Makalah sospol (project unfinished)

22
Makalah Konsep Ilmu Politik disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah pengantar sosiologi dan ekonomi politik Oleh ; BAGUS CAHYO JAYA P (110810101103) M. ALFAROBY D. AVE SIENA (110810101108) DANASTRI PRAHA (110810101109) DADDY HENDRA (110810101112) AYU NUR OKTAVIANI ( 110810101117 ) ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2013

Transcript of Makalah sospol (project unfinished)

Page 1: Makalah sospol (project unfinished)

Makalah Konsep Ilmu Politik

disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah pengantar sosiologi dan ekonomi politik

Oleh ;

BAGUS CAHYO JAYA P (110810101103)

M. ALFAROBY D. AVE SIENA (110810101108)

DANASTRI PRAHA (110810101109)

DADDY HENDRA (110810101112)

AYU NUR OKTAVIANI ( 110810101117 )

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: Makalah sospol (project unfinished)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu politik masa kini telah berkembang dari berbagai bidang studi yang berkaitan, termasuk

sejarah, filsafat, hukum, dan ekonomi. Ilmu politik yang dahulu menjadi bagian dari berbagai

disiplin tersebut, akhirnya bisa menyatakan kebebasannya. Tetapi meskipun ilmu politik baru

saja berkembang sebagai suatu bidang studi yang khusus, studi teoretis dan praktek tentang

menyusun negara dan politik telah mulai sekurang-kurangnya pada masa Yunani kuno (kurang

lebih 500 sampai 300 S.M.).

Plato (427-347 S.M.) bisa dipandang sebagai bapak filsafat politik, dan Aristoteles

sebagai bapak ilmu politik. Keduanya memandang negara dari perspektif filosof yang melihat

semua pengetahuan Namun, berbeda dengan Plato, Aristoteles jauh lebih memberikan dukungan

atas generalisasi dan preferensi nilainya melalui fakta yang dapat diamati dengan nyata.

Menurutnya, sejarah politik Yunani menggambarkan suatu negara yang paling stabil, dan yang

paling banyak memberikan fasilitas bagi individu untuk mengembangkan kemampuan

rasionalnya, negara yang pemilikan kekayaan telah meluas, dan pada hakikatnya didistribusikan

secara merata.

Warisan zaman Romawi kuno kepada ilmu politik yang utama adalah sumbangannya di

bidang hukum, yurisprudensi, dan administrasi negara; kesemua bidang tersebut sejalan dengan

stoicisme mengenai kesamaan manusia, persaudaraan, ketuhanan, dan keunikan nilai individu,

yang bagaimanapun rendahnya, mempercayai cahaya Tuhan menjiwai seluruh semesta. Filsafat

demokrasi, dengan asumsinya tentang rasionalitas, moralitas, dan persamaan serta konsepnya

tentang hukum alam dan hak-hak alamiah, banyak menurun dari paham Stoic dan Cicero, yang

memadukan filsafat Stoic ke Selama abad pertengahan, negara menjadi kurang penting

dibanding Gereja, yang bisa memaksakan kekuasaannya pada raja dan memecat para pangeran

dan mengatur kebijakan umum.

Page 3: Makalah sospol (project unfinished)

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana tujuan serta fungsi Negara ?

b. Bagaimana arti penting kedaulatan Negara ?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui tujuan serta fungsi Negara.

b. Mengetahui perubahan arti penting kedaulatan Negara.

Page 4: Makalah sospol (project unfinished)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Fungsi Negara

Negara dapat dipandang sebagai persekutuan manusia yang hidup dan bekerjasama untuk

mengejar beberapa tujuan bersama. Pada umumnya tujuan akhir setiap negara adalah

menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Oleh karena itu bagi suatu negara,

tujuan merupakan hal yang sangat penting sebab tujuan akan sangat menentukan bagaimana

suatu negara mengatur, menyusun, dan menyelenggarakan pemerintahannya guna mencapai

tujuan yang sudah ditentukan.

Tujuan negara itu menentukan segala keadaan dalam negara. Dengan mengetahui tujuan

negara itu, kita dapat menjawab soal legitimasi kekuasaan, yaitu kekuasaan organisasi negara,

dan juga dapat mengetahui sifat organisasi negara. Sebagai sebuah organisasi, negara memiliki

tujuan untuk mengarahkan segala kegiatannya. Dengan demikian, tujuan merupakan hal yang

sangat penting. Secara umum, negara memiliki dua hal yang harus dikerjakan, yaitu:

a. mengatur penghidupan negara dengan sebaik-baiknya; dan

b. mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan.

Dengan melaksanakan dua hal tersebut, negara dapat mencapai tujuannya dengan baik.

Tujuan negara sendiri banyak dipengaruhi oleh tata nilai sosial sesuai budaya, kondisi geografis,

sejarah, dan politik. Sejalan dengan banyaknya corak tujuan yang hendak diwujudkan oleh suatu

negara, banyak pemikir negara dan ahli hukum yang membahas dan mengemukakannya dalam

suatu teori.

Page 5: Makalah sospol (project unfinished)

Berikut beberapa teori yang membahas tentang tujuan Negara, yaitu :

1. Teori Kekuasaan

Teori kekuasaan memiliki 2 tokoh yaitu : Shang Yang dan Niccolo Machiavelli

Shang Yang, yang hidup di negeri China sekitar abad V-VI SM menyatakan bahwa

tujuan negara adalah pembentukan kekuasaan negara yang sebesar-besarnya. Menurut dia

untuk mencapai kekuasaan negara dengan cara rakyat dan negara harus berbanding

terbalik. Bila negara ingin kuat dan sejahtera, maka rakyat harus lemah, miskin, dan

bodoh, perbedaan tajam antara negara dengan rakyat itulah yang akan membentuk

kekuasaan negara. “A weak people means a strong state and a strong state means a weak

people. Therefore a country, which has the right way, is concerned with weakening the

people.”

Sepintas ajaran Shang Yang sangat kontradiktif karena menganggap upacara, musik,

nyanyian, sejarah, kebajikan, kesusilaan, penghormatan kepada orangtua, persaudaraan,

kesetiaan, ilmu (kebudayaan) sebagai penghambat pembentukan kekuatan negara untuk

dapat mengatasi kekacauan (yang sedang melanda China saat itu). Kebudayaan rakyat

harus dikorbankan untuk kepentingan kebesaran dan kekuasaan negara.

Niccolo Machiavelli, dalam bukunya Il Principe menganjurkan agar raja tidak

menghiraukan kesusilaan maupun agama. Untuk meraih, mempertahankan dan

meningkatkan kekuasaannya, raja harus licik, tak perlu menepati janji, dan berusaha

selalu ditakuti rakyat. Di sebalik kesamaan teorinya dengan ajaran Shang Yang,

Machiavelli menegaskan bahwa penggunaan kekuasaan yang sebesar-besarnya itu

bertujuan luhur, yakni kebebasan, kehormatan dan kesejahteraan seluruh bangsa.

2. Teori Perdamaian Dunia

Dalam bukunya yang berjudul “De Monarchia Libri III”, Dante Alleghiere (1265-1321)

menyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk mewujudkan perdamaian dunia. Perdamaian

dunia akan terwujud apabila semua negara merdeka meleburkan diri dalam satu imperium di

bawah kepemimpinan seorang penguasa tertinggi. Namun Dante menolak kekuasaan Paus dalam

urusan duniawi. Di bawah seorang mahakuat dan bijaksana, pembuat undang-undang yang

seragam bagi seluruh dunia, keadilan dan perdamaian akan terwujud di seluruh dunia.

Page 6: Makalah sospol (project unfinished)

3. Teori Jaminan atas Hak dan Kebebasan Manusia

Teori jaminan atas hak dan kebebasan manusia memiliki 2 tokoh yaitu : Immanuel Kant dan

Kranengurg

Immanuel Kant (1724-1804) adalah penganut teori Perjanjian Masyarakat karena

menurutnya setiap orang adalah merdeka dan sederajat sejak lahir. Maka Kant

menyatakan bahwa tujuan negara adalah melindungi dan menjamin ketertiban hukum

agar hak dan kemerdekaan warga negara terbina dan terpelihara. Untuk itu diperlukan

undang-undang yang merupakan penjelmaan kehendak umum (volonte general), dan

karenanya harus ditaati oleh siapa pun, rakyat maupun pemerintah. Agar tujuan negara

tersebut dapat terpelihara, Kant menyetujui azas pemisahan kekuasaan menjadi tiga

potestas (kekuasaan): legislatoria, rectoria, iudiciaria (pembuat, pelaksana, dan

pengawas hukum).

Teori Kant tentang negara hukum disebut teori negara hukum murni atau negara hukum

dalam arti sempit karena peranan negara hanya sebagai penjaga ketertiban hukum dan

pelindung hak dan kebebasan warga negara, tak lebih dari nightwatcher, penjaga malam).

Negara tidak turut campur dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Pendapat Kant ini sangat sesuai dengan zamannya, yaitu tatkala terjadi pemujaan

terhadap liberalisme (dengan semboyannya: laissez faire, laissez aller). Namun teori Kant

mulai ditinggalkan karena persaingan bebas ternyata makin melebarkan jurang pemisah

antara golongan kaya dan golongan miskin. Para ahli berusaha menyempurnakan teorinya

dengan teori negara hukum dalam arti luas atau negara kesejahteraan (Welfare State).

Menurut teori ini, selain bertujuan melindungi hak dan kebebasan warganya, negara juga

berupaya mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh warga negara.

Kranenburg termasuk penganut teori negara kesejahteraan. Menurut dia, tujuan negara

bukan sekadar memelihara ketertiban hukum, melainkan juga aktif mengupayakan

kesejahteraan warganya. Kesejahteran pun meliputi berbagai bidang yang luas

cakupannya, sehingga selayaknya tujuan negara itu disebut secara plural: tujuan-tujuan

negara. Ia juga menyatakan bahwa upaya pencapaian tujuan-tujuan negara itu dilandasi

oleh keadilan secara merata, seimbang.

Page 7: Makalah sospol (project unfinished)

Selain beberapa teori tersebut, ada pula teori tentang tujuan negara sebagai berikut:

Teori Plato: Negara bertujuan memajukan kesusilaan manusia sebagai individu dan

makhluk sosial.

Teori Teokratis (Kedaulatan Tuhan): Negara bertujuan mencapai kehidupan yang aman

dan ternteram dengan taat kepada Tuhan. Penyelenggaraan negara oleh pemimpin

semata-mata berdasarkan kekuasaan Tuhan yang dipercayakan kepadanya. Tokoh

utamanya: Augustinus, Thomas Aquino)

Teori Polisi: Negara bertujuan mengatur kemanan dan ketertiban masyarakat. Tokoh

utamanya : Immanuel Kant.

Teori Negara Hukum: Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum dan

berpedoman pada hukum (Krabbe). Dalam negara hukum, segala kekuasaan alat-alat

pemerintahannya didasarkan pada hukum. Semua orang – tanpa kecuali – harus tunduk

dan taat kepada hukum (Government not by man, but by law = the rule of law). Rakyat

tidak boleh bertindak semau gue dan menentang hukum. Di dalam negara hukum, hak-

hak rakyat dijamin sepenuhnya oleh negara, sebaliknya rakyat berkewajiban mematuhi

seluruh peraturan pemerintah/ negaranya.

Negara Kesejahteraan (Welfare State = Social Service State): Negara bertujuan

mewujudkan kesejahteraan umum. Negara adalah alat yang dibentuk rakyatnya untuk

mencapai tujuan bersama, yaitu kemakmuran dan keadilan sosial.

Tujuan negara merupakan suatu harapan atau cita-cita yang akan dicapai oleh negara,

sedangkan fungsi negara merupakan upaya atau kegiatan negara untuk mengubah harapan itu

menjadi kenyataan. Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara adalah sia-sia, dan sebaliknya,

fungsi negara tanpa tujuan negara tidak menentu. Dengan memperhatikan pengertian tersebut

perbedaan antara tujuan negara dan fungsi negara menjadi lebih nyata. Negara dinilai dan di uji

berdasarkan tujuan-tujuan yang dapat direalisasikan oleh negara. Selain itu Negara juga harus

merealisasikan fungsinya yaitu : penertiban (law and order): untuk mencapai tujuan bersama dan

mencegah terjadinya konflik, negara harus melaksanakan penertiban, menjadi stabilisator,

mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, pertahanan, menjaga kemungkinan

serangan dari luar, menegakkan keadilan, melalui badan-badan pengadilan.

Page 8: Makalah sospol (project unfinished)

Adapun beberapa teori fungsi Negara yaitu :

1. Teori Anarkhisme

Secara etimologis, anarkhi (kata Yunani: αν = tidak, bukan, tanpa; αρκειν = pemerintah,

kekuasaan) berarti tanpa pemerintahan atau tanpa kekuasaan. Penganut anarkhisme

menolak campur tangan negara dan pemerintahan karena menurutnya manusia menurut

kodratnya adalah baik dan bijaksana, sehingga tidak memerlukan negara/ pemerintahan

yang bersifat memaksa dalam penjaminan terpeliharanya keamanan dan ketertiban

masyarakat. Fungsi negara dapat diselenggarakan oleh perhimpunan masyarakat yang

dibentuk secara sukarela, tanpa paksaan, tanpa polisi, bahkan tanpa hukum dan

pengadilan. Anarkhisme menghendaki masyarakat bebas (tanpa terikat organisasi

kenegaraan) yang mengekang kebebasan individu. Anarkhisme sendiri terbagi menjadi 2

aliran yaitu :

Anarkhisme filosofis menganjurkan pengikutnya untuk menempuh jalan damai dalam

usaha mencapai tujuan dan menolak penggunaan kekerasan fisik. Tokohnya: William

Goodwin (1756-1836), Kaspar Schmidt (1805-1856), P.J. Proudhon (1809-1865), Leo

Tolstoy (1828-1910).

Anarkhisme revolusioner mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan, kekerasan fisik dan

revolusi berdarah pun boleh digunakan. Contoh ekstrim anarkhisme revolusioner terjadi

di Rusia pada tahun 1860 dengan nama nihilisme, yaitu gerakan yang mengingkari nilai-

nilai moral, etika, ide-ide dan ukuran-ukuran konvensional. Tujuan menghalalkan cara.

Tokohnya: Michael Bakunin (1814-1876).

2. Teori Individualisme

Individualisme adalah suatu paham yang menempatkan kepentingan individual sebagai

pusat tujuan hidup manusia. Menurut paham ini, negara hanya berfungsi sebagai sarana

pemenuhan kebutuhan setiap individu. Negara hanya bertugas memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat (penjaga malam), tidak usah ikut campur dalam urusan individu,

bahkan sebaliknya harus memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap

individu dalam kehidupannya. Individualisme berjalan seiring dengan liberalisme yang

Page 9: Makalah sospol (project unfinished)

menjunjung tinggi kebebasan perseorangan. Di bidang ekonomi, liberalisme

menghendaki persaingan bebas. Yang bermodal lebih kuat/ besar layak memenangi

persaingan. Sistem ekonomi liberal biasa disebut kapitalisme.

3. Teori Sosialisme

Sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan kolektivitas (kebersamaan) sebagai

pusat tujuan hidup manusia. Penganut paham ini menganggap bahwa dalam segala aspek

kehidupan manusia, kebersamaan harus diutamakan. Demi kepentingan bersama,

kepentingan individu harus dikesampingkan. Maka, negara harus selalu ikut campur

dalam segala aspek kehidupan demi tercapainya tujuan negara, yaitu kesejahteraan yang

merata bagi seluruh rakyat.

Pelaksanaan ajaran sosialisme secara ekstrim dan radikal-revolusioner merupakan embrio

komunisme yang tidak mengakui adanya hak milik perorangan atas alat-alat produksi dan

modal. Yang tidak termasuk alat-alat produksi dijadikan milik bersama (milik negara). Di

negara komunis selalu diseimbangkan status quo keberadaan dua kelas masyarakat:

pemilik alat produksi dan atau modal serta yang bukan pemilik alat produksi (buruh).

Fungsi negara menurut komunisme adalah sebagai alat pemaksa yang digunakan oleh

kelas pemilik alat-alat produksi terhadap kelas/ golongan masyarakat lainnya untuk

melanggengkan kepemilikannya. Sosialisme dan komunisme memiliki tujuan yang sama,

yaitu meluaskan fungsi negara dan menuntut penguasaan bersama atas alat-alat produksi,

sedangkan perbedaannya adalah:

Sosialisme Komunisme

- usaha pencapaian tujuan negara harus

menempuh cara-cara damai

- masih mengakui hak milik pribadi/

perorangan dalam batas-batas tertentu

- menghalalkan segala cara untuk mencapai

tujuan negara, bila perlu dengan revolusi

berdarah

- sama sekali tidak mengakui hak milik

perorangan

Selain beberapa teori tersebut, ada pula ajaran tentang tujuan negara sebagai berikut:

John Locke membagi fungsi Negara menjadi tiga, yaitu:

Page 10: Makalah sospol (project unfinished)

1. Fungsi legislatif, untuk membuat peraturan

2. Fungsi eksekutif, untuk melaksanakan peraturan

3. Fungsi federatif, untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang serta damai.

Menurut John Locke, fungsi mengadili termasuk tugas eksekutif.

Montesquieu menyatakan bahwa fungsi Negara mencakup tiga tugas pokok, yaitu:

1. Fungsi legislatif, membuat undang-undang

2. Fungsi eksekutif, melaksanakan undang-undang

3. Fungsi yudikatif, mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili).

Teori ini dikenal dengan teori “Trias Politica”. Masing-masing fungsi ini terpisah satu

dengan yang lainnya.

Van Vollenhoven menyatakan bahwa fungsi Negara mencakup empat tugas pokok, yaitu:

1. Regeling, yaitu membuat peraturan

2. Bestuur, yaitu menyelenggarakan pemerintahan

3. Rechtspraak, yaitu fungsi mengadili

4. Politie, yaitu fungsi ketertiban dan kemanan.

Teori ini kemudian dikenal sebagai “Catur Praja”.

Goodnow, membagi fungsi Negara menjadi dua tugas pokok, yaitu:

1. Policy Making (kebijaksanaan Negara pada waktu tertentu untuk seluruh masyarakat)

2. Policy Executing (kebijaksanaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai Policy

Making).

Teori ini kemudian dikenal sebagai “Dwi Praja”.

Fungsi negara secara umum meliputi fungsi melaksanakan; fungsi mengusahakan

kesejahteraan; fungsi pertahanan dan fungsi menegakan keadilan. Beberapa ahli juga telah

mengemukakan fungsi negara.

1. Fungsi Negara menurut G.A. Jacobsen dan M.H. Lipman

Page 11: Makalah sospol (project unfinished)

G.A. Jacobsen dan M.H. Lipman berpendapat bahwa ada tiga fungsi Negara, yaitu :

Fungsi esensial, yaitu fungsi yang diperlukan demi kelanjutan negara. Fungsi ini meliputi

:

(1) memelihara angkatan perang untuk mempertahankan seragam dari luar atau untuk

menindas pergolakan dalam negeri;

(2) memelihara angkatan kepolisian untuk memberantas kejahatan;

(3) memelihara pengadilan untuk mengadili pelanggaran hukum;

(4) mengadakan hubungan luar negeri dan;

(5) mengadakan pemungutan pajak.

Fungsi jasa, yaitu aktifitas yang mungkin tidak akan ada apabila tidak diselenggarakan

oleh negara.

Fungsi perniagaan, fungsi ini dapat dilaksanakan oleh individu dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan. Fungsi ini dapat pula dilaksanakan oleh negara dengan

mempertimbangkan bahwa modal swasta tidak mencukupi atau negara ingin memperluas

menyelenggarakan berbagai fungsi diseluruh wilayah.

2. Fungsi negara menurut R.M. Mac Iver

R.M. Mac Iver dalam bukunya The Modern State (1926) dan The Web of Goverment (1947)

berpendapat bahwa fungsi negara adalah sebagai berikut, yaitu :

Fungsi memelihara ketertiban (order) dalam batas-batas wilayah negara. Ketertiban

dipelihara demi perlindungan, tujuannya adalah untuk melindungi warga negara yang

lemah.

Fungsi konservasi (penyelamatan) dan perkembangan. Negara dengan seluruh alat

perlengkapannya dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Selain itu, Mac Iver juga membagi fungsi negara dalam dua kategori, yaitu:

Fungsi negara yang tetap dilaksanakan oleh semua negara, misalnya fungsi kepolisian

dan penyelenggara keadilan;

Fungsi kultural, fungsi kesejahteraan umum, dan fungsi bidang perekonomian.

Page 12: Makalah sospol (project unfinished)

3. Fungsi Negara menurut Lloyd Vernon Ballard

Menurut Ballard, secara sosiologis ada empat penggolongan fungsi negara.

Sosial conservation dari nilai-nilai sosial yang sangat penting bagi suatu tertib politik dan

sosial.

Social control, yaitu mendamaikan, menyesuaikan, dan mengkoordinir sikap kelompok-

kelompok yang berselisih atau bersaing.

Social amelioration dari keadaan kelompok-kelompok yang dirugikan.

Social improvement,yaitu perluasan bidang kehidupan segenap kelompok

B.Arti Penting Kedaulatan Negara

Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi suatu Negara. Secara Luas kedaulatan merupakan

hak khusus untuk menjalankan kewenangan tertingi atas suatu wilayah atau suatu kelompok

orang, seperti Negara atau daerah tertentu. Istilah kedaulatan dalam bahasa Indonesia berarti

kekuasaana atau dinasti pemerintahan. Sedang menurut Weber (Gerth & Mills, 1962: 78)

Kedaulatan Negara sama artinya kita mengkaji kekuasaan yang dimiliki oleh sebuah Negara,

Negara adalah satu-satunya lembaga yang memiliki keabebasan untuk melakukan tindakan

kekerasan terhadap warganya. Artinya Negara memiliki sebuah kekuatan untuk melakukan

“apapun” yang dinilai benar guna mencapai tujuan dari Negara.

Plato dan Aristoteles Kedaulatan negara dasarnya tidak bersifat mutlak (absolute) karena

ada sejumlah faktor lain yang membatasinya. Kedaulatan memiliki empat sifat dasar, yaitu:

1. Permanen

Kedaulatan itu tetap ada selama negara tetap berdiri.

2. Asli

Hukum kedaulatan itu tdak berasal dari kekuasaan yang lebih tinggi.

3. Bulat

Tidak dapat dibagi-bagi, maksudnya bahwa kedaulatan itu merupakan satu-satunya kekuasaan

yang tertinggi dalam negara.

4. Tidak Terbatas

Kedaulatan itu tidak di batasi oleh siapa pun sebab apabila kedaulatan ini terbatas, tentu saja

bahwa ini merupakan kekuasaan yang tertinggi akan lenyap.mengemukakan bahwa dalam

Page 13: Makalah sospol (project unfinished)

Negara akan berkuasa akal atau rasio sebagai ganti Tuhan. Segala keinginan untuk

mementingkan diri sendiri harus dihilangkan dulu bila kehidupan negara yang sungguh

sempurna akan dicapai, individu harus tunduk pada keseluruhan.

Jadi jelas bahwasannya Negara mempunyai hak penuh untuk mengatur rakyatnya.

Menurut (Hugo Grotius, 1735) Kedaulatan adalah suatu hak eksklusif untuk menguasai

suatu wilayah pemerintahan, masyarakat, atau atas diri sendiri terdapat penganut dalam dua teori

yaitu berdasarkan pemberian dari Tuhan atau Masyarakat.

Kedaulatan merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh sebuah Negara karena

hal tersebut akan menyangkut harga diri dari Negara tersebut, Hugo de Groot (1583-1645)

menyatakan bahwa “kedaulatan itu dipegang oleh orang yang tidak tunduk pada kekuasaan orang

lain, dan tak dapat diganggu gugat oleh kemauan manusia”.

Dari pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli diatas tentang kedaulatan

Negara, sangatlah jelas bahwa kedaulatan sangatlah penting bagi Negara dalam upayanya untuk

menunjukkan kekuasaannya. Ketika sebuah Negara tidak memiliki “power” maka tidak salah

kemudian ketika Negara tersebut tidak berdaya dalam menghadapi Negara lain, minimal

“power” tersebut harus benar-benar dirasakan oleh Negara itu sendiri sebelum dirasakan oleh

Negaralain.

Page 14: Makalah sospol (project unfinished)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dengan mengetahui tujuan negara itu, kita dapat menjawab soal legitimasi kekuasaan,

yaitu kekuasaan organisasi negara, dan juga dapat mengetahui sifat organisasi negara. Sebagai

sebuah organisasi, negara memiliki tujuan untuk mengarahkan segala kegiatannya.Tujuan negara

merupakan suatu harapan atau cita-cita yang akan dicapai oleh negara, sedangkan fungsi negara

merupakan upaya atau kegiatan negara untuk mengubah harapan itu menjadi kenyataan. Maka,

tujuan negara tanpa fungsi negara adalah sia-sia, dan sebaliknya, fungsi negara tanpa tujuan

negara tidak menentu.

Dengan memperhatikan pengertian tersebut perbedaan antara tujuan negara dan fungsi

negara menjadi lebih nyata.Negara dinilai dan di uji berdasarkan tujuan-tujuan yang dapat

direalisasikan oleh negara. Selain itu Negara juga harus merealisasikan fungsinya yaitu :

penertiban (law and order): untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah terjadinya konflik,

negara harus melaksanakan penertiban, menjadi stabilisator, mengusahakan kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat, pertahanan, menjaga kemungkinan serangan dari luar, menegakkan

keadilan, melalui badan-badan pengadilan.

Fungsi negara secara umum meliputi fungsi melaksanakan; fungsi mengusahakan

kesejahteraan; fungsi pertahanan dan fungsi menegakan keadilan. Beberapa ahli juga telah

mengemukakan fungsi negara.

Page 15: Makalah sospol (project unfinished)

Referensi

http://krsmwn.blogspot.com/2013/09/tujuan-negara-dan-fungsi-negara-menurut-para-ahli.html

http://untukpendidikan.wordpress.com/2009/03/19/fungsi-negara/

blogspot.com/2010/04/fungsi-negara.html

http://www.slideshare.net/Sugiessssss/konsep-dasar-ilmu-politik

http://chengxplore.blogspot.com/2012/02/politik-konsep-konsep-ilmu-politik.html