Laporan Tutorial Skenario B BLOK 12

download Laporan Tutorial Skenario B BLOK 12

of 68

description

kedokteran

Transcript of Laporan Tutorial Skenario B BLOK 12

SKENARIO B BLOK 12 TAHUN 2014Seorang lelaki gendut (mild obesity), berusia 35 tahun, sudah satu tahun mengalami disfungsi ereksi (DE). Penyuka makanan terolah sejak sekolah dasar ini terdiagnosis hipertensi ketika berumur 33 tahun. Mulai saat itu, dia secara rutin mengkonsumsi bukan hanya preparat antihipertensi (atenolol), tetapi juga diuretika (furosemide) serta obat pereduksi lemak darah (statin). Sebelum ketiga jenis obat itu dimakan, kehidupan seksual bersama istrinya baik-baik saja. Sementara, penggangu berlatar masalah psikososial bisa diabaikan.

Riwayat Pangan (makanan yang biasa disantap selama 3 bulan terakhir)

Pagi: mie instan 2 bungkus dan kopi 1 gelas

Snack pukul 10.00: crackers 2 porsi.

Makan siang: nasi dan ayam goreng KFC 2 porsi, soft drink dua kaleng

Snack pukul 16.00: Dunkin donat dan 1 kaleng soft drink

Makan malam: Pizza (ukuran medium), satu kaleng soft drink

Tugas: Lakukan eksplorasi untuk mencari pelatar-belakang DE ini.I. Klarifikasi Istilah Atenolol: agen penyekat adrenergik -1 kardioselektif yang digunakan dalam pengobatan hipertensi dan angina pectoris chronic serta profilaksis dan terapi infark miokard, serta aritmia jantung.

Disfungsi ereksi: ketidakmampuan keadaan untuk menjadi kaku dan tegang, seperti jaringan yang erektil ketika berisi darah.

Diuertika : agen yang merangsang diuresis.

Furosemide: diuretic loop yang dipakai dalam pengobatan edema dan hipertensi.

Hipertensi : tinggi nya tekanan darah arteri secara persisten.

Makanan terolah : makanan yang diolah dari makanan baku ditambah atau tidak dengan bahan tambahan makanan atau bahan penolong.

Mild obesity : bila berat badan individu antara 20-30% diatas berat badan ideal.

Obesity : peningkatan berat badan melampaui batas kebutuhan fisik dan skteletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.

Obat pereduksi lemak darah : obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol di dalam darah

Psikososial : setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik atau sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik sebagai akibat terjadinya perubahan sosial, atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa.

Soft drink: minuman berkarbonasi

Statin: golongan obat untuk menurunkan tingkat kolesterol dalam darah dengan cara memblokir enzim HMG-CoA reduktase.

II. Identifikasi Masalah

1. Seorang lelaki gendut (mild obesity), berusia 35 tahun, sudah satu tahun mengalami disfungsi ereksi (DE).

2. Lelaki penyuka makanan terolah sejak sekolah dasar ini terdiagnosis hipertensi ketika berumur 33 tahun. 3. Dia hipertensi dan mengalami DE

4. Dia secara rutin mengkonsumsi bukan preparat antihipertensi (atenolol), diuretika (furosemide) serta obat pereduksi lemak darah (statin). 5. Riwayat Pangan (makanan yang biasa disantap selama 3 bulan terakhir):

Pagi: mie instan 2 bungkus dan kopi 1 gelas

Snack pukul 10.00: crackers 2 porsi.

Makan siang: nasi dan ayam goreng KFC 2 porsi, soft drink dua kaleng

Snack pukul 16.00: Dunkin donat dan 1 kaleng soft drink

Makan malam: Pizza (ukuran medium), satu kaleng soft drink

III. Analisis Masalah

1. Seorang lelaki gendut (mild obesity), berusia 35 tahun, sudah satu tahun mengalami disfungsi ereksi (DE).

a. Apa pengertian dari DE?

Seorang pria disebut mengalami disfungsi ereksi kalau sering atau selalu tidak mampu mencapai atau mempertahankan ereksi penis untuk melakukan hubungan seksual. Menurut WHO seorangpria di katakan menderita disfungsi ereksi apabila terjadi gangguan ereksi minmal 3 bulan.b. Apa saja etiologi disfungsi ereksi?

Penyakit vascular

Penyakit vascular merupakan penyebab DE sekitar 50% pada pria yang lebih tua dari 50 tahun. penyakit ini termasuk aterosklerosi, penyakit vascular periferl, infark miokard, dan hipertensi.

Diabetes mellitus

Diabetes merupakan faktor resiko DE, sekitar 50% penderita diabetes mengalami DE. Etiologi DE pada penderita diabetes kemungkinan berhubungan dengan mekanisme vascular dan neurogenic.

Obat-obatan

DE adalah efek samping dari beberapa obat-obatan. Seperti contoh, beberapa obat psikotropika dan obat anti-hipertensi yang berhubungan dengan DE

c. Apa saja faktor risiko disfungsi ereksi? Kondisi medis, khususnya diabetes atau penyakit jantung

Penggunaan tembakau, yang dapat membatasi aliran darah kevena dan arteri. Penggunaan tembakau dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan kronis yang memicu disfungsi ereksi.

Cedera, khususnya jika terjadi kerusakan syaraf yang mengontrol ereksi.

Obat, antara lain antidepressant, antihistamine dan obat untuk mengobati tekanan darah tinggi, nyeri atau kanker prostate

Kondisi psikis, seperti stres, gelisah atau depresi.

Bersepeda dalam waktu lama, yang dapat menekan syaraf dan berefek pada aliran darah menuju penis menyebabkan disfungsi ereksi sementara.

Umur: Disfungsi ereksi paling umum terjadi pada pria di atas 65 tahun. Sekitar 5 persen dari pria usia 40-tahun dan 15 sampai 25 persen dari pria 65-tahun mengalami beberapa tingkat disfungsi ereksi.

Penyakit pembuluh darah: Aterosklerosis menyebabkan penurunan aliran darah ke penis dan menyumbang 50 sampai 60 persen kasus.

Diabetes mellitus: Setidaknya setengah dari individu dengan diabetes menahun mengalami impotensi, karena kerusakan pembuluh darah kecil dan saraf.

Kondisi neurologis: Beberapa kondisi neurologis menyebabkan impotensi, misal cedera sumsum tulang belakang dan otak, multiple sclerosis, penyakit Parkinson, dan penyakit Alzheimer.

Ketidakseimbangan hormon: Kekurangan testosteron (misalnya, tumor otak, ginjal atau penyakit hati) dapat mengakibatkan hilangnya minat seksual dan kesulitan ereksi.

Pembedahan: Operasi kolon, prostat, kandung kemih, dan rektum dapat merusak saraf dan pembuluh darah yang terlibat dalam ereksi.

Terapi radiasi: Radiasi pengobatan untuk prostat atau kanker kandung kemih dapat menyebabkan impotensi.

Obat: Lebih dari 200 obat yang biasa diresepkan dapat menyebabkan impotensi sebagai efek samping. Ini termasuk beta-blocker, diuretik, antihistamin, antidepresan, obat penenang, dan penekan nafsu makan.

Penyalahgunaan narkoba: Penggunaan alkohol, tembakau, ganja, 3,4 methylenedioxymethamphetamine (ekstasi), dan narkoba lainnya dapat menyebabkan impotensi, yang mungkin tidak dapat disembuhkan dalam beberapa kasus.

Obesitas: Kelebihan berat badan-lemak memberikan kontribusi terkena impotensi dengan meningkatkan aktivitas estrogen dan memburuknya diabetes dan kolesterol tinggid. Apa yang dimaksud dengan obesitas?

Peningkatan berat badan melampaui batas kebutuhan fisik dan skteletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.

e. Bagaimana hubungan obesitas, dengan disfungsi ereksi? Ereksi terjadi saat pembuluh darah yang menuju penis dilatasi, menyebabkan pengisian darah. Proses ini diawali oleh pelepasan NO oleh endotel di pembuluh darah, molekul yang mensinyalir otot sekitarnya untuk relaksasi. Obesitas tampaknya menyebabkan kerusakan pada endotel, sehingga penis tidak mendapatkan cukup darah untuk ereksi. Obesitas juga dapat menyebabkan aterosklerosis yang dapat menyerang pembuluh darah kecil, seperti di penis. Faktor lainnya yang berhubungan dengan obesitas adalah: 1. Faktor Psikologis, pria yang mengalami obesitas biasanya merasa tidak nyaman dengan tubuh mereka akibatnya akan menimbulkan hambatan sosial dan psikologis dari dalam diri penderita

2. Kegemukan menyebabkan gangguan pada sistem vaskular, aliran darah memegang peranan yang sangat penting agar penis mengalami ereksi. Kegemukan menyebabkan pembuluh darah menyempit akibat timbunan lemak. Hal ini menyebabkan aliran darah menuju penis terhambat, akibatnya mengalami disfungsi ereksi.

3. Kegemukan menyebabkan hipogonadisme, hipogonadisme adalah sebuah kondisi pada pria dimana testis tidak bekerja normal dalm memproduksi hormon testosteron. Sebuah studi melaporkan bahwa tingkat IMT, lingkar pinggang, dan jumlah lemak viseral berbanding terbaliik dengan kadar testosteron. Testosteron adalah hormon seks pria yang bertangguang jawab terhadap aktifitas seksual.

f. Bagaimana patofisiologi disfungsi ereksi? (terjawab pada pembahasan learning issues) 2. Lelaki penyuka makanan terolah sejak sekolah dasar ini terdiagnosis hipertensi ketika berumur 33 tahun. a. Apa yang dimaksud dengan makanan terolah?

Makanan terolah adalah makanan cepat saji dan makanan dalam kemasan. Secara umum makanan cepat saji mengandung kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asam akorbat, kalsium dan folat. Dan berikut ini gambaran kandungan nilai gizi dari beberapa jenis makanan cepat saji yang saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena pengaruh tren globalisasi:

Komposisi gizi Pizza (100 g)

Kalori (483 KKal), Lemak (48 g), Kolesterol (52 g), Karbohidrat (3 g), Gula (3 g), Protein (3g).

Komposisi gizi Hamburger (100 g)

Kalori (267 KKal), Lemak (10 g), Kolesterol (29 mg), Protein (11 g), Karbohidrat (33 g), Serat kasar (3 g), Gula (7 g).

Komposisi gizi Donat (I bh = 70 g)

Kalori (210 Kkal), Lemak (8 g), Karbohidrat (32 g), Serat kasar (1 g), Protein(3 g), Gula (11 g), Sodium (260 mg).

Komposisi gizi Fried Chicken (100 g)

Kalori (298 KKal), Lemak (16,8 g), Protein (34,2 g) Karbohidrat (0,1 g).

Chicken nugget 6 potong: 250 kalori

Mie Instant (1 bungkus) 330 Kalori

Kentang goreng mengandung 220 kalori

b. Apa hubungan mengkonsumsi makanan terolah dalam waktu yang lama dengan hipertensi? Makanan terolah mengandung pengawet (Natrium benzoat), lemak, kolesterol, kalori dan gula (terutama dalam soft drink) yang tinggi.

Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004). Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah. Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2000).

Lemak dan kolesterol berlebihan dapat menyebabkan atherosclerosis yang dapat meningkatkan resiko hipertensi. Begitu pula dengan kalori dan gula dengan kadar yang tinggi, kelebihannya akan disimpan di tubuh dalam bentuk jaringan lemak, sehingga lama kelamaan dapat menyebabkan obesitas (BMI meningkat) yang akan meningkatkan resiko hipertensi. Pada orang BMI tinggi maka berat badan yang dimiliki juga tinggi. Orang berbadan gemuk memiliki lemak berlebih di bagian tertentu di kulit, hal itu mengakibatkan pembuluh darah lebih tertekan oleh lemak karena tidak ada ruang kosong lagi di dalam kulit sehingga aliran darah semakin cepat. Orang berbadan gemuk lebih memerlukan banyak energi untuk menopang tubuhnya dalam berkegiatan sehingga memerlukan oksigen lebih banyak dibandingkan dengan orang yang kurusc. Apa dampak mengkonsumsi makanan terolah dalam waktu yang lama? 1. Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Kandungan kolesterol yang tinggi pada makanan cepat saji dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tersumbat akan membuat aliran darah tidak lancar yang dapat mengakibatkan terjadinya serangan jantung koroner.

2. Membuat Ketagihan

Makanan cepat saji mengandung zat aditif yang dapat membuat ketagihan dan merangsang untuk ingin terus memakannya sesering mungkin.

3. Meningkatkan Berat Badan

Jika suka mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang berolahraga, maka dalam beberapa minggu tubuh akan mengalami penambahan berat badan yang tidak sehat. Lemak yang di dapat dari mengonsumsi makanan cepat saji tidak digunakan dengan baik oleh tubuh jika tidak berolahraga. Lemak inilah yang kemdian tersimpan dan menumpuk dalam tubuh.

4. Meningkatkan Risiko Kanker

Kandungan lemak yang tinggi yang terdapat dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara dan usus besar.

5. Memicu Diabetes

Kandungan kalori dan lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cepat saji akan memicu terjadinya resistensi insulin yang berujung pada penyakit diabetes. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon insulin sehingga menurunkan penyerapan glukosa yang menyebabkan banyak glukosa menumpuk di aliran darah.

6. Memicu Tekanan Darah Tinggi

-Sudah di jelaskan pada nomor yang sebelumnya-

3. Dia hipertensi dan mengalami DE.a. Apa yang dimaksud dengan hipertensi? Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Wilson LM, 1995). Tekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80% dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman, posisi dudu k punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit setelah merokok atau minum kopi.

Tabel klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII.

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Tekanan Darah Diastolik (mmHg)

Normal >120 dan 160 atau >120

Sumber: WHO Regional 2005

b. Apa saja jenis-jenis hipertensi? Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu: Hipertensi primer (esensial)Suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999).

Hipertensi sekunder: Hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005).

Berdasarkan bentuk hipertensi, yaitu hipertensi diastolik, campuran, dan sistolik.

Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.

Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan tekanan darah pada sistol dan diastol.

Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut. (Gunawan, 2001)

c. Apa faktor resiko hipertensi? Faktor resiko hipertensi meliputi : Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005). Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause. Perbandingan antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi. Dari laporan sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6% dari pria dan 11% pada wanita. Laporan dari Sumatra Barat menunjukan 18,6% pada pria dan 17,4% wanita. Di daerah perkotaan Semarang didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita. Sedangkan di daerah perkotaan Jakarta didapatkan 14,6 pada pria dan 13,7% pada wanita (Gunawan, 2001). Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi (Astawan,2002 ) Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004). Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2000). Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan garamnya rendah. Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah, tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari, akan meningkat prevalensinya 15-20% (Wiryowidagdo, 2004). Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan. Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi dibatasi (Wijayakusuma, 2000). Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekana darah karena nikotin akan diserap pembulu darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan member sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokokmenggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekana darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh (Astawan, 2002). Aktivitas sangat mempengaruhiterjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuat aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi.Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri ( Amir, 2002 ). Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz, 2001).

d. Bagaimana mekanisme terjadinya hipertensi?(terjawab pada pembahasan learning issues)

e. Apa hubungan hipertensi dengan DE? Hipertensi berhubungan dengan perubahan fungsi dan morfologi endotel menyebabkan peningkatan volume sel sehingga endotel mencembung ke dalam lumen. Pada pembuluh darah yang hipertensi interaksi antara endotel dengan trombosit dan monosit meningkat. Pada hal ini dapat terjadi penumpukkan trombosit pada pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya pasokan darah menuju penis. Rongga karvenosa yang kurang terisi darah menyebabkan sulitnya terjadi ereksi. Pada pasien hipertensi juga menyebabkan tonus pembuluh darah menjadi lebih rendah (karena aliran darah yang selalu cepat melewati pembuluh darah)dan menunjukkan adanya kerusakan NO dan munculnya usaha rangsangan pelepasan NO p ada arteri. Kerusakan NO ini kemudian dibuktikan dengan adanya penurunan kadar nitrit dan nitrat plasma, yang merupakan produk akhir dari oksidasi NO pada penderita hipertensi. NO yang tidak dihasilkan menyebabkan pembuluh darah penis sulit melebar sehingga aliran darah ke organ erektil (corpus cavernosus dan corpus spongiosum) kurang adekuat sehingga terjadilah DE

f. Apa hubungan hipertensi dengan obesitas? Beberapa sifat khas hipertensi primer yang disebabkan oleh kenaikan berat badan yang berlebihan dan obesitas termasuk: (Guyton, 206)1. Curah jantung meningkat

Sebagian karena aliran darah tambahan yang dibutuhkan untuk jaringan lemak ekstra. Walaupun begitu, aliran darah di jantung, ginjal, traktus gastrointestinal dan otot skelet juga meningkat seiring kenaikan berat badan disebabkan oleh meningkatnya laju metabolik dan pertumbuhan organ-organ dan jaringan sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan metaboliknya. Bersamaan dengan keadaan hipertensi yang menetap selama bertahun-tahun, tahanan vaskular perifer total juga dapat meningkat.

2. Aktivitas saraf simpatis, terutama di ginjal, meningkat pada orang-orang dengan berat badan yang berlebih.Penyebab meningkatnya aktivitas simpatis pada keadaan obesitas tidak sepenuhnya dipahami, namun penelitian terakhir menunjukkan bahwa hormon, seperti leptin, yang dilepaskan dari sel-sel lemak dapat secara langsung merangsang berbagai daerah hipotalamus, yang kemudian mempunyai pengaruh eksitasi terhadap pusat vasomotor di medula otak.

3. Kadar angiotensin II dan aldosteron meningkat 2-3 kali pada banyak pasien dengan obesitas

Hal ini, sebagian mungkin disebabkan oleh meningkatnya perangsangan saraf simpatis, yang meningkatkan pelepasan renin oleh ginjal dan juga pembentukan angiotensin II, yang kemudian merangsang kelenjar adrenal untuk menyekresi aldosteron.

4. Dia secara rutin mengkonsumsi preparat antihipertensi (atenolol), diuretika (furosemide) serta obat pereduksi lemak darah (statin). a. Apa yang dimaksud dengan obat anti hipertensi? Obat anti hipertensi adalah obat yang berfungsi menurunkan tekanan darah tinggi. Tujuan dari pengobatan antihipertensi adalah untuk mengurangi efek tekanan darah tinggi terhadap kardiovaskular dan ginjal.

b. Apa jenis-jenis obat antihipertensi? Dikenal lima kelompok obat lini pertama (first line drug) yang digunakan untuk pengobatan awal hipertensi yaitu : diuretik, penyekat reseptor beta adrenergik (-blocker), penghambat angiotensin converting enzyme (ACE-inhibitor), penghambat reseptor angiotensin (Angiotensin-receptor blocker, ARB), dan antagonis kalsium.

1. DiuretikMekanisme kerja. Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menghancurkan garam yang tersimpan di alam tubuh. Pengaruhnya ada dua tahap yaitu : (1) Pengurangan dari volume darah total dan curah jantung; yang menyebabkan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer; (2) Ketika curah jantung kembali ke ambang normal, resistensi pembuluh darah perifer juga berkurang. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Bumetanide, Furosemide, Hydrochlorothiazide, Triamterene, Amiloride, Chlorothiazide, Chlorthaldion.2. Penyekat Reseptor Beta Adrenergik (-Blocker) Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian -blocker dapat dikaitkan dengan hambatan reseptor 1, antara lain : (1) penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah jantung; (2) hambatan sekresi renin di sel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan Angiotensin II; (3) efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas baroresptor, perubahan neuron adrenergik perifer dan peningkatan biosentesis prostasiklin. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Propanolol, Metoprolol, Atenolol, Betaxolol, Bisoprolol, Pindo lol, Acebutolol, Penbutolol, Labetalol.3. Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE-Inhibitor)Kaptopril merupakan ACE-inhibitor yang pertama banyak digunakan di klinik untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung. Mekanisme kerja : secara langsung menghambat pembentukan Angiotensin II dan pada saat yang bersamaan meningkatkan jumlah bradikinin. Hasilnya berupa vasokonstriksi yang berkurang, berkurangnya natrium dan retensi air, dan meningkatkan vasodilatasi (melalui radikinin). Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Kaptopril, Enalapril, Benazepril, Fosinopril, Moexipril, Quianapril, Lisinopril.4. Penghambat Reseptor Angiotensin

Mekanisme kerja. inhibitor kompetitif dari resptor Angiotensin II (tipe 1). Pengaruhnya lebih spesifik pada Angiotensin II dan mengurangi atau sama sekali tidak ada produksi ataupun metabolisme bradikinin. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Losartan, Valsartan, Candesartan, Irbesartan, Telmisartan, Eprosartan, Zolosartan.5. Antagonis KalsiumMekanisme kerja. antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Penurunan resistensi perifer ini sering diikuti efek takikardia dan vasokonstriksi, terutama bila menggunakan golongan obat dihidropirin (Nifedipine). Sedangkan Diltiazem dan Veparamil tidak menimbulkan takikardia karena efek kronotropik negatif langsung pada jantung. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Amlodipine, Diltiazem, Verapamil, Nifedipine.c. Bagaimana mekanisme kerja obat, FK, FD dari atenolol?

(terjawab pada pembahasan learning issues)

d. Apa dampak dari mengkonsumsi obat antihipertensi (atenolol)? Dampak dari mengkonsumsi obat antihipertensi antara lain :

Efek kardiovaskuler

Bradikardia

Penghentian tiba2 bisa menyebabkan kematian mendadak terjadi karena peningkatan kepekaan terhadap agonis pada pasien yang menjalani pengobatan dengan antagonis adrenergik tertentu pada waktu obat dihentikan secara mendadak

Efek pulmonal

Bronkokontriksi karena blokade reseptor di bronkus

SSP

Kelelahan

Gangguan tidur

Depresi

Metabolisme

Menunda pemulihan dari hipoglikemia yang diinduksi insulin, (senyawa selektif 1 lebih baik)

Lain lain : disfungsi seksual pada pria penderita hipertensie. Apa yang dimaksud dengan obat pereduksi lemak darah? Obat pereduksi lemak darah adalah obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol di dalam darah.

f. Apa jenis-jenis obat pereduksi lemak darah? Asam fibrat

Resin

Penghambat HMG CoA Reduktase

Asam Nikotinat

Probukol

Lain-lain :

Penghambat absorpsi kolesterol intestinal

Neomisin sulfat

Beta sitosterol

Dekstrotiroksin

Bekatul

g. Bagaimana mekanisme kerja obat, FK, FD dari statin?

(terjawab pada pembahasan learning issues)

h. Apa dampak dari mengkonsumsi obat pereduksi lemak darah (statin)? 1. Statin dapat menimbulkan nyeri otot dan kerusakan otot. Efek samping yang umum terjadi adalah nyeri otot. Rasa sakit yang ditimbulkan bisa berupa rasa ketidaknyamanan ringan, sampai betul-betul bisa mengganggu aktivitas seperti sulit naik tangga atau mudah lelah padahal hanya berjalan biasa. Walaupun amat jarang terjadi, konsumsi statin dosis tinggi dan atau dampak penggunaan obat lain bersamaan dengan statin bisa menimbulkan rhabdomyolysis yaitu kerusakan otot yang dapat menimbulkan kerusakan ginjal dan bahkan berpotensi kematian. Biasakan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum anda memutuskan menggunakan statin.

2. Statin dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Statin terbukti bisa meningkatkan kadar gula dalam darah, ini akan sangat berbahaya jika anda memang memiliki diabetes. Kadar gula dalam darah anda akan semakin meningkat dan bisa menyebabkan kematian. Bagi yang tidak memiliki diabetes, obat ini mungkin bisa mengarahkan anda kepada penyakit ini. Penyebabnya adalah, dalam keadaan normal, kelebihan gula dan kalori akan diubah menjadi trigliseride dan kolesterol. Tapi, dalam penggunaan statin, produksi ini di hati akan dihambat. Akibatnya, gula akan dikembalikan ke dalam aliran darah sehingga kadar gula darah meningkat.

3. Masalah kognitif Meliputi :

Memory loss, beratnya dapat bervariasi antara :

Daya ingat menurun

Gangguan memori berat

Global amnesia;

Disorientasi dan kebingungan

Polyneuropathy Sebuah kelainan yang sifatnya progresif yang terjadi sebagai akibat inflamasi dari serabut-serabut saraf. Penemuan yang umum adalah berkurangnya kemampuan gerak dan sensorik. Keluhan yang mungkin muncul:

Kelemahan otot wajah

Kesulitan berjalan

Kesulitan menggerakan tangan atau kaki

Sensasi terbakar, geli, nyeri, atau menggelitik

Kesulitan menelan

Gangguan berbicara

Nyeri sendi

Suara serak

Fatigue

i. Apa yang dimaksud dengan obat diuretika? Diuretik ialah obat yang dapat menambah pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dalam air.

j. Apa jenis-jenis obat diuretika?

1. Inhibitor karbonik anhidrase (asetazolamid).

2. Loop diuretik (furosemid, as etakrinat, torsemid, bumetanid)

3. Tiazid (klorotiazid, hidroklorotiazid, klortalidon)

4. Hemat kalium (amilorid, spironolakton, triamteren)

5. Osmotik (manitol, urea)

k. Bagaimana mekanisme kerja obat, FK, FD dari furosemide? (terjawab pada pembahasan learning issues)

l. Apa dampak dari mengkonsumsi obat diuretika?1. Inhibitor karbonik anhidrase (asetazolamid).Efek Samping. Pada dosis tinggi dapat timbul parestesia dan kantuk yang terus-menerus. Asetazolamid mempermudah pembentukan batu ginjal karena berkurangnya sekskresi sitrat, kadar kalsium dalam urin tidak berubah atau meningkat. Asetazolamid dikontraindikasikan pada sirosis hepatis karena menyebabkan disorientasi mental pada penderita sirosis hepatis. Reaksi alergi yang jarang terjadi berupa demam, reaksi kulit, depresi sumsum tulang dan lesi renal mirip reaksi sulfonamid. Asetazolamid sebaiknya tidak diberikan selam kehamilan karena pada hewan percobaan obat ini dapat menimbulkan efek teratogenik.2. Loop diuretik (furosemid, as etakrinat, torsemid, bumetanid)

Efek samping. Efek samping asam etakrinat dan furosemid dapat dibedakan atas : Reaksi toksik berupa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang sering terjadi

Efek samping yang tidak berhubungan dengan kerja utamanya jarang terjadi. Gangguan saluran cerna lebih sering terjadi dengan asam etakrinat daripada furosemid.

3. Tiazid (klorotiazid, hidroklorotiazid, klortalidon)

Efek samping:

Reaksi alergi berupa kelainan kulit, purpura, dermatitis disertai fotosensitivitas dan kelainan darah.

Pada penggunaan lama dapat timbul hiperglikemia, terutama pada penderita diabetes yang laten. Ada 3 faktor yang menyebabkan antara lain : berkurangnya sekresi insulin terhadap peninggian kadar glukosa plasma, meningkatnya glikogenolisis dan berkurangnya glikogenesis.

Menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserid plasma dengan mekanisme yang tidak diketahui.

Gejala infusiensi ginjal dapat diperberat oleh tiazid, mungkin karena tiazid langsung megurangi aliran darah ginjal.

4. Hemat kalium (amilorid, spironolakton, triamteren)

Efek samping. Efek toksik yang paling utama dari spironolakton adalah hiperkalemia yang sering terjadi bila obat ini diberikan bersama-sama dengan asupan kalium yang berlebihan. Tetapi efek toksik ini dapat pula terjadi bila dosis yang biasa diberikan bersama dengan tiazid pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang berat. Efek samping yang lebih ringan dan reversibel diantranya ginekomastia, dan gejala saluran cerna5. Osmotik (manitol, urea)

Efek samping. Efek toksik yang paling berbahaya dari kedua obat ini adalah hiperkalemia. Triamteren juga dapat menimbulkan efek samping yang berupa mual, muntah, kejang kaki, dan pusing. Efek samping amilorid yang paling sering selain hiperkalemia yaitu mual, muntah, diare dan sakit kepala. Manitol dapat menimbulkan reaksi hipersensitif.

m. Apa hubungan obat-obat ini dengan DE? Hubungan obat yang dipakai lelaki ini dengan DE, adalah:

1. Furosemid

Menyebabkan penurunan jumlah zink dalam tubuh. Zink diperlukan oleh tubuh manusia dalam pembentukan hormone testosterone. Zink sangat penting dalam mencegah perubahan testosterone menjadi esterogen dengan cara membuat enzim aromatase tidak bisa bekerja. Hormon testosterone berperan dalam peningkatan gairah seksual / libido yang berperan dalam ereksi. Selain itu, obat ini dapat menurunkan jumlah darah yang menuju penis karena efek diuretiknya.

2. Atenolol

Merupakan obat golongan beta blocker yang mengurangi impuls saraf sehingga pembuluh darah arteri susah untuk melebar dan menyebabkan darah sulit untuk mengisi rongga kavernosa dalam proses ereksi. Pada penggunaan Atenolol, terjadi proses delpesi zat gizi seperti CocQ 10 yang berperan dalam proses ereksi.

3. Statin

Statin menghambat kerja enzim HMG CoA reductase untuk membuat kolesterol dan Coenzym Q10 sehingga terjadi penurunan kadar kolesterol dimana kolesterol merupakan bahan pembuat hormone steroid laki-laki yakni testosterone yang berperan dalam proses ereksi. Tapi pada kasus ini statin tidak terlalu berpengaruh besar pada penurunan testosterone karena obat statin menurunkan kadar kolesterol hanya sampai pada batas normal, kecuali jika diberikan statin dengan dosis yang tidak tepat.

5. Riwayat Pangan (makanan yang biasa disantap selama 3 bulan terakhir)

Pagi: mie instan 2 bungkus dan kopi 1 gelas

Snack pukul 10.00: crackers 2 porsi.

Makan siang: nasi dan ayam goreng KFC 2 porsi, soft drink dua kaleng

Snack pukul 16.00: Dunkin donat dan 1 kaleng soft drink

Makan malam: Pizza (ukuran medium), satu kaleng soft drink

a. Apa kandungan soft drink dan dampaknya terhadap tubuh? Kandungan Soft Drink

Jenis-jenis kandungan yang terdapat dalam soft drink menurut Australian

Beverages Council (2004), meliputi antara lain:

Carbonated water (air soda)

Bahan pemanis

Bahan perasa

Asam

Kafein

Pewarna

Dampak Konsumsi Soft Drink Kelebihan Berat Badan (Overweight) dan Obesitas

Karies Gigi

Diabetes

Osteoporosis dan Fraktur Tulang

b. Bagaimana asupan gizi lelaki ini? Lelaki ini mengkonsumsi:

Mie instan 2 bungkus (2x330 kalori)

660 kalori Kopi 1 gelas

75 kalori Crackers 2 porsi (2x150 kalori)

300 kalori Ayam KFC 2 porsi (2x298 kalori)

596 kalori Soft Drink 4 kaleng (4x140 kalori)

560 kalori Donat 70 gr

210 kalori Pizza ukuran medium

350 kalori+ 2751 kalori/hari

Sedangkan intake kalori per hari yang baik adalah sekitar 1200 kalori. c. Bagaimana hubungan obat-obatan dengan asupan gizi lelaki ini? 1. Atenolol

Atenolol sebagai antihipertensi termasuk dalam golongan antihipertensi beta blocker kardioselektif. Atenolol menghambat reseptor beta, sehingga menurunkan fungsi kerjanya, salah satunya adalah menurunkan lipolysis. Bila dihubungkan dengan pola makan penderita pada kasus ini, penumpukan lemak akan bertambah akibat asupan lemak yang sangat tinggi dari pola makan sehari-harinya, dan pemecahan lemak yang sedikit terjadi karena adanya beta blocker oleh Atenolol.2. Furosemide

Makanan akan menyebabkan menurunnya bioavaolabilitas & efek diuretic dari Furosemide. Bila furosemide dikonsumsi bersamaan dengan makanan, maka makanan akan menurunkan kadar puncak furosemide dalam serum sekitar 55% (dari 933 menjadi 423 ng/mL) dan akan mengurangi sekitar 30% bioavailabilitas furosemide. Makanan akan menurunkan efek diuresis furosemide, dimana setelah 10 jam efek diuresis berkurang 21% (dari 2072 menjadi 1640 mL) dan setelah 24 jam efek diuresis berkurang 15% (dari 2668 menjadi 2270 mL).

3. Statin

Interaksi dengan Alkohol: hindari minum alkohol karena dapat meningkatkan resiko kerusakan hati. Buah grapefruit: hindari minum laovastatin dan simvastatin bersama jus grapefruit karena dapat meningkatkan terjadinya peningkatan efek samping akibat terjadinya peningkatan kadar obat-obat dalam tubuh. Makanan : Lovastatin harus diberikan bersamaan dengan makan malam untuk meningkatkan penyerapan.d. Bagaimana hubungan asupan gizi dengan hipertensi? Secara garis besar, ada empat macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekana darah , yakni : diet rendah garam , diet rendah kolestrol, lemak terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat badan ( Astawan,2002 ). Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit jantung ( lemah jantung ). Adapun yang disebut rendah garam bukan hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah sodium atau natrium ( Na).Oleh karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diet rendah garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup zat zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium dan natrium ( Gunawan, 2001).Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder,MSG(Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat (Biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly ), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung natrium ( obat sakit kepala ). Bagi penderita hipertensi, biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu ( Hayens, 2003 ). Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu : kolestrol, trigeserida, dan pospolipid.Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 50 % dari setiap makanan ( Amir, 2002 ). Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar ( Crude fiber ) dan serat kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi ( Mayo, 2005 ). Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan.Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu diperhatikan hal hal berikut: 1. Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per minggu. 2. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi. 3. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.e. Bagaimana hubungan asupan gizi dengan DE? Penderita mengkonsumsi makanan dan minuman yang memicu obesitas. Contoh, pada minuman ringan dengan kandungan fruktosa yang tinggi dapat menimbulkan penumpukan lemak. Penumpukan lemak ini dapat memicu penyakit pembuluh darah, yang mengakibatkan kerusakan endotel (sel permukaan dalam pembuluh darah) termasuk juga pembuluh darah penis. Kerusakan ini diakibatkan oleh adanya stress oksidative pada endotel akibat tingginya gula darah dan lemak darah. Endotel dalam keadaan normal bisa menghasilkan nitric oxide (NO) yang berguna untuk melebarkan pembuluh darah (vasodilatasi) penis. Dalam keadaan angiopati (rusaknya pembuluh darah), NO tidak dihasilkan sehingga pembuluh darah penis sulit melebar sehingga aliran darah ke organ erektil (corpus cavernosus dan corpus spongiosum) kurang adekuat, sehingga terjadilah DE. Adanya peningkatan massa lemak berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas enzim aromatase yang menyebabkan konversi yang lebih besar dari testosteron ke estrogen. Peningkatan kadar estrogen akan mengakibatkan penekanan gonadotrophin releasing hormon dan gangguan sekresi gonadotropin oleh kelenjar hipofisis. Hal ini menyebabkan pengurangan sekresi testosterone sehingga dapat menyebabkan atrofi jaringan penis dan perubahan pada struktur saraf penis. Selain itu juga terjadi penurunan ekspresi protein endotel dan neuronal nitric oxide synthases (Enos dan nNOS), dan fosfodiesterase tipe-5 (PDE-5), yang berperan penting dalam fisiologi ereksi normal (Gurbuz et al.,2008).IV. Keterkaitan Antar Masalah

V. Learning Issues

1. Pola Makan & Asupan Gizi

1.1 Kebutuhan Zat gizi yang diperlukan dalam sehari

Setiap orang memerlukan zat-zat gizi berbeda-beda sesuai dengan kondisi umur serta factor berat badan dan tinggi badan .berikut ini adalahDaftar Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan per orang perhari. AKG adalah jumlah zat-zat gizi yang hendaknya dikonsumsi setiap hari untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat. Berikut tabel Daftar Angka Kecukupan Gizi setiap hari :

1.1.1 KarbohidratKarbohidrat berfungsi sebagai sumber energy utama tubuh.Tiap 1 gram karbohidratyangdikonsumsimenghasilkan energysebesar 4 kalori. Angka kebutuhan Gizi untuk karbohidrat 300 gram per hari, atau 1200 kalori. Komposisi konsumsi karbohidrat yang ideal adalah 45 60% dari total kalori harian. Menu makanan orang Asia termasuk orang Indonesia, umumnya tinggi karbohidrat, sekitar 70-80% total kalori harian. Karbohidrat berlebihan akan diubah dan disimpan menjadi lemak. Dalam memilih karbohidrat, perhatikan. Indeks Glikemik (IG) yaitu angka yang menunjukkan potensi suatu makanan meningkatkan kadar gula darah. Karbohidrat dengan IG tinggi seperti roti, jagung, dan kentang cepat meningkatkan gula darah sebaiknya dibatasi. Karbohidrat dengan IG rendah seperti kacang-kacangan, nasi merah, dan gandum meningkatkan gula darah perlahan dan memberikan rasa kenyang lebih lama hingga mencegah asupan kalori berlebihan.1.1.2 ProteinProtein adalah komponen terbesar dari tubuh manusia setelah air. Beratnya 1/6 dari berat tubuh manusia. Protein diperlukan sebagai sumber energi, pertumbuhan, proses regenerasi sel, penyembuhan luka, menjaga kesehatan tubuh dengan memproduksi antibodi, hemoglobin, dan mengatur kerja hormon dan enzim dalam tubuh. Protein hewani adalah sumber protein yang memberikan asam amino esensial lebih lengkap dibandingkan protein nabati. Satu gram protein setara dengan 4 kalori.

Secara umum kebutuhan protein harian orang dewasa adalah 1 gram/kg berat badan.

Kekurangan protein berakibat gangguan pertumbuhan, berkurangnya kepadatan tulang bahkan kerontokan rambut.

Sumber protein: hewani (daging sapi, ayam, ikan telur, dan susu) dan protein nabati (kacang-kacangan seperti kedelai, kacang polong, kacang merah).

1.1.3 LemakLemak diperlukan sebagai cadangan energy dan pelindung organ tubuh. Satu gram lemak menghasilkan 9 kalori. Angka Kebutuhan Gizi harian untuk lemak sebesar 62 gram, sekitar 20-30% dari total kebutuhan kalori harian. Berdasarkan rekomendasi dariU.S. Department of Agriculture(USDA) danthe Department of Health and Human Services(HHS), asupan lemak tidak boleh melebihi 35%dari total kalori harian. Lemak membantu menjaga kesehatan kulit dan rambut, suhu tubuh, metabolisme sel tubuh, dan membantu melarutkan vitamin A, D, E, dan K. Ada dua jenis sumber lemak, yaitu sumber lemak baik dan lemak jahat:

Lemak tidak jenuh (unsaturated fat), baik tunggal maupun ganda seperti asam lemak Omega-3 bermanfaat untuk kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung koroner. Lemak baik bisa diperoleh dariolive oil,canolaoil, minyak sayur, kedelai, kacang-kacangan, biji-bijian, kenari, alpukat. Sedangkan asam lemak Omega-3 banyak terdapat di ikan salmon dan mackerel.

Lemak jenuh (saturated fat) dan lemak trans (trans fat) jika dikonsumsi berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena kadar kolesterol total dan kolesterol jahat LDL meningkat. Lemak jenuh terdapat pada hewani seperti daging, jerohan, sedangkan lemak trans terdapat pada minyak sayur yang dihidrogenasi, margarin, serta makanan yang digoreng.

1.1.4 Vitamin & MineralVitamin dan mineral diperlukan setiap hari untuk mengatur berbagai proses dalam tubuh, membantu pembentukan energi serta proses berpikir. Disarankan mengonsumsi 59 porsi buah dan sayur setiap hari. Satu porsi buah dan sayur setara dengan 40 kalori. Buah dan sayur juga memberikan serat dan fitonutrisi untuk kesehatan optimal.

1.1.5 SeratMencukupi kebutuhan serat pangan (dietary fiber) setiap hari adalah cara mudah untukhidup sehat. Penuhi kebutuhan serat hariandengan buah-buahan, sayuran,kacang-kacangan, dan serealia.Buah yang berserat tinggi antaralain: jeruk, sirsak, apel, dan pepaya. Sedangkan sayuran: kacang panjang,buncis, tauge, brokoli, wortel, tomat,dan kangkung mengandung 2-5gram serat per 100 gram. Kacang-kacangandan serealia mengandung4-10 gram serat per 100 gram.Fungsi serat antara lain:

Membuat sisa makanan yang tidak terserapcepat keluar dari usus, sehingga mengurangipenyerapan racun yang ada di sisa makanan.

Memperlancar buang air besar sehinggamencegah konstipasi dan penyakit wasir.

Wanita yang mengonsumsi sedikitnya 25gram serat per hari, memiliki risiko 40% lebihrendah akan serangan jantung.

Membantu menjaga berat badanideal. Serat menghambat prosespenyerapan lemak dan menciptakan rasa kenyang lebih cepat.

Mencegah risiko diabetes.Penderita diabetes tipe 2 dapatmemperbaiki tingkat gula darah dankolesterol melalui penerapan polamakan tinggi serat.

1.2 Kebutuhan energi

Untuk menjaga berat badan agar tetap ideal adalah memperhatikan jumlah kalori yang masuk kedalam tubuh. Namun, kebutuhan kalori setiap orang ini berbeda-beda tergantung usia, aktivitas, dan berat badan. Kelebihan kalori akan membuat tubuh Anda menjadi gemuk, dan kekurangan kalori akan membuat Anda sangat kurus bahkan kurangnutrisi

Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk mengetahui berapa kalori yang Anda butuhkan dalam sehari, salah satunya adalah dengan menggunakan rumus Harris Benedict.Komponen yang harus diperhitungkan dalam menentukan kalori ini adalah berat badan ideal, kebutuhan basal,serta aktivitas fisik yang dilakukan.

1.2.1 Total kalori yang dibutuhkan (TK)Setelah mendapatkan komponen yang dibutuhkan, maka total kalori (TK) sehari ini bisa dihitung dengan rumus:

TK =Faktor aktivitas x AMB

Dalam memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari sebaiknya sesuai dengan kalori yang dibutuhkan dan juga harus memperhatikan pedoman umum gizi seimbang (PUGS) yang ada, yaitu:

Makanlah aneka ragam makanan

Makanlah makanan untuk mmenuhi kecukupan energi

Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi

Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi

Gunakan garam beryodium

Makanlah makanan sumber yang bergizi

Berikan nasi saja pada bayi hingga berumur 4 bulan

Biasakan makan pagi

Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya

Lakukan kegiatan fisik secara teratur

Hindari minuman beralkohol

Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

1.2.2 Dasar-dasar Penyusunan Menu : Makanan disesuaikan dengan kebutuhan kalori dan protein

Makanan harus terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral

Mengonsumsi alkohol sangat dilarang

Garam dapat di berikan sampai 7 gram atau 1 sendok the

2. Obesitas2.1 Definisi Obesitas

Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007).

Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).

2.2 Penentuan Obesitas

Keadaan obesitas ditentukan dengan mengklasifikasikan status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan kwadrat tinggi badan dalam ukuran meter (Arisman,2007).

Rumus menentukan IMT :

IMT = BB/(TB)

TABEL 1.

KLASIFIKASI STATUS GIZI BERDASARKAN IMT

Status Gizi IMT

KKP I < 16

KKP II 16,0 16,9

KKP III 17,0 18,4

Normal 18,5 24,9

Obesitas I 25,0 29,9

Obesitas II 30,0 40,0

Obesitas III > 40

Sumber: Maurice ES et al edisi VIII, Lea & Febinger, 1994 dalam Arisman, 2007

2.3 Faktor Resiko dan PenyebabBeberapa kajian telah dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya obesitas. Secara ilmiah obesitas terjadi akibat kelebihan asupan makanan atau energi didalam tubuh. Penyebab ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas, namun keadaan ini disertai oleh pelbagai faktor yang dapat dihindari untuk mengelakkan obesitas. Faktor genetik merupakan faktor utama terjadinya obesitas. Obesitas diduga cenderung diturunkan karana mempunyai penyebab genetik. Tetapi pola pemakanan dan kebiasaan gaya hidup turut mendorong kepada obesitas. Faktor genetik dan faktor gaya hidup sangat sukar untuk dipisahkan. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

Faktor perkembangan dan aktivitas fisik juga sangat berperanan dalam obesitas. Dari hasil beberapa penelitian, penderita obesitas mengalami penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Obesitas biasanya terjadi pada masa kanak-kanak lagi dan bisa memiliki sel lemak 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Obesitas yang terjadi pada anak mempunyai resiko yang besar unutk menghidapi obese pada waktu dewasa. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel. Berkurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas pada masyarakat terutama pada negara berkembang. Aktivitas fisik dapat meningkatkan penggunaan kalori yang berlebihan didalam tubuh namun pada orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.

Selain daripada faktor genetik, faktor-faktor lain yang menyebabkan obesitas dapat dielakkan untuk mencegah kejadian obesitas. Faktor makanan yang mengandungi banyak lemak juga merupakan salah satu faktor penyebab. Anak-anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food. Padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan obesitas. Orang-tua yang sibuk sering menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada anak mereka, walaupun kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan cepat saji tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilah junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan.

2.4 Hubungan Obesitas dan Hipertensi

Berbagai penelitian epidemiologik telah membuktikan adanya hubungan yang kuat antara obesitas dan hipertensi. Data yang diperoleh dari NHANES pada populasi orang Amerika Serikat memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan linier antara kenaikan rasio lingkar pinggang dan pinggul dengan tekanan darah sistolik dan diastolik serta tekanan nadi. Farmingham study (2007) melaporkan risiko terjadinya hipertensi sebesar 65% pada wanita dan 78% pada laki-laki berhubungan langsung dengan obesitas dan kelebihan berat badan. Mekanisme penyebab utama terjadinya hipertensi pada obesitas diduga berhubungan dengan kenaikan volume tubuh, peningkatan curah jantung, dan menurunnya resistensi vaskuler sistemik. Beberapa mekanisme lain yang berperan dalam kejadian hipertensi pada obesitas antara lain peningkatan sistem saraf simpatik, meningkatnya aktivitas renin angiotensin aldosteron (RAAS), peningkatan leptin, peningkatan insulin, peningkatan asam lemak bebas (FFA), peningkatan endotelin 1, terganggunya aktivitas natriuretic peptide (NP), serta menurunnya nitrit oxide (NO).Selain itu, beberapa sifat khas hipertensi primer yang disebabkan oleh kenaikan berat badan yang berlebihan dan obesitas termasuk: (Guyton, 206)a. Curah jantung meningkat

Sebagian karena aliran darah tambahan yang dibutuhkan untuk jaringan lemak ekstra. Walaupun begitu, aliran darah di jantung, ginjal, traktus gastrointestinal dan otot skelet juga meningkat seiring kenaikan berat badan disebabkan oleh meningkatnya laju metabolik dan pertumbuhan organ-organ dan jaringan sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan metaboliknya. Bersamaan dengan keadaan hipertensi yang menetap selama bertahun-tahun, tahanan vaskular perifer total juga dapat meningkat.

b. Aktivitas saraf simpatis, terutama di ginjal, meningkat pada orang-orang dengan berat badan yang berlebih

Penyebab meningkatnya aktivitas simpatis pada keadaan obesitas tidak sepenuhnya dipahami, namun penelitian terakhir menunjukkan bahwa hormon, seperti leptin, yang dilepaskan dari sel-sel lemak dapat secara langsung merangsang berbagai daerah hipotalamus, yang kemudian mempunyai pengaruh eksitasi terhadap pusat vasomotor di medula otak.

c. Kadar angiotensin II dan aldosteron meningkat 2-3 kali pada banyak pasien dengan obesitas

Hal ini, sebagian mungkin disebabkan oleh meningkatnya perangsangan saraf simpatis, yang meningkatkan pelepasan renin oleh ginjal dan juga pembentukan angiotensin II, yang kemudian merangsang kelenjar adrenal untuk menyekresi aldosteron.3. Hipertensi 3.1 Pengertian

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan kardiak output (Wexler, 2002)Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu:a. Hipertensi primer (esensial)Suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999).

b. Hipertensi sekunder: Hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005).

Berdasarkan bentuk hipertensi,yaitu hipertensi diastolic,campuran,dan sistolik.

g. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.

h. Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan tekanan darah pada sistol dan diastol.

i. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut. (Gunawan, 2001)

3.2 Etiologi

Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi.Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak meninbulkan hipertensi (Astawan,2002)Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik ( Amir,2002)Peningkatan Total Periperial Resistence yang berlangsung lama dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan Total Periperial Resistence, jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrifi (membesar). Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tesebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup. (Hayens, 2003 )3.3 Faktor Resiko

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005).Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004). Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2000).3.4 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin,2001)Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapt memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi ( Dekker, 1996 )Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Corwin,2001).

1. 3.5 Terapi

3.5.1 Non-farmakologik

Perawatan penderita hipertensi pada umumnya dilakukan oleh keluarga dengan memerhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota keluarga yang menderita hipertensi. Pengaturan pola hidup sehat sangat penting pada klien hipertensi guna untuk mengurangai efek buruk dari pada hipertensi. Adapun cakupan pola hidup antara lain berhenti merokok, mengurangi kelebihan berat badan, menghindari alkohol, modifikasi diet. Dan yang mencakup psikis antara lain mengurangi sres, olahraga, dan istirahat (Amir, 2002).Dengan berhenti merokok tekanan darah akan turun secara perlahan , disamping itu jika masih merokok maka obat yang dikonsumsi tidak akan bekerja secara optimal dan dengan berhenti merokok efektifitas obat akan meningkat ( Santoso, 2001 ).Mengurangi berat badan juga menurunkan resiko diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker .Secara umum, semakin berat tubuh semakin tinggi tekanan darah, jika menerapkan pola makan seimbang maka dapat mengurangi berat badan dan menurunkan tekanan darah dengan cara yang terkontrol.Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada klien hipertensi, tujuan utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakiit kardiovaskuler. Secara garis besar, ada empat macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekanan darah , yakni : diet rendah garam , diet rendah kolestrol, lemak terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat baadan ( Astawan, 2002 ).

Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit jantung ( lemah jantung ). Adapun yang disebut rendah garam bukan hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah sodium atau natrium (Na). Oleh karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diet rendah garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup zat-zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium dan natrium ( Gunawan, 2001).

Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG(Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoate (Biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly ), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung natrium ( obat sakit kepala ). Bagi penderita hipertensi, biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. ( Hayens, 2003 ).Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu: kolestrol, trigeserida, dan pospolipid.Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 50 % dari setiap makanan (Amir, 2002).Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar (Crude fiber) dan serat kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi (Mayo, 2005).Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu diperhatikan hal hal berikut:a. Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per minggu.

b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.

c. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan

d. Stres tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi stress berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang nersifat sementara yang sangat tinggi. Jika periode stress sering terjadi maka akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menetap ( Amir,2002).

e. Manfaat olah raga yang sering di sebut olah raga isotonik seperti jalan kaki, jogging, berenang dan bersepeda sangat mampu meredam hipertensi. Pada olah raga isotonik mampu menyusutkan hormone noradrenalin dan hormone hormone lain penyebab naiknya tekanan darah. Hindari olah raga Isometrik seperti angkat beban, karena justru dapat menaikkan tekanan darah ( Mayer, 1980).

f. Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel dalam tubuh,istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu. Meluangkan waktu tidak berarti minta istirahat lebih banyak dari pada bekerja produktif samapai melebihi kepatuhan. Meluangkan waku istirahat itu perlu dilakukan secara rutin diantara ketegangan jam sibuk bekerja sehari-hari. Bersantai juga bukan berarti melakukan rekreasi yang melelahkan,tetapi yang dimaksudkan dengan istirahat adalah usaha untuk mengembalikan stamina tubuh dan mengembalikan keseimbangan hormon dan dalam tubuh ( Amir,2002).

3.5.2 Farmakologis

a. Diuretik

Mula-mula obat ini mengurangi volume ekstraseluler dan curah jantung. Efek hipotensi dipertahankan selama terapi jangka panjang melalui berkurangnya tahanan vaskular, sedangkan curah jantung kembali ke tingkat sebelum pengobatan dan volum ekstraseluler tetap berkurang sedikit (Benowitz, 1998).

Mekanisme yang potensial untuk mengurangi tahanan vaskular oleh reduksi ion Na yang persisten walaupun sedikit saja mencakup pengurangan volum cairan interstisial, pengurangan konsentrasi Na di otot polos yang sekunder dapat mengurangi konsentrasi ion Ca intraseluler, sehingga sel menjadi lebih resisten terhadap stimulus yang mengakibatkan kontraksi, dan perubahan afinitas dan respon dari reseptor permukaan sel terhadap hormon vasokonstriktor (Benowitz, 1998).

Diuretik sangat efektif kepada penderita lanjut usia, kegemukan dan penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun.Efek Samping

Impotensi seksual merupakan efek samping yang paling mengganggu pada obat golongan tiazid. Gout merupakan akibat hiperurisemia yang dicetuskan oleh diuretik. Kram otot dapat pula terjadi, dan merupakan efek samping yang terkait dosis (Benowitz, 1998).

Golongan obat

Tiazid dan agen yang sejenis ( hidroklorotiazid, klortalidon)

Diuretik loop (furosemid, bemetanid, asam etakrinik)

Diuretik penyimpan ion K, amilorid, triamteren, spironolakton.

b. Beta adrenergik blocking agents (betabloker)

Jenis obat ini efektif terhadap hipertensi. Obat ini menurunkan irama jantung dan curah jantung. Beta bloker juga menurnkan pelepasan renin dan lebih efektif pada pasien dengan aktivitas renin plasma yang meningkat (Benowitz, 1998).Beta-blocker efektif kepada penderita usia muda, penderita yang pernah mengalami serangan jantung, penderita dengan denyut jantung yang cepat, angina pektoris (nyeri dada), sakit kepala migren.Beberap mekanisme aksi anti hipertensi di duga terdapat pada golongan obat ini, mencakup :

1) Menurunkan frekuensi irama jantung dan curah jantung

2) Menurunkan tingkat renin di plasma

3) Memodulai aktivitas eferen saraf perifer

4) Efek sentral tidak langsung

Efek Samping

Semua betabloker memicu spasme bronkial, misalnya pada pasien dengan asma bronkial.Golongan Obat

Obat yang bekerja sentral (metildopa, klonidin, kuanabenz, guanfasin)

b. Obat penghambat ganglion (trimetafan)

Agen penghambat neuron adrenergik (guanetidin, guanadrel, reserpin)

d. Antagonis beta adrenergik (propanolol, metoprolol)

Antagonis alfa-adrenergik (prazosin, terazosin, doksazosin, fenoksibenzamin, fentolamin)

Antagonis adrenergik campuran (labetalol)

c. ACE-inhibitor (Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors)

Cara kerja utamanya ialah menghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron, namun juga menghambat degradasi bradikinin, menstimulasi sintesis prostaglandin vasodilating, dan kadang-kadang mereduksi aktivitas saraf simpatis (Benowitz, 1998).

Obat ini efektif diberikan kepada penderita usia muda, penderita gagal jantung, penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik dan pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain. Efek Samping

Batuk kering ditemukan pada 10 persen atau lebih penderita yang mendapat obat ini. Hipotensi yang berat dapat terjadi pada pasien dengan stenosis arteri renal bilateral, yang dapat mengakibatkan gagal ginjal.

Golongan obatBenazepril, captopril, enalapril, fosinoplir, lisinopril, moexipril, ramipril, quinapril, trandolapril (Benowitz, 1998).

d. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)

Efek samping batuk tidak ditemukan pada pengobatan dengan ARB. Namun efek samping hipotensi dan gagal ginjal masih dapat terjadi pada pasien dengan stenosis arteri renal bilateral dan hiperkalemia (Benowitz, 1998).

Golongan obatCandesartan, eprosartan, irbesartan, losartan, olmesartan, valsartan.

e. Obat penyekat terowongan kalsium (calcium channel antagonists, calcium channel blocking agents, CCT).

Calcium antagonist mengakibatkan relaksasi otot jantung dan otot polos, dengan demikian mengurangi masuknya kalsium kedalam sel. Obat ini mengakibatkan vasodilatasi perifer, dan refleks takikardia dan retensi cairan kurang bila dibanding dengan vasodilator lainnya (Benowitz, 1998).Antagonis kalsium sangat efektif diberikan kepada penderita lanjut usia, penderita angina pektoris (nyeri dada), denyut jantung yang cepat, sakit kepala migren.

Efek samping

Efek samping yang paling sering pada calcium antagonis ialah nyeri kepala, edema perifer, bradikardia dan konstipasi.

Golongan obatDiltiazem, verapamil.

Kombinasi Obat pada Pengobatan Hipertensi :

a. Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}.

Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.

b. Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}.

Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.

c. Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}.

Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.d. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya.e. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera. Obat-obatan seprti Diazoxide, Nitroprusside, Nitroglycerin, Labetalol bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).4. Atenolol 4.1 Pendahuluana. Nama generik : Atenololb. Nama kimia:

Atenolol: 2-{p-[2-Hydroxy-3 (isopropylamino)proproxy]phenyl}acetamide. c. Struktur kimia: C14H22N2O3

d. Sifat Fisikokimia:

Atenolol (USP 27): Serbuk berwarna putih atau praktis putih, tidak berbau. Sedikit larut dalam air, dan isopropil alkohol; sangat sedikit larut dalam alkohol; mudah larut dalam metil alkohol.

4.2 Farmakokinetik

50 % dosis diabsorbsi setelah pemberian oral. Konsentrasi plasma puncak tercapai dalam 2 - 4 jam. Durasi obat untuk fungsi ginjal normal ialah 12-24 jam. Kelarutan atenolol dalam lemak rendah. Menembus plasenta, terdistribusi dalam ASI dengan konsentrasi lebih tinggi dibandingkan dengan dalam plasma ibu pernah tercapai. Sejumlah kecil obat menembus sawar otak, dan ikatan dengan plasma protein minimal yaitu 3% sampai 15%. T 1/2 plasma 6-7 jam. Atenolol tidak atau hanya sedikit dimetabolisme di hepar dan ekskresinya melalui feses (50%); urin (obat 40% tidak berubah). 4.3 Mekanisme aksiKerja fisiologi utama atenolol adalah dengan secara kompetitif menghambat stimulasi adrenergik dari reseptor beta-adrenergik dalam miokardium dan otot halus vaskular. Menurunkan frekuensi denyut jantung dan curah jantung dan penurunan pelepasan renin. Efek bronkokonstriksi kurang dibandng zat-zat yang berikatan dengan reseptor 2. Pada dosis kecil, atenolol secara selektif menghambat reseptor jantung dan reseptor lipolitik 1-adrenergik dan hanya sedikit efek pada reseptor 2-adrenergik bronki dan otot halus vaskular. Pada dosis tinggi (>100 mg/hari), selektivitas atenolol untuk reseptor 1-adrenergik biasanya hilang, dan akan secara kompetitif menghambat reseptor 1- dan 2-adrenergik. Dengan menghambat reseptor 1-adrenergik miokardium, atenolol menghasilkan aktivitas kronotropik dan inotropik yang negatif. Dengan berkurangnya kontraktilitas miokardium dan denyut jantung, dan dengan turunnya tekanan darah akan mengakibatkan berkurangnya konsumsi oksigen oleh miokardium. Dan hal inilah yang membuat efektifnya atenolol pada angina pektoris stabil yang kronis; walaupun begitu, atenolol dapat meningkatkan keperluan oksigen dengan meningkatkan panjangnya serabut ventrikular kiri dan tekanan end-diastolic, terutama pada pasien dengan gagal jantung.

4.4 Farmakodinamik

Atenolol, beta (1) kompetitif-selektif antagonis adrenergik, memiliki kelarutan lipid terendah. Meskipun mirip dengan metoprolol, atenolol berbeda dari pindolol dan propranolol tidak memiliki sifat simpatomimetik intrinsic. Atenolol digunakan sendiri atau dengan chlorthalidone dalam pengelolaan hipertensi dan edema.4.5 Kontra IndikasiAsma, gagal jantung yang tidak terkontrol, Prinzmetal's angina, bradikardi, hipotensi, sick sinus syndrome, AV blok derajat dua atau tiga (second- or third- degree AV block), syok kardiogenik, asidosis metabolik, penyakit arteri perifer yang parah, phaeochromocytoma (selain penggunaan bersamaan dengan penyekat alfa).4.6 Efek Samping

Efek ke jantung: bradikardi (3%); hipotensi; (AV) blok atrioventrikular derajat kedua atau tiga; dan mempercepat parahnya gagal jantung, yang biasanya terjadi pada pasien yang sudah mempunyai disfungsi ventrikular kiri. Sick sinus syndrome telah dilaporkan; dinginnya kaki tangan (0-12%), postural hipotensi (2-4%, dikaitkan dengan syncope); dan sakit kaki (0-3%). Efek ke SSP: pusing, letih, depresi. Lesu, mengantuk, mimpi yang tidak biasa, dan vertigo terjadi pada 3% pasien. Sakit kepala dan halusinasi juga telah dilaporkan. Efek samping lain yang terlihat pada penggunaan penyekat beta dapat juga terjadi pada penggunaan atenolol seperti gangguan penglihatan, disorientasi, gangguan memori jangka pendek, emosi yang labil, psikosis, dan katatonia. Efek ke saluran pencernaan: diare dan mual (2-4%), dan mulut kering juga telah dilaporkan. Efek endokrin: penggunaan penyekat -adrenergik pada pasien hipertensi meningkatkan resiko ( 28%) tipe 2 diabetes mellitus. Penyekat -adrenergik dapat menutupi tanda-tanda dan gejala hipoglikemi (seperti palpitasi, tahikardi, tremor) dan memperkuat efek hipoglikemi yang disebabkan oleh insulin. Efek samping yang lain: Ruam, eksaserbasi psoriasis, sindroma lupus, mata kering, gangguan penglihatan, alopesia yang reversibel, penyakit Peyronie, antinuclear antibodies (ANA), impoten, meningkatnya konsentrasi enzim liver dan bilirubin, purpura, Raynauld's phenomena, dan trombositopenia juga telah dilaporkan. Reaksi alergi: demam, sakit kerongkongan, spasme laring, dan respiratory distress.

4.7 Interaksi Makanan

Konsentrasi serum Atenolol akan menurun jika digunakan bersama makanan.

4.8 Interaksi Obat

Reserpin: meningkatkan insiden hipotensi dan bradikardi, karena aktivitas reserpin melenyapkan katekolamin. Obat hipotensif lain (misalnya antagonis kalsium, hidralazin, metildopa): efek hipotensi aditif; dosis harus disesuaikan bila diberikan bersamaan dengan atenolol. Klonidin: karena penyekat -adrenergik dapat menyebabkan eksaserbasi rebound hypertension yang mungkin terjadi bila terapi klonidin dihentikan, atenolol harus diberhentikan beberapa hari sebelum terapi klonidin bila terapi klonidin harus diberhentikan pada pasien yang menerima atenolol dan klonidin bersamaan. Atenolol IV harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang baru mendapatkan obat lain yang juga mempunyai efek inotropik negatif terhadap miokardium. Penggunaan atenolol bersamaan dengan verapamil dapat mengakibatkan reaksi efek samping yang serius, terutama pada pasien-pasien dengan kardiomiopati yang parah, gagal jantung, atau yang baru menderita infark miokard. NSAID: pengunaan inhibitor siklooksigenase (misalnya indometasin) dapat menurunkan efek hipotensif dari penyekat -adrenergik.

4.9 Pengaruh Hasil Lab

Dapat meningkatkan glukosa, menurunkan HDL.5. Obat DiuretikDiuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel menjadi normal. Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomeruli (gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex). Dinding glomeruli inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air,m garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap glomerulus seperti corong (kapsul Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa kecil. Di sini terjadi penarikan kembali secara aktif dari air dan komponen yang sangat penting bagi tubuh, seperti glukosa dan garam-garam antara lain ion Na+. Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli.sisanya yang tak berguna seperti sampah perombakan metabolisme-protein (ureum) untuk sebagian besar tidak diserap kembali. Akhirnya filtrat dari semua tubuli ditampung di suatu saluran pengumpul (ductus coligens), di mana terutama berlangsung penyerapan air kembali. Filtrat akhir disalurkan ke kandung kemih dan ditimbun sebagai urin. Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :

5.1 Inhibitor karbonik anhidrase (asetazolamid).

Karbonik anhidrase adalah enzim yang mengkatalis reaksi CO2 + H2O H2CO3. Enzim ini terdapat antara lain dalam sel korteks renalis, pankreas, mukosa lambung, mata, eritrosit dan SSP, tetapi tidak terdapat dalam plasma. Inhibitor karbonik anhidrase adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan intraokular pada glaukoma dengan membatasi produksi humor aqueus, bukan sebagai diuretik (misalnya, asetazolamid). Obat ini bekerja pada tubulus proksimal (nefron) dengan mencegah reabsorpsi bikarbonat (hidrogen karbonat), natrium, kalium, dan air semua zat ini meningkatkan produksi urine. Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.5.2 Tiazid (klorotiazid, hidroklorotiazid, klortalidon)

Senyawa tiazid menunjukkan kurva dosis yang sejajar dan daya klouretik maksimal yang sebanding. Merupakan Obat diuretik yang paling banyak digunakan. Diuretik tiazid, seperti bendroflumetiazid, bekerja pada bagian awal tubulus distal (nefron). Obat ini menurunkan reabsorpsi natrium dan klorida, yang meningkatkan ekskresi air, natrium, dan klorida. Selain itu, kalium hilang dan kalsium ditahan. Obat ini digunakan dalam pengobatan hipertensi, gagal jantung ringan, edema, dan pada diabetes insipidus nefrogenik. Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.

5.3 Hemat kalium (amilorid, spironolakton, triamteren)

Diuretik yang mempertahankan kalium menyebabkan diuresis tanpa kehilangan kalium dalam urine. Yang termasuk dalam klompok ini antara lain antagonis aldosteron, traimteren dan amilorid.5.4 Diuretik osmotik (manitol, urea)

Istilah diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat :

Difiltasi secara bebas oleh glomerulus

Tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli ginjal

Secara farmakologis merupakan zat yang inert

Umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik.

Diuresis osmotik merupakan zat yang secara farmakologis lembam, seperti manitol (satu gula). Diuresis osmotik diberikan secara intravena untuk menurunkan edema serebri atau peningkatan tekanan intraoukular pada glaukoma serta menimbulkan diuresis setelah overdosis obat. Diuresis terjadi melalui tarikan osmotik akibat gula yang lembam (yang) difiltrasi oleh ginjal, tetapi tidak direabsorpsi) saat ekskresi gula tersebut terjadi. Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :

Tubuli proksimal

Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya.

Ansa enle

Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun.

Duktus Koligentes

Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.

5.5 Loop diuretik (furosemid, as etakrinat, torsemid, bumetanid)

Termasuk dalam kelompok ini adalah asam etakrinat, furosemid dan bumetanid. Asam etakrinat termasuk diuretik yang dapat diberikan secara oral maupun parenteral dengan hasil yang memuaskan. Furosemid atau asam 4-kloro-N-furfuril-5-sulfomail antranilat masih tergolong derivat sulfonamid. Diuretik loop bekerja dengan mencegah reabsorpsi natrium, klorida, dan kalium pada segmen tebal ujung asenden ansa Henle (nefron) melalui inhibisi pembawa klorida. Obat ini termasuk asam etakrinat, furosemid da bumetanid, dan digunakan untuk pengobatan hipertensi, edema, serta oliguria yang disebabkan oleh gagal ginjal. Pengobatan bersamaan dengan kalium diperlukan selama menggunakan obat ini.

5.5.1 Furosemid

5.5.1.1 Farmakokinetik

a. Half-Life: 30-120 min

b. Jangka waktu I.V: 2 jamPO: 6-8 jamc. Permulaan Efek awal: I.V: 2-5 min, PO: 30-60 minMax berlaku: I.V: