makalah komunikasi

32
MAKALAH KOMUNIKASI KEPERAWATAN ETIKA BERKOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN OLEH : SUARDIANTO I1B111006 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Transcript of makalah komunikasi

Page 1: makalah komunikasi

MAKALAH

KOMUNIKASI KEPERAWATAN

ETIKA BERKOMUNIKASI DALAM PELAYANAN

KEPERAWATAN

OLEH :

SUARDIANTO

I1B111006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2012

Page 2: makalah komunikasi

BAB 1

PENDAHULUAN

Sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang

kesehatan dan perkembangan informasi yang demikian cepat dan diikuti oleh

tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik mengharuskan

sarana pelayanan kesehatan untuk mengembangkan diri secara terus menerus

seiring dengan perkembangan yang ada pada masyarakat tersebut.

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap

sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian

tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Seiring

dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan

menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai

bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara

komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai

peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan

advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan

masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan

kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Hubungan

perawat pasien adalah hal penting dalam pelayanan keperawatan. Sehingga

perawat mampu mempertanggungjawabkan hubungan terepeutik dengan pasien.

Dimana perawat adalah orang yang paling dekat dan seharusnya memahami

masalah pasien secara komprehensif sehingga pelayanan kesehatan akan

dilakukan secara menyeluruh.

Komunikasi merupakan suatu dasar dan kunci seseorang dalam

menjalankan tugasnya, komunikasi merupakan suatu proses dalam perawatan

untuk menjalankan dan menciptakan hubungan dengan pasien, komunikasi

tampaknya sederhana tetapi untuk menjadikan suatu komunikasi berguna dan

efektif membutuhkan usaha dan keterampilan serta kemampuan dalam bidang itu.

Page 3: makalah komunikasi

Tidak ada persoalan sosial manusia dihadapkan dengan masalah sosial

yang penyelesaiannya menyangkut komunikasi yang lebih baik, Setiap hari

semua orang melakukan proses komunikasi. Sering kali akibat komunikasi yang

tidak tepat terjadi perbedaan pandangan atau salah paham. Oleh karena itu setiap

orang perlu memahami konsep dan proses komunikasi untuk meningkatkan

hubungan antar manusia dan mencegah kesalah pahaman yang mungkin terjadi,

hubungan komunikasi terapeutik antara perawat atau bidan dengan pasien adalah

hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan,

pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik.

Dalam profesi keperawatan, komunikasi sangat penting antara perawat

dengan perawat, dan perawat dengan klien, khususnya komunikasi antar perawat

dengan klien dimana dalam komunikasi itu perawat dapat menemukan beberapa

solusi dari permasalahan yang sedang dialami klien, dan komunikasi ini

dinamakan dengan komunikasi terapeutik. Akan tetapi dalam pelaksanaan

komunikasi terapeutik ini ada fase-fase, tehnik-tehnik, dan faktor-faktor, serta

proses komunikasi terapeutik tersebut dalam perawatan sehingga

pelayanan/asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik serta memberikan

tingkat kepuasan pada klien.

Pasien pada saat sekarang semakin memahami hak-hak mereka untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga tidak jarang keluhan,

harapan, laporan, atau bahkan tuntutan mereka sampaikan sebagai bagian dari

upaya untuk mempertahankan hak mereka sebagai penerima jasa pelayanan

kesehatan. Perawat sebagai pemberi layanan kesehatan di rumah sakit diharapkan

selalu ramah, bertabiat lembut, dapat dipercaya, terampil, cakap, dan memiliki

tangung jawab moral yang baik.

Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi tidak saja akan mudah

menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal,

memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan

meningkatkan citra profesi pelayanan keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi

yang paling penting telah mengamalkan dari ilmunya yang telah didapat saat

perkuliahan untuk sesama manusia. Selain itu juga, perawat dalam melaksanakan

tugasnya sudah melalui jenjang pendidikan formal yang sudah ditetapkan

Page 4: makalah komunikasi

pemerintah. Ilmu pengetahuan yang terus berubah dari waktu ke waktu ( dinamis)

membuat dalam pemberiaan asuhan keperawatan pada klien berdasarkan

perkembangan ilmu pengetahuan terbaru.

Page 5: makalah komunikasi

BAB 2

ISI

Etika dan Moral dalam Pelayanan Keperawatan Secara Profesional

            Kata etika berasal dari kata yunani, yaitu Ethos yang berhubungan dengan

pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuaAtan karena

tidak ada UU atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika

berbagai profesi digariskan dalam bentuk kode etik yang bersumber dari martabat

dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.

Profesi menyusun kode eitk berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi

individu yang dilayani.

Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik

bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi

perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang

tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan

untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta

prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang

dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral

yang baik. Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan

pertimbangan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada

undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika

berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan

hak manusia ( yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.

Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi

individu yang dilayani.

Etika punya arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang

pengguna yang berbeda dari istilah itu. Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau

kajian formal tentang moralitas. Moralitas adalah ha-hal yang menyangkut moral,

dan moral adalah sistem tentang motivasi, perilaku dan perbuatan manusia yang

dianggap baik atau buruk.

Page 6: makalah komunikasi

                Etika Aristoteles seringkali disebut teleologis atau terarah pada tujuan.

Menurut Aristoteles, segala sesuatu mempunyai maksud atau tujuan. Sebilah

pisau, misalnya, mempunyai tujuan untuk memotong. Sebilah pisau yang baik itu

baik untuk memotong berbagai benda, dan oleh karena itu pisau harus tajam.

Demikian pula, orang mempunyai tujuan. Orang harus melakukan segala sesuatu

untuk menolong mereka mencapai maksud atau tujuan tersebut: hal-hal yang ada

untuk kebaikan mereka.

Macam-Macam Etika

•      Etika Deskritif

•      Etika normatif,etika normatif di bagi menjadi 2 yaitu:

-norma khusus : aturan yang brlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan

yang khusus, misalnya: aturan bermain dalam olahraga, aturan pengunjung pasien.

-norma umum : mempunyai sifat yang lebih umum dan universal.

Norma umum ada 3 macam:

1.      Norma sopan santun

Adalah norma yang melangatur pola tingkahlaku dan sikap lahiriah, misalnya:

tatacara bertamu,duduk,makan,minum,tatacara berbicara .

2.      Norma hukum

Adalah norma yang dituntut dan tegas oleh masyarakat. Karena dianggap perlu

demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Norma hukum tegas dan pasti,

karena dijamin oleh hukuman terhadap para pelanggarnya.

3.      Norma moral

Adalah aturan mengenai sikap dan tingkahlaku manusia sebagai manusia. Norma

moral mengacu pada baik atau buruknya manusia sebagai manusia.

Prinsip Dasar Etika Keperawatan Profesional

§  Advokasi

§  Tanggung jawab

§  Akuntabilitas

§  Kerahasiaan

Page 7: makalah komunikasi

Pentingnya Etika Sebagai Landasan dalam Pengambilan Keputusan dan

Pemberian Asuhan Pelayanan.

Bagi sosiolog, etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku orang-orang dari

lingkungan budaya tertentu. Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga

kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan

(ekspekatasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang

profesional, etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi

antara pemberi dan penerima jasa profesi secara wajar, jujur, adil, profesional dan

terhormat. Bagi eksekutif puncak rumah sakit, etika seharusnya berarti kewajiban

dan tanggung jawab khusus terhadap pasien dan klien lain, terhadap organisasi

dan staff, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap pemerintah dan pada tingkat

akhir walaupun tidak langsung terhadap masyarakat. Kriteria wajar, jujur, adil,

profesional dan terhormat tentu berlaku juga untuk eksekutif lain di rumah sakit.

Baik buruknya etika seseorang dapat dipengaruhi oleh 4 faktor atau pengaruh,

yaitu :

§  Pengaruh  Kebiasaan

Suatu kebiasaan yang sudah mempola dibentuk oleh lingkungan hidup,

oleh kebutuhan ataupun oleh kehendak meniru, mengikuti dan biasanya sulit

diubah.

§  Pengaruh Pendidikan

Prinsip pendidikan adalah membina mental seseorang itu semakin baik,

dalam arti menjadikan seseorang itu lebih cerdas, lebih bermoral, tegasnya lebih

maju daripada sebelumnya. Pendidikan yang baik tercermin pada sikap, cara

berfikir, cara berbicara, dan pada sikap yang baik. Pendidikan sebenarnya tidak

hanya menata pakaian lahir, terutama pakaian jiwa (Budi Pekerti).

§  Pengaruh Agama

Ajaran pendidikan agama, menurut paham sebagian orang menjadikan

orang bermental “kyai”. Pada hakikatnya seseorang yang bergelar kyai ahli dalam

agama islam sebenarnya adalah orang yang cukup mengerti masalah – masalah

dunia, dan cukup paham keadaan yang akan dihadapi sesudah kehidupan dunia

ini.

Page 8: makalah komunikasi

Pengaruh agama itu, bila yang dimaksud disini agama islam dengan sendirinya

membina 2 sektor pada diri seseorang, yaitu membina budinya, dan membina

otaknya.

§  Pengaruh Kesadaran Jiwa

Kesadaran jiwa itu timbulnya adalah sebagai akibat atau hasil dari

pengalaman, pertimbangan akal/ pikiran dan dikuatkan oleh kemauan. Berkaitan

dengan etika dan moral, terdapat pula istilah etiket yang merupakan cara/ aturan

yang sopan dalam berhubungan sosial. Sedangkan etiket professional berarti

prilaku yang diharapkan bagi setiap anggota profesi untuk bertindak dengan

kapasitas profesionalnya.

Prinsip-Prinsip Etik Keperawatan

1. Justice (Azas keadilan)

- Setiap prioritas tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi klien

- Tidak ada diskriminasi (klien, alat-alat)

2. Autonomy

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis

dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan

memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan

atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan

bentuk respek terhadapseseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak

memaksa danbertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian

dankebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional

merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat

keputusan tentang perawatan dirinya.

3. Beneficience (Azas manfaat)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,memerlukan

pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan

dan peningkatan kebaikan oleh diri danorang lain. Terkadang, dalam situasi

pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

Page 9: makalah komunikasi

4. Veracity (Azas Kejujuran)

Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan yang benar dan jujur kepada

klien

5. Fidelity (Azas Komitmen)

Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung jawab moral

dan profesi.

Pentingnya Etika Berkomunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain

dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang

lain akan terjalin bila setiap individu melakukan komunikasi diantara sesamanya.

Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam

berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi

serta kode etik yang ada di dalamnya. Etik berkomunikasi dalam hal ini menjadi

unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia sebagai bagian

dari sistem sosial.

Etika berkomunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

memberikan dampak yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual

maupun kelompok. Komunikasi yang terputus akan memberikan dampak pada

buruknya hubungan antar individu atau kelompok. Tatanan klinik seperti rumah

sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai

kepentingan yang tinggi pada unsur dalam komunikasi.

Etika berkomunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal

utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada

konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen

internal dan konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan

antar individu yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal

ataupun hubungan secara vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin

termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai

provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen

eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik

Page 10: makalah komunikasi

secara individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah

sakit.Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi

penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat

dalam sistem tersebut.

Masalah Etika Moral dalam Pelayanan Keperawatan.

Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau

salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika adalah

ilmu tentang kesusilaan yang bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam

masyarakat yang melibatkan aturan atau prinsip yang menentukan tingkah laku

yang benar. Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang

merupakan “standar perilaku” dan “nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang

menjadi anggota masyarakat tempat ia tinggal. Etiket atau adat merupakan sesuatu

yang dikenal, diketahui, diulang serta menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu

masyarakat baik berupa kata - kata maupun bentuk perbuatan yang nyata. Etika

adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok

tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar.

Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan

kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau

tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena

etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak

memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik. Etika bisa

diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan keputusan, benar

atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan

yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan

dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki

sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik

berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani. Banyak

pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi

dalam hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI atau

IBI. Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang bearti adat atau kebiasaaan.

Pengertian moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang

Page 11: makalah komunikasi

merupakan “standar perilaku” dan “nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang

menjadi anggota masyarakat tempat ia tinggal. Moral hampir sama dengan etika,

biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat

penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum, adat dan praktek

professional. Etika, moral dan etiket sulit dibedakan, hanya dapat dilihat bahwa

etika lebih dititikberatkan pada aturan, prinsip yang melandasi perilaku yang

mendasar dan mendekati aturan, hukum dan undang-undang yang membedakan

benar atau salah secara moralitas. nilai-nilai moral yang ada dalam kode etik

keperawatan Indonesia (2000), diantaranya: 

1. Menghargai hak klien sebagai individu yang bermartabat dan unik 

2. Menghormati nilai-nilai yang diyakini klien

3.Bertanggung jawab terhadap klien

4. Confidentiality 

II. Konsep Moral dalam Praktek Keperawatan. 

Praktik keperawatan, termasuk etika keperawatan mempunyai dasar

penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas, kepedulian, rasa haru, dan

menghormati martabat manusia. Diantara berbagai pernyataan ini, yang lazim

termaktub dalam standar praktik keperawatan dan telah menjadi bahan kajian

dalam waktu lama adalah advokasi, responsibilitas dan akuntabilitas. Advokasi

Istilah advokasi sering digunakan dalam hukum yang berkaitan dengan upaya

melindungi hak manusia bagi mereka yang tidak mampu membela diri. Arti

advokasi menurut ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak

kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun”. Fry (1987)

mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang

memiliki penyebab atau dampak penting. Definisi ini mirip dengan yang

dinyatakan Gadow (1983) bahwa “advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal

keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara

bebas menentukan nasibnya sendiri”. Advokasi adalah memberikan saran dalam

upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu

kewajiban moral bagi perawat, dalam menemukan kepastian tentang dua sistem

pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan

Page 12: makalah komunikasi

asuhan. Perawat atau yang memiliki komitmen tinggi dalam mempraktekkan

keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu mengingat hal-hal sbb:

A. Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh

komitmen utamanya terhadap pasen.

B. Berikan prioritas utama terhadap pasen dan masyarakat pada umumnya.

C. Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi dalam

kesembuhan pasien. Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10

atau 12 jam memungkinkannya mempunyai banyak waktu untuk mengadakan

hubungan baik dan mengetahui keunikan klien sebagai manusia holistik

sehingga berposisi sebagai advokat klien (curtin, 1986). Pada dasarnya, peran

perawat sebagai:

1. Advokat klien adalah memberi informasi dan memberi bantuan kepada

klien atas keputusan apa pun yang di buat kilen, memberi informasi berarti

menyediakan informasi atau penjelasan sesuai yang dibutuhkan klien, memberi

bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran nonaksi. Dalam

menjalankan peran aksi, perawat memberikan keyakinan kepada klien bahwa

mereka mempunyai hak dan tanggung jawab dalam menentukan pilihan atau

keputusan sendiri dan tidak tertekan dengan pengaruh orang lain, sedangkan peran

nonaksi mengandungarti pihak advokat seharusnya menahan diri untuk tidak

memengaruhi keputusan klien (Khonke, 1982). Dalam menjalankan peran sebagai

advokat, perawat harus menghargai klien sebagai induvidu yangmemiliki berbagai

karakteristik. Dalam hal ini, perawat memberikan perlindungan terhadap martabat

dan nilai manusiawi klien selama dalam keadaan sakit.

2. Responsibilitas Tanggung jawab diartikan sebagai kesiapan memberikan

jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah dilakukan perawat pada masa lalu

atau tindakan yang akan berakibat di masa yang akan datang. Misalnya bila

perawat dengan sengaja memasang alat kontrasepsi tanpa persetujuan klien maka

akan berdampak pada masa depan klien. Klien tidak akan punya keturunan

padahal memiliki keturunan adalah hak semua manusia. Perawat secara

retrospektif harus bisa mempertanggung-jawabkan meskipun tindakan perawat

tersebut diangap benar menurut pertimbangan medis.Kepercayaan tumbuh dalam

diri klien, karena kecemasan akan muncul bila klien merasa tidak yakin bahwa

Page 13: makalah komunikasi

perawat yang merawatnya kurang terampil, pendidikannya tidak memadai dan

kurang berpengalaman. Klien tidak yakin bahwa perawat memiliki integritas

dalam sikap, keterampilan, pengetahuan (integrity) dan kompetensi. Beberapa

cara dimana perawat dapat mengkomunikasikan tanggung jawabnya :

- Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset.

- Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia

memberikan penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the

delay). Misalnya; “Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat

dan darurat sehingga harus meninggalkan bapak sejenak”.

- Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang ditunjukkan

dengan perilaku perawat. Misalnya mengucapkan salam, tersenyum,

membungkuk, bersalaman dsb.

- Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the

patiens desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat. Misalnya “Coba

ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini”. Sedangkan apabila perawat

berorientasi pada kepentingan perawat ; “ Apakah bapak tidak paham bahwa

pekerjaan saya itu banyak, dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya pak,

jangan mau dilayani terus”

- Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina

(derogatory) misalnya “pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil

dibanding pasien yang tadi” f. Menerima sikap kritis klien dan mencoba

memahami klien dalam sudut pandang klien (see the patient point of view).

Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat klien menyatakan bahwa obatnya

tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah.

3. Akuntabilitas atau Akuntabiliti dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi

perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu

konsekuensi -konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat

artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani

menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya.

Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang

dilakukannya.

Page 14: makalah komunikasi

Metoda pendekatan pembahasan masalah etika 

Dari Ladd J (1978), dikutip oleh Freld(1990) menyatakan ada empat metoda

utama membahas masalah etika: 

1. Otoritas Menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan adalah

otoritas. Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan

supernatural, kelompok manusia, atau suatu institusi seperti majelis ulama,

dewan gereja atau pemerintah. 

2. Consensum hominum Menggunakan pendekatan berdasarkan

persetujuan masyarakat luas atau sekelompok manusia yang terlibat dalam

pengkajian suatu masalah.Segala sesuatu yang diyakini bijak dan secara

etika dapat diterima, dimasukkan dalam keyakinan. 

3. Pendekatan intuisi atau self evidence Metode ini dinyatakan oleh para

ahli filsafat berdasarkan pada apa yang mereka kenal sebagai konsep

teknik intuisi.Metode ini terbatas hanya pada orang- orang yang

mempunyai intuisi tajam 

4. Metode argumentasi Menggunakan pendekatan dengan mengajukan

pertanyaan atau mencari jawaban dengan alasan yang tepat.Metode ini

digunakan untuk memahami fenomena etika 

Masalah Etika Keperawatan 

Bandman (1990) menjelaskan bahwa masalah etika keperawatan pada

dasarnya terdiri atas lima jenis. Kelima masalah tersebut akan diuraikan dl rangka

perawat “mempertimbangkan prinsip etika yang bertentangan”. Lima masalah

dasar etika keperawatan. 

1. Kuantitas versus kualitas hidup Contoh: Seorang ibu meminta perawat untuk

melepas semua selang yang diapsang pada anaknya yang telah koma delapan hari.

Keadaan seperti ini, perawat menghadapi masalah posisinya dalam

menentukankeputusan secara moral. 

2. Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya. Contoh adalah seorang

klien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan sabuk pengaman waktu

berjalan, ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini perawat menghadapi

Page 15: makalah komunikasi

masalah upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan

klien 

3. Berkata jujur versus berkata bohong Contoh: seorang perawat yang mendapati

teman kerjanya menggunakan narkotika. Dalam posisi ini perawat tersebut berada

dalam pilihan apakah akan mengatakan hal ini secara terbuka atau diam karena

diancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila melaporkan pada orang lain 

4. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah, agama,

politik, ekonomi, dan ideology.

5. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba Hampir

semua suku bangsa di Indonesia memiliki praktek terapi konvensional yang masih

dianggap sebagai tindakan yang dapat dipercaya. Secara ilmiah tindakan tersebut

sulit dibuktikan kebenarannya, namun sebagian masyarakat mempercayainya.

Lima faktor yang harus dipertimbangkan dalam penanganan masalah etika 

1.Pernyataan dari klien yang pernah diucapkan kepada anggota keluarga,

teman-temanya dan petugas kesehatan 

2. Agama dan kepercayaan klien 

3. Pengaruh terhadap anggota klg klien 

4. Kemungkinan akibat sampingan yang tidak dikehendaki 

5. Prognosis dengan atau tanpa pengobatan   

Nilai-nilai professional yang harus diterapkan oleh perawat 

1. Justice (Keadilan)

Menjaga prinsip-prinsip etik dan legal, sikap yang dapat dilihat dari Justice,

adalah: Courage (keberanian/Semangat, Integrity, Morality, Objectivity), dan

beberapa kegiatan yang berhubungan dengan justice perawat: Bertindak sebagai

pembela klien, Mengalokasikan sumber-sumber secara adil, Melaporkan tindakan

yang tidak kompeten, tidak etis, dan tidak legal secara obyektif dan berdasarkan

fakta. 

2. Truth (kebenaran)

Kesesuaian dengan fakta dan realitas, sikap yang berhubungan

denganperawt yang dapat dilihat, yaitu: Akontabilitas, Honesty, Rationality,

Inquisitiveness (ingin tahu), kegiatan yang beruhubungan dengan sikap ini adalah:

Page 16: makalah komunikasi

Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara akurat dan jujur, Mendapatkan

data secara lengkap sebelum membuat suatu keputusan, Berpartisipasi dalam

upaya-upaya profesi untuk melindungi masyarakat dari informasi yang salah

tentang asuhan keperawatan. 

3. Aesthetics

Kualitas obyek, kejadian, manusia yang mengarah pada pemberian kepuasan

dengan prilaku/ sikap yang tunjukan dengan Appreciation, Creativity,

Imagination, Sensitivity, kegiatan perawat yang berhubungan dengan aesthetics:

Berikan lingkungan yang menyenangkan bagi klien, Ciptakan lingkungan kerja

yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain, Penampilan diri yang dapat

meningkatkan “image” perawat yang positif 

4. Altruism

Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keiklasan) dengan sikap yang

ditunjukan yaitu: Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity (murah

hati), Perseverance (tekun, tabah, sabar), kegiatan perawat yang berhubungan

dengan Altruism: Memberikan perhatian penuh saat merawat klien, Membantu

orang lain/perawat lain dalam memberikan asuhan keperawatan bila mereka tidak

dapat melakukannya, Tunjukan kepedulian terhadap isu dan kecenderungan social

yang berdampak terhadap asuhan kesehatan. 

5. Equality (Persamaan)

Mempunyai hak, dan status yang sama, sikap yang dapt ditunjukan oleh

perawat yaitu: Acceptance (menerima), Fairness (adil/tidak diskriminatif),

Tolerance, Assertiveness, kegiatan perawat yang berhubungan dengan equality:

Memberikan nursing care berdasarkan kebutuhan klien, tanpa membeda-bedakan

klien, Berinteraksi dengan tenaga kesehatan/teman sejawat dengan cara yang tidak

diskriminatif 

6. Freedom (Kebebasan)

Kapasitas untuk menentukan pilihan, sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat

yaitu: Confidence, Hope, Independence, Openness, Self direction, Self Disciplin,

kegiatan yang berhubungan dengan Freedom: Hargai hak klien untuk menolak

terapi, Mendukung hak teman sejawat untuk memberikan saran perbaikan rencana

Page 17: makalah komunikasi

asuhan keperawatan, Mendukung diskusi terbuka bila terdapat isu controversial

terkait profesi keperawatan 

7. Human Dignity (Menghargai martabat manusia)

Menghargai martabat manusia dan keunikan martabat manusia dan keunikan

individu, sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat, yaitu: Empathy, Kindness,

Respect full, Trust, Consideration, kegiatan yang berhubungan dengan sikap

Human dignity: Melindungi hak individu untuk privacy,

Menyapa/memperlakukan orang lain sesuai dengan keinginan mereka untuk

diperlakukan, Menjaga kerahasiaan klien dan teman sejawat.  

Pelaksanaan etik dan moral dalam pelayanan klinis keperawatan  

Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk

menempatkan nilai-nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa

menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau memberikan konsultasi kepada

pasen yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal

ini disebabkan karena pasen kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-

tama yang dilakukan oleh perawat adalah berusaha membantu pasien untuk

mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri. Sebagai ilustrasi dapat

dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang sangat sukses dan

mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali

dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga

terjadi perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit.

Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih

perawat berusaha mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya untuk

pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah

pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis. Kendati demikian upaya

tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan dan

mengajukannya kepada pasen tersebut.

Perilaku etis profesional 

Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan

asuhan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek

asuhan profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan

Page 18: makalah komunikasi

perawat, dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau

teman. Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat atau bidan mencoba

dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk membantu

memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat atau bidan seringkali

menggunakan dua pendekatan: yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan

pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan.  

Masalah etika keperawatan 

Dalam perkembangan etika keperawatan saat ini banyak mengalami

perubahan oleh karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan

tersebut akan mempengaruhi tata nilai yang berlaku di dalam masyarakat, adapun

masalah yang dialami etika profesi keperawatan adalah sebagai berikut: - Dasar-

dasar moral makin memudar Dasar-dasar etika yang didapat atau diajarkan saat ini

sudah mulai mengalami kemunduran. Hal ini tampak generasi perawat tua tidak

dapat memberikan contoh pada perawat generasi muda tentang perilaku etika

keperawatan dan mereka enggan menegur pada perawat yang berbuat salah atau

seenaknya akibatnya dasar-dasar etika yang diperoleh selama pendidikan tidak

diaplikasikan akhirnya membuat kabur dalam aplikasinya dan dalam pendidikan

etika tidak berhasil. - Dasar-dasar dan sendi agama di beberapa negara makin

menipis Agama merupakan landasan yang paling kuat dalam etika, namun

perubahan komunikasi dan tranformasi yang cepat akan mempengaruhi informasi

yang ada, budaya dan perilaku hidup sehari-hari dengan mudah ditiru oleh

perawat genarasi muda apalagi mereka yang kurang kuat imannya. - Iptek

kedokteran dan keperawatan berkembang pesat Dengan perkembangan iptek

kedokteran dan keperawatan yang pesat akan melupakan nilai-nilai etika dan

karena jarang diaplikasikan maka akan muda terabaikan dengan anggapan nilai

etika akan menghambat kemajuan dan teknologi dan perawat akan mudah

melupakan bahwa seorang pasien adalah makhluk bio psiko sosial dan spiritual

yang terdiri dari satu kesatuan utuh.

Page 19: makalah komunikasi

Perubahan yang terjadi di komunitas keperawatan  

Terdapatnya tenaga keprawatan yang kurang dari kebutuhan akan

membuat bentuk pelayanan yang diberikan dirasakan kurang, kemudian ditambah

masuknya perawat asing dari luar negeri yang mempunyai latar belakang

pendidikan dan budaya yang berbeda sehingga akan menambah perubahan pada

nilai-nilai yang ada. Disamping itu terdapat berbagai kemajuan dan perkembangan

masyarakat sebagai pengguna jasa kesehatan seperti kesadaran masyarakat dan

pasien mengenai hak-haknya di bidang pelayanan kesehatan, tingkat kesejahteraan

dan ekonomi masyarakat yang meningkat, kesenjangan kaya dan miskin makin

melebar, teknologi komunikasi dan informasi makin canggih, meningkatnya

kesadaran terhadap pengguna jasa pengacara. Adanya sistem asuransi kesehatan

yang dirasakan sebagai kebutuhan baik pemberi jasa keperawatan maupun

masyarakat.

Page 20: makalah komunikasi

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan 

Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan

dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus

memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai

komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian

perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan

keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai

dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi

jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan

berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan.