LP Aneurisma
description
Transcript of LP Aneurisma
LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN ANEURISMA MELLITUS DI RUANG GARDENA RSUD dr. SOEBANDI
KABUPATEN JEMBER
disusun guna memenuhi tugas pada Program Pendidikan Profesi NersStase Keperawatan Medikal Bedah
oleh:M. Nurhamzah Fahiqi, S. Kep.
NIM 112311101062
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER2016
1. Kasus (Masalah Utama) (Diagnosa Medis)
Aneurisma
2. Proses Terjadimya Masalah (Pengertian, Penyebab, Patofisiologi,
Tanda dan Gejala, Penanganan)
A. Pengertian
Aneurisma adalah pelebaran atau menggelembungnya dinding
pembuluh darah, yang didasarkan atas hilangnya dua lapisan dinding
pembuluh darah, yaitu tunika media dan tunika intima, sehingga
menyerupai tonjolan atau balon. Dinding pembuluh darah pada
aneurisma ini biasanya menjadi lebih tipis dan mudah pecah.
Pengertian aneurisma yang sesungguhnya adalah dilatasi
abnormal dari arteri. Hal ini harus dibedakan dari “false” aneurisma,
dimana terjadi pengumpulan darah disekitar dinding pembuluh darah
akibat trauma. Aneurisma sering terbentuk secara perlahan selama
bertahun-tahun dan sering juga tanpa gejala tetapi jika telah terjadi
ruptur maka ini adalah kegawatdaruratan bedah yang dapat mengancam
nyawa pasien.
3. Pohon Masalah
Tipis dan mudah pecah
Pembuluh darah menjadi elastic dan
lemah
Tonjolan
Kelainan pembuluh darah
Aneurisma Kurang informasi akan kondisi penyakit
Ethiologi : Genetik, Ateroskelrosis, Infeksi dlm darah,
Hipertensi, Idiopatik
Faktor Resiko : Usia >50 thn, wanita, perokok, Alkoholik,
Kokain
Pelebaran pembulu darah
Nervus Optikus
Terjadi Ruptur
Gangguan persepsi sensori penglihatan
Pendarahan
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
TIK meningkat
Cefalgia
Resiko cidera
Penekanan jaringan sekitar
Perubahan syaraf kranial
Pendarahan cerebral
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan
Ansietas
Respon mual muntah
anoreksia
Defisit Pengetahuan
Khawatir akan penyakit
Kebutuhan O2 meningkat
Sesak nafas
Ketidakefektifan pola nafas
Nyeri akut
B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu dikaji
1. Identitas
Identitas klien: Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Agama,
Pekerjaan, Alamat, No. RM, status Perkawinan, Tanggal MRS, Sumber
informasi.
2. Riwayat kesehatan
a. Diagnosa Medik: Diabetes Mellitus
b. Keluhan Utama
Hal yang paling di rasakan klien saat itu
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini yang
membentuk suatu kronologi dari terjadinya etiologi hingga klien
mengalami keluhan yang dirasakan.
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan
medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan
oleh penderita.
1) Penyakit yang pernah dialami
2) Alergi
3) Imunisasi
4) Kebiasaan/Pola hidup
5) Obat yang pernah digunakan
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga merupakan penyekit yang pernah dialami atau sedang
dialami keluarga, baik penyakit yang sama dengan keluhan klien atau
pun penyakit lain. Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu
anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang
dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi,
jantung.
3. Genogram
4. Pengkajian Keperawatan
a. persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
menjelaskan tentang bagaimana pendapat klien maupun keluarga
mengenai apakah kesehatan itu dan bagaimana klien dan keluarga
mempertahankan kesehatannya.
b. pola nutrisi/metabolik terdiri dari antropometri yang dapat dilihat
melalui lingkar lengan atau nilai IMT, biomedical sign merupakan
data yang diperoleh dari hasil laboratorium yang menunjang, clinical
sign merupakan tanda-tanda yang diperoleh dari keadaan fisik klien
yang menunjang, diet pattern merupakan pola diet atau intake
makanan dan minuman yang dikonsumsi.
c. pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi,
bau, karakter)
d. pola aktivitas & latihan: Activity Daily Living, status oksigenasi,
fungsi kardiovaskuler, terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit
bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun. Tanda : penurunan
kekuatan otot.
e. Pola tidur & istirahat : durasi, gangguan tidur, keadaan bangun tidur
f. Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi dan
keadaan indera
g. Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal diri,
dan peran diri
h. Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi
i. Pola peran & hubungan
j. Pola manajemen & koping stres
k. Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif),
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
b. Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
1) Kepala
a) Rambut, Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta
karakteristik lain rambut. Pasien dengan malnutrisi energi
protein mempunyai rambut yang jarang, kemerahan
seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa
menyebabkan rasa sakit pada pasien.
b) Muka/ Wajah.
Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan?
c) Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa
mata keruh.
d) Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta
tanda-tanda adanya infeksi seperti pembengkakan dan
nyeri di daerah belakang telinga, keluar cairan dari telinga,
melihat serumen telinga berkurangnya pendengaran,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan
pendengaran
e) Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah
nyeri tekan? Apakah keluar sekret, bagaimana
konsistensinya, jumlahnya?
f) Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih
kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan
berdarah
g) Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil?
Adakah tanda-tanda infeksi faring, cairan eksudat?
2) Leher
Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah
pembesaran vena jugularis?
3) Thorax
Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak
pernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi
Intercostale? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan?
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita
DM mudah terjadi infeksi.
4) Jantung
Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya?
Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia?
5) Abdomen
Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen?
Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah tanda
meteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar? Terdapat
polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
6) Kulit
Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya?
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas
luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan
gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan
kuku.
7) Ekstremitas
Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak, penyebaran masa
otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri,
adanya gangren di ekstrimitas?
8) Genetalia
Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi? Poliuri,
retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih
4. Diagnosis Keperawatan
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan iskemia jaringan
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan kondisi gangguan metabolik
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin,
makanan dan aktivitas jasmani
d. Risiko syok berhubungan dengan kehilangan
cairan dan elektrolit dalam sel
e. Risiko infeksi berhubungan dengan
penurunan antibodi
5. Rencana Tindakan Keperawatan
NoDiagnosa
keperawatanTujuan Kriteria hasil Intervensi keperawatan Rasional
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan iskemia jaringan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam perfusi jaringan menjadi efektif
NOC :Circulation statusIndikator:1. Tekanan sistol dan
diastole dalam rentang yang diharapkan
2. Tidak terdapat hipotensi ortostatik
3. Tidak terdapat tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak >15mmHg)
NIC :Peripheral Sensation Management1. Monitor daerah tertentu yang
hanya peka terhadap panas/dingin/tumpul/tajam
2. Kaji CRT
3. Gunakan sarung tangan 4. Diskusikan mengenai
perubahan sensasi
5. Instrusksikan keluarga untuk mengobservasi adanya luka
1. Skrining kemungkinan tidak adekuatnya sirkulasi
2. Menilai pengisian darah didaerah perifer
3. Untuk proteksi4. Pasien dan keluarga paham
mengenai perubahan yang terjadi
5. Mencegah komplikasi lebih lanjut
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kondisi gangguan metabolik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam integritas kulit membaik
NOC : Tissue integrityAnd Wound healing1. Integritas kulit yang
baik dapat dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi,
NIC: Wound Care1. Monitor karakteristik dari luka
2. Bersihkan dengan normal salin
3. Pantau proses penyembuhan luka
1. Pertimbangan intervensi yang akan dilakukan
2. Cairan fisiologis untuk perawatan luka
3. Memantau keefektifan dari perawatan luka
pigmentasi)2. Tidak terdapat
luka/lesi pada kulit3. Perfusi jaringan
baik4. Mampu melindungi
kulit dan mempertahankan kelembaban kulit
4. Instruksikan pasien dan keluarga menjaga kebersihan luka
5. Informasikan kepada pasien dan keluarga mengenai tanda-tanda infeksi
4. Mencegah luka terkontaminasi
5. Mencegah infeksi terjadi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam nutrisi pasien dapat terpenuhi
NOC: Nutritional statusIndikator:1. Mampu
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
2. Tidak terdapat tanda-tanda malnutrisi
NIC:Nutrition monitoring1. Monitor berat badan pasien
2. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
3. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
4. Monitor lingkungan selama makan
5. Monitor turgor kulit
1. Memantau perkembangan berat badan pasien
2. Aktivitas dapat membuat metabolisme meningkat
3. Memantau hidrasi
4. Lingkungan dapat mempengaruhi motivasi untuk makan
5. Monitor hidrasi5. Risiko syok
berhubungan dengan kehilangan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
NOC: Shock PreventionIndikator:Irama jantung, nadi, frekuensi napas, irama
NIC:Shock prevention1. Monitor sirkulasi 1. Memantau keadekuatan
sirkulasi darah
cairan dan elektrolit dalam sel
1x24 jam tidak terdapat tanda gejala syok
pernapasan dalam batas yang diharapkan
2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan
3. Monitor input dan output4. Monitor tanda awal syok
5. Kolaborasi pemberian cairan IV dengan tepat
2. Mencegah hipoksia jaringan
3. Memantau keseimbangan tubuh4. Pencegahan komplikasi lebih
lanjut5. Rehidrasi
6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan antibodi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam infeksi dapat dihindari
NOC: Risk contol1. Pasien mampu
mampu mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi
2. TTV dalam batas normal
NIC:Infection control1. Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain2. Batasi pengunjung
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
4. Beri penjelasan kepada pasien tanda dan gejala infeksi
5. Kolaborasi pemberian antibitok
1. Mencegah infeksi silang
2. Mencegah penyebaran bakteri/kuman dari luar
3. Mencegah infeksi nosokomial
4. Pencegahan segera komplikasi lebih lanjut
5. Mencegah penyebaran infeksi
6. Daftar Pustaka
Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta : EGC
Gleadle, Jonathan. 2007. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga
Joane. 2004. Nursing Intervention Classification. Mosby : USA
Joane. 2004. Nursing Outcomes Classification. Mosby : USA
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika Aesculapius
Nurarif, A.H. & Kusuma, H.K. 2013. Aplikasi Asuhan Kepreawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction Publishing
Nurarif, A.H. & Kusuma, H.K. 2013. Aplikasi Asuhan Kepreawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction Publishing.
Priguna, Sidharta. 1996. Sakit Muskuloskeletal dalam Praktik. Jakarta: Dian Rakyat.
Price SA, Wilson LM. 1995. Fisiologi Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-4. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Jakarta: EGC.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Tjockroprawiro, A. 2010. Rumus Klinis Praktis: Diabetologi-Endokrionologi-Metabolisme Bidang Penyakit dam Fokus: Diabetes. Surabaya: PERKENI Cabang Surabaya.