MAKALAH Project Komunikasi

22
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis pada saat ia dilahirkan adalah tanda komunikasi (Widjaja, 1986). Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian antara anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peran penting apalagi bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif, tetapi berdasarkan logika dan rasional (penalaran) dalam melaksanakan segala kegiatan dan aktivitasnya. Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses komunikasi antar manusia. Komunikasi telah menjadi bahan dari kehidupan manusia. Berhasilnya suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah sumber(resource), pesan(message), saluran(chanel, media), dan penerima(receive, audience). Komunikasi itu disebut efektif jika perubahan akibat pesan yang diterima itu sesuai dengan apa yang diharapkan komunikator. Komunikasi senantiasa berperan penting dalam proses kehidupan. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan sosial manusia dan merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia. Banyak permasalahan yang menyangkut manusia dapat diidentifikasi dan dipecahkan melalui komunikasi, tetapi Page 1

Transcript of MAKALAH Project Komunikasi

Page 1: MAKALAH Project Komunikasi

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar BelakangKomunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun

kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis pada saat ia dilahirkan adalah tanda komunikasi (Widjaja, 1986).

Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian antara anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peran penting apalagi bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif, tetapi berdasarkan logika dan rasional (penalaran) dalam melaksanakan segala kegiatan dan aktivitasnya. Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses komunikasi antar manusia. Komunikasi telah menjadi bahan dari kehidupan manusia. Berhasilnya suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah sumber(resource), pesan(message), saluran(chanel, media), dan penerima(receive, audience). Komunikasi itu disebut efektif jika perubahan akibat pesan yang diterima itu sesuai dengan apa yang diharapkan komunikator.

Komunikasi senantiasa berperan penting dalam proses kehidupan. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan sosial manusia dan merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia. Banyak permasalahan yang menyangkut manusia dapat diidentifikasi dan dipecahkan melalui komunikasi, tetapi banyak pula hal-hal kecil dalam kehidupan manusia menjadi permasalahan besar karena komunikasi.

Dalam asuhan keperawatan, komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku klien dalam mencapai tingkatkesehatan yang optimal. Karena bertujuan untuk terapi maka komunikasi dalam keperawatan disebut komunikasi terapeutik.

Komunikasi terapeutik tidak hanya dengan senyum dan bicara, karena inti dari komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk tujuan terapi. Pendekatan konseling yang memungkinkan klien menemukan siapa dirinya merupakan fokus dari komunikasi terapeutik.

2. Tujuana. Tujuan Umum

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberi informasi secara lebih rinci masalah komunikasi dalam keperawatan yaitu komunikasi secara umum dan komunikasi terapeutik.

b. Tujuan Khusus

Page 1

Page 2: MAKALAH Project Komunikasi

a) Mempraktekkan komunikasi terapeutik dengan berhadapan langsung di depan klien (video)

b) Melatih teknik komunikasi yang benar sebagai seorang perawatc) Memenuhi tugas project Mata Kuliah Komunikasi

Page 2

Page 3: MAKALAH Project Komunikasi

BAB IITIJAUAN MATERI

A. Komunikasi1. Pengertian

Secara umum, komunikasi merupakan proses pengiriman atau pertukaran (stimulus, signal, symbol, informasi) baik dalam bentuk verbal maupun non verbal dari pengirim ke penerima pesan dengan tujuan adanya perubahan (baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor).

2. Tujuan KomunikasiKomunikasi bertujuan sebagai penggerak orang lain untuk melakukan sesuatu

yang benar sesuai dengan apa yang diharapkan komunikator. Sedangkan komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan agar pelayanan keperawatan yang diberikan dapat berjalan efektif.

3. Fungsi komunikasiKomunikasi berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, himbauan, atau

ajakan dan hiburan bagi klien.4. Komponen Komunikasi

Menurut seorang ahli komunikasi, Effendy O. U. (2002), komunikasi terdiri dari lima komponen yaitu:a. Komunikator

Komunikator adalah orang yang memprakarsai adanya komunikasi.b. Komunikan

Komunikan adalah orang yang menjadi objek komunikasi, pihak yang menerima berita atau pesan darikomunikator.

c. PesanPesan adalah segala sesuatu yang akan disampaikan, dapat berupa ide, pendapat, pikiran, dan saran.

d. MediaMedia adalah segala sarana yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan pada pihak lain.

e. EfekEfek atau akibat atau dampak adalah hasil dari komunikasi. Hasilnya adalah

terjadi perubahan sesuai dengan apa yang diharapkan komunikator pada diri komunikan (sasaran).

5. Bentuk KomunikasiMenurut Effendy, O. U. (2002), bentuk komunikasi dibagi menjadi empat yaitu:

a. Komunikasi Personala) Komunikasi intrapersonal

Page 3

Page 4: MAKALAH Project Komunikasi

Komunikasi intrapersonal adalah komunkasi yang dilakukan pada diri sendiri yang terdiri dari sensasi, persepsi, memori, dan berpikir (Rahmat, J., 1996)

b) Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada orang lain atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

b. Komunikasi Kelompoka) Komunikasi kelompok kecil

Komunikasi kelompok kecil antara lain ceramah, diskusi panel, simposium, forum, seminar dan lain-lain.

b) Komunikasi kelompok besarKomunikasi kelompok besar (public speaking) adalah komunikasi yang dilakukan dengan jumlah pendengar yang banyak. Contohnya kampanye hidup sehat yang dilakukan di lapangan.

c. Komunikasi MassaKomunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara atau media komunikasi yang ada di masyarakat seperti radio, televisi, film, pers, dan lain-lain.

d. Komunikasi medioKomunikasi medio (medio communication) adalah bentuk komunikasi yang menggunakan media atau alat peraga tertentu seperti surat, telepon, e-mail, pamflet, poster, spanduk dan sebagainya.

6. Metode komunikasiMetode-metode komunikasi sesuai maksud dan tujuan yang dilakukan, yaitu:a. Komunikasi informatif

Komunikasi informatif yaitu komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan informasi secara umum dan memberikan keterangan atau pemberitahuan yang bersifat informatif (pesan yang disampaikan merupakan pesan yang baru), stimulatif (komunikasi yang dapat memberikan semangat atau motivasi bagi penerima pesan untuk melakukan suatu perubahan), edukatif (memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi penerima pesan).

b. Komunikasi persuasifKomunikasi persuasif yaitu komunikasi yang bertujuan untuk membujuk secara halus agar komunikan atau sasaran menjadi yakin dan mau mengikuti apa yang diinginkan komunikator.

c. Komunikasi instruktif atau koersifKomunikasi instruktif atau koersif yaitu komunikasi yang berupa perintah untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan.

7. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Menurut Effendy, O. U. 2000, faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi

ada tujuh yaitu:a. Kredibilitas

Page 4

Page 5: MAKALAH Project Komunikasi

Kredibilitas (credibility) komunikator sangat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasi, karena hal ini mempengaruhi tingkat kepercayaan sasaran atau komunikan terhadap pesan yang disampaikan.

b. Isi pesanHasil komunikasi akan lebih baik jika isi pesan yang disampaikan besar manfaatnya bagi kepentingan sasaran.

c. Kesesuaian dengan kepentingan sasaranKesesuaian dengan kepentingan sasaran (context) terdapat dan berperan pada pesan. Pesan yang disampaikan harus berhubungan dengan kepentingan sasaran.

d. KejelasanKejelasan pesan yang disampaikan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi. Pesan yang membingungkan atau tidak jelas akan membuat sasaran bingung sehingga tidak terjadi perubahan perilaku (Ellis, Gates & Kenworthy, 2000)

e. Kesinambungan dan konsistensiPesan yang disampaikan harus konsisten dan berkesinambungan. Agar pesan yang disampaikan bisa konsisten dan berkesinambungan, seorang perawat atau tenaga kesehatan perlu membuat perencanaan yang matang sebelum melakukan intervensi atau berkomunikasi dengan klien (Taylor, C., 1993)

f. SaluranMedia yang digunakan harus disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan.

g. Kapabilitas sasaranDalam penyampaian pesan, komunikator harus memperhitungkan kemampuan sasaran dalam menerima pesan. Kemampuan sasaran dalam menerima pesan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya.

B. Komunikasi Terapeutik1. Pengertian

Komunikasi terapeutik yaitu komunikasi yang digunakan dalam asuhan keperawatan yang bertujuan untuk terapi.

2. Tujuan Komunikasi TerapeutikKomunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien ke arah

yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang meliputi:a. Realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan diri.b. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling

bergantung dengan orang lain.c. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai

tujuan yang realistik.d. Rasa identitas personal (status, peran, dan jenis kelamin) yang jelas dan

peningkatan integritas diri.

Page 5

Page 6: MAKALAH Project Komunikasi

3. Prinsip Dasar Komunikasi TerapeutikBeberapa prinsip yang harus dipahami dalam membangun dan mempertahankan

hubungan yang terapeutik yaitu:a. Hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling

menguntungkan. Kualitas hubungan perawat dengan klien ditentukan oleh bagaimana perawat mendefinisikan dirinya sebagai manusia. Hubungan perawat dengan klien yaitu hubungan antar manusia yang bermartabat (Duldt-Battey, 2004)

b. Perawat harus menghargai keunikan klien.c. Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun

penerima pesan.d. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya.

4. Karakteristik helper yang Memfasilitasi Tumbuhnya Hubungan TerapeutikKarakteristik pribadi seorang helper atau perawat sangat menentukan

keberhasilan komunikasi dalam asuhan keperawatan karenainstrumen yang digunakan oleh perawat pada saat berkomunikasi dengan klien adalah dirinya sendiri.

Menurut Roger dalam Stuart G. W.(1998), ada beberapa karakteristik seorang helper (perawat) yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan yang terapeutik, antara lain:a. Kejujuran

Seseorang akan menaruh kepercayaan pada lawan bicara yang terbuka dan mempunyai respons yang tidak dibuat sebaliknya ia akan berhati-hati pada lawan bicara yang terlalu halus sehingga sering menyembunyikan isi hatinya yang sebenarnya dengan kata-kata atu sikapnya yang tidak jujur (Rahmat, J., 1996).

b. Tidak membingungkan dan cukup ekspresifDalam berkomunikasi dengan klien, perawat sebaiknya menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien dan tidak berbelit-belit.

c. Bersikap positif\bersikap positif ini, bisa ditunjukkan dengan sikap yang hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien. Roger (1974) dalam Ellis, Gates, Kenworthy (2000) menyatakan inti dari hubungan terapeutik adalah kehangatan, ketulusan, pemahaman yang empati dan sikap positif. Untuk mencapai kehatan dan ketulusan dalam hubungan yang terapeutik tidka diperlukan adanya kedekatan yang kuat diantara perawat dan klien akan tetapi yang diperlukan adalah pencipta suasana yang dapat membuat klien merasa aman dan diterima dalam mengungkapkan perasaan dan pikirannya (Burnard, P dan Morrison P., 1991)

d. Empati bukan simpatiSeorang perawat yang bersikap empati pada klien akan mampu memberikan alternatif pemecahan masalah bagi klien, karena sekalipun dia turut merasakan permasalahan yang dirasakan kliennya, tetapi dia tidak larut dalam masalah tersebut sehingga perawat dapat memikirkan masalah yang dihadapi klien secara objektif. Sedangkan perawat yang bersikap simpati tidak mampu melihat permasalahan secara objektif karena dia terlibat secara emosional tehadap permasalahan yang dihadapi klien.

Page 6

Page 7: MAKALAH Project Komunikasi

e. Mampu melihat permasalahan dari kaca mata klienDalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berorientasi pada klien (Taylor, Lilis, dan La Mone, 1997). Untuk memecahkan masalah klien, perawat harus mampu melihat permasalahan tersebut dari sudut pandang klien.

f. Menerima klien apa adanyaJika seseorang merasa diterima maka dia akan merasa aman dalam menjalin hubungan interpersonal (Sullivan, 1971 dalam Antai-Otong, 1995). Seorang perawat yang baik tidak akan memandang hina pada klien dan keluarganya yang datang ke rumah sakit dengan pakaian yang kumal dan kotor.

g. Sensitif terhadap perasaan klienTanpa hubungan terapeutik antara perawat dengan klien tidak akan terjalin dengan baik, karena jika pada saat berkomunikasi perawat tidak sensitif terhadap kliennya bisa saja perawat menyinggung perasaan klien.

h. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiriSeorang perawat harus mampu membimbing klien untuk melupakan kejadian yang menyakitkan di masa lalu dan menguatkan koping klien dalam menghadapi masalah yang dihadapi saat ini.

5. Tahapan Komunikasi Terapeutika. Fase preinteraksi

Tahap ini adalah masa persiapan sebelum memulai berhubungan dengan klien. Tugas perawat pada fase ini yaitu :1) Mengeksplorasi perasaan,harapan dan kecemasannya;2) Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri, dengan analisa diri ia akan terlatih

untuk memaksimalkan dirinya agar bernilai tera[eutik bagi klien, jika merasa tidak siap maka perlu belajar kembali, diskusi teman kelompok;

3) Mengumpulkan data tentang klien, sebagai dasar dalam membuat rencana interaksi;4) Membuat rencana pertemuan secara tertulis, yang akan di implementasikan saat

bertemu dengan klien. b. Fase orientasi

Fase ini dimulai pada saat bertemu pertama kali dengan klien. Pada saat pertama kali bertemu dengan klien fase ini digunakan perawat untuk berkenalan dengan klien dan merupakan langkah awal dalam membina hubungan saling percaya. Tugas utama perawat pada tahap ini adalah memberikan situasi lingkungan yang peka dan menunjukkan penerimaan, serta membantu klien dalam mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Tugas-tugas perawat pada tahap ini antara lain :1)Membina hubungan saling percaya, menunjukkan sikap penerimaan dan

komunikasi terbuka. Untuk membina hubungan saling percaya perawat harus bersikap terbuka, jujur, ihklas, menerima klien apa danya, menepati janji, dan menghargai klien;

2)Merumuskan kontrak bersama klien. Kontrak penting untuk menjaga kelangsungan sebuah interaksi.Kontrak yang harus disetujui bersama dengan klien yaitu, tempat, waktu dan topik pertemuan;

Page 7

Page 8: MAKALAH Project Komunikasi

3)Menggali perasaan dan pikiran serta mengidentifikasi masalah klien. Untuk mendorong klien mengekspresikan perasaannya, maka tekhnik yang digunakan adalah pertanyaan terbuka;

4)Merumuskan tujuan dengan klien. Tujuan dirumuskan setelah masalah klien teridentifikasi. Bila tahap ini gagal dicapai akan menimbulkan kegagalan pada keseluruhan interaksi (Stuart,G.W,1998 dikutip dari Suryani,2005)

Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini antara lain :1)Memberikan salam terapeutik disertai mengulurkan tangan jabatan tangan2)Memperkenalkan diri perawat3)Menyepakati kontrak. Kesepakatan berkaitan dengan kesediaan klien untuk

berkomunikasi, topik, tempat, dan lamanya pertemuan.4)Melengkapi kontrak. Pada pertemuan pertama perawat perlu melengkapi

penjelasan tentang identitas serta tujuan interaksi agar klien percaya kepada perawat.

5)Evaluasi dan validasi. Berisikan pengkajian keluhan utama, alasan atau kejadian yang membuat klien meminta bantuan. Evaluasi ini juga digunakan untuk mendapatkan fokus pengkajian lebih lanjut, kemudian dilanjutkan dengan hal-hal yang terkait dengan keluhan utama. Pada pertemuan lanjutan evaluasi/validasi digunakan untuk mengetahui kondisi dan kemajuan klien hasil interaksi sebelumnya.

6)Menyepakati masalah. Dengan tekhnik memfokuskan perawat bersama klien mengidentifikasi masalah dan kebutuhan klien.Selanjutnya setiap awal pertemuan lanjutan dengan klien lakukan orientasi. Tujuan orientasi adalah memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien saat ini dan mengevaluasi tindakan pertemuan sebelumnya.

c. Fase kerjaTahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi teraeutik.Tahap

ini perawat bersama klien mengatasi masalah yang dihadapi klien.Perawat dan klien mengeksplorasi stressor dan mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, perasaan dan perilaku klien.Tahap ini berkaitan dengan pelaksanaan rencana asuhan yang telah ditetapkan.Tekhnik komunikasi terapeutik yang sering digunakan perawat antara lain mengeksplorasi, mendengarkan dengan aktif, refleksi, berbagai persepsi, memfokuskan dan menyimpulkan (Geldard,D,1996, dikutip dari Suryani, 2005).

d. Fase terminasiFase ini merupakan fase yang sulit dan penting, karena hubungan saling

percaya sudah terbina dan berada pada tingkat optimal. Perawat dan klien keduanya merasa kehilangan. Terminasi dapat terjadi pada saat perawat mengakhiri tugas pada unit tertentu atau saat klien akan pulang. Perawat dan klien bersama-sama meninjau kembali proses keperawatan yang telah dilalui dan pencapaian tujuan. Untuk melalui fase ini dengan sukses dan bernilai terapeutik, perawat menggunakan konsep kehilangan. Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat, yang dibagi dua yaitu:

Page 8

Page 9: MAKALAH Project Komunikasi

1)Terminasi sementara, berarti masih ada pertemuan lanjutan;2)Terminasi akhir, terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses keperawatan

secara menyeluruh. Tugas perawat pada fase ini yaitu :a)Mengevaluasi pencapaian tujuan interaksi yang telah dilakukan, evaluasi ini

disebut evaluasi objektif. Brammer & Mc Donald (1996) menyatakan bahwa meminta klien menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan atau respon objektif setelah tindakan dilakukan sangat berguna pada tahap terminasi (Suryani,2005);

b)Melakukan evaluasi subjektif, dilakukan dengan menanyakan perasaan klien setalah berinteraksi atau setelah melakukan tindakan tertentu;

c)Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Hal ini sering disebut pekerjaan rumah (planning klien). Tindak lanjut yang diberikan harus relevan dengan interaksi yang baru dilakukan atau yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Dengan tindak lanjut klien tidak akan pernah kosong menerima proses keperawatan dalam 24 jam;

d)Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya, kontrak yang perlu disepakati adalah topik, waktu dan tempat pertemuan. Perbedaan antara terminasi sementara dan terminasi akhir, adalah bahwa pada terminasi akhir yaitu mencakup keseluruhan hasil yang telah dicapai selama interaksi.

6. Teknik Komunikasi TerapeutikTiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan tehnik berkomunikasi

yang berbeda pula. Tehnik komunikasi berikut ini, treutama penggunaan referensi dari Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson & Kneisl (1920), yaitu:1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Berusaha mendengarkan klien menyampaikan pesan non-verbal bahwa perawat perhatian terhadap kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan. Ketrampilan mendengarkan sepenuh perhatian adalah dengan:

a. Pandang klien ketika sedang bicarab. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan.c. Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau

tangan.d. Hindarkan gerakan yang tidak perlu.e. Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan

umpan balik.f. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

2. Menunjukkan penerimaanMenerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk

mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat kita tidak harus menerima semua prilaku klien. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya. Berikut ini menunjukkan sikap perawat yang menggelengkan kepala seakan tidak percaya. Berikut ini menunjukkan sikap perawat yang baik:a. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.

Page 9

Page 10: MAKALAH Project Komunikasi

b. Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.c. Memastikan bahwa isyarat non-verbal cocok dengan komunikasi verbal.d. Menghindarkan untuk berdebat, mengekspresikan keraguan, atau mencoba untuk

mengubah pikiran klien. Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya”, “saya mengikuti apa yang anda ucapkan.” (cocok 1987)

3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik

mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yangdibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien. Selamapengkajian ajukan pertanyaan secara berurutan.

4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.Dengan mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik

sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut. Namun perawat harus berhati-hati ketika menggunakan metode ono, karena pengertian bisa rancu jika pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda.

Contoh: - K : “saya tidak dapat tidur, sepanjang malam saya terjaga”- P : “ Saudara mengalami kesulitan untuk tidur….”

5. KlarifikasiApabila terjadi kesalah pahaman, perawat perlu menghentikan pembicaraan

untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian, karena informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan. Agar pesan dapat sampai dengan benar, perawat perlu memberikan contoh yang konkrit dan mudah dimengerti klien.

Contoh: - “Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda katakan”- “ Apa yang saudara katakan tadi adalah…….”

6. MemfokuskanMetode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga

lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru.

Contoh: “ Hal ini nampaknya penting, nanti kita bicarakan lebih dalam lagi ”.7. Menyampaikan hasil observasi

Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat non-verbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.

Contoh: - “ Anda tampak cemas”.- “ Apakah anda merasa tidak tenang apabila anda……”

8. Menawarkan informasiTambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih baik bagi

klien terhadap keadaanya. Memberikan tambahan informasi merupakan pendidikan kesehatan bagi klien. Selain ini akan menambah rasa percaya klien terhadap perawat. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Perawat tidak boleh memberikan nasehat kepada klien ketika memberikan informasi, tetapi memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.

9. Diam

Page 10

Page 11: MAKALAH Project Komunikasi

Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir pikirannya. Penggunaan metode diam memrlukan ketrampilan dan ketetapan waktu, jika tidak maka akan menimbulkan perasaan tidak enak. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi. Diam terutama berguna pada saat klien harus mengambil keputusan .

10. MeringkasMeringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara

singkat. Metode ono bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Meringkas pembicaraan membantu perawat mengulang aspek penting dalam interaksinya, sehingga dapat melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan.

Contoh: - “Selama beberapa jam, anda dan saya telah membicarakan…”11. Memberikan penghargaan

Memberi salam pada klien dengan menyebut namanya, menunjukkan kesadaran tentang perubahan yang terjadi menghargai klien sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai hak dan tanggung jawab atas dirinya sendiri sebagai individu. Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban baginya, dalam arti kata jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi mendapatkan pujian atau persetujuan atas perbuatannya. Dan tidak pula dimaksudkan untuk menyatakan bahwa ini “bagus” dan yang sebaliknya “buruk”. Perlu mengatakan “Apabila klien mencapai sesuatu yang nyata, maka perawat dapat mengatakan demikian.”

Contoh: - “Selamat pagi Ibu Sri.” Atau “Assalmualaikum”- “Saya perhatikan Ibu sudah menyisir rambut ibu”.

Dalam ajaran Islam, memberi salam dan penghargaan menggambarkan akhlak terpuji, karena berarti mendoakan orang lain memperoleh rahmat dari Allah SWT. Salam menunjukkan betapa perawat peduli terhadap orang lain dengan bersikap ramah dan akrab.

12. Menawarkan diriKlien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang

lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Seringkali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, tehnik komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih.

Contoh: - “Saya ingin anda merasa tenang dan nyaman”13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan.

Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan. Biarkan klien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannanya dalam interakasi ini perawat dapat menstimulasinya untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk membuka pembicaraan.

Contoh: - “ Adakah sesuatu yang ingin anda bicarakan?”- “ Apakah yang sedang saudara pikirkan?”- “ Darimana anda ingin mulai pembicaraan ini?”

14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraanTehnik ini menganjurkan klien untuk mengarahkan hampir seluruh

pembicaraan yang mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya. Perawat lebih berusaha untuk menafsirkan dari pada mengarahkan diskusi/pembicaraan

Page 11

Page 12: MAKALAH Project Komunikasi

Contoh: - “…..teruskan…..!”- “…..dan kemudian….?- “ Ceritakan kepada saya tentang itu….”

15. Menempatkan kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif.

Kelanjutan dari suatu kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif. Kelanjutan dari suatu kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk melihat kejadian berikutnya sebagai akibat kejadian yang pertama. Pesawat akan dapat menentukan pola kesukaran interpersonal dan memberikan data tentang pengalaman yang memuaskan dan berarti bagi klien dalam memenuhi kebutuhannya.

Contoh: - “Apakah yang terjadi sebelum dan sesudahnya”.- “Kapan kejadian tersebut terjadi”.

16. Menganjurkan klien unutk menguraikan persepsinyaApabila perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat segala

sesungguhnya dari perspektif klien. Klien harus merasa bebas untuk menguraikan persepsinya kepada perawat. Ketika menceritakan pengalamannya, perawat harus waspada akan timbulnya gejala ansietas.

Contoh: - “Carikan kepada saya bagaimana perasaan saudara ketika akandioperasi”

- “Apa yang sedang terjadi”.17. Refleksi

“Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaanya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Apabila klien bertanya apa yang harus ia pikirkan dan kerjakan atau rasakan maka perawat dapat menjawab: “Bagaimana menurutmu?” atau “Bagaimana perasaanmu?”. Dengan demikian perawat mengindikasikan bahwa pendapat klien adalah berharga dan klien mempunyai hak untuk mampu melakukan hal tersebut, maka iapun akan berpikir bahwa dirinya adalah manusia yang mempunyai kapasitas dan kemampuan sebagai individu yang terintegrasi dan bukan sebagai bagian dari orang lain.

Contoh: K: “Apakah menurutmu saya harus mengatakannya kepada dokter?”P: “Apakah menurut anda, anda harus mengatakannya?”K: “Suami saya sudah lama tidak datang mengunjungi saya, bahwa

tidak menelpon saya, kalau dia datang saya tidak ingin berbicaradengannya.

P: “Ini menyebabkan anda marah”.

BAB III

Page 12

Page 13: MAKALAH Project Komunikasi

PEMBAHASAN KASUS

1. IdentitasNama : Ayu Hilda MaelaniUmur : 18 ThJenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamSuku : JawaStatus : Belum MenikahPekerjaan : MahasiswaAlamat : Wisma Ummi Kulsum

Jl. Sirojudin, Gg. Margoyoso, No.13 Tembalang, Semarang

2. AnalisaKasus ini dilaksanakan pada:

Hari : Jum’atTanggal : 22 Oktober 2010 Waktu : 05.30 WIBPada saat melaksanakan penelitian kasus ini, saya mengalami beberapa hambatan, antara lain:

1. Canggung, karena baru pertama kali kenal2. Belum begitu terbina hubungan saling percaya, karena baru tahap terminasi

sementara3. Waktunya yang terbatasAkan tetapi hambatan-hambatan tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap

kelancaran komunikasi terapeutik yang saya laksanakan, karena saya telah mengaplikasikan tahapan-tahapan komunikasi terapeutik yang di teorikan dijelaskan dalam tinjauan materi pada bab 2

BAB IV

Page 13

Page 14: MAKALAH Project Komunikasi

PENUTUP

1. KesimpulanDari tinjauan materi dan pembahasan kasus di atas maka dapat di ambil

kesimpulan baha komunikasi dapat berjalan lancar ketika ada umpan balik antara komunikan dengan komunikator. Aedangkan untuk komunikasi terapeutik itu sangat di butuhkan hubungan saling percaya antara komunikan dengan komunikator sehingga tidak ada yang di tutup-tutupi antara keduanya. Kekecewaan terhadap seseorang yang tadinya sangat dipercaya sangat berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan orang itu kepada kita. Karena biasanya orang yang sudah pernah dikecewakan maka akan sulit untuk percaya kepada orang lain dan memilih untuk menyimpan masalahnya sendiri, dan hal ini akan menghambat proses komunikasi terapeutik.

2. SaranBeberapa saran yang bisa saya tuliskan untuk kelancaran dalam melaksanakan

komunikasi terapeutik antara lain:a. Berusahalah untuk lebih bisa perhatian dengan keadaan orang sekitar,

walaupun orang itu baru kita kenalb. Bagaimanapun keadaan orang lain, belajarlah untuk bisa menerimanya yang

ingin berkomunikasi dengan andac. Buatlah dia merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan anda sehingga

dengan sendirinya dia akan menceritakan semua permasalannya kepada andad. Jangan bersikap menggurui tapi bersikaplah kekerabatane. Berusahalah untuk mengikuti jalan pikirannya tapi jangan sampai ikut larut

dalam masalahnya karena hal itu akan mempersulit anda untuk menemukan solusinya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14

Page 15: MAKALAH Project Komunikasi

Effendy, O.U. (2002). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Yogyakarta, Graha Ilmu

Purba, Jenny Melindawani. (2003). Makalah Komunikasi dalam Keperwatan. Sumatera, USU Digital Library

Suryani. (2006). Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktek. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC

Page 15