurus dengan otot yg kecil Suhu lingkungan tinggi

Page 39: Etika Pemicu 4

Tabel. Perbedaan Rigor Mortis dan Cadaveric Spasm

Pembeda Rigor Mortis Cadaveric Spasm

Waktu timbulDua jam setelah meninggal.

Rigor mortis lengkap setelah 12 jam.Sesaat sebelum meninggal (intravital) dan menetap.

Faktor predisposisi- Kelelahan, emosi hebat, ketegangan, dll.

EtiologiHabisnya cadangan glikogen secara general. Habisnya cadangan glikogen pada otot setempat.

Pola terjadinya kaku ototSentripetal, dari otot-otot kecil kemudian otot besar. Kaku otot pada satu kelompok otot tertentu.

Kepentingan medikolegal

Untuk penentuan saat kematian.Untuk menunjukkan sikap terakhir masa hidupnya. Biasanya pada kasus pembunuhan, bunuh diri, dan

kecelakaan.

Pembeda Rigor Mortis Cadaveric Spasm

Suhu mayat Dingin. Hangat.Kematian sel. Ada. Tidak ada.

Relaksasi primer Ada Tidak adaTimbulnya Lambat CepatLamanya Cepat hilang Lambat hilang (dipertahankan)

Koordinasi otot Kurang Baik Lokasi otot Menyeluruh Setempat (yang aktif)

Rangsangan sel. Tidak ada respon otot. Ada respon otot.Kaku otot.

Dapat dilawan dengan sedikit tenaga. Perlu tenaga kuat untuk melawannya.

Page 40: Etika Pemicu 4

Variasi dari kaku mayatTrue rigor mortisCadaveric spasm (instantaneous rigor)

Kekakuan mayat yang timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului relaksasi primer

Etiologi : habisnya cadangan glikogen dan ATP yg bersifat setempat saat mati.

harus memenuhi syarat a.l: Adanya physical stress yg hebat Sedang melakukan aktivitas fisik yg berat Kepanikan dan menderita nyeri yg hebat.

Kejadian ini tampak pada: Org bunuh diri dgn masih menggengam pistol Org yg tenggelam menggengam rumput Org yg dibunuh dgn menggenggam rambut si pembunuh

Page 41: Etika Pemicu 4

False Rigor mortisa. Heat stiffening

Akibat koagulasi protein otot oleh panas. Otot berwarna merah muda, kaku, tetapi rapuh

(mudah robek). Dijumpai pada :mati terbakar Serabut otot memendek fleksi leher, siku, paha

dan lutut membentuk sikap petinju (pugilistic attitude)

b. Cold stiffening Kekakuan tubuh akibat lingkunga dingin

pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendi, pemadatan jaringan lemak subkutan dan otot.

Bila sendi ditekuk terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga sendi

Page 42: Etika Pemicu 4

3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis) Terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu

benda ke benda yg lebih dingin, melalui radiasi, konduksi, evaporasi, dan konveksi.

Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh : Suhu keliling yg rendah Aliran dan kelembaban udara : berangin serta kelembaban

rendah Bentuk tubuh yg kurus Posisi tubuh : telentang Pakaian : tidak berpakaian / pakaian tipis Orang tua serta anak kecil

Page 43: Etika Pemicu 4

4. Pembusukan (decomposition, putrefaction) Proses degradasi jaringan yg terjadi akibat autolisis dan

kerja bakteri Autolisis = perlunakan dan pencairan jaringan yg terjadi

dalam keadaan steril. Timbul akibat kerja digestif oleh enzim yg dilepaskan sel pascamati dan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.

Bakteri normal dari usus (Clostridium welchii), segera masuk ke jaringan darah sebagai media terbaik terbentuk gas-gas alkana,H2s, HCN, asam amino serta asam lemak

Baru tampak 24 jam pasca mati, berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah merupakan daerah sekum yg isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dekat dinding perut disebabkan terbentuknya sulf-met-hemoglobin menyebar ke seluruh perut dan dada bau busuk mulai tercium. P.d bawah kulit tampak seperti melebar dan berwarna hijau kehitaman

Page 44: Etika Pemicu 4

Kulit ari terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairan kemerahan berbau busuk.

Pembentukan gas dalam tubuh dimulai di lambung dan usus tegangnya perut

keluarnya cairan kemerahan dari mulut dan hidung. Pembentukan gas terabanya derik (krepitasi) Pembengkakan yg menyeluruh dan terbesar terdapat pada

daerah dengan jaringan longgar (skortum dan payudara) Terkumpul dalam rongga sendi kedua lengan dan

tungkai dalam sikap setengah fleksi pugilistic attitudeTanda-tanda yg ditemukan:

Rambut menjadi mudah dicabut, kuku mudah terlepasWajah menggembung dan berwarna ungu kehijauanKelopak mata membengkakPipi tembem, bibir tebalLidah membengkak dan sering terjulur diantara gigi

Page 45: Etika Pemicu 4

Luka akibat hewan pengerat khas berupa lubang-lubang dangkal dengan tepi bergerigi

Interpretasi dari penemuan larva lalat: Kumpulan telur lalat menetas menjadi larva

dalam waktu 24 jam Dijumapai larva lalat setelah pembentukan gas

pembusukan nyata 36-48 jam pasca mati. Identifikasi spesies lalat dan panjang larva

dapat memperkirakan saat kematian (dgn asumsi, lalat langsung meletakan telurnya setelah seseorang meninggal dan tidak lagi dapat mengusir lalat yg hinggap)

Page 46: Etika Pemicu 4

Pembusukan alat dalam tubuh: Fundus dan usus lambung menjadi ungu kecoklatan Mukosa saluran napas menjadi kemerahan Endokardium dan intima p.d mnjadi kemerahan

akibat hemolisis Difusi empedu dari kandung empedu warna

coklat kehijauan di jaringan sekitarnya Otak melunak, hati berongga, limpa melunak dan

mudah robek Alat dalam akan mengerut Prostat dan uterus non gravid merupakan organ

padat yg paling lama bertahan dalam pembusukkan.

Page 47: Etika Pemicu 4

Faktor yg mempercepat pembusukkan Suhu keliling optimal (26.5 oC) Kelembaban dan udara yg cukup Banyak bakteri pembusuk Tubuh gemuk atau menderita penyakit

infeksi dan sepsis Mayat yg terdapat di udara.

Perbandingan kecepatan pembusukkan mayat di dalam tanah : air : udara = 1:2:8.

Bayi baru lahir, lebih lama membusuk, karena:

Hanya memiliki sedikit bakteri dalam tubuhnya

Hilangnya panas tubuh yang cepat pada bayi menghambat pertumbuhan bakteri

Page 48: Etika Pemicu 4

5. Adiposera (lilin mayat) Terbentuknya bahan yg berwarna keputihan,

lunak atau berminyak, berbau tengik yg terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati

Hidrolisis membentuk asam lemak tak jenuh hidrogenisasi asam lemak jenuh pasca mati yg bercampur dgn sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yg termumifikasi dan kristal2 sferis gambaran yg radial

Adiposera: terapung di air. Bila dipanaskan mencair Terbakar dengan nyala kuning Larut dalam alkhohol panas dan eter.

Page 49: Etika Pemicu 4

Terbentuk disembarang lemak tubuh, bagian superficial yg terlebih dahulu.

Perubahan adiposera berbentuk bercak di daerah: pipi, payudara, bokong, ekstremitas.

Membuat gambaran permukaan luar tubuh dapat bertahan hingga bertahn2.

Faktor yg mempercepat: Kelembaban Lemak tubuh yg cukup Udara yg hangat Invasi bakteri endogen ke dalam jaringan

Faktor yg menghambat: Air yg mengalir membuang elektrolit Udara dingin

Page 50: Etika Pemicu 4

Adiposera memperlambat pembusukkan o.k derajat keasaman dan dehidrasi jaringan bertambah

Lemak segar hanya mengandung 0.5% asam lemak bebas 4 minggu pasca mati, menjadi 20% 12 minggu pasca mati menjadi 70% makroskopik : bahan brwarna putih kelabu yg menggantikan atau menginfiltrasi bagian-bagian lunak tubuh

Adiposera paling baik dideteksi dgn analisis asam palmitat

Page 51: Etika Pemicu 4

6. Mumifikasi Proses penguapan cairan atau

dehidrasi jaringan yg cukup cepat pengeringan jaringan menghentikan pembusukan.

Jaringan berubah menjadi: keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput, tidak membusuk (o.k kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yg kering.

Dapat terjadi bila: Suhu hangat Kelembaban rendah tidak terjadi di

indonesia dgn suhu yg lembab Aliran udara yg baik Tubuh yg degidrasi dan waktu yg lama

(12-14 minggu)

Page 52: Etika Pemicu 4

Perkiraan saat kematianPerubahan Keterangan

Perubahan pada mata

•Saat mata terbuka Kekeruhan kornea pada lapisan terluar dapat dihilangkan dengan meneteskan air, tapi tidak bisa kalau sudah lebih dalam menetap 6 jam pasca mati•Kekeruhan makula dan mulai memucatnya diskus optikus 30 menit pasca mati•Makula lebih pucat dan tepinya tidak tajam lagi i jam pasca mati•Retina pucat, darah disekitar diskus menjadi kuning, disekitar makula menjadi gelap 2 jam pasca mati pola vaskular koroid tampak sebagai bercak merah dengan latar belakang merah dgn pignmentasi jelas 3 jam pasca mata pigmentasi kabur 5 jam homogen & pucat•Batas diskus kabur 6 jam pasca mati•Batas diskus sangat kabur dan mencapai retina 7-10 jam pasca mati•15 jam pasca mati tidak ditemuakn gambaran pembuluh darah retina dan diskus (makula tampak berwarna coklat gelap)

Page 53: Etika Pemicu 4

Perubahan Keterangan

Lambung •Kecepatan pengosongan tidak dapat menentukan tpi, keadaan lambung dan isi makanan dapat membantu

Rambut •Kecepatan tumbuh rambut = 0,4 mm/hari•Panjang rambut kumis dan jenggot dapat dipergunakan hanya pada pria yg mempunyai kebiasaan mencukur kumis dan jenggot mengetahui saat terakhir ia mencukur

Pertumbuhan kuku

•Pertumbuhan kuku = 0,1 mm/hari•Dapat mengetahui saat kematian jika diketahui saat terakhir ia memotong kuku.

Cairan serebrospinal

•Kadar nitrogen asam amino <14mg% kematian belum lewat 10 jam•Kadar nitrogen non-protein <80 mg% kematian <24jam•Kadar kreatinin <5 mg% kematian <10 jam•Kadar kreatinin <10mg% kematian <30 jam

Cairan vitreus •Peningkatan kadar kalium akurat utk memperkirakan kematian antara 24-100 jam pasca kematian

Page 54: Etika Pemicu 4

Perubahan Keterangan

Komponen darah

•perubahan komponen o.k aktivitas enzim dan bakteri serta g3 permeabilitas dari sel yg telah mati•Belum ditemukan perubahan dalam darah utk memperkirakan saat kematian

Reaksi supravital

• = reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yg masih sama seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yg hidup•Rangsang listrik masih menimbulkan kontraksi otot mayat hingga 90-120 menit•Sekresi kelenjr keringat akibat rangsangan listrik 60-90 menit pasca mati•Trauma menimbulkan perdarahan bawah kulit sampai 1 jam pasca mati.

Page 55: Etika Pemicu 4

Menentukan Sebab Kematian

• U/ menentukan sebab kematian secara pasti, mutlak harus dilakukan pembedahan mayat

• Perkiraan sebab kematian dapat dimungkinkan dari pengamatan yg teliti kelainan2 yang dilihat & ditemukan pada pemeriksaan luar

• Sebab kematian ditekankan pada alat atau sarana yang dipakai u/ mematikan korban

Page 56: Etika Pemicu 4

SEBAB KEMATIAN(CAUSE OF DEATH)

CARA KEMATIAN (MANNER OF DEATH)

MEKANISME KEMATIAN (MECHANISM OF DEATH)

1. Penyakit (desease)

2. Perlakuan (injury)3. kombinasi

1. Alamiah (natural)2. Kekerasan

(violent)• Pembunuhan

(homicidal)• Bunuh diri

(suicidal)• Kecelakaan

(accidental)3. Tidak diketahui

(unknown)

1. Alami, mis: peny jantung koroner

2. Kekerasan• Perdarahan

(hemoragik shock)

• Perlukaan pd otak (brain contusion)

Page 57: Etika Pemicu 4

MENENTUKAN TERJADI PERLUKAAN

• Digunakan untuk menentukan apakah luka pada tubuh korban didapat pada waktu hidup (antemortem) atau setelah meninggal (postmortem)

• Digunakan untuk menentukan apakah korban benar-benar bunuh diri atau kecelakaan, atau di bunuh terlebih dahulu & di posisikan seolah-olah bunuh diri atau kecelakaan

• Memerlukan pemeriksaan histokimia, baru memberikan hasil baik bila penderita dapat hidup 4 jam setelah mendapat perlukaan

• Pada luka antemortem, luka terdapat 2 zona, yaitu zona sentral & zona perifer

Page 58: Etika Pemicu 4

Traumatologi (Kecederaan)

Traumatologi (kecederaan) adalah putusnya atau rusaknya kontinuitas jaringan akibat trauma / injury.

Page 59: Etika Pemicu 4

Ada 3 pembagian traumatologi (kecederaan), yaitu :

MekanikMekanik FisikKimia

4 penyebab mekanik tjdnya trauma:1. Kekerasan benda tumpul (blunt force injury).2. Kekerasan benda tajam.3. Senjata api.4. Bahan peledak / bom.

4 penyebab mekanik tjdnya trauma:1. Kekerasan benda tumpul (blunt force injury).2. Kekerasan benda tajam.3. Senjata api.4. Bahan peledak / bom.

2 penyebab kimia tjdnya trauma :1. Asam kuat2. Basa kuat

2 penyebab kimia tjdnya trauma :1. Asam kuat2. Basa kuat

Ada 3 penyebab fisik tjdnya trauma :1. Suhu (thermal burn)2. Listrik (electrical burn)3. Petir (lightning/eliksem)

Ada 3 penyebab fisik tjdnya trauma :1. Suhu (thermal burn)2. Listrik (electrical burn)3. Petir (lightning/eliksem)

jenis luka akibat kekerasan benda tumpul yaitu:

1. Luka lecet (abrasion) : tekan, geser & regang

2. Luka memar (contussion)3. Luka robek, retak, koyak

(laceration)

jenis luka akibat kekerasan benda tumpul yaitu:

1. Luka lecet (abrasion) : tekan, geser & regang

2. Luka memar (contussion)3. Luka robek, retak, koyak

(laceration)

jenis luka akibat kekerasan benda tajam,yaitu :1. Luka iris / luka sayat (incissed wound)2. Luka tusuk (stab wound)3. Luka bacok (chop wound)

jenis luka akibat kekerasan benda tajam,yaitu :1. Luka iris / luka sayat (incissed wound)2. Luka tusuk (stab wound)3. Luka bacok (chop wound)

jenis suhu yang menyebabkan trauma (kecederaan), yaitu :1. Trauma dingin (cold trauma)2. Trauma panas (heat trauma) : scald / moist heat & burn / dry heat

jenis suhu yang menyebabkan trauma (kecederaan), yaitu :1. Trauma dingin (cold trauma)2. Trauma panas (heat trauma) : scald / moist heat & burn / dry heat

Page 60: Etika Pemicu 4

Luka akibat kekerasan benda tumpul

• Memar( kontusio, hematom): suatu perdarahan dalm jaringan bawah kulut/ kutis akibat pecahnya kapiler dan vena , yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul.

• Luka lecet (ekskoriasi, abrasi): luka akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yg memiliki permukaan kasar atau runcing .– Luka lecet gores : diakibatkan oleh benda runcing (misalnya kuku jari yang

menggores kulit) yg menggeser permukaan kulit(epidermis) di depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat menunjukkan arah kekerasan yg terjadi.

– luka lecet serut : variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan : melihat tumpukan epitel

– Luka lecet tekan : penjejakan benda tumpul pada kulit . Ct : daerah kulit yang kaku dengan warna lbh gelap dr sekitarnya akibat menjadi lebih padatnya jaringan yang tertekan serta terjadinya pengeringan yg berlangsung pasca mati.

Page 61: Etika Pemicu 4

– Luka lecet geser : tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeserc, misal pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut.

• Luka robek : luka terbuka akibat trauma benda tumpul , yang menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampauimaka akan terjadi robekan pd kulit.ciri : bentuk tidak beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka, bntuk dasar luka tdk beraturan, sering tampak luka lecet atau luka memar disisi luka.

Page 62: Etika Pemicu 4

Luka Robek Luka Iris

Memar dan lecet + -

Rambut Utuh Terpotong

Jembatan jaringan

+ -

Sudut/tepi luka Tumpul Tajam

Page 63: Etika Pemicu 4

• Cedera kepala : tulang tengkorak yg tdk terlindungi oleh kulit hanya mampu menahan benturan sampai 40 pound/ inch.dilindungi : 425900 pound/inch.– Perdarahan epideral : cedera kepala yg mnimbulkan patah

tulang tengkorak yg melewati sulcus a. meningea media.– Perdarahan subdural : robeknya sinus , vena jembatan ,

arteri basilaris atau berasal dari perdarahan subarakhnoid– Perdarahan subarakhnoid: berasal dari fokus kontusio/

laserasi jaringan otak.

Page 64: Etika Pemicu 4

MEMAR• Adalah suatu perdarahan dalam jaringan mawah kulit/

kutis akibat pecahnya kapiler & vena, yg disebabkan o/ kekerasan benda tumpul.

• Akibat gravitasi, lokasi hematom mungkin terletak jauh dari letak benturan, misalnya kekerasan benda tumpul pd dahi menimbulkan hematom palpebra.

• Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warna:– Saat timbul: merah ungu/ hitam– 4-5 hari kemudian: hijau– 7-10 hari: kuning– 14-15 hari: menghilang.

Page 65: Etika Pemicu 4

Hematom Ante Mortem vs Livor Mortis

• Hematom ante mortem yg timbul bbrp saat sblm kematian biasanya akan menunjukkan pembengkakan & infiltrasi darah dalam jaringan dpt dibedakan dr lebam mayat dgn melakukan penyayatan kulit.

• Pd lebam mayat (hipostasis pascamati) darah akan mengalir keluar dr P.D yg tersayat bila dialiri air penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan pd hematom penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman.

• Tetapi harus diingat bahwa pd pembusukan jg tjd ekstravasasi darah yg dpt mengacaukan pemeriksaan ini.

Page 66: Etika Pemicu 4

Perbedaan hematom & lebam mayat

HEMATOM LEBAM MAYAT

Kejadian intravital Kejadian post mortem

Terdapat pembengkakan Pembengkakan (-)

Darah tidak mengalirDarah akan mengalir keluar dari pembuluh

darah yang tersayat

Penampang sayatan nampak merah kehitaman

Jika dialiri air penampang sayatan nampak bersih

Page 67: Etika Pemicu 4

Cedera akibat kekerasan benda tumpul yang mempunyai tepi rata , misalnya tepi meja, lempengan besi, gigi, dsb.ciri: luka tumpul, bntuknya beraturan

• Jejas- gigit (bite-mark): luka lecet atau tekan berbentuk garis lengkumg terputus-putus. – Korban hidup : kula umumnya “baik” bentuk dan

ukurannya sampai 3 jam pasca trauma , stelah itu dapat berubah bentuk akibat elastisitas kulit

Luka akibat kekerasan benda setengah tajam

Page 68: Etika Pemicu 4

• Gambaran luka : tepi & dinding luka rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik.

• Dapat berupa luka iris atau sayat, luka tusuk dan luka bacok.

Luka akibat kekerasan benda tajam

Page 69: Etika Pemicu 4

Umumnya luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan , bunuh diri, atau kecelakaan memiliki ciri :

Pembunuhan Bunuh diri KecelakaanLokasi luka Sembarang Terpilih TerpaparJumlah luka Banyak Banyak Tunggal/

banyakPakaian Terkena Tidak terkena TerkenaLuka tangkis Ada Tidak ada Tidak adaLuka percobaan

Tidak ada Ada Tidak ada

Cedera sekunder

Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada

*dengan perkelahian

Page 70: Etika Pemicu 4

• Senjata api : senjata yg menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yg berkecepatan tinggi melalui larasnya.

• Luka tembak– LTM :

• LTM jarak jauh : dibentuk komponen anak peluru• LTM jarak dekat : komponen anak peluru dan butir- butir mesiu yg tdk habis terbakar• LTM jarak sgt dekat: komponen anak peluru butir mesiu, jelaga dan panas/ api.• LTM tempel : dibentuk seluruh komponen dan jejas dan jejas laras.

– LTK : • LTK >LTM = deformitas anak peluru , bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan

tulang yg pecah keluar dari LTK.• LTK<LTM= luka tembak tempel/ kontak atau pada anak peluru yg kehabisan tenaga

pada saat akan keliar meninggalkan tubuh

Luka akibat tembakan senjata api

Page 71: Etika Pemicu 4

• Luka bakar terjadi akibat kontak kulit dengan benda bersuhu tinggi .

• Kerusakan kulit bergantung dari tinggi suhu & lama kontak

• Kontak kulit dengan uap air panas selama 2 detik mengakibatkan suhu kulit pada kedalaman 1 mm dapat mncapai 66 C, sdgkn pd ledakan bensin mncapai 47 C. luka bakar tejd pada : 43-44 C(kontak cukup lama)

Luka akibat suhu/ temperatur

Page 72: Etika Pemicu 4

• luka bakar yg terjadi digolongkan : – Eritema–Vesikel dan bullae–Nekrosis koagulatif–Karbonisasi

• Kematian pd luka bakar :– Syok neurogen ; commotio neuro-vascularis–Gangguan permeabilitas akibat

penglepasan histamin dan kehilangan NaCl kulit yg cepat (dehidrasi)

Page 73: Etika Pemicu 4

• Pemaparan terhadap suhu rendah (puncak gunung) dapat menyebabkan kematian mendadak.

• Mekanisme: kegagalan pusay pengatur suhu maupun akibat rendahnya disosiasi oxy-Hb.

• Pada kulit terjadi luka dengan drajat kelainan:–Hiperemia– Edema dan vesikel–Nekrosis–Pembekuan disertau kerusakan jaringan

Page 74: Etika Pemicu 4

• Faktor yg berperan : tegangan, kuat arus, tahanan kulit, luas dan lama kontak.

• Luka : kerusakan lapisan tanduk kulit sbgai luka bakar dengan tepi yg menonjol , di sekitarnya terdapat daerah yg pucat dikelilingi oleh kulit yg hiperemi. Bentuk sesuai benda penyebab, metalisasi.

• Kematian : fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot pernapasan dan kelumpuhan pusat pernapasan.

Luka akibat trauma listrik

Page 75: Etika Pemicu 4

• Petir: loncatan arus listrik tegangan tinggi antar awan dengan tanah . Tegangan: 10 MV, kuat arus 100000 A.

• Pada korban akan ditemukan :– aboresent mark (kemerahan kulit seperti percabangan

pohon ),– metalisasi(pemindahan partikel metal dari benda yg

dipakai ke dalam kulit)– magnetisasi(benda metal yg dipakai berubah menjadi

magnet)– Pakaian sering terbakar dan robel-robek akibat ledakan

/panas .

Luka akibat petir

Page 76: Etika Pemicu 4

• Barotrauma aural : rasa nyeri ringan dan berdengung pada telinga yg sering dijumpai pada saat pesawat lepas landas atau pada saat akan mendarat atau waktu menyelam.

• Barotrauma pulmoner: dapat berkembang menjadi empfisema, pneumotoraks, kerusakan jaringan paru dan emboli udara

• Penyakit dekompresi : reaksi fisiologis terhadap tekanan tinggi. Gejala utama : nyeri, pusing, paralisis, napas pendek, kelelahan ekstremitas dan kolaps.

Luka akibat tekanan udara

Page 77: Etika Pemicu 4

• Efek korosif dari asam kuat dan basa kuat • Asam kuat : mengkoagulasikan protein luka

korosif yg kering , keras seperti kertas perkamen .

• Basa kuat membentuk reaksi penyambungan intra sel sehingga menimbulkan luka basah , licin, dan kerusakan akan terus berlanjut sampai dalam.

• Bentuk luka : sesuai dengan mengalirnya bahan cair tersebut.

Luka akibat trauma bahan kimia

Page 78: Etika Pemicu 4

• Sangat jarang terjadi • Umumnya tidak berkaitan dgn kedokteran

forensik

Luka akibat radiasi dan trauma akustik

Page 79: Etika Pemicu 4

Ada 9 hal yang penting kita periksa, catat & laporkan pada kasus trauma (kecederaan), yaitu :

1. Memotret korban.2. Menghitung jumlah luka.3. Menentukan lokasi luka.4. Mengukur luka.5. Menentukan sifat / ciri-ciri luka.6.Mencari benda asing : pecahan kaca, ujung pisau yg patah.7. Menentukan intravitalitas luka.8.Memperkirakan luka sebagai penyebab kematian korban

atau bukan.9.Memperkirakan cara terjadinya luka apakah kasus

pembunuhan, bunuh diri, atau kecelakaan.

Page 80: Etika Pemicu 4

• Lokasi luka ditentukan berdasarkan garis aksis & garis ordinat. Garis aksis adalah garis hayal yang mendatar melalui umbilikus atau papilla mammae atau ujung skapula. Garis ordinat adalah garis hayal yang melalui sternum atau vertebra.

• U/ luka tembak, menentukan lokasi luka dgn cara mengukur dari tumit kemudian ukur jaraknya dari garis yg melalui tulang dada/ punggung pada sebelah kanan atau kirinya. Berguna u/ rekonstruksi bila korban tertembak pada posisi berdiri & u/ mencari anak peluru atau persembunyian sii penembak .

• Ukuran luka ditentukan dgn mengukur panjang luka & kedalaman luka.

Page 81: Etika Pemicu 4

Ada 5 hal yang penting kita periksa u/ menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri luka si korban,yaitu :

1. Sudut luka, tepi luka dan dasar luka.2. Ada tidaknya jembatan jaringan.3. Terpotong tidaknya rambut pada luka korban.4. Ada tidaknya memar atau lecet di sekitar luka.5. Ada tidaknya sesuatu yang keluar dari luka.

Page 82: Etika Pemicu 4

PENYIDIKAN PD KASUS PENEMBAKAN

• Memperoleh kejelasan permasalahan :– Apakah luka yg diperiksa memang benar luka tembak– Apakah luka tembak tsb luka tembak msk atau keluar– Termsk jns apa senjata yg menyebabkan luka– Pd jrk brp penembakan dilakukan– Dr arah mana penembakan dilakukan– Bagaimana posisi korban & posisi penembak– Apakah penembakan tsb yg menyebabkan kematian– Brp x korban terkena tembakan

Page 83: Etika Pemicu 4

LUKA TEMBAK MASUK

• Akibat api (flame effect) : luka bakar, dmnkulit yg terbakar terlihat kering, hangus, kaku pd perabaan

• Akibat asap (smoke effect) : kelim jelaga tampak sbg lap kelabu kehitaman disekitar lubang luka, mdh dihapus

• Akibat butir2 mesiu (gun powder effect) : kelim tatto tampak bintik2 hitam bercampur luka lecet & perdarahan, tdk dpt dihapus

• Akibat anak peluru (bullet effect) : luka terbuka dikelilingi kelim lecet, bl senjata sering dibersihkan akan didapat pula kelim kesat/lemak

Page 84: Etika Pemicu 4

• Akibat partikel logam (metal effect) : luka lecet/robek kcl disekitar lubang luka

• Akibat moncong senjata (muzzle effect) : jejas laras yg tjd pd kasus luka tembak tempel, tampak sbg luka lecet tekan atau memar yg bentuknya sesuai moncong senjata

• Kel patah tulang : tampak jls pd tulang pipih, dmn kerusakan pd tulang bag luar lbh kcl dibanding yg dlm

Page 85: Etika Pemicu 4

LUKA TEMBAK KELUAR

• Memberikan informasi :– Arah tembakan– Sikap dr korban pd saat penembakan– Jmlh peluru yg msh terdapat pd tubuh korban

Page 86: Etika Pemicu 4

Fk yg mempengaruhi bsrnya luka tembak keluar :

–Kecepatan anak peluru wkt keluar– Luas permukaan anak peluru–Pergerakan anak peuru yg tdk beraturan dlm

tubuh–Ada tdknya frakmen tulang yg ikut keluar–Ada tdknya tulang dibawah kulit tempat luka

tembak keluar–Ada tdknya benda yg menekan kulit pd tempat

keluar anak peluru

Page 87: Etika Pemicu 4

Luka tembak masuk Luka tembak keluar

Ukurannya kecil (berupa satu titik/stelata/bintang), karena peluru menembus kulit seperti bor dengan

kecepatan tinggi

Ukurannya lebih besar dan lebih tidak teratur dibandingkan luka tembak masuk,

karena kecepatan peluru berkurang hingga menyebabkan robekan jaringan.

Pinggiran luka melekuk kearah dalam karena peluru menmebus kulit dari luar

Pinggiran luka melekuk keluar karena peluru menuju keluar.

Pinggiran luka mengalami abrasi Pinggiran luka tidak mengalami abrasi.Bisa tampak kelim lemak. Tidak terdapat kelim lemak

Pakaian masuk kedalam luka, dibawa oleh peluru yang masuk.

Tidak ada

Pada luka bisa tampak hitam, terbakar, kelim tato atau jelaga.

Tidak ada

Pada tulang tengkorak, pinggiran luka bagus bentuknya.

Tampak seperti gambaran mirip kerucut

Bisa tampak berwarna merah terang akibat adanya zat karbon monoksida.

Tidak ada

Disekitar luka tampak kelim ekimosis. Tidak ada

Luka tembak masuk Luka tembak keluar

Perdarahan hanya sedikit. Perdarahan lebih banyakPemeriksaan radiologi atau analisis

aktivitas netron mengungkapkan adanya lingkaran timah atau zat besi di

sekitar luka.

Tidak ada

Page 88: Etika Pemicu 4

SENAPAN PISTOLKONTAK1.Keras, dangkal disekitar tulang

2.Keras, tdk dangkal disekitar tulang3.longgar

Penampakkan ”eksplosif” Jelaga pada tepi luka dan dalam di dalam jaringan, di atas tulangGambaran moncong senjataDefek sirkularJelaga pada jaringan yang lebih dalamKorona (ditambah dengan 2)

Penampakkan ”eksplosif”Jelaga pada tepi luka dan dalam di dalam jaringan, di atas tulangGambaran moncong senjataDefek sirkularJelaga pada jaringan yang lebih dalamSama dengan 2

Page 89: Etika Pemicu 4

JARAK DEKAT Jelaga (gas mesiu)

Bubuk mesiu bebas

Jelaga (gas mesiu)Terbakar (gas mesiu)Bubuk mesiu bebasTanda gumpalan cabang

JARAK SEDANG Kelim tato (bubuk mesiu)

Kelim tato (bubuk mesiu)Tepi luka yang tidak rataStippling (isi plastik pada selongsong)

JARAK JAUH Luka saja Luka tidak rata dengan defek satelitMakin jauh jarak tembak: satelit makin banyak, terlihat penggumpalan