LAPORAN PUSKESMAS MANGASA

66
BAB I PENDAHULUAN I. KONSEP DASAR PUSKESMAS I.1 Definisi Puskesmas Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. I.2 Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. 1

description

ertyucvbnm

Transcript of LAPORAN PUSKESMAS MANGASA

BAB I

PENDAHULUAN

I. KONSEP DASAR PUSKESMAS

I.1 Definisi Puskesmas

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran

serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata

lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan

kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.

I.2 Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga

pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan

saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan

infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah

kerja Puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata

30.000 penduduk setiap Puskesmas. Khusus untuk kota besar dengan jumlah

penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi 1 Kelurahan.

1

Puskesmas di ibukota Kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih,

merupakan “Puskesmas Pembina“ yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi

Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu

ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yanng disebut

Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.

I.3 Fungsi, Peran dan Kedudukan Puskesmas

I.3.1 Fungsi Puskesmas

1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

Adapun proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:

a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan

dalam rangka menolong dirinya sendiri.

b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan

medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan

bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

2

d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan

program Puskesmas.

I.3.2 Peran Puskesmas

Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai peran

yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki

kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan.

Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan

daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realisize, tatalaksana

kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.

Rangkaian manajerial di atas bermanfaat dalam penentuan skala prioritas daerah

dan sebagai bahan kesesuaian dalam menentukan RAPBD yang berorientasi

kepada kepentingan masyarakat. Adapun ke depan, Puskesmas juga dituntut

berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan

pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.

I.3.3 Kedudukan Puskesmas

1. Kedudukan secara administratif:

Puskesmas merupakan perangkat teknis Pemerintah Daerah Tingkat II

dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada

Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan:

3

Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka

Puskesmas berkedudukan pada Tingkat fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pertama.

Yang dimaksud Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas,

sedangkan dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan, Puskesmas dapat

meningkatkan dan mengembangkan diri ke arah modernisasi sistem

pelayanan kesehatan di semua lini, baik promotif, preventif, kuratif maupun

rehabilitatif sesuai kebijakan Rencana Strategis daerah tingkat II di bidang

kesehatan.

Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota

adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan

kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya. Kedudukan Puskesmas

dalam Sistem Pemerintahan Daerah adalah sebagai unit pelaksana teknis

dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.Kedudukan

Puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini

adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat pula berbagai

bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti

Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan Puskesmas

di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya

masyarakat adalah sebagai Pembina.

4

I.4 Visi, Misi dan Tujuan Puskesmas

I.4.1 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah tercapainya “Kecamatan Sehat” menuju terwujudnya ”Indonesia Sehat

2010”. Adapun kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa

depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat

yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memilki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Adapun indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai merangkum 4

indikator utama, yaitu :

1. Lingkungan yang sehat

2. Perilaku yang sehat

3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan yang tinggi.

I.4.2 Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah

seperti berikut :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan

kesehatan di wilayah kerjanya.

5

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga

dan masyarakat di wilayah kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan

dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan

perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Memelihara

dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta

lingkungannya.

I.4.3 Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan “Indonesia Sehat

2010”.

I.5 Azas Penyelenggaraan Puskesmas

1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Dalam arti Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat

6

Dalam arti Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan

masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya

Puskesmas.

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil optimal,

penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara

terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan.

4. Azas Rujukan

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus

penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,

baik secara vertical dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke

strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam

arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

II. STRUKTUR ORGANISASI

Pola struktur organisasi Puskesmas terdiri dari :

1. Kepala Puskesmas.

Kepala Puskesmas mempunyai tugas pokok dan fungsi: memimpin, mengawasi

dan mengkoordinir kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan

struktural dan jabatan fungsional.

2. Unit Tata Usaha.

7

Unit Tata Usaha bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam

pengelolaan data dan informasi, perencanaan dan penilaian, keuangan, umum dan

kepegawaian.

3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas ( Unit I-VII)

1. Unit I.

Mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan kegiatan Kesejahteraan

Ibu dan Anak, Keluarga Berencana dan Perbaikan Gizi.

2. Unit II.

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pencegahan

dan pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan

dan laboratorium.

3. Unit III.

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Kesehatan Gigi

dan Mulut, Kesehatan tenaga Kerja dan Lansia (lanjut usia).

4. Unit IV.

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Perawatan

Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah dan Olah Raga, Kesehatan Jiwa,

Kesehatan Mata dan kesehatan khusus lainnya.

5. Unit V.

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan di bidang

pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan Penyuluhan

Kesehatan Masyarakat.

8

6. Unit VI.

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pengobatan

Rawat Jalan dan Rawat Inap ( Puskesmas Perawatan ).

7. Unit VII.

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan pengelolaan Farmasi.

Gambar 1. Struktur Organisasi Puskesmas Secara Umum

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan

prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas

maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya

masing-masing.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib mengikuti dan

mematuhi petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis

pelaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Dati II, sesuai dengan

9

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Puskesmas bertanggung

jawab memimpin, mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan Puskesmas,

memberikan bimbngan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing

petugas bawahannya.

Demikian pula setiap unsur di lingkungan Puskesmas wajib mengikuti dan

mematuhi petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.

III. JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS

a. Unit Puskesmas Pembantu, Puskesmas Pembantu yang lebih sering

dikenal sebagai Pustu atau Pusban, adalah unit pelayanan kesehatan

sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup

wilayah yang lebih kecil.

b. Unit Puskesmas Keliling, Puskesmas Keliling merupakan unit

pelayanan kesehatan Keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor

roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan

komunikasi serta sejumlah tenaga dari Puskesmas. Puskesmas Keliling

berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatankegiatan

Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan

kesehatan. Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:

Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah

terpencil atau daerah yang tidak atau sulit dijangkau oleh pelayanan

10

Puskesmas atau Puskesmas Pembantu dengan frekuensi 4 kali dalam

seminggu, atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap Puskesmas.

Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa ( KLB ).

Dapat dipergunakan sebagai alat transport penderita dalam rangka

rujukan bagi kasus darurat.

Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat

audiovisual.

c. Unit Bidan di Desa/Komunitas, Pada setiap desa yang belum

ada fasilitas pelayanan kesehatannya, ditempatkan seorang Bidan yang

bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa

dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000 jiwa. Tugas utama bidan desa

adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan Posyandu dan

pembinaan kelompok Dasawisma, disamping memberikan pelayanan

langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk.

Selain itu juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga

Dasawisma untuk diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke

Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan

terjangkau secara rasional.

IV. PROGRAM POKOK PUSKESMAS

11

Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga

maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat

berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan

seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )

2. Keluarga Berencana

3. Usaha Peningkatan Gizi

4. Kesehatan Lingkungan

5. Pemberantasan Penyakit Menular

6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan

7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

8. Usaha Kesehatan Sekolah

9. Kesehatan Olah Raga

10. Perawatan Kesehatan Masyarakat

11. Usaha Kesehatan Kerja

12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut

13. Usaha Kesehatan Jiwa

14. Kesehatan Mata

15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )

16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan

17. Kesehatan Usia Lanjut

18. Pembinaan Pengobatan Tradisional

12

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai

satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk

kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.

BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MANGASA

II. 1. KEADAAN GEOGRAFIS

Puskesmas Mangasa terletak di jalan Monumen Emmy Saelan, Komp.

BTN II Mangasa Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini, Kota

Makassar. Luas wilayah kerja puskesmas mangasa ± 306,5 Ha dengan batas

wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara dengan Kelurahan Kassi-Kassi.

2. Sebelah Timur dengan Kelurahan Karunrung.

3. Sebelah Barat dengan Kelurahan Pa’Baeng-baeng

4. Sebelah Selatan dengan Kab. Gowa.

II. 2. KEADAAN DEMOGRAFIS

Berdasarkan hasil survei Tahun 2007 penduduk wilayah Puskesmas

Mangasa sebanyak 36.987 jiwa.

13

II. 3. SARANA DAN FASILITAS KESEHATAN

1. Sarana Kesehatan

a. Posyandu

Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Mangasa

sebanyak 22 buah yang tersebar di tiga kelurahan Mangasa,

Mannuruki, dan Gunung Sari.

b. Keadaan Lingkungan

Keadaan lingkungan di wilayah kerja Mangasa pada tahun

2007 dapat dilihat dari kondisi :

- Jumlah rumah : 9250

- S P A L : 5843 unit

- J A G A : 9058 unit

- Sumur Gali : 1344 unit

- PAM/ RT : 8225 unit

- TPS : 6 unit

c. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Kesehatan yang ada di Puskesmas Mangasa tahun

2007 yaitu:

14

- Kamar 1 : Kartu/ Pendaftaran

- Kamar 2 : BP

- Kamar 3 : Poli Gigi

- Kamar 4 :Gabungan Seksi-seksi (KIA/KB, Gizi,

Imunisasi, P2, Kesling, Apotik)

- Kamar 5 : Laboratorium

- Kamar 6 : Tata Usaha/Personalia, Bendahara

- Kamar 7 :Ruang Tamu, Ruang Kepala Puskesmas

- Kamar Mandi : 2 Buah

- Dapur : 1 Buah

II.4. JUMLAH TENAGA KESEHATAN

Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Mangasa pada tahun 2007 yaitu

sebanyak 30 orang. Distribusi tenaga kesehatan tersebut terbagi atas:

- Dokter Umum : 2 Orang

- Dokter Gigi : 1 Orang

- Dokter PTT : - Orang

- Sarjana Kesehatan Masyarakat: 2 Orang

- Bidan : 5 Orang

- Perawat : 10 Orang

- Perawat Gigi : 2 Orang

- Pelaksana Sanitasi : 2 Orang

15

- Pelaksana Gizi : 2 Orang

- Laboran : 1 Orang

- Pelaksana Farmasi : 1 Orang

- Pekarya Kesehatan : 2 Orang

- Magang : 2 Orang

II.5. KEADAAN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA

1. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mangasa

pada tahun 2007 terdiri dari:

- Pegawai Negeri Sipil : 882 jiwa

- POLRI/ TNI : 83 jiwa

- Pedagang : 284 jiwa

- Tukang Batu : 1.118 jiwa

- Tukang Kayu : 47 jiwa

- Tukang Becak : 607 jiwa

- Pengusaha : 39 jiwa

- Pengrajin : 35 jiwa

- Buruh : 2.056 jiwa

- Lain-lain : 3.739 jiwa

2. Agama

Jumlah penduduk menurut agama di wilayah kerja Puskesmas

Mangasa pada tahun 2007 yaitu:

16

- Islam : 32.485 jiwa

- Kristen katolik : 164 jiwa

- Kristen Protestan : 4086 jiwa

- Hindu : 91 Jiwa

- Buddha : 161 Jiwa

II.6. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Puskesmas Mangasa melaksanakan pelayanan kesehatan menyeluruh dan

terpadu yaitu pengobatan, pencegahan, peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

dalam bentuk kegiatan pokok dimana pada tahun 2007 terdapat 12 kegiatan pokok

Puskesmas yaitu :

1. Kesehatan Ibu dan Anak ( K I A )

2. Keluarga Berencana (KB)

3. Kesehatan Gigi dan Mulut

4. Kesehatan Lingkungan

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

6. Pengobatan

7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)

8. Upaya Kesehatan Sekolah

9. Kesehatan Gigi dan Mulut

10. Laboratorium Sederhana

11. Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan

12. Kesehatan Usia Lanjut

17

II. 7. VISI DAN MISI PUSKESMAS MANGASA

Visi

Mewujudkan Kelurahan Mangasa, Manuruki, dan Gunung Sari Sehat tahun

2015.

Misi

- Menggerakkan pembangunan berwawasan sehat.

- Memberdayakan masyarakat dan keluarga.

- Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bernutu dan

efisien.

II. 8. TUJUAN DAN SASARAN PUSKESMAS MANGASA

Tujuan

- Pembangunan di kecamatan seyogyanya yang berdampak positif terhadap

lingkungan sehat dan perilaku sehat.

- Pemberdayaan masyarakat dan keluarga adalah upaya fasilitas yang

bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan

18

melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan

fasilitas yang ada, baik dari instalasi lintas sektoral maupun LSM dan

tokoh masyarakat.

- Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat

mutlak perlu.

Sasaran

- Tatanam Sehat : Sekolah, Tempat kerja, dan Tempat-tempat Umum.

- Tumbuh Kembang UKBM ( Upaya Kesehatan Berbasil Masyarakat),

LSM.

- Program minimal yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas yang dikenal

dalam “ Basic Six”.

II.9. TUGAS DAN FUNGSI PUSKESMAS MANGASA

Tugas Pokok

Puskesmas berperan sebagai motor dan motivator terselenggaranya

pembangunan yang mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan

sebagai faktor pertimbangan utama.

Fungsi

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama menyeluruh, terpadu,

dan berkesinambungan.

19

II. 10. ALUR PELAYANAN PUSKESMAS

Gambar 2. Alur pelayanan Puskesmas Mangasa

20

KARTU

KELUAR

POLI GIGI

RUANG OBAT LABORATORIUM

POLI UMUM KB/KIA

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS MANGASA

Puskesmas Mangasa merupakan salah satu tempat stase saat menjalani

pendidikan di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kedokteran Pencegahan

pada minggu III dan IV. Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama 2 minggu,

mulai tanggal 14-26 Maret 2011, mulai pukul 08.00-12.00 WITA kecuali hari Jumat

08.00-11.00 WITA dengan 6 hari dinas.

Beberapa kegiatan yang dilakukan selama stase adalah Poliklinik Umum di

Puskesmas Mangasa dan di beberapa Posyandu yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Mangasa. Pembagian ini dibagi langsung oleh Kepala Puskesmas yang

menerima kami pada saat melapor di Puskesmas Mangasa. Pelaksanaan kegiatan ini

mendapat bantuan dari para pegawai puskesmas.

1. POLIKLINIK DI PUSKESMAS MANGASA

Poliklinik merupakan bentuk pelayanan kesehatan rawat jalan yang bertujuan

untuk penyembuhan penyakit dan pemeliharaan kesehatan baik secara perorangan

atau berkelompok (masyarakat). Poliklinik di Puskesmas Mangasa terdiri atas Poli

Gigi dan Poli Umum. Khusus Poli Gigi ditangani oleh satu dokter gigi dengan 1

orang asisten. Peralatan di Poli ini terdiri atas kursi periksa dan beberapa peralatan

standar pemeriksaan dan perawatan gigi. Jumlah pasien yang datang di Poli Umum

rata-rata 100 orang per hari dengan kasus terbanyak adalah Influenza.

21

Kegiatan di Poliklinik Umum dan Gigi berlangsung selama 6 hari (Senin s/d

Sabtu) mulai pukul 8.00 hingga 12.00 WITA kecuali hari Jumat pukul 08.00 hingga

11.00. Dokter yang bertanggungjawab dan bertugas di Poliklinik umum adalah

dr.Hj.Janet LH, M.Si. Kegiatan yang dilakukan di poliklinik meliputi anamnesis,

pemeriksaan fisis, diagnosa, peresepan dan pemberian obat. Beberapa hal penting

yang didapatkan adalah mempelajari cara berkomunikasi yang benar dengan pasien

yang datang dari berbagai golongan dan latar belakang. Rata-rata pasien yang datang

terdiri dari golongan anak-anak dan usia lanjut.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama tahun 2007 berupa pengobatan dan

perawatan kepada penderita untuk pelayanan lain yang diperlukan (rujukan) dan

memberikan pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat baik karena kecelakaan

atau sebab lain. Hasil kegiatan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Jumlah Kunjungan di Puskesmas Mangasa tahun 2007

Jenis Kunjungan Jumlah

Umum 20762

Askes 4613

Pra Sejahtera 6583

Bebas 2

Total 31661

22

Selain pengobatan di Puskesmas Mangasa, program ini didukung pula dengan

Puskesmas Keliling (Puskel) di kelurahan-kelurahan. Hasil kegiatan ini dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2 Jumlah Kunjungan Selama Puskel di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa

tahun 2007

Jenis Kunjungan Jumlah

Umum 370

Askes 26

JPS 371

Total 767

Selama tahun 2010 pengobatan dilakukan terhadap penyakit yang diderita

pasien yang berkunjung. Adapun penyakit yang mempunyai angka tertinggi yang

tergolong dalam 10 penyakit tertinggi di Puskesmas Mangasa terlihat pada tabel

berikut ini :

23

Tabel 3.3 Sepuluh Penyakit Tertinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa tahun

2010

Jenis Penyakit Jumlah

Influenza 6198

ISPA 5214

Dermatitis Alergi 2130

Hipertensi 1746

Batuk 1642

RA 1557

Gastritis 1402

Cefalgia 1208

Penyakit Pulpa 1194

Diare 1102

Total 23393

Dari tabel di atas dapat diketahui lima urutan terbanyak distribusi penyakit

berdasarkan diagnosa penyakit dan keluhan utama yaitu kunjungan penderita dengan

Influenza sebanyak 6198 orang yang menduduki urutan pertama kemudian disusul

dengan ISPA sebanyak 5214 orang, kemudian Dermatitis Alergi sebanyak 2130

orang, Hipertensi sebanyak 1746 orang, dan Batuk sebanyak 1642 orang. Dengan

24

demikian, maka kasus yang paling banyak didapatkan selama bertugas di Poliklinik

adalah penyakit infeksi sistem pernapasan, penyakit kulit, dan hipertensi.

Kamar obat melayani setiap hari Senin - Sabtu mulai dari pukul 08.00 –

12.30. Kamar obat diawasi oleh satu orang apoteker dan dua orang asisten. Adapun

pemakaian obat selama tahun 2010 di Puskesmas Mangasa dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 3.4 Pemakaian Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa tahun 2010

Jenis Obat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Analgesik/Antipiretik

a. Antalgin - 2000 - 2000 2000 4000 3000 2000 2000 2000 4000 2000

b. Asam Mefenamat 800 1000 800 12000 500 1000 1000 1100 - 1200 800 1500

c. Ibuprofen 400 100 500 500 500 500 700 500 - 100 - -

Antihipertensi & Anti DM

a. HCT 300 1200 500 200 300 600 200 100 50 30 20 200

b. Captopril 500 - 500 500 500 600 400 400 400 700 800 500

Antialergi, batuk, & asma

a. CTM 4000 6000 8000 8000 8000 8000 6000 7000 8000 7000 6000 5000

b. GG 3000 4000 4000 4000 3000 - - 3000 - 5000 5000 4000

c. Prednison 2000 3000 3000 1000 - 1000 3000 3000 3000 1000 - -

d. Deksametason 4000 4000 5000 3000 4000 5000 5000 5000 5000 4000 4000 4000

Antibiotik

a. Amoxicillin 15 80 80 24 60 40 20 30 40 60 65 60

b. Tetracyclin 1000 4000 - - - - - 6000 3000 2000 1000 2000

c. Kotri adult 1500 500 1000 1000 1000 2000 2000 1800 1500 1500 500 1000

d. Kotri Ped 1400 1100 800 400 1900 1500 1800 2000 2000 2000 1800 -

Vitamin

a. Vit C 3000 4000 5000 5000 5000 7000 15000 400 - 700 200 400

25

b. Vit B1 - 2000 3000 3000 3000 3000 - 4000 4000 3000 3000 3000

c. Vit B com 2000 2000 3000 3000 3000 5000 7000 7000 7000 7000 9000 7000

d. Vit B12 - - 2000 1000 1000 2000 2000 2000 1000 1000 1000 1000

Selain itu, di Puskesmas Mangasa juga tersedia obat dalam bentuk puyer

untuk bayi dan anak di mana pemberiannya disesuaikan dengan berat badan

bayi/anak, yaitu :

- Puyer Flu Anak, mengandung PCT 100 mg, GG 25 mg dan CTM 1 mg.

- Puyer Flu Bayi, mengandung PCT 50 mg, GG 12,5 mg, Efedrin 1 mg,

CTM 1/8 tab dan DMP 1/8 tab.

- Cotrimoksazol Ped mengandung Cotrimoksazol 120 mg.

- Cefadroxil dapat dibuat dalam dosis 100 mg, 200 mg dan 250 mg.

2. KIA

Kegiatan KIA di Puskesmas Mangasa dilakukan setiap hari dari Hari Senin

sampai Sabtu pada pukul 08.00-12.00. Di kamar KIA terdapat 2 orang bidan yang

bertugas dan beberapa asisten bidan. Beberapa kegiatan yang dilakukan di KB/KIA

adalah sebagai berikut:

Melaksanakan pemeriksaan rutin bagi bumil trimester pertama, kedua

dan ketiga (K1-K4).

26

Pemberian tablet Fe, Kalsium, Vit. B complex.

Pemberian suntikan Tetanus Toxoid , sebanyak 2 kali selama hamil,

dengan interval 1 bulan, dosis 0,5 ml.

Mengadakan penimbangan dan pemeriksaan bagi balita dan anak.

Mengukur tekanan darah ibu hamil dan lingkar lengan atas (LILA).

Pemeriksaan hemoglobin.

Mendeteksi resiko tinggi pada ibu hamil.

KIA meliputi pemeliharaan kesehatan kepada ibu hamil (K1-K4) dan ibu

menyusui. Hasil kegiatan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.5 Kunjungan Ibu Hamil dan Ibu Menyusui di Puskesmas Mangasa

tahun 2007

Jenis kunjunganJumlah

TotalBaru Lama

Ibu Hamil 746 1898 2644

Ibu Menyusui 115 132 247

Resti Nakes 164 - 164

Resti Masyarakat 13 - -

Sedangkan untuk persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan dan dukun

selama tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

27

Tabel 3.6 Persalinan yang Dibantu Oleh Tenaga Kesehatan, Masyarakat, dan

Dukun di Puskesmas Mangasa tahun 2007

Persalinan Jumlah

Tenkes 202

Masyarakat -

Dukun 5

Total 307

Kegiatan KIA yang lain adalah mengamati perkembangan dan pertumbuhan

anak di bawah umur lima tahun. Jumlah kunjungan anak lima tahun selama tahun

2007 yaitu :

Tabel 3.7 Jumlah Kunjungan Anak di Bawah Lima Tahun di Puskesmas Mangasa

tahun 2007

Umur AnakJumlah

JumlahBaru Lama

Neonatal (0-28 hari) 593 159 795

28

0-11 bulan 109 335 444

1-3 tahun 17 472 489

3-5 tahun 13 520 533

5-6 tahun 21 325 346

Jumlah 753 1811 2607

Program lain yaitu imunisasi guna memberikan kekebalan terhadap penyakit

untuk bayi, anak sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Pelayanan Imunisasi

dilaksanakan selama sekali seminggu yaitu setiap hari Kamis mulai pukul 08.00 s/d

12.00 WITA. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada pelayanan imunisasi adalah

sebagai berikut :

- Pelaksanaan Imunisasi lengkap terdiri dari BCG, DPT, Polio, campak

dan Hepatitis.

- Mengadakan imunisasi BCG pada bayi yang baru lahir di RSB

(Rumah Bersalin Mamajang) setiap hari Kamis.

- Mengadakan pelatihan kader mengenai Imunisasi polio dalam rangka

PIN.

- Penyuluhan di Puskesmas maupun di lapangan.

Imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan umurnya dan dicatat di KMS.

Adapun jenis imunisasi yang diberikan adalah:

1. BCG

29

Diberikan pada bayi berumur kurang lebih 2 bulan, hanya satu kali.

Disuntikkan sebanyak 0,05 cc intrakutan, posisi : lengan kanan atas

Imunisasi ini dimaksudkan untuk member kekebalan terhadap

microorganisme Mycobacterium sp, untuk mengurangi angka kesakitan

akibat mikroorganisme ini (TB).

2. Polio

Diberikan pada bayi usia 0-11 bulan, sebanyak 4 kali dengan interval 4

minggu

Diberikan sebanyak 2 tetes tiap kali pemberian peroral.

Imunisasi ini sangat efektif dalam memproduksi imunitas terhadap poliovirus,

imunitasnya panjang, mungkin seumur hidup.

3. DPT

Diberikan pada bayi usia > 2 bulan, diberikan 3 kali, dengan interval waktu 4

minggu

Disuntikkan sebanyak 0,5 cc intramuscular (IM), posisi : lateral paha

Imunisasi ini dimaksudkan untuk memberi kekebalan tubuh terhadap diphteri,

pertusis dan tetanus, jika penyakit terjadi pada orang dengan imunisasi

lengkap akibatnya menjadi ringan dan tidak fatal.

4. Campak

Diberikan pada bayi berusia 9-11 bulan, diberikan sekali saja, atau dua kali

pada daerah resiko tinggi.

Disuntikkan sebanyak 0,5 cc subkutan , posisi : lengan kiri atas.

30

Imunisasi ini dimaksudkan untuk memberi kekebalan terhadap kejadian

penyakit campak/sarampa (95-98 % terjadi imunitas dalam 1 dosis).

Sebelum melakukan imunisasi, penyediaan alat maupun penyimpanannya

merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan. Sediaan ditempatkan dalam pendingin

(freezer) dengan suhu optimal (ditetapkan 2-80C), Freeze watch : menentukan kondisi

vaksin di dalam safety box, sekiranya sudah pecah, semua vaksin dalam penyimpanan

sudah tidak boleh digunakan. Sebelum pemberian, semua vaksin harus diperiksa :

nomor kode vaksin dan expire date, serta simbol VVM (warnanya harus lebih cerah

dari lingkaran luar, jika warna sudah sama atau lebih gelap, vaksin sudah tidak boleh

digunakan). Hasil kegiatan imunisasi terlihat pada tabel 3.8 sampai 3.11 berikut:

Tabel 3.8 Jenis Vaksinasi Bayi yang Diberikan di Puskesmas Mangasa tahun 2010

Jenis Vaksinasi Jumlah

BCG 727

DPT I 879

DPT II 808

PDT III 845

Polio I 776

Polio II 739

Polio III 781

Polio IV 841

HP I 879

31

HP II 808

HP III 845

Campak 738

Total 9666

Imunisasi pada anak usia sekolah melalui program BIAS untuk kelas I adalah

DT, kelas II & III adalah TT. Jumlah anak sekolah yang diimunisasi pada tahun 2007

dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.9 Jumlah Anak Sekolah yang Diimunisasi di Puskesmas Mangasa tahun

2007

Imunisasi Jumlah

TT Kelas I 599

TT Kelas II 534

TT Kelas III 536

Total 1629

Imunisasi pada wanita usia subur adalah TT1, TT2, Booster. Jumlah WUS

yang diimunisasi pada tahun 2007 dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.10 Jumlah WUS yang Diimunisasi di Puskesmas Mangasa tahun 2007

32

Imunisasi Jumlah

TT I 599

TT II 590

Total 1189

Imunisasi pada ibu hamil adalah TT1 & TT2. Jumlah ibu hamil yang

diimunisasi pada tahun 2010 dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.11 Jumlah Ibu Hamil yang Diimunisasi di Puskesmas Mangasa tahun 2010

Imunisasi Jumlah

TT I 489

TT II 650

Total 1139

3. KB

Kegiatan yang dilakukan dengan program KB yaitu memberikan pelayanan

baik di Puskesmas maupun Posyandu. Jumlah pemakaian alat kontrasepsi selama

tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.12 Pemakaian Alat Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun

2010

Jenis Kontrasepsi Jumlah Pengguna

33

IUD

Suntkan

Kondom

PIL

Implant

19

324

19

232

3

Total 616

Jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan selama tahun 2010 adalah

suntikan. Suntikan yang digunakan terdiri dari suntiukan dengan jangka waktu satu

bulan dan tiga bulan. Pelayanan pada program ini masih dibutuhkan kreativitas dari

petugas guna lebih memasyarakatkan alat kontrasepsi yang lain guna mencapa taraf

hidup yang lebih baik.

4. GIZI

Kegiatan pemberian zat gizi di Puskesmas Mangasa dilakukan setiap hari dari

Senin sampai Sabtu pada pukul 08.00-12.00. Di bagian ini terdapat 1 orang pelaksana

gizi yang bertugas dan 1 orang asisten bidan. Adapun kegiatan yang dilakukan di poli

ini adalah melakukan layanan konseling dan konsultasi gizi, melakukan pengukuran

status gizi pada bayi dan anak-anak dan melakukan pemberian supplemen makanan

dan vitamin bagi mereka yang menderita kekurangan gizi.

34

Program perbaikan gizi ditujukan untuk mempertinggi status gizi masyarakat.

Adapun hasil kegiatan selama tahun 2007 yaitu:

1. Jumlah Balita

a. Seluruhnya (S) : 2485

b. Memiliki KMS (K) : 2455

c. Mengikuti penimbangan : 1557

d. Naik timbangannya : 964

2. Pemberian Vitamin A

a.Biru : 1050

b. Merah : 4502

3. Pemberian tablet Fe

a. Ibu Hamil Baru :746

b. Ibu Hamil Lama : 476

4. Status Gizi

a. Baik

1. Bayi : 458

2. Balita : 920

b. Kurang

1. Bayi : 23

2. Balita : 177

b. Buruk

35

1. Bayi : 2

2. Balita : 52

Pelaksanaan program perbaika gizi dilakukan disetiap kelompok penimbangan

(posyandu) setiap bulan. Dimana jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Mangasa sebanyak 22 posyandu dengan jumlah kader sebanyak 110 orang, yang

aktif sebanyak 88 orang dan yang tidak aktif sebanyak 22 orang.

Cakupan program yang dicapai Puskesmas Mangasa sampai triwulan IV 2007

dapat dilihat dari:

a. Penyebaran KMS (K/S) = 98,8%

Kegiatan penyebaran KMS sudah mencapai target yaitu 98%

b. Partisipasi Masyarakat (D/S) = 62,5%

Target dari program ini yaitu 70%. Dilihat dari hasil yang diperoleh

Puskesmas Mangasa sampai akhir Desember sudah mencapai target.

c. Jumlah balita yang tidak mengikuti penimbangan (DO) = 36,7%

Jumlah balita yang tidak mengikuti penimbangan masih tergolong tinggi.

d. Balita yang tidak memperoleh kesempatan pelayanan (MO) = 1,2%

Di wilayah kerja Puskesmas Mangasa masih ada 4,85 % balita yang tidak

memperoleh kesempatan pelayanan baik di Puskesmas maupun di Posyandu.

Dari cakupan perbaikan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mangasa

yang menjadi masalah adalah masih ada 36,7 % balita yang tidak mengikuti

penimbangan. Hal ini berarti pertisipasi ibu dalam kegiatan posyandu masih rendah.

36

Ada kecenderungan ibu akan membawa anaknya ke Posyandu apabila ada pemberian

makanan tambahan. Sehingga dibutuhkan kreatifitas dan motivasi dari berbagai pihak

khususnya petugas dari puskesmas dan para kader untuk menanamkan arti pentingnya

tumbuh kembang bagi balita. Yang akhirnya terjadi perubahan prilaku ibu-ibu yang

lebih aktif lagi membawa balitanya setiap penimbangan di Posyandu.

5. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Pencegahan penyakit dilakukan dengan memberikan imunisasi pada bayi,

berupa imunisasi terhadap Tuberkulosis, Tetanus, Difteri, dan Batu Rejan, anak

sekolah (imunisasi DT dan TT), WUS (imunisasi TT), dan ibu hamil (imunisasi TT),

(Hasil kegiatan telah diuraikan pada program KIA).

Pemberantasan penyakit di wilayah kerja Puskesmas Mangasa selama tahun

2007 dapat dilihat sebagai berikut:

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Jumlah penderita DBD selama tahun 2007 sebanyak 47 orang dengan

penderita terbanyak pada bulan Juni.

2. Diare

Selama tahun 2007, angka kejadian diare pada anak umur <1 tahun terbanyak

pada bulan juni. Jumlah penderita pada tahun 2007 sebanyak 125 orang.

Jumlah penderita diare pada anak umur 1-4 tahun sebanyak 270 orang. Pada

anak umur >5 tahun yang menderita diare selama tahun 2007 adalah sebanyak 556

orang.

37

3. ISPA

Jumlah penderita ISPA pada tahun 2007 sebanyak 3.241 orang. Dapat

dikategoroikan pada kelompok umur <6 bulan dan 1-4 tahun.

Jumlah penderita ISPA pada golongan anak <6 bulan sebanyak 138 orang

penderita meningkat pada bulan Aril 2007.

Anak umur 6 bulan- 4 tahun yang menderita ISPA di wilayah kerja Mangasa

sebanyak 901 orang.

4. Kusta

Penderita kusta di wilayah kerja Puskesmas Mangasa selama tahun 2007 sebanyak 6

orang. Dimana terdapat 2 orang pada bulan mei serta 4 orang pada bulan juni.

5. TB Paru

Penderita TB Paru di Wilayah kerja Puskesmas Mangasaselama tahun 2007 dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.13 Angka Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa tahun 2007

Angka Kejadian (Bulan) Suspek BTA Positif

Januari

Februari

Maret

April

12

12

13

19

3

5

3

5

38

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

17

13

20

19

9

10

5

8

4

6

2

5

2

0

3

2

Total 148 40

Dari 148 orang yang diperiksa dan dicurigai menderita TB paru hanya 40

orang yang positif menderita.

6. PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT

Dalam kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat kegiatan yang telah

dilaksanakan selama tahun 2007 adalah sebagai berikut:

a. Penyuluhan

Materi penyuluhan yang diberikan selama kegiatan penyuluhan yaitu:

1. Penanggulangan DBD, Vitamin A, dan penyakit Mata dan Diare

Sasaran : Kader dan Masyarakat

Lokasi : RW V Kelurahan Mangasa

RW IV Kelurahan Manuruki

39

RW IX Kelurahan Gunung Sari

Frekwensi : RW V Kelurahan Mangasa : 5 kali

RW IV Kelurahan Manuruki : 5 kali

RW IX Kelurahan Gunung Sari : 5 kali

Jumlah Peserta : RW V Kelurahan Mangasa : 68 orang

RW IV Kelurahan Manuruki : 81 orang

RW IX Kelurahan Gunung Sari : 67 orang

2. Kebersihan Diri dan Lingkungan

Sasaran : Kader dan Masyarakat

Lokasi : RW V Kelurahan Mangasa

RW IV Kelurahan Manuruki

RW IX Kelurahan Gunung Sari

Frekwensi : RW V Kelurahan Mangasa : 3 kali

RW IV Kelurahan Manuruki : 3 kali

RW IX Kelurahan Gunung Sari : 3 kali

Jumlah Peserta : RW V Kelurahan Mangasa : 43 orang

RW IV Kelurahan Manuruki : 51 orang

RW IX Kelurahan Gunung Sari : 63 orang

3. Narkoba

Sasaran : Masyarakat umum

Lokasi : RW III Kelurahan Mannuruki

Frekwensi : 2 kali

40

Jumlah Peserta : 60 orang

b. Pelatihan Kader Posyandu

Sasaran : Kader Posyandu

Lokasi : Seluruh posyandu di kelurahan Mangasa, Mannuruki,

dan Gunung Sari

Frekwensi : 1 kali

Jumlah Peserta : 110 orang

c. Pelatihan kader TOGA

Sasaran : Kader Posyandu

Lokasi : Seluruh posyandu di kelurahan Mangasa, Mannuruki,

dan Gunung Sari

Frekwensi : 8 kali

Jumlah Peserta : 110 orang

d. Pencegahan dan penanggulangan DBD

Sasaran : Kader Posyandu dan Masyarakat

Lokasi : Posyandu RW X kelurahan Mangasa sebanyak 2 kali

Puskesmas Mangasa sebanyak 1 kali.

Frekwensi : 2 kali seminggu

Jumlah Peserta : Posyandu RW X kelurahan Mangasa : 75 orang

Puskesmas Mangasa : 368 orang

e. Arisan Kader

Sasaran : Seluruh kader posyandu

41

Lokasi : Puskesmas Mangasa sebanyak sekali sebulan

Frekwensi : 1 kali sebulan

Kegiatan penyuluhan sedah berjalan dengan baik, namun peninggkatan

kreatifitas dari petugas perilaku masyarakat agar menjadi lebih baik makin

dibutuhkan. Masyarakat yang berbeda dari segi sikap, perilaku dan pengetahuan

menjadi factor utama yang perlu diperhatikan sebelum memberikan penyuluhan

sehingga tujuan yang diharapkan berhasil.

42

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 KESIMPULAN

1. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

suatu wilayah kerja.

2. Upaya kesehatan di tingkat Puskesmas dilakukan secara terpadu melalui

empat pendekatan pelayanannya, yaitu Promotif (peningkatan kesehatan),

Preventif (pencegahan), Kuratif (pengobatan), dan Rehabilitatif (perawatan).

3. Pelayanan kesehatan di Puskesmas dilaksanakan secara menyeluruh dan

terpadu yaitu pengobatan, pencegahan, peningkatan dan pemeliharaan

kesehatan dalam bentuk kegiatan pokok dimana terdapat 18 program pokok

Puskesmas.

4. Kegiatan dokter muda bagian IKM/IKK selama stase di Puskesmas

Mangasa adalah poliklinik umum, kamar obat, dan beberapa posyandu.

5. Distribusi penyakit terbanyak yang terdapat di Puskesmas Mangasa

berdasarkan data pada tahun 2010 adalah Influenza sebanyak 6198 orang

yang menduduki urutan pertama kemudian disusul dengan ISPA sebanyak

5214 orang, kemudian Dermatitis Alergi sebanyak 2130 orang, Hipertensi

44

sebanyak 1746 orang, dan Batuk sebanyak 1642 orang. Dengan jumlah

kunjungan setiap hari rata-rata sebanyak 100 pasien per hari.

6. Penyakit terbanyak di Puskesmas Mangasa selama stase dokter muda bagian

IKM/IKK di poliklinik umum adalah penyakit infeksi saluran pernapasan,

penyakit kulit, dan hipertensi.

IV.2 SARAN

1. Diharapkan agar komunikasi antara pihak Puskesmas Mangasa dan bagian

IKM-IKK lebih ditingkatkan sehingga pengontrolan, pencapaian target dan

evaluasi bagi Dokter Muda dalam Sistem Kedokteran Komunitas dan

Kedokteran Pencegahan ini lebih maksimal.

2. Diharapkan kegiatan Dokter Muda selama stase di Puskesmas Mangasa

lebih ditingkatkan lagi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

3. Diharapkan pelayanan yang ada disosialisasikan dan dimaksimalkan

pelaksanaannya, terutama penyuluhan kepada masyarakat.

4. Diharapkan agar Puskesmas Mangasa menambah tenaga kesehatan dokter

umum yang bertugas di poliklinik umum mengingat banyaknya jumlah

pasien yang datang berobat yang tidak seimbang dengan jumlah dokter

umum yang ada.

45

5. Diharapkan agar Laboratorium di Puskesmas Mangasa memiliki ruangan

tersendiri yang tertutup, menambah petugas laboratorium dan fasilitas-

fasilitas pemeriksaan laboratorium.

46