Laporan Praktikum Unit Cost Fix

43
LAPORAN PRAKTIKUM UNIT COST “GLASS IONOMER ANAK” Oleh: Kelompok 8 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

description

tredfg

Transcript of Laporan Praktikum Unit Cost Fix

Page 1: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

LAPORAN PRAKTIKUM

UNIT COST

“GLASS IONOMER ANAK”

Oleh:

Kelompok 8

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

KELOMPOK 8

Anggota:

1. Mohamad Basofi 111610101077

2. Yunita Saskia 111610101078

3. Anggi Faradiba 111610101080

4. Musriatul wahida 111610101081

5. Yurike fitriasari 111610101082

6. Deo Agusta Rachmana P. 111610101083

7. Istibsyaroh 111610101084

8. Maria Devitha 111610101085

9. Sisca Rizkia 111610101086

10. Sariwiwit Intan P.A. 111610101087

11. Asyiah Hamazah I. 111610101088

Page 3: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Unit Cost “Glasionomer Anak”

pada blok Manejemen Pelayanan Kesehatan.

Penyusunan laporan ini tidak lepas oleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada:

1. drg. Kiswaluyo, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan membimbing, sehingga laporan ini dapat terselesaikan

dengan baik.

2. Seluruh anggota yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini mungkin masih ada beberapa bagian yang

tidaklah sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangatlah

diharapkan untuk perbaikan kesempurnaan laporan ini. Demikian, penulis

berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Jember, 6 januari 2014

Penulis

Page 4: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan

uang yang terjadi atau akan segera terjadi untuk tujuan tertentu. Dokter gigi

adalah seseorang yang bekerja dalam bidang jasa sehingga diperlukannya

kemampuan untuk pengendalian biaya,untuk pengambilan keputusan

manajemen dan menetapkan harga pokok produk dan bahan yang akan

digunakan. Hal tersebut disebut juga akuntansi biaya,akuntansi biaya

mencatat, menggolongkan dan meringkas pembuatan produk atau penyerahan

jasa untuk memenuhi kebutuhan penentuan harga pokok.

Dalam akuntansi biaya dikenal suatu istilah Unit cost atau biaya satuan

yang merupakan biaya yang dihitung untuk satu satuan produk pelayanan

yang berguna untuk menghitung dan mengukur berapa biaya yang

dibebankan seperti perhitungan unit cost tumpatan GIC pada anak. Tumpatan

GIC adalah tumpatan yang umum digunakan pada gigi sulung karena sifatnya

yang melepaskan fluoride. Terdapat beberapa macam unit cost menurut

perubahan volume kegiatan yang terjadi yaitu diantaranya adalah variabel

cost dan fix cost. Variabel cost adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Fix cost adalah biaya yang

jumlahnya tetap dalam kisaran waktu tertentu.

Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana unit cost dari tumpatan GIC

pada anak maka pada laporan ini akan dibahas tentang perhitungan variabel

cost dan fix cost tumpatan GIC pada anak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana variabel cost tumpatan GIC pada anak ?

2. Bagaimana fix cost tumpatan GIC pada anak ?

Page 5: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

1.3 Tujuan

1. Mampu mengetahui dan memahami variabel cost tumpatan GIC pada

anak.

2. Mampu mengetahui dan memahami fix cost tumpatan GIC pada anak

Page 6: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi unit cost

Secara sederhana, unit cost dapat diartikan sebagai biaya per unit produk atau

biaya per pelayanan. Sedangkan menurut Hansen & Mowen (2005) unit cost

didefinisikan sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan

jumlah unit produk yang dihasilkan. Produk yang dimaksudkan dapat berupa

barang atau jasa.

2.2 Tujuan dan Manfaat Penghitungan Unit Cost

Sistem akuntansi biaya mengukur dan mengalokasikan biaya, dengan

demikian unit cost dapat ditentukan. Unit cost ini merupakan informasi yang

sangat penting bagi suatu entitas. Dengan penghitungan unit cost, efisiensi dan

kinerja suatu entitas dapat dimonitor dengan baik. Selain itu dengan penghitungan

unit cost akan dihasilkan informasi mengenai biaya per item, sehingga akan lebih

memudahkan dalam membuat strategi, pengenggaran maupun berbagai keputusan

penting lainnya’. Dengan kata lain informasi mengenai unit cost dapat dijadikan

sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi suatu entitas.

Contoh dari perhitungan unit cost dari kedokteran gigi adalah dalam

penggunaan glass ionomer dalam menumpat gigi. Glass ionomer cement atau

Semen Ionomer Kaca (GIC atau SIK) merupakan bahan restorasi yang banyak

digunakan oleh dokter gigi dan terus dikembangkan. SIK memiliki kemampuan

berikatan secara fisikokimiawi baik pada email maupun dentin.2,6 Kekurangan

SIK jika dibandingkan dengan bahan tumpatan lain adalah kurang estestik, sulit

Page 7: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

dipolish, dan mempunyai sifat brittle. Kitosan adalah salah satu bahan alami yang

dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi sifat brittle dari SIK dengan

meningkatkan sifat mekanik SIK tersebut.15 Kitosan dapat diperoleh dengan hasil

konversi dari kitin. Sedangkan kitin dapat diperoleh dari kulit udang, kulit

kepiting, dan serangga.15 Konversi kitin menjadi kitosan ditemukan oleh C.

Rouge pada tahun 1859. Kitosan memiliki sifatsifat tertentu yang menguntungkan

sehingga banyak diaplikasikan di berbagai industri maupun bidang kesehatan

2.3 Klasifikasi dan pengelompokan biaya

Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan perubahan

volume kegiatan maupun berdasarkan hubungannya dengan yang dibiayai. Dalam

hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan

menjadi:

a Biaya variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya ini berubah secara proporsional dengan

perubahan tingkat aktivitas. Biaya bahan habis pakai adalah contoh biaya

variabel, diaman biaya ini tergantung dari banyaknya kegiatan dalam

melayani pengguna jasa.

b Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

tertentu. Gaji pegawai adalah contoh dari biaya tetap, walaupun pengguna

jasa yang dilayani bertambah namun gaji pegawai tetap.

c Biaya campuran

Biaya campuran adalah biaya yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya

tetap ,ataupun biaya variabel. Dengan kata lain, biaya campuran merupakan

biaya yang mengandung sebagian unsur biaya tetap dan sebagian unsur biaya

variabel.

Page 8: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

Apabila dihubungkan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan

menjadi:

a Biaya langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang

dibiayai. Biaya langsung di tiap-tiap ruang pelayanan adalah semua biaya

yang terjadi dala ruang tersebut dalam hubungannya dengan pelayanan

pengguna jasa.

b Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak harus disebabkan

oleh sesuatu yang dibiayainya. Biaya tidak langsung dalam hubungannya

dengan pelayanan jasa yang diberikan adalah biaya produksi tidak langsung

atau biaya overhead.

2.4 Langkah-Langkah Penghitungan Unit Cost

Sebagai acuan dalam menghitung unit cost dalam suatu unit kerja ataupun

sebagian, berikut adalah langkah-langkah perhitungannya:

a Tentukan unit cost yang akan menjadi analisis

b Identifikasi semua produk/jasa yang dihasilkan oleh unit kerja, dan

tentukan produk/jasa yang akan dianalisis

c Identifikasi semua biaya yang timbul di unit kerja karena melakukan

pelayanan kepada pengguna jasa, berupa biaya langsung dan biaya tidak

langsung

d Tentukan dasar alokasi biaya bersama. Biaya bersama adalah biaya yang

digunakan untuk menghasilkan 2 produk/layanan atau lebih

e Telusuri dan hitkung semua biaya langsung yang terjadi

f Analisis unit atau bagian lain yang secara logika biayanya timbul akibat

peningkatan aktivitas di unit kerja

g Telusuri biaya tidak langsung dan hitung alokasi biaya tidak langsung

untuk unit kerja

Page 9: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

h Hitung unit cost per pelayanan dengan cara mengalokasikan total biaya

(biaya langsung maupun biaya tidak langsung) ke setiap jasa pelayanan.

2.5 Pengertian analisis biaya

Analisis biaya merupkan suatu kegiatan menghitung biaya untuk berbagai

jenis pelayanan yang ditawarkan, baik secara total maupun pelayanan per klien

dengan cara menghitung seluruh biaya pada seluruh unit yang ada dimana biaya

yang terdapat pada unit yang tidak menghasilkan produk (pusat biaya)

didistribusikan kepada unit-unit yang menghasilkan pendapatan (pusat

pendapatan). Tujuan analisis biaya adalah:

a Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan pusat

biaya (cost center) serta pusat pendapatan (revenue center).

b Mendapatkan gambaran biaya pada unit tersebut, baik biaya tetap (fixed

cost) ataupun biaya investasi yang disetahunkan maupun biaya tidak tetap

(variable cost) atau biaya operasional dan pemeliharaan.

c Mendapatkan gambaran biaya satuan pelayanan di sarana pelayana

kesehatan primer

d Mendapatkan gambaran tarif dengan menggunaakan “Break Event Point”

e Mendapatkan gambaran dan peramalan pendapatan sarana pelayanan

kesehatan primer

Dalam kegiatan analisis biaya akan dilakukan kegiatan pendistribusian biaya

dari pusat biaya ke pusat pendapatan. Cara-cara dari proses tersebut adalah:

a Simple distribution

Merupakan cara langsung membagi habis biaya diunit-unit pusat biaya ke

pusat pendapatan berdasarkan bobot tertentu.

b Step down method

Merupakan cara membagi biaya dari pusat biaya ke pusat pendapatan melalui

tahap, yaitu pertama alokasi antara pusat biaya (disusun dengan unit mulai

dengan biaya tertinggi sebagai unit yang memberi biaya kepusat biaya lain).

Kemudian biaya yang diterima pusat biaya dibawahnya digabung dengan

Page 10: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

biaya asli pusat. Biaya tersebut dialokasikan ke pusat pendapatan dengan dasar

pembobotan.

c Double distrtibution

Merupakan cara membagi biaya dari pusat biaya ke pusat pendapatan, melalui

dua tahap, yaitu mula-mula dilakukan alokasi antara pusat biaya ke pusat

biaya lain dan ke pusat pendapatan, selanjutnya dilakukan alokasi dari pusat

biaya ke pusat pendapatan

d Activity-based costing

Merupakan cara analisis biaya berdasarkan aktivitas

Alat bantu yang digunakan untuk melakukan analsis biaya, adalah:

a Informasi mengenai struktur organisasi sarana pelayanan kesehatan primer

dan unit-unitnya

b Informasi mengenai unit mana yang menjadi pusat biaya dan mana yang

menjadi pusat pendapatan

c Data pegawai: nama pegawai, pendidikan, unit kerja, jabatan, masa kerja,

gaji dan insentif

d Data unit kerja pegawai : nama pegawai, unit kerja pokok dan persentase

waktu yang digunakan, unit kerja lain dan persentase waktu yang

digunakan

e Data gedung: luas lantai masing-masing unit yang ada, tahun

pembangunan, masa pakai, masa hidup, biaya dan Afc

f Data inventaris peralatan medis: jenis alat, jumlah alat, tahun beli, masa

pakai, masa hidup, harga satuan, total biaya dan Afc

g Data inventaris peralatan nonmedis: jenis alat, jumlah alat, tahun beli,

masa pakai, masa hidup, harga satuan, total biaya dan Afc

h Data inventaris kendaraan: jenis kendaraan, jumlah kendaraan, tahun beli,

masa pakai, masa hidup, harga satuan, total biaya dan Afc

i Data biaya obat dan bahan medis habis pakai: di unit-unit yang berfungsi

sebagai pusat pendapatan

Page 11: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

j Data bahan habis pakai nonmedis: di unit-unit pusat biaya maupun pusat

pendapatan

k Data biaya pemeliharaan gedung

l Data biaya pemeliharaan perlatan medis

m Data biaya pemeliharaan peralatan nonmedis

n Data biaya umum, misalnya telpon, air, listrik, dll

2.6 Berbagai metode analisis biaya

Aplikasi metode akuntansi biaya yang sering digunakan seperti metode satu

langkah, metode dua langkah, metode reciprocal, metode DRG, metode Activity

Based Costing, dan metode Real Cost.

a Metode Satu Langkah, Dua Langkah Dan Metode Reciprocal

Dalam metode satu langkah, setiap biaya pusat pelayanan pendukung

dialokasikan pada beberapa pusat layanan utama yang menggunakan

pelayanannya, tetapi tidak untuk pusat pelayanan yang lain. Akan tetapi

metode ini gagal untuk mengenali bahwa beberapa pusat layanan

menyediakan layanan untuk pusat layanan lain: misalnya, housekeeping

membersihkan departemen medical record, pusat layanan yang lain.

Kegagalan metode satu langkah ini kemudian memunculkan metode dua

langkah. Metode dua langkah memperbaiki kekurangan metode satu langkah.

Dengan metode ini, biaya pusat layanan ‘dialairkan’ ke pusat layanan

pendukung lain dan ke pusat layanan utama yang menggunakan basis

pengalokasian tertentu. Biasanya tahap ini dimulai dengan pusat pelayanan

pendukung yang melayani beberapa pusat pelayanan lain di dalam organisasi

dan membagikan ke pusat-pusat biaya sisanya. Kemudian diteruskan dengan

pusat-pusat layanan lain dengan menggunakan metode seperti metode satu

langkah.

Metode laiinya yang juga mencoba memperbaiki metode step down adalah

metode resiprocal. Dalam metode ini, biaya pusat layanan tidak ditunkan.

Page 12: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

Tetapi, akuntan mengembangkan persamaan simultan yang menghitung

danmengalokasikan setiap biaya pusat layanan lainnya, tidak hanya oleh pusat

layanan yang ada dibawahnya. Singkatnya, dalam metode ini akuntan

melakukan3 aktivitas yang berbeda dalam usaha akuntansi biaya. Pertama,

mendefinisikan pusat biaya. Kedua, memasukkan setiap biaya ke dalam pusat

biaya – pusat layanan utama dan pusat layanan pendukung. Dengan biaya

langsung, maka hal ini mudah dilakukan, tetapi lebih rumit jika dilakukan

dengan pembiayaan tidak langsung. Dan yang ketiga, mengalokasikan biaya

pusat layanan pendukung ke pusat layanan utama.

Untuk melaksanakan proses alokasi, dilakukan dengan 2 langkah:

1. Memilih dasar pengalokasian (seperti luas ruangan) untuk setiap

pusatbiaya layanan pendukung; dasar-dasar ini digunakan untuk

menghitung penggunaan layanan-layanan suatu pusat oleh pusat biaya

lainnya.

2. Memilih metode pengalokasian (seperti metode step down) untuk

mendistribusikan biaya pusat layanan pendukung di antara pusat layanan

utama. Kadang-kadang biaya ini menjadi cukup rumit.

Dari ketiga metode ini akan menyebabkan hasil analisis biaya kurang tepat

karena banyaknyaasumsi. Aplikasi berbagai metode ini tidak didasari pada ide

untuk membangun sistem akuntansi biaya tetapi hanya bertujuan untuk

menghasilkan informasi biaya. Karena itu hasil analisisnya akan bias dan tidak

ada usaha untuk mengembangkan sistem akuntansi biaya di masa datang.

b Metode Double Distribution

Metode ini pada dasarnya hampir sama dengan metode dua langkah. Pada

metode ini analisis diawali dengan membagi unit-unit kerja kedalam unit

pendukung dan unit utama. Alokasi biaya dimulai dengan membagi biaya-

biaya di unit pendukung ke unit pendukung lainnya, dan pada akhirnya ke unit

utama. Alokasi dilakukan hingga semua biaya di unit pendukung habis. Secara

umum alokasi biaya dengan metode ini dapat dilihat pada peraga berikut

Page 13: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

Setelah memperoleh alokasi biaya dari unit pendukung kemudian

dilakukan analisis biaya di unit utama tersebut. Namun dasar biaya yang akan

dianalisis diunit utama adalah kas yang keluar dalam membeli

berbagaikebutuhan disuatuentitas. Padahal pembelian kebutuhan tersebut bisa

saja dilakukan dengan hutang pada pihak ketiga. Karena dasar biaya adalah

pengeluaran kas secara keseluruhan maka akibatnya tidak bisa

mengedentifikasi biaya yang terjadi diberbagai unit kerja.

Apabila kita menyimak cara analisis metode ini maka akan terliberbagai

keterbatasan yang bisa mengakibatkan hasil analisis akan bias dan jauh dari

unsur keakuratan. Asumsi yang terlalu banyak dalam mengalokasi biaya, dasar

biaya yang dialokasi tidak real merupakan beberapa kelemahan yang nampak

terlihat. Padahal dalam konsep alokasi biaya mensyaratkan agar asumsi

diusahakan diperkecil atau bahkan kalau mungkin tidak ada.

Dari beberapa kelemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya

konsep ini lebih cocok untuk membuat standar (standar biaya) karena lebih

memfokuskan pada hasil akhir dan tidak berorientasi pada pengembangan

sistem akuntansi bniaya berkelanjutan di BLUD. Karena itu hasil analisis

metode ini sebenarnya tidak sesuai apabila digunakan untuk pengambilan

keputusan manajerial seperti kebijakan tarif, penilaian kinerja unit-unit kerja

khususnya mengenai efisiensi, dan untuk anggaran BLUD.

c Metode Analisis Biaya berdasarkan Aktivitas (ABC)

Metode ini merupakan metode terbaik dari keseluruhan metode analisis

biaya yang ada. Namun prasyarat metode ini mengharuskan system yang

sangat baik dan terkomputerisasi menyebabkan metode ini sulit dilakukan di

Page 14: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

BLUD tanpa adanya perubahn system akuntansi dan keuangan. Walaupun

demikian system ini dapat digunakan untuk beberapa aktivitas di BLUD.

Pada awalnya, metode analisis biaya berbasis aktivitas (ABC) digunakan

pada organisasi yang menggunakan peralatan mesin yang cukup banyak

sehingga biaya overhead menjadi besar jika dibandingkan dengan biaya tenaga

kerja langsung dan bahan langsung. Namun dalam perkembangannya, konsep

ABC ini kemudian menjadi trend an digunakan oleh berbagai organisasi yang

m,enginginkan ketepatan dalam analisis biaya produk/jasanya. Activity-based

cost system (ABC systems) merupakan suatu alternatif penentuan harga pokok

produk atau jasa yang saat ini cukup dikenal sangat relevan. ABC system,

merupakan system informasi tentang pekerjaan (aktivitas) yang

mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Ada dua

anggapan penting yang mendasari system ABC, yaitu:

1. Aktivitas menyebabkan timbulnya biaya

Adanya anggapan bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak

langsung menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan

sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.

2. Produk (pelanggan) menyebabkan timbulya permintaan atas aktivitas

Dalam membuat produk diperlukan berbagai aktivitas dan pelaksanaannya

membutuhkan sumber daya. Biaya atas aktivitas membebankan biaya ke

produk atau jasa berdasar sumber daya yang dipakai. System ini

mengindentifikasi biaya aktivitas dan melacak aktivitas ke produk atau

jasa tertentu yang memotivasi terjadinya aktivitas.

Biaya tidak langsung atau overhead cost dilacak kesuatu produk atau jasa

tertentu daripada disebarkan keseluruh produk jasa secara arbiter. Sistem ABC

membuat pihak manajemen dapat belajar untuk mengendalikan timbulnya

aktivitas dan biaya. Sumber daya mengalir ke aktivitas melalui resources

drivers, kemudian aktivitas mengalir ke objek biaya melalui activity drivers.

Resources drivers digunakan untuk membebankan biaya yang gunanya untuk

memperkirakan konsumsi sumber daya oleh aktivitas. Setiap sumber daya

Page 15: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

dilacak ke aktivitas menjadi suatu elemen biaya (cost element). Kemudian

elemen-elemen biaya tersebut berkumpul menjadi suatu activity cost pool

(biaya total yang dihubungkan dengan suatu aktivitas). Activity cost pool

selanjutnya dilacak ke objek biaya melalui activity drivers.

d Metode Modifikasi

Metode ini didasarkan pada pertimbangan mengenai adanya kelemahan

metode yang ada selama ini disatu sisi, dan keberadaan system yang tidak

memungkinkan untuk aplikasi metode ABC disisi lain. Metode ini sebenarnya

mengacu pada konsep ABCdengan berbagai perubahan karena adanya kendala

system, karena itu diusahakan asumsi yang ada sedikit mungkin. Metode ini

tidak hanya menghasilkan output hasil analisis tetapi juga akan menghasilkan

identifikasi system akutansi biaya yang harus segera dibenahi.

Disamping mengacu pada tujuan akutansi biaya, hasil akhir metode ini

juga berupa saran pengembangan system. Karena itu secara umum hasil

analisis metode modifikasi adalah:

1. Informasi harga pokok (unit cost) untuk setiap produk dan jasa

2. Informasi biaya untuk tujuan pencapaian

3. Informasi biaya untuk tujuan pengendalian biaya (berhubungan dengan

anggaran)

4. Informasi manajemen untuk pengambilan keputusan khusus

5. Informasi mengenai kesiapan system akutansi biaya

Informasi biaya yang sesungguhnya yang diperoleh dari system akuntasi

biaya sangat bermanfaat dalam penyusunan anggran komprehensif dalam

organisasi. Bagi BLUD, konsep seperti ini juga berlaku. Informasi cost yang

juga disertai informasi penggunaan material, labor, dan overhead bagi tiap-

tiap unit kerja di BLUD akan digunakan oleh komisi atau bagian anggaran

dalam membuat anggaran komprehensif. Namun, efisiensi perencanaan dan

pengendalian biaya sulit atau tidak dapat dilakukan tanpa mengetahui perilaku

biaya yang akan direncanakan maupun dikendalikan.

Page 16: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

Pendekatan perhitungan unit cost yang mendekati keakuratan adalah

sebanyak mungkin menghindari pengasumsian karena kurang baiknya system

akutansi. Disamping itu, juga harus dapat mengidentifikasi biaya langsung

(direct cost) dengan objek biaya (cost objective) satuan kerja. Setelah itu

dilakukan pengalokasian biaya bersama (joint cost) satuan kerja penunjang ke

satuan kerja yang menikmati. Selanjutnya, biaya didistribusikan ke unit-unit

kerja layanan dengan menggunakan dasar alokasi yang paling adil untuk

menghsilkan biaya satuan layanan.

2.7 Konsep biaya

Biaya adalah nilai dari sejumlah input yang dipakai untuk menghasilkan suatu

produk (output). Dalam hal sarana pelayanan primer, maka untuk menghasilkan

suatu pelayanan kesehatan yang sadar mutu dan sadar biaya dibutuhkan sejumlah

input yang dinilai/dikonfersi dalam bentuk uang/nilai. Dalam bidang kesehatan

produk yang dihasilkan sebagian besar berupa jasa yaitu jasa pelayanan. Misalnya

penyuluhan, pemeriksaan medis dan sebagainya.agar dapat menghasilkan jasa

diperlukan sebuah input.

2.8 Jenis biaya

a Biaya tetap (fixed cost) dan biaya tetap (variable cost)

Biaya tetap adalah biaya yang secara relatif tidak dipengaruhi oleh jumlah

produk yang dihasilkan. Biaya ini tetap harus dikeluarkan terlepas dari

persoalan apakah pelayanan yang diberikan atau tidak.

b Biaya tidak tetap (variable cost)

Adalah biaya yang dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya

; biaya obat-obatan; besarnya akan berbeda bila jumlah klien sedikit

Page 17: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

dibandingkan dengan jumlah klien banyak. Kebalikan dari fixed cost, maka

total variable cost akan bertambah dengan bertambahnya jumlah produk.

c Biaya investasi dan biaya operasional

Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat berlangsung dalam

waktu yang relatif lama. Biasanya lebih dari satu tahun. Misalnya;

pembangunan gedung, kendaraan,dsb. Karena perhitungan biaya biasanya

dilakukan untuk kurunwaktu setahun, maka biaya investasi dihitung

disetahunkan. Dan disebut annualized investment cost atau annualized fixed

cost dengan memasukan nilai inflasi, masa pakai dan umur pakai barang(umur

ekonomis, life time).

Rumusnya;

Ket:

IIC= innitialized investment cost (harga beli)

I= laju inflasi

t=masa pakai

L= perkiraan masa pakai (life time)

Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan

Kegiatankegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat ‘’habis

pakai’’ dalam kurun waktu relatif singkat biasanya kurang dari satu tahun.

Misalnya ; obat, makanan, telepon, air, pemasaran, biaya perjalanan dsb.

d Biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan pada unit yang langsung

melayani klien atau biaya yang langsung untuk memberikan pelayanan,

misalnya; biaya obat, biaya reagen, biaya bahan medis habis pakai. Biaya

Page 18: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

tidak langsung adalah biaya yang digunakan secara tidak langsung demi

kelancaran pelayanan, misalnya; biaya alat tulis, administrasi, transportasi dsb.

e Biaya total (total cost) dan biaya satuan (unit cost)

Biaya total adalah total biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap

(variable cost).

Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk satu-satuan produk

pelayanan yang diperoleh dengan cara membagi biaya total dengan jumlah

produk.

Rumusnya ;

Unit cost (Uc) = Total cost (Tc) / jumlah produk

2.9 Komponen Biaya

Setiap biaya terdiri dari berbagai komponen biaya, yaitu:

a Biaya investasi, yaitu:

1. Biaya perizinan

2. Biaya gedung

3. Biaya kendaraan

4. Biaya alat medis dan nonmedis

5. Biaya pendidikan pegawai

6. Biaya atau gaji pegawai

7. Biaya linen

8. Biaya system informasi dan manajemen

Bila komponen diatas berumur lebih dari setahun, maka nilanya perlu

disetahunkan (AFc)

b Biaya operasional, yaitu:

1. Biaya/insentif pegawai

2. Biaya obat

3. Biaya alat dan bahan habis pakai

Page 19: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

4. Baiya alat tulis kantor

5. Biaya rekam medis

6. Biaya perjalanan

7. Biaya pemasaran/jejaring pelayanan kesehatan

8. Biaya bahan bakar

9. Biaya system informasi dan manajemen

10. Biaya telpon, air, listrik

11. Biaya pemeliharaan gedung

12. Biaya pemeliharaan alat medis

13. Biaya pemeliharaan alat nonmedis

14. Biaya pemeliharaan kendaraan

15. Biaya makan, laundry, dll

2.10 Langkah-langkah analisis biaya adalah:

a Menentukan asumsi untuk melakukan pendistribusian, yaitu:

1. Biaya gedung: luas lantai

2. Biaya peralatan medis: proporsi/perbandingan Rp/unit

3. Biaya perlatan nonmedis: proporsi/perbandingan Rp/unit

4. Gaji pegawai: jumlah pegawai

5. Biaya kendaraan: jumlah pegawai

6. Biaya air: jumlah westafel

7. Biaya listrik: jumlah titik lampu/watt

8. Biaya telepon: jumlah pegawai

9. Biaya pemeliharaan gedung: luas lantai

10. Biaya pemeliharaan peralatan medis: proporsi/perbandingan

Rp/unit

11. Biaya pemeliharaan perlatan nonmedis: proporsi/perbandingan

Rp/unit, dll

Page 20: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

b Identifikasi jenis pelayanan/unit yang ada disarana pelayanan kesehaan

primer.

Membutuhkan struktur/bagan organisasi atau denah ruangan sarana kesehatan

primer yang ada, missal ruang kepala, ruang staf, ruang pendaftaran, dll

c Tentukan unit mana yang menjadi pusat biaya (cost center) dan pusat

pendapatan (revenue cost). Susun daftar ruangan tersebut sehingga di sayap

kiri adalah pusat biaya dan di sayap kanan adalah pusat pendapatan

d Inventaris pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat.

Dibutuhkan untuk perhitungan biaya tidak tetap (variable cost)

e Inventaris gedung, peralatan medis dan nonmedis yang ada dan yang akan

dibeli (alat investasi) dan menentukan masa pakai dan masa hidupnya serta

hitung annualized fixed cost-nya Setiap pusat biaya dan pusat pendapatan

diinventaris biaya investasi (AFc) sehingga didapatkan biaya asli masing-

masing peralatan yang ada. Biaya asli adalah biaya yang ada di pusat biaya

dan pusat pendapatan.

f Hitung dengan biaya operasional laindan pemeliharaan untuk setahun

Jika memungkinkan hitung seluruh biaya operasional dan pemeliharaan

masingmasing unit, baik pusat biaya atapun pusat pendapatan. Namun, jika

tidak memungkinkan dapat digunakan beberapa alternative, yaitu:

1. Menghitung total biaya operasional dan pemeliharaan yang nantinya

akan dilakukan distribusi sesuai dengan pembobotan

2. Mengasumsikan kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan yang

juga nantinya akan dilakukan distribusi sesuai dengan pembobotan

g Dengan menggunakan metode “distribusi ganda” dilakukan

pendistribusian masingmasing-masing biaya investasi dan operasional.

Distribusi dilakukan dua kali, yaitu:

Page 21: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

1. Dari unit pusat biaya ke pusat biaya lain dan pusat pendapatan,

dimana dasar pembobotannya/alokasi biaya dari satu unit ke unit

lainnya menggunakan asumsi dasar. Maka akan diperoleh biaya

asli dan biaya hasil distribusi

2. Dari unit pusat biaya langsung ke pusat pendapatan. Maka akan

diperoleh biaya asli, biaya hasil distribusi I dan biaya hasil

distribusi II

h Jumlahkan biaya total masing-masing pusat pendapatan yang meliputi

investasi, operasional (termasuk pemeliharaan) sehingga dipeoleh biaya

total (total cost)

i Untuk menhitung biaya satuan (unit cost), maka dibutuhkan informasi

lain, yaitu jenis pelayanan/pemeriksaan (produk) yang dihasilkan di sarana

pelayana kesehatan primer, misalnya: pemeriksaan EKG, pemerikasaan

fisik, pemeriksaan laboratorium, dll.

j Biaya suatu unit/ruangan di sarana pelyanan kesehatan primer

menghasilkan produk yang homogeny, misalnya ruang pemeriksaan hanya

untuk memeriksa, maka untuk mendapatkan biaya satuan (unit cost, biaya

total yang telah dihitung langsung dibagi dengan jumlah/volume

pemeriksaan selama setahun.

Penentuan biaya total sangat penting diketahui untuk kelangsungan hidup

sarana pelayanan kesehatan primer. Setelah dilakukan analisis biaya, maka juga

mempertimbangkan kebutuhan biaya lain, yaitu dengan pendekatan “total

financial requirement”, yaitu suatu pendekatan dengan memperhitungkan

kebutuhan biaya secara total, yaitu:

1. Biaya pelaksanaan kegiatan:

a. Biaya langsung dan tidak langsung layanan

b. Biaya tagihan yang tidak dilunasi

c. Pasien tidak mampu

d. Discount

Page 22: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

2. Biaya bertahan dalam kegiatan:

a. Modal kerja

b. Pengembangan SDM dan penelitian

c. Peremajaan investasi

d. Pengendalian teknologi baru

3. Biaya pengembangan kegiatan:

a. Biaya perubahan layanan

b. Biaya pengadaan layanan baru

4. Biaya pengembalian capital/investasi:

a. Bunga pinjaman

b. Pengembalian pinjaman pokok, modal

5. Biaya ketidakpastian:

a. Biaya tuntutan hokum

b. Politis

6. Profit

2.11 Penyusunan Tarif

Simulasi tarif merupakan kegiatan setelah diperoleh informasi mengenai

biaya satuan di sarana pelayanan kesehatan primer. Beberapa pertimbangan dalam

menentukan tarif adalah:

a Break event point, yaitu:

Total cost (total cost) = total revenue (total pendapatan)

Atau

Total fixed cost + total variable cost = tarif x jumlah produk

Atau

Unit cost x jumlah produk = tariff x jumlah produk

Secara umum, unit cost tidak selalu sama dengan tarif. Perkiraan jumlah

produk yang akan terjual dalam setahun, makin banyak produk yang

Page 23: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

terjual, kemungkinan tarif yang akan dijual makin rendah (pengaruh

komponen biaya tetap/ fixed cost)

b Adanya pertimbangan-pertimbangan lain dengan menggunakan total

financial requirement

c Tingkat kemampuan masyarakat yang diukur dengan “Ability to pay” dan

“Willingness to pay”

d Pesaing dapat memberikan jenis pelayanan yang sama

e Subisidi silang antar pelayanan, misalnya dari perhitungan unit cost

pemeriksaan EKG adalah sebesar Rp. 29.585. Jika hal ini dinilai terlalu

mahal, maka dipertimbangkan unit cost-nya menjadi Rp. 20.000 dan sisa

unit cost-nya dibebankan ke pemeriksaan treadmill.

Page 24: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

BAB III

PEMBAHASAN

Unit cost adalah penghitungan yang didasarkan pada biaya–biaya yang

yang dikeluarkan secara nyata dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Struktur tarif yang dapat dipakai untuk mengatasi keterbatasan subsidi dan harga

pasaran yang berlaku adalah dengan pendekatan unit cost.

Biaya satuan (unit cost) sangat penting artinya karena merupakan salah

satu dasar dalam menentukan tarif pelayanan disamping faktor kemampuan dan

kemauan membayar dari masyarakat. Biaya satuan juga disebut harga pokok

memiliki tujuan ( Gani Ascobat, dkk, 2002 ) : 1) Untuk menetapkan harga pokok

standar yaitu biaya suatu barang yang dikeluarkan apabila tidak terjadi

pemborosan, 2) Sebagai dasar penetapan harga jual produk, 3)Untuk menentukan

kebijakan cara penjualan produk bila diperlukan perluasan.

Pada praktek dokter gigi yang mnangani pasien anak-anak, kebanyakan

dilakukan penambalan dengan glass ionomer. Glass ionomer merupakan salah

satu bahan restorasi yang sering digunakan karena material ini dianggap paling

biokompatibel.. Material ini mampu berikatan secara fisiko kimia dengan jaringan

gigi, memiliki koefisien termal yang sama dengan dentin, dan dapat melepas

fluoride yang memungkinkan untuk mencegah terjadinya karies sekunder.

Awalnya sifat fisik dari glass ionomer kurang baik dan indikasinya terbatas, maka

pada akhir dekade tahun 1980, glass ionomer mulai dikembangkan. Hasilnya

adalah glass ionomer modifikasi resin. Glass ionomer jenis ini ditambah

hidroksietilmetakrilat (HEMA) yang bersifat fotoinisiator. Penambahan

komponen ini dapat meningkatkan sifat fisik dan estetik.

Oleh karena untuk menjaga keseimbangan pendapatan dan pengeluaran

dalam praktek dokter gigi, dilakukan perhitungan unit cost. Sehingga kita dapat

mengetahui penetapan biaya. Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan

hubungannya dengan perubahan volume kegiatan maupun berdasarkan

hubungannya dengan yang dibiayai. Dala hubungannya dengan perubahan volume

kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:

Page 25: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

a Biaya variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya ini berubah secara proporsional dengan

perubahan tingkat aktivitas. Biaya bahan habis pakai adalah contoh biaya

variabel, diaman biaya ini tergantung dari banyaknya kegiatan dalam

melayani pengguna jasa.

Contoh kasus: unit cost pada glass inomer anak untuk target pasien 500

anak.

No. Nama Barang Jumlah Biaya biaya/anak

1. Alkohol Rp 20.000 x 5 = Rp. 100.000 200

2. Kapas Rp 5000 x 2 = Rp. 10.000 20

3. Bahan Tambal Rp. 300.000 x 2 = Rp. 600.000 1200

4. Sabun Cair Rp. 10.000 x 10 = Rp. 100.000 200

5. Aquades Rp. 10.000 x 3 = Rp. 30.000 60

6. Cotton Roll Rp. 35.000 x 10 = Rp. 350.000 700

7. Tissue Rp. 17.000x 2 = Rp. 34.000 68

8. Hadiah Rp 1000 x 500 = Rp. 500.000 1000

9. Mata Bur Rp. 20.000 x 100 = Rp. 2.000.000 4000

10. Handscoon Rp. 1000 x 500 = Rp. 500.000 1000

11. Masker Rp. 1000 x 500 = Rp. 500.000 1000

12. Syringe Rp. 1000 x 500 = Rp. 500.000 1000

Rp. 5.224.000 10.448

b. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

tertentu. Gaji pegawai adalah contoh dari biaya tetap, walaupun pengguna

jasa yang dilayani bertambah namun gaji pegawai tetap.

Contoh kasus: unit cost pada glass inomer anak

Page 26: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

1. Gedung Rp 100.000.000,-/ 30 thn : 500 = Rp 7000

2. Dental unit Rp 50.000.000,-/ 7 thn : 500 = Rp 14.500

3. Alat

a) Alat dasar Rp 150.000 x 5 = Rp 750.000,- / 5 thn / 500 = Rp 300

b) Alat tumpat / 5 thn Rp 2.660.000 / 5 thn / 500 = Rp 1000

Plastis filling instrument 5 x 13.000 = Rp 65.000

Glass plate 5 x 5000 = Rp 25.000

Tempat alkohol 5 x 7000 = Rp 35.000

Stoper semen 5 x 55.000 = Rp 275.000

Spatula semen 2 x 20.000 = Rp 40.000

Tempat tampon 2 x 35.000 = Rp 70.000

Tempat sampah 2 x 60.000 = Rp 120.000

Petridish 1 x 115.000 = Rp 115.000

Batu arkansas 2 x 5 x 20.000 = Rp 200.000

Contra angle hand piece 1 x 1.500.000 = Rp 1.500.000

Agate spatula 2 x 6000 = Rp 12.000

Chisel 5 x 20.000 = Rp 100.000

Gelas kumur 2 x 15.000 = Rp 30.000

Lap dada 5 x 5000 = Rp 25.000

Lap meja 5 x 5000 = Rp 25.000

Botol irigasi 2 x 25.000 = Rp 50.000

c) Furniture Rp 15.000.000,- / 15 thn / 500 = Rp 200,-

d) ATK Rp 200.000,- / thn / 500 = Rp 400,-

e) AC Rp 3.500.000,- / 2 thn / 500 = Rp 3.500,-

f) TV Rp 2.000.000,- / 5 thn / 500 = Rp 800,-

g) PDAM Rp 50.000.- /bln x 12 / 500 = Rp 1.200,-

h) Listrik Rp 350.000,- / bulan x 12 / 500 = Rp 8.400,-

i) Majalah/poter/mainan Rp 75.00,- / bulanx12/500 = Rp 1.800,-

j) Lampu 5 x Rp 40.000 Rp 200.000/thn/500 = Rp 400,-

k) Bahan / alat kebersihan Rp 200.000 / thn / 500 = Rp 400,-

l) Desain interior Rp 50.000,- / thn / 500 = Rp 100,-

Page 27: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

Total Rp 41.800,-

Jasa Rp 25.000,- +

Rp 66.800,-

Sehingga dapat dketahui bahwa total variable cost yang harus dibayar per pasien

adalah Rp 10,448, sedangkan fixed cost yang harus dibayar per pasien adalah Rp

66.800. Maka total biaya yang harus dibayar untuk satu kali perawatan adalah Rp

77.248

Page 28: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Biaya satuan / unit cost sangat penting karena berpengaruh terhadap

penentuan tarif pelayanan di samping faktor kemampuan dan kemauan

membayar dari masyarakat

2. Variabel Cost merupakan variabel dimana jumlah total biaya yang

dikeluarkan sebanding dengan volume kegiatan. Sedangan variabel cost

pada tumpatan GIC anak contohnya adalah bahan habis pakai seperti

alkohol, cotton roll, syringe, dan lain sebagainya.

3. Fix cost tumpatan GIC pada anak dipengaruhi oleh biaya variabel,

biaya tetap, dan biaya-biaya yang lain sehingga total keseluruhan biaya

yang harus dibayar pasien dalam perawatan dapat diketahui.

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: Laporan Praktikum Unit Cost Fix

Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat,2003. Pedoman Perhitungan Unit Cost Dalam

Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Depkes RI, Jakarta.

Fikri, Ipik M. 2000. Prinsip Analisis Biaya dan Teori Biaya. Yayasan Cipta

Masyarakat Madani dengan Pusdiklat Depkes RI, Jakarta Selatan.