Lapsus Tetanus

40
LAPORAN KASUS LAPORAN KASUS TETANUS TETANUS Oleh : Deny Kriswanto Oleh : Deny Kriswanto (04700188) (04700188) Herdian Wahyu Herdian Wahyu (07700103) (07700103)

description

lapsus tetanus

Transcript of Lapsus Tetanus

LAPORAN KASUSLAPORAN KASUSTETANUSTETANUS

Oleh : Deny Kriswanto (04700188)Oleh : Deny Kriswanto (04700188)

Herdian Wahyu (07700103)Herdian Wahyu (07700103)

IDENTITASIDENTITAS Nama Nama : Tn. X : Tn. X Umur Umur : 45 tahun : 45 tahun Agama Agama : Islam : Islam Suku/BangsaSuku/Bangsa: Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia Pendidikan Pendidikan : SD: SD Pekerjaan Pekerjaan : Petani : Petani Status maritalStatus marital : Menikah : Menikah Alamat Alamat : : Dsn. Trojalu Rt. 03 Rw. 01. Kec.baureno. BojonegoroDsn. Trojalu Rt. 03 Rw. 01. Kec.baureno. Bojonegoro No. RMNo. RM : 31 42 26: 31 42 26 MRSMRS : 20 Maret 2013: 20 Maret 2013 KRSKRS : 30 Maret 2013: 30 Maret 2013

ANAMNESA

Keluhan Utama- Kejang

Riwayat Penyakit Sekarang (21.03.2013)

- Kejang sejak 2 hari yang lalu, kejang 3 kali iniKadang-kadang terdapat kejang selama 3 menit dan selama kejang pasien masih sadar.Badan terasa kaku sejak 2 hari yg lalu. Mulut tidak bisa di buka, hanya bisa membuka 2 jari. Leher terasa kaku dan perut keras. Ada luka di jempol kaki kanan bekas tertusuk paku sejak 9 hari yang lalu, tapi sekarang sudah sembuh. Nafsu makan menurun, Tidak mual, Tidak muntah, BAB biasa warna kuning, BAK biasa banyak warna kuning .

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :

-HT -HT

-Kencing manis di sangkal -Kencing manis di sangkal

-Terdapat bekas luka yang sudah sembuh di -Terdapat bekas luka yang sudah sembuh di kaki. Akibat luka disebabkan karena kaki. Akibat luka disebabkan karena tertusuk paku 9 hari yang lalu.tertusuk paku 9 hari yang lalu.

RIWAYAT SOSIAL EKONOMIRIWAYAT SOSIAL EKONOMI

-Penderita adalah seorang petani yang tiap -Penderita adalah seorang petani yang tiap harinya bekerja di ladang dan sawah. harinya bekerja di ladang dan sawah.

-Penderita adalah seorang suami dari 1 orang -Penderita adalah seorang suami dari 1 orang anak laki-laki umur 20 tahun. anak laki-laki umur 20 tahun.

-Lama perkawinan 25 tahun. -Lama perkawinan 25 tahun.

-Istri penderita pekerjaan sehari-hari juga sebagai -Istri penderita pekerjaan sehari-hari juga sebagai Petani. Petani.

-Kebiasaan merokok dan minum kopi ada. -Kebiasaan merokok dan minum kopi ada.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :

-Hipertensi disangkal -Hipertensi disangkal

-Kencing manis disangkal -Kencing manis disangkal

-Alergi obat disangkal -Alergi obat disangkal

-Riwayat mati muda tidak ada dalam -Riwayat mati muda tidak ada dalam keluarga keluarga

ANAMNESA MAKANAN :ANAMNESA MAKANAN : Makan teratur 2x sehari jumlah besar Makan teratur 2x sehari jumlah besar Makan nasi dengan sayur beragam dan cukup Makan nasi dengan sayur beragam dan cukup Protein hewani dan nabati jumlah kurang Protein hewani dan nabati jumlah kurang Lemak tidak suka Lemak tidak suka Makan sayur lalapan suka Makan sayur lalapan suka Makan buah-buahan jumlah kurang Makan buah-buahan jumlah kurang Alergi makanan di akui tidak ada Alergi makanan di akui tidak ada

PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum Keadaan umum : Tampak sakit sedang : Tampak sakit sedang Kesadaran Kesadaran : Compos mentis : Compos mentis Tekanan darah Tekanan darah : 120/80 mmHg: 120/80 mmHg Nadi Nadi : 84x / menit: 84x / menit RRRR : 22x / menit: 22x / menit Temperature Temperature : 36,5: 36,5ooCC Gizi Gizi : Kesan cukup : Kesan cukup TBTB : 160 cm: 160 cm BBBB : 51 kg : 51 kg

Kepala Leher : A/I/C/D = -/-/-/-Kepala Leher : A/I/C/D = -/-/-/-

JVP ≠ , Struma -, dev Trakea -, Pemb KGB -, Kaku kuduk +, Risus JVP ≠ , Struma -, dev Trakea -, Pemb KGB -, Kaku kuduk +, Risus Sardonicus +Sardonicus +

Thorax - Cor = Thorax - Cor = S1 S2 tunggal S1 S2 tunggal iregulerireguler, ES (-), Mur-mur (-), , ES (-), Mur-mur (-), Gallop (-)Gallop (-)

-Pulmo= -Pulmo= Rhonchi - / -Rhonchi - / - whesiing - / -whesiing - / -

Punggung Punggung : Opistotonus +: Opistotonus + AbdomenAbdomen = BU+, Met-, Dist-, perut papan +, H/L sulit = BU+, Met-, Dist-, perut papan +, H/L sulit

dievaluasidievaluasi

nyeri tekan –nyeri tekan – ExtremitasExtremitas = CRT >2detik, Akral hangat +, Oedem -= CRT >2detik, Akral hangat +, Oedem -

Problem list :Problem list : Mulut terasa kakuMulut terasa kaku Leher kakuLeher kaku Susah makanSusah makan Perut kaku Perut kaku Opistotonus Opistotonus Kejang Kejang Risus SardonicusRisus Sardonicus

ASSESMENT :ASSESMENT :

TetanusTetanus

PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak adaTidak ada

PLANNINGPLANNING

Non Farmakologis :Non Farmakologis : Bed rest ditempat isolasi : cahaya remang-Bed rest ditempat isolasi : cahaya remang-

remang, jauh dari suara gaduh dan ribut, remang, jauh dari suara gaduh dan ribut, tidak mengalami kontak (sentuhan) tidak mengalami kontak (sentuhan) dengan keluarga. dengan keluarga.

Diet cair tinggi kalori, tinggi protein Diet cair tinggi kalori, tinggi protein

Farmakologis :Farmakologis :

Infuse D5 : RL = 2 : 1 Infuse D5 : RL = 2 : 1 Injeksi ATS 20.000 ui (im) tes dulu Injeksi ATS 20.000 ui (im) tes dulu Inj. diazepam 4 X 1 ampul (iv) Inj. diazepam 4 X 1 ampul (iv) PPC 1,2 juta ui (im) tes duluPPC 1,2 juta ui (im) tes dulu

Planning monitoring : Planning monitoring : Observasi TTVObservasi TTV Observasi kejangObservasi kejang

DefinisiDefinisi

Tetanus adalah penyakit yang mengenai Tetanus adalah penyakit yang mengenai sistem saraf yang disebabkan oleh sistem saraf yang disebabkan oleh tetanospasmin yaitu neurotoksin yang tetanospasmin yaitu neurotoksin yang dihasilkan oleh dihasilkan oleh Clostridium tetaniClostridium tetani, yang , yang ditandai dengan spasme tonik persisten ditandai dengan spasme tonik persisten disertai dengan serangan yang jelas dan disertai dengan serangan yang jelas dan keras. keras.

Etiologi Etiologi

batang gram positif batang gram positif bersifat obligat anaerob. bersifat obligat anaerob. menghasilkan spora menghasilkan spora Spora hanya dapat mati pada Spora hanya dapat mati pada

suhu120ºC selama 15 menit. suhu120ºC selama 15 menit. dapat ditemukan pada tanah yang dapat ditemukan pada tanah yang

kering, debu, kotoran hewan kering, debu, kotoran hewan Masuk ke jaringan host (manusia) Masuk ke jaringan host (manusia)

melalui luka trauma, jaringan melalui luka trauma, jaringan nekrosis, dan jaringan yang nekrosis, dan jaringan yang kurang vaskularisasi. kurang vaskularisasi.

Pada 15%-25% kasus tetanus, Pada 15%-25% kasus tetanus, tidak didapatkan riwayat adanya tidak didapatkan riwayat adanya luka.luka.

Patofisiologi Patofisiologi

Clostridium tetaniClostridium tetani  dalam bentuk spora  dalam bentuk spora

masuk melalui luka. masuk melalui luka.

tumbuh menjadi bentuk vegetatiftumbuh menjadi bentuk vegetatif

menghasilkan tetanospasminmenghasilkan tetanospasmin

Spora bentuk vegetatif jika:-keadaan tekanan oksigen rendah-nekrosis jaringan-berkurangnya potensi oksigen.

mempunyai efek neurotoksik

PatofisiologiPatofisiologi

Penyebaran toksinPenyebaran toksin

Masuk ke dalam otot

ke dalam pembuluh darah.

melalui sistem limfatik

masuk ke SSP

PatofisiologiPatofisiologi

Toksin tetanus berkaitan dengan Toksin tetanus berkaitan dengan gangliosid ujung membran presinaptik, gangliosid ujung membran presinaptik, baik pada neuromuskular junction, baik pada neuromuskular junction, maupun pada susunan saraf pusat. Ikatan maupun pada susunan saraf pusat. Ikatan ini penting untuk transport toksin melalui ini penting untuk transport toksin melalui serabut saraf, namun hubungan antara serabut saraf, namun hubungan antara pengikat dan toksisitas belum diketahui pengikat dan toksisitas belum diketahui secara jelas.secara jelas.

Tempat kerja utama toksin adalah pada Tempat kerja utama toksin adalah pada sinaps inhibisi dari susunan saraf pusat, sinaps inhibisi dari susunan saraf pusat, yaitu dengan jalan mencegah pelepasan yaitu dengan jalan mencegah pelepasan neurotransmitter inhibisi seperti glisin, neurotransmitter inhibisi seperti glisin, Gamma Amino Butyric Acid (GABA), Gamma Amino Butyric Acid (GABA), dopamin dan noradrenalin. dopamin dan noradrenalin.

Toksin tetanus tidak mencegah sintesis Toksin tetanus tidak mencegah sintesis atau penyimpanan glisin maupun GABA, atau penyimpanan glisin maupun GABA, namun secara spesifik menghambat namun secara spesifik menghambat pelepasan kedua neurotransmitter pelepasan kedua neurotransmitter tersebut di daerah sinaps dangan cara tersebut di daerah sinaps dangan cara mempengaruhi sensitifitas terhadap mempengaruhi sensitifitas terhadap kalsium dan proses eksositosis.kalsium dan proses eksositosis.

Efek terhadap inhibisi presinap Efek terhadap inhibisi presinap menimbulkan keadaan terjadinya letupan menimbulkan keadaan terjadinya letupan listrik yang terus-menerus. Keadaan ini listrik yang terus-menerus. Keadaan ini menimbulkan aliran impuls dengan menimbulkan aliran impuls dengan frekuensi tinggi dari SSP ke perifer, frekuensi tinggi dari SSP ke perifer, sehingga terjadi kekakuan otot dan sehingga terjadi kekakuan otot dan kejang. Semakin banyak saraf inhibisi kejang. Semakin banyak saraf inhibisi yang terkena makin berat kejang yang yang terkena makin berat kejang yang terjadi.terjadi.

Gangguan sistem autonom bisa terjadi Gangguan sistem autonom bisa terjadi secara umum mengenai berbagai organ secara umum mengenai berbagai organ seperti kardiovaskular, saluran cerna, seperti kardiovaskular, saluran cerna, kandung kemih, fungsi kendali suhu dan kandung kemih, fungsi kendali suhu dan kendali otot bronkus, namun dapat pula kendali otot bronkus, namun dapat pula hanya mengenai salah satu organ hanya mengenai salah satu organ tertentu.tertentu.

Gangguan sistem pernafasan dapat terjadi akibat :Gangguan sistem pernafasan dapat terjadi akibat : Kekakuan dan hipertonus dari otot-otot Kekakuan dan hipertonus dari otot-otot

interkostal, badan dan abdomen; otot diafragma interkostal, badan dan abdomen; otot diafragma terkena paling akhir. terkena paling akhir.

Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret trakea dan bronkus karena adanya spasme dan trakea dan bronkus karena adanya spasme dan kekakuan otot faring dan ketidakmampuan untuk kekakuan otot faring dan ketidakmampuan untuk dapat batuk dan menelan dengan baik. dapat batuk dan menelan dengan baik.

Metabolik rateMetabolik rate pada tetanus secara  pada tetanus secara bermakna meningkat dikarenakan adanya bermakna meningkat dikarenakan adanya kejang, peningkatan tonus otot, aktifitas kejang, peningkatan tonus otot, aktifitas berlebihan dari sistem saraf simpatik dan berlebihan dari sistem saraf simpatik dan perubahan hormonal. perubahan hormonal.

Manifestasi klinisManifestasi klinis Tetanus lokalTetanus lokal

Gejalanya meliputi kekakuan dan spasme yang menetap Gejalanya meliputi kekakuan dan spasme yang menetap disertai rasa sakit pada otot disekitar atau proksimal luka. disertai rasa sakit pada otot disekitar atau proksimal luka.

Tetanus sefalTetanus sefalBentuk tetanus lokal yang mengenai wajah, Gejalanya Bentuk tetanus lokal yang mengenai wajah, Gejalanya berupa trismus, disfagia, rhisus sardonikus dan disfungsi berupa trismus, disfagia, rhisus sardonikus dan disfungsi nervus kranial. nervus kranial.

Tetanus umumTetanus umumPaling sering ditemukan. Gejala klinis dapat berupa berupa Paling sering ditemukan. Gejala klinis dapat berupa berupa trismus, iritable, kekakuan leher, susah menelan, trismus, iritable, kekakuan leher, susah menelan, kekakuan dada dan perut (opisthotonus), fleksi-abduksi kekakuan dada dan perut (opisthotonus), fleksi-abduksi lengan serta ekstensi tungkai, rasa sakit dan kecemasan lengan serta ekstensi tungkai, rasa sakit dan kecemasan yang hebat serta kejang umum yang dapat terjadi yang hebat serta kejang umum yang dapat terjadi dengan rangsangan ringan seperti sinar, suara dan dengan rangsangan ringan seperti sinar, suara dan sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik.sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik.

Tetanus neonatorumTetanus neonatorum

Tetanus yang terjadi Tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir. pada bayi baru lahir.

Posisi tubuh klasik : trismus, kekakuan pada otot Posisi tubuh klasik : trismus, kekakuan pada otot punggung menyebabkan opisthotonus yang berat punggung menyebabkan opisthotonus yang berat dengan lordosis lumbal. Bayi mempertahankan dengan lordosis lumbal. Bayi mempertahankan ekstremitas atas fleksi pada siku dengan tangan ekstremitas atas fleksi pada siku dengan tangan mendekap dada, pergelangan tangan fleksi, jari mendekap dada, pergelangan tangan fleksi, jari mengepal, ekstremitas bawah hiperekstensi dengan mengepal, ekstremitas bawah hiperekstensi dengan dorsofleksi pada pergelangan dan fleksi jari-jari dorsofleksi pada pergelangan dan fleksi jari-jari

Grading Grading Derajat 1 : Kasus ringan : terdapat satu criteria, Derajat 1 : Kasus ringan : terdapat satu criteria,

biasanya kriteria 1 atau 2 (tidak ada kematian)biasanya kriteria 1 atau 2 (tidak ada kematian) Derajat 2 : Kasus sedang : terdapat 2 kriteria, Derajat 2 : Kasus sedang : terdapat 2 kriteria,

biasanya kriteria 1 dan 2. Biasanya masa inkubasi biasanya kriteria 1 dan 2. Biasanya masa inkubasi lebih dari 7 hari dan onset lebih dari 48 jam lebih dari 7 hari dan onset lebih dari 48 jam (kematian 10%)(kematian 10%)

Derajat 3 : Kasus berat : terdapat 3 kriteria, biasanya Derajat 3 : Kasus berat : terdapat 3 kriteria, biasanya masa inkubasi kurang dari 7 hari atau onset kurang masa inkubasi kurang dari 7 hari atau onset kurang dari 48 jam (kematian 32%) dari 48 jam (kematian 32%)

Derajat 4 : Kasus sangat berat : terdapat minimal 4 Derajat 4 : Kasus sangat berat : terdapat minimal 4 kriteria (kematian 60%) kriteria (kematian 60%)

Derajat 5 : bila terdapat 5 kriteria termasuk Derajat 5 : bila terdapat 5 kriteria termasuk puerpurium dan tetanus puerpurium dan tetanus

neonatorum (kematian 84%)neonatorum (kematian 84%)

Diagnosis Diagnosis Ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan Ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan riwayat imunisasi:riwayat imunisasi:

Adanya riwayat luka yang terkontaminasi, Adanya riwayat luka yang terkontaminasi, namun 20% dapat tanpa riwayat luka.namun 20% dapat tanpa riwayat luka.

Riwayat tidak diimunisasi atau imunisasi tidak Riwayat tidak diimunisasi atau imunisasi tidak lengkaplengkap

Trismus, disfagia, rhisus sardonikus, Trismus, disfagia, rhisus sardonikus, kekakuan pada leher, punggung, dan otot kekakuan pada leher, punggung, dan otot perut (opisthotonus), rasa sakit serta perut (opisthotonus), rasa sakit serta kecemasan.kecemasan.

Pada tetanus neonatorum keluhan awal Pada tetanus neonatorum keluhan awal berupa tidak bisa menetekberupa tidak bisa menetek

Kejang umum episodik dicetuskan dengan Kejang umum episodik dicetuskan dengan rangsang minimal maupun spontan dimana rangsang minimal maupun spontan dimana kesadaran tetap baik.kesadaran tetap baik.

Kultur anaerob dan pemeriksaan mikroskopis Kultur anaerob dan pemeriksaan mikroskopis nanah yang diambil dari luka dapat membantu, nanah yang diambil dari luka dapat membantu, tetapi tetapi Clostridium tetaniClostridium tetani sulit tumbuh  sulit tumbuh

Diagnosa BandingDiagnosa Banding

Diagnosa diferensialnya mencakup kondisi lokal Diagnosa diferensialnya mencakup kondisi lokal yang dapat menyebabkan trimus, seperti abses yang dapat menyebabkan trimus, seperti abses alveolar, keracunan striknin reaksi obat distonik, alveolar, keracunan striknin reaksi obat distonik, (misanya terhadap fenotiasin dan metoklopramid) (misanya terhadap fenotiasin dan metoklopramid) tetanus hipokalsemik, dan perubahan-perubahan tetanus hipokalsemik, dan perubahan-perubahan metabolic dan neurologis pada neonatal. Kondisi-metabolic dan neurologis pada neonatal. Kondisi-kondisi lain yang dikacaukan dengan tetanus kondisi lain yang dikacaukan dengan tetanus meliputi meningitis/ensefalitis, rabies dan proses meliputi meningitis/ensefalitis, rabies dan proses intraabdominal akut (karena kekakuan abdomen). intraabdominal akut (karena kekakuan abdomen).

PENATALAKSANAANPENATALAKSANAANA. Umum A. Umum Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, berupa: berupa: Membersihkan luka, irigasi luka, debridement luka Membersihkan luka, irigasi luka, debridement luka Diet cukup kalori dan protein, Diet cukup kalori dan protein, Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap penderita dan tindakan terhadap penderita Oksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi bla Oksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi bla perlu. perlu. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

B. Netralisasi ToksinB. Netralisasi Toksin Tetanus ImunoglobulinTetanus Imunoglobulin TIG intrathecalTIG intrathecal Anti Tetanus Serum Anti Tetanus Serum

C. Eliminasi BakteriC. Eliminasi Bakteri

• Lokasi luka dibersihkan kalau perlu Lokasi luka dibersihkan kalau perlu dieksisi.dieksisi.

•Kultur luka untuk menemukan bakterinya, Kultur luka untuk menemukan bakterinya, tetapi tidak selalu berhasil.tetapi tidak selalu berhasil.

•Penicillin adalah drug of choice: berikan Penicillin adalah drug of choice: berikan prokain penicillin, Untuk pasien yang alergi prokain penicillin, Untuk pasien yang alergi penicillin dapat diberikan tetracyclinepenicillin dapat diberikan tetracycline

D. Suportif Terapi D. Suportif Terapi Nutrisi dan cairanNutrisi dan cairanMenjaga agar pernafasan tetap efisienMenjaga agar pernafasan tetap efisienMengurangi kekakuan dan mengatasi Mengurangi kekakuan dan mengatasi kejangkejangNeuromuscular blockersNeuromuscular blockersperawatan intensif perawatan intensif

E. KonsultasiE. Konsultasi

Komplikasi Komplikasi asfiksiaasfiksia takikardia, hipertensi, vasokonstriksi perifer dan takikardia, hipertensi, vasokonstriksi perifer dan

rangsangan miokardium.rangsangan miokardium. perdarahan dalam ototperdarahan dalam otot fraktura columna vertebralisfraktura columna vertebralis aspirasi pneumoni, atelektasisaspirasi pneumoni, atelektasis Pneumotoraks dan mediastinal emfisema Pneumotoraks dan mediastinal emfisema

Penyebab kematian penderita tetanus akibat Penyebab kematian penderita tetanus akibat komplikasi yaitu: Bronkopneumonia, cardiac komplikasi yaitu: Bronkopneumonia, cardiac arrest, septikemia dan pneumotoraks.arrest, septikemia dan pneumotoraks.

PrognosisPrognosisPada tetanus lokal, prognosis baik, tetapi kematian mencapai 50% pada tetanus generalisata .

Nilai total dari poin-poin diatas mengindikasikan Nilai total dari poin-poin diatas mengindikasikan derajat keparahan dan prognosis tetanus:derajat keparahan dan prognosis tetanus:nilai 0-1 : derajat ringan dengan tingkat mortalitas nilai 0-1 : derajat ringan dengan tingkat mortalitas kurang dari 10 %kurang dari 10 %nilai 2-3 : derajat sedang dengan tingkat nilai 2-3 : derajat sedang dengan tingkat mortalitas 10-20 %mortalitas 10-20 %nilai 4 : derajat berat dengan tingkat mortalitas 20-nilai 4 : derajat berat dengan tingkat mortalitas 20-40 %40 %nilai 5-6 : derajat sangat berat dengan tingkat nilai 5-6 : derajat sangat berat dengan tingkat mortalitas lebih dari 50 %mortalitas lebih dari 50 %tetanus cefal biasanya termasuk dalam derajat tetanus cefal biasanya termasuk dalam derajat berat atau sangat beratberat atau sangat berattetanus neonatal termasuk derajat sangat berattetanus neonatal termasuk derajat sangat berat

PENCEGAHANPENCEGAHAN

1.1. Imunisasi aktifImunisasi aktif 2.2. Mencegah terjadinya luka.Mencegah terjadinya luka. 3.3. Merawat luka secara adekuat.Merawat luka secara adekuat. 4.4. Pemberian anti tetanus serum (ATS) Pemberian anti tetanus serum (ATS)

atau Tetanus Imunoglobulin (TIG).atau Tetanus Imunoglobulin (TIG).

KESIMPULANKESIMPULAN Tetanus merupakan penyakit infeksi tropic yang Tetanus merupakan penyakit infeksi tropic yang

disebabkan oleh kuman gram positif Clostridium disebabkan oleh kuman gram positif Clostridium tetani, yang port de entry nya melalui luka yang tetani, yang port de entry nya melalui luka yang kotor. diagnosa tetanus didasarkan semata-kotor. diagnosa tetanus didasarkan semata-mata oleh adanya riwayat luka kotor yang diikuti mata oleh adanya riwayat luka kotor yang diikuti dengan manifestasi klinis yang mengarah ke dengan manifestasi klinis yang mengarah ke tetanus. Penatalaksanaan tetanus dilakukan tetanus. Penatalaksanaan tetanus dilakukan debridementdebridement pada tempat luka diikutin dengna pada tempat luka diikutin dengna pemberian antitetanus serum, dan pemberian antitetanus serum, dan medikamentosa.medikamentosa.

THANK YOU............THANK YOU............