Laporan Klasifikasi Iklim Fix

36
MENENTUKAN KLASIFIKASI IKLIM MENURUT KOPPEN, JUNGHUHN, THORNTHWAITE, SCHMIDT DAN FERGUSON, OLDEMAN DAERAH SEMARANG A. TUJUAN 1. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi menurut W. Koppen 2. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi menurut Junghuhn 3. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi menurut Thornthwaite 4. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi menurut Schmidt dan Ferguson 5. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi menurut Oldeman B. ALAT DAN BAHAN Alat: 1. Pensil 2. Penghapus 3. Kalkulator Bahan: 1. Data curah hujan 2. Data temperatur C. DASAR TEORI Klasifikasi Iklim 1)Iklim matahari Iklim Matahari merupakan metode klasifikasi iklim berdasarkan banyaknya radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di beberapa tempat. Oleh karena posisi bumi terhadap matahari mempunyai kemiringan 23 1/2 0 maka selama berevolusi terjadi perubahan posisi matahari terhadap bumi.

description

Klasifikasi iklim menurut junghuhn, tornthwaite, mohr, schmidt-fergusson, oldeman

Transcript of Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Page 1: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

MENENTUKAN KLASIFIKASI IKLIM MENURUT KOPPEN, JUNGHUHN,

THORNTHWAITE, SCHMIDT DAN FERGUSON, OLDEMAN DAERAH

SEMARANG

A. TUJUAN

1. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi menurut W. Koppen

2. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi menurut Junghuhn

3. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi menurut Thornthwaite

4. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi menurut Schmidt dan Ferguson

5. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi menurut Oldeman

B. ALAT DAN BAHAN

Alat:

1. Pensil

2. Penghapus

3. Kalkulator

Bahan:

1. Data curah hujan

2. Data temperatur

C. DASAR TEORI

Klasifikasi Iklim

1) Iklim matahari

Iklim Matahari merupakan metode klasifikasi iklim berdasarkan banyaknya

radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di beberapa tempat. Oleh karena

posisi bumi terhadap matahari mempunyai kemiringan 231/2 0 maka selama berevolusi

terjadi perubahan posisi matahari terhadap bumi. Perubahan posisi itu merupakan

gerakan semu matahari antara 231/2 0LU- 231/2 0LS. Jadi titik lintang yang dilalui gerak

semu matahari itu adalah 231/2 0LU/LS, sehingga > 231/2 0LU/LS tidak pernah dilalui

lintasan gerak semu matahari. Akibatnya tempat-tempat yang berada di daerah lintasan

gerak semu matahari yaitu antara 231/2 0LU-231/2 0LS mendapatkan radiasi matahari dalam

jumlah lebih besar dibandingkan dengan daerah lintang tempat> 231/2 0LU/LS.

Pembagian iklim Matahari adalah sebagai berikut:

a. Iklim tropik

Page 2: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Iklim tropik mempunyai ciri adanya suhu yang selalu tinggi sepanjang tahun.

Amplitudo suhu tahunan kecil, sehingga permusiman berdasarkan perbedaan suhu

tidak ada, tetapi yang ada permusiman berdasarkan perbedaan curah hujan. Pada

daerah tropik terdapat jalur tekanan rendah equator yang disebut juga sebagai daerah

doldrum. Daerah tropik juga merupakan daerah pertemuan angin yang berasal dari

daerah lintang kuda di utara (angin pasat timur laut) dan selatan equator (angin pasat

tenggara) yang disebut daerah konvergensi intertropik (ITC = Intertropic Convergen

Zone). Curah hujan relatif tinggi dengan tipe hujan konvergen dan konvektif.

b. Iklim Subtropik

Iklim Subtropik mempunyai cirri amplitude suhu tahunan yang lebih besar

daripada iklim tropic. Tetapi suhu tertinggi bulanan tidak diimbangi dengan curah

hujan yangb tinggi seperti pada iklim tropic.Curah hujan sedikit sekali, sebab di

daerah ini terjadi gerakan angin divergen pada udara permukaannya, tetapi di udara

atas terjadi konvergensi antara angin yan g berasal dari kutub dengan angin yang

berasal dari equator, akibatnya terjadi gerak udara menukik turun yang

menyebabkan tekanan udara menjadi lebih tinggi. Kondisi ini menyulitkan

terjadinya hujan. Oleh sebab itu pada iklim subtropik ini terdapat banyak gurun yang

luas, seperti Gurun Sahara. Iklim subtropik yangb berbatasan dengan iklim sedang,

pada musim dingin dipengaruhi oleh angin barat dan sering terjadi badai

siklonal.Pada musim panas dipengaruhi oleh tekanan tinggi subtropik yag kering dan

panas. Akibatnya pada musim dingin banyak hujan, sedangkan pada musim panas

kering.

c. Iklim Sedang

Iklim sedang mempunyai cirri yang lebih menonjol yaitu adanya amplitude

suhu tahunan yang lebih besar, sehingga pada daerah iklim sedang terdapat

permusiman berdasarkan perbedaan suhu. Musim-musim terdapat adalah musim

panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi, Daerah iklim sedang terjadi

gerakan massa udara dari kutub dan darimlintang kuda sehingga terjadi konvergensi.

Massa udara dari kutub yang dingin bertumbukan dengan massa udara dari lintang

kuda yang hangat sehingga daerah ini terjadi hujan yang cukup banyak.

d. Iklim Kutub

Page 3: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Iklim kutub bercirikan suhu udara yang sangat dingin sepanjang tahun,

sebab musim panas yang pendek, tetapi musim dingin yang panjang. Sekalipun

daerah iklim kutub ini dalam satu tahun menerima radiasi matahari selama 6 bulan

penuh, tetapi tidak cukup menghadirkan peningkatan suhu udara yang ekstrim, sebab

jarak matahari jauh dan matahari sangat rendah ( sudut pandang radiasi matahari

sangat rendah ). Suhu rata-rata tahunan mencapai -17C.

2) Iklim Fisis

Dasar pembagian iklim fisis adalah kondisi fisik atau alam yang mempengaruhi

iklim di daerah tertentu. Kondisi fisik yang dimaksud ialah tropografi, arus laut, dan jarak

suatu daratan terhadap laut, iklim fisis meliputi:

a. Iklim Laut

Daerah iklim ini meliputi derah yang dikelilingi oleh lautan atau berdekatan

dengan laut, dengan cirri-ciri penguapan tinggi, udara selalu lembab, langit selalu

tetutup awan, perbedaan suhu antara siang dan malam rendah, umumnya memiliki

daerah curah hujan tinggi.

b. Iklim Kontinen

Derah iklim ini terletak ditenah benua, jauh dari pengaruh angin laut. Ciri

khususnya adalah kelembapan rendah dengan perbedaan suhu antara siang dan

malam sangat mencolok. Kondisi tersebut memungkinkan memilki padang rumput

dan padang pasir.

c. Iklim Ugahari atau Pegunungan

Terdapat di daerah pegunungan dan daratan tinggi. Suhu lebih rendah, tetapi

intensitas insolasi lebih tinggi, curah hujan lebih tinggi terutama pada lereng hadap

angin.

d. Iklim Tundra

Iklim tundra ini terdapat disekitar daerah kutub.

3) Iklim Junghuhn

Page 4: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Junghuhn melakukan klasifikasi iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat

dihubungkan dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan. Junghuhn membagi iklim menjadi

empat zone/daerah iklim, yaitu:

a. Zona Panas, daerah yang berada pada ketinggian 0 – 600 m dpl. Suhu udara rata-rata

di atas 220 C. Tanaman budidaya yang cocok antara lain tembakau, kepala, padi,

jagung.

b. Zona Sedang, ketinggian antara 600 – 1500 m dpl. Suhu udara antara 220 C -170 C.

Tanaman budidaya yang tumbuh antara lain tembakau, padi, kopi, teh, coklat, sayur-

sayuran.

c. Zona Sejuk, ketinggian antara 1500 – 2500 m dpl. Suhu udara antara 170 C – 110C.

Tanaman yang tumbuh antara lain kina kopi, teh, sayur-sayuran, pinus.

d. Zona Dingin, Ketinggian 2500 m dpl ke atas. Suhu udara di bawah 110 C dan tidak

ada tanaman budidaya yang tumbuh.

4) Iklim Koppen

W. Koppen (1846-1940) membagi iklim dunia menjadi 5 kelompok. Dasar

klasifikasinya menggunakan data suhu dan curah hujan rata-rata bulanan dan tahunan.

Vegetasi dipandang sebagai instrumen klimatologis, sehingga batas-batas tipe iklim

sesuai dengan batas-batas vegetasi. Lima kelompok tersebut ditandai dengan huruf

kapital, yaitu:

a. golongan iklim A (tropical rainy climate), iklim hujan tropis tanpa musim dingin,

b. golongan iklim B (dry climate), iklim kering,

c. golongan iklim C (warm temperature rainy climate), iklim hujan lintang menengah

dengan musim dingin ringan,

Page 5: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

d. golongan iklim D (cold snowy forest climate), iklim hujan lintang menengah dengan

musim dingin yang berat,

e. golongan iklim E (polar climate), iklim kutub tanpa musim hangat.

Iklim A,C, dan D disebut sebagai iklim basah dan memounyai suhu dan curah

hujan yang sesuai dengan syarat tumbuh pepohonan, sedangkan iklim B dan E disebut

iklim kering tanpa pepohonan. Masing-masing kelompok iklim tersebut kemudian dibagi

menjadi tipe-tipe iklim berdasarkan pada distribusi curah hujan musiman atau derajat

kering atau derajat dinginnya. Huruf-huruf kecil f, s, dan w menunjukkan presipitasinya

yang tidak berdasar pada musim. Huruf f (feucht: tanpa musim kering), s (summer dry:

musim panas kering), dan w (winter: musim dingin kering). Huruf kapital S dan W

digunakan untuk menunjukkan iklim kering, S: semi arid atau stepa dan W: arid atau

gurun. Huruf kapital T dan F digunakan untuk menunjukkan iklim kutub yaitu tundra (T)

dan tutupan salju (F).

a. Iklim A (tropical rainy forest)

Iklim A mempunyai suhu bulan terdingin > 18 oC (64,4oF), dengan suhu

bulanan < 18 oC tanaman tropis tertentu yang tidak peka tidak dapat hidup. Jadi

wilayah iklim ini merupakan kawasan tanaman megaterm yang memerlukan suhu

yang tinggi secara terus menerus dan hujan melimpah. Kelompok iklim A adalah:

1) Af, iklim basah tropis, f = curah hujan pada bulan paling kering ≥ 60 mm (2,4

inch). Iklim ini terdapat variasi musiman suhu minimum dan hujan yang tetap

tinggi sepanjang tahun.

2) Aw, iklim tropis basah dan kering, w = musim kering yang jelas dalam periode

musim dingin. Irama curah hujan musiman yang jelas, sekurang-kurangnya satu

bulan < 60 mm (2,4 inch). Suhu sama dengan Af.

3) Am, musim kering singkat (muson), tetapi dengan curah hujan total yang demikian

besar sehingga tanah tetap cukup basah untuk hutan. Am adalah tipe iklim antara

Page 6: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Af dan Aw, menyerupai dalam jumlah hujan dan Aw dalam distribusi musiman.

Curah hujan pada Af dan Aw bulan terkering <60 mm. Aw atau Am

tergantungpada jumlah curah hujan tahunan yang terjadi pada bulan terkering.

Koppen mengemukakan jenis iklim Am sangat penting bagi Indonesia. iklim Am

menunjukkan iklim tropis dimana jumlah curah hujan <60 mm selama satu bulan

atau lebih, tetapi pada bulan-bulan lainnya jumlah curah hujannya besar. Dengan

keadaan seperti ini diduga bahwa tanaman tidak dipengaruhi oleh kekeringan untuk

sementara waktu.

Batas antara Aw atau Am yaitu Am curah hujan bulan terkeringnya < 60mm

tetapi > 3,94−r

25, sedangkan Aw curah hujan terkeringnya <

3,94−r25

(r = curah hujan

tahunan dalam inch).

b. Iklim B (dry climate)

Iklim B merupakan kelompok iklim kering dimana terdapat evaporasi yang

melebihi presipitasi. Tidak terdapat surplus air yang tertinggal untuk mempertahankan

air tanah. Efektivitas hujan dalam menyediakan air dalam tanah untuk tanaman

tergantung pada laju evaporasi yang juga secara langsung mempengaruhi suhu, hujan

yang jatuh selama musim panas jelas kurang efektif dibandingkan dengan jumlah

yang sama yang jatuh pada musim dingin. Formula Koppen untuk mengidentifikasi

iklim kering (arid) dengan semi arid, yaitu tahunan dengan curah hujan tahunan total,

dan musim hujan maksimum. Terdapat dua tipe iklim B yaitu BW (W= wuste, gurun

pasir) sebagai iklim arid atau gurun dan BS (S=steppe, padang rumput kering) sebagai

iklim semiarid atau stepa.

Oleh karena besarnya penguapan tergantung pada suhu dan musim jatuhnya

hujan (musim panas atau musim dingin), maka batas iklim B tidak sama di berbagai

daerah. Berdasarkan hal tersebut maka batas iklim B adalah:

a) Jika curah hujan terbagi merata, maka r <2t + 14

b) Jika curah hujan maksimum pada musim panas, maka r <2t

c) Jika curah hujan maksimum pada musim panas, maka r < 2t+28

Formula untuk Mengidentifikasi Batas Iklim BS dan Iklim BW

Page 7: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Musim Jatuhnya Hujan Batas antara Iklim Humid

dan BS

Batas antara BW dan BS

Curah hujan menyebar

merata

r <2t + 14 r=2 t+142

Curah hujan maksimum

pada musim panas

setidaknya 10 kali hujan

musim dingin terkering

r <2t r=2 t2

Curah hujan maksimum

pada musim dingin

setidaknya 3 kali hujan

musim panas terkering

r < 2t+28 r=2 t+282

Sumber: Trewartha (1995) dalam Utomo (2009)

c. Iklim C (warm temperature rainy forest)

Iklim C, suhu rata-rata bulan terdingin < 18oC tetapi > -3 oC, rata-rata bulan

paling panas > 10 oC. Iklim C dibagi menjadi 3 tipe, yaitu tipe Cf tanpa musim kering,

Cw dengan musim kering dan Cs dengan musim kering yang dingin.

a) Cf , tidak mempunyai musim kering jelas, perbedaan antara bulan-bulan paling

banyak hujan dan kering, kurang dibanding w dan s, dan curah hujan bulan

terkering untuk musim panas > 30 mm.

b) Cw, musim dingin yang kering, banyaknya hujan pada bulan terbasah musim panas

sekurangnya 10 kali bulan terkering musim dingin. Curah hujan bulan musim

dingin terkering < 30 mm. Tipe iklim ini mempunyai dua lokasi khas, yaitu (a)

lokasi tinggi pada lintang rendah dimana ketinggian menurunkan suhu, iklim-iklim

di dataran rendah berdekatan, dan (b) daerah-daerah muson lintang menengah di

kawasan Asia Tenggara, khususnya India bagian utara dan cina bagian selatan.

c) Cs, musim panas yang kering, banyaknya hujan pada musim dingin setidaknya 3

kali banyaknya hujan pada musim panas terkering, dan curah hujan bulan musim

panas terkering < 30 mm.

d. Iklim D (cold snowy forest climate)

Page 8: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Iklim D merupakan kelompok iklim hutan bersalju dingin, rata-rata suhu bulan

terdingin < -3 oC, rata-rata suhu bulan terpanas > 10 oC. Iklim D ditandai oleh tanah

yang beku serta penutupan salju selama beberapa bulan. Ada dua tipe iklim D yaitu:

a) Df yaitu iklim dingin dengan musim dingin humid, tidak mempunyai musim

kering, curah hujan bulan terkering > 30 mm

b) Dw, yaitu iklim dingin dengan musim dingin yang kering, curah hujan bulan

terkering < 30 mm, karakteristik Asia Timur Laut.

e. Iklim E (polar climate)

Iklim E merupakan kelompok iklim kutub, rata-rata suhu bulan terpanas <

10oC. Pada lintang yang lebih tinggi saat suhu di bawah titik beku dan tanah pun

membeku. Ada dua tipe iklim E yaitu ET (tundra) dimana terdapat musim tumbuh

yang singkat dan penutupan vegetasi yang jarang, suhu bulan terpanas antara 0-10 oC

dan EF (salju abadi) dengan bekuan salju abadi dan tidak ada vegetasi, suhu < 0 oC.

5) Iklim Thornthwaite

C.W. Thornthwaite (1993) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah

hujan yang sangat penting untuk tanaman, sehingga selain jumlah curah hujan juga pada

intensitas penguapan. Jika penguapan besar curah hujan yang dipakai oleh tanaman akan

lebih kecil daripada penguapannya kecil, pada jumlah curah hujan yang sama.

Thorathwaite menghitung ratio keefektifan curah curah (precipitaion effectiveness) atau

ratio P-E, sebagai curah hujan (P = presipitasi) bulanan dibagi dengan jumlah penguapan

(E= evaporasi) bulanan, yaitu ratio P-E = P/E. Jumlah 12 bulan ratio P-E disebut indeks

P/E.

Rumus Ratio P-E = 115¿

Indeks P-E = ∑ 115 ¿¿

Keterangan :

P = Presipitasi dalam Inchi

T = Suhu bulanan rata-rata dalam oF

i = 1, 2, 3........12

Tabel 10.2 Golongan Kelembaban Menurut Thornthwaite

Golongan Kelembaban Keefektifan Tanaman Indeks P-E

Page 9: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

A. Basah

B. Lembab

C. Sub Humid

D. Semi Arid

E. Arid

Hutan Hujan

Hutan

Padang Rumput

Stepa

Gurun

≥ 128

64−127

32−63

16−31

¿16

Selain itu Thornthwaite mengemukakan adanya efisiensi panas dengan menggunakan

Rumus Ratio T-E = (T−32)/4

Indeks T-E = ∑i−1

12

{(T i−32)/4 }

Tabel 10.3 Golongan Suhu Menurut Thornthwaite

Golongan Suhu Indeks T-E

A’ = tropis

B’ = mesothermal

C’ = microthermal

D’ = taiga

E’ = tundra

F’ = salju abadi

≥ 128

64−127

32−63

16−31

1−15

0

Masing-masing golongan kelembaban dan golongan suhu dikonfirmasikan dengan

penyebaran curah hujan musiman. Penyebaran curah hujan musiman dibedakan :

r = curah hujan banyak pada setiap musim

s = defisit curah hujan pada musim panas

w = defisit curah hujan pada musim dingin

d = defisit curah hujan pada setiap musim

Contoh klasifikasi menurut Thornthwaite seperti AA’r (tropis basah hujan banyak

pada setiap musim), AB’r (mesothermal basah hujan banyak pada setiap musim, BA’w

(tropis lembab defisit curah hujan pada musim dingin), BB’s (mesothermal lembab defisit

curah hujan pada musim panas), CA’w (tropis sub humid defisit curah hujan pada musim

dingin), DA’d (tropis semi arid defisit curah hujan pada setiap musim).

Page 10: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Untuk daerah tropis seperti Indonesia, suhu sepanjang tahun hampir konstan

sehingga variasi dari indeks P-E dari tempat yang satu ke tempat yang lain praktis hanya

brgantung pada P (presipitasi) saja. Dari sudut pertanian hal ini tidak akan melukiskan

iklim yang dikehendaki. Karena itu klasifikasi iklim menurut Thornthwaite tidak cocok

untuk daerah tropis.

6) Iklim Mohr

Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya curah

hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu

tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila curah hujan >100 mm per bulan,

bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar antara 100 – 60 mm dan bulan kering bila

curah hujan < 60 mm per bulan.

7) Iklim Schmidt dan Ferguson

Schmidt dan Ferguson (1951) menerima metode Mohr dalam menetukan bulan-

bulan kering dan bulan basah, tetapi cara perhitungannya berbeda. Schmidt dan Ferguson

menghitung jumlah bulan-bulan kering dan bulan-bulan basah dari tiap-tiap tahun

kemudian baru diambil rata-ratanya. Untuk mennetikan jenis-jenis iklimnya Schmidt dan

Fergusonmenggunakan hharga quotient Q yang didefinisikan sebagai berikut:

Q = jumlahrata−rata bulan−bulankeringjumlahrata−rata bulan−bulan basah

x100

Tiap tahun pengamatan dihitung jumlah bulan-bulan kering dan bulan-bulan

basah, kemudian dirata-ratakan selama periode pengamatan (misalnya 30 tahun). Dari sini

kita peroleh jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rrata-rata bulan basah (rata-rata

dalam 30 tahun)

8) Iklim Oldeman

Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada keberurutan

bulan basah dan hulan kering tanpa memperhitungkan suhu. Oldeman menentukan bahwa

bulan basah dengan curah hujan > 200 m, sedangkan bulan kering dengan jumlah curah

hujan < 100 mm sedangkan curah hujan 100-200 mm merupakan bulan lembap. Oldeman

membuat klasifikasi iklim dengan tujuan membantu usah pertanian terutama tanaman

padi, berdasarkan urutan bulan basah dan bulan kering.

Page 11: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Faktor Pembentuk Iklim

A. Matahari atau Latitude

Dalam geografi, garis lintang merupakan garis khayal yang digunakan untuk

menentukan lokasi di Bumi terhadap garis khatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang

biasanya dinotasikan dengan simbol huruf Yunani φ. Posisi lintang merupakan

penghitungan sudut dari 0° di khatulistiwa sampai ke +90° di kutub utara dan -90° di

kutub selatan. Dalam bahasa Indonesia lintang di sebelah utara khatulistiwa diberi nama

Lintang Utara (LU), demikian pula lintang di sebelah selatan khatulistiwa diberi nama

Lintang Selatan (LS). Nama-nama ini tidak dijumpai dalam bahasa Inggris. Lintang Utara

Lintang Selatan menyatakan besarnya sudut antara posisi lintang dengan garis

Khatulistiwa. Garis Khatulistiwa sendiri adalah lintang 0 derajat.

Setiap derajat lintang dibagi menjadi 60 menit (satu menit lintang mendekati satu

mil laut atau 1852 meter, yang kemudian dibagi lagi menjadi 60 detik. Untuk keakurasian

tinggi detik digunakan dengan pecahan desimal. Lintang yang cukup penting adalah Garis

Balik Utara (23°27′ LU), Garis Balik Selatan (23°27′ LS), Lingkaran Arktik (66°33′ LU),

dan Lingkaran Antarktik (66°33′ LS). Hanya antara kedua Garis Balik matahari dapat

berada di zenith. Hanya di utara Lingkaran Arktik atau selatan Lingkaran Antarktik

matahari tengah malam dapat terjadi.

Perbedaan lintang akan menyebabkan perbedaan insolasi dan radiasi neto harian

atau tahunan. Pada tanggal 21 Juni Insolasi harian maksimum terjadi pada lintang kira-

kira 300 utara. Sebaliknya 22 Desember terjadi pada lintang 300 derajat selatan. Seangkan

pada tanggal 21 Maret atau 23 September insolasi harian maksimum terjadi di equator.

Pencapaian insolasi harian maksimum disebabkan adanya posisi surya berada di atas

masing-masing lintang pada tanggal atau hari yang bersangkutan.

Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis

lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut

mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin

tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga

suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah (6 °LU –

11 °LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata

hariannya cukup tinggi.

Page 12: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Untuk memahami bagaimana dinamika Bumi sebagai mesin cuaca bekerja,

menjadi penting untuk memahami mengapa lintang yang berbeda menerima kuantitas

yang berbeda dari energi matahardan, mengapa kita mempunyai musim? Satu dari

gerakan utama Bumi adalah rotasi, yaitu gerakan berputar dari Bumi pada sumbunya.

Rotasi menghasilkan siklus harian dari siang dan malam. Satu rotasi memakan waktu 24

jam. Gerakan ke dua dari planet kita adalah revolusi, yaitu gerakan Bumi dalam orbitnya

mengelilingi Matahari.

B. Pusat Tekanan Rendah dan Tekanan Tinggi

Akibat bumi yang condong 23 12

0

menyebabkan gerak semu matahari berkisar pada

garis balik utara 2312

0

LU (tropic of cancer) dan garis balik selatan 2312

0

LS (tropic of

Capricorn). Pergerakan semu matahari ini menyebabkan perbedaan intensitas isolasi

untuk berbagai letak lintang. Pengaruh selanjutnya pada perbedaan suhu di berbagai letak

lintang tersebut yang berakibat pada perbedaan tekanan udaranya. Sebab suhu mempunyai

hubungan terbalik dengan tekanan udara, yaitu jika suhu udara tinggi maka tekanannya

rendah, hal ini karena udara bersuhu tinggi akan naik dan berkembang. Perbedaan tekanan

udara pada berbagai lintang dapat dikelompokkan, yaitu pada daerah lintang yang

bertekanan rendah disebut sebagai pusat tekanan rendah dan daerah lintang yang

bertekanan tinggi disebut disebut dengan pusat tekanan tinggi. Kondisi yang demikian

menyebabkan dinamika udara, dimana udara bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan

Page 13: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

rendah. Udara yang bergerak ini mempunyai arah pergerakan dipengaruhi oleh gaya

coriolis, arah inilah yang selanjutnya mempengaruhi permusiman atau iklim wilayah. Sifat

pusat tekanan rendah dan tekanan tinggi serta arah angin adalah semi permanen yang

berubah secara periodic sebagaimana pergerakan semu matahari.

Pusat-pusat tekanan rendah dan tekanan tinggi adalah sebagai berikut ;

a. Pusat tekanan rendah equator, yang terdapat di sekitar equator, kondisi ini disebabkan

karena suhu tinggi yang berakibat pada naik dan berkembangnya massa udara

sehingga tekanannya rendah, dan merupakan daerah doldrum (tenang).

b. Pusat tekanan tinggi subtropik yang disebut daerah lintang kuda (horse latitude)

karena adanya gerakan udara bagian atas (konvergensi) yang turun dan

mengakibatkan penempatan massa udara sehingga tekanan udara menjadi lebih tinggi.

Daerah lintang kuda berada pada garis lintang ±30˚ LU/LS.

c. Pusat tekanan rendah subpolar, karena efek termal yaitu semakin kea rah kutub

suhunya semakin rendah dan tekanannya semakin tinggi, sehingga pada subpolar

tekanan udaranya lebih rendah daripada di kutub. Daerah pusat tekanan rendah

subpolar terletak pada garis lintang ±60˚ LU/LS.

d. Pusat tekanan tinggi kutub, karena efek termal maka tekanan di kutub lebih tinggi.

Daerah pusat tekanan tinggi kutub berada pada garis lintang ±90˚ LU/LS.

C. Arah Angin

Arah angin utama di bumi dipengaruhi oleh gaya Coriolis yaitu gaya yang bekerja

pada fluida (udara dan air) yang bergerak pada bumi yang berotasi, sehingga angin di

belahan bumi utara berbelok ke kiri. Akibat arah angin menyebabkan permusiman sperti di

Indonesia. permusiman di Indonesia terjadi dua musim dalam satu tahun, yaitu musim

penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan terjadi pada saat matahari berada pada

garis balik selatan, akibatnya terjadi perbedaan tekanan antara di wilayah Asia dan

Australia. Angin bergerak dari wilayah Asia yang bertekanan tinggike arah Australia yang

bertekanan rendah, sehingga di Indonesia dilalui oleh angin tersebut yang membawa

banyak uap air, sebab melewati wilayah samudar pasifik yang luas. Angin yang bergerak

dari wilayah Asia dan melewati Smaudra Pasifik tersebut dari arah timur laut, setelah

melewati equator angin berbelok ke kiri yaitu ke arah barat laut, karena gaya coriolis.

Angin ini membawa udara lembap sehingga udara menjadi cepat jenuh dan terkondensasi

Page 14: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

menghasilkan hujan di wilayah Indonesia, teristimewa pada dwilayah daratan yang

memiliki gunung tinggi, sehingga hujan menjadi lebih banyak, karena pengaruh orografis.

D. Gunung Penghalang

E. Massa Udara

F. Arus Laut

Arus laut yang pada dasarnya merupakan akibat gerakan massa udara di atas

permukaan laut. Arus laut kemudian dipengaruhi oleh perputaran bumi (rotasi)

menyebabkan pembelokan arah arus laut karena gaya coriolis yaitu di belahan

bumi (hemisfer) utara membelok ke kanan dan di belahan bumi selatan membelok

ke kiri.

Pengaruh arus laut terhadap iklim adlah sebagai berikut:

a. Arus laut yang dingin akan menurunkan suhu udara di daratan, sedang arus

laut panas akan menaikan suhu udara di daratan. Misalnya, arus teluk Atlantik

Utara mempertahankan suhu musim dingin di sepanjang pantai di Eropa Barat

di atas 0oC. Demikian juga pengaruh arus panas Kurosyiwo pada pantai-pantai

di sekitarnya. Arus laut yang mengarh ke kutub pada umumnya bersifat lebih

panas daripada lingkungan sekitarnya, sehingga dinamakan arus panas.

Sebaliknya arus yang bergerak menuju equator pada umumnya bersifat lebih

dingin daripada lingkungan sekitarnya, sehingga disebut arus dingin.

b. Arus panas pada umumnya mengakibatkan peningkatan curah hujan, karena

udara di atas lautan banyak membawa uap air. Sebaliknya arus dingin yang

sedikit membawa uap air dan bergerak ke daerah lebih panas, kelembapan

menjadi turun.

c. Udara yang bergerak di atas macam-macam arus laut kadang-kadang bisa

bertemu dan sebagian terkondensasi menjadi kabut.

Arus Laut El-Nino

El-Nino berarti anak laki-laki, dan La-Nina berarti anak perempuan (bahasa

Spanyol). Bagi masyarakat Peru, El-Nino memberikan berkah mendatangkan

banyak hujan setelah dilanda kekeringan. El-Nino merupakan arus laut hangat

yang bergerak ke selatan sepanjang pantai Peru. El-Nino bersifat panas dan

La-Nina bersifat dingin. Di Samudra pasifik Ekuatorial di bagian tengah dan

timur. El-Nino ditandai dengan adanya beda tekanan antara Tahiti dan Darwin

Page 15: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

yang disebut Osilasi Selatan dan menjadi ENSO (El-Nino Suthern

Oscillation). El-Nino terjadi pada indeks osilasi selatan yang negatif, artinya

tekanan udara di Tahiti lebih renadh dibandingkan dengan tekanan udara di

atas Darwin. Daerah El-Nino terbagi menjadi Nino 1 (5oS - 10oS, 90oB darat),

Nino 2 (0 oS - 5oS, 90oB darat), Nino 3 (5oU - 5oS, 160oB darat), dan Nino 4

(5oU - 5oS, 150o B - 90oB).

Pada peristiwa El-Nino tekanan udara di atas darwin lebih besar daripada

tekanan udara di atas Tahiti, sehingga El-Nino terjadi perubahan angin

terutama sirkulasi zonal (sirkulasi Walker) yang semula timuran menjadi

baratan, dan awan konveksi akan bergerak ke timur menjauhi wilayah

Indonesia. pada masa La-Nina sirkulasi Walker memperkuat angin pasat dan

awan konveksi dari Samudra Pasifik tengah akan bergerak menuju wilayah

Indonesia. peritiwa El-Nino adalah reaksi Pasifik Selatan terhadap gaya

atmosfer yang bekerja melalui angin pasat tenggara.

Setiap tiga sampai tujuh tahun arus yang panas atau El-Nino ini menggantikan

arus laut yang biasanya sejuk di luar Pantai Peru, Amerika Selatan. Pemansaan

lautan ini tejadi di kawasan yang luas meliputi Pasifik Tengah dan Timur serta

mempunyai kaitan dengan keadaan kejadian luar biasa cuaca di tempat-tempat

tertentu di dunia seperti banjir dan kemarau yang berkepanjangan. Di Asia

tenggara, Indonesai, Australia, keadaan lebih kering dan normal, sementara di

Pasifik Tengah berdekatan dengan katulistiwa biasanya lembap.

Pada lazimnya, El-Nino berlaku untuk tempo 9 -18 bulan. Biasanya mulai

terbentuk pada awal tahun, berada di puncak pada akhir tahun dan menjadi

lemah di awal tahun berikutnya. Semasa El-Nino perairan yang lebih panas di

Pasifik tengah dan Timur membekalkan suhu dan lembapan tambahan pada

udara yang berada di atasnya. Ini mendorong pergerakan naik yang kuat dan

dengan demikian merendahkan tekanan permukaan di dalam kawasan

pergerakan udara yang menaik itu. Udara yang lembap itu terkondensasi lalu

membentuk kawasan ribut petir yang luas dan hujan lebat di kawasan tersebut.

bagian barat Pasifik termasuk Indonesia tekanan udara meningkat,

menyebabkan cuaca menjadi lebih kering. Semasa ketiadaan El-Nino.

Kawasan permukaan di Pasifik Barat biasanya rendah dan lembap, di tengah

dan timur pasifik adalah tinggi dan kering.

G. Badai

Page 16: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Badai merupakan angin yang bergerak sangat cepat bisa > 100 km/jam dan pada

isobar yang lurus angin ini bergerak secara horizontal, tetapi pada isobar yang

melengkung angin ini merupakan angin yang siklonal yang bergerak melingkar.

9) LANGKAH-LANGKAH

a) Perhitungan

Page 17: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

10) HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Bulan

Tahun Jumlah

Curah

Hujan

Rata-rata

Curah

Hujan

(mm)

Rata-rata

Curah

Hujan

(inc)

Jumlah

suhu

Rata-

rata

suhu (c)

Rata-

rata

suhu

(f)

2007 2008 2009 2010 2011

CH SUHU CH SUHU CH SUHU CH SUHU CH SUHU

Jan 225 28.3 245 27.6 132 28.5 499 28,3 212 28,6 1313 262.6 52.5 115.3 23.1 55.1

Feb 99 27.5 250 28.2 190 28.9 738 27,8 85 24,3 1362 272.4 54.5 136.7 27.3 59.3

Mar 262 28.5 387 28.5 186 27.3 372 28,1 255 28,6 1462 292.4 58.5 141 28.2 60.2

Apr 193 29.2 19 29.2 91 28.5 445 27,9 400 28,5 1148 229.6 45.9 143.3 28.7 60.7

Mei 23 28 18 29.1 213 27.9 113 28,6 96 27,2 463 92.6 18.5 140.8 28.2 60.2

Jun 67 27.6 - 29.3 4 28.7 34 28,9 33 28,3 138 27.6 5.5 142.8 28.6 60.6

Juli - 27.4 - 28.8 - 29.1 30 28,8 - 27,3 30 6 1.2 388 28.3 60.3

Ags 14 27.8 - 28.7 - 28.6 57 28,4 - 27,8 71 14.2 2.8 141.3 28.3 60.3

Sep - 29.7 - 28.3 - 28.3 122 27.7 - 29,0 122 24.4 4.9 143 28.6 60.6

Okt 12 29.5 71 25.8 1 28.5 90 27,8 - 28,6 174 34.8 7 140.2 28 60

Nov - 29.3 110 28.7 26 27.8 129 28,1 176 29,1 441 88.2 17.6 143 28.6 60.6

Des 452 28.4 356 27.5 175 27.2 239 27,4 184 27,8 1406 281.2 56.2 138.3 27.7 59.7

Page 18: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

RATA-RATA SUHU DAN CURAH HUJAN KOTA MOJOKERTO

SELAMA 5 TAHUN (2007-2011)

No Bulan Jumlah Curah Hujan (5tahun)

Rata-Rata Curah Hujan(mm)

Rata-Rata Curah Hujan (inch)

Jumlah Suhu

Rata-Rata Suhu (OC)

Rata-Rata Suhu (OF)

1 Januari 1313 262.6 52.5 115.3 23.1 55.1

2 Februari 1362 272.4 54.5 136.7 27.3 59.3

3 Maret 1462 292.4 58.5 141 28.2 60.2

4 April 1148 229.6 45.9 143.3 28.7 60.7

5 Mei 463 92.6 18.5 140.8 28.2 60.2

6 Juni 138 27.6 5.5 142.8 28.6 60.6

7 Juli 30 6 1.2 388 28.3 60.3

8 Agustus 71 14.2 2.8 141.3 28.3 60.3

9 September 122 24.4 4.9 143 28.6 60.6

10 Oktober 174 34.8 7 140.2 28 60

11 November 441 88.2 17.6 143 28.6 60.6

12 Desember 1406 281.2 56.2 138.3 27.7 59.7

1626

A. Klasifikasi Iklim Menurut Koppen

Formula untuk Mengidentifikasi Batas Iklim BS dan Iklim BW

Musim Jatuhnya Hujan Batas antara Iklim

Humid dan BS

Batas antara BW dan BS

Curah hujan menyebar

merata

r <2t + 14 r=2 t+142

Curah hujan maksimum

pada musim panas

setidaknya 10 kali hujan

musim dingin terkering

r <2t r=2 t2

Curah hujan maksimum

pada musim dingin

setidaknya 3 kali hujan

musim panas terkering

r < 2t+28 r=2 t+282

Page 19: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Sumber: Trewartha (1995) dalam Utomo (2009)

Kota Mojokerto memiliki suhu bulan terdingin sebesar 23.1oC (55.1 OF). Jadi

berdasarkan klasifikasi iklim menurut Koppen Kota Mojokerto memiliki

tipe iklim A.

Curah hujan terkering adalah 6 mm (1.2 inchi)

Karena 6 m berada di antara 0 mm – 60 mm maka ini merupakan batas

antara Am dan Aw

Perhitungan:

Rata-rata curah hujan 5 tahun = 1626 mm

r = 1626

25

= 65.04

B. Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt Dan Ferguson

Tabel Rata-Rata Curah Hujan Kota Mojokerto Selama 5 Tahun

No Bulan Rata-Rata Curah Hujan(mm)

1 Januari 262.6

2 Februari 272.4

3 Maret 292.4

4 April 229.6

5 Mei 92.6

6 Juni 27.6

7 Juli 6

8 Agustus 14.2

9 September 24.4

10 Oktober 34.8

11 November 88.2

12 Desember 281.2

Page 20: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Jumlah bulan basah 5Jumlah bulan kering 5

Q = jumlahrata−rata bulan−bulankeringjumlahrata−rata bulan−bulan basah

x100%

Q = 55

x100 %

Q = 100

Dari harga Q yang ditentukan pada persamaan di atas kemudian Schmidt dan Ferguson

menentukan jenis iklimnya yang ditandai dari iklim A sampai iklim H, sebagai berikut:

Jadi iklim di Kota Mojokerto selam 5 tahun terakhir berdasarkan Schmidt dan Ferguson

termasuk pada tipe iklim D yang artinya sedang, karena memiliki nilai Q 60-100.

C. Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman

Tabel Rata-Rata Curah Hujan Kota Mojokerto Selama 5 Tahun

No Bulan Rata-Rata Curah Hujan(mm)

Tipe Iklim Nilai Q (%) Kondisi Iklim dan

Vegetasi

A < 14,3 Sangat basah

B 14,3 - 33,3 Basah

C 33,3 - 60 Agak basah

D 60 - 100 Sedang

E 100 - 167 Agak kering

F 167 - 300 Kering

G 300 - 700 Sangat kering

H >700 Luar biasa kering

Page 21: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

1 Januari 262.6

2 Februari 272.4

3 Maret 292.4

4 April 229.6

5 Mei 92.6

6 Juni 27.6

7 Juli 6

8 Agustus 14.2

9 September 24.4

10 Oktober 34.8

11 November 88.2

12 Desember 281.2

Jumlah bulan basah berurutan 4Jumlah bulan kering berurutan 5

Dari data rata-rata curah hujan dan suhu Kota Mojokerto selama 5 tahun

diketahui bahwa jumlah bulan basah secara berurutan adalah 4. Sedangkan

jumlah bulan kering secar berurutan adalah 5.

Kriteria Klasifikasi Iklim Oldeman

Main Type

Bulan

basah

Sub division

Bulan kering

A > 9 1 < 2B > -9 2 2-3C 5-6 3 4-6D 3-4 4 > 6E < 3

Page 22: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

Jadi main tipe iklim di Mojokerto adalah E dalam subdivision 3, Dapat

disimpulkan bahwa iklim Kota Mojokerto menurut Oldeman adalah

termasuk iklim tipe E3.

Page 23: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

D. Klasifikasi Iklim Menurut Mohr

Bulan Rata-Rata Curah Hujan (mm)

Januari 262.6

Februari 272.4

Maret 292.4

April 229.6

Mei 92.6

Juni 27.6

Juli 6

Agustus 14.2

September 24.4

Oktober 34.8

November 88.2

Desember 281.2

1626

Menurut klasifikasi iklim menurut Mohr, Kota Mojokerto memiliki bulan

kering sebanyak 5 bulan, belan basah sebanyak 5 bulan, dan bulan lembab sebanyak 2

bulan. Oleh karena itu, Kota Mojokerto tergolong pada iklim golongan IV, yaitu

daerah kering yang mana terdapat 5-6 bulan kering.

E. Klasifikasi Iklim Menurut Thornthwaite

Data Suhu dan Curah Hujan Kota Mojokerto Selama 5 Tahun (2007-2011)

Suhu (oF) CH (inchi) Ratio P-E Ratio T-E

55.1 52.5 135.92 5.78

59.3 54.5 128.41 6.83

60.2 58.5 136.08 7.05

60.7 45.9 103.09 7.18

60.2 18.5 38.354 7.05

60.6 5.5 10.01 7.15

60.3 1.2 1.89 7.08

Page 24: Laporan Klasifikasi Iklim Fix

60.3 2.8 4.80 7.08

60.6 4.9 8.82 7.15

60 7 13.226 7

60.6 17.6 35.991 7.15

59.7 56.2 131.648 6.93

∑ Indeks Ratio 748.226 83.40

Berdasarkan hasil perhitungan menurut Thornthwaite, maka Kota Mojokerto

termasuk dalam golongan kelembapan Arid yang memiliki keefektifan tanaman

Gurun. Hal ini dikarenakan total indeks P-E adalah 6.51. Sedangkan berdasarkan

perhitungan indeks T-E, Kota Mojokerto termasuk dalam golongan suhu

mesotermal yaitu indeks T-E berkisar antara 64-127 dan Kota Mojokerto memiliki

total indeks T-E sebesar 83.40

F. Klasifikasi Iklim Menurut Junghuhn

Kota Mojokerto terletak 46-750 meter diatas permukaan air laut, jadi menurut

Junghun maka Kota Mojokerto termasuk dalam Zone Panas (0 – 600 m dpl).

Tanaman budidaya yang tumbuh pada zona ini adalah tembakau, kelapa, padi, dan

jagung. Meskipun begitu di Kota Mojokerto juga banyak dibudidayakan tanaman

bawang merah. Bahkan Kota Mojokerto menjadi salah satu sentra komoditas

bawang merah di Jawa Timur.