Makalah Komunikasi antarpribadi

41
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdullilah tepat pada waktunya yang berjudul “KOMUNIKASI ANTARPRIBADI” Makalah ini berisikan tentang informasi dari beberapa sumber tentang apa saja yang ada didalam komunikasi antarpribadi . Harapan kami makalah ini dapat memberikan informasi, menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga ALLAH SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Bekasi 24 September, 2015 Penyusun UNIVERSITAS MERCU BUANA 1

description

makalah ini menerangkan tentang berbagai teori dalam komunikasi antarpribadi beserta

Transcript of Makalah Komunikasi antarpribadi

Page 1: Makalah Komunikasi antarpribadi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdullilah

tepat pada waktunya yang berjudul “KOMUNIKASI ANTARPRIBADI”

Makalah ini berisikan tentang informasi dari beberapa sumber tentang apa saja yang ada didalam

komunikasi antarpribadi . Harapan kami makalah ini dapat memberikan informasi, menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam

penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga ALLAH SWT senantiasa meridhai

segala usaha kita. Amin.

Bekasi 24 September, 2015

Penyusun

universitas mercu buana 1

Page 2: Makalah Komunikasi antarpribadi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 3

B. BATASAN MASALAH .............................................................................................. 4

C. TUJUAN ...................................................................................................................... 4

D. TEHNIK PENGUMPULAN DATA ........................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ........................................................... 5

B. KARAKTERISTIK KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ............................................ 5

C. DEFINISI POKOK TEORI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ................................ 6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 24

B. SARAN ..................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 25

universitas mercu buana 2

Page 3: Makalah Komunikasi antarpribadi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai makhluk individu dan makhluk social. manusia bagaimanapun tidak dapat

terlepas dari yang lain. Secara kodratnya manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama

antar manusia berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi yang

mempengaruhinya.

Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik guru dengan muridnya, orang tua dengan

anaknya, pimpinan dengan bawahanya, antara sesama karyawan dan lain sebagainya.

Berkomunikasi merupakan bagian terpenting dari semua aktifitas, agar timbul pengertian

dalam menyelesaian tugas masing-masing.

Pada dasarnya, komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja.

Komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat. Adapun

komunikasi terdiri dari 6 jenis, dan salah satunya adalah komunikasi antar pribadi.

Agar komunikasi antar pribadi itu dapat berlangsung dengan baik, kita harus memahami

beberapa hal tentang komunikasi antarpribadi terlebih dahulu. seperti pengertian,

karakteristik, tujuan, dan lain sebagainya.

B. BATASAN MASALAH

Adapun batasan masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu :

A. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Antar Pribadi

B. Apa saja karakteristik/ciri-ciri komunikasi Antar Pribadi

C. Apa saja dimensi pokok teori dalam komunikasi antar pribadi

universitas mercu buana 3

Page 4: Makalah Komunikasi antarpribadi

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :

A. mengkaji hakikat komunikasi antar pribadi

B. memahami diri pribadi dalam komunikasi

C. mengkaji system komunikasi antar pribadi

D. memaparkan teori-teori yang berhubungan erat dengan komunikasi antar pribadi

E. mampu memahami perbedaan teori-teori dalam komunikasi antar pribadi

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penyusun suatu karya tulis, sekecil apapun bentuknya membutuhkan data sebagai sumber

untuk memaparkan tema dalam karya tulis tersebut. Dalam kajian ini data yang dibutuhkan

diperoleh dengan cara memepelajari sumber-sumber pustaka, seperti buku , literatur-literatur,

sumber-sumber hukum dan bahan-bahan lain yang berhuungan dengan tema kajian. Selain itu

untuk menambah data, penulis juga mengakses dari internet.

universitas mercu buana 4

Page 5: Makalah Komunikasi antarpribadi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan pendekatan komunkasi Antar Pribadi

Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-

hari. Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau pengembangan

pribadi unruk kontak social. Melalui komunikasi seseorang tumbuh dan belajar,

menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai,

atau mengasihi orang lain, membenci orang lain dan sebagainya.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa

latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama atau sama

makna. Secara sederhana komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan isi

pesan berupa lambang-lambang dari komunikator kepada komunikan. Pengertian

komunikasi menurut dale yoder, dkk dalam Surakhmat (2006:17), communication is the

interchange of information, ideas, attitudes, thoughts, and/or opotions. Komunikasi

adalah pertukaran informasi, ide, sikap, pikiran, dan pendapat.

Komunikkasi tidak lain merupakan interaksi simbolik. Manusia dalam

berkomunikasi lebih pada memanipulasi lambang-lambang dari berbagai benda. Semakin

tinggi tingkat beradaban manusia, semakin maju orientasi masyarakatnya terhadap

lambang-lambang.

B. Karakteristik/ciri-ciri komunikasi Antar Pribadi

Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses

pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses

mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung terus-menerus.

Komunikasi antarpribadi juga merupakan pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan

menerima pesan secara timbal balik. Sedangkan, makna yaitu sesuatu yang dipertukarkan

universitas mercu buana 5

Page 6: Makalah Komunikasi antarpribadi

dalam proses tersebut adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang

berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.

Dibalik pengertian ini sebenernya terdapat sejumlah karakteristik yang

menentukan kegiatan dapat disebut komunikasi antar pribadi. Judy c. pearson (1983)

menyebutkan enam karakteristk antarpribadi :

Komunikasi antar pribadi dimulai dengan diri sendiri (self). Berbagai persepsi

komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya dipengaruhi

oleh pengalaman dan pengamatan kita.

Komunikasi antar pribadi bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak

yang berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima

pesan.

Komunikasi antar pribadi mencangkup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antar pribadi.

Artinya isi pesan dipengaruhi oleh hubungan antar pihak yang berkomunikasi.

Komunikasi antar pribadi mensyaratkan kedekatan fisik antara pihak yang berkomunikasi

Komunikasi antar pribadi melibatkan pihak-pihak yang saling bergantung satu sama

lainya dalam proses komunikasi.

Komunikasi antar pribadi tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita salah

mengucapkan sesuatu pada pasangan maka tidak dapat diubah. Bisa memafkan tapi tidak

bias melupakan atau menghapus yang sudah dikatakan.

C. Dimensi pokok teori dalam komunikasi antar pribadi

A. Individu dalam komunikasi antar pribadi

Memahami komunikasi dan berhubungan antar pribadi dari sudut pandang

individu adalah menempatkan pemahaman mengenai komunikasi didalam psikologi.

Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi

terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat didalamnya. Karna pemahaman tersebut

bersifat sangat pribadi dan sangat bermakna bagi individu, maka pemahaman

psikologi acapkali dianggap sebagai makna yang sesungguhnya dari suatu hubungan

antar pribadi. Pada bagian ini akan dibahas beberapa aspek psikologis yang terjadi

pada proses komunikasi antar pribadi

universitas mercu buana 6

Page 7: Makalah Komunikasi antarpribadi

Letak (lokus) Psikologi

Aspek psikologis dari komunikasi antar pribadi menempatkan makna

hubungan social kedalam individu, yaitu dalam diri partisipasipan komunikasi.

Hal ini akan tampak jika kita melihat suatu hubungan dari suatu hubungan dari

sudut pandang kita sendiri, maka kita akan menyertakan semacam rasa memiliki

ketika kita berfikir bahwa orang lain dan hubungan kita dengan orang tersebut

seolah-olah milik kita. Kita biasanya mengartikan hubungan dan bahkan orang

lain dalam pengertian yang berpusat pada diri kita sendiri (self centered/selfie),

yaitu bagaimana segala sesuatunya berhubungan atau berkaitan denag diri kita.

Bebrapa persoalan dapat muncul dalam proses pemahaman oleh individu yang

disebut juga sebagai proses intra pribadi ini. Fisher (1987:106) menyebutkan tiga

diantaranya yaitu yang pertama : munculnya respon individu terbatas pada setelah

kegiatan komunikasi; yang kedua : ingatan atau persepsi individu dapat berubah

setelah suatu tindakan komunikasi; yang ketiga : individu sering

mencampuradukan hubungan antarpribadi dengan respon emosional mereka. Ini

semua akan menjadi masalah jika orang menganggap bahwa lokus psikologis

komunikator merupakan pemahaman terpenting atau paling nyata dari komunikasi

antarpribadi. Jadi dengan aspek psikologis saja belum cukup untuk memahami

komunikasi antarpribadi secara menyeluruh.

Hal terpenting dari lokus (psikologis) dalam komunikasi adalah asumsi bahwa diri

pribadi individu terletak pada suatu tempat didalam individu, dan tidak mungkin

dapat diamati secara langsung. Asumsi juga mencangkup anggapan bahwa kita

dapat melakukan pengamatan terhap diri pribadi sesorang scara tidak langsung

dengan menyimpulkannya berdasarkan pengamatan kita terhadap prilaku individu

tersebut. Dengan demikian, lokus psikologis dari komunikasi mengasumsikan

individu memiliki dua dimensi internal dan eksternal. Namun kita juga

mengetahui bahwa dimensi eksternal dalam diri tidaklah selalu sama dengan

dimensi internalnya, biasanya kita tidak mudah percaya pada dimensi eksternal

karna kita tahu bahwa orang mampu mengendalikan prilaku eksternlnya. Fungsi

psikologis dari komunikasi adalah untuk mmengimplementasikan tanda-tanda

universitas mercu buana 7

Page 8: Makalah Komunikasi antarpribadi

melalaui tindakan atau prilaku yang dapat diamati. Kita akan melakukan seleksi

terhadap tanda-tanda dari prilaku dan mengungkapkan mana yang palsu dan mana

yang asli. Cara inilah yang biasa kita lakukan dalam upaya untuk mengungkapkan

dimensi internalnya dari diri yang sesungguhnya. Pertanyaan berikutnya adalah

sejauh mana kita bias menyimpulkan secara akurat? Karna penyimpulan itu

sendiri adalah proses psikologis, suatu proses piker yang melibatkan pernarikan

suatu kesimpulan atas dasar informasi yang tidak lengkap. Menyimpulkanya

adalah dengan menggunakan logika baik yang rasional maupun tidak, dalam

rangka mengisi sejumlah informasi yang belum lengkap sehingga pada suatu

kesimpulan. Dengan kata lain menyimpulkan adalah melompat pada suatu

kesimpulan berdasarkan data yang belum lengkap.

Tataran psikologis dalam komunkasi

Dalam lokus psikologis, komunikasi antarpribadi merupakan kegiatan

yang melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki tingkat kesamaan diri atau

proses psikologis tertentu. Katakanlah ani berkomunikasi dengan budi, maka

proses psikologis ani harus memiliki kesamaan tertentu dengan proses penglaman

budi. Memberikan ilustrasi adanya tumpang tindih antara proses psikologis ani

dan budi. Ketika ani dan budi berkomunikasi, mereka secara individual dan

serempak memperluas diri pribadi masing-masing kedalam tindakan komunikasi

melalui pemikiran, perasaan,keyakinan atau dengan kata lain melalui proses

psikologis mereka. Proses ini akan langsung terus sepanjang keduanya masih

terlibat dalam tindakan komunikasi.

Sebenarnya proses psikologi dalam komunikasi mencangkup beberapa

proses intern yang berbeda dan berlangsung secara slimultan. proses-proses ini

berlangsung dalam beberapa tataran, dengan pengertian masing-masing

mencangkup bagian yang berbeda dari proses psikologis yang “dibagi” oleh para

partisipan dalam komunikasi antar pribadi. Fisher (1987:110) mengemukakan

bahwa kita ketika berkomunikasi dengan orang lain, proses intrapribadi kita

memiliki paling sedikit tiga tataran yang berbeda. Tiap tataran tersebut akan

bekaitan dengan sejumlah “diri” yang hadir dalam situasi antarpribadi, pandangan

kita mengenai pandangan orang lain terhadap kita. Sering kali hal ini disebut pula

universitas mercu buana 8

Page 9: Makalah Komunikasi antarpribadi

dengan persepsi, metapersepsi, dan meta-meta persepsi. Selanjutnya ketiga

tataran psikologis ini berfungsi scara slimultan ketika kita sedang berkomunikasi

dengan orang lain dan tiap tataran dapat dipengaruhi atau mempengaruhi tataran

lainya. Misalnya : budi memandang ani sebagai orang yang jujur dan dapat

dipercaya dan dia menganggap ani tidak menyukainya atau mempercayainya,

maka budi akan mulai menurunkan citra terhadap dirinya sendiri (merasa bahwa

dirinya mungkin tidak jujur sehingga mengganggap tidak disukai oleh orang lain).

Perlu kita ingat kembali bahwa dalam komunikasi antarpribadi sedikitnya

ada dua orang yang terlibat didalamnya. Dengan demikian, pada saat ketika

tataran psikologis kita beroprasi hal yang sama berlaku juga pada partner

komunikasi kita. Dalam kasus semacam ini kita seolah-olah berusaha untuk

mereflesikan proses psikologis kita dengan proses psikologis yang kita anggap

sedang terjadi dalam diri orang lain. Dan tentunya hal yang sama secara stimultan

terjadi pula pada diri partner komunikasi kita. Proses-proses yang terjadi pada dua

inividu ini tentunya tidak akan sama persis, tetapi masing-masing pihak berusaha

untuk menghasilkan adanya tingkat persinggungan tertentu atau bidang-bidang

yang tumpang tindih pada tiap-tiap tataran.

Arti penting dari komunikasi bukanlah pada kesamaan yang sempurna

antara dua proses psikologi mereka, tetapi bahwa mereka berkomunikasi satu

dengan lainya seolah-olah ada kesamaan diantara mereka. Proses psikologi dapat

berpengaruh pada komunikasi dan hubungan antarpribadi karna individu

menggunakanya sebagai pedoman untuk bertindak atau berprilaku. Ketika hal ini

berlangsung, maka individu akan bertindak atas dasar peoses psikologi yang

diketahui atau diyakininya sebagai diri yang sesungguhnya. Benar tidaknya

penyimpulan yang dilakukan tidak akan dapat diketahui individu tersebut karna

dia memang tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan penafsiranya

terhadap citra diri untuk mempengaruhi prilaku terlepas dari apakah ia berhasil

menyimpulkan diri yang sesungguhnya atau tidak. Persoalan sebetulnya bukan

pada hadirnya diri yang sesungguhnya (real self) dalam tindakan komunikasi,

karna semuanya akan kembali kepada pandangan masing-masing idividu terhadap

universitas mercu buana 9

Page 10: Makalah Komunikasi antarpribadi

diri tersebut. Bukan pula pada akurat atau tidaknya pandangan masing-masing

individu karna mereka berprilaku seolah-olah pandanganya akurat.

Akhirnya, karena proses psikologi scara potensial mampu mempengaruhi

komunikasi kita dapat mengesampingkanya jika ingin benar-benar memahami

hubungan antar manusia. Sebaliknya, kita juga jangan menganggap bahwa hanya

proses psikologislah yang menentukan komunikasi. Kita hendaknya

menempatkan proses psikologi sebagai factor yang dapat mempengaruhi

komunikasi dan hubungan social karena scara teknis proses psikologis bukan

merupakan bagian dari hubungan itu sendiri.

B. Memahami diri dalam komunikasi

Diri pribadi adl ukuran atau kualitas yang memungkinkan seseorang untuk

dianggap atau dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya.

Kualitas yang membuat seseorang itu khas, tumbuh dan berkembang melalui interaksi

social dengan orang lain. Pengalaman dan kehidupan akan membentuk diri pribadi

setiap manusia (kesadaran terhadap apa yang sedang dan telah terjadi pada diri

pribadinya, kesadaran terhadap diri pribadi pada dasarnya adalah prosese persepsi yg

ditujukan kepada dirinya sendiri.)

Persepsi 

Pada abad 19 ilmuwan beranggapan apa yang ditangkap panca indera adalah

sesuatu yang akurat dan nyata. Tapi mengapa seseorang biasanya punya kesan yang

berbeda mengenai lingkungannya? Ternyata apa yg kita amati dipengaruhi oleh citra

retina mata dan terutama oleh kondisi pikiran. Semakin tinggi derajat kesamaan

persepsi antar individu maka semakin sering mereka berkomunikasi.

Persepsi menurut Fisher : 

interpretasi terhadap berbagai sensasi (penginderaan) sebagai representasi dari

obyek2 eksternal. Interpretasi dan pemberian makna terhadap orang / objek tertentu

Pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap oleh indera sarana yang

memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita

universitas mercu buana 10

Page 11: Makalah Komunikasi antarpribadi

Syarat terjadinya persepsi :

1. adanya obyek eksternal untuk dapat ditangkap oleh indera kita (nyata/kurang

nyata, misalnya : persepsi tentang diri tapi keberadaanya dapat kita rasakan)

2. adanya informasi untuk diinterpretasikan informasi adalah segala sesuatu yang

diperoleh melalui sensasi atau indra yang kita miliki 

3. sifat representatif dari penginderaan tidak mengartikan secara langsung tapi

mengartikan makna dari informasi yang kita anggap mewakili objek persepsi

tersebut.

Persepsi manusia terbagi dua :

1. Persepsi terhadap obyek : melalui lambang-lambang fisik, menanggapi sifat

luar, tidak bereaksi atau statis.

2. Persepsi terhadap manusia : melalui lambing-lambang verbal dan non verbal,

menanggapi sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan, dsb),

beraksi/dinamis dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat dari pada

perspsi terhadap objek.

Persepsi sosial :

proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami

dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional sehingga penilaian terhadap

mereka mengandung resiko. Latar belakang pengalaman, budaya dan suasana

psikologis yang berbeda membuat persepsi kita juga berbeda

Sifat – Sifat Persepsi 

1. Persepsi adalah pengalaman

sebagai dasar untuk melakukan interpretasi atau mengartikan makna dari

sesuatu

dasar ini bisa ditemukan pada pengalaman masa lalu kita dengan orang, objek,

peristiwa tersebut / hal-hal yang menyerupainya

universitas mercu buana 11

Page 12: Makalah Komunikasi antarpribadi

2. Persepsi adalah selektif

individu cenderung mempersepsi atas dasar sikap, nilai, yang ada dalam

dirinya dan mengabaikan karakteritik yang tidak relevan denganya.

kita cenderung memperhatikan bagian-bagian tertentu dari obyek atau orang

atau peristiwa atau hanya karakteristik tertentu yang kita inginkan 

3. Persepsi adalah penyimpulan

interpretasi pada dasarnya adalah penyimpulan atas informasi yang ada (tidak

lengkap)

berhubungan dengan sifat selektif, karena keterbatasan otak kita hanya dapat

mem-persepsi sebagian karakteristik dan melakukan pelompatan

penyimpulan 

4. Persepsi tidak akurat

suatu persepsi mengandung kesalahan pada kadar tertentu

hal ini disebabkan oleh pengaruh sifat-sifat persepsi sebelumnya. Misalnya :

karena penyimpulan yang terlalu mudah atau menyamaratakan menganggap

sama sesuatu yang hanya mirip

ketidak akuratan tidak selalu menimbulkan atau menjadi masalah dalam

komunikasi antarpribadi

5. Persepsi adalah evaluatif

persepsi tidak akan pernah obyektif karena interpretasi yang kita lakukan

berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai, dan keyakinan

pribadi untuk memberi makna pada obyek persepsi.

dalam mempersepsi biasanya individu memberikan penilaian dan jarang

bersifat netral

kita cenderung mengingat hal-hal yang memiliki nilai tertentu baik atau buruk

dan hal-hal netral atau biasa saja cenderung kita lupakan atau tidak bisa kita

ingat dengan baik 

universitas mercu buana 12

Page 13: Makalah Komunikasi antarpribadi

Elemen-elemen Persepsi :

1. Sensasi atau penginderaan dan interpretasi ketika seseorang menangkap sesuatu

melalui inderanya (melihat, mendengar, mencicipi, membaui/meraba) maka

secara simultan dia atau menginterpretasikan makna hasil penginderaan 

2. Harapan, kita cenderung untuk mendengar apa yang ingin kita dengar dan

melihat apa yang kita harapkan untuk dilihat terlepas dari apa yang

‘sesungguhnya’ kita dengar dan lihat 

3. Bentuk dan latar belakang 

salah satu cara untuk memahami pros persepsi terletak pada kemampuannya

untuk membedakan adalah berbagai informasi

informasi yang dianggap lebih penting dan relevan disebut figure

informasi yang dianggap tidak penting atau kurang penting atau kurang

relevan disebut back ground

4. Perbandingan 

seorang biasanya meyakini kebenaran persepsinya dan merupakan cara yang

bisa digunakan untuk menentukan ke-valid-an-nya

dengan cara membandingkannya dengan sesuatu, jika makna yang

dipersepsikan konsisten atau mirip 

5. Konteks

seperangkat fenomena yangg sama dengan objek persepsi kita

konteks dimana kita mempersepsikan suatu obyek, sangat kuat pengaruhnya

konteks merupakan objek-objek lain atau peristiwa lainnya

C. kesadaran pribadi ( self awereness)

langkah pertama dalam persepsi diri adalah mengetahui atau menyadari diri kita

sendiri yaitu mengungkap sikap dan apa kita ini. Dan, sesungguhnya menyadari siapa

diri kita adalah juga persepsi diri. Karena ketika kita menyadari siapa diri kita secara

stimultan kita-kita juga telah mempersepsikan diri kita sendiri. Untuk dapat

menyadari diri kita, pertama kali kita harus memahami apakah “diri atau self”

tersebut. “diri” secara sederhana dapat diartikan sebagai identitas individu. Jadi

universitas mercu buana 13

Page 14: Makalah Komunikasi antarpribadi

identitas diri adalah cara-cara yang kita gunakan untuk membedakan individu satu

dengan individu-individu lainya. Sedangkan demikian “diri” adalah suatu pengertian

yang mengacu kepada identitas spesifik dari individu. Fisher (1987 : 134)

menyebutkan ada beberapa elemen dari kesadaran diri yaitu konsep diri, self esteem

dan multiple selves.

Pemahaman terhadap konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita

sendiri. Pada umumnya orang akan menggolongkan dirinya sendiri dalam tiga

kategori yaitu karakteristik atau sifat pribadi, karakteristik atau sifat social dan peran

social.

Karakteristik social menunjukan sifat-sifat yang kita tampilkan dalam hubungan

kita dengan orang lain. Antara lain ramah atau ketus, exstrovert atau introvert, banyak

bicara atau pendiam, penuh perhatian atau tidak peduli dan sebagainya. Peran social

mencangkup hubungan dengan orang lain dan dalam suatu masyarakat tertentu.

Ketika peran social merupakan bagian dari konsep diri, maka kita mendefinisikan

hubungan social kita dengan orang lain seperti ayah, istri, guru, polisi eksekutif dan

sebagainya.

Peran social ini dapat pula terbentuk aliasi terhadap budaya, etnik, agama dan

sebagainya. Konsep diri dapat berubah seiring dengan waktu oleh karnanya stabilitas

dari konsep diri ini sulit untuk diperkirakan. Ketika kita menjadi objek persepsi maka

kita juga akan meng’evaluasi diri kita sendiri. Ungkapan yang digunakan untuk

menyatakan ungkapan persepsi evaluative seseorang terhadap dirinya sendiri adalah

“self esteem”, suatu bagian yang inheren dari konsep diri. Orang biasanya memiliki

self esteem yang relative tinggi ini bukan berarti bahwa kita lalu menjadi egoistic. Ini

berarti bahwa tingkat self esteem dari orang “normal” yang hidup secara normal rata-

rata diatas titik tengah atau titik netral pada skala evaluasi.

Self esteem juga bersifat lebih mendalam dan langsung dari pada suatu reaksi

temporal. Maksudnya jika suatu ketika kita merasa gagal atau kehilangan

kepercayaan diri pada saat dikecewakan oleh seorang sahabat, ini hanyalah reaksi

sementara yang tidak mengubah self esteem. Self esteem kita adalah bagian dari

interpretasi atau penyimpulan dari persepsi diri dan bukan semata-mata reaksi

terhadap suatu peristiwa tertentu dalam hidup kita. Self esteem berpengaruh terhadap

universitas mercu buana 14

Page 15: Makalah Komunikasi antarpribadi

prilaku kita, khususnya prilaku komunikasi kita. Jika self esteem tinggi, kita

cenderung merasa kompeten sehingga berprilaku secara lebih percaya diri. Orang

yang self esteemnya tinggi biasanya lebih mandiri, tegas dan tidak mudah dipersuasi.

Sedangkan kebalikan dari hal-hal tadi biasanya ditemukan pada orang yang self

esteemnya rendah.

Multiple selves ini dipahami sebagai seseorang dengan berbagai aktifitas,

kepentingan, hubungan social. Multiple selves dapat pula dipahami dengan bentuk

yang lain. Ketika kita terlibat dalam komunikasi antarpribadi, kita memiliki dua diri

dalam konsep diri kita. Pertama adalah persepsi mengenai diri kita dan persepsi kita

tentang persepsi orang lain terhadap diri kita (meta persepsi). Cara lain untuk melihat

multiple selves adalah melalui diri ideal kita. Sebagian dari konsep diri mencangkup

siapa diri kita sebenarnya sedangkan sebagian lain mencangkup kita ingin menjadi

apa (semacam bentuk “idealisasi diri”). Upaya untuk mempersempit celah antara diri

sebenarnya dan diri ideal tidak lain adalah suatu bentuk usaha untuk memperbaiki

diri. Misalnya orang yang sebenarnya gemuk berusaha melangsingkan tubuh untuk

mencapai berat dan bentuk yang dia idealkan. Ini terjadi pula pada berbagai hal lain,

orang berusaha memperbaiki diri untuk mencapai diri yang ideal. Selama proses

kehidupan dan interaksi kita dengan orang lain, kita secara terus menerus

mengembangan konsep diri. Proses mengenal diri sendiri akan berlangsung secara

kontinyu dan tidak dapat kita hindari. Oleh sebab itu, jika kita ingin memahami

sepenuhnya tingkat hubungan antarpribadi kita dan mendapat manfaatnya maka kita

perlu menyadari konsep diri kita dan bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi

didalamnya.

Proses pengembangan kesadaran diri diperoleh melalui tiga konsep yaitu reflexive

self, social self dan becoming self. Jika kita memandang kedalam cermin, apa yang

kita lihat? Jika kita menjawab “saya melihat diri saya” atau “saya melihat wajah

saya”, maka kita belum sepenuhnya menangkap arti reflektivitas dan peran cermin

dalam mereflesikan image kita. Perinsip dari reflexive self adalah apabila kita

memandang ke dalam cermin dan kita tidak hanya melihat diri kita tetapi melihat diri

kita (yang dipantulkan oleh cermin) yang sedang memandang kita. Jadi kesadaran diri

universitas mercu buana 15

Page 16: Makalah Komunikasi antarpribadi

dikatakan reflexive jika bersifat dua arah. Ketika kita mempersepsikan diri kita, kita

mempersepsikan bahwa diri kita terlibat dalam persepsi diri.

Dengan kata lain, orang mempersepsi dan mengevaluasi tindakanya terutama

dengan mempersepsi dan mengevaluasi reaksi orang lain terhadap tindakan kita.

Reaksi orang lain ini membuat tindakan kita jauh lebih berarti dan ini berarti bahwa

sebenarnya orang lain telah memberikan patokan dimana kita dapat mengukur konsep

diri kita. Menggunakan orang lain sebagai kriteria untuk melihat konsep diri kita

disebut mengunakan social self. Pengertian ini juga dikenal dengan istilah “looking

gelass self” yang menggambarkan bagaimana kita mengembangkan konsep diri

melalui interaksi. Dalam interaksi, reaksi orang lain merupakan info mengenai diri

kita dan kemudian kita menggunakan informasi tersebut juntik menyimpulkan,

mengartikan dan mengevaluasi diri kita.

Aspek lain dari pengembangan kesadaran diri melalui interaksi social adalah self

monitoring. Self monitoring memungkinkan kita untuk menyadari prilaku-prilaku

yang dianggap sesuai untuk sesuatu situasi sosial tertentu. Meskipun self monitoring

biasanya mengacu pada kepekaan terhadap prilaku kita sendiri, kita dapat pula

mempelajari prilaku apa yang secara social dianggap sesuai melalui pengamatan

terhadap tindakan orang lain. Self monitoring adalah suatu kemampuan, dimana

tingkatnya berbeda-beda pada setiap orang. Karena merupakan suatu kemampuan,

self monitoring seorang dapat dilatih dan diperbaiki. Sehingga orang akan menjadi

lebih menyadari konsep dirinya seiring dengan meningkatnya pemahaman tentang

interaksi social yang sesuai. Kemampuan ini akan membuat kita menjadi lebih efektif

dalam komunikasi antarpribadi.

D. Persepsi terhadap orang lain

Proses mempersepsikan orang lain mencangkup persepsi terhadap karakteristik fisik

dan perilaku komunikasi orang tersebut. Steve duck (1977) mengemukakan bahwa

prilaku orang akan membantu dalam tiga hal yaitu :

Prilaku tersebut memang kadang akan menyenangkan bagi kita karena kita akan

selalu merasa senang jika mendapatkan senyuman atau pujian misalnya.

universitas mercu buana 16

Page 17: Makalah Komunikasi antarpribadi

Prilaku tersebut memberikan informasi yang dapat kita gunakan untuk

membentuk semacam kesan mengenai kondisi internal seseorang (kepribadian,

sikap, keyakinan dan nilai).

Prilaku seeorang dapat memberikan pikiran mengenai kelanjutan hubungan

dikemudian hari. Untuk mengartikan prilaku orang dalam menyimpulkan

kepribadian dan kondisi internalnya adalah permainan tebak-tebakan, apakah

kesimpulan kita benar atau salah. Bila seseorang melakukan persepsi, sebenarnya

yang mengendalikan penyimpulan terhadap apa yang dilakukanya adalah

menyadari apa yang terjadi dalam diri kita ketika perhatian kita tertuju kepada

orang lain. Bahasan berikut akan menguraikan tiga proses kognitif yang terjadi

proses kognitif dalam mempersepsikan orang lain. Ketiganya adalah implicit

theory, proses atribusi dan responssse

Implicit personality theory

Teori ini mengansumsikan orang sebagai psikolog amatir yang menggunakan perangkat

psikologis untuk mempresepsi orang lain. Karena pengalaman interaksi dimasa lalu, kita telah

mengenal berbagai ciri-ciri psikologis atau kepribadian yang berbeda dari berbagai orang yang

berbeda. Maka ketika kita berinteraksi dengan orang dan mengamati prilakunya, kita dapat

mengurangi ketidakpastian mengenai diri orang tadi dengan mengevaluasi dengan ciri-ciri

psikologi yang kita kenal. Dengan informasi dari prilaku orang tadi, kita dapat mengaplikasikan

ciri-ciri kepribadian tadi kepadanya hingga sampai pada suatu persepsi mengenai siapakah dia.

Menggunakan implicit personality berarti berusaha memahami individu tertentu dengan

menempatkan ciri-ciri individu tersebut kedalam suatu kerangka pemahaman. Ini merupakan

kebalikan dari proses stereotyping. Ketika sedang melakukan stereotype terhadap seseorang, kita

mulai dengan suatu klasifikasi social secara umum dan menerapkanya pada orang tersebut tanpa

tahu lebih jauh tentang dirinya sebagai individu yang spesifik.

Menggunakan implicit personality theory dimulai dengan individu dan mencoba

mengidentifikasikanya kedalam klasifikasi social berdasarkan apa yang kita ketahui tentang

individu tersebut sebagai sosok yang spesifik atau khas. Proses atribusi adalah proses

universitas mercu buana 17

Page 18: Makalah Komunikasi antarpribadi

intrapribadi yang menempatkan penyebab atas suatu peristiwa kepada seseorang atau sesuatu.

Proses persepsi ini menempatkan “locus of control” kepada seseorang (dispotensial) atau kepada

konteks (situasional). Sebagai suatu bentuk proteksi, kita biasanya memandang diri kita sendiri

dalam pengertian situasional. Yaitu kita cenderung menimpakan prilaku kita yang tidak disukai

kepada situasi bahkan kepada diri sendiri. Seperti misalnya “keterlambatan ini bukan kesalahan

saya, karena mobil saya tidak bias bergerak dalam kemacetan lalu lintas”. Sebaliknya, kita

cenderung mempersepsikan orang lain dengan pengrtian disposional. Ketika memperhatikan

seseorang, kita cenderung menempatkan pada proses intra pribadi yaitu sesuatu yang terjadi

didalam orang tersebut. Misalnya kita akan berkata bahwa “dia sedang bingung, sudah dua kali

kami berpaspasan dan dia tidak mengenalu atau menegurku”.

Proses atribusi memiliki arti penting bagi komunikasi dalam beberapa hal. Pertama,

proses ini membantu kita untuk menyusung penjelasan mengenai sesuatu kejadian atau pristiwa

dengan menggunakan pola-pola seperti yang telah dicontohkan di atas. Kedua proses ini secara

relative akurat menggambarkan hubungan antara kondisi psikologis dan prilaku. Meskipun

kesusaian antara kondisi psikologi dan prilaku masih diperdebatkan (apakah perilaku benar-

benar mereflesikan kondisi psikologisnya), namun keduanya berfungsi secara bersamaan dalam

suatu siklus yang saling mempengaruhi. Dalam hal ini kita biasanya merasa bahwa kondisi

psikologis tidak mengendalikan prilaku kita tidak secara otomatis mereflesikan perasaan kita.

Namun kepada orang lain kita cenderung menganggap bahwa prilaku mencerminkan bahwa

kondisi psikologisnya dan ini menjadi acuan bagi kita untuk berperilaku terhadap orang lain

tersebut. Ketiga proses atribusi akan mempengaruhi hasil hubungan antarpribadi (misalnya ingin

meneruskan atau meningkatkan hubungan) dan meningkatkan hubungan juga akan

mempengaruhu atribusi. Pada tahap awal hubungan, masing-masing pihak belum merasa dekat

(baru kenal atau sebagai teman biasa), kita cenderung mempresepsikanya dalam pengertian

situasional (jika menyangkut kita) atau diposisional (jika menyangkut orang lain). Namundalam

hubungan yang sudah sangat dekat atau akrab atau intim kita cenderung menempatkan hal lain

sebagai penyebab suksesnya hubungan kita, yaitu pada hubungan itu sendiri (hubungan yang

nyaris sempurna ada saling pengertian diantara kami, hubungan baik itu telah memberi motifasi

dsb). Dengan demikian, tataran intrapribadi (atribusia) dan antarpribadi (hubungan) dari

komunikasi saling mempengaruhi satu dengan lainya.

universitas mercu buana 18

Page 19: Makalah Komunikasi antarpribadi

Response sets

Response sets merupakan predisposisi tertentu yang dilakukan untuk menanggapi orang

lain. Proses ini mengandung lompatan penyimpulan dari prilaku orang lain kepada prilaku kita

ketika menanggapinya. Menyadari bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan cukup informasi

untuk mengenali orang lain secara utuh, maka kita menggunakan response sets sebagai jalan

pintas untuk melakukan penyimpulan. Oleh karnanya,dalam proses ini kesalahan dalam

mempersepsikan orang sangat mungkin terjadi.

Response sets yang sangat umum diguakan adalah helo effect dan leniency effect. Kita

merasakan halo effect ketika kita terlalu menggeneralisasi prilaku orang dalam situasi tertentu

kepada situasi lain yang sama sekali belum kita ketahui. Misalnya, kita mengetahui prilaku

teman kerja kita yang kurang tanggung jawab, seperti sering terlambat masuk, lambat dalam

mengerjakan tugas dan sebagainya. Dari pengamatan ini, kita lalu menyimpulkan bahwa kita

akan berprilaku sama dalam berbagai bidang kehidupanya yang lain. Kita juga menganggap dia

juga akan ramah kepada orang-orang lainya. Persoalan yang muncul dari halo rffect ini adalah

bahwa kita mengabaikan situasi yang dapat mempengaruhi tindakan orang. Kita melupakan

kenyataan bahwa orang akan berprilaku dan menampilkan peran yang berbeda dalam situasi

yang berbeda kepada orang yang berbeda.

Leniency effect adalah response sets lain dimana kita membiarkan hubungan kita dengan

seseorang mempengaruhu persepsi kita terhadap orang tersebut. Misalnya kita cenderng untuk

mengidealkan teman kita dan sangat toleran dalam menilainya. Kita terlalu berlebihan dalam

menilai kebaikan-kebaikanya dan sangat mentolerir prilakunya yang secara umum dianggap

kurang baik. Sehingga dalam persepsi kita, dia hanya memiliki sedikit kekurangan disbanding

begitu banyak kelebihanya. Oleh karnanya, mungkin kita tidak habis mengerti kenapa banyak

orang tidak menyukai teman kita yang nyaris sempurna ini. Hal yang sebaliknya juga terjadi

kepada orang yang tidak kita sukai. Karna kita cenderung menilai kelewatan rendah prilaku

positifnya dan kelewatan tinggi pada prilaku negatifnya. Persepsi terhadap orang lain seperti

halnya persepsi terhadap diri sendiri, terbuka bagi berbagai kesalahan. Oleh karnanya, persepsi

terhadap orang lain (akurat maupun tidak akurat) dapat menguntungkan atau merugikan dalam

proses hubungan atau komunikasi antarpribadi. Hal yang perlu dicamkan adalah bahwa kita

universitas mercu buana 19

Page 20: Makalah Komunikasi antarpribadi

harus selalu terbuka bagi infprmasi tambahan dan menggunakanya untuk memperbaiki persepsi

kita terhadap orang lain.

Prilaku terhadap orang lain.

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif, kita berharap untuk dapat mempengaruhi

persepsi orang lain terhadap diri kita. Kita menginginkan orang lain memiliki penilaian yang

baik mengenai diri kita, paling tidak memiiki kesan bahwa kita konssisten dengan tujuan kita

berkomunikasi kepadanya. Kita dapat berharap agar orang lain memandang kita sebagai teman,

pimpinan, pasangan dan berbagai peran social lainya. Meskipun kita tidak dapat memaksa orang

dalam mempersepsikan diri kita namun kita dapat melakukan sesuatu untuk mengarahkan

persepsi mereka. Yaitu kita dapat berprilaku dalam cara-cara tertentu yang dapat mendorong ke

arah kesan tertentu mengenai diri kita. Jadi kewajiban kita ketika berkomunikasi adalah

memberikan informasi kepada orang lain melalui prilaku kita agar dapat digunakan untuk

mempersepsi diri kita sesuai dengan yang kita harapkan. Tindakan ini sesungguhnya sangat

alamiah atau wajar, artinya bukan selalu merupakan upaya untuk berpura-pura atau menipu

orang lain. Karena meskipun beberapa prilaku kita mungkin pura-pura atau palsu kita

mengetahui pula bahwa memiliki berbagai peran yang social yang berbeda bagi orang dan situasi

yang berbeda dan situasi yang berbeda yang akan mempengaruhi kita ketika berkomunikasi.

Beberapa konsep yang dapat menjelaskan hal ini antara lain impression management, rhetorical

sentivity, attributional response dan komunikasi antarpribadi

a. Impression management

Erving goffman (1963) seorang sosiolog mengemukakan bagaimana setiap orang

dalam kehidupanya sehari-hari terlibat dalam memerankan dirinya kepada orang lain.

Tindakan ini bukan upaya kepura-puraan atau manipulative melainkan bagian yang wajar

dalam interaksi social yang disebut dengan impression management. Lebih lanjut

dikemukakan bahwa setiap kali kita berprilaku terhadap orang lain, tidak ada pilihan lain

kecuali mengarahkan kesan orang tersebut kepada kita. Penguraian diatas menunjukan

bahwa sebenarnya memiliki pilihan dalam arti kita tidak bisa berprilaku. Persoalanya

adalah apakah kita sadar akan upaya kita mengarahkan kesan orang lain bukan apakah

universitas mercu buana 20

Page 21: Makalah Komunikasi antarpribadi

kita melakukanya atau tidak. Impression management memandang komunikasi

antarpribadi sebagai sebuah drama atau sandiwara. Sebagai partisipan dalam komunikasi

kita bukan hanya sebagai actor tetapi juga sekaligus penulis sekenario yang menulis

naskah “drama” kehidupan nyata ketika kita terlihat dalam komunikasi antarpribadi.

Ketika kita mengarahkan kesan orang lain, kita menghadirkan diri kita dalam dua bentuk

prilaku yaitu “depan” dan “belakang”. “depan” mengacu pada bagian dari diri kita yang

dapat diamati atau tampak oleh orang lain, bagian “depan” ini menunjukan bagian diri

kita yang berada “diatas panggung”. “belakang” mengacu pada prilaku “dibalik

panggung” yang kita lakukan ketika tidak ada orang lain atau kita tidak menyadari

adanya orang lain yang hadir disekitar kita. Perlu dipahami bahwa persoalan “diatas

panggung atau depan” dan “dibalik panggung atau belakang” ini bukanlah mengacu pada

prilaku pura-pura tau prilaku sebenarnya. Keduanya adalah wajar, hanya saja yang satu

merupakan situasi social seangkan lainya merupakan situasi pribadi. Misalnya kita

senang duduk sambil mengangkat kaki, ini biasanya bisa kita lakukan bila sedang sendiri,

dengan hadirnya orang lain tentunya kita akan duduk secara lebih baik untuk

menenamkan kesan yang baik pula terhadap orang tersebut.

Uraian diatas menunjukan bahwa sebenarnya impression management merupakan

prilaku yang lebih diarahkan oleh orang lain dari pada kita sendiri. Ketika kita menyadari

prilaku kita dan membiarkan orang lain untuk mengarahkanya maka kita menilai

kesesuaian prilaku kita sebagai respon terhadap prilaku orang lain. Jadi dengan

menyadari bahwa setiap prilaku kita adalah respon terhadap prilaku orang lain, maka kita

telah berinteraksi secara wajar dan mampu mengendalikan kesan orang terhadap diri kita.

b. Rhetorical sensitivity

Rhetprical sensitivity adalah konsep yang dikembangkan oleh Rod Hart dan Don

Burks (1972) yang mengacu pada kualitas persepsi yang didasarkan atas kemungkinan-

kemungkinan (contingencies). Menjadi rhetorical sensitivity berarti peka terhadap diri

sendiri, peka terhadap situasi dan terutama peka terhadap orang lain. Tindakan ini

mencangkup pemilihan prilaku komunikasi yang sesuai bagi kombinasi antar diri kita,

orang lain dan situasi tertentu selama kegiatan komunikasi antarpribadi.

universitas mercu buana 21

Page 22: Makalah Komunikasi antarpribadi

Dengan kata lain rhetorical sensitivity berarti melakukan adaptasi atau

penyesuaian terhadap kemungkinan-kemungkinan. Terdapat lima karakteristik yang

menandai rhetorical sensitivity.

Pertama, orang yang rhetorical sensitivity dapat menerima kompeksitas pribadi

yaitu dapat memahami bahwa setaiap idividu merupakan kesatuan dari banyak diri

(multiple selves). Individu memiliki banyak konsep diri yang berkaitan dngan berbagai

peran social yang dimainkan (teman, ayah, guru dsb).

Kedua, orang yang rhetorical sensitivity mengindari sifat kaku keras dalam

berkomunikasi dengan orang lain.

Ketiga, orang semacam ini akan mengembangkan kepentingan pribadi dengan

kepentingan orang lain, suatu kepekaan yang disebut kesadaran interaksi (interaction

consciousness).

Keempat, orang yang mempunyai rhetorical sensitivity sadar kapan harus

mengkomunikasikan atau tidak mengkomunikasikan sesuatu dalam situasi yang berbeda.

Kelima, orang semacam ini menyadari bahwa suatu kesan dapat dikemukakan

melalui berbagai cara dan dia dapat menyesuaikan cara penyampaiian pesan kepada

peserta berkomunikasi dalam situasi tertentu.

c. Attributional Responses

Merupakan cara ini penggunaaan proses atribusi melalui prilaku kita sebagai

reaksi atas tindakan orang lain. Dalam hal ini kita menanggapi dengan sesuatu cara yang

sangat jelas menunjukan suatu makna tertentu terhadap prilaku orang lain. Setiap

tindakan dalam komunikasi dalam suatu percakapan dapat meyatakan suatu ekspresi atau

pernyataan atributif melalui penilaian terhadap makna prilaku orang lain.

Seorang dalam menanggapi ungkapan atributif orang lain yang ditunjukan

padanya memiliki bebrapa pilihan. Misalnya menaggapi suatu ungkapan atributif seperti

“kamu sebenarnya tidak ingin pergi, kan?”. Maka kita dapat menyangkalnya (“bukan

begitu maksudku”) atau meyetujuinya (“ya, karena saya memang sangat lelah”) atau

mengalihkan lokus atribusi (“karena situasinya tidak memungkinkan untuk sya pergi”).

Dengan kata lain, atribusi dapat diterapkan sebagai strategi percakapan seperti halnya

universitas mercu buana 22

Page 23: Makalah Komunikasi antarpribadi

pada proses persepsi dan ketika kita menggunakanya sebagai strategi atribusi akan

mempengaruhi keseluruhan alur percakapan.

d. Konfirmasi antarpribadi

Konfirmasi antarpribadi merupakan tanggapan atau reaksi prilaku orang lain.

Konsep ini masih berkaitan dengan impression management. Ketika kita berusaha untuk

mengarahkan kesan, maka pada saat yang bersamaan orang lainpun melakukan hal yang

sama kepada kita. Dalam menanggapinya kita memiliki tiga alternative, yaitu konfirmasi,

menolak atau diskonfirmasi.

Jika kita melakukan konfirmasi berarti kita menerima identifiaksi orang lain

seperti yang ditampilkanya dihadapan kita. Miasalnya kita berkata “usulan kamu sangat

tepat, suatu gagasan yang bagus”.

Ketika menolak kita keberadaan orang tersebut namun menyangkal definisi diri

yang dia tampilkan, misalnya “saya tidak percaya apa yang kamu ceritakan”.

Sementara itu diskonfirmasi berarti lebih jauh dari sekedar penolakan. Ketika kita

mendiskonfirmasi penampilan orang lain, kita spenuhnya mengabaikan pesan orang lain

dan menganggapnya tidak pernah diucapkan. Misalnya teman kita berkata, “kasian.

Kamu mau apa sekarang?”. Ketiga alternative tersebut dapat membantu kita untuk

memahami komunikasi.

universitas mercu buana 23

Page 24: Makalah Komunikasi antarpribadi

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antar

orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan

tindakan (action) yang berlangsung terus-menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan

suatu pertukaran, yaitu tindakan penyampaian dan menerima pesan secara timbal balik.

Sedangkan makna, yaitu suatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut adalah kesamaan

pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang

digunakan dalam proses komunikasi.

Komunikasi antarpribadi di pengaruhi oleh persepsi interpersonal. Terdapat beberapa

teori penting dari komunikasi antar pribadi yaitu memahami diri dalam komunikasi, yaitu

mencangkup locus dan tataran psikologis dalam komunikasi,

sifat-sifat persepsi : pengalaman, selektif, penyimpulan, tidak akurat,

elemen pembentuk persepsi : sensasi penginderaan dan iterprestasi, harapan, bentuk

dan latar belakang, perbandingan dan konteks.

Kesadaran (awareness) : self-concept / konsep diri, self-esteem, multiple-selves.

Mencangkup memahami orang lain dalam komununikasi

Proses kognitif dalam mempersepsi orang lain : implicit personality theory ;

mencoba memahami individu dan menempatkanya pada klasifikasi tertentu,

universitas mercu buana 24

Page 25: Makalah Komunikasi antarpribadi

attribution : menempatkan penyebab suatu pristiwa kepada seseorang atau sesuatu,

response set : predisposisi prilaku tertentu yang dilakukan untuk menanggapi

sesuatu.

Prilaku yang ditampilkan diri kepada orang lain dalam komunikasi : impression

management : “acting” sesuai harapan orang lain, rhetorical sensitivity : peka

terhadap diri, situasi, dan orang lain, attributional responses : memberikan atribut

terhadap isi komunikasi.

B. SARAN

Sebenarnya setiap komunikasi kita dengan orang lain mengandung potensi

komunikasi antarbudaya, karena kita selalu berbeda “budaya” dengan orang tersebut,

seberapa kecilpun perbedaan itu. Maka komunikasi antarudaya seyogyanya

merupakan kepedulian siapa saja yang ingin berkomunikasi secara efektif dengan

orang lain.

Pentingnya kita mengetahui komunikasi budaya juga membantu kita memahami

kontak antarbudaya sebagai suatu cra memperoleh pandangan kedalam budaya

sendiri, membantu menyadarkan bahwa sistem-sistem nilai yang berbeda dapat

dipelajari secara sistematis, dibandingkan, dan dipahami.

Demikianlah penulis maklah berjudul “komunukasi antarbudaya” penulis mohon

maaf atas kekurangan dari isi makalah ini dan mengharapkan kritik dan saran agar

makalah ini dapat menjadi media belajardidalam kelas. Terima kasih.

universitas mercu buana 25

Page 26: Makalah Komunikasi antarpribadi

DAFTAR PUSTAKA

Sendjaja, sasa Djuarsa. 1994. Teori komunikasi. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.

Drs. Jalaludin rakhmat, M.sc. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja rosda karya.

Suryanto, S.sos., M.Si. pengantar ilmu komunikasi. Pustaka Setia : Bamdung.

Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California : Wadsworth

Publishing Company.

universitas mercu buana 26