Distributor - LP - UISU | Lembaga Penelitian | LP - UISU
of 110
/110
Embed Size (px)
Transcript of Distributor - LP - UISU | Lembaga Penelitian | LP - UISU
Distributor :
USU Press Art Design, Publishing & Printing Gedung F, Jl. Universitas No. 9, Kampus USU Medan, Indonesia Terbitan Pertama 2011 © USU Press 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN 979 458 540 8
Alamat Distributor : Jl. Mustang, The Palace P.T. SOFMEDIA Residence, Blok B, No.
39, Medan Polonia Jl. Ibus Raya, No. 110,
Medan.
Diterbitkan & dicetak oleh: USU Press
Diare Akut Pada Dewasa
menghimpun pengetahuan teori dan
dalam praktik sehari-hari. Dapat
menjadi bahan bacaan bagi
diharapkan dapat dengan mudah
dibawa-bawa oleh para mahasiswa
sebagai referensi.
masukan dari pembaca sangat
Diare Akut Pada Dewasa
berikan petunjuk dan hidayahnya
Amin.
Penulis,
Tropik dan Infeksi Indonesia (PB PETRI)
Diare Akut merupakan masalah
Menurut Laporan Nasional Riset
Kesehatan Dasar Indonesia tahun
bangan Kesehatan Kementerian
ISPA 25,5%. Penyakit Diare
berkaitan langsung dengan tingkat
baik untuk mendiagnosis dan
menangani pasien diare khususnya
Diare Akut Pada Dewasa
akan bisa memberikan komplikasi
yang berat bahkan kematian.
Pengurus Pusat Perhimpunan Peneliti
Penyakit Tropik & Infeksi Indonesia
menghargai diterbitkannya Buku Saku
oleh Dr.dr. Umar Zein, DTM&H., Sp.PD-
KPTI. Buku ini cukup lengkap sebagai
pedoman untuk Diagnosis dan
Kami percaya bahwa buku ini akan
sangat bermanfaat bagi kita semua
para praktisi klinik untuk menambah
kemampuan dalam penanganan
dewasa.
Ketua Umum Pengurus Pusat
Perhimpunan Peneliti Penyakit Tropik
Diare Akut Pada Dewasa
Dewasa yang ditulis oleh saudara
DR.Dr.Umar Zein, DTM&H., Sp.PD.,
KPTI, ketua MEU FK UNPRI yang
bermanfaat bukan saja bagi
mahasiswa kedokteran, tapi juga
sehari-hari.
Perguruan Tinggi.
definisi, anamnesis, etiologi, pem-
sehingga dapat menambah per-
dosen FK UNPRI.
Daftar Isi | ix
Patofisiologi Diare Akut | 22
Etiologi Diare Akut | 35
patogenesisnya, gejala ikutan , menegakkan diagnosa etiologi,
pengobatan rehidrasi dan pengobatan spesifik dan
perawatannya, serta komplikasi.
dewasa
Memahami dan mampu melaksana-
Memberikan pengobatan spesifik
Mengenali dan mengatasi
datang dibawa keluarganya dengan
dua hari. Mencret lebih dari 10 kali
sehari dengan volume cairan
mulas dan tidak ada demam. Muntah
dialami 3 kali dalam sehari ini. Pada
pemeriksaan fisik, pasien tampak
lemah, pernafasan 20x/menit, suhu
merupakan tanda dan gejala
penderita. Namun, bila terjadi
komplikasi akibat dehidrasi atau
toksik menyebabkan morbiditas dan
mortalitas, meskipun penyebab dan
maupun parenteral secara simultan
dengan kausal memberikan hasil
yang menimbulkan dehidrasi sedang
karena berulang kali buang air besar
merupakan suatu keadaan/kondisi
infeksius di Amerika setiap
tahunnya yang merupakan penyebab
di seluruh dunia (Joan B, 2005).
WHO memperkirakan ada sekitar 4
miliar kasus diare akut setiap tahun
dengan mortalitas 3-4 juta pertahun.
Bila angka itu diterapkan di
Indonesia, setiap tahun sekitar 100
juta episode kejadian diare akut pada
orang dewasa per tahun.
Di Amerika Serikat, diperkirakan
setiap tahunnya yang mana 73 juta
kasus diantaranya berkonsultasi ke
rumah sakit dan 3.100 kasus
diantaranya mengalami kematian
L
merupakan penyebab kematian ter-
atau rata-rata 12.600 kematian
Di kota Medan, tercatat 42.050 kasus
diare yang berobat ke 39 Puskesmas
dan RSUD Pirngadi sepanjang tahun
2006 (DKK Medan, 2006).
Selain menyebabkan angka kematian
Amerika Serikat, pada tahun 2003
diperkirakan dikeluarkan biaya
pengobatan 99 juta kasus diare
dimana 250.000 kasus diantaranya
Diare Akut Pada Dewasa
mendapatkan E. coli sebagai
penyebab tersering diare akut
Diare akut merupakan penyakit
dunia setelah ISPA (Goldfinger SE,
1987).
tidak spesifik. Namun selalu
berhubungan dengan hal-hal berikut:
adanya traveling (domestik atau
menunjukkan adanya proses
mekanisme enterotoksisn. Sebalik-
Diare Akut Pada Dewasa
karakteristik suatu etiologi infeksi.
Beberapa jenis toksin yang
(Setiati S, 2006).
Mengingat tingginya morbiditas,
cepat dari pihak penyelenggara
pelayanan kesehatan untuk menga-
dapat lebih tepat sasaran dan efisien.
Diare Akut Pada Dewasa
7 DEFINISI DIARE AKUT
iare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan
feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, di sebut sebagai Diare Akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, maka digolongkan pada Diare Kronik. Pada feses dapat dijumpai lendir, darah, atau pus. Gejala ikutan dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam dan tanda-tanda dehidrasi (Goldfinger SE, 1987, Ilnyckyj A, 2001, Turgeon DK et al 2001).
D
dan tanda gangguan kesehatan
mengalaminya selama kehidupan-
untuk mengenal jenis dan
adalah:
Diare yang dialami kurang dari 2
minggu, digolongkan dalam diare
akut, sedangkan diare yang
D
penyebab diare tersebut yang
dan lain sebagainya.
2. Frekwensi Diare
dalam sehari. Adakalanya pasien
mengeluhkan buang air besar
dengan bentuk feses yang normal
(berbentuk), tidak cair ; ini tidak
digolongkan diare. Atau bisa jadi
frekwensinya kurang dari 3 kali
Diare Akut Pada Dewasa
banyak dari ampas dan
ini dapat digolongkan diare.
klinik dan praktik sehari-hari
adalah BAB dengan konsistensi
kali sehari, dan berlangsung lebih
dari satu hari.
3. Volume Feses
mengarahkan kita untuk
dengan dominan cair (watery
Diare Akut Pada Dewasa
halus, sedangkan bila sebaliknya,
lebih dominan ampasnya, dugaan
besar (kolon). Disamping itu,
menanyakan volume feses tiap
kali BAB, meskipun hanya
taksiran umum pasien, misalnya
(meskipun pasien tak pernah
mengukurnya), atau lebih banyak
lagi, akan membantu kita
menaksir, berapa volume cairan
akan membantu kita mengira-
diberikan melalui infus, bila
pasien telah mengalami dehidrasi.
Misalnya, pasien mengalami diare
kira-kira 2 gelas perkali BAB dan
berlangsung selama 3 hari, maka
Diare Akut Pada Dewasa
keluar melalui BAB adalah 30 x
200 cc = 6.000 cc atau 6 liter. Bila
pasien tidak minum banyak, apalagi
ada mual dan muntah, tentunya
pasien sudah mengalami dehidrasi
sedang sampai berat, dan
akan jumlah kehilangan cairan
dapat mengarahkan kita kepada
Diare Akut Pada Dewasa
diare yang disebabkan salmonella
terpisah dari feses dan disertai
lendir (mukus) akibat disentri
akibat infeksi cacing cambuk
(Trichuris trichuria) atau cacing
Schistosoma. Feses yang berwarna
biasanya akibat melena yang
Salmonellosis (Zein, doc).
5. Bau Feses
Adakalanya pasien menyampai-
Misalnya feses encer berwarna
berbau amis seperti bau sperma,
merupakan karakteristik pada
diare akibat kolera.
demam, biasanya ada infeksi
sistemik oleh virus seperti
influenza, campak, varisela atau
bakteri seperti shigella. Tidak
penjajakan diagnosis ditujukan
keadaan dehidrasi pada pasien.
sendi yang menyertai diare
sebagai manifestasi gejala toksik
Diare Akut Pada Dewasa
akut, karena kadangkala pasien
disertai dengan muntah, akan
sulit melakukan rehidrasi secara
oral, sehingga perlu pemberian
cairan parenteral untuk menga-
mencari etiologi diarenya.
berhubungan dengan inflamma-
mengonsumsi makanan yang
disebabkan oleh infeksi,
(Schiller LR, 2000).
akut berdasarkan proses
Inflamatory, Non inflammatory, dan
Penetrating (Ilnyckyi A, 2001,
Inflamatory diarrhea akibat proses
dengan manifestasi sindroma
Bloody diarrhea). Biasanya gejala
abdominal seperti mulas sampai
tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan
tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir dan/atau darah,
secara mikroskopis didapati leukosit
V.parahaemolitycus, C.difficile, dan
adalah akibat adanya enterotoksin
yang mengakibatkan diare cair
dengan Watery diarrhea. Keluhan
abdominal biasanya minimal atau
Diare Akut Pada Dewasa
segera mendapat cairan pengganti.
tidak ditemukan leukosit. Mikro-
disebut juga Enteric fever, Chronic
Septicemia, dengan gejala klinis diare
disertai demam. Pada pemeriksaan
mononuclear. Mikrooragnisme pe-
Karakteristik Non
dibagi menjadi kelompok osmotik,
sekretorik, eksudatif dan gangguan
ada bahan yang tidak dapat diserap
meningkatkan osmolaritas dalam
sehingga terjadi diare. Contohnya
garam magnesium.
terjadi akibat toksin yang
dikeluarkan bakteri misalnya toksin
laksatif non osmotik. Beberapa
sekretorik.
seperti gluten sensitive enteropathy,
akibat radiasi. Gambar 2
Patofisiologi lain adalah akibat
gangguan motilitas yang menga-
lebih cepat. Hal ini terjadi pada
keadaan tirotoksikosis, sindroma
Diare dapat terjadi akibat lebih dari
satu mekanisme. Pada infeksi bakteri
paling tidak ada dua mekanisme
yang bekerja, peningkatan sekresi
Diare Akut Pada Dewasa
usus. Infeksi bakteri menyebabkan
inflamasi dan mengeluarkan toksin
yang menyebabkan terjadinya diare.
Infeksi bakteri yang invasif
patogen meliputi penempelan
tanpa kerusakan mukosa, invasi
mukosa, dan produksi enterotoksin
mekanisme tersebut untuk dapat
mengatasi pertahanan mukosa usus.
Diare Akut Pada Dewasa
atas lebih dari 7 jenis, disebut juga
sebagai colonization factor antigen
pada enteropatogen seperti
EPEC adherence factor (EAF),
pada infeksi EPEC ini dan diare
terjadi akibat shiga like toxin.
Mekanisme adhesi yang ketiga
terlihat pada jenis kuman
Diare Akut Pada Dewasa
multiplikasi di dalam fagosom dan
menyebar ke sel epitel sekitarnya.
Invasi dan multiplikasi intraseluler
menimbulkan reaksi inflamasi serta
terjadi akibat dilepaskannya me-
diator seperti leukotrin, interleukin,
Shigella juga memroduksi toksin
shiga yang menimbulkan kerusakan
menimbulkan gejala sistemik seperti
gejala disentri. Bakteri lain bersifat
invasif misalnya Salmonella. Gambar
Diare Akut Pada Dewasa
Disentri Basiler
Shigella dysentrie yang bersifat
sitotoksik. Kuman lain yang
yang secara biologis sangat aktif
meningkatkan sekresi epitel usus
subunit A dan 5 subunit B. Subunit
A1 akan merangsang aktivitas adenil
siklase, meningkatkan konsentrasi
sel vilus serta peningkatan sekresi
klorida dan HCO3 pada sel kripta
mukosa usus.
dengan CT serta heat stabile toxin
Diare Akut Pada Dewasa
cGMP selular, mengaktifkan protein
kinase, fosforilasi protein membran
mikrovili, membuka kanal dan
ST paling tidak sebagian melibatkan
refleks neural ENS. Penelitian
juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT, neurotensin,
kemungkinan penggunaan obat
yang bersifat antisekretorik pada
ES, 2002, Lung E, 2003, Ciesla WP et al,
2003).
gambaran vili usus, permukaan vili
dan sel parietal normal dengan
elektron mikroskop.
Secara sederhana perubahan pada
terjadinya diare ditunjukkan pada
Diare Akut Pada Dewasa
Keterangan: Pada kondisi normal terjadi keseimbangan absorbsi & sekresi cairan.
Gambar 8. Sel epitel yang lepas
Keterangan: Infeksi mukosa saluran cerna menyebabkan pelepasan epitel saluran cerna
Diare Akut Pada Dewasa
menuju permukaan vili, sel ini bersifat
immature, yang menyebabkan fungsi
sempurna, sehingga terjadi diare.
Diare Akut Pada Dewasa
35 ETIOLOGI DIARE AKUT
Infeksi dan non infeksi.
1. Virus
akut:
pada manusia. Serotype 3 dan 4
didapati pada hewan dan
didapati hanya pada hewan.
Norwalk virus : terdapat pada
person to person.
heat stabile (ST) yang
menyebabkan sekresi cairan dan
menyebabkan kerusakan dari
mengganggu permukaan absorbsi
dan aktifitas disakaridase.
Enteroaggregative E.coli (EAggEC).
babkan perubahan morfologi yang
tetapi sitotoksin mungkin
Shiga-like toxin yang menim-
bulkan edema dan perdarahan
berlanjut menjadi hemolytic-
epitel kolon, menyebabkan
toxin) yang bersifat sitotoksik
dan neurotoksik dan mungkin
feses hewan melalui makanan
kadang infeksi dapat menyebar
melalui kontak langsung person
to person. C.jejuni mungkin
usus besar. Ada 2 tipe toksin
yang dihasilkan, yaitu cytotoxin
terkontaminasi oleh bakteri ini
Diare Akut Pada Dewasa
Penemuan terakhir adanya
endemisitas yang tinggi, giardiasis
dapat berupa asimtomatis, kronik,
malabsorbsi. Di daerah dengan
endemisitas rendah, dapat terjadi
terpapar dengan manifestasi diare
epigastrik dan anoreksia. Kadang-
dan gembung.
laki-laki dewasa. Kira-kira 90%
sampai disentri yang fulminant.
Cryptosporidium. Di negara yang
Infeksi biasanya simtomatik pada
dengan tipe watery diarrhea,
ringan dan biasanya self-limited.
Pada penderita dengan gangguan
sistim kekebalan tubuh seperti
terhadap beberapa jenis
darah dapat menimbulkan diare
menimbulkan diare.
menimbulkan kelainan pada
Diare Akut Pada Dewasa
nyeri abdomen.
menimbulkan bloody diarrhea
dan nyeri abdomen.
2000, Tantivanich S, 2002,
ditimbulkan oleh berbagai mikro-
45
Tabel 2. Tipe Diare Yang Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Tantivanich S, 2002 dengan modifikasi)
Enteropatogen Acute Watery
(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)
(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)
(+) (+)
(+) (+)
(-) (-)
(-) (-)
(-) (-)
(-) (-)
(+) (+) (+) (+) (+)
(+)
(-) (+) (-) (-) (-)
(-)
(+) (+) (+) (+) (+)
(+)
(-) (-)
(+) (-)
(-) (+)
(-) (+)
(+) (+)
(+) (+)
disertai keadaan muntah-muntah
Diare yang berlangsung beberapa
waktu tanpa penanggulangan medis
yang adekuat dapat menyebabkan
kematian karena kekurangan cairan
di badan yang mengakibatkan
renjatan hipovolemik atau karena
deplesi air yang isotonik.
mengeluarkan asam karbonas agar
keadaan asidosis metabolik yang
Gangguan kardiovaskular pada
darah menurun sampai tidak
pucat, ujung-ujung ekstremitas
Diare Akut Pada Dewasa
Penurunan tekanan darah akan
Bila keadaan ini tidak segera diatasi
akan timbul penyulit berupa
keadaan asidosis metabolik menjadi
pembagian darah dengan pemusatan
paru-paru. Observasi ini penting
karena dapat menyebabkan edema
rehidrasi cairan intravena tanpa
Sirivichayakul C, 2002, Pitisuttithum
ada diare akut, yang penting adalah pemeriksaan feses rutin
yang segera dilakukan dengan mengambil sedikit feses dengan pewarnaan eosin, dan diperiksa dibawah mikroskop. Dengan pemeriksaan feses rutin dapat ditemukan: erirosit, leukosit pada disentri. Juga bisa ditemukan tropozoit amuba pada disentri amuba, giardia lamblia pada giardiasis. Berbagai telur cacing juga dapat ditemukan yang mungkin sebagai penyebab diare, seperi telur trichuris. Kultur feses hanya dilakukan pada dugaan kasus diare tertentu seperti kolera dengan mengambil sediaan rectal swab dengan media tertentu, atau pada kasus diare salmonellosis dengan pemeriksaan kultur salmonella.
P
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya leukosit. Feses biasanya tidak mengandung leukosit, jika ada itu dianggap sebagai penanda inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi. Karena netrofil akan berubah, sampel harus diperiksa sesegera mungkin. Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella, Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45% - 95% tergantung dari jenis patogennya (Lung E, 2003).
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin. Laktoferin adalah glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil, keberadaannya dalam feses menunjukkan inflamasi kolon. Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI. Pada suatu studi, laktoferin feses, dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks
Diare Akut Pada Dewasa
yang tersedia secara komersial, sensitifitas 83 – 93 % dan spesifisitas 61 – 100 % terhadap pasien dengan Salmonella, Campilobakter, atau Shigella spp, yang dideteksi dengan biakan feses (Turgeon DK, 2001). Untuk mengetahui mikroorganisme
penyebab diare akut dilakukan
menunjukkan adanya mikroorganisme
tertentu sesuai dengan mikro-
dan pemeriksaan laboratorium rutin.
Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain, diare berat, suhu tubuh > 38,50C, adanya darah dan/atau lendir pada feses, ditemukan leukosit pada feses, laktoferin, dan diare persisten yang belum mendapat antibiotik (Procop GW, 2003).
Diare Akut Pada Dewasa
52
Biakan feses harus dilakukan pada setiap pasien tersangka atau men- derita diare inflamasi berdasarkan klinis dan epidemiologis. Pasien dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157: H7 (Ciesla WP, 2003, Jones ACC & Farthing MJG, 2004). Pasien dengan diare berat, demam, nyeri abdomen, atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum, kreatinin, analisa gas darah dan pemeriksaan darah lengkap (Manatsathit S, 2002, Nelwan RHH, 2001, Rani HAA, 2002). Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.
Diare Akut Pada Dewasa
Pendekatan umum Diare akut infeksi
bakteri baik diagnosis dan terapeutik
terlihat pada gambar 7.
Assess - Duration (>1 day) - Severity (dehydration,
fever, blood, wt.loss)
YES
Explore History of : Fever, tenesmus Blood Seafood Antibiotic use Wt. loss
Travel Otbreak
NONINFLAMMATORY (No WBC)
Ex: Vibrio (cholerae et al) E.coli (LT, ST) C.perfringens S.aureus
B.cereus
continued illnesses) Ex: Shigella
Culture for :
Diare Akut Pada Dewasa
1. Malabsorpsi 2. Alergi makanan/minuman 3. Keracunan makanan 4. Imunodefisiensi 5. Penyebab lain: stres emosional
Malabsorbsi dan Imunodefisiensi Diare akut yang disebabkan oleh malabsorbsi biasanya adalah malabsorbsi terhadap laktosa dan lemak. Imunodefisiensi yang sering berkaitan dengan penurunan daya tahan tubuh seperti pada kasus infeksi HIV dan AIDS. Kedua penyebab diare diatas sering berlanjut menjadi diare kronik, karena adanya underlying disease yang memerlukan penanganan khusus.
Diare Akut Pada Dewasa
Alergi makanan/minuman Berbagai jenis makanan/minuman dapat menimbulkan diare akut pada orang tertentu yang rentan yang bersifat individual. Biasanya diare timbul dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah mengonsumsi makanan/minuman tersebut. Berba- gai jenis makanan/minuman yang dapat menimbulkan diare akut adalah: • Berbagai jenis roti dan sereal • Buah-buahan segar maupun yang
diawetkan (kecuali pisang) • Berbagai jenis jus buah • Kacang-kacangan • Sayuran mentah • Minuman kaleng • Makanan berlemak • Minuman yang mengandung
alkohol, kafein dan teh • Berbagai jenis susu dan produk
susu • Makanan pedas • Makanan gorengan
Diare Akut Pada Dewasa
Keracunan Makanan/minuman Diare akut yang disebabkan oleh keracunan makanan atau minuman biasanya berkaitan dengan kontaminasi makanan/minuman oleh berbagai jenis bakteri atau jamur yang menghasilkan toksin atau zat kimia yang menimbulkan diare. Disamping menimbulkan diare juga sering disertai dengan muntah serta dehidrasi.
Stres emosional Kondisi itu bersifat individual yang mudah mengalami stress dengan manifestasi diare akut. Biasanya bersifat sementara dan hilang tanpa pengobatan, bila faktor penyebab stres sudah teratasi.
Diare Akut Pada Dewasa
tubuh pasien yang kekurangan
terjadi dehidrasi, maka penanganan
utamanya adalah pemberian cairan
pengganti secara oral maupun
2. Dehidrasi sedang (kehilangan
3. Dehidrasi berat (kehilangan
S
sirkulasi darah/nadi normal,
sirkulasi darah/nadi cepat (120-
cekung, turgor/tonus agak
berkurang, kencing sedikit.
apatis/koma, ada rasa haus,
sirkulasi darah/nadi cepat sekali
Diare Akut Pada Dewasa
nilai hematokrit yang mencerminkan
kepekatan darah dalam sirkulasi.
dari 50%), menunjukkan dehidrasi.
Atau terjadi peningkatan nilai
sebelumnya. Pemeriksaan lainnya
klinis pasien dan ketersediaan
fasilitas pemeriksaan yang ada,
seperti: peningkatan berat jenis
plasma, peningkatan protein total,
kelainan pada pemeriksaan Analisa
Gas Darah Arteri (AGDA/Astrup)
yang dapat menunjukkan keadaan
asidosis metabolik bila terjadi
keadaan hipovolemik yang lama
sehingga timbul kegagalan ginjal
Diare Akut Pada Dewasa
meningkat karena hemokonsentrasi
untuk melihat adanya gangguan
elektrolit, terutama natrium dan
kalium. Umumnya natrium dan
keadaan metabolik asidosis.
sakit.
tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya,
maka kehilangan air diperkirakan
BB 50 kg maka defisit air sekitar 1
liter (1000 ml).
tanpa air dan ada rasa haus, mulut
kering, oligura, maka defisit air
diperkirakan 6% (3.000 ml) pada
orang dengan BB 50 kg.
Bila ada tanda-tanda di atas ditam-
bah dengan kelemahan fisik yang
nyata, perubahan mental seperti
air sekitar 7-14% atau sekitar 3,5-7
liter pada orang dengan BB 50 kg.
Cara 2 :
maka kehilangan BB 4 kg pada fase
akut sama dengan defisit air 4 liter.
Diare Akut Pada Dewasa
dengan penurunan konsentrasi
dihitung dengan rumus :
Dimana:
normal, biasanya 60% dari
perempuan.
Diare Akut Pada Dewasa
dan kadar natrium plasma sekarang
162 mEq/L, maka:
(X) = 37 L
Setengah dari defsisit cairan
Kemudian dinilai respon klinis
tekanan darah meningkat, nadi
kira 50 cc dalam 1 jam), maka defisit
cairan selebihnya diberikan dalam 4
jam. Perlu ditambahkan pada
maintenance jumlah cairan yang
yang sudah stabil kembali jatuh ke
dehidrasi kembali akibat tidak di
follow up kehilangan cairan yang
berlangsung saat penanganan
diberikan, taksiran jumlah cairan
serta volume urine dicatat pada
status pasien dan catatan perawatan.
Penanganan yang cepat dan tepat
pada jam pertama dapat mencegah
komplikasi hipovolemik pada ginjal
akut dengan metabolik asidosis.
pada tabel 3.
Gejala klinis Skor
Kesadaran apatis 1
Tensi sistolik kurang atau sama dgn 90 mmHg 2
Nadi lebih atau sama dgn 120/menit 1
Napas Kussmaul (lebih dari 30/menit) 1
Turgor kulit kurang 1
Sianosis 2
Diare Akut Pada Dewasa
Skor/15 x 10% BB (kg) x 1 liter
Pemilihan Cairan
Ringer laktat atau Ringer asetat. Bila
kedua jenis cairan tersebut tidak ada,
dapat juga diberikan larutan NaCl
0,9%, Ringer solution, atau larutan
elektrolit komersil lainnya. Hindari
pemberian Dekstrosa, karena tidak
adang kala, kondisi lapangan,
jumlah pasien yang ditangani,
serta keterbatasan tenaga kesehatan
itu perlu diketahui perhitungan
praktis pemberian cairan sebagai
dilanjutkan 5 ml/Kg BB 1 -2 jam
berikutnya, dan seterusnya
K
ml/Kg BB dalam 15 menit sampai 30
menit. Bila ada perbaikan klinis,
dilanjutkan 5 ml/Kg BB 1 – 2 jam
berikutnya, dan seterusnya.
Dehidrasi Berat/Syok Hipovolemik
dilanjutkan 10 ml/Kg BB 1 - 2 jam
berikutnya, dan seterusnya
berikutnya. Bila setelah pemberian 1
jam pertama belum ada perbaikan
klinis, diulang pemberian kedua 20
ml/Kg BB dalam 15 menit sampai 30
menit. Bila ada perbaikan klinis,
dilanjutkan 10 ml/Kg BB 1 – 2 jam
berikutnya, dan seterusnya 5 ml/Kg
Diare Akut Pada Dewasa
seterusnya.
kebutuhan. Bila diperlukan, boleh
kondisi klinis stabil.
selalu terjadinya singkat bila
tanpa komplikasi, dan kadang-
kadang sembuh sendiri meskipun
tanpa pengobatan. Tidak jarang
Procop GW, 2003). Biasanya
penderita baru mencari pertolongan
dalam frekwensi buang air besar
ataupun jumlah feses yang
supportive atau fluid replacement
atau dengan Oral Rehidration
diperlukan obat simtomatik untuk
Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi Procop GW, 2003)
Indikasi Pemberian Antibiotik
Kuinolon 3 – 5 hari
Kotrimoksazole 3 – 5 hari
Diare Akut Pada Dewasa
Diare persisten (kemungkinan Giardiasis)
Shigellosis Kotrimoksazole atau Kuinolon selama 3 hari
Intestinal Salmonellosis
ETEC Terapi sebagai Traveler’s diarrhea
EIEC Terapi sebagai Shigellosis
Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery
Aeromonas diarrhea
Diare Akut Pada Dewasa
Pilihan Antibiotik
dysentri.Pada kasus berat : Ceftriaxon IV 1 g/6 jam selama 5 hari
Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari.
Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari
Intestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 – 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps:
Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari
Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised :
Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari
Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160/800 7 hari
Diare Akut Pada Dewasa
dan membantu pemulihan enterosit
Obat-obatan yang bersifat anti-
dengan sindroma disentri yang
disertai demam. Beberapa golongan
pertimbangan klinis yang matang
yang diberikan.
Loperamid, Difenoksilat, Kaolin,
Obat-obat Probiotik yang merupakan
digunakan untuk mengatasi diare
dengan menjaga atau menormalkan
klinis belum dapat merekomendasikan
umum. Probiotik meliputi
tersedia di bawah nama hidrasec
sebagai generasi pertama jenis obat
baru anti diare yang dapat pula
digunakan lebih aman pada anak
(Nelwan RHH, 2001).
kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil). Penggunaan kodein
2 – 4 mg/ 3 – 4x sehari dan lomotil
5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok
obat tersebut meliputi pengham-
batan propulsi, peningkatan absorbsi
cairan sehingga dapat memperbaiki
konsistensi feses dan mengurangi
frekwensi diare. Bila diberikan
cukup aman dan dapat mengurangi
frekwensi defekasi sampai 80%. Bila
diare akut dengan gejala demam dan
sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan.
subsalisilat, pektin, kaolin, atau
smektit diberikan atas dasar
menyeap bahan infeksius atau
toksin-toksin. Melalui efek tersebut
dapat merangsang sekresi elektrolit.
Karaya (Strerculia), Ispraghulla,
frekwensi dan konsistensi feses
tetapi tidak dapat mengurangi
kehilangan cairan dan elektrolit.
Diare Akut Pada Dewasa
tablet (Wingate D et al, 2001).
Probiotik
Lactobacillus dan Bifidobacteria atau
yang positif karena berkompetisi
cerna. Syarat penggunaan dan
P et al, 2003).
Diare Akut Pada Dewasa
ehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi
utama, terutama pada usia lanjut dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara men- dadak sehingga terjadi syok hipovolemik yang cepat. Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan asidosis metabolik.
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis, sehingga syok hipovolemik yang terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang selanjutnya terjadi gagal multi organ. Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian cairan tidak adekuat sehingga tidak tercapai rehidrasi yang optimal (Umar Zein, 2003).
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan
K
82
terbanyak oleh EHEC. Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal, anemia hemolisis, dan trombositopeni 12-14 hari setelah diare. Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare, tetapi penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi.
Sindrom Guillain–Barre, suatu demi- elinasi polineuropati akut, adalah merupakan komplikasi potensial lainnya dari infeksi enterik, khususnya setelah infeksi C. jejuni. Dari pasien dengan Guillain – Barre, 20 – 40 % nya menderita infeksi C. jejuni beberapa minggu sebelumnya. Biasanya pasien menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot pernafasan. Meka- nisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain–Barre tetap belum diketahui.
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter, Shigella, Salmonella, atau Yersinia spp.
Diare Akut Pada Dewasa
dehidrasi ringan, jangan sampai
pasien dalam keadaan dehidrasi
dehidrasi berat. Dan selanjutnya
cepat didiagnosis dan dilakukan
terjadi syok hipovolemik yang
mendukung, dan terapi antimikrobial
infeksius hasilnya sangat baik
dengan morbiditas dan mortalitas
Di Amerika Serikat, mortalits
berhubungan dengan diare infeksius
% yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik.
khususnya selama mengolah
kotoran manusia.
harus diberikan perhatian khusus.
membersihkan makanan, atau air
yang digunakan untuk memasak
ada kecurigaan tentang keamanan
K
sungai, harus diperingatkan untuk
dibersihkan menyeluruh dengan air
atau olahan) sebelum dikonsumsi.
sebagai pupuk pada buah-buahan
produk susu dan jus yang dipasteu-
risasi yang boleh dikonsumsi.
Wabah EHEC terakhir berhubungan
dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi, setelah jatuh dan
yang tersedia adalah untuk kolera,
dan demam tipoid. Vaksin kolera
parenteral kini tidak begitu efektif
dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan. Vaksin oral kolera
imunitasnya lebih panjang. Vaksin
% efektif dan sering memberikan
efek samping. Vaksin parenteral
setiap dua hari selama 4 kali dan
memberikan efikasi yang mirip
dengan dua vaksin lainnya.
Diare Akut Pada Dewasa
praktek sehari-hari. Salah satu
disebabkan oleh berbagai organisme
cacing.
untuk mencari dan mengetahui
sesuai.
89 Kepustakaan
Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New York: Lange Medical Books, 2003. 225 - 68.
Dinas Kesehatan Kota Medan : Data
Survailens Diare Subdin P2P Tahun 2006.
Goldfinger SE : Constipation,
Diarrhea, and Disturbances of Anorectal Function, In : Braunwald, E, Isselbacher, K.J, Petersdorf, R.G, Wilson, J.D, Martin, J.B, Fauci AS (Eds) : Harrison’s Principles of Internal Medicine, 11th Ed. McGraw-Hill Book Company, New York, 1987, 177 – 80.
Diare Akut Pada Dewasa
90
Goroll AH, Mulley AG : Acute and Traveler’s Diarrheas, In : Primary Care Medicine, 4th ed. Lippincort Eilliams &
Wilkin, A Walter Kluwer Company,
Philadepihia, 2000 Bookmark URL: /das/book/view/24549268/
920/1.html/top Guerrant R, Thomas VG, Ted S et al.
Practical Guideline for Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diarrhea 2001;32: 331-50
Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et
al. Practice Guidelines for the Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:331-51.
Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In:
Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al editors. Current
Diare Akut Pada Dewasa
91
Ilnyckyj A : Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult, Gastroenterology Clinics, Volume 30, No.3, WB Saunders Company, September 2001.
Isaulauri E. Probiotics for Infectious
Diarrhoea. Gut 2003; 52: 436-7. Joan B, Stephen C. Acute Infectious
Diarrheal Diseases and Bacterial Food Poisoning. In : Dennis K, Anthony F, Longo D et al. Harrison’s Principle of Internal Medicine, Vol 1, 16th edition, McGraw-Hill, New York, 2005. p.754-9
Jones ACC, Farthing MJG.
Kolopaking MS. Penatalaksanaan
Diare Akut Pada Dewasa
92
Alwi I, Bawazier LA, Kolopaking MS, Syam AF, Gustaviani, editor. Prosiding Simposium Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2002. 52-70.
Lung E, Acute Diarrheal Disease. In:
Friedman SL, McQuaid KR, Grendell JH, editors. Current Diagnosis and Treatment in
Gastroenterology. 2 nd
Nelwan RHH. Penatalaksanaan Diare
Dewasa di Milenium Baru. Dalam: Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI, dkk, Editor. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001. Jakarta: Pusat Informasi Penerbitan
Diare Akut Pada Dewasa
Pitisuttithum P : Acute Dysentry,
DTM&H Course 2002, Faculty of Tropical Medicine, Mahidol University, Bangkok, Thailand.
Procop GW, Cockerill F. Enteritis
Caused by Escherichia coli & Shigella & Salmonella Species. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK,et al, Editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease, New York: Lange Medical Books, 2003. 584 - 66.
Procop GW, Cockerill F. Vibrio &
Campylobacter. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al, Editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease, New York: Lange Medical Books, 2003. 603 - 13.
Diare Akut Pada Dewasa
94
Rani HAA. Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa. Dalam: Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI, dkk, Editor. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002. Jakarta: Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI, 2002. 49-56.
Schiller LR : Diarrhea, Medical Clinics
of North America, Vol.84, No.5, September 2000.
Setiawan, B: Diare Akut Karena
Infeksi. Dalam: Sudoyo A, Setiohadi B, Idrus A, Simadibrata M , Setiati S : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, 2006. h,1794-8
Sirivichayakul C: Acute Diarrhea in
Children, In : Tropical Pediatrics for DTM&H 2002, Faculty of
Diare Akut Pada Dewasa
Soewondo ES. Penatalaksanaan diare
akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea). Dalam : Suharto, Hadi U, Nasronudin, editor. Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi. Surabaya: Airlangga University Press, 2002. 34 – 40.
Suthisarnsuntorn U: Bacteria Causing
Diarrheal Diseases & Food Poisoning, DTM&H Course 2002, Faculty of Tropical Medicine, Mahidol University, Bangkok, Thailand.
Tantivanich S: Viruses Causing
Diare Akut Pada Dewasa
Infectious Diarrhea, N Engl J Med 2004; 35 : 38-47
Thielman NM, Guerrant RL. Acute
Infectious Diarrhea. N Engl J Med 2004;350:1: 38-47.
Tjaniadi P, Lesmana M, Subekti D, et
al. Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia. Am J Trop Med Hyg 2003; 68(6): 666-10.
Turgeon DK, Fritsche, T.R :
Diare Akut Pada Dewasa
97
Wingate D, Phillips SP, Lewis SJ, et al : Guidelines for adults on self- medication for the treatment of acute diarrhoea, Aliment Pharmacol Ther, 2001: 15;771- 82.
Zein, U. Gastroenteritis Akut pada
*****
USU Press Art Design, Publishing & Printing Gedung F, Jl. Universitas No. 9, Kampus USU Medan, Indonesia Terbitan Pertama 2011 © USU Press 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN 979 458 540 8
Alamat Distributor : Jl. Mustang, The Palace P.T. SOFMEDIA Residence, Blok B, No.
39, Medan Polonia Jl. Ibus Raya, No. 110,
Medan.
Diterbitkan & dicetak oleh: USU Press
Diare Akut Pada Dewasa
menghimpun pengetahuan teori dan
dalam praktik sehari-hari. Dapat
menjadi bahan bacaan bagi
diharapkan dapat dengan mudah
dibawa-bawa oleh para mahasiswa
sebagai referensi.
masukan dari pembaca sangat
Diare Akut Pada Dewasa
berikan petunjuk dan hidayahnya
Amin.
Penulis,
Tropik dan Infeksi Indonesia (PB PETRI)
Diare Akut merupakan masalah
Menurut Laporan Nasional Riset
Kesehatan Dasar Indonesia tahun
bangan Kesehatan Kementerian
ISPA 25,5%. Penyakit Diare
berkaitan langsung dengan tingkat
baik untuk mendiagnosis dan
menangani pasien diare khususnya
Diare Akut Pada Dewasa
akan bisa memberikan komplikasi
yang berat bahkan kematian.
Pengurus Pusat Perhimpunan Peneliti
Penyakit Tropik & Infeksi Indonesia
menghargai diterbitkannya Buku Saku
oleh Dr.dr. Umar Zein, DTM&H., Sp.PD-
KPTI. Buku ini cukup lengkap sebagai
pedoman untuk Diagnosis dan
Kami percaya bahwa buku ini akan
sangat bermanfaat bagi kita semua
para praktisi klinik untuk menambah
kemampuan dalam penanganan
dewasa.
Ketua Umum Pengurus Pusat
Perhimpunan Peneliti Penyakit Tropik
Diare Akut Pada Dewasa
Dewasa yang ditulis oleh saudara
DR.Dr.Umar Zein, DTM&H., Sp.PD.,
KPTI, ketua MEU FK UNPRI yang
bermanfaat bukan saja bagi
mahasiswa kedokteran, tapi juga
sehari-hari.
Perguruan Tinggi.
definisi, anamnesis, etiologi, pem-
sehingga dapat menambah per-
dosen FK UNPRI.
Daftar Isi | ix
Patofisiologi Diare Akut | 22
Etiologi Diare Akut | 35
patogenesisnya, gejala ikutan , menegakkan diagnosa etiologi,
pengobatan rehidrasi dan pengobatan spesifik dan
perawatannya, serta komplikasi.
dewasa
Memahami dan mampu melaksana-
Memberikan pengobatan spesifik
Mengenali dan mengatasi
datang dibawa keluarganya dengan
dua hari. Mencret lebih dari 10 kali
sehari dengan volume cairan
mulas dan tidak ada demam. Muntah
dialami 3 kali dalam sehari ini. Pada
pemeriksaan fisik, pasien tampak
lemah, pernafasan 20x/menit, suhu
merupakan tanda dan gejala
penderita. Namun, bila terjadi
komplikasi akibat dehidrasi atau
toksik menyebabkan morbiditas dan
mortalitas, meskipun penyebab dan
maupun parenteral secara simultan
dengan kausal memberikan hasil
yang menimbulkan dehidrasi sedang
karena berulang kali buang air besar
merupakan suatu keadaan/kondisi
infeksius di Amerika setiap
tahunnya yang merupakan penyebab
di seluruh dunia (Joan B, 2005).
WHO memperkirakan ada sekitar 4
miliar kasus diare akut setiap tahun
dengan mortalitas 3-4 juta pertahun.
Bila angka itu diterapkan di
Indonesia, setiap tahun sekitar 100
juta episode kejadian diare akut pada
orang dewasa per tahun.
Di Amerika Serikat, diperkirakan
setiap tahunnya yang mana 73 juta
kasus diantaranya berkonsultasi ke
rumah sakit dan 3.100 kasus
diantaranya mengalami kematian
L
merupakan penyebab kematian ter-
atau rata-rata 12.600 kematian
Di kota Medan, tercatat 42.050 kasus
diare yang berobat ke 39 Puskesmas
dan RSUD Pirngadi sepanjang tahun
2006 (DKK Medan, 2006).
Selain menyebabkan angka kematian
Amerika Serikat, pada tahun 2003
diperkirakan dikeluarkan biaya
pengobatan 99 juta kasus diare
dimana 250.000 kasus diantaranya
Diare Akut Pada Dewasa
mendapatkan E. coli sebagai
penyebab tersering diare akut
Diare akut merupakan penyakit
dunia setelah ISPA (Goldfinger SE,
1987).
tidak spesifik. Namun selalu
berhubungan dengan hal-hal berikut:
adanya traveling (domestik atau
menunjukkan adanya proses
mekanisme enterotoksisn. Sebalik-
Diare Akut Pada Dewasa
karakteristik suatu etiologi infeksi.
Beberapa jenis toksin yang
(Setiati S, 2006).
Mengingat tingginya morbiditas,
cepat dari pihak penyelenggara
pelayanan kesehatan untuk menga-
dapat lebih tepat sasaran dan efisien.
Diare Akut Pada Dewasa
7 DEFINISI DIARE AKUT
iare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan
feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, di sebut sebagai Diare Akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, maka digolongkan pada Diare Kronik. Pada feses dapat dijumpai lendir, darah, atau pus. Gejala ikutan dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam dan tanda-tanda dehidrasi (Goldfinger SE, 1987, Ilnyckyj A, 2001, Turgeon DK et al 2001).
D
dan tanda gangguan kesehatan
mengalaminya selama kehidupan-
untuk mengenal jenis dan
adalah:
Diare yang dialami kurang dari 2
minggu, digolongkan dalam diare
akut, sedangkan diare yang
D
penyebab diare tersebut yang
dan lain sebagainya.
2. Frekwensi Diare
dalam sehari. Adakalanya pasien
mengeluhkan buang air besar
dengan bentuk feses yang normal
(berbentuk), tidak cair ; ini tidak
digolongkan diare. Atau bisa jadi
frekwensinya kurang dari 3 kali
Diare Akut Pada Dewasa
banyak dari ampas dan
ini dapat digolongkan diare.
klinik dan praktik sehari-hari
adalah BAB dengan konsistensi
kali sehari, dan berlangsung lebih
dari satu hari.
3. Volume Feses
mengarahkan kita untuk
dengan dominan cair (watery
Diare Akut Pada Dewasa
halus, sedangkan bila sebaliknya,
lebih dominan ampasnya, dugaan
besar (kolon). Disamping itu,
menanyakan volume feses tiap
kali BAB, meskipun hanya
taksiran umum pasien, misalnya
(meskipun pasien tak pernah
mengukurnya), atau lebih banyak
lagi, akan membantu kita
menaksir, berapa volume cairan
akan membantu kita mengira-
diberikan melalui infus, bila
pasien telah mengalami dehidrasi.
Misalnya, pasien mengalami diare
kira-kira 2 gelas perkali BAB dan
berlangsung selama 3 hari, maka
Diare Akut Pada Dewasa
keluar melalui BAB adalah 30 x
200 cc = 6.000 cc atau 6 liter. Bila
pasien tidak minum banyak, apalagi
ada mual dan muntah, tentunya
pasien sudah mengalami dehidrasi
sedang sampai berat, dan
akan jumlah kehilangan cairan
dapat mengarahkan kita kepada
Diare Akut Pada Dewasa
diare yang disebabkan salmonella
terpisah dari feses dan disertai
lendir (mukus) akibat disentri
akibat infeksi cacing cambuk
(Trichuris trichuria) atau cacing
Schistosoma. Feses yang berwarna
biasanya akibat melena yang
Salmonellosis (Zein, doc).
5. Bau Feses
Adakalanya pasien menyampai-
Misalnya feses encer berwarna
berbau amis seperti bau sperma,
merupakan karakteristik pada
diare akibat kolera.
demam, biasanya ada infeksi
sistemik oleh virus seperti
influenza, campak, varisela atau
bakteri seperti shigella. Tidak
penjajakan diagnosis ditujukan
keadaan dehidrasi pada pasien.
sendi yang menyertai diare
sebagai manifestasi gejala toksik
Diare Akut Pada Dewasa
akut, karena kadangkala pasien
disertai dengan muntah, akan
sulit melakukan rehidrasi secara
oral, sehingga perlu pemberian
cairan parenteral untuk menga-
mencari etiologi diarenya.
berhubungan dengan inflamma-
mengonsumsi makanan yang
disebabkan oleh infeksi,
(Schiller LR, 2000).
akut berdasarkan proses
Inflamatory, Non inflammatory, dan
Penetrating (Ilnyckyi A, 2001,
Inflamatory diarrhea akibat proses
dengan manifestasi sindroma
Bloody diarrhea). Biasanya gejala
abdominal seperti mulas sampai
tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan
tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir dan/atau darah,
secara mikroskopis didapati leukosit
V.parahaemolitycus, C.difficile, dan
adalah akibat adanya enterotoksin
yang mengakibatkan diare cair
dengan Watery diarrhea. Keluhan
abdominal biasanya minimal atau
Diare Akut Pada Dewasa
segera mendapat cairan pengganti.
tidak ditemukan leukosit. Mikro-
disebut juga Enteric fever, Chronic
Septicemia, dengan gejala klinis diare
disertai demam. Pada pemeriksaan
mononuclear. Mikrooragnisme pe-
Karakteristik Non
dibagi menjadi kelompok osmotik,
sekretorik, eksudatif dan gangguan
ada bahan yang tidak dapat diserap
meningkatkan osmolaritas dalam
sehingga terjadi diare. Contohnya
garam magnesium.
terjadi akibat toksin yang
dikeluarkan bakteri misalnya toksin
laksatif non osmotik. Beberapa
sekretorik.
seperti gluten sensitive enteropathy,
akibat radiasi. Gambar 2
Patofisiologi lain adalah akibat
gangguan motilitas yang menga-
lebih cepat. Hal ini terjadi pada
keadaan tirotoksikosis, sindroma
Diare dapat terjadi akibat lebih dari
satu mekanisme. Pada infeksi bakteri
paling tidak ada dua mekanisme
yang bekerja, peningkatan sekresi
Diare Akut Pada Dewasa
usus. Infeksi bakteri menyebabkan
inflamasi dan mengeluarkan toksin
yang menyebabkan terjadinya diare.
Infeksi bakteri yang invasif
patogen meliputi penempelan
tanpa kerusakan mukosa, invasi
mukosa, dan produksi enterotoksin
mekanisme tersebut untuk dapat
mengatasi pertahanan mukosa usus.
Diare Akut Pada Dewasa
atas lebih dari 7 jenis, disebut juga
sebagai colonization factor antigen
pada enteropatogen seperti
EPEC adherence factor (EAF),
pada infeksi EPEC ini dan diare
terjadi akibat shiga like toxin.
Mekanisme adhesi yang ketiga
terlihat pada jenis kuman
Diare Akut Pada Dewasa
multiplikasi di dalam fagosom dan
menyebar ke sel epitel sekitarnya.
Invasi dan multiplikasi intraseluler
menimbulkan reaksi inflamasi serta
terjadi akibat dilepaskannya me-
diator seperti leukotrin, interleukin,
Shigella juga memroduksi toksin
shiga yang menimbulkan kerusakan
menimbulkan gejala sistemik seperti
gejala disentri. Bakteri lain bersifat
invasif misalnya Salmonella. Gambar
Diare Akut Pada Dewasa
Disentri Basiler
Shigella dysentrie yang bersifat
sitotoksik. Kuman lain yang
yang secara biologis sangat aktif
meningkatkan sekresi epitel usus
subunit A dan 5 subunit B. Subunit
A1 akan merangsang aktivitas adenil
siklase, meningkatkan konsentrasi
sel vilus serta peningkatan sekresi
klorida dan HCO3 pada sel kripta
mukosa usus.
dengan CT serta heat stabile toxin
Diare Akut Pada Dewasa
cGMP selular, mengaktifkan protein
kinase, fosforilasi protein membran
mikrovili, membuka kanal dan
ST paling tidak sebagian melibatkan
refleks neural ENS. Penelitian
juga menyebabkan pelepasan berbagai
sekretagok seperti 5-HT, neurotensin,
kemungkinan penggunaan obat
yang bersifat antisekretorik pada
ES, 2002, Lung E, 2003, Ciesla WP et al,
2003).
gambaran vili usus, permukaan vili
dan sel parietal normal dengan
elektron mikroskop.
Secara sederhana perubahan pada
terjadinya diare ditunjukkan pada
Diare Akut Pada Dewasa
Keterangan: Pada kondisi normal terjadi keseimbangan absorbsi & sekresi cairan.
Gambar 8. Sel epitel yang lepas
Keterangan: Infeksi mukosa saluran cerna menyebabkan pelepasan epitel saluran cerna
Diare Akut Pada Dewasa
menuju permukaan vili, sel ini bersifat
immature, yang menyebabkan fungsi
sempurna, sehingga terjadi diare.
Diare Akut Pada Dewasa
35 ETIOLOGI DIARE AKUT
Infeksi dan non infeksi.
1. Virus
akut:
pada manusia. Serotype 3 dan 4
didapati pada hewan dan
didapati hanya pada hewan.
Norwalk virus : terdapat pada
person to person.
heat stabile (ST) yang
menyebabkan sekresi cairan dan
menyebabkan kerusakan dari
mengganggu permukaan absorbsi
dan aktifitas disakaridase.
Enteroaggregative E.coli (EAggEC).
babkan perubahan morfologi yang
tetapi sitotoksin mungkin
Shiga-like toxin yang menim-
bulkan edema dan perdarahan
berlanjut menjadi hemolytic-
epitel kolon, menyebabkan
toxin) yang bersifat sitotoksik
dan neurotoksik dan mungkin
feses hewan melalui makanan
kadang infeksi dapat menyebar
melalui kontak langsung person
to person. C.jejuni mungkin
usus besar. Ada 2 tipe toksin
yang dihasilkan, yaitu cytotoxin
terkontaminasi oleh bakteri ini
Diare Akut Pada Dewasa
Penemuan terakhir adanya
endemisitas yang tinggi, giardiasis
dapat berupa asimtomatis, kronik,
malabsorbsi. Di daerah dengan
endemisitas rendah, dapat terjadi
terpapar dengan manifestasi diare
epigastrik dan anoreksia. Kadang-
dan gembung.
laki-laki dewasa. Kira-kira 90%
sampai disentri yang fulminant.
Cryptosporidium. Di negara yang
Infeksi biasanya simtomatik pada
dengan tipe watery diarrhea,
ringan dan biasanya self-limited.
Pada penderita dengan gangguan
sistim kekebalan tubuh seperti
terhadap beberapa jenis
darah dapat menimbulkan diare
menimbulkan diare.
menimbulkan kelainan pada
Diare Akut Pada Dewasa
nyeri abdomen.
menimbulkan bloody diarrhea
dan nyeri abdomen.
2000, Tantivanich S, 2002,
ditimbulkan oleh berbagai mikro-
45
Tabel 2. Tipe Diare Yang Ditimbulkan Oleh Enteropatogen (Tantivanich S, 2002 dengan modifikasi)
Enteropatogen Acute Watery
(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-)
(-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (-)
(+) (+)
(+) (+)
(-) (-)
(-) (-)
(-) (-)
(-) (-)
(+) (+) (+) (+) (+)
(+)
(-) (+) (-) (-) (-)
(-)
(+) (+) (+) (+) (+)
(+)
(-) (-)
(+) (-)
(-) (+)
(-) (+)
(+) (+)
(+) (+)
disertai keadaan muntah-muntah
Diare yang berlangsung beberapa
waktu tanpa penanggulangan medis
yang adekuat dapat menyebabkan
kematian karena kekurangan cairan
di badan yang mengakibatkan
renjatan hipovolemik atau karena
deplesi air yang isotonik.
mengeluarkan asam karbonas agar
keadaan asidosis metabolik yang
Gangguan kardiovaskular pada
darah menurun sampai tidak
pucat, ujung-ujung ekstremitas
Diare Akut Pada Dewasa
Penurunan tekanan darah akan
Bila keadaan ini tidak segera diatasi
akan timbul penyulit berupa
keadaan asidosis metabolik menjadi
pembagian darah dengan pemusatan
paru-paru. Observasi ini penting
karena dapat menyebabkan edema
rehidrasi cairan intravena tanpa
Sirivichayakul C, 2002, Pitisuttithum
ada diare akut, yang penting adalah pemeriksaan feses rutin
yang segera dilakukan dengan mengambil sedikit feses dengan pewarnaan eosin, dan diperiksa dibawah mikroskop. Dengan pemeriksaan feses rutin dapat ditemukan: erirosit, leukosit pada disentri. Juga bisa ditemukan tropozoit amuba pada disentri amuba, giardia lamblia pada giardiasis. Berbagai telur cacing juga dapat ditemukan yang mungkin sebagai penyebab diare, seperi telur trichuris. Kultur feses hanya dilakukan pada dugaan kasus diare tertentu seperti kolera dengan mengambil sediaan rectal swab dengan media tertentu, atau pada kasus diare salmonellosis dengan pemeriksaan kultur salmonella.
P
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya leukosit. Feses biasanya tidak mengandung leukosit, jika ada itu dianggap sebagai penanda inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi. Karena netrofil akan berubah, sampel harus diperiksa sesegera mungkin. Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella, Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45% - 95% tergantung dari jenis patogennya (Lung E, 2003).
Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin. Laktoferin adalah glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil, keberadaannya dalam feses menunjukkan inflamasi kolon. Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang minum ASI. Pada suatu studi, laktoferin feses, dideteksi dengan menggunakan uji agglutinasi lateks
Diare Akut Pada Dewasa
yang tersedia secara komersial, sensitifitas 83 – 93 % dan spesifisitas 61 – 100 % terhadap pasien dengan Salmonella, Campilobakter, atau Shigella spp, yang dideteksi dengan biakan feses (Turgeon DK, 2001). Untuk mengetahui mikroorganisme
penyebab diare akut dilakukan
menunjukkan adanya mikroorganisme
tertentu sesuai dengan mikro-
dan pemeriksaan laboratorium rutin.
Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain, diare berat, suhu tubuh > 38,50C, adanya darah dan/atau lendir pada feses, ditemukan leukosit pada feses, laktoferin, dan diare persisten yang belum mendapat antibiotik (Procop GW, 2003).
Diare Akut Pada Dewasa
52
Biakan feses harus dilakukan pada setiap pasien tersangka atau men- derita diare inflamasi berdasarkan klinis dan epidemiologis. Pasien dengan diare berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157: H7 (Ciesla WP, 2003, Jones ACC & Farthing MJG, 2004). Pasien dengan diare berat, demam, nyeri abdomen, atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum, kreatinin, analisa gas darah dan pemeriksaan darah lengkap (Manatsathit S, 2002, Nelwan RHH, 2001, Rani HAA, 2002). Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.
Diare Akut Pada Dewasa
Pendekatan umum Diare akut infeksi
bakteri baik diagnosis dan terapeutik
terlihat pada gambar 7.
Assess - Duration (>1 day) - Severity (dehydration,
fever, blood, wt.loss)
YES
Explore History of : Fever, tenesmus Blood Seafood Antibiotic use Wt. loss
Travel Otbreak
NONINFLAMMATORY (No WBC)
Ex: Vibrio (cholerae et al) E.coli (LT, ST) C.perfringens S.aureus
B.cereus
continued illnesses) Ex: Shigella
Culture for :
Diare Akut Pada Dewasa
1. Malabsorpsi 2. Alergi makanan/minuman 3. Keracunan makanan 4. Imunodefisiensi 5. Penyebab lain: stres emosional
Malabsorbsi dan Imunodefisiensi Diare akut yang disebabkan oleh malabsorbsi biasanya adalah malabsorbsi terhadap laktosa dan lemak. Imunodefisiensi yang sering berkaitan dengan penurunan daya tahan tubuh seperti pada kasus infeksi HIV dan AIDS. Kedua penyebab diare diatas sering berlanjut menjadi diare kronik, karena adanya underlying disease yang memerlukan penanganan khusus.
Diare Akut Pada Dewasa
Alergi makanan/minuman Berbagai jenis makanan/minuman dapat menimbulkan diare akut pada orang tertentu yang rentan yang bersifat individual. Biasanya diare timbul dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah mengonsumsi makanan/minuman tersebut. Berba- gai jenis makanan/minuman yang dapat menimbulkan diare akut adalah: • Berbagai jenis roti dan sereal • Buah-buahan segar maupun yang
diawetkan (kecuali pisang) • Berbagai jenis jus buah • Kacang-kacangan • Sayuran mentah • Minuman kaleng • Makanan berlemak • Minuman yang mengandung
alkohol, kafein dan teh • Berbagai jenis susu dan produk
susu • Makanan pedas • Makanan gorengan
Diare Akut Pada Dewasa
Keracunan Makanan/minuman Diare akut yang disebabkan oleh keracunan makanan atau minuman biasanya berkaitan dengan kontaminasi makanan/minuman oleh berbagai jenis bakteri atau jamur yang menghasilkan toksin atau zat kimia yang menimbulkan diare. Disamping menimbulkan diare juga sering disertai dengan muntah serta dehidrasi.
Stres emosional Kondisi itu bersifat individual yang mudah mengalami stress dengan manifestasi diare akut. Biasanya bersifat sementara dan hilang tanpa pengobatan, bila faktor penyebab stres sudah teratasi.
Diare Akut Pada Dewasa
tubuh pasien yang kekurangan
terjadi dehidrasi, maka penanganan
utamanya adalah pemberian cairan
pengganti secara oral maupun
2. Dehidrasi sedang (kehilangan
3. Dehidrasi berat (kehilangan
S
sirkulasi darah/nadi normal,
sirkulasi darah/nadi cepat (120-
cekung, turgor/tonus agak
berkurang, kencing sedikit.
apatis/koma, ada rasa haus,
sirkulasi darah/nadi cepat sekali
Diare Akut Pada Dewasa
nilai hematokrit yang mencerminkan
kepekatan darah dalam sirkulasi.
dari 50%), menunjukkan dehidrasi.
Atau terjadi peningkatan nilai
sebelumnya. Pemeriksaan lainnya
klinis pasien dan ketersediaan
fasilitas pemeriksaan yang ada,
seperti: peningkatan berat jenis
plasma, peningkatan protein total,
kelainan pada pemeriksaan Analisa
Gas Darah Arteri (AGDA/Astrup)
yang dapat menunjukkan keadaan
asidosis metabolik bila terjadi
keadaan hipovolemik yang lama
sehingga timbul kegagalan ginjal
Diare Akut Pada Dewasa
meningkat karena hemokonsentrasi
untuk melihat adanya gangguan
elektrolit, terutama natrium dan
kalium. Umumnya natrium dan
keadaan metabolik asidosis.
sakit.
tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya,
maka kehilangan air diperkirakan
BB 50 kg maka defisit air sekitar 1
liter (1000 ml).
tanpa air dan ada rasa haus, mulut
kering, oligura, maka defisit air
diperkirakan 6% (3.000 ml) pada
orang dengan BB 50 kg.
Bila ada tanda-tanda di atas ditam-
bah dengan kelemahan fisik yang
nyata, perubahan mental seperti
air sekitar 7-14% atau sekitar 3,5-7
liter pada orang dengan BB 50 kg.
Cara 2 :
maka kehilangan BB 4 kg pada fase
akut sama dengan defisit air 4 liter.
Diare Akut Pada Dewasa
dengan penurunan konsentrasi
dihitung dengan rumus :
Dimana:
normal, biasanya 60% dari
perempuan.
Diare Akut Pada Dewasa
dan kadar natrium plasma sekarang
162 mEq/L, maka:
(X) = 37 L
Setengah dari defsisit cairan
Kemudian dinilai respon klinis
tekanan darah meningkat, nadi
kira 50 cc dalam 1 jam), maka defisit
cairan selebihnya diberikan dalam 4
jam. Perlu ditambahkan pada
maintenance jumlah cairan yang
yang sudah stabil kembali jatuh ke
dehidrasi kembali akibat tidak di
follow up kehilangan cairan yang
berlangsung saat penanganan
diberikan, taksiran jumlah cairan
serta volume urine dicatat pada
status pasien dan catatan perawatan.
Penanganan yang cepat dan tepat
pada jam pertama dapat mencegah
komplikasi hipovolemik pada ginjal
akut dengan metabolik asidosis.
pada tabel 3.
Gejala klinis Skor
Kesadaran apatis 1
Tensi sistolik kurang atau sama dgn 90 mmHg 2
Nadi lebih atau sama dgn 120/menit 1
Napas Kussmaul (lebih dari 30/menit) 1
Turgor kulit kurang 1
Sianosis 2
Diare Akut Pada Dewasa
Skor/15 x 10% BB (kg) x 1 liter
Pemilihan Cairan
Ringer laktat atau Ringer asetat. Bila
kedua jenis cairan tersebut tidak ada,
dapat juga diberikan larutan NaCl
0,9%, Ringer solution, atau larutan
elektrolit komersil lainnya. Hindari
pemberian Dekstrosa, karena tidak
adang kala, kondisi lapangan,
jumlah pasien yang ditangani,
serta keterbatasan tenaga kesehatan
itu perlu diketahui perhitungan
praktis pemberian cairan sebagai
dilanjutkan 5 ml/Kg BB 1 -2 jam
berikutnya, dan seterusnya
K
ml/Kg BB dalam 15 menit sampai 30
menit. Bila ada perbaikan klinis,
dilanjutkan 5 ml/Kg BB 1 – 2 jam
berikutnya, dan seterusnya.
Dehidrasi Berat/Syok Hipovolemik
dilanjutkan 10 ml/Kg BB 1 - 2 jam
berikutnya, dan seterusnya
berikutnya. Bila setelah pemberian 1
jam pertama belum ada perbaikan
klinis, diulang pemberian kedua 20
ml/Kg BB dalam 15 menit sampai 30
menit. Bila ada perbaikan klinis,
dilanjutkan 10 ml/Kg BB 1 – 2 jam
berikutnya, dan seterusnya 5 ml/Kg
Diare Akut Pada Dewasa
seterusnya.
kebutuhan. Bila diperlukan, boleh
kondisi klinis stabil.
selalu terjadinya singkat bila
tanpa komplikasi, dan kadang-
kadang sembuh sendiri meskipun
tanpa pengobatan. Tidak jarang
Procop GW, 2003). Biasanya
penderita baru mencari pertolongan
dalam frekwensi buang air besar
ataupun jumlah feses yang
supportive atau fluid replacement
atau dengan Oral Rehidration
diperlukan obat simtomatik untuk
Secara Empiris Pada Diare Akut (Modifikasi Procop GW, 2003)
Indikasi Pemberian Antibiotik
Kuinolon 3 – 5 hari
Kotrimoksazole 3 – 5 hari
Diare Akut Pada Dewasa
Diare persisten (kemungkinan Giardiasis)
Shigellosis Kotrimoksazole atau Kuinolon selama 3 hari
Intestinal Salmonellosis
ETEC Terapi sebagai Traveler’s diarrhea
EIEC Terapi sebagai Shigellosis
Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery
Aeromonas diarrhea
Diare Akut Pada Dewasa
Pilihan Antibiotik
dysentri.Pada kasus berat : Ceftriaxon IV 1 g/6 jam selama 5 hari
Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari.
Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari
Intestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 – 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps:
Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari
Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised :
Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari
Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x 160/800 7 hari
Diare Akut Pada Dewasa
dan membantu pemulihan enterosit
Obat-obatan yang bersifat anti-
dengan sindroma disentri yang
disertai demam. Beberapa golongan
pertimbangan klinis yang matang
yang diberikan.
Loperamid, Difenoksilat, Kaolin,
Obat-obat Probiotik yang merupakan
digunakan untuk mengatasi diare
dengan menjaga atau menormalkan
klinis belum dapat merekomendasikan
umum. Probiotik meliputi
tersedia di bawah nama hidrasec
sebagai generasi pertama jenis obat
baru anti diare yang dapat pula
digunakan lebih aman pada anak
(Nelwan RHH, 2001).
kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil). Penggunaan kodein
2 – 4 mg/ 3 – 4x sehari dan lomotil
5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok
obat tersebut meliputi pengham-
batan propulsi, peningkatan absorbsi
cairan sehingga dapat memperbaiki
konsistensi feses dan mengurangi
frekwensi diare. Bila diberikan
cukup aman dan dapat mengurangi
frekwensi defekasi sampai 80%. Bila
diare akut dengan gejala demam dan
sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan.
subsalisilat, pektin, kaolin, atau
smektit diberikan atas dasar
menyeap bahan infeksius atau
toksin-toksin. Melalui efek tersebut
dapat merangsang sekresi elektrolit.
Karaya (Strerculia), Ispraghulla,
frekwensi dan konsistensi feses
tetapi tidak dapat mengurangi
kehilangan cairan dan elektrolit.
Diare Akut Pada Dewasa
tablet (Wingate D et al, 2001).
Probiotik
Lactobacillus dan Bifidobacteria atau
yang positif karena berkompetisi
cerna. Syarat penggunaan dan
P et al, 2003).
Diare Akut Pada Dewasa
ehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi
utama, terutama pada usia lanjut dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara men- dadak sehingga terjadi syok hipovolemik yang cepat. Kehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan asidosis metabolik.
Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis, sehingga syok hipovolemik yang terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis Akut pada ginjal yang selanjutnya terjadi gagal multi organ. Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian cairan tidak adekuat sehingga tidak tercapai rehidrasi yang optimal (Umar Zein, 2003).
Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan
K
82
terbanyak oleh EHEC. Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal, anemia hemolisis, dan trombositopeni 12-14 hari setelah diare. Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare, tetapi penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi.
Sindrom Guillain–Barre, suatu demi- elinasi polineuropati akut, adalah merupakan komplikasi potensial lainnya dari infeksi enterik, khususnya setelah infeksi C. jejuni. Dari pasien dengan Guillain – Barre, 20 – 40 % nya menderita infeksi C. jejuni beberapa minggu sebelumnya. Biasanya pasien menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot pernafasan. Meka- nisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain–Barre tetap belum diketahui.
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobakter, Shigella, Salmonella, atau Yersinia spp.
Diare Akut Pada Dewasa
dehidrasi ringan, jangan sampai
pasien dalam keadaan dehidrasi
dehidrasi berat. Dan selanjutnya
cepat didiagnosis dan dilakukan
terjadi syok hipovolemik yang
mendukung, dan terapi antimikrobial
infeksius hasilnya sangat baik
dengan morbiditas dan mortalitas
Di Amerika Serikat, mortalits
berhubungan dengan diare infeksius
% yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik.
khususnya selama mengolah
kotoran manusia.
harus diberikan perhatian khusus.
membersihkan makanan, atau air
yang digunakan untuk memasak
ada kecurigaan tentang keamanan
K
sungai, harus diperingatkan untuk
dibersihkan menyeluruh dengan air
atau olahan) sebelum dikonsumsi.
sebagai pupuk pada buah-buahan
produk susu dan jus yang dipasteu-
risasi yang boleh dikonsumsi.
Wabah EHEC terakhir berhubungan
dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi, setelah jatuh dan
yang tersedia adalah untuk kolera,
dan demam tipoid. Vaksin kolera
parenteral kini tidak begitu efektif
dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan. Vaksin oral kolera
imunitasnya lebih panjang. Vaksin
% efektif dan sering memberikan
efek samping. Vaksin parenteral
setiap dua hari selama 4 kali dan
memberikan efikasi yang mirip
dengan dua vaksin lainnya.
Diare Akut Pada Dewasa
praktek sehari-hari. Salah satu
disebabkan oleh berbagai organisme
cacing.
untuk mencari dan mengetahui
sesuai.
89 Kepustakaan
Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New York: Lange Medical Books, 2003. 225 - 68.
Dinas Kesehatan Kota Medan : Data
Survailens Diare Subdin P2P Tahun 2006.
Goldfinger SE : Constipation,
Diarrhea, and Disturbances of Anorectal Function, In : Braunwald, E, Isselbacher, K.J, Petersdorf, R.G, Wilson, J.D, Martin, J.B, Fauci AS (Eds) : Harrison’s Principles of Internal Medicine, 11th Ed. McGraw-Hill Book Company, New York, 1987, 177 – 80.
Diare Akut Pada Dewasa
90
Goroll AH, Mulley AG : Acute and Traveler’s Diarrheas, In : Primary Care Medicine, 4th ed. Lippincort Eilliams &
Wilkin, A Walter Kluwer Company,
Philadepihia, 2000 Bookmark URL: /das/book/view/24549268/
920/1.html/top Guerrant R, Thomas VG, Ted S et al.
Practical Guideline for Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diarrhea 2001;32: 331-50
Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et
al. Practice Guidelines for the Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:331-51.
Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In:
Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al editors. Current
Diare Akut Pada Dewasa
91
Ilnyckyj A : Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult, Gastroenterology Clinics, Volume 30, No.3, WB Saunders Company, September 2001.
Isaulauri E. Probiotics for Infectious
Diarrhoea. Gut 2003; 52: 436-7. Joan B, Stephen C. Acute Infectious
Diarrheal Diseases and Bacterial Food Poisoning. In : Dennis K, Anthony F, Longo D et al. Harrison’s Principle of Internal Medicine, Vol 1, 16th edition, McGraw-Hill, New York, 2005. p.754-9
Jones ACC, Farthing MJG.
Kolopaking MS. Penatalaksanaan
Diare Akut Pada Dewasa
92
Alwi I, Bawazier LA, Kolopaking MS, Syam AF, Gustaviani, editor. Prosiding Simposium Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2002. 52-70.
Lung E, Acute Diarrheal Disease. In:
Friedman SL, McQuaid KR, Grendell JH, editors. Current Diagnosis and Treatment in
Gastroenterology. 2 nd
Nelwan RHH. Penatalaksanaan Diare
Dewasa di Milenium Baru. Dalam: Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI, dkk, Editor. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001. Jakarta: Pusat Informasi Penerbitan
Diare Akut Pada Dewasa
Pitisuttithum P : Acute Dysentry,
DTM&H Course 2002, Faculty of Tropical Medicine, Mahidol University, Bangkok, Thailand.
Procop GW, Cockerill F. Enteritis
Caused by Escherichia coli & Shigella & Salmonella Species. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK,et al, Editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease, New York: Lange Medical Books, 2003. 584 - 66.
Procop GW, Cockerill F. Vibrio &
Campylobacter. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al, Editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease, New York: Lange Medical Books, 2003. 603 - 13.
Diare Akut Pada Dewasa
94
Rani HAA. Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa. Dalam: Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI, dkk, Editor. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002. Jakarta: Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI, 2002. 49-56.
Schiller LR : Diarrhea, Medical Clinics
of North America, Vol.84, No.5, September 2000.
Setiawan, B: Diare Akut Karena
Infeksi. Dalam: Sudoyo A, Setiohadi B, Idrus A, Simadibrata M , Setiati S : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, 2006. h,1794-8
Sirivichayakul C: Acute Diarrhea in
Children, In : Tropical Pediatrics for DTM&H 2002, Faculty of
Diare Akut Pada Dewasa
Soewondo ES. Penatalaksanaan diare
akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea). Dalam : Suharto, Hadi U, Nasronudin, editor. Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi. Surabaya: Airlangga University Press, 2002. 34 – 40.
Suthisarnsuntorn U: Bacteria Causing
Diarrheal Diseases & Food Poisoning, DTM&H Course 2002, Faculty of Tropical Medicine, Mahidol University, Bangkok, Thailand.
Tantivanich S: Viruses Causing
Diare Akut Pada Dewasa
Infectious Diarrhea, N Engl J Med 2004; 35 : 38-47
Thielman NM, Guerrant RL. Acute
Infectious Diarrhea. N Engl J Med 2004;350:1: 38-47.
Tjaniadi P, Lesmana M, Subekti D, et
al. Antimicrobial Resistance of Bacterial Pathogens Associated with Diarrheal Patiens in Indonesia. Am J Trop Med Hyg 2003; 68(6): 666-10.
Turgeon DK, Fritsche, T.R :
Diare Akut Pada Dewasa
97
Wingate D, Phillips SP, Lewis SJ, et al : Guidelines for adults on self- medication for the treatment of acute diarrhoea, Aliment Pharmacol Ther, 2001: 15;771- 82.
Zein, U. Gastroenteritis Akut pada
*****