Laporan Praktikum Bp Fix

43
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN KOMODITAS : CABAI MERAH BESAR OLEH : TIFFANY RAHMA A : 115040100111155 SUSI SUSANTI : 115040100111024 ULIVIA RISTIANA : 115040101111152 ZHAMAMI DWI P : 115040101111230 PROGAM STUDI : AGRIBISNIS KELAS : AD UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

Transcript of Laporan Praktikum Bp Fix

Page 1: Laporan Praktikum Bp Fix

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

KOMODITAS : CABAI MERAH BESAR

OLEH :

TIFFANY RAHMA A : 115040100111155

SUSI SUSANTI : 115040100111024

ULIVIA RISTIANA : 115040101111152

ZHAMAMI DWI P : 115040101111230

PROGAM STUDI : AGRIBISNIS

KELAS : AD

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

MALANG

2012

Page 2: Laporan Praktikum Bp Fix

Lembar Persetujuan

Judul Laporan : Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Cabai Merah Besar

Nama dan NIM : Tiffany Rahma A : 115040100111155

Susi Susanti : 115040100111024

Ulivia Ristiana : 115040101111152

Zhamami Dwi P : 115040101111230

Progam Studi : AGRIBISNIS

Menyetujui ,

Asisten Kelas, Asisten Lapang,

Retno Tri Purnamasari Kiki Puspitasari

Page 3: Laporan Praktikum Bp Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cabai atau lombok (bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam

anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa

masakan.

Salah satu tanaman cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman

cabai merah. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang

banyak digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan

aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan.

Karena merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan

dengan jumlah yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

perekonomian nasional .

Cabai merah mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan

manusia. Kandungan vitamin dalam cabe adalah A dan C serta mengandung minyak atsiri,

yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila kita gunakan untuk rempah-

rempah.Cabai merah juga mengandung anti oksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari

radikal bebas. Radikal bebas yaitu suatu keadaan dimana suatu molekul kehilangan atau

kekeurangan elektron, sehingga elektron tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha

mengambil elektron dari sel-sel tubuh kita yang lainnya. Kandungan terbesar anti oksidan

dalam cabai terdapat pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin

yang berperan sebagai zat anti kanker .

Cabai merah (Capsicum annum L.) banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia

selain karena manfaatnya bagi kesehatan juga karena cabai merah memiliki harga jual yang

cukup tinggi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa cabai menempati urutan paling atas

diantara delapan belas jenis sayuran komersial yang dibudidayakan di Indonesia selama

beberapa tahun teakhir ini. Oleh karena itu permintaan cabai merah cenderung meningkat tiap

tahunnya.

Kendala utama penyebab rendahnya produksi cabai skala nasional adalah

keterbatasan teknologi budidaya yang dimiliki karena kurangnya informasi teknologi.Pada

umumnya petani masih menggunakan benih lokal yang ditanam terus menerus serta masih

banyak komponen teknologi pra-panen lainnya belum diterapkan secara tepat gunadalam hal

pemupukan,pemeliharaan serta pengendalian .

Page 4: Laporan Praktikum Bp Fix

1.2 Tujuan

a) Untuk Mengetahui Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cabai Merah Besar

b) Untuk Mengetahui Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Merah Besar

c) Untuk Mengetahui Teknik Budidaya Tanaman Cabai Merah Besar

Page 5: Laporan Praktikum Bp Fix

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

2.1.1 Klasifikasi Cabai Merah

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annum L.

(Anonymous a,2012)

2.1.2 Morfologi

Merupakan tumbuhan perdu tegak, tinggi 1-2,5 m, batang berkayu, berbentuk

silindris, percabangan simpodial, batang muda berambut halus berwarna hijau. arah tumbuh

batang tegak lurus, arah tumbuh cabang condong ke atas. Daun tunggal, bertangkai silindris

(panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur, ujung runcing

(acutus), pangkal membulat (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm,

Ulebar 1-5 cm, berwarna hijau. daging daun seperti kertas (papyraceus atau chartaceus)

(Anonymousb,2012)

Page 6: Laporan Praktikum Bp Fix

2.2 Syarat Tumbuh

2.2.1 Curah Hujan dan Kelembapan

Curah hujan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan produksi buah cabai.

Curah hujan yang ideal untuk bertanam cabai adalah 1.000 mm/tahun. Curah hujan

yang rendah menyebabkan tanaman kekeringan dan membutuhkan air untuk

penyiraman. Sebaliknya, curah hujan yang tinggi bisa merusak tanaman cabai serta

membuat lahan penanaman becek dan kelembapannya tinggi.

Kelembapan yang cocok bagi tanaman cabai berkisar antara 70-80%, terutama

saat pembentukan bunga dan buah. Kelembapan yang melebihi 80% memacu

pertumbuhan cendawan yang berpotensi menyerang dan merusak tanaman.

Sebaliknya, iklim yang kurang dari 70% membuat cabai kering dan mengganggu

pertumbuhan generatifnya, terutama saat pembentukan bunga, penyerbukan, dan

pembentukan buah.Temperatur yang baik minimal 160C, optimal 270C, dan maksimal

320C .

2.2.2. Jenis Tanah, pH Tanah, dan Ketinggian Lahan[

Cabai menyukai tanah yang gembur dan banyak mengandung unsur hara.

Cabai tumbuh optimal di tanah regosol dan andosol. Penambahan bahan organik,

seperti pupuk kandang dan kompos, saat pengolahan tanah atau sebelum penanaman

dapat diaplikasikan untuk memperbaiki struktur tanah serta mengatasi tanah yang

kurang subur atau miskin unsur hara.

Sebaiknya, pilih lahan penanaman yang agak miring untuk menghindari

genangan air. Namun, tingkat kemiringan lahan tidak lebih dari 25%. Lahan yang

terlalu miring menyebabkan erosi dan hilangnya pupuk, karena tercuci oleh air hujan.

Tanah yang terlalu datar harus dibuatkan saluran pembuangan air.

Kadar keasaman (pH) tanah yang cocok untuk penanaman cabai 5,5 - 7. Tanah

dengan pH rendah atau asam harus dinetralkan dulu dengan cara menebarkan kapur

pertanian.Karena jika Ph terlalu rendah garam-garam Al yang terlarut dalam tanah

dapat meracuni tanaman sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.

Sebaliknya, tanah yang terlalu basa atau pH-nya tinggi bisa dinetralkan

dengan cara menaburkan belerang ke lahan penanaman karena bila terlalu tinggi maka

unsur mikro tidak dapat diambil oleh tanaman sehingga produksi tanaman menurun.

Page 7: Laporan Praktikum Bp Fix

Saat ini ketinggian lahan tidak lagi menjadi masalah untuk menanam cabai.

Secara umum, cabai bisa ditanam pada ketinggian lahan dari 1-2.000 m dpl.

Ketinggian tempat berpengaruh pada jenis hama dan penyakit yang menyerang cabai.

Di dataran tinggi, penyakit yang menyerang biasanya disebabkan oleh cendawan atau

jamur. Sedangkan di lahan dataran rendah biasanya penyakit yang menyerang dipicu

oleh bakteri.

2.3 Teknik Budidaya Tanaman Cabai Merah

A. Persemaian

Tahap awal budidaya cabe adalah membuat persemaian guna menyiapkan bibit

tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di lapangan. Media semai yang

dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang remah, tidak menahan air dan cukup

nutrisi. Bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir dengan

perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15 sebanyak

80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut.

Setelah bahan tercampur, masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9

cm sampai 90 % penuh, dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang

telah terisi media.

Atur media pada bedeng semai yang telah disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan

tinggi 20 – 50 cm dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah

bedengan diatur membujur utara selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic

dengan tiang penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat dibuat

dengan model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang tumbuh cukup mendapatkan

sinar matahari sehingga tidak mengalami etiolasi.

Langkah selanjutnya adalah pemeraman benih yang bertujuan untuk

mengecambahkan benih. Media pemeraman yang digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5

lapis kertas merang yang disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3

gram / liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak menumpuk.

Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah diberi perlakuan pestisida.

Page 8: Laporan Praktikum Bp Fix

Media digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar. Untuk menjaga

kelembaban media peram, semprotkan air dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4

sampai 7 hari, benih akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan penjepit,

benih yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai yang disiram terlebih

dahulu

Setiap pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan,

semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara bergantian

dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah gangguan hama persemaian, semprot

dengan insektisida winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc / liter.

Persemaian juga dapat dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada

media semai tanpa diperam terlebih dahulu.

B. Pengolahan Lahan

Lahan yang akan dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari segala macam

gulma dan akar bekas tanaman lama, agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan untuk

menghilangkan tumbuhan yang menjadi inang hama dan penyakit. Apabila lahan banyak

ditumbuhi gulma, pembersihannya lebih baik menggunakan Herbisida Sistemik seperti

Rambo 480AS dengan dosis 2 sampai 4 liter per Hektar.

Selanjutnya lahan dibajak dan digaru dengan hewan ternak maupun dengan bajak

traktor. Pembajakan dan penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi

tanah dan untuk menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah.

Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 – 110 cm dengan ketinggian bedengan 50 –

60 cm dan lebar parit 50 – 60 cm . Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.

Pengukuran pH tanah juga perlu dilakuan dengan alat pH meter atau dengan kertas

lakmus. Untuk menaikkan pH tanah lakukan pengapuran lahan menggunakan dolomint atau

kapur gamping dengan dosis 2 – 4 ton/Ha atau 200 – 400 gram / meter persegi tergantung pH

tanah yang akan dinaikkan. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan atau pada saat

pembuatan bedengan bersamaan dengan sebar kompos atau pupuk kandang. Pupuk kandang

yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton / Ha atau ½ sampai 1 zak untuk 10 meter panjang

bedengan.

Page 9: Laporan Praktikum Bp Fix

Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk NPK grand S-15, 2 kg untuk 10 meter

panjang bedengan atau 2 ton / hektar.

Tahap berikutnya adalah pemasangan mulsa plastic hitam perak yang berguna untuk

menekan perkembangbiakan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma, mengurangi

penguapan, mencegah erosi tanah, mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah

serta dapat mencegah terjadinya pencucian pupuk.

Pemasangan mulsa dilakukan dengan cara membentang dan menarik antara dua sisi

dengan permukaan perak di bagaian atas. Setiap ujung dan sisi mulsa dikancing dengan

pasak. Agar pemasangan mulsa lebih optimal dan dapat menutup permukaan bedengan

dengan baik sebaiknya dilakukan pada siang hari atau saat cuaca panas.

C. Teknik Bertanam

Jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm

untuk jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau zig-zag.

Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan bersamaan dengan

pembuatan lubang pada mulsa yang berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak

tanam yang dianjurkan .

Pembuatan lubang pada mulsa dapat juga menggunakan system pemanasan dengan

menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat dengan

cara menugal tanah sedalam 8 – 10 cm.

Bibit cabe dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4

daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida 1 – 3

hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat

setelah pindah tanam

Seleksi dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya.

Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak terlalu panas,

dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media tidak pecah dan langsung

dimasukkan pada lubang tanam.

Kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam.

Page 10: Laporan Praktikum Bp Fix

D. Pemeliharaan

Setelah tanaman berumur 7 – 14 hst , tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan

normal atau mati perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada di persemaian.

Jika pada lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu dilakukan penyiangan dengan cara

mencabut . Pengendalian gulma perlu dilakukan pada gulma yang tumbuh di parit dengan

menggunakan cangkul atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat aplikasi nozelnya

perlu diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai tanaman cabe.

Pewiwilan perlu dilakukan pada tunas yang tumbuh pada ketiak yang berada dibawah

cabang utama dan bunga pertama yang muncul pada cabang utama. Pewiwilan ini dilakukan

agar pertumbuhan vegetatif tanaman dapat optimal.

Pengikatan dilakukan saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang

yang berada dibawah cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat

tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga pada saat

pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hst.

Untuk memacu pertumbuhan tanaman, dianjurkan untuk melakukan pengocoran

mulai umur 7 sampai 60 hst dengan NPK Grand S-15 konsentrasi 7 gram per liter sebanyak

250 cc pertanaman dengan interval 7 hari . Setiap pengulangan pengocoran konsentrasi

pupuk dinaikkan 2 gram per liter. Pada saat tanaman berumur 30 hst, pemupukan susulan

pertama dilakukan dengan memberikan campuran pupuk NPK Grand S-15 150 kg/Ha dan

Urea 40 Kg/Ha. Pemupukan dilakukan dengan cara melubangai mulsa dan menugal pada sisi

tanaman dengan jarak 15 cm.

Selain tanaman dikocor, dianjurkan juga disemprot dengan pupuk daun Mamigro

Super N atau NPK spesial atau dengan Gardena D dengan konsentrasi 2 – 5 gram / liter air

mulai umur 7 sampai 30 hst dengan interval pemberian 7 – 15 hari.

Pupuk susulan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 hst dengan memberikan

pupuk NPK Grand S-15 300 kg / Ha.

Pada saat tanaman berumur 50 hst, pupuk susulan ke tiga dilakukan dengan

memberikan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 350 kg/Ha. Untuk memacu pertumbuhan

Page 11: Laporan Praktikum Bp Fix

bunga dan buah, dianjurkan untuk dilakukan penyemprotan dengan pupuk daun Mamigro

Super P atau NPK Spesial, Gardena B atau dengan Pupuk Mikro Fitomic . Konsentrasi untuk

Fitomic adalah 1,5 – 2,5 cc / liter dengan interval pemberian 10 – 15 hari.

Pemupukan susulan ke empat dilakukan saat tanaman berumur 60 hst. Pupuk yang

diberikan adalah pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha.

E.Pengairan

Pengairan dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara

menggenangi atau leb. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan

dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman.

F. Hama Dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman cabe adalah : · Ulat tanah atau Agrotis Ipsilon

· Thrips · Ulat grayak atau Spodoptera litura · Lalat buah atau Dacus verugenius · Aphids

hijau /kutu daun · Tungau / mite · Nematode puru akar

Ulat Tanah dengan nama latin Agrotis ipsilon, biasa menyerang tanaman cabe yang

baru pindah tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh bahkan

bisa sampai putus. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan insektisida

Turex WP dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 g/liter bergantian dengan insektisida Direct 25ec

dengan konsentrasi 0,4 cc/liter atau insentisida Raydok 28ec dengan konsentrasi 0,25-0,5

cc/liter sehari sebelum pindah tanam.

Ulat grayak pada tanaman cabe biasa menyerang daun, buah dan tanaman yang masih

kecil. Untuk tindakan pengendalian dianjurkan menyemprot pada sore atau malam hari

dengan insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec atau

insektisida Direct 25ec.

Lalat buah gejala awalnya adalah buah berlubang kecil, kulit buah menguning dan

kalau dibelah biji cabe berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok. Untuk

pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap dengan

sexferomon atau dengan penyemprotan insektisida Winder 100EC dengan konsentrasi 0,5

Page 12: Laporan Praktikum Bp Fix

sampai 1 cc per liter bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-

0,5 cc/liter atau dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3-0,6 g/liter.

Hama Tungau atau mite menyerang tanaman cabe hingga daun berwarna kemerahan,

menggulung ke atas, menebal akhirnya rontok. Untuk penengendalian dan pencegahan

semprot dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 ml / liter air

bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.

Tanaman yang terserang hama thrips, bunga akan mengering dan rontok. Sedangkan

apabila menyerang bagian daun pada daun terdapat bercak keperakan dan menggulung. Jika

daun terserang aphids, daun akan menggulung kedalam, keriting, menguning dan rontok.

Untuk pencegahan dan pengendalian lakukan penyemprotan dengan insektisida Winder 25

WP dengan konsentrasi 100 – 200 gr / 500 liter air / ha atau dengan Winder 100EC 125 – 200

ml / 500 liter air / Ha bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-

0,5 cc/liter.

Nematoda merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang daerah

perakaran tanaman cabe. Jika tanaman terserang maka transportasi bahan makanan terhambat

dan pertumbuhan tanaman terganggu. Selain itu kerusakan akibat nematode dapat

memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah

dengan menanam varietas cabe yang tahan terhadap nematode dan melakukan penggiliran

tanaman. Dan apabila lahan yang ditanami merupakan daerah endemi, pemberian nematisida

dapat diberikan bersamaan dengan pemupukan.

Penyakit yang sering menyerang tanaman cabe diantaranya adalah · Rebah semai ·

Layu Fusarium · Layu bakteri · Antraknose / patek · Busuk Phytophthora · Bercak daun

Cercospora · Penyakit Virus

Penyakit anthracnose buah. Gejala awalnya adalah kulit buah akan tampak mengkilap,

selanjutnya akan timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk. Untuk

pengendaliannya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi 1 sampai 2

g / l air bergantian dengan fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air.

Rebah semai ( dumping off ) . Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat

dipersemaian. Jamur penyebabnya adalah Phytium sp. Untuk tindakan pencegahan dapat

dilakukan perlakuan benih dengan Saromyl 35SD dan menyemprot fungisida sistemik

Page 13: Laporan Praktikum Bp Fix

Starmyl 25WP saat dipersemaian dan saat pindah tanam dengan konsentrasi 0,5 sampai 1

gram / liter.

Penyakit layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman cabe biasanya mulai

menyerang tanaman saat fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide

77WP pada lubang tanam dengan konsentrasi 5 gram / liter / lima tanaman, mulai saat

tanaman menjelang berbunga dengan interval 10 sampai 14 hari.

Penyakit bercak daun cabe disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Gejalanya

berupa bercak bercincin, berwarna putih pada tengahnya dan coklat kehitaman pada tepinya.

Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 54WDG konsentrasi

1,5 sampai 3 gram / liter bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentrasi 2 sampai 4

gram / liter dengan interval 7 hari.

Penyakit mozaik virus. Saat ini belum ada pestisida yang mampu mengendalikan

penyakit mozaik virus ini. Dan sebagai tindakan pencegahan dapat dilakukan pengendalian

terhadap hewan pembawa virus tersebut yaitu aphids.

Untuk pencegahan serangan hama penyakit, gunakan benih cabe hibrida yang tahan

terhadap serangan hama penyakit dan yang telah diberi perlakuan pestisida. Apabila terjadi

serangan atau untuk tujuan pencegahan lakukan aplikasi pestisida sesuai OPT yang

menyerang atau sesuai petunjuk petugas penyuluh lapang.

G. Panen

Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan buahnya yang padat dan

warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabe

tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang

digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali

tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar.

Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan

agar cabe dapat disimpan lebih lama. Buah cabe yang rusak akibat hama atau penyakit harus

tetap di panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat. Pisahkan buah

cabe yang rusak dari buah cabe yang sehat.

Page 14: Laporan Praktikum Bp Fix

Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan

optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi penguapan.

H. Pasca Panen Tanaman Cabe

Hasil panen yang telah dipisahkan antara cabe yang sehat dan yang rusak, selanjutnya

dikumpulkan di tempat yang sejuk atau teduh sehingga cabe tetap segar .

Untuk mendapatkan harga yang lebih baik, hasil panen dikelompokkan berdasarkan

standar kualitas permintaan pasar seperti untuk supermarket, pasar lokal maupun pasar

eksport.

Setelah buah cabe dikelompokkan berdasarkan kelasnya, maka pengemasan perlu

dilakukan untuk melindungi buah cabe dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Kemasan

dapat dibuat dari berbagai bahan dengan memberikan ventilasi. Cabe siap didistribusikan ke

konsumen yang membutuhkan cabe segar.

Dengan penerapan teknologi budidaya, penangganan pasca panen yang benar dan

tepat serta penggunaan benih hibrida yang tahan hama penyakit dapat meningkatkan produksi

cabe yang saat ini banyak dibutuhkan.

(Anonymousc,2012)

2.4 Hubungan Perlakuan Pemberian ZPT Pada Cabai Merah

Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh pada tanaman cabai merupakan salah satu usaha

meningkatkan produksi dan kualitas tanaman cabai.Zat Pengatur Tumbuh adalah senyawa

organik tidak termasuk nutrisi, yang pada konsentrasi rendah mampu

merangsang,menghambat atau memodifikasi berbagai proses biologis tanaman.

Pengaruh kondisi lingkungan terhadap kondisi tanaman memberikan pengaruh

langsung terhadap aktivitas peningkatan konsentrasi dan aktivitas biologi dari beberapa

produk Zat Pengatur Tumbuh seperti ethylene. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh berpengaruh

terhadap penambahan rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun. Zat Pengatur Tumbuh

mengandung ethylene yang berpengaruh terhadap pembentukan organ daun dan cabang-

cabang baru yang muncul. Pengaruh cuaca seperti tingginya curah hujan bisa menggagalkan

Page 15: Laporan Praktikum Bp Fix

adanya bunga sehingga dan pembuahan sehingga menurunnya produktivitas cabai bisa

dikatakan dipengaruhi oleh cuaca. Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah dengan

memberikan Zat Pengatur Tumbuh , Zat Pengatur Tumbuh ini juga akan mempengaruhi

jumlah bunga pertanaman dan fruit set.

(Sumiati,2004)

Page 16: Laporan Praktikum Bp Fix

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum penanaman cabai merah besar pada mata kuliah TPT (Teknologi Produksi

Tanaman) kali ini dilaksanakan di kebun praktikum Ngijo, Karangploso, Malang, Jawa Timur

dengan waktu kurang lebih 9 minggu yang dimulai dari tanggal 19 September 2012 hingga

28 November 2012.

3.2 Alat dan Bahan Serta Fungsi

Alat :

Cangkul : Untuk mengolah tanah

Tugal : Untuk membuat lubang tanam pada tanah

Gembor : Untuk menyirami tanaman.

Alat tulis : Untuk mencatat hasil pengamatan.

Penggaris/meteran : Untuk mengukur jarak tanam dan tinggi tanaman.

Kalkulator : Untuk mempermudah mengitung rumus-rumus matematis

Tali raffia : Untuk mengukur jarak tanam.

Bahan :

Air : Untuk menyirami tanaman

Bibit : Sebagai calon tanaman yang akan diamati.

Pupuk kandang : Untuk memberikan nutrisi pada tanaman

Pupuk ZPT : Sebagai parameter atau perlakuan yang diberikan pada

tanaman.

3.3 Cara Kerja (Diagram Alir dan Penjelasan)

Siapkan alat dan bahan

Melakukan pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul

Page 17: Laporan Praktikum Bp Fix

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

kemudian mengolah tanah dengan cangkul, pada lahan seluas 1,5 x 6 meter dengan

kedalaman bedengan sedalam 30 cm. Setelah itu mengaplikasikan pupuk kandang ke lahan

dengan cara mencampurnya dengan tanah yang sudah di cangkul tadi. Kemudian mengukur

jarak tanam (50 x 60 cm) dengan menggunakan meteran dan tali raffia agar lurus. Sehingga

ada 22 tanaman yang akan ditanam. Kemudian menanam benih cabai yang telah berumur

kurang lebih 2 minggu menurut jarak tanam yang telah ditentukan. Lalu merapikan tanah di

sekitar tanaman. Untuk perawatan, dilakukan penyiraman secara rutin dan penyiangan gulma.

Mengaplikasikan pupuk kandang ke lahan tanam

Mengukur jarak tanam (50x60cm) dengan menggunakan meteran dan tali rafia

Membuat lubang dengan bantuan tugal pada titik-titik tanam yang telah di tentukan.

Menanam benih cabai ke dalam lubang tanam

Merapikan tanah disekitar tanaman

Melakukan penyiraman dan perawatan tanaman secara rutin.

Page 18: Laporan Praktikum Bp Fix

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Data Kelas AD – ZPT 2

No Minggu ke 1 Minggu ke 2

Tinggi tanaman Jumlah daun Tinggi tanaman Jumlah daun

1 13.5 8 16 11

2 19 8 23 13

3 21 11 24 15

4 13 30 17 48

5 16 11 17 12

6 21 8 24 15

7 13 8 17 12

8 15 7 20 14

9 19 13 23 17

10 22 13 25 20

Grafik Pengamatan minggu ke -1

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

0

5

10

15

20

25

30

35

Tinggi (cm) jumlah daun

Page 19: Laporan Praktikum Bp Fix

Grafik Pengamatan Minggu ke -2

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Tanaman 4

Tanaman 5

Tanaman 6

0

10

20

30

40

50

60

Tinggi (cm)jumlah Daun

Dokumentasi

Page 20: Laporan Praktikum Bp Fix

4.1.2 Data Kelas X – ZPT 2

NoMinggu ke - 1 Minggu ke – 2

Tinggi tanaman Jumlah daun Tinggi tanaman Jumlah daun

1 22,5 32 24 32

2 18,4 48 23 48

3 23,6 13 24 15

4 31 62 32 62

5 24,5 44 25 44

6 24 13 24 13

7 23,5 45 24 45

8 23 45 23 45

9 34 75 34 75

10 29 76 29 75

Grafik Pengamatan Minggu ke – 1

Tanam

an 1

Tanam

an 2

Tanam

an 3

Tanam

an 4

Tanam

an 5

Tanam

an 6

Tanam

an 7

Tanam

an 8

Tanam

an 9

Tanam

an 10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tinggi (cm)Jumlah daun

Page 21: Laporan Praktikum Bp Fix

Grafik Pengamatan Minggu ke – 2

Tanam

an 1

Tanam

an 2

Tanam

an 3

Tanam

an 4

Tanam

an 5

Tanam

an 6

Tanam

an 7

Tanam

an 8

Tanam

an 9

Tanam

an 10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tinggi (cm)Jumlah daun

Dokumentasi

4.1.3 Data Kelas L agroekoteknologi – ZPT 1

NoPengamatan 20 Nov 2012 Pengamatan 27 Nov 2012

Tinggi (cm) Jumlah Daun Tinggi (cm) Jumlah daun

1 25 79 29 103

2 27 81 31 113

3 23 124 34 200

Page 22: Laporan Praktikum Bp Fix

Grafik Pengamatan 20 Nov 2012

Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 30

20

40

60

80

100

120

140

Tinggi (cm)Jumlah daun

Grafik Pengamatan 27 Nov 2012

Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 30

50

100

150

200

250

Series 1Series 2Column1

Dokumentasi

Page 23: Laporan Praktikum Bp Fix

4.1.4 Data Perlakuan Non ZPT

no Minggu ke-1 Minggu ke-2

Tinggi tanaman Jumlah daun Tinggi tanaman Jumlah daun

1 21 30 28 50

2 31 83 38 120

3 18 23 25 40

4 20 32 27 61

5 20 14 24 34

6 27 41 29 102

7 18 36 23 51

8 19 30 25 69

9 21 36 26 63

10 19 29 23 48

Grafik Pengamatan Minggu ke – 1

Tanam

an 1

tanam

an 2

tanam

an 3

tanam

an 4

tanam

an 5

tanam

an 6

tanam

an 7

tanam

an 8

tanam

an 9

tanam

an 10

0102030405060708090

Tinggi (cm) Jumlah daun

Page 24: Laporan Praktikum Bp Fix

Grafik Pengamatan Minggu ke – 2

tanam

an 1

tanam

an 2

tanam

an 3

tanam

an 4

tanam

an 5

tanam

an 6

tanam

an 7

tanam

an 8

tanam

an 9

tanam

an 10

0

20

40

60

80

100

120

140

Tinggi (cm)Jumlah daun

Dokumentasi

4.2 Pembahasan

Bibit cabai kelas AD ditanam pada tanggal 3 oktober 2012, namun pada pengamatan

minggu depannya, bibit cabai mati semua dikarenakan belum memenuhi syarat transplanting

. Tanaman masih terlalu kecil dan terlalu muda untuk dipindahkan ke lahan terbuka.

Sehingga diperlukan waktu 2 minggu untuk penanaman kembali (penyulaman) dengan bibit

yang lebih kuat. Setelah beberapa minggu, tanaman diberi Zat Pengatur Tumbuh untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangannya. Zat pengaatur tumbuh yang digunakan

pada kelas AD dan kelas X sama yaitu ZPT 2. Namun pengaruh ZPT berupa penambahan

tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman pada kelas X lebih tampak daripada kelas AD.

Page 25: Laporan Praktikum Bp Fix

Menurut kami, hal ini dikarenakan Usia tanaman cabai kelas X yang lebih tua, karena kelas X

melakukan penyulaman satu minggu lebih awal daripada kelas AD. Aplikasi ZPT merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan produksi dan kualitas cabai, namun perlu dicari jenis zat

pengatur tumbuh yang terbaik pengaruhnya terhadap pembentukan dan kualitas batang dan

daun tumbuhan. Dari Jurnal yang kami baca (Sumiati,2004), pengaruh yang tidak terlalu

tampak pada tanaman yang sudah di berikan ZPT bisa disebabnkan karena pemberian dosis

yang tidak optimum. Penggunaan ZPT dengan dosis atau konsentrasi yang sesuai dapat

menciptakan keseimbangan hormonal sehingga mampu merangsang perumbuhan serta

perkembangan yang optimum pula.

Pengaruh pemberian ZPT sangat tampak pada pertambahan jumlah daun dilahan kelas

L Agroekoteknologi. Jumlah daun mengalami peningkatan yang signifikan bahkan mencapai

penambahan dua kali lipat dari jumlah daun pada pengamatan sebelumnya. Seperti yang

terjadi pada tanaman sampel 1 ; dari 79 daun menjadi 103 daun, sampel kedua ; dari 81 daun

menjadi 113 daun, dan sampel ketiga ; dari 124 daun menjadi 200 daun. ZPT yang diberikan

adalah ZPT 1. Menurut jurnal yang kami baca(Koentjoro,2008), pemberian ZPT jenis Ethrel

dan dekamon mampu meningkatkan rata-rata jumlah daun dari setiap peningkatan

konsentrasi pemberian. Pemberian ZPT pada tanaman cabai kelas L ini pengaruhnya tidak

signifikan terhadap penambahan tinggi tanaman, menurut jurnal yang kami baca hal ini dapat

disebabkan oleh adanya zat ethylene yang menghambat proses pemanjanagan batang dan

menghambat transportasi auksin secara basipethal dan lateral.

Pengaruh kondisi lingkunan terhadap pertumbuhan tanman (misalnya kekurangan

atau kelebihan air) memberikan efek langsung terhadap aktivitas peningkatan konsentrasi dan

aktifitas biologis dari ZPT. Pada tanaman cabai tanpa pemberian (non) ZPT maka akan

sangat peka terhadap factor lingkungan seperti cuaca dan irigasi .berdasarkan data yang kami

dapatkan tidak terjadi perubahan yang signifikan pada tinggi tanaman. Perlakuan control

(tanpa ZPT) ini menunjukkan pengaruh berbeda yang cukup tampak apabila dibanding

dengan perlakuan lain (ZPT 1 dan ZPT 2). Tanaman cabai non ZPT ini diduga memiliki

kandungan hormone giberelin yang cukup tinggi, dimana hormone giberelin sendiri berperan

mendorong pertumbuhan daun. Giberelin juga dikenal dengan nama giberellat yang

mempunyai peranan dalam pembelahan sel atau perpanjangan sel tanaman.

Page 26: Laporan Praktikum Bp Fix

4.3 Dokumentasi Praktikum

Page 27: Laporan Praktikum Bp Fix

BAB V

KESIMPULAN

Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh pada tanaman cabai merupakan salah satu usaha

meningkatkan produksi dan kualitas tanaman. Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organic

tidak termasuk nutrisi yang pada konsentrasi rendah mampu merangsang , menghambat, atau

memodifikasi berbagai proses biologis tanaman. Berdasarkan pengamatan dikebun percobaan

di Ngijo tanaman cabai yang diberi Zat pengatur tumbuh (ZPT) 1 memperlihatkan hasil yang

paling baik dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal ini dapat disebabkan pemberian

konsentrasi yang lebih optimum dan tepat dibandingkan dengan perlakuan pada ZPT 2.

Sedangkan pada perlakuan non ZPT , hasil yang tampak tidak berbeda jauh dengan

perlakuan ZPT 2. Hali ini dikarenakan , walaupun tanpa Zat pengatur tumbuh (ZPT)

tambahan (sintetik) tanaman sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menghasilkan Zat

pengatur tumbuh ( ZPT ) secara alami yang dapat mendorong, menghambat dan mengubah

pertumbuhan. Menurut kami, efek pemberian ZPT pada tanaman cabai kelas AD belum

terlalu menampakkan hasil yang signifikan dikarenakan waktu pengamatan yang terlalu

singkat setelah pemberian ZPT 2 pada tanaman cabai dan usia tanaman cabai yang lebih

muda dibandingkan dengan tanaman yang diberi ZPT 1 sehingga belum responsive terhadap

rangsangan ZPT yang diberikan.

Page 28: Laporan Praktikum Bp Fix

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2012.KlasifikasiCabai Merah.http://amintabin.blogspot.com/2010/09/klasifikasi-

cabai-merah-capsicum-annum.html di akses pada 1 Desember 2012

Anonymous.2012.Cabai Merah http://novi-biologi.blogspot.com/2011/08/cabai-merah-

capsicum-annum-l.html di akses pada 1 Desember 2012

Anonymous.2012.Teknik Budidaya Cabai http://www.ideelok.com/budidaya-

tanaman/cabe di akses pada 1 Desember 2012

Haryantini, Baiq Azizah.2000. Aplikasi Mikoriza, Pupuk Fosfat Dan Zat Pengatur Tumbuh Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum) Di Tanah Andisol. Budidaya Pertanioan,  Fakultas Pertanian, Universitas 45 Mataram : Mataram

Koentjoro, Yon .2008.Aplikasi Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Pada Tanaman Cabai Kecil

yang Di Tanam Di Musim Hujan . Jurnal Pertanian Mapeta Vol 10 N0.3

Agustus 2008 : 170 – 178 .

Sumiati , Etty .2004.Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Hasil dan Kualitas

Benih Cabai Breede Seed.Balai Penelitian Tanaman Sayuran : Bandung.

Page 29: Laporan Praktikum Bp Fix

LAMPIRAN

Page 30: Laporan Praktikum Bp Fix