PRAKTIKUM BIOKIMIA FIX

download PRAKTIKUM BIOKIMIA FIX

of 22

description

jj;ljmlkjm;j

Transcript of PRAKTIKUM BIOKIMIA FIX

BAB I

PENDAHULUAN

A. JudulPraktikum ini melakukan pemeriksaan: 1. Pemeriksaan glukosa darah (Metode GOD-PAP)

2. Pemeriksaan kolesterol darah (Metode CHOD-PAP)

3. Pemeriksaan total protein (Metode Biuret)

B. Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada

hari/ tanggal:Kamis, 7 November 2013

pukul:13.00 s.d. 15.30 WIB

tempat: Laboratorium Biokimia Kedokteran Umum UNSOED

C. Tujuan

1. Praktikum pemeriksaan glukosa darah (Metode GOD-PAP) bertujuan

untuk a. Mengukur kadar glukosa darah dengan metode GOD-PAP

b. Menyimpulkan hasil pemeriksaan glukosa darah pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal

c. Melakukan diagnosa dini penyakit yang berkaitan dengan kadar glukosa darah abnormal (patologis) dengan bantuan hasil praktikum.

2. Praktikum pemeriksaan kolesterol darah (Metode CHOD-PAP)

bertujuan untuk

a. Mengukur kadar kolesterol dengan metode CHOD-PAP

b. Menyimpulkan hasil pemeriksaan kolesterol pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal

c. Melakukan diagnosa dini penyakit yang berkaitan dengan peningkatan kadar kolesterol dengan bantuan hasil praktikum.

3. Praktikum pemeriksaan total protein (Metode Biuret) bertujuan

untuk

a. Mengukur kadar total protein dalam darah dengan metode Biuret

b. Menyimpulkan hasil pemeriksaan total protein pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal

c. Melakukan diagnosa dini penyakit yang berkaitan dengan kadar total protein abnormal (patologis) dengan bantuan hasil praktikum.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Glukosa1. Definisi dan Struktur

Menurut Marks, dkk. (2000), karbohidrat merupakan senyawa turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidris atau senyawa turunannya. Karbohidrat diserap oleh tubuh dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu glukosa. Glukosa berfungsi sebagai sumber energi utama dan satu-satunya sumber energi bagi otak. Menurut Murray, dkk. (2003), glukosa merupakan salah satu jenis karbohidrat, yaitu monosakarida, yang digunakan sebagai prekursor untuk sintesis karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose, dan galaktosa.Menurut Marks, dkk. (2000), berdasarkan ukurannya karbohidrat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:

a. Monosakarida

Monosakarida merupakan satuan terkecil dari karbohidrat. Monosakarida terdiri dari rantai lurus atom-atom karbon yang salah satunya membentuk gugus karbonil dan karbon lainnya mengandung gugus hidroksil. Gugus karbonil yang berupa aldehida disebut aldosa, sedangkan gugus karbonil berupa keton disebut ketosa. Monosakarida dengan jumlah karbon 3 disebut triosa, 4, 5, 6, 7 masing-masing disebut tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa.

Gambar 2.1 Struktur monosakarida

Sumber: Mark, dkk. (2003)

b. Disakarida

Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari 2 monosakarida. Maltosa, sukrosa, laktosa, dan trehalosa merupakan contoh dari gula disakarida.

c. Oligosakarida

Oligosakarida mengandung paling sedikit 3 unit monosakarida dan tidak melebihi 8 unit monosakarida. Jika hanya mengandung 3 unit monosakarida disebut trisakarida, jika mengandung 4 disebut tetrasakarida, dan seterusnya.

d. Polisakarida

Polisakarida terdiri atas rantai panjang yang mempunyai lebih dari 10 unit monosakarida yang membentuk rantai polimer. Polisakarida memiliki berat molekul yang tinggi. Contoh dari pilosakarida yaitu amilum, glikogen, selulosa, dan pektin.2. Jalur Oksidasi Glukosaa. Glikolisis

Glikolisis merupakan proses utama untuk menghasilkan energi dari glukosa. Glikolisis merupakan proses penguraian molekul glukosa untuk membentuk dua molekul asam piruvat. Glikolisis melibatkan reaksi-reaksi kimia yang diawali dengan penambahan gugus fosfat dengan katalis enzim heksokinase kemudian glukosa diubah menjadi fruktosa-6-fosfat. Fruktosa diubah menjadi fruktosa1,6-difosfat dan diuraikan menjadi asam piruvat. Reaksi ini menghasilkan asam piruvat, ATP, dan atom H. Asam piruvat akan diubah menjadi asetil-KoA yang akan mengalami serangkaian reaksi kimia dan menjadi CO2 dan atom H, disebut siklus Krebs atau siklus asam nitrat (Ganong, 2008).b. Glikogenesis

Glukosa yang telah diabsorpsi dapat segera dipakai menjadi energi atau disimpan dalam bentuk glikogen. Glikogen paling banyak disimpan di hepar dan otot. Proses pembentukan glikogen dari glukosa disebut glikogenesis. Glukosa-6-fosfat diubah menjadi glukosa-1-fosfat kemudian menjadi uridin difosfat glukosa dan diubah menjadi glikogen (Guyton, 2007).

c. Glikogenolisis

Glikogenolisis merupakan reaksi penguraian glikogen yang disimpan dalam sel untuk membentuk kembali glukosa. Proses ini dikatalisis oleh enzim fosforilasi. Aktivasi enzim fosforilasi dipengaruhi oleh hormon epinefrin dan glukagon. Hormon epinefrin yang distimulasi oleh sistem saraf simpatis (saat stres dan olahraga) akan meningkatkan penyediaan glukosa melalui glikogenolisis dan glukoneogenesis. Hormon glukagon akan disekresikan oleh sel alfa di pankreas apabila kadar glukosa darah turun dan asam amino darah meningkat (Ganong, 2008). d. Glukoneogenesis

Glukoneogegenis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa non-karbohidrat. Bentuk simpanan asam lemak dalam tubuh ialah berupa trigliserida. Kelebihan protein tubuh juga akan disimpan dalam bentuk trigliserida yang akam ditempatkan di jaringan adiposa. Katabolisme trigliserida, yang terjadi saat puasa, menghasilkan gliserol dan asam lemak. Gliserol akan diubah menjadi glukosa oleh sel hati untuk menjaga kadar glukosa darah selama puasa (Sherwood, 2001).

3. Metabolisme GlukosaMenurut Sherwood (2001), metabolisme glukosa dalam tubuh terbagi menjadi fase absorptif dan fase pasca-absorptif (puasa). Fase abrorptif dimulai ketika makanan yang masuk diserap dan diedarkan di sirkulasi darah dan dapat digunakan sebagai sumber energi. Makanan akan diserap selama 4 jam. Kelebihan glukosa dalam darah akan disimpan di hati dan otot. Sel hati dapat menyimpan glikogen sebanyak 5-8% dari beratnya, sedangkan sel otot dapat menyimpan sebanyak 1-3% dari beratnya. Apabila sel otot dan sel hati telah terisi penuh, maka glukosa lain harus diubah menjadi asam lemak dan gliserol kemudian disimpan di jaringan adiposa dalam bentuk trigliserida . Setelah penyerapan selesai dan tubuh belum ingesi makanan, maka fase itu disebut fase pasca-absorpsi. Kadar glukosa plasma normal saat puasa ialah 70-110 mg/dL. Pada fase ini, simpanan glukosa akan digunakan untuk menghasilkan energi.

4. Hormon yang Mempengaruhi Kadar GlukosaHormon yang berperan dalam pengaturan kadar glukosa darah ialah sebagai berikut.

a. InsulinMenurut Sherwood (2001), insulin berfungsi sebagai regulator utama kadar glukosa untuk menurunkan kadar glukosa darah. Sekresi insulin, yang dirangsang oleh adanya kelebihan kadar glukosa darah, akan menghambat proses glikogenolisis dan glukoneogenesis oleh hati. Selain itu, insulin akan meningkatkan penyerapan glukosa oleh sel dan glikogenesis di otot skelet dan hati.b. Glukagon

Glukagon berperan dalam meningkatkan kadar glukosa darah. Rendahnya kadar glukosa darah akan merangsang sekresi hormon glukagon melalui mekanisme glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glikogenesis akan dihambat untuk menurunkan sintesis glukosa dari glikogen (Ganong,2008). Selain hormon insulin dan glukagon, sekresi glukosa juga dipengaruhi oleh hormon epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan berperan kecil dalam meningkatkan penghematan glukosa dan absorpsi glukosa oleh otot. Hormon epinefrin dan kortisol berperan dalam penyediaan bahan bakar saat olahraga atau dalam keadaan stress dengan cara meningkatkan glukoneogenesis (Sherwood, 2001).B. Kolesterol1. Definisi dan Struktur Menurut Murray, dkk. (2003), kolesterol merupakan produk metabolisme yang terdapat di berbagai sumber makanan seperti daging, otak, dan kuning telur. Kolesterol merupakan prekursor senyawa steroid di dalam tubuh yang disintesis di banyak jaringan dari asetil-KoA dan dikeluarkan sebagai garam kolesterol atau empedu. Kolesterol dapat berbentuk kolesterol bebas atau ester kolesteril. Ester kolesteril terbentuk atas susunan lemak rantai panjang. Gambar 2.2 Struktur kolesterol

Sumber: Murray, dkk. (2003)

2. Metabolisme Kolesterol

Menurut Murray, dkk. (2003), kolesterol disintesis didalam tubuh dari asetil-KoA melalui suatu siklus yang kompleks. Terdapat lima tahap biosintesis kolesterol yaitu

a. Pembentukan mevalonat dari sintesis asetil-KoA

b. Pembentukan unit isoprenoid aktif dari mevalonat melalui eliminasi CO2

c. Pembentukan skualen dari enam unit isoprenoid melalui kondensasi

d. Pengonversian skualen menjadi lanosterol melalui siklisasi

e. Pengonversian lanosterol menjadi kolesterol melalui beberapa tahap lanjut seperti eliminasi tiga gugus metil.Sintesis kolesterol di hati diatur sebagian oleh pemasukkan kolesterol makanan dalam bentuk sisa khilomikron. Keseimbangan kolesterol akan dipertahankan apabila terjadi peningkatan atau penurunan kadar kolesterol. Kolesterol yang berlebihan akan disekresikan dari hati kedalam empedu sebagai kolesterol atau garam empedu. Garam empedu akan diabsorpsi kedalam sirkulasi porta dan masuk kembali ke hati sebagai bagian dari sirkulasi enterohepatik (Murray, dkk., 2003).3. Jenis LipoproteinMenurut Murray, dkk. (2003), lipoprotein merupakan senyawa yang berfungsi untuk mengangkut lipid yang disintesis oleh hati dan jaringan adiposa ke berbagai jaringan dan organ tubuh. Terdapat empat kelompok utama dari lipoprotein yang telah diidentifikasi, yaitu khilomikron yang berasal dari penyerapan triasilgliserol dalam usus, very low density lipoprotein (VLDL atau pre--lipoprotein) yang berasal dari hati untuk mengeluarkan triasilgliserol, low density lipoprotein (LDL atau -lipo-protein) yang merupakan tahap akhir dari katabolisme VLDL, high density lipoprotein (HDL atau -lipoprotein) yang terlibat dalam metabolisme VLDL dan khilomikron serta pengangkutan kolesterol. Selain itu terdapat lipoprotein tambahan yaitu intermediet density lipoprotein (IDL) yang merupakan prekursor dari LDL.4. Faktor yang dapat Meningkatkan KolesterolMenurut Murray, dkk. (2003), keseimbangan kolesterol di tingkat sel terjadi karena adanya peningkatan ataupun penurunan kolesterol pada jaringan tubuh. Peningkatan kolesterol terjadi karena beberapa hal antara lain ambilan lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh reseptor, ambilan kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya akan kolesterol ke membran sel, sintesis kolosterol, dan hidrolisis ester kolesteril oleh enzim ester kolesteril hidrolase. Selain itu, kolesterol dapat meningkat karena terdapat faktor predisposisi seperti riwayat keluarga yang mengalami hiperlipidemia, obesitas, diet tinggi lemak, kurang aktivitas fisik atau olahraga, konsumsi alkohol, merokok, dan diabetes.C. Protein

1. Definisi dan Struktur

Protein adalah makromolekul yang terdiri oleh bahan dasar 20 macam asam amino (Katili, 2009). Semua spesies memiliki jenis protein yang sama dan tidak berubah bentuk selama evolusi yaitu terdiri dari 20 asam amino. Terdapat bermacam-macam susunan dari 20 asam amino mengakibatkan keberanekaragaman fungsi bagi tubuh. Menurut Sari (2007), struktur protein terdiri dari 4 tingkatan yaitu:

a. Struktur primerStruktur primer berupa urutan linear asam amino yang digabungkan oleh ikatan peptida dan mencangkup lokasisetiap ikatan sulfida. Struktur ini tidak ada percabangan.

b. Struktur sekunder

Ikatan hidrogen antara aton-atom ikatan peptida dapat mengakibatkan daerah didalam rantai peptida dapat membentuk struktur reguler, berulang, dan lokal. Hal ini berkaitan dengan pengaturan kedudukan residu asam amino yang berdekatan dengan urutan liniear. Daerah tersebut merupakan struktur sekunder yang terdapat heliks, sheet, loop.

c. Struktur tertier.

Pelipatan protein dapat menyatukan asam amino yang letaknya terpisah yaitu pada ruang residu asam amino yang berjauhan dalam urutan liniear dan pola-pola ikatan sulfida. Bentuk protein globular berperan dalam interaksi antara residu asam amino yang berjauhan pada urutan primer rantai poipeptida dan melibatkan heliks serta sheet. Struktur tersier agar dapat stabil dari interaksi hidrofobik dan elektrostatik serta ikatan hidrogen.d. Struktur kuartener.Struktur ini berperan pada pengaturan subunit protein dalam ruang. Dalam protein multimerik, masing-masing rantai peptida disebut sub unit. Subunit tersebut diatukan olehjenis interaksi nonkovalen. Protein yang tersusu dari dua atau empat subunit masing-masing disebut dimerik atau tetramerik.2. Fungsi ProteinProtein berfungsi sebagai katalisator, pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanisme sistem kekebalan tubuh, menghasilkan pergerakan tubuh, sebagai transmitor gerakan saraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan (Katili, 2009).

Menurut (Katili, 2009) protein memiliki beberapa peran dalam aktivitasnya pada proses biologis tubuh yaitu:

a. Sebagai katalis enzimatik

Makromolekul yang merupakan jenis protein disebut enzim mengkatalis hampir semua reaksi kimia seperti hidrasi karbondioksida sederhana dan replikasi kromosom.

b. Sebagai transport dan penyimpanan

Peran protein dalam hal ini yaitu sebagai transport oksigen ke otot dalam eritrosit oleh protein jenis myoglobin dan hemoglobin. Peran protein sebagai koordinasi gerak oleh jenis protein yaitu filamen.

c. Menjaga ketegangan kulit dan tulang, protein jenis fibrosa berperan dalam hal ini.d. Sebagai komponen serat utama dalam kulit, tulang, tendon, tulang rawan dan gigi. Protein jenis kolagen berperan dalam hal ini.e. Berperan untuk mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel yang berasal dari organisme lain, membangkitkan dan menghantar impuls saraf. antibodi merupakan protein yang sangat spesifik mengenal serta berkombinasi dengan benda asing.f. Respons sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh protein reseptor, misalnya rodopsin suatu protein yang sensitif terhadap cahaya yang ditemukan pada sel batang retina.

g. Transmisi impuls saraf pada sinap yang menghubungkan sel-sel saraf dan pengaturan perturnbuhan dan diferensiasi, protein reseptor yang dapat dipicu oleh molekul kecil spesifik seperti asetilkolin.h. Sebagai koordinasi hormon, hormon seperti insulin dan TSH (Thyroid-stimulating hormone) merupakan salah satu jenis protein.3. Metabolisme protein

Metabolisme protein terlibat dalam produksi enzim, beberapa hormon, dan protein spesifik.Sumber asam amino dapat berasal dari absorbsi di usus, biodegradasi protein jaringan, dan biosintesis beberapa senyawa organik. Asam amino ini digunakan untuk biosintesis glukosa, protein baru, dan senyawa nitrogen nonprotein. Asam amino pada hati juga mengalami proses transaminase (proses katabolisme asam amino) yang menghasilkan asam ketokarboksilat atau mengalami oksidasi deaminasi menjadi asam ketokarboksilat dan amoniak. Kemudian asam ketokarboksilat diubah menjadi asetil-koA yang akan masuk ke dalam siklus Krebs untuk menghasilkan energi (Sumardjo, 2008).

BAB IIICARA KERJA DAN HASIL

A. Pemeriksaan Glukosa Darah (Metode GOD-PAP)1. Alat dan Bahana. Spuit 3 ccb. Torniquetc. Plakond. Eppendorfe. Sentrifugatorf. Tabung reaksi 3 mmg. Rak tabung reaksi h. Mikropipet (10 l-100 l)i. Makropipet (100 l-1000 l)j. Yellow tipk. Blue tipl. Kuvetm. Spektrofotometern. Sampel (serum)o. Reagen GOD2. Cara Kerjaa. Persiapan sampel:1) Pengambilan darah probandus sebanyak 3cc dengan menggunakan spuit2) Memasukkan darah ke dalam tabung eppendorf dan disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit, kemudian diambil serumnya sebagai sampelb. Mencampurkan serum sebanyak 10 l dengan reagen GOD sebanyak 1000 lc. Menginkubasi campuran tersebut selama 15 menit dalam suhu ruangan (20-25 C), kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm dengan nilai faktor 100.B. Pemeriksaan Kolesterol Darah (Metode CHOD-PAP)1. Alat dan Bahan

a. Spuit 3 ccb. Torniquetc. Plakond. Eppendorfe. Sentrifugatorf. Tabung reaksi 3 mmg. Rak tabung reaksi h. Mikropipet (10 l-100 l)i. Makropipet (100 l-1000 l)j. Yellow tipk. Blue tipl. Kuvetm. Spektrofotometern. Sampel (serum)o. Working reagen2. Cara Kerjaa. Persiapan sampel:1) Pengambilan darah probandus sebanyak 3cc dengan menggunakan spuit2) Memasukkan darah ke dalam tabung eppendorf dan disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit, kemudian diambil serumnya sebagai sampelb. Mencampurkan serum sebanyak 10 l dengan working reagen sebanyak 1000 lc. Menginkubasi campuran tersebut selama 20 menit dalam suhu ruangan (20-25 C), kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm dengan nilai faktor 200.C. Pemeriksaan Total Protein (Metode Biuret)1. Alat dan Bahan

a. Spuit 3 ccb. Torniquetc. Eppendorfd. Sentrifugatore. Tabung reaksi 3 mmf. Rak tabung reaksi g. Mikropipet (10 l-100 l)h. Makropipet (100 l-1000 l)i. Yellow tipj. Blue tipk. Kuvetl. Spektrofotometerm. Sampel (serum)n. Reagen Biuret2. Cara KerjaPanjang gelombang: 540 (546) nm

Temperatur: 18-30 C (suhu kamar)

Tabel 3.1 Cara Kerja Pemeriksaan Total ProteinMasukkan ke dalam tabung reaksiBlankoStandarTes

Reagensia1,0 ml1,0 ml1,0 ml

Serum20 l

Standar20 l

Lakukan homogen dan diamkan dalam suhu kamar selama 5 menit. Baca absorbance test (abs. test) dan absorbance standar (abs. std) terhadap blanko reagensia pada panjang gelombang 540 (546) nm.

a. Persiapan sampel:1) Pengambilan darah probandus sebanyak 3cc dengan menggunakan spuit2) Memasukkan darah ke dalam tabung eppendorf dan

disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit,

kemudian diambil serumnya sebagai sampel

b. Mencampurkan serum sebanyak 20 l dengan reagen Biuret sebanyak 1000 lc. Menginkubasi campuran tersebut selama 10 menit dalam suhu ruangan, kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm dengan nilai faktor 19,0.BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan pembahasanIdentitas probandus:

Nama

: Citra Veony F.

Jenis kelamin: Perempuan

Usia

: 18 tahun

Hasil pemeriksaan:1. Kolesterol

Pemeriksaan kolesterol pada darah probandus adalah 95 mg/dl.Hasil menunjukkan angka normal karena kadar kolesterol serum normal adalah 75-115 mg/dl (Marks, dkk. 2000).Tabel 4.1 Kadar Ideal Kolesterol dan Triasigliserol Serum pada Orang Dewasa

Sumber : Marks, dkk., (2000)Kadar Ideal Kolesterol dan Triasilgliserol Serum pada Orang Dewasa

Kolesterol Total200 mg/dL:

Kolesterol LDL

Tanpa PJK dan dengan kurang dari 2 faktor risiko

Tanpa PJK dan dengan 2 atau lebih faktor risiko

Dengan PJK160 mg/dL

130 mg/dL

100 mg/dL

Kolesterol HDL

Wanita

Pria45 mg/dL

35 mg/dL

Triasilgliserol60-160 mg/dL