Modul Praktikum 5 - Klasifikasi I (Fix)
-
Upload
zuhdi-allamsyah -
Category
Documents
-
view
58 -
download
9
description
Transcript of Modul Praktikum 5 - Klasifikasi I (Fix)
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
PERTEMUAN KE-13
KLASIFIKASI I
1. Tujuan Praktikum
1) Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan kemampuan dasar mengenai metode
pencarian pengetahuan / pola data dari sejumlah data dengan menggunakan teknik
klasifikasi.
2) Mahasiswa mampu menyelesaikan kasus klasifikasi data dengan menerapkan teknik
klasifikasi.
3) Mahasiswa mampu memahami konsep dan menerapkan salah satu algoritma klasifikasi
yaitu decision tree.
2. Definisi Klasifikasi
Klasifikasi merupakan proses untuk menemukan sekumpulan model yang menjelaskan dan
membedakan kelas-kelas data, sehingga model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi
nilai suatu kelas yang belum diketahui pada sebuah objek.
Gambar 1. Klasifikasi sebagai suatu tugas memetakan atribut x ke dalam label kelas y
Klasifikasi adalah proses untuk menempatkan objek tertentu (konsep) dalam satu set
kategori, berdasarkan sifat masing-masing objek (konsep) (Gorunescu, 2011). Klasifikasi
tergolong dalam supervised methods.
Supervised methods adalah metode yang berusaha untuk menemukan hubungan antara
atribut input (variabel independen) dan atribut target / kelas (variabel dependen). Hubungan
ditemukan diwakili dalam struktur yang disebut sebagai model. Biasanya model
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
menggambarkan dan menjelaskan fenomena yang tersembunyi dalam dataset dan dapat
digunakan untuk memprediksi nilai atribut target mengetahui nilai-nilai atribut masukan
(Maimon, 2010).
Proses klasifikasi didasarkan pada empat komponen dasar (Gorunescu, 2011) :
1) Kelas (class) atau label kelas yaitu variabel dependen dari model yang merupakan variabel
kategori yang menjelaskan sebuah 'label' pada objek setelah proses klasifikasi. Contoh :
loyalitas pelanggan (label : loyal / tidak loyal), kelas bintang (galaksi), dll.
2) Prediktor (predictor) atau atribut (attribute) yaitu variabel independen dari model yang
diwakili oleh karakteristik (atribut) dari data yang akan diklasifikasikan dan berdasarkan
klasifikasi yang dibuat. Contoh prediktor tersebut adalah: merokok, konsumsi alkohol,
tekanan darah, frekuensi pembelian, status perkawinan, dan kecepatan angin, musim, dll.
3) Training set atau dataset latihan (training dataset) yaitu merupakan kumpulan data yang
berisi nilai-nilai atau record untuk dua komponen sebelumnya (kelas dan prediktor /
atribut) dapat berupa variabel kontinyu maupun kategoris, dan digunakan untuk 'pelatihan'
atau pembangunan model untuk menyesuaikan dengan kelasnya berdasarkan prediktor
yang tersedia. Contoh set tersebut adalah: kelompok pasien diidentifikasi pada kasus
serangan jantung berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kelompok pelanggan
dari supermarket, dll.
4) Dataset pengujian (testing dataset) yaitu berisi data baru yang akan diklasifikasikan oleh
model klasifikasi (classifier) dan untuk mengukur tingkat akurasi klasifikasi (kinerja
model) sehingga performansi model klasifikasi dapat dievaluasi.
Model dalam klasifikasi antara lain yaitu (Bertalya, 2009) :
1) Pemodelan Deskriptif
Sebagai alat penggambaran yang bersifat menjelaskan untuk membedakan objek-objek
dari kelas yang berbeda.
2) Pemodelan Prediktif
Pemodelan prediktif digunakan untuk memprediksi label kelas untuk record yang belum
diketahui.
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
3. Penerapan Klasifikasi
Klasifikasi dapat diaplikasikan dalam beberapa bidang antara lain kesehatan, perbankan, ritel,
dll. Masing-masing memiliki atribut yang sesuai dengan kasus masing-masing. Misalnya
dalam ritel, kasus yang biasanya digunakan adalah pemberian diskon/bonus.
4. Tahapan Klasifikasi
Tahapan dalam klasifikasi antara lain adalah :
1) Preprocessing Data
Tahap awal yang dilakukan sebelum proses klasifikasi adalah melakukan preprocessing
data, terdapat beberapa langkah preprocessing data, yaitu :
a) Data Cleaning
Data cleaning merupakan suatu pemrosesan terhadap data untuk menghilangkan noise dan
penanganan terhadap missing value pada suatu record.
b) Transformasi Data
Pada data dapat dilakukan generalisasi menjadi data dengan level yang lebih tinggi.
Misalnya dengan melakukan diskretisasi terhadap atribut degan nilai kontinyu.
Pembelajaran terhadap data hasil generalisasi dapat mengurangi kompleksitas
pembelajaran yang harus dilakukan karena ukuran data yang harus diproses lebih kecil.
2) Pembuatan Model Dalam Klasifikasi
Klasifikasi dapat digunakan untuk memprediksi nama atau nilai kelas dari suatu obyek
data. Proses klasifikasi data dapat dibedakan dalam 2 tahap, yaitu :
a) Pembelajaran / Pembangunan Model
Tiap tiap record pada data latih (training set) dianalisis berdasarkan nilai nilai
atributnya, dengan menggunakan suatu algoritma klasifikasi untuk mendapatkan model.
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
Gambar 2. Learning : Training data.
Sebagai contoh, pada gambar 2. menjelaskan tahap awal proses klasifikasi yaitu
mendapatkan model klasifikasi (classifier) dari data latihan (training data)
menggunakan algoritma klasifikasi. Atribut label kelas adalah Tenured, dan Learned
Model atau classifier di gambarkan pada blok aturan klasifikasi.
b) Klasifikasi
Pada tahap ini, data uji (test set) digunakan untuk mengetahui tingkat akurasi dari
model yang dihasilkan. Jika tingkat akurasi yang diperoleh sesuai dengan nilai yang
ditentukan, maka model tersebut dapat digunakan untuk mengklasifikasikan record
pada data yang baru.
Gambar 3. Classification: Test data.
Pada gambar 3., data uji (test set) digunakan untuk mengetahui tingkat akurasi dari
model yang dihasilkan (classifier). Jika keakuratan tersebut dianggap dapat diterima,
maka aturan itu dapat diaplikasikan untuk mengklasifikasikan data records yang baru.
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
5. Asumsi Dalam Klasifikasi
Pembuatan model menguraikan sebuah set dari penentuan kelas-kelas sebagai:
1. Setiap record diasumsikan sudah mempunyai kelas yang dikenal seperti ditentukan oleh
label kelas atribut,
2. Kumpulan record yang digunakan untuk membuat model disebut kumpulan pelatihan
(training set),
3. Model direpresentasikan sebagai classification rules, decision tree atau formula
matematis.
Penggunaan model menguraikan pengklasifikasian masa yang akan datang atau obyek yang
belum diketahui, yaitu taksiran keakuratan dari model yang terdiri dari:
1. Label yang telah diketahui dari contoh tes dibandingkan dengan hasil klasifikasi dari
model,
2. Nilai keakuratan adalah prosentase dari kumpulan contoh tes yang diklasifikasikan secara
tepat oleh model,
3. Kumpulan tes tidak terikat pada kumpulan pelatihan,
4. Jika akurasi diterima, model dapat digunakan untuk mengklasifikasikan data record yang
label kelasnya belum diketahui.
Untuk mengevaluasi performansi sebuah model yang dibangun oleh algoritma klasifikasi,
dapat dilakukan dengan menghitung jumlah dari test record yang diprediksi secara benar
(akurasi) dan salah (error rate) oleh model tersebut. Akurasi dan error rate didefinisikan
sebagai berikut.
Algoritma klasifikasi adalah dapat menemukan model yang mempunyai akurasi yang tinggi
atau error rate yang rendah ketika model diterapkan pada test set.
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
6. Algoritma Klasifikasi
Pada teknik klasifikasi terdapat beberapa algoritma klasifikasi yang dapat digunakan, antara
lain: pohon keputusan (decision tree), rule based, neural network, support vector machine,
naive bayes, rough set, dan nearest neighbour.
7. Algoritma Decision Tree
Salah satu metode teknik klasifikasi data mining yang umum digunakan adalah decision tree.
Decision tree adalah struktur flowchart yang menyerupai tree (pohon), dimana setiap simpul
internal menandakan suatu tes pada atribut, setiap cabang merepresentasikan hasil tes, dan
simpul daun merepresentasikan kelas atau distribusi kelas. Alur pada decision tree di telusuri
dari simpul akar ke simpul daun yang memegang prediksi kelas untuk contoh tersebut.
Decision tree mudah untuk dikonversi ke aturan klasifikasi. Teknik pohon keputusan lebih
mudah digunakan, karena beberapa alasan:
a) Dibandingkan dengan classifier JST atau bayesian, sebuah pohon keputusan mudah
diinterpretasi/ ditangani oleh manusia.
b) Sementara training JST dapat menghabiskan banyak waktu dan ribuan iterasi, pohon
keputusan efisien dan sesuai untuk himpunan data besar.
c) Algoritma dengan pohon keputusan tidak memerlukan informasi tambahan selain yang
terkandung dalam training data (yaitu, pengetahuan domain dari distribusi-distribusi pada
data atau kelas-kelas).
d) Pohon keputusan menunjukkan akurasi klasifikasi yang baik dibandingkan dengan teknik-
teknik yang lainnya.
1) Konsep Decision Tree
Mengubah data menjadi pohon keputusan (decision tree) dan aturan-aturan keputusan
(rule).
Gambar 4. Konsep Decision Tree
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
2) Tipe Simpul Pada Tree
Tree mempunyai 3 tipe simpul, yaitu:
1. Simpul akar dimana tidak ada masukan edge dan 0 atau lebih keluaran edge (tepi),
2. Simpul internal, masing-masing 1 masukan edge dan 2 atau lebih edge keluaran,
3. Simpul daun atau simpul akhir, masing-masing 1 masukan edge dan tidak ada edge
keluaran.
Pada decision tree setiap simpul daun menandai label kelas. Simpul yang bukan
simpul akhir terdiri dari akar dan simpul internal yang terdiri dari kondisi tes atribut pada
sebagian record yang mempunyai karakteristik yang berbeda. Simpul akar dan simpul
internal ditandai dengan bentuk oval dan simpul daun ditandai dengan bentuk segi empat.
Gambar 5. Decision tree untuk masalah klasifikasi
3) Konsep Data Dalam Decision Tree
a) Data dinyatakan dalam bentuk tabel dengan atribut dan record.
b) Atribut menyatakan suatu parameter yang dibuat sebagai kriteria dalam pembentukan
tree. Misalkan untuk menentukan main tenis, kriteria yang diperhatikan adalah cuaca,
angin dan temperatur. Salah satu atribut merupakan atribut yang menyatakan data solusi
per-item data yang disebut dengan target atribut.
c) Atribut memiliki nilai-nilai yang dinamakan dengan instance. Misalkan atribut cuaca
mempunyai instance berupa cerah, berawan dan hujan.
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
Gambar 6. Contoh data untuk Decision Tree
4) Proses Dalam Decision Tree
a) Proses Mengubah Data Menjadi Tree
Gambar 7. Mengubah Data Menjadi Tree
b) Ukuran untuk Memilih Split Terbaik
Dalam membangun sebuah decision tree secara top-down (dari atas ke bawah), tahap
awal yang dilakukan adalah mengevaluasi semua atribut yang ada menggunakan suatu
ukuran statistik (yang banyak digunakan adalah information gain) untuk mengukur
efektifitas suatu atribut dalam mengklasifikasikan suatu kumpulan sampel data. Atribut
yang diletakkan pada root node adalah atribut yang memiliki information gain terbesar.
Semua atribut adalah bersifat kategori yang bernilai diskrit. Atribut dengan nilai
continuous harus didiskritkan (Zalilia, 2007). Terlebih dahulu kita harus mencari nilai
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
informasi dari data yang merupakan nilai yang diperlukan untuk mengklasifikasikan
keputusan akhir. Secara matematis dapat dirumuskan dengan:
c) Entropy
Entropy (S) adalah jumlah bit yang diperkirakan dibutuhkan untuk dapat mengekstrak
suatu kelas (+ atau -) dari sejumlah data acak pada ruang sample S.
Entropy bisa dikatakan sebagai kebutuhan bit untuk menyatakan suatu kelas. Semakin
kecil nilai Entropy maka semakin baik untuk digunakan dalam mengekstraksi suatu
kelas.
Entropi adalah suatu parameter untuk mengukur heterogenitas dari suatu data. Panjang
kode untuk menyatakan informasi secara optimal adalah p2log bits untuk messages
yang mempunyai probabilitas p.
Untuk menghitung information gain, terlebih dahulu kita harus memahami suatu
ukuran lain yang disebut Entropy. Entropy biasa digunakan sebagai sautu parameter
untuk mengukur heterogenitas (keberagaman) dari suatu kumpulan sampel data. Jika
kumpulan sampel data semakin heterogen, maka semakin besar nilai entropy. Secara
matematis, nilai entropy masing-masing instance dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
S = ruang (data) sample yang digunakan untuk training.
P(+) = jumlah yang bersolusi positif (mendukung) pada data sample untuk kriteria
tertentu.
P(-) = jumlah yang bersolusi negatif (tidak mendukung) pada data sample untuk
kriteria tertentu.
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
Sedangkan untuk nilai entropy masing-masing atribut dirumuskan dengan:
d) Information Gain
Setelah mendapatkan nilai entropy untuk suatu kumpulan sampel data, maka dapat
diukuer efektifitas suatu atribut dalam mengklasifikasikan data. Ukuran efektifitas ini
disebut Information Gain. Secara matematis, information gain dari suatu atribut,
dituliskan sebagai berikut:
Dengan kata lain, Gain (A) adalah reduksi yang diharapkan dalam entropy yang
disebabkan oleh pengetahuan nilai pada atribut A. Algoritma menghitung information
gain pada setiap atribut. Atribut dengan nilai gain terbesar dipilih sebagai tes atribut
(simpul akar). Simpul A dibuat dan dilabelkan dengan atribut, cabang dibuat untuk
setiap nilai atribut.
Klasifikasi pada umumnya digunakan untuk kasus-kasus pada kelas-kelas
keputusan yang bernilai diskrit dengan keputusan seperti diterima = ya atau tidak.
Namun jika kita menemukan kasus yang mempunyai nilai keputusan kontinyu cara
untuk menyelesaikannya adalah dengan mengubah nilai-nilai kontinyu menjadi nilai-
nilai diskrit dengan cara mempartisi nilai kontinyu ke dalam interval-interval bernilai
diskrit.
Tabel 1. Contoh Data penerimaan karyawan dengan atribut IPK bernilai kontinyu
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
Untuk menyelesaikannya kita misal atribut IPK kita ubah menjadi 3 nilai diskrit
dengan membentuk interval bagus=[3,00-4,00], cukup=[2,75-3,00] lalu kembali
dengan melanjutkan langkah-langkah selanjutnya.
e) Mengubah Tree Menjadi Rules
Tahap terakhir dalam algoritma decision tree adalah mengubah tree menjadi rules
seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 8. Mengubah Tree Menjadi Rules
Sebagai contoh, terdapat sebuah kasus seseorang menentukan akan main tenis di
lapangan atau tidak berdasarkan faktor cuaca dan angin, maka berdasarkan tree yang
terbentuk dapat diubah menjadi beberapa rule seperti gambar di bawah ini.
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
Gambar 9. Mengubah Tree Menjadi Rules
5) Contoh Kasus Decision Tree
a) Menentukan Node Terpilih
Dari data sampel ditentukan node terpilih, yaitu dengan menghitung nilai entropy
masing-masing atribut. (jumlah beli, harga, dan keadaan barang).
Catatan Node terpilih adalah kriteria dengan Information Gain yang paling besar.
Entropy untuk harga:
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
Nilai Informasi untuk data tersebut adalah:
Information Gain (I) =0.9183-0.36 =0.558296
Dengan menggunakan cara yang sama nilai entropy atribut yang lain adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Nilai Entropy untuk Jumlah Beli dan keadaan Barang
Terpilih atribut HARGA sebagai node awal karena memiliki information gain
terbesar.
b) Menyusun Tree Awal
Gambar 10. Tree Awal yang Terbentuk
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
Node berikutnya dapat dipilih pada bagian yang mempunyai nilai + dan -, pada contoh
di atas hanya harga = sedang yang mempunyai nilai + dan , maka semuanya pasti
mempunyai internal node. Untuk menyusun internal node lakukan satu-persatu.
c) Internal Node untuk harga = sedang
Tabel 3. Internal Node Harga Sedang
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
d) Menyusun Tree Lanjutan
Gambar 11. Tree Lanjutan 1
Gambar 12. Tree Lanjutan 2
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
e) Hasil Tree Akhir
Gambar 13. Tree Akhir
f) Mengubah Tree Menjadi Rule
Rule yang terbentuk dari hasil tree akhir adalah sebagai berikut:
R1: IF Harga = mahal THEN diskon = ya
R2: IF Harga = murah THEN diskon = tidak
R3: IF Harga = sedang dan Jumlah Beli = sedikit THEN diskon = tidak
R4: IF Harga = sedang dan Jumlah Beli = banyak dan Keadaan Barang = cacat
THEN diskon = ya
R5: IF Harga = sedang dan Jumlah Beli = banyak dan Keadaan Barang=baik
THEN diskon = tidak
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
g) Menghitung Akurasi dan Error
Hasil Prediksi pada training set adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Model Klasifikasi dan Prediksi
Keterangan:
Warna kuning menunjukkan ketidaksesuaian atau tingkat error
Tingkat error = 3/18 *100% = 16.67 %.
Sedangkan untuk akurasi adalah sebesar = 15/18*100% = 83.33 %.
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015
REFERENSI
Bertalya. 2009. Konsep Data Mining. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Florin Gorunescu. 2011. Data Mining : Concept, Model and Techniques. Berlin : Springer.
Oded Maimon dan Lior Rokach. 2010. Data Mining and Knowledge Discovery Handbook.
London : Springer.
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 13 Jurusan/Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 5 Kode Mata Kuliah : 52213604 Jumlah Halaman : 18 Nama Mata Kuliah : Analisis Keputusan dan Data Mining Mulai berlaku : 2015