Makalah Komunikasi Massa

23
TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI MASSA Drs. Marwan Mahmudi, M.Si “ TEORI KETERGANTUNGAN MEDIA (DEPENDENCY THEORY) “ Oleh : Puspa Oktaviani Irma Tridamayanti Yoshinta Puspa Anis Safitri Evi Amelia Ilmu Komunikasi 1 44213010007 44213010014 44213010019 44213010032 44213010034

description

Teori Ketergantungan Media

Transcript of Makalah Komunikasi Massa

Page 1: Makalah Komunikasi Massa

TUGAS MAKALAH

KOMUNIKASI MASSA

Drs. Marwan Mahmudi, M.Si

“ TEORI KETERGANTUNGAN MEDIA (DEPENDENCY THEORY) “

Oleh :

Puspa Oktaviani

Irma Tridamayanti

Yoshinta Puspa

Anis Safitri

Evi Amelia

Ilmu Komunikasi

Public Relations

Universitas Mercu Buana

2013/2014

1

44213010007

44213010014

44213010019

44213010032

44213010034

Page 2: Makalah Komunikasi Massa

KATA PENGANTAR

Pujisyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “TEORI

KETERGANTUNGAN MEDIA (DEPENDENCY THEORY)”.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah Komunikasi Massa, Public Relations Fakultas

Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

penelitian ini, khususnya kepada :

1. Bapak Marwan Mahmudi selaku dosen pembimbing mata kuliah Sosiologi

Komunikasi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam

pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

penyusunan makalah ini

2. Rekan-rekan semua di kelas Komunikasi Massa 2014.

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Jakarta, May 2014

Penulis

2

Page 3: Makalah Komunikasi Massa

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................2

Daftar Isi.............................................................................................................3

Bab I Pendahuluan............................................................................................4

Latar Belakang.....................................................................................................4

Tujuan Penulisan..................................................................................................4

Bab II Pembahasan............................................................................................5

Pengertian Teori Ketergantungan Media (Dependency Theory)…………….7

A. Teori Perbedaan Individu (Individual Differences Theory).................8

B. Teori Penggolongan Sosial (Social Category Theory)...........................9

C. Teori Norma Budaya ( Norm And Cultural Theory).............................10

D. Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory)………….....11

E. Teori S-O-R

Bab III Penutup.................................................................................................14

Kesimpulan........................................................................................................14

Daftar Pustaka...................................................................................................15

3

Page 4: Makalah Komunikasi Massa

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Perkembangan media massa akhir-akhir ini menunjukkan bahwa

ketergantungan orang akan media massa semakin tinggi. Munculnya televisi-

televisi swasta dalam jumlah siarannya yang sangat banyak mempengaruhi

kehidupan dalam setiap lapisan masyarakat.Televisi sebagai media massa,

mempunyai banyak kelebihan dalam penyampaian pesan-pesannya, dibandingkan

dengan media massa yang lain, karena pesan-pesan yang disampaikan melalui

gambar dan suara secara bersamaan dan dan sangat cepat dan dapat menjangkau

ruang yang sangat luas. Televisi kini semakin mendominasi komunikasi massa

dikarenakan sifatnya yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan

masyarakat. Perkembangan televisi di Indonesia semakin marak dengan kehadiran

televisi swasta, seperti SCTV, RCTI, INDOSIAR, TRANS TV, dan sebagainya.

Selain televisi, media massa lain seperti radio maupun media social juga memiliki

daya tarik tersendiri dalam memberikan informasi.

1. 2 Tujuan Penulisan

Makalah yang disusun bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata

kuliah Komunikasi Massa. Selain itu, makalah ini juga disusun untuk menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pemahaman mengenai Teori

Ketergantungan Media (Dependency Theory).

4

Page 5: Makalah Komunikasi Massa

BAB II

PEMBAHASAN

TEORI KETERGANTUNGAN MEDIA (DEPENDENCY THEORY)

DALAM PEMILIHAN MEDIA MASSA 

                                                                

            Sifat dan tujuan teori bukan semata-mata untuk menemukan fakta yang

tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan

serta merepresentasikan fakta tersebut. Karenanya teori yang baik adalah teori

yang konseptualisasi dan penjelasannya didukung oleh fakta serta dapat

diterapkan dalam kehidupan nyata. (Abraham Kaplan (1964)

            Teori Ketergantungan (Dependency Theory) menurut Melvin Defluer dan

Sandra Ball Roceach , adalah teori tentang komunikasi massa yang menyatakan

bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi

kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu.

Ketergantungan itu sangat esensial dalam naluri freud. Karena merupakan fitur

yang sangat mencolok pada prosa pembangunan budaya itu, apa yang

memungkinkan untuk kegiatan psikis yang lebih tinggi, ilmiah, artistik maupun

ideologis, untuk memainkan peran penting dalam kehidupan beradab  (Peradaban

and Its Discontents, hal 44).

            Freud berpendapat," Bahwa esensi dari proses represi terletak, tidak

meletakkannya berakhir, dalam memusnahkan, gagasan yang merupakan naluri,

tapi dalam mencegah dari menjadi sadar yang direpresikan merupakan bagian dari

alam bawah sadar…Bagaimana kita untuk sampai pada pengetahuan tentang

sadar? Hal ini tentu saja hanya sebagai sesuatu yang sadar yang kita kenal, setelah

mengalami transformasi atau penerjemahan menjadi sesuatu sadar "("The bawah

sadar, "hal 573). Alam bawah sadar (naluri id-terpenting) tidak statis hal ini terikat

5

Page 6: Makalah Komunikasi Massa

dalam serangkaian mekanisme yang rumit dengan ego-super ("badan khusus..

self-kritik "), yaitu, pemikiran rasional, alasan, atau hati nurani seseorang (The

Luar biasa, "hal 211). upaya untuk mengembangkan cara sistematis untuk

mengakses dan menafsirkan alam bawah sadar. Di bagian ini dikutip ia secara

eksplisit elides proses tindakan psikis yang mereka interpretasi tekstual (Satu

dipengaruhi oleh strategi penafsiran Yahudi dari Midrash hidup (komentar) dalam

gerakan yang membuat seseorang sadar, sejarah kehidupan ego, teks penuh

dengan "ditekan dan abnegated materi, "yakni, jejak-jejak asal lain (ibid.).

Freud menulis bahwa hampir di mana-mana dapat ditemukan ada kelalaian

mencolok, mengganggu pengulangan, kontradiksi gamblang, tanda-tanda hal

komunikasi yang tidak pernah dimaksudkan berharap untuk memberikan kata

"Distorsi" makna ganda yang memiliki hak, meskipun tidak lagi digunakan dalam

pengertian ini. Ini seharusnya berarti tidak hanya "untuk mengubah penampilan,

"tetapi juga" untuk kunci terpisah, "" untuk dimasukkan ke dalam tempat lain. "

(Musa dan Monoteisme, hal 52)

            Teori ini memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral tak

terpisahkan antara pemirsa, media dan sistem sosial yang besar. Teori ini

memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari

media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta

mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu

digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap

semua media. Sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Model

ini menunjukkan sistem media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan

khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan minat. Pada gilirannya hal ini akan

mempengaruhi khalayak untuk memilih berbagai media, sehingga bukan sumber

media massa yang menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial. Untuk

mengukur efek yang ditimbulkan media massa terhadap khalayak, ada beberapa

metode yang dapat digunakan, yaitu riset eksperimen, survey dan riset etnografi.

            Konsisten dengan teori-teori yang menekankan pada pemirsa sebagai

penentu media, model ini memperlihatkan bahwa individu bergantung pada media

untuk pemenuhan kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya, tetapi mereka tidak

6

Page 7: Makalah Komunikasi Massa

bergantung pada banyak media dengan porsi yang sama besar. Besarnya

ketergantungan seseorang pada media ditentukan dari dua hal.

1.      Individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya

lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit. Sebagai contoh,

bila anda menyukai gosip, anda akan membeli tabloid gosip dibandingkan

membeli koran Kompas, dimana porsi gosip tentang artis hanya disediakan pada

dua kolom di halaman belakang, tetapi orang yang tidak menyukai gosip mungkin

tidak tahu bahwa tabloid gosip kesukaan anda, katakanlah acara Cek dan ricek, itu

ada, ia pikir cek dan ricek itu hanya acara di televisi, dan orang ini kemungkinan

sama sekali tidak peduli berita tentang artis di dua kolom halaman belakang

Kompas.

2.      Persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu. Sebagai

contoh, bila negara dalam keadaan tidak stabil, anda akan lebih bergantung/

percaya pada koran untuk mengetahui informasi jumlah korban bentrok fisik

antara pihak keamanan dan pengunjuk rasa, sedangkan bila keadaan negara stabil,

ketergantungan seseorang akan media bisa turun dan individu akan lebih

bergantung pada institusi - institusi negara atau masyarakat untuk informasi.

Sebagai contoh di Malaysia dan Singapura dimana penguasa memiliki pengaruh

besar atas pendapat rakyatnya, pemberitaan media membosankan karena segala

sesuatu tidak bebas untuk digali, dibahas, atau dibesar-besarkan, sehingga

masyarakat lebih mempercayai pemerintah sebagai sumber informasi mereka.

A.    (Individual Differences Theory) Teori Perbedaan Individu

            Asumsi teori ini adalah Pesan-pesan yang disampaikan media massa

ditangkap individu sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan personal individu.

Efek komunikasi pada individu akan beragam walaupun individu menerima pesan

yang sama. Terdapat faktor psikologis dalam menerima pesan yang disampaikan

media massa. Masing-masing individu mempunyai perhatian, minat, keinginan

yang berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor psikologis yang ada pada diri

7

Page 8: Makalah Komunikasi Massa

individu tersebut sehingga mempengaruhi dalam menerima pesan yang

disampaikan media massa.

B.     Teori Penggolongan Sosial (Social Category Theory)

Asumsi teori ini adalah Individu yang masuk dalam kategori sosial tertentu

atau sama akan cenderung memiliki prilaku atau sikap yang kurang lebih sama

terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Pesan-pesan yang disampaikan media

massa cenderung ditanggapi sama oleh individu yang termasuk dalam kelompok

sosial tertentu. Teori Penggolongan sosial ini dapat di di lihat berdasarkan : Usia,

Jenis kelamin Suku, Profesi, Pendidikan. Kegemaran atau Hobby, Status sosial.

Agama dll.

       Dengan adanya penggolongan sosial ini muncullah media massa yang

sifatnya special atau khusus yang diperuntukan bagi kalangan tertentu, dengan

mengambil segmentasi/pangsa pasar tertentu misalnya :

Majalah Bola, Soccer, Go, F1, dll diperuntukan mereka yang senang

olahraga.

Majalah Femina, Kartini, Wanita , dll yang diperuntukan wanita kalangan

tertentu.

Program Siaran Si bolang di Trans 7, Ipin Ipin,  yang diperuntukan untuk

anak-anak

Majalah Tempo, Republika, Kompas, Jawa Pos misalnya diperuntukan

mereka yang senang politik.

Silet, Cek and Ricek, misalnya diperuntukan mereka yang senang dengan

berita seputar gosip para artis.

Begitu juga di media elektronik disajikan acara-acara tertentu yang memang

diperuntukan bagi kalangan tertentu dengan memprogramkannya sesuai dengan

waktu dan segmen khalayaknya.

8

Page 9: Makalah Komunikasi Massa

C.    TEORI NORMA BUDAYA ( NORM AND CULTURAL THEORY)

      Asumsi teori ini adalah Media massa melalui informasi yang disampaikannya

dengan cara-cara tertentu dapat menimbulkan kesan yang oleh khalayak

disesuaikan dengan norma-norma dan nilai-nilai budayanya. Media massa

mempengaruhi budaya-budaya masyarakatnya dengan cara Pesan-pesan yang

disampaikan media massa memperkuat budaya yang ada. Ketika suatu budaya

telah kehilangan tempat apresiasinya, kemudian  media massa memberi lahan atau

tempat maka budaya yang pada awalnya sudah mulai luntur menjadi hidup

kembali. Misalnya Acara pertunjukan Overa Van Java, yang  ditayangkan di

Trans 7, Wayang Kulit,  terbukti telah memberi tempat pada budaya tersebut

untuk diapresiasi oleh masyarakat. Media massa telah menciptakan pola baru

tetapi tidak bertentangan bahkan menyempurnakan budaya lama.

      Freud berpendapat analogi antara kelestarian psikis dan model arkeologi,

khususnya Roma, Kota Abadi. Dia menjelaskan bagaimana topografi Roma

ditembak melalui reruntuhan dan sisa-sisa masa lalu, mereka ditemukan

"Dovetailed Ke dalam campur aduknya  metropolitan besar yang telah tumbuh di

beberapa abad terakhir sejak Renaissance "(Hal. 17). Freud mengambil model dari

arkeologi situs dengan lapisan selanjutnya reruntuhan dan peta itu kesadaran

manusia karena ini adalah bagaimana masa lalu dipertahankan pada saat ini, yang

merupakan model imanensi. Dia berpendapat bahwa kita harus membandingkan

masa lalu kota dengan yang pikiran. Dia meminta kita untuk "menganggap bahwa

Roma bukanlah tempat tinggal manusia tapi badan psikis dengan masa lalu yang

sama panjang dan berlebihan "(ibid.).  Dalam kedua model, apa Freud

berpendapat adalah palimpsest spektral yang mengingat-Nya terkenal penjelasan

tentang Wunderblock, dimana semua yang telah ditulis pada tabula rasa

dipertahankan dalam lilin pada yang bersandar. Model imanensi penting karena

memberikan metafora spasial yang memungkinkan satu untuk membaca jejak atau

efek sisa masa lalu di masa kini. Selain itu, hal ini membantu kita untuk

memahami desakan Freud ketika datang ke konstan tindakan yang dibutuhkan

untuk menekan hasrat tak sadar. Dia bersikeras ketika ia menegaskan bahwa

9

Page 10: Makalah Komunikasi Massa

proses "dari represi tidak boleh dianggap sebagai suatu peristiwa yangterjadi

sekali, hasil yang permanen, seperti ketika hidup beberapa hal yang telah dibunuh

dan dari waktu itu dan seterusnya sudah mati; tuntutan represi pengeluaran terus-

menerus kekuatan pemeliharaan represi melibatkan pengeluaran tak terputus gaya

"(" Penindakan, " Dari teks besar pertama Freud The Interpretation of Dreams

(1900) melalui karya-karya berurusan dengan agama, seperti Totem dan Taboo

(1913), dan bahkan di kemudian kerja seperti Peradaban dan Its Discontents,

sebuah konsepsi manusia diberikan. Ia berpendapat bahwa manusia didorong oleh

dua primal naluri: diri pelestarian dan kepuasan libidinal. Naluri ini mematuhi

tidak ada hukum normatif sosial selain kepuasan. Drive ini terhadap kepuasan

adalah kekuatan destruktif. Dicentang, kekerasan dan kematian hanya akan

menghasilkan dari perjalanan kita menuju pemenuhan malu egois. hal 572).

      Menurut Paul Lazarfeld dan Robert K Merton terdapat empat sumber utama

kekhawatiran masyarakat terhadap media massa, yaitu :

1. Sifat Media Massa yang mampu hadir dimana-mana (Ubiquity) serta

kekuatannnya yang potensial untuk memanipulasi dengan tujuan-tujuan

tertentu

2. Dominasi kepentingan ekonomi dari pemilik modal untuk menguasai media

massa dengan demikian media massa dapat dipergunakan untuk menjamin

ketundukan masyarakat terhadap status quo sehingga memperkecil kritik

sosial dan memperlemah kemampuan khalayak untuk berpikir kritis.

3. Media massa dengan jangkauan yang besar dan luas dapat membawa

khalayaknya pada cita rasa estetis dan standar budaya populer yang rendah.

4. Media massa dapat menghilangkan sukses sosial yang merupakan jerih payah

para pembaharu selama beberapa puluh tahun yang lalu.

D.   TEORI PENGHARAPAN NILAI (The Expectacy-Value Theory)

      Phillip Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yang ada di

dalam teori uses and gratification dengan menciptakan suatu teori yang disebutnya

sebagai expectance-value theory (teori pengharapan nilai). Dalam kerangka

pemikiran teori ini, kepuasan yang Anda cari dari media ditentukan oleh sikap

10

Page 11: Makalah Komunikasi Massa

Anda terhadap media –kepercayaan Anda tentang apa yang suatu medium dapat

berikan kepada Anda dan evaluasi Anda tentang bahan tersebut.

      Freud minat (de-) sublimasi-artikulasi uncensored dari psikis fantasi-bersama

dengan "hasil estetika kesenangan kepuasan substitusi adalah ilusi berbeda dengan

kenyataan karena apa yang kita inginkan adalah kepuasan dan belum"Tidak ada

kemungkinan sekali menjadi yang dibawa melalui, semua peraturanalam semesta

bertentangan dengan itu "(ibid., hal 23). Dengan demikian, kita diciptakan untuk

memperoleh kenikmatan dalam ilusi, bentuk kedua-tier. Namun, sublimasi

menyediakanFreud dengan alat untuk menyelidiki lebih lanjut bagaimana materi

ditekan terus mengerahkan pengaruh yang menentukan atas hidup sadar,

bagaimana dan mengapa primal naluri yang terus-menerus hadir, selalu

mengancam akan mengambil alih. Inipotensi desublimation terjadi tidak hanya

pada tingkat individu, tetapi pada tingkat kolektif juga karena usaha sublimatory

seperti agama dan seni adalah ilusi sosial. "

E.     TEORI S-O-R

Teori dependensi  menurut Penulis sangat Berkorelasi dengan Teori S-O-

R)  Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua berasal

dari Psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama

yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini,

perilaku, kognisi afeksi dan konasi.  Menurut stimulus response ini efek yang

ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang

dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi

komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah;

• Pesan (stimulus, S)

• Komunikan (organism, O)

•  Efek (Response, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya

jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat

Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang

baru ada tiga variabel penting yaitu :

11

Page 12: Makalah Komunikasi Massa

• Perhatian

• Pengertian

• penerimaan.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin

diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian

dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan

inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan

menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

REFLEKSI TEORI DEPENDENSI”

            Menurut Perspectif penulis bahwa Teori dependensi sangat krusial ditelaah

secara Intensifikasi dalam mencari format kesukaan khalayak dalam alam

sadarnya pada pemilihan Media, seperti proses mimpi yang panjang hingga ia

terlelap kembali dalam tidurnya, hysteria dalam alam bawah sadar” Kajian

Sigmund Freud sangat erat kaitannya dalam teori Melvin defluer dan Sandra Ball

Rokeach, akan domain media massa yang menyingkap sejarah masa lalu, ibarat

budaya budaya kuno yang di tanzilkan secara baru, sehingga ia ibarat ada dan

tiada, sehingga dibutuhkan Pemilihan /pemilahan /uses and gratification

berdasarkan rangkaian yang rumit terhadap ego super yaitu, pemikiran rasional,

alasan, atau hati nurani seseorang. Yaitu adanya perbedaan yang membuat  teori

ini semakin dapat mencari pengolongannya berdasarkan rumusan rumusan Melvin

Defleur dan Sandra Ball Rokeach ini.

Kepastian

            Saya melihat ketika dependensi/teori ketergantungan ini ditafsirkan dalam

berbagai metode maka kita akan mencari variabel variabel penghubung untuk

mengukur para meternya apakah teori ketergantungan media dapat drespon, dari

komunikan secara individual berdasarkan komponen sosialnya, tentu itulah kajian

yang sesungguhnya, yang mengupas detail tentang ketergangungan khalayak

dalam alam sadarnya. Sehinga terjadi sebuah proses dimana semua yang telah

12

Page 13: Makalah Komunikasi Massa

ditulis pada tabula rasa dipertahankan dalam lilin pada yang bersandar”Freud” dan

saya sangat setuju ungkapan Freud tersebut.

Bahwa integral nya hubungan Khalayak, Media dan system Sosialnya, merupakan

komponen yang berkolerasi kecil namun ketika ditarik benang halusnya dapat

membongkar fiksi keseluruhannya.

13

Page 14: Makalah Komunikasi Massa

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Teori Ketergantungan Media (Dependency Theory) adalah teori tentang

komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada

suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi

semakin penting untuk orang itu.Teori ini diperkenalkan oleh Sandra Ball-

Rokeach dan Melvin DeFleur. Mereka memperkenalkan model yang menunjukan

hubungan integral tak terpisahkan antara pemirsa, media dan sistem sosial yang

besar.Konsisten dengan teori-teori yang menekankan pada pemirsa sebagai

penentu media, model ini memperlihatkan bahwa individu bergantung pada media

untuk pemenuhan kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya, tetapi mereka tidak

bergantung pada banyak media dengan porsi yang sama besar.

14

Page 15: Makalah Komunikasi Massa

3.2 DAFTAR PUSTAKA.

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_ketergantungan_media

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/teori-teori-komunikasi.html

http://agussetiaman.wordpress.com/2008/11/07/teori-efek-komunikasi-massa-

dari-melvin-defleur/

15