Tetanus 13

30
Tetanus R a i h a n Divisi Infeksi&PediatriTropis Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unsyiah/RSUDZA

Transcript of Tetanus 13

Page 1: Tetanus 13

TetanusTetanus

R a i h a n

Divisi Infeksi&PediatriTropis

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unsyiah/RSUDZA

R a i h a n

Divisi Infeksi&PediatriTropis

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unsyiah/RSUDZA

Page 2: Tetanus 13

DEFENISIDEFENISI

• Penyakit dengan tanda utama :

Kekakuan otot

Kejang

Tanpa gangguan kesadaran

Page 3: Tetanus 13

KUMAN Clostridium tetaniKUMAN Clostridium tetani

gram positif bacillus, spora di ujung (terminal spore) drumstick appearance

spora bertahan pada suhu tinggi, kekeringan (debu jalanan, debu di atas lampu operasi, bubuk antiseptic/dermatol, alat suntik dan operasi), desinfektan, mati bila dipanaskan 1200 C, 1,5 bar, 15 menit

obligat anaerob, menghasilkan eksotoksin

kuman hidup di tanah, usus binatang (terutama binatang ternak, kuda, sapi)

di lingkungan anaerob, spora dapat berubah kembali ke bentuk vegetatif yang akan menghasilkan eksotoksin

Page 4: Tetanus 13

EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI

• Tetanus anak tersebar di seluruh dunia, insidens tergantung cakupan imunisasi DTP/DT/TT.

• Kekebalan berkaitan dengan usia, dan kejadian berkaitan dengan risiko trauma pada kelompok umur tertentu

• CFR (Case Fatality Rate) tetanus neonatorum tanpa terapi 80-100%, dengan terapi konventional sekitar 40%, dengan perawatan intensif di rumah sakit, CFR menjadi sekitar 6-11.

• Bila ditemukan tetanus neonatorum rujuk segera ke RS !

Page 5: Tetanus 13

port d’entreeport d’entree

• tidak selalu dapat diketahui dengan pasti (30%), diduga melalui:

1. Luka tusuk, patah tulang post KLL, gigitan binatang, luka bakar yang luas.

2. Luka operasi, luka yang tidak dibersihkan (debridemant) dengan baik.

3. otitis media, caries gigi, tukak kulit yang kronis.

4. pemotongan tali pusat yang tidak steril

5. embubuhan puntung tali pusat dengan kotoran binatang, bubuk kopi, bubuk ramuan, dan daun‑daunan merupakan penyebab utama kasus tetanus neonatorum.

Page 6: Tetanus 13

PATOGENESISPATOGENESIS

Wound Bacteria

Anaerobic conditions

Bacterial multiplication

Tetanolysin

Tetanospasmin

Hsu SS,et al. J Emerg Med 2001;20:357-65Mallick IH,et al. Int J Surg 2004;2:109-12

damage viable tissue

optimize condition for bacterial multiplication

Page 7: Tetanus 13

Perlekatan dan internalisasi toksin tetanus Perlekatan dan internalisasi toksin tetanus

Page 8: Tetanus 13
Page 9: Tetanus 13

EFEK TOKSIN EFEK TOKSIN

1. Sinaps ganglion pra sumsum tulang belakang : memblok sinaps jalur antagonis, mengubah keseimbangan & koordinasi impuls tonus otot meningkat dan otot menjadi kaku.

2. Otak: toxin yang menempel pada cerebral gangliosides diduga menyebabkan kekakuan dan kejang yang khas pada tetanus.

3. Saraf otonom: terutama mengenai saraf simpatis dan menimbulkan gejala: keringat berlebihan, hypertermia, hipotensi, hipertensi, aritmia, cardiac block atau takikardia,

4. Nervi kranialis: menyebabkan kelumpuhan

Page 10: Tetanus 13

GEJALA KLINIK GEJALA KLINIK

• Masa inkubasi 5 ‑ 14 hari, makin lama inkubasinya, gejala yang timbul makin ringan.

• Derajat beratnya penyakit (Ablett, Phillips, Surabaya) : - lama masa inkubasi /lama period of onset.

- gejala klinik yang tampak - terbagi menjadi: ringan, sedang, berat, sangat berat

• Kejang tonik-klonik, trismus (spasme otot masseter), risus sardonicus (spasme otot mimik), opistotonus (spasme otot penunjang tulang belakang)

• Tetanus berat : spasme larynx, hipertermia, hiperhidrosis, gangguan saraf otonom

Page 11: Tetanus 13

Penentuan severitas klinik metode surabaya Penentuan severitas klinik metode surabaya

• Tetanus berat : – anak kaku dan sering kejang spontan, tanpa rangsangan– Period of onset < 2 hari– Masa inkubasi < 2 hari .

• tetanus sedang – anak kaku, tanpa kejang spontan dan kejang hanya terjadi

bila dirangsang.

• tetanus ringan : – kekakuan yang jelas hanya trismus, tanpa kejang

rangsang.

Page 12: Tetanus 13

Corpus hippocratum

Kekakuan tetanus sangat khas : 1. flexi kedua lengan 2. extensi pada kedua kaki3. flexi pada telapak kaki 4. tubuh kaku, melengkung bagai

busur5. perut papan

• Trismus– Kekakuan otot masseter– Tidak bisa buka mulut lebar

Risus sardonicus– spasme otot mimik– Alis terangkat– Sudut bibir tertarik ke bawah

Page 13: Tetanus 13

• Opisthotonus• Spasme otot penunjang

tubuh/tulang belakang • Otot ini sangat kuat, melebihi

kekuatan otot dinding perut

• Extensi leher • Mulut terbuka (karper-mond)• Tak bisa menetek • Badan kaku• Kejang

Page 14: Tetanus 13

TETANUS BERAT akan terjadi : • hipoksia, akibat kejang terus menerus/kekakuan otot laring

bila berat menimbulkan anoxia dan kematian.

• dehidrasi dan gangguan elektrolit akibat suhu badan yang sangat tinggi (hipertermi) atau keringat banyak (hiperhidrosis).

• gangguan sirkulasi, akibat pengaruh toksin pada saraf otonom

(gangguan irama jantung, hipertensi /hipotensi),

• kekakuan otot sphincter dan otot polos lain: retentio alvi, retentio urine, spasme laring .

• patah tulang panjang/fraktur kompresi tulang belakang

Page 15: Tetanus 13

Spatula test

You tube ..

Page 16: Tetanus 13

NEONATUS

• Penolong persalinan

• Cara memotong tali pusat

• Perawatan tali pusat

• Mulai kapan tidak bisa menetek

• imunisasi TT pada remaja,

WUS/ibu hamil

KELUHAN DAN GEJALA KLINIS ANAMNESIS

ANAK

• adanya luka/benda asing

• imunisasi dasar dan booster

• period of onset

Page 17: Tetanus 13

• Status neurologik: kekakuan perifer• Tonus otot: sangat meningkat• Kekakuan mempunyai pola khusus : trismus, risus,

opisthotonus• Refleks fisiologik meningkat• Refleks patologik negatif• Klonus positif• Kejang rangsang atau spontan • Saraf otonom:

– Hipertermi– Hiperhidrosis , dsb

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK

Page 18: Tetanus 13

• Diagnosis ditegakkan atas dasar: - Anamnesis yang jelas, (diagnostik & prognostik) - Gejala klinis sangat khas, - Kesadaran tetap baik

• Laboratorium tidak khas : - liquor normal - leukosit normal/sedikit meningkat. -

DIAGNOSIS

Page 19: Tetanus 13

1. Meningitis, meningoensefalitis, ensefalitis gangguan kesadaran& kelainan LCS.

2. Tetani karena hIpokalsemia carpopedal spasme,

3. Keracunan strychnin minum tonicum terlalu banyak

4. Rabies, sukar menelan disertai hidrofobia anamnesis gigitan binatang

5. Trimus karena proses lokal: mastoiditis, OMP, peritonsilar abcess asimetris

6. Tetanus neonatorum: sepsis, meningitis, dehidrasi, kelainan elektrolit darah, trauma kelahiran.

DIAGNOSIS BANDING

Page 20: Tetanus 13

1. Sepsis (pada neonatus)

2. pneumonia, > hari ke-5 krn kekakuan dinding dada

3. Kejang terus menerus (status konvulsivus)

4. perdarahan paru pada tetanus neonatorum

5. laringospasmus dan sumbatan jalan nafas.

6. Aspirasi lendir/makanan/minuman, krn kejang otot diafragma

7. patah tulang panjang dan tulang belakang (compression fracture).

PENYULIT

Page 21: Tetanus 13

TUJUAN TATALAKSANATUJUAN TATALAKSANA

• Netralisasi toksin• Pembedahan di lokasi masuk kuman bila

mungkin• Asuhan keperawatan ketat & terus menerus• Pantau cairan, elektrolit&keseimbangan kalori

Page 22: Tetanus 13

PENGOBATAN UMUMPENGOBATAN UMUM

1. Kebutuhan cairan dan Nutrisi

- Hari I IV untuk cairan dan obat-obatan

- Nutrisi:

kejang mereda: sonde lambung (Hati-hati aspirasi)

Bila hari III infus belum dapat dilepas Nutrisi Parenteral

2. Kelancaran jalan nafas

- Jaga patensi, kasus berat trakeostomi

3. Oksigenasi

Page 23: Tetanus 13

PENGOBATAN UMUMPENGOBATAN UMUM

4. Mengatasi kejang: Diazepam– Dosis 0,1 – 0,3 mg/kgBB / 2-4 jam– Usia < 2 tahun 8 mg /kgBB/hari , PO 2-3 mg/3 jam– Penghentian kejang segera

• Per rectal 5 mg (BB<10kg) ; 10 mg (BB ≥ 10 mg)• IV 0,3 mg/kgBB/ kali, kejang teratasi rumatan

Bayi– Inisial 0,1-0,2 mg/kgBB iv– Rumatan infus kontinu 15-40 mg/kgBB/hari– 5-7 hari turunkan bertahap 5-10 mg/hari

Tanda klinis perbaikan: Kejang spontan (-) Badan masih kaku Kesadaran membaik (tidak koma) Gangguan pernapasan (-)

Page 24: Tetanus 13

Respon Klinik Terhadap Anti-kejang• Tidak membaik

– Dosis maksimal (+) rawat di ICU pelumpuh otot & bantuan pernafasan mekanik

• Membaik

– Dosis dipertahankan selama 3-5 hari– Pengurangan dosis bertahap (20% dari dosis

setiap 2 hari)

5. Port’ d entrée

- Rawat luka, bila curiga karies dentis/OMSK

konsul drg/THT

PENGOBATAN UMUMPENGOBATAN UMUM

Page 25: Tetanus 13

PENGOBATAN KHUSUSPENGOBATAN KHUSUS

• Lini Pertama– Metronidazol

Dosis inisial 15 mg/kgBB lanjutkan dosis 30 mg/kgBB/hari – IV/PO

• Lini Kedua– Penisilin Prokain 50.000 – 100.000/kgBB/hari

selama 7-10 hari– Tetrasiklin 50mg/kgBB/hari (>8tahun)

• Penyulit (+) antibiotika yang sesuai

Page 26: Tetanus 13

• Dosis ATS 100.000 IU 50.000 IU IM dan 50.000 IU IV• Pulang - Imunisasi aktif DT

Rekomendasi Usia Minimum Interval

DT1 2 bulan 6 minggu 2 bulan

DT2 4 bulan 10 minggu 2 bulan

DT3 6 bulan 14 minggu 6 – 12 bulan

DT4 15 – 18 bulan 12 bulan 3 tahun

DT5 4-6 tahun 4 tahun -

PENGOBATAN KHUSUSPENGOBATAN KHUSUS

• HTIG (Human Tetanus Immune Globulin)– Dosis 3.000 – 6.000 IU

Page 27: Tetanus 13

PENCEGAHANPENCEGAHAN

1. Rawat Luka

Segera: luka tusuk, luka kotor, luka

diduga tercemar spora tetanus

Jaringan nekrotik&benda asing buang

2. ATS

Profilaksis, efektif hanya pada luka baru (<6jam)

Lanjutkan dengan imunisasi aktif

3. Imunisasi Aktif

- Ibu TT 2-3 dosis proteksi terhadap bayi baru lahir

- DtaP /DTwP tidak diberikan pada usia < 6 minggu

Page 28: Tetanus 13

TATACARA PEMBERIAN IMUNISASI PADA LUKA DENGAN RISIKO TETANUS

• SEGALA JENIS LUKA 

PERAWATAN LUKA•

• Luka yang bersih Luka lain yang kotor• kurang dari 6 jam lebih dari 6 jam • kerusakan jaringan minimal kerusakan jaringan luas.• • • tingkat tindakan tingkat tindakan• kekebalan kekebalan• A ‑ tak perlu diberi‑ A ‑ tak perlu diberi • apa apa apa apa• B ‑ toxoid 1 x B ‑ toksoid 1x• C ‑ toxoid 2 x C ‑ tokosid 2x + ATS• D ‑ toxoid 3 x D ‑ toksoid 3x + ATS• • A : Telah mendapatkan immunisasi dasar dan booster dalam waktu 5 tahun.• B : Telah mendapat immunisasi dasar dan booster dalam waktu >5 tahun tapi < 10 tahun.• C : Telah mendapat immunisasi dasar booster >10 tahun.• D : Belum menyelesaikan immunisasi dasar atau tingkat kekekebalan tak diketahui.• Selalu disediakan injeksi adrenalin dan bila timbul gejala anafilaktik berikan 0.1 ml, subcutan, disusul

dengan kortikos teroid intravena.

Page 29: Tetanus 13

• Makin pendek masa inkubasi, makin jelek prognosis• Makin pendek period of onset, makin jelek prognosis• Letak, macam luka dan luasnya kerusakan jaringan.• tetanus neonatorum mempunyai prognosis jelek dan

harus dianggap tetanus berat.• tingkat kekebalan penderita.

PROGNOSISPROGNOSIS

Page 30: Tetanus 13

TERIMA KASIH