Laporan Tutorial Skenario 2

9
PENDAHULUAN Seorang wanita umur 45 tahun datang ke Puskesmas Rawat Inap dengan keluhan sesak napas. Riwayat penyakit sekarang adalah tiga hari sebelum dating ke Puskesmas, penderita merasakan demam, kepala pusing, batuk-batuk disertai dahak, badan terasa sakit semua dan 2 hari yang lalu mulai merasakan sesak napas. Penderita tidak pernah merasa sakit seperti ini sebelumnya. Penderita bekerja di peternakan ayam, dimana banyak ternak yang mati mendadak. Pasien lalu dibawa ke Puskesmas dimana dokter A sedang bertugas. Dokter A melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Karena sarana pemeriksaan penunjang di Puskesmas tidak lengkap maka dokter A merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang di laboraturium Rumah Sakit. Pasien merasa keberatan untuk melakukan pemeriksaan laboraturium ataupun dirujuk ke Rumah Sakit, maka pasien datang ke praktik dokter B. Dokter B melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan langsung menentukan sendiri diagnosis dan obatnya. Pertanyaan: Bagaimana pendapat saudara, apakah langkah-langkah yang ditempuh oleh dokter A dan B dalam menegakkan diagnosis sudah menerapkan prinsip-prinsip Evidence Based Medicine (EBM) diagnosis? Berikan alasan saudara.

Transcript of Laporan Tutorial Skenario 2

Page 1: Laporan Tutorial Skenario 2

PENDAHULUAN

Seorang wanita umur 45 tahun datang ke Puskesmas Rawat Inap dengan keluhan sesak napas.

Riwayat penyakit sekarang adalah tiga hari sebelum dating ke Puskesmas, penderita merasakan

demam, kepala pusing, batuk-batuk disertai dahak, badan terasa sakit semua dan 2 hari yang lalu

mulai merasakan sesak napas. Penderita tidak pernah merasa sakit seperti ini sebelumnya.

Penderita bekerja di peternakan ayam, dimana banyak ternak yang mati mendadak. Pasien lalu

dibawa ke Puskesmas dimana dokter A sedang bertugas. Dokter A melakukan anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Karena sarana pemeriksaan penunjang di Puskesmas tidak lengkap maka

dokter A merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang di laboraturium Rumah Sakit.

Pasien merasa keberatan untuk melakukan pemeriksaan laboraturium ataupun dirujuk ke Rumah

Sakit, maka pasien datang ke praktik dokter B. Dokter B melakukan anamnesis dan pemeriksaan

fisik dan langsung menentukan sendiri diagnosis dan obatnya.

Pertanyaan:

Bagaimana pendapat saudara, apakah langkah-langkah yang ditempuh oleh dokter A dan B

dalam menegakkan diagnosis sudah menerapkan prinsip-prinsip Evidence Based Medicine

(EBM) diagnosis? Berikan alasan saudara.

Page 2: Laporan Tutorial Skenario 2

DISKUSI DAN STUDI PUSTAKA

A. Memahami pegertian beberapa istilah dalam scenario

Daftar istilah dalam skenario dan pengertiannya :

1. Diagnosis :

Hubungan antara pemeriksaan fisik dan intervensi

2. Anamnesis :

Suatu teknik pemeriksaan melalui pencarian informasi dari pasien. Informasi yang didapatkan adalah :

- Riwayat Penyakit Sekarang- Riwayat Penyakit Dulu- Riwayat keluarga- Riwayat sosial ekonomi- Riwayat obstetri

3. Pemeriksaan fisik :

Dilakukan untuk mencari tanda yang diperoleh melalui pengamatansecara objektif oleh tenaga kesehatan.

Ada 4 dasar pemeriksaan fisik :

- Inspeksi : Pemeriksaan secara visual- Palpasi : Pemeriksaan dengan kontak langsung- Auskultasi : Pemeriksaan dengan mendengarkan suara organ – organ

dalam- Perkusi : Pemeriksaan dengan mengetuk bagian permukaan tubuh

tertentu.

4. Pemeriksaan lanjutan :Pemeriksaan yang dilakukan setelah pemeriksaan dan data yang dihasilkan untuk mendukung diagnosis.

5. EBM :

Kesatuan antara :

- Bukti – bukti riset terbaik- Nilai – nilai pasien POEM (Patient Oriented Evidence that

Matter)- Ketrampilan klinisi

6. EBM diagnosis:EBM yang dilakukan untuk menentukan diagnosis

Page 3: Laporan Tutorial Skenario 2

7. Laboratorium:Tempat khusus yang dilengkapi dengan alat – alat untuk melakukan pengukuran, pengujian terhadap objek atau sampel penelitian yang dilakukan oleh tenaga ahli dengan teknik dan metode yang terstandardisasi (ISO, KAN).

B. Mengidentifikasi masalah dalam skenario

Dalam sckenario ini terdapat tiga masalah yang dihadapi:

LO Mayor:

1. Apa saja langkah – langkah EBM untuk menegakkan diagnosis?

2. Menganalisis langkah – langkah yang ditempuh dokter A dan dokter B

3. Manfaat penerapan EBM diagnosis

LO Minor:

1. Mencari informasi tentang POEM dan Informed consent

C. Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan sementara mengenai permasalahan

– permasalahan dalam skenario

LO Mayor:

1. Langkah- langkah dalam EBM yaitu:

a. Ask : merumuskan pertanyaan klinis

b. Acquire : mencari bukti – bukti

c. Appraise : menelaah secara kritis bukti yang didapat

d. Apply : penerapannya terhadap pasien

e. Audit : mengevaluasi kinerja penerapan EBM

2. Analisis langkah – langkah yang ditempuh dokter A dan dokter B:

Berdasarkan skenario, pasien merasakan demam, kepala pusing, batuk-batuk disertai

dahak, badan terasa sakit semua dan 2 hari yang lalu mulai merasakan sesak napas

dan pasien juga diketahui bekerja di peternakan ayam dimana banyak ternak yang

mati mendadak, dari tanda-tanda tersebut pasien dapat dikatagorikan sebagai suspek

flu burung menurut WHO (2006).

Dalam menangani pasien tersebut, dokter A sudah melakukan langkah-langkah yang

sesuai EBM diagnosis dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang sebelum memutuskan

Page 4: Laporan Tutorial Skenario 2

diagnosis. Namun beliau kurang memperhatikan nilai-nilai dan ekspektasi dari

pasien, serta kurang informed consent pada pasien sehingga menyebabkan pasien

mungkin kurang informasi tentang penyakitnya (suspek flu burung) yang

mengharuskan melakukan pemeriksaan penunjang dengan biaya yang seluruhnya

ditanggung oleh pemerintah. Dokter A juga mungkin kurang mengetahui tentang

tatalaksana flu burung yang tertera pada tatalaksana flu burung menurut Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor 1371/Menkes/SK/IX/2005 tentang ‘Penetapan Flu Burung

Sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah serta Pedoman

Penanggulangannya’ yang mengharuskan pemberian Oseltamivir 2 x 75 mg (jika

anak, sesuai dengan berat badan) pada pasien suspek flu burung lalu dirujuk ke RS

rujukan flu burung.

Sedangkan Dokter B sudah melakukan langkah-langkah sesuai EBM dengan

melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang menghasilkan diagnosis, sehingga

beliau langsung memberi terapi berupa obat. Namun beliau terlalu terburu-buru

dalam memutuskan diagnosis dan tidak melakukan pemeriksaan penunjang sebagai

dasar dari pemutusan diagnosis, padahal seperti yang sudah disebutkan diatas, dengan

keadaan pasien yang demikian, pasien bisa disebut suspek flu burung, yang

mengharuskan adanya pemeriksaan penunjang.

3. Manfaat penerapan EBM diagnosis:

a. Membantu dokter untuk membuat keputusan klinis berdasarkan bukti yang

terbaik

b. Memberikan pelayanan medis yang berpusat pada pasien bukan penyakit

c. Meningkatkan kualitas pelayanan medis agar kualitas hidup pasien meningkat

Tindakan dokter A :

- Anamnesis- Pemeriksaan fisik- Rujukan untuk

pemeriksaan penunjang

Tindakan dokter B:

- Anamnesis- Pemeriksaan fisik- Diagnosis- Terapi

Page 5: Laporan Tutorial Skenario 2

SIMPULAN

Kedua dokter sudah menerapkan prinsip-prinsip EBM terapi namun keduanya belum sempurna. Alasannya adalah kedua dokter tidak melakukan terapi sesuai dengan tatalaksana flu burung (karena dalam skenario ini pasien adalah suspek flu burung).

Simpulan

Analisis

Page 6: Laporan Tutorial Skenario 2

SARAN

Untuk dokter A: seharusnya dokter A memberikan informed concent yang lebih jelas dan memberikan aseltamivir pada pasien suspek flu burung

Untuk dokter B: seharusnya dokter B tidak terlalu terburu-buru dalam menyusun diagnosis, dan juga perlu adanya bukti-bukti ilmiah berupa tes penunjang untuk menyusun diagnosis dan pemberian obat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Laporan Tutorial Skenario 2

LAMPIRAN