Laporan Kegiatan Puskesmas Darussalam

104
LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT DI PUSKESMAS DARUSSALAM KOTAMADYA MEDAN TAHUN 2015 PERIODE: 04 MEI 2015 – 07 MEI 2015 “PENYAKIT GUSI DAN JARINGAN PERIODONTAL SEBAGAI PENYAKIT GIGI DAN MULUT TERTINGGI DI PUSKESMAS DARUSSALAM” DISUSUN OLEH: Nurkamila Sari 100600013 M. Fauzi 090600104 M. Deriansyah 090600111 Sanjarna 090600168 Athi Piriya 080600175 DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT i

description

Laporan Kegiatan Puskesmas Darussalam

Transcript of Laporan Kegiatan Puskesmas Darussalam

LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT DI PUSKESMAS DARUSSALAM KOTAMADYA MEDAN TAHUN 2015 PERIODE: 04 MEI 2015 07 MEI 2015

PENYAKIT GUSI DAN JARINGAN PERIODONTAL SEBAGAI PENYAKIT GIGI DAN MULUT TERTINGGI DI PUSKESMAS DARUSSALAM

DISUSUN OLEH:Nurkamila Sari100600013M. Fauzi090600104M. Deriansyah090600111Sanjarna 090600168Athi Piriya080600175

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat, bimbingan, dan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Laporan ini menjabarkan program Puskesmas Darussalam di Kecamatan Medan Petisah.Dalam kesempatan ini kami sebagai penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada :1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg. Hj. Usma Polita Nasution, M.kes.2. Kepala Bidang Pengembangan SDM Kesehatan, dr. H. Mardohar Tambunan3. Kepala Puskesmas Darussalam, Dr. Hj. Muthia Nimphar, MARSKami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Akhir kata kami sebagai penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kepala Puskesmas,Medan, 05 Mei 2015

Dr. Hj. Muthia Nimphar, MARSPenulis

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di:

PUSKESMAS DARUSSALAMKECAMATAN MEDAN PETISAHSUMATERA UTARATANGGAL 04 MEI 07 MEI 2015

Telah disetujui pada :Hari/Tanggal: Kamis, 07 Mei 2015Pukul: 08.00 WIB

Diketahui oleh, Kepala Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah

Dr. Hj. Muthia Nimphar, MARSNIP. 19640320 199803 2 001

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di :

PUSKESMAS DARUSSALAMKECAMATAN MEDAN PETISAHSUMATERA UTARATANGGAL 04 MEI 07 MEI 2015

Telah disetujui pada :Hari/Tanggal: Kamis, 07 Mei 2015Pukul: 08.00 WIB

Diketahui oleh,Pembimbing di Puskesmas,

drg. Heryati Hasibuan

iv

DAFTAR ISIHalamanKATA PENGANTARiLEMBAR PENGESAHAN..iiDAFTAR ISIivDAFTAR TABELviiDAFTAR GAMBARviiiDAFTAR LAMPIRANixBAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang11.2 Tujuan Kegiatan11.2.1 Tujuan Umum11.2.2 Tujuan Khusus11.3 Prosedur Kegiatan2BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian, Fungsi dan Tujuan Puskesmas32.1.1 Pengertian Puskesmas32.1.2 Fungsi Puskesmas42.1.3 Tujuan Pembangunan Kesehatan oleh Puskesmas52.2 Visi dan Misi Puskesmas52.2.1 Visi Puskesmas52.2.2 Misi Puskesmas52.3 Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas62.3.1 Azas Penyelenggaraan Puskesmas62.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas82.4 Kedudukan Puskesmas9BAB 3UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS DARUSSALAM3.1 Lokasi Puskesmas103.2 Wilayah Kerja Puskesmas Medan Darussalam103.3 Data Umum103.3.1 Data Geografis 103.3.2 Data Demografis.123.4 Struktur Organisasi Puskesmas Darussalam.183.5 Fasilitas Fisik Puskesmas Darussalam Medan.193.5.1 Fasilitas Sumber Daya Manusia193.5.2 Fasilitas Gedung Puskesmas193.5.3 Fasilitas Kendaraan203.5.4 Fasilitas Alat-Alat Kesehatan203.5.5 Fasilitas Obat-Obatan223.5.6 Fasilitas Imunisasi22BAB 4KEGIATAN POKOK PUSKESMAS4.1 Program Pokok dan Pengembangan Puskesmas Darussalam254.1.1 Upaya Kesehatan Wajib264.1.2 Upaya Kesehatan Lingkungan274.1.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KB)284.1.3.1 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)284.1.3.2 Keluarga Berencana (KB)294.1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat304.1.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular314.1.5.1 Imunisasi324.1.6 Upaya Pengobatan Umum344.1.7 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut344.1.8 Upaya Kesehatan Jiwa394.1.9 Upaya Kesehatan Mata394.1.10 Upaya Kesehatan Lanjut Usia394.1.11 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional404.2 Laboratorium Sederhana41BAB 5 LAPORAN KEGIATAN4.2Laporan Kegiatan Penyuluhan di UKGS SD NEGERI No.060893 dan SD NEGERI No. 06088342

BAB 6 PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH6.1 Pengertian Penyakit Periodontal436.2 Klasifikasi Penyakit Periodontal446.3 Etiologi Penyakit Periodontal446.3.1 Plak Bakteri446.3.2 Kalkulus456.3.3 Impaksi Makanan456.3.4 Pernafasan Mulut466.3.5 Sifat Fisik Makanan466.3.6 Iatrogenik Dentistry476.3.7 Trauma dari Oklusi476.4 Prevalensi486.5 Patogenesis496.6 Gambaran Klinis526.7 Pemecahan Masalah556.7.1 Pencegahan556.7.2 Perawatan Penyakit Periodontal58BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN7.1 Kesimpulan617.2 Saran61DAFTAR PUSTAKA62LAMPIRAN

DAFTAR TABELTabel Halaman1Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam122Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Wilayah Kerja PuskesmasDarussalam Kecamatan Medan Petisah tahun 2014123Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan di Wilayah Kerja PuskesmasDarussalam Kecamatan Medan Petisah tahun 2014134Distribusi penduduk berdasarkan suku bangsa di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah tahun 2014135Data GSI di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam KecamatanMedan PetisahTahun 2014146Tenaga Kesehatan Puskesmas Darussalam di Wilayah Kerja PuskesmasDarussalam Kecamatan Medan Petisah tahun 2014157Profil Sarana Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Tahun 2014218Distribusi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam, KecamatanMedan Petisah Tahun 2014279Hasil Kegiatan Pelayanan Gigi dan Mulut Puskesamas Darussalam Tahun 20143610Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di Puskesmas Darussalam KecamatanMedan Petisah4211Kunjungan Pasien Dengan Kelainan Gigi dan Mulut di Puskesmas DarussalamBulan Januari-Juli 201448

DAFTAR GAMBARGambar Halaman1Peta Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam112Struktur Organisasi Puskesmas Darussalam Medan183Denah Ruangan Puskesmas Darussalam Medan234Alur Pemeriksaan Pasien di Puskesmas Darussalam Medan245Gambaran Klinis Penyakit Gusi dan Periodontal

DAFTAR LAMPIRANLampiran1. Daftar Hadir Mahasiswa Kepaniteraan Klinik 2. Daftar Hadir Siswa Kelas 2B yang Mengikuti Kegiatan Penyuluhan3. Foto Kegiatan penyuluhan di UKGS SD NEGERI NO.060893 dan SD NEGERI NO. 060883 dan kegiatan di poli gigi Puskesmas Darussalam

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTujuan Nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka Program Pembangunan yang menyeluruh, terarah, dan terpadu secara optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia termasuk di bidang kesehatan.Pada saat ini pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan adanya penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan. Salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dimana peran serta masyarakat juga dilibatkan yaitu melalui suatu wadah yang disebut Puskesmas.Puskesmas merupakan salah suatu tempat diperolehnya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat dan yang terdekat di masyarakat. Puskesmas memiliki tugas-tugas pokok dan memiliki tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan Kegiatan1.2.1 Tujuan Umuma. Untuk mengetahui program kerja puskesmas di masyarakat.b. Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas serta program dari masing-masing unit yang ada.1.2.2 Tujuan Khususa. Untuk mengetahui program-program wajib dan pengembangan puskesmas (khususnya Puskesmas Darussalam).b. Untuk mengamati sejauh mana program-program tersebut telah dijalankan, melalui data-data yang tersedia di Puskesmas Darussalam.c. Untuk mengetahui kendala yang dijumpai dalam melaksanakan program yang ada di Puskesmas Darussalam.

1.3 Prosedur Kerja Kepaniteraan klinik senior yang dilaksanakan di Puskesmas Darussalam meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:a. Mencatat data geografis dan demografis di wilayah kerja Puskesmas Darussalam.b. Pendataan sistem pelaksanaan upaya fisik kesehatan baik wajib maupun pengembangan administrasi yang dilaksanakan di Puskesmas Darussalam.c. Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan ikut serta dalam pelayanan kesehatan.d. Melakukan penyuluhan kesehatan.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian, Fungsi dan Tujuan PuskesmasPuskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk usaha-usaha kegiatan pokok.

2.1.1 Pengertian PuskesmasPuskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan di puskesmas merupakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu, yang paling dekat dengan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut terdiri atas upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas.Dari uraian di atas, jelas bahwa puskesmas adalah satu satuan organisasi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan/Kota untuk melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan. Adapun pengertian batasan puskesmas dengan kewenangan sebagai berikut:a. Kewenangan menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan sesuai dengan situasi kondisi, kultur budaya dan potensi setempat.b. Kewenangan mencari, menggali dan mengelola sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah, masyarakat, swasta dan sumber lain dengan sepengetahuan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang kemudian dipertanggungjawabkan untuk pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.c. Kewenangan untuk mengangkat tenaga institusi/honorer, pemindahan tenaga dan pendayagunaan tenaga kesehatan di wilayah kerjanya dengan sepengetahuan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.d. Kewenangan untuk melengkapi sarana dan prasarana termasuk peralatan medis dan non medis yang dibutuhkan.

2.1.2 Fungsi Puskesmas a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatanPuskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.b. Pusat pemberdayaan masyarakatPuskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertamaPelayanan kesehatan pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:1. Pelayanan kesehatan peroranganPelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan peorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambahkan rawat inap.2. Pelayanan kesehatan masyarakatPelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, memberantas penyakit, penyehatan lingkungan perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan lainnya

2.1.3 Tujuan Pembangunan Kesehatan oleh PuskesmasTujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional yakni meningkatkan kesehatan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2.2 Visi dan Misi Puskesmas2.2.1 Visi PuskesmasVisi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat. Kecamatan yang sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan. Yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator yakni: 1. Indikator lingkungan yang sehat.2. Indikator prilaku sehat3. Indikator pelayanan kesehatan yang bermutu4. Indikator derajat kesehatan yang optimal

2.2.2. Misi Puskesmas Ada empat misi puskesmas yaitu:1. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain agar memperlihatkan aspek kesehatan, yaitu agar pembangunan tersebut mendorong lingkungan dan perilaku masyarakat semakin sehat.2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat. Puskesmas selalu berupaya agar keluarga dan masyarakat makin berdaya guna di bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan untuk hidup sehat.3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Pusekesmas selalu berupaya menjaga agar cakupan dan kualitas layanannya tidak menurun bahkan kalau bisa ditingkatkan agar semakin besar cakupannya dan semakin bagus kualitas layanannya.4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas selalu berupaya agar derajat kesehatan individu, keluarga dan masyrakat dapat terpelihara bahkan semakin meningkat seiiring dengan pembangunan kesehatan di wilayah kesehatan.

2.3 Asas dan Upaya Penyelenggaraan PuskesmasPenyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan asas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.

2.3.1 Asas Penyelenggaraan PuskesmasAsas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:1. Asas pertanggungjawaban wilayahPuskesmas harus bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, dengan kegiatan antara lain:a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Asas pemberdayaan masyarakatPuskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas dengan kegiatan antara lain:a. Upaya kesehatan ibu dan anak, Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Bahagia.b. Upaya pengobatan: posyandu, Pos Obat Desa (POD)c.Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi (KADARZI)d. Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua atau wali murid, saka bakti husada (SBH), pos kesehatan pesantren (Poskestren).e. Upaya kesehatan lingkungan: kelompok pemakai air (Pokmair), desa percontohan kesehatan lingkungan (DPKL).f. Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu usila, panti wreda.g. Upaya kesehatan kerja :pos upaya kesehatan kerja (UKK).h.Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa masyrakat (TPKJM).i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional : taman obat keluarga (TOGA).j. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, tabungan ibu bersalin (tabulin) mobilitas dana keagamaan.

3. Asas keterpaduanPuskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, bermitra dengan BPKM/ BPP dan organisasi masyarakat lainnya, berkoordinasi dengan lintas sektoral dan lintas program, agar terjadi perpaduan kegiatan di lapangan sehingga lebih berhasil guna berdaya guna.

4. Asas RujukanPuskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama, yang bila tidak mampu mengatasi masalah karena berbagai keterbatasan bisa melakukan rujukan baik secara vertikal ke tingkat yang lebih tinggi atau secara horizontal ke puskesmas lainnya. Ada 2 macam rujukan di puskesmas :a. Rujukan upaya kesehatan perorangan.b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat

2.3.2 Upaya Penyelenggaraan PuskesmasDalam mencapai visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi 2 yaitu:1. Upaya kesehatan wajibUpaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas.Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:1. Upaya promosi kesehatan2. Upaya kesehatan lingkungan3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana4. Upaya perbaikan gizi masyarakat5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular6. Upaya pengobatan7. Upaya pencatatan dan pelaporan

2. Upaya kesehatan pengembanganUpaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni:1. Upaya kesehatan sekolah2. Upaya kesehatan olahraga3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat4. Upaya kesehatan kerja5. Upaya kesehatan gigi dan mulut6. Upaya kesehatan jiwa7. Upaya kesehatan mata8. Upaya kesehatan lanjut usia9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional10. Laboratorium sederhana11. Upaya laboratorium medis, laboratorium kesehatan dan upaya pencatatan laporan tidak termasuk pilihan usaha kesehatan pengembang. Ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap usaha wajib dan upaya pengembangan puskesmas.

2.4 Kedudukan PuskesmasKedudukan dibedakan menurut keterkaitannya dengan sistem kesehatan nasional, sistem kesehatan kabupaten/kota dan sistem pemerintah daerah: 1. Sistem kesehatan nasional Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.2. Sistem kesehatan kabupaten/kota Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai unit pelaksana teknis dalam kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.3. Sistem pemerintah daerah Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintah daerah adalah sebagai unit struktural pemerintah daerah kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.4. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertamaDi wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti: praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai upaya-upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti: posyandu, poslindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat adalah sebagai Pembina.

BAB 3UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS DARUSSALAM3.1 Lokasi PuskesmasPuskesmas Darussalam terletak di jalan Darussalam No. 40, Kelurahan Sei Sikambing D, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Timur: Berbatas dengan Petisah Hulu Sebelah Selatan: Berbatas dengan Babura Sunggal Sebelah Barat: Berbatas dengan Kelurahan Sei SIkambing D Sebelah Utara: Berbatas dengan Sei Agul

Puskesmas ini mencakup 2 kelurahan, 23 lingkungan, 5092 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk 20.870 jiwa.

3.2 Wilayah Kerja Puskesmas Medan DarussalamPuskesmas Darussalam merupakan salah satu puskesmas yang menjadi pusat pembangunan, pembinaan dan pelayanan kesehatan. Puskesmas ini melayani kesehatan masyarakat di 2 (dua) kelurahan yaitu : Kelurahan Sei Putih Barat dan kelurahan Sei Sikambing. D. Puskesmas ini mulai dibangun sejak tahun 1965 dan diresmukan oleh KDH Sumatera Utara, Bapak Marah halim. Puskesmas ini sudah lama berdiri sehingga dalam kepimpinannya sudah beberapa kali berganti.

3.3 Data umum3.3.1 Data Geografis Luas Wilayah Kerja:176,98 ha Jumlah Kelurahan:2 Kelurahan Jumlah Lingkungan:23 Lingkungan

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam

3.3.2 Data DemografisJumlah penduduk yang berada dalam cakupan Puskesmas Darussalam adalah sebanyak 20.870 jiwa yang terdiri dari 5092 kepala keluarga.Tabel 1. Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas DarussalamNo.KelurahanJumlah Penduduk (jiwa)Jumlah KKJumlah lingkungan

1.Sei Sikambing D11.629183612

2.Sei Putih Barat9.241325611

Jumlah20870509223

Keterangan tabel 1 : Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Darussalam sebanyak 20870 jiwa. Jumlah penduduk yang paling banyak yaitu pada kelurahan Sei Sikambing D sebanyak 11629 jiwa.

Tabel 2. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah tahun 2014NOJenis KelaminJumlah

JiwaPersentase (%)

1Perempuan1082651,87%

2Laki-laki1004448,13%

Jumlah20870100

Keterangan tabel 2: Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Darussalam paling banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 10826 jiwa (51,87%).

Tabel 3. Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas DarussalamKecamatan Medan Petisah tahun 2014No.Mata PencaharianJumlahPersentasi (%)

1.Karyawan Swasta175134,39

2.Wiraswasta146128,69

3.PNS/TNI74614,65

4.Pensiun PNS/ TNI/ Polri54810,76

5.Pedagang53310,47

6.Polri380,75

7.Pengangguran150,29

Jumlah5092100

Keterangan tabel 3 : Berdasarkan jenis pekerjaan, jumlah penduduknya paling banyak bekerja sebagai karyawan sebanyak 1751 jiwa dan yang paing sedikit adalah pengangguran sebanyak 15 jiwa.

Tabel 4. Distribusi penduduk berdasarkan suku bangsa di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah tahun 2014No.Mata PencaharianJumlah

1.Batak1751

2.Mandaling1461

3.Nias746

4.Minang548

5.Aceh533

6.Melayu38

7.Lain-lain15

Jumlah5092

Keterangan Tabel 4: Berdasarkan suku bangsa, jumlah penduduknya paling banyak berada di wilayah kerja Puskesmas Darussalam adalah suku batak sebanyak 9931 jiwa.

Tabel 5. Data GSI di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah tahun 2014NoNama DataKel. Sei Putih BaratKel. Sei Sikambing DTotal

1.Bayi138297435

2.Bumil107310411

3.Bulin156276432

4.USILA11669202086

5.Balita116210492211

6.PUS184714563303

7.PUS314922795428

Laporan Kepaniteraan Klinik SeniorDepartemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Ilmu Kesehatan Gigi MasyarakatDi Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah 42

Tabel 6 Tenaga Kesehatan Puskesmas Darussalam di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah tahun 2014NoNAMANIPGOLJABATANPDDKANTUGAS POKOK

1Dr. Hj. Muthia Nimphar,MARS19640320 199803 2 001IV/ AKa.PuskesmasFK Manajemen Puskesmas Rapat dinas, prog/ sektoral Koordinator lintas sektoral Melatih / menatar

2Zuraida, SKM19690127 199001 2 001III/CKTUS1 Wa. Ka. Puskesmas

3Drg. Heryati Hasibuan19570119 19901 2 001IV/CPenjabFKG Penjab lapangan Pelayanan Gigi

4Drg. Zuriada Siregar19580314 198603 2 003IV/CDrg. IIFKGKepala Sub Bag Tata Usaha

5Dr. Meylina Sinulingga19580515 198601 2 001IV/CDokterFKPelayanan Poli Lansia

6Drg. Rosita19610317 198901 2 001IV/BDrg. IIFKGWakor II Pelayanan Gigi

7Safniar19590226 198010 2 004III/DBidanAkbidDiare

8Farida Hanum Hutabarat19611016 198103 2 004III/DAss.ApotekerSAAObat

9Karmayati19641228 198501 2 001III/DBidanBidanUKS

10Dr. Y. Hotmartha Hasiholan19710331 200502 2 001III/DDokterFKWakor I, Pengobatan

11Dr. Murni Dahlena Lubis19760323 200604 2 011III/DDokterFKWakor I, Pengobatan

12Suriati Lombu19620416 198803 2 002III/BBidanBidanPKM/PSM

13Arihta Sembiring19671226 198911 2 001III/BPerawat GigiSPRGGigi

14Faridawati Nadeak19670428 199003 2 008III/BKeslingSPPHKesling, UKK

15Paridah Hanim19681121 198911 2 001III/BTPGAkd. GiziGizi

16Helmina br Depari19701221 199103 2001III/BBidanBidanLansia

17Tetty br.Damanik19741211 199303 2 001III/BBidanBidanDeteksi Dini, KIA

18Suryati Simanjuntak19661216 199302 2 001III/APerawatSPKPHN / UKJ / UKM

19Suriati19740127 199703 2 004III/AAnalisSMAKLaboratorium

20Yusnita Lubis19770326 200112 2 001II/DAss. ApotekerSAAObat

21Ingot Agustina Sitorus19730822 200312 2 001II/DPerawat GigiSPRGGigi

22Halipah19840606 200904 2 015II/DPerawatAKPERTB. Paru

23Oky Irawati19821017 201001 2 007II/DAnalisSMAKLaboratorium

24Netty Triana Sitompul19760805 201101 2 007II/DPerawatAKPERSP2TP

25Citra Inriani Zebua19870901 201001 2 020II/DBidanAkbidMTBS

26Astri Mardhani19850521 201101 2 011II/CPerawatAKPERKartu

27Riza FatimaHonorer-AdministrasiS.SosAdministrasi, TU

Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Darussalam Medan3.5Fasilitas Fisik Puskesmas Darussalam MedanPuskesmas Darussalam dalam menjalankan kegiatan didukung oleh berbagai fasilitas fisik maupun non fisikdalam Kecamatan Darussalam, yang meliputi:1. Fasilitas gedung Puskesmas permanen1. Fasilitas Sumber Daya Manusia1. Obat-obatan1. Fasilitas alat-alat Kesehatan1. Fasilitas administrasi1. Fasilitas imunisasi1. Sumber Keuangan

3.5.1 Fasilitas Sumber Daya ManusiaPuskesmas Darussalam memiliki tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, pramedis dan staf administrasi lainnya. Adapun tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Darussalam di wilayahnya:1. Dokter: 4 orang1. Dokter Gigi: 3 orang1. Bidan: 7 orang1. Perawat: 5 orang1. Asisten Apoteker: 2 orang1. Perawat Gigi: 2 orang1. Analisis: 1 orang1. Gizi: 1 orang1. SPPH: 1 orang

3.5.2Fasilitas Gedung Puskesmas Fasilitas Puskesmas Darussalam terdiri dari :1. Ruang Kepala Puskesmas : 1 buah1. Ruang Periksa Pasien : 1 buah1. Ruang Poli Gigi: 1 buah1. Ruang KIA/KB: 1 buah1. Ruang Imunisasi/MTBS/Gizi: 1 buah1. Ruang Obat: 1 buah1. Ruang Suntik: 1 buah1. Ruang P2M: 1 buah1. Ruang Laboratorium: 1 buah1. Ruang Santun Usila: 1 buah1. Ruang Tunggu: 1 buah1. Ruang Kartu: 1 buah1. Ruang Pertemuan: 1 buah1. Ruang Sholat: 1 buah1. Gudang: 1 buah1. Kamar Mandi Pasien: 1 buah1. Kamar Mandi Pegawai: 1 buah1. Kamar Mandi Usila: 1 buah

3.5.3 Fasilitas Kenderaan 1. Jumlah Sepeda Motor : 3 buah2. Pusling : 1 buah 3.5.4Fasilitas Alat-Alat KesehatanAdapun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah antara lain :1. Poliklinik Set1. Bidan Kit1. Lansia Kit1. Alat-alat suntik dan alat-alat P3K1. Timbangan bayi dan dewasa1. Satu set dental unit1. Lemari pendingin tempat penyimpanan bahan-bahan imunisasi1. Imunisasi Kit1. Alat-alat laboratorium sederhana1. KIE Kit ( Paket penyuluhan)

Tabel 7.Profil Sarana Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Tahun 2014No.JENIS SARANA KESEHATANJUMLAH

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.Rumah SakitBalai PengobatanRumah bersalin/ kliniK bersalinJumlah apotikOptikPraktek Umum SwastaPraktek drg.Praktek Dokter spesialis kebidananPraktek Dokter spesialis Kulit & kelaminPraktek bidan SwastaBatraJumlah Posyandu BalitaJumlah kelompok lansiaJumlah Kader POSYANDU BALITAJumlah kader kelompok LANSIA31131111241020410020

3.5.5Fasilitas Obat-obatanPuskesmas Darussalam dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya memulihkan kesehatan dan pengobatan penyakit didukung oleh perlengkapan obat-obatan yang bersumber APBD baik Jamkesmas, Jamkesda ataupun Askes.

3.5.6Fasilitas Imunisasi Lemari pendingin Alat-alat Imunisasi Vaksin seperti : DPT, Polio, Campak, DT, TT, dan Hepatitis B.

DENAH RUANGANPUSKESMAS DARUSSALAMGambar 3. Denah Ruangan Puskesmas Darussalam Medan Toilet PasienKamar Pemeriksaan Pasien Kamar PimpinanLaboratoriumR. Anak R.Imunisasi R. GiziR. ObatKIA / KBRuang TBR. Suntik Klinik Sanitasi KTUR. Tunggu PasienGudang

PARKIRRuang GigiDenah Lantai 2Loket/Ruang KartuTANGGAMusollahRuang UsilaToilet

TanggaRuang Pertemuan

PASIENPULANGKLINIKSANITASIKAMARSUNTIKAPOTIKPOJOKORALITLOKET PENDAFTARANPASIEN DATANGRUANG TUNGGURUANGGIGIKIA/KBRUANGMTBSRUANG PERIKSADOKTERLABORATORIUMRUANG SANTUNUSILAGambar 4. Alur Pemeriksaan Pasien di Puskesmas Darussalam MedanBAB 4KEGIATAN POKOK PUSKESMAS4.1Progam Pokok dan Pengembangan Puskesmas DarussalamUpaya kesehatan wajib (basic serve) tersebut adalah : Promosi Kesehatan Kesehatan Lingkungan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana Perbaikan Gizi Masyarakat Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Pengobatan Pencatatan dan Pelaporan (Kota Medan)

dan ditambah 11 Pengembangan yakni: Usaha Kesehatan Sekolah Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Usaha Kesehatan Jiwa Usaha Kesehatan Mata Usaha Kesehatan Usia Lanjut Laboratorium Sederhana Usaha Kesehatan Olahraga Usaha Pengobatan Tradisional Usaha Kesehatan Kerja Usaha Perawatan Kesehatan Masyarakat Farmasi

4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib (basic serve)1. Upaya Promosi KesehatanTujuan: Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan prilaku hidup sehat. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya-upaya kesehatan, serta ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan Posyandu.Kegiatan: Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, gizi keluarga, KB, imunisasi, Posyandu, dan sebagainya. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamphelet dan brosur. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat di dalam kegiatan antara lain berupa gotong royong dan olah raga.

2. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)PengertianPosyandu merupakan suatu wadah pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan dan KB yang terpadu tingkat desa.

SasaranBayi, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS (Pasangan Usia Subur)

Tujuan Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR. Mempercepat diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera). Peningkatan dan Pembinaan peran sera masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.

Tabel 8.Distribusi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam, Kecamatan Medan Petisah Tahun 2014NoKelurahanJenis PosyanduJumlah

Pratama Madya Purnama Mandiri

1Sei Putih Barat-10--10

2Sei Sikambing D-10--10

Jumlah-20--20

4.1.2Upaya Kesehatan LingkunganSasaran Daerah yang rawan air bersih Daerah yang rawan penyakit menular Daerah percontohan dan pemukiman baru Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan dan lain-lain Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor

Kegiatan Penggunaan sumber air bersih dan pembuangan WC yang memenuhi syarat kesehatan Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup: Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga Mendata sarana air minum Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk kesehatan Hygiene dan sanitasi lingkungan berupa pengawasan kesehatan tempat-tempat umum serta tempat pengolahan dan penyajian.

4.1.3Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Serta Keluarga Berencana (KB)4.1.3.1 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Pengertian KIA merupakan upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya.

SasaranIbu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah

Tujuan Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil: timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet penambah darah, serta vitamin A Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan payudara, ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB Membina Posyandu Merujuk pasien ke RS apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di Puskesmas Pencatatan dan pelaporan KPBIA (Kelompok Pembina Belajar Ibu dan Anak) Pemberian imunisasi pada bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin.Kegiatan Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui Pertolongan persalinan di luar RS Pemeriksaan dan pemeliharaan anak Imunisasi dasar dan revaksinasi Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare dengan pemberian cairan per oral Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak Bimbingan kesehatan jiwa anak Menjalankan kunjungan rumah Pendidikan kesehatan kepada masyarakat Kursus dukun Pelayanan keluarga berencana (KB)

4.1.3.2 Kelurga Berencana (KB) PengertianKeluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara mengatur kesuburan agar menjarangkan kelahiran selanjutnya untuk mencapai tujuan tertentu.

TujuanMenaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam kelembagaan NKKBS

SasaranPUS, ibu hamil dan ibu menyusui

Kegiatan KB Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha terpadu Memberikan layanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk IUD, pil, kondom, suntikan, kontap dan susuk Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos KB dan Posyandu wilayah kerja Puskesmas Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivator KB Melayani konsultasi kemandulan dan konsultasi KONTAP Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan dan tahunan

4.1.4Upaya Perbaikan Gizi MasyarakatPermasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan komplit, pada hakekatnya dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada. Penyakit-penyakit karena kurangnya gizi di Indonesia adalah: defisiensi protein kalori, defisiensi vitamin A dan defisiensi yodium (gondok dan kretin).Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di Puskesmas Darussalam Medan yaitu:1. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas2. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui5. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah dan terjangkau di Posyandu dan Puskesmas6. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayuran dan buah-buahan serta memelihara ternak terutama unggas.

4.1.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit MenularPengertianPenyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan yang sakit, dari reservoir maupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke manusia yang sehat.SasaranSeluruh lapisan masyarakatTujuan1. Mencegah terjangkitnya penyakit2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal3. Menurunkan angka kematian dan kesakitanPemberantasan Penyakit Menular atau P2M dilaksanakan karena:a. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya: penyakit campak, TB Parub. Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan dengan hygiene dan sanitasi, misalnya: diare, infeksi mata, infeksi telinga dan mastoidc. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang ditulari secara langsung, misalnya: TB Paru, ISPA, Campak, Cacar Aird. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang penularannya melalui vektor, misalnya: demam berdarah

Kegiatan-kegiatan P2M berupa:a. Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatanb. Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di Puskesmasc. Mengadakan imunisasi antara lain: BCG, DPT, Campak, Polio, DT dan TT

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan:a. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakitb. Melaporkan penyakit menularc. Menyelidiki di lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk, menemukan kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularannyad. Tindakan permulaan untuk menahan penjalarannyae. Menyembuhkan penderita hingga sehatf. Pemberian imunisasig. Pemberantasan vektor nyamukh. Pendidikan kesehatan

4.1.5.1 Imunisasi Sasaran imunisasiBayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan pasangan usia subur (PUS).Tujuan imunisasi : Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan pencegahan penyakit. Macam-macam Imunisasi :0. BCGGunanya menghindarkan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC.Cara pemberian : Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan sekali Lokasi pemberian pada lengan kanan atas dengan injeksi SC. Dosis 0,05 cc.

2.PolioGunanya untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Polio.Cara pemberian : Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, sebanyak 4 kali, dengan interval 4 minggu. Diberikan dengan meneteskan ke dalam mulut. Dosis sebanyak 2 tetes.

3.Hepatitis BGunanya memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B.Cara pemberian : Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan 3 kali dengan interval minimal 4 minggu secara injeksi IM. Sekarang ini ada metode baru yaitu dengan uniject. Bisa diberikan mulai usia 0-7 hari dan diberikan selama 3 kali pemberian.

4.DPTGunanya untuk mencegah Difteri, Pertusis dan Tetanus.Cara pemberian :Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan. Dosis 0,5 ml dengan interval minimal 4 minggu, sebanyak 3 kali suntikan. Lokasi suntikan di paha luar dengan injeksi Intra Muskular

5.CampakGunanya untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Campak.Cara pemberian : Diberikan pada bayi umur 9-11 bulan sebanyak 1 kali. Lokasi pemberian pada lengan kiri. Injeksi sub kutan dengan dosis 0,5 ml.

6.Tetanus Toxoid (TT)Gunanya memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tetanus. Cara pemberian : Diberikan pada calon pengantin (PUS), ibu hamil diberikan 2 kali dengan interval 4 minggu.

4.1.6 Upaya Pengobatan UmumDalam usaha pengobatan, penderita tidaklah diobati secara kuratif saja melainkan juga mempberikan pengertian preventif terhadap penyakit. Di Puskesmas Darussalam dilaksanakan pengobatan gratis untuk pengobatan dasar pada pasien rawat jalan.Kegiatan yang dilakukan pada pemeriksaan kesehatan masyarakat di Puskesmas, meliputi: Pemeriksaan, mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui apotek yang ada di puskesmas Penyuluhan kepada pasien saat dilakukan pemeriksaan Merujuk pasien yang tidak mampu ditangani

Perawatan dan pengobatan pasien Puskesmas Darussalam meliputi pasien umum, ASKES, dan anggota dan dana sehat.

Tabel 9. Data 10 Penyakit terbesar Puskesmas Darussalam Januari-Mei 2014NoNama PenyakitJumlah Kasus

JanFebMaretAprMei

1ISPA Atas248467457327357

2GIMUL339281235205325

3Penyakit Kulit11014611485108

4Penyakit Sendi30182205151156

5ISPA Bawah56124-110120

6Diare6443555555

7Hipertensi233115124178204

8ISK18493735-

9OPM1937382445

10Mata6--310

Dari data 10 penyakit terbesar tahun 2014 terlihat bahwa bahwa penyakit ISPA atas yang terbesar dengan 1856 kasus mulai bulan Januari Mei 2014.

4.1.7Upaya Kesehatan Gigi dan MulutUpaya kesehatan gigi dan mulut (UKGM) adalah upaya pokok yang menjadi beban Puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan serta dapat diartikan pula kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat awam.Kegiatan-kegiatan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut yang dapat dilaksanakan: Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan penvabutan gigi Membuat rencana kerja dan pelaporan kegiatan

Kegiatan yang dilakukan meliputi: Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut sert rujukan penyuluhan kebersihan gigi pada pasien yang berobat di Puskesmas. Usaha kesehatan Gigi Anak Sekolah (UKGS) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

Tabel 10. Hasil Kegiatan Pelayanan Gigi dan Mulut Puskesamas Darussalam Tahun 2014

NoKegiatanJanFebMarAprMeiJuniJuli

IKUNJUNGAN PUSKESMAS (KHUSUS GIGI DAN MULUT)1. Ibu Hamil 2. Gigi Anak 1-6 Tahun3. Gigi Golongan penderita lain243416223205519181228212214255224229318-10308286-20266172-22194

IIPELAYANAN MEDIK DASAR GIGI1. Tumpatan Tetap Gigi Tetap2. Tumpatan Tetap Gigi Sulung3. Pencabutan Gigi Tetap4. Pencabutan Gigi Sulung5. Pengobatan Pulpa Termasuk Pengobatan Sementara6. Skeling7. Pengobatan Periodontal8. Perawatan Lain-lain Termasuk Abses5-50206196830-3633467542627-433248957283-754812156042

10-4522681598604-60454947048

5-23273675123

Laporan Kepaniteraan Klinik SeniorDepartemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Ilmu Kesehatan Gigi MasyarakatDi Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah 43

IIIUSAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH1. Jumlah SD NegeriSD Swasta2. Jumlah SD UKGS tahap II (integrasi)3. Jumlah SD UKGS tahap II ( Selektif)4. Jumlah Murid SD UKGS Tahap II5. Jumlah Murid SD UKGS Tahap III ( kelas V/VI)6. Jumlah Murid SD UKGS Tahap III ( kelas V/VI) yang perlu perawatan7. Jumlah Murid SD UKGS Tahap III ( kelas V/VI) yang selesai perawatan8. Jumlah murid yang ada TK :SD :SMP :SMA :9. Jumlah Kunjungan Petugas Ke Sekolah821010123681727019418512367525661

IVRUJUKAN DARI PUSKESMAS KE RUMAH SAKIT-

VKEGIATAN UKGMD1. Jumlah desa yang ada di wilayah kerja puskesmas2. Jumlah desa yang dibina UKMD3. Jumlah frekuensi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut4. Jumlah kunjungan petugas puskesmas ke desa5. Jumlah penderita yang dirujuk ke Puskesmas6. Jumlah posyandu di wilayah Puskesmas7. Jumlah posyandu dengan kegiatan kesehatan gigi dan mulut8. Jumlah kader di wilayah kerja Puskesmas9. Jumlah kader yang mendapat pembinaan kesehatan gigi dan mulut 2216521610515

VIKELAINAN GIGI dan MULUT1. Karies gigi2. Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal3. Penyakit Gusi dan Jaringan Periodontal4. Abses5. Persistensi6. Kelainan Dento Facial Termasuk Maloklusi7. Stomatitis, Moniliasis8. Lain-Lain 50636935277653450583035547305259323279745655542482226657090502535105845754847331329446023353212

4.1.8Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)Kegiatan yang dilakukan meliputi:1. Pengenalan dini gangguan jiwa.2. Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa.3. Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlakukan.

4.1.9Upaya Kesehatan Mata (UKM)Kegiatan yang dilakukan:Garis integrasi dengan kegiatan Puskesmas lainnya:1. Memberi vitamin A dosis tinggi di Posyandu bulan Februari dan Agustus.2. Melakukan pemeriksaan mata pada kegiatan UKS.3. Melakukan rujukan pada pasien mata yang tidak dapat ditanggulangi di Puskesmas.

4.1.10Upaya Kesehatan Lanjut Usia (Usila)a. PengertianKesehatan lanjut usia adalah kesehatan golongan orang yang berusia 68 tahun atau lebih secara jasmaniah, rohani maupun social.

b. TujuanMeningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lanjut untuk masa tua yang bahagia dan berdaya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.

c. Sasaran Sasaran langsung adalah kelompok yang lanjut usia : 1. Kelompok 45 59 tahun (pra lansia), 2. Kelompok 60-69 tahun (lansia), 3. Kelompok > 70 tahun (resiko tinggi) Sasaran tak langsung adalah kelompok atau keluarga yang mempunyai lansia, organisasi, yang bergerak dalam pembinaan lanjut masyarakat luas.

d. Kegiatan kegiatan1. Puskesmas (Ruang Santun Usila) Pelayanan kesehatan lanjut usia, termasuk juga Pemeriksaan BMI ( Body Mass Index )Upaya promotif, preventif, dan kuratif yaitu berupa meningkatkan semangat hidup lansia agar tetap berguna bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat. Rujukan ke Rumah Sakit2. Kelompok lansia Terdiri dari 4 kelompok yaitu : 2 kelompok di Kelurahan Sei Sikambing D : Kelompok Melati Jl. Titipapan Gg. Rejeki 22 Kelompok Mawar Jl. Karya Bakti 2 kelompok di Kelurahan Sei Putih Barat : Kelompok Tanjung Gg. Johar Kelompok Anggrek Jl. Tinta 23 Pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, Senam Lansia, Hymne Lansia, rujukan ke Puskesmas

4.1.11Upaya Pembinaan Pengobatan TradisionalKegiatan yang dilakukan yaitu:1. Memberikan pembinaan kepada masyarakat pengobatan tradisional antara lain: dukun patah tulang, dukun beranak, dukun pijat dan tukang jamu.2. Memberikan penyuluhan tentang manfaat lingkungan sebagai bahan untuk menanam tanaman obat keluarga (TOGA).3. Menciptakan lingkungan hidup yang baik dengan PKK, LKMD dan masyarakat di wilayah Puskesmas.4.2 Laboratorium SederhanaLaboratorium di Puskesmas bertujuan untuk mempermudah mengadakan diagnosa terhadap penyakit baik penyakit menular yang akut epidemik dan kronik epidemik. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana yaitu :1. laboratorium rutin seperti darah rutin, urine rutin, faeses rutin.2. laboratorium khusus, sperti : sputum BTA, KGD, Plano test, golongan darah. Melakukan rujukan pemeriksaan laboratorium sederhana, yaitu: pemeriksaan urine, darah, feses dan sputum. Membuat laporan hasil laboratorium.

BAB 5LAPORAN KEGIATAN5.1 Laporan Kegiatan Penyuluhan di UKGS SD NEGERI NO. 060883 Mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan gigi yang dilakukan di UKGS SD NEGERI NO. 060883 pada tanggal 05 Mei 2015 pada murid kelas 2B. Pada kegiatan ini, kegiatan yang dilakukan untuk upaya kesehatan gigi dan mulut meliputi:1. Penyuluhan tentang proses terjadinya gigi berlubang kepada siswa-siswa kelas 2b.2. Penyuluhan tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar.3. Melakukan sesi tanya jawab tentang masalah kesehatan gigi dan mulut.4. Evaluasi pemahaman siswa SD kelas 2 tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan dengan cara tanya jawab.

Tabel 11.Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di Puskesmas Darussalam KecamatanMedan PetisahNoHari/ TanggalKegiatan

1Senin/ 04Mei 2015- Melapor ke dinkes- Melapor ke perwakilan puskesmas

2Selasa, 05 Mei 2015- Melakukan penyuluhan di UKGS SD NEGERI NO.060833

3Rabu/ 06 Mei 2015- Menuyusun kegiatan puskesmas- Membantu pelayanan di poli gigi

4Kamis/ 07 Mei 2015- Menuyusun kegiatan puskesmas- Membantu pelayanan di poli gigi

BAB 6PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAHPEYAKIT GUSI DAN PERIODONTAL SEBAGAI SALAH SATU PENYAKIT GIGI DAN MULUT TERTINGGI DI PUSKESMAS DARUSSALAM

6.1 Pengertian Penyakit PeriodontalJaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar. Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal, sebaiknya dimulai dengan gingival yang sehat dan tulang pendukung yang normal. Gingiva yang sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi.Awal terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bacterial terbentuk pada mahkota gigi, meluas disekitarnya dan masuk ke sulkus gingiva yang nantinya akan merusak gingiva disekitarnya. Plak menghasilkan sejumlah zat yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit periodontal. Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang.Penyakit periodontal adalah suatu inflamasi kronis pada jaringan pendukung gigi (periodontium). Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis. Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang, keadaan ini dikenal dengan gingivitis. Apabila penyakit gingiva tidak atasi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang memengaruhi tulang alveolar, ligamen periodontal atau sementum, keadaan ini disebut dengan periodontitis.

6.2 Klasifikasi Penyakit Periodontal Penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis. Konsep patogenesis penyakit periodontal yang diperkenalkan oleh Page dan Schroeder terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu : Permulaan, Dini, Menetap dan Parah. Tiga tahap pertama yaitu permulaan, dini dan menetap merupakan tahap pada diagnosa gingivitis dan tahap parah merupakan diagnosa periodontitis. Klasifikasi penyakit periodontal dapat dibedakan atas 6 (enam) tipe :1. Gingivitis kronis2. Periodontitis Juvenile Lokalisata (LPJ)3. Periodontitis Juvenile Generalisata (GJP)4. Periodontitis kronis5. Akut Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)6. Periodontitis Prepubertas

6.3 Etologi Penyakit PeriodontalFaktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik). Faktor lokal merupakan penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi, sedangkan faktor sistemik dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum. Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya. Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan ketinggian tulang alveolar, sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya tulang alveolar pada sisi permukaan akar. Adapun yang menjadi faktor lokal yag berperan dalam terjadinya penyakit periodontal adalah sebagai berikut :6.3.1. Plak BakteriPlak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut. Berdasarkan letak huniannya, plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival. Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah kerusakan jaringan. Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik. Bakteri dapat menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan :1. Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh.2. Mengurangi pertahanan jaringan tubuh.3. Menggerakkan proses immunopatologi.

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya gingivitis, akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan multifaktor, meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan kapasitas daya tahan tubuh.

6.3.2. KalkulusKalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami pengapuran, terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah. Kalkulus merupakan pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada orang dewasa, kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal. Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral, melekat pada permukaan kalkulus, mempengaruhi gingiva secara tidak langsung.

6.3.3. Impaksi makananImpaksi makanan (tekanan akibat penumpukan sisa makanan) merupakan keadaan awal yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal. Gigi yang berjejal atau miring merupakan tempat penumpukan sisa makanan dan juga tempat terbentuknya plak, sedangkan gigi dengan oklusi yang baik mempunyai daya self cleansing yang tinggi. Tanda-tanda yang berhubungan dengan terjadinya impaksi makanan yaitu:a. perasaan tertekan pada daerah proksimalb. rasa sakit yang sangat dan tidak menentuc. inflamasi gingiva dengan perdarahan dan daerah yang terlibat sering berbau.d. resesi gingivae. pembentukan abses periodontal menyebabkan gigi dapat bergerak dari soketnya,sehingga terjadinya kontak prematur saat berfungsi dan sensitif terhadap perkusi.f. kerusakan tulang alveolar dan karies pada akar

6.3.4. Pernafasan MulutKebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk. Hal ini sering dijumpai secara permanen atau sementara. Permanen misalnya pada anak dengan kelainan saluran pernafasan, bibir maupun rahang, juga karena kebiasaan membuka mulut terlalu lama. Sementara misal pasien penderita pilek dan pada beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup bibir. Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada permukaan gingiva maupun permukaan gigi, aliran saliva berkurang, populasi bakteri bertambah banyak, lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan terjadinya penyakit periodontal.

6.3.5. Sifat fisik makananSifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan, menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi. Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah. Makanan yang demikian tidakdikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan ludah atau makanan cair, penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya penyakit. Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan mulut secara lebih efektif, misalnya sayuran mentah yang segar, buah-buahan dan ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi.

6.3.6. Iatrogenik DentistryIatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi.Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal pasien, misalnya : Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan matriks) atau servikal, harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II amalgam), tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah, karena hal ini menyebabkan mudahnya terjadi penyakit periodontal. Sewaktu melakukan pencabutan, dimulai dari saat penyuntikan, penggunaan bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati-hati Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati-hati, karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva.

6.3.7. Trauma dari oklusiTrauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium, tekanan oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi. Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh : Perubahan-perubahan tekanan oklusal Misal adanya gigi yang elongasi, pencabutan gigi yang tidak diganti, kebiasaan buruk seperti bruksim, clenching. Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal Kombinasi keduanya.

6.4 Prevalensi Dari hasil laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI tahun 2011, prevalensi penyakit periodontal mencapai 60% pada masyarakat di Indonesia. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2007 menunjukkan provinsi Sumatera Utara memiliki prevalensi penyakit gigi dan mulut yang cukup tinggi. Pada tahun 2004, Situmorang N melaporkan prevalensi penyakit periodontal sebesar 96,58% dan 85,18% membutuhkan perawatan skeling pada pemeriksaan 360 responden di dua kecamatan kota medan.Tabel 11 menunjukkan kunjungan pasien dengan kelainan gigi dan mulut di Puskesmas Darussalam bulan Januari-Juli 2014. Tabel tersebut menunjukkan bahwa penyakit gusi dan jaringan periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan.Tabel 12. Kunjungan Pasien Dengan Kelainan Gigi dan Mulut di Puskesmas Darussalam Bulan Januari-Juli 2014KELAINAN GIGI dan MULUT1. Karies gigi2. Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal3. Penyakit Gusi dan Jaringan Periodontal4. Abses5. Persistensi6. Kelainan Dento Facial Termasuk Maloklusi7. Stomatitis, Moniliasis8. Lain-Lain 5063

69

35277

653450

58

30355

473052

59

32327

97

4565

55

42482

2266570

90

50253

5105845

75

48473

3132944

60

23353

212

6.5PatogenesisPatogenesis penyakit periodontal dibagi menjadi 4 tahap: Lesi AwalBakteri adalah penyebab utama dari penyakit periodontal, namun pada tahap ini hanya menyerang jaringan dalam batas normal dan hanya berpenetrasi superfisial. Bakteri plak memproduksi beberapa faktor yang dapat meyerang jaringan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara merangsang reaksi imun dan inflamasi. Plak yang terakumulasi secara terus menerus khususnya diregio interdental yang terlindung mengakibat inflamasi yang cenderung dimulai pada daerah papila interdental dan meneyebar dari daerah ini ke sekitar leher gigi.Perubahan terlihat pertama kali di sekitar pembuluh darah gingiva yang kecil, disebelah apikal dari epitelium jungtion. Pembuluh ini mulai bocor dan kolagen perivaskular mulai menghilang, digantikan dengan beberapa sel inflamasi, sel plasma dan limfosit-terutama limfosit T-cairan jaringan dan protein serum. Disini terlihat peningkatan migrasi leukosit melalui epitelium fungsional dan eksudat dari cairan jaringan leher gingiva. Selain meningkatnya aliran eksudat cairan dan PMN, tidak terlihat adanya tanda-tanda klinis dari perubahan jaringan pada tahap penyakit ini. Gingivitis DiniBila deposit plak masih tetap ada, perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingiva dan migrasi PMN. Perubahan yang terjadi baik pada epithekium jungtion maupun pada epithelium krevikular merupakan tanda dari pemisahan sel dan beberapa proleferasi dari sel basal. Fibroblas mulai berdegenerasi dan bundel kolagen dari kelompok serabut dentogingiva pecah sehingga seal dari cuff marginal gingiva menjadi lemah. Pada keadaan ini terlihat peningkatan jumlah sel-sel inflmasi, 75 % diantaranya terdiri dari limfosit. Juga terlihat beberapa sel plasa dan magrofag. Pada tahap ini tanda-tanda klinis dari inflamasi makin jelas terlihat. Papila interdental menjadi lebih merah dan bangkak serta mudah berdarah pada saat penyondean. Gingivitis tahap lanjutDalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis yang lebih parah lagi. Perubahan mikroskopik terlihat terus berlanjut, pada tahap ini sel-sel plasa terlihat mendominasi. Limfosit masih tetap ada dan jumlah makrofag meningkat. Pada tahap ini sel mast juga ditemukan. Imunoglobulin, terutama IgG, ditemukan di daerah epithelium dan jaringan ikat. Gingiva sekarang berwarna merah, bengkak dan mudah berdarah. Dengan bertambah parahnya kerusakan kolagen dan pembengkakan inflmasi, tepi gingiva dapat dengan mudah dilepas dari permukaan gigi, memperbesar kemungkinan ternetuknya poket gingiva atau poket Palsu (false pocket). Bila oedem inflamasi dan pembengkakan gingiva cukup besar, maka poket gingiva biasanya juga cukup dalam. Pada tahap ini sudah terjadi degenerasi sel-sel epitelium jungtion dan beberapa berproliferasi dari lapisan basal ke jaringan ikat di bawahnya, namun pada tahapan ini belum terlihat adanya mugrasi sel-sel epithelial dalam jumlah besar ke permukaan akar.Bila inflamasi sudah menyebar disepanjang serabut transeptal, maka akan terlihat adanya resorbsi puncak tulang alveolar. Resorbsi ini bersifat reversibel terutama dalam hubungannya dengan pemulihan inflamasi. Salah satu tanda penting dri penyakit ini adalah tidak ditemukannya bakteri pada epithelium maupun pada jaringan ikat. Karena jaringan fibrosa rusak pada adrah inflamsi aktif, pada beberapa daerah agak jauh terlihat adanya proliferasi jaringan fibrosa dan pembentukan pembuluih darah baru. Aktivitas pemulihan yang produktif ibni merupakan karekteristrik yang sangat penting dari lesi kronis dan pada keadaan iritasi serta inflamasi jangka panjang, elemen jaringan fibrosa akan menjadi komponen utama dari perubahan jaringan. Jadi, kerusakan dan perbaikan berlangsung bergantian dan proporsi dari tiap-tiap proses ini akan mempengaruhi warna dan bentuk gingiva. Bila inflamsi dominan, jaringan akan berwarna merah, lunak dan mudah berdarah;bila produksi jaringan fibrosa yang dominan, gingiva akan menjadi keras dan berwarna merah muda walaupun bengkak perdarahan kurang, bahkan tidak ada. Periodontitis:Bila iritasi plak dan inflamsi terus berlanjut, integritas dari epithelium jungtion akan semakin rusak. Sel-sel epithelial akan berdegenarasi dan terpisah, perlekatannya pada permukaan gigi akan terlepas sama sekali. Pada saat bersamaan, epithelium jungtion akan berproliferasi ke jaringan ikat dan ke bawah pada permukaan akar bila serabut dentogingiva dan serabut puncak tulang alveolar rusak. Migrasi ke apikal dari epithelium jungtion akan terus berlangsung dan epithelium ini akan terlepas dari permukaan gigi, membentuk poket periodontal atau poket asli. Keadaan ini tampaknya merupakan perubahan Irreversibel. Bila poket periodontal sudah terbentuk plak berkontak dengan sementum. Jaringan ikat akan menjadi oedem; pembuluh darah terdilatasi dan trombosis dinding pembuluh pecah disertai dengan timbulnya perdarahan ke jaringan sekitarnya. Disini terlihat infiltrat inflamasi yang besar dari sel-sel plasam, limfosit dan magrofag. IgG merupakan imunoglobulin yang dominan tetapi beberapa IgM dan IgA juga dapat di temukan disini. Epitelium dinding poket mungkin tetap utuh atau terulserasi. Disini tidak terlihat adanya perbedaan karena produk-produk plak berdifusi melalui epitelium. Aliran cairan jaringan dan imigrasi dari PMN akan berlanjut dan agaknya aliran cairan jaringan ini ikut membantu meningkatkan deposisi kalkulus subgingiva.Penyebaran inflamasi ke puncak tulang alveolar. Ditandai dengan adanya infiltrasi sel-sel ke ruang-ruang trabekula, daerah-daerah resorbsi tulang dan bertambah besarnya ruang trabekula. Ada kecenderungan resorbsi tulang di imbangi oleh deposisi yang semakin menjauhi daerah inflamasi. Sehingga tulang akan diremodelling, namun tetap mengalami kerusakan. Resorbsi tulang dimulai dari daerah interproksimal menjadi lebar misalnya atara gigi-gigi molar, suatu krater interdental akan terbentuk dan kemudian bila proses resorbsi makin berlanjut, resorbsi akan meluas ke lateral, sehingga semua daerah puncak tulang alveolar akan teresorbsi.

6.6Gambaran Klinis Untuk mengungkapkan gejala-gejala penyakit periodontal dapat dinilai melalui pemeriksaan secara klinis dan histopatologis.1.Gingivitis KronisPrevalensi gingivitis pada anak usia 3 tahun dibawah 5 %, pada usia 6 tahun 50 % dan angka tertinggi yaitu 90 % pada anak usia 11 tahun. Sedangkan anak usia diantara 11-17 tahun mengalami sedikit penurunan yaitu 80- 90 %. Gingivitis biasanya terjadi pada anak saat gigi erupsi gigi sulung maupun gigi tetap dan menyebabkan rasa sakit. Pada anak usia 6-7 tahun saat gigi permanen sedang erupsi, gingival marginnya tidak terlindungi oleh kontur mahkota gigi. Keadaan ini menyebabkan sisa makanan masuk ke dalam gingiva dan menyebabkan peradangan.Terjadi inflamasi gingiva tanpa adanya kehilangan tulang atau perlekatan jaringan ikat. Tanda pertama dari inflamasi adanya hiperamie, warna gingiva berubah dari merah muda menjadi merah tua, disebabkan dilatasi kapiler, sehingga jaringan lunak karena banyak mengandung darah. Gingiva menjadi besar (membengkak), licin, berkilat dan keras, perdarahan gingiva spontan atau bila dilakukan probing, gingiva sensitif, gatal-gatal dan terbentuknya saku periodontal akibat rusaknya jaringan kolagen. Muncul perlahan-lahan dalam jangka lama dan tidak terasa nyeri kecuali ada komplikasi dengan keadaan akut. Bila peradangan ini dibiarkan dapat berlanjut menjadi periodontitis.

2. Periodontitis Juvenile Lokalisata (LJP) Penderita biasanya berumur 12-26 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada umur 10-11tahun. Perempuan lebih sering diserang daripada laki-laki (3 : 1) Gigi yang pertama dirusak molar satu dan insisivus. Angka karies biasanya rendah. Netrofil memperlihatkan kelainan khemotaksis dan fagositosis Sangat sedikit dijumpai plak atau kalkulus yang melekat pada gigi, tetapi pada tempat yang dirusak dijumpai kalkulus subgingiva. Gingiva bisa kelihatan normal tetapi dengan probing bisa terjadi perdarahan dan gigi yang dikenai akan terlihat goyang.

3. Periodontitis Juvenile Generalisata (GJP)GJP ini mirip dengan LJP, tetapi GJP terjadi secara menyeluruh pada gigi permanen dan dijumpai penumpukan plak yang banyak serta inflamasi gingiva yang nyata. Melibatkan keempat gigi molar satu dan semua insisivus serta dapat merusak gigi lainnya (C, P, M2).

4. Periodontitis KronisPeriodontitis kronis merupakan suatu diagnosa yang digunakan untuk menyebut bentuk penyakit periodontal destruktif, namun tidak sesuai dengan kriteria periodontitis juvenile generalisata, lokalisata maupun prepubertas. Penyakit ini mirip dengan gingivitis kronis, akan tetapi terjadi kehilangan sebagian tulang dan perlekatan jaringan ikat. Perbandingan penderita antara perempuan dan laki-laki hampir sama Angka karies biasanya tinggi Respon host termasuk fungsi netrofil dan limposit normal

5. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG) Adanya lesi berbentuk seperti kawah (ulkus) pada bagian proksimal dengan daerah nekrosis yang luas, ditutupi / tidak ditutupi lapisan pseudomembran berwarna putih keabu-abuan. Lesi yang mengalami inflamasi akut menambah serangan rasa sakit yang cepat, perdarahan dan sangat sensitif bila disentuh. Gingiva berkeratin, edematus dan epitelnya terkelupas. Mulut berbau, kerusakan kelenjar limpa , lesu dan perasaan terbakar. Penyakit ini sangat besar kemungkinan dipengaruhi beberapa faktor etiologi sekunder seperti stress dan kecemasan. Dapat juga dipengaruhi faktor-faktor lain seperti kelelahan, daya tahan tubuh yang menurun, kekurangan gizi, merokok, infeksi virus, kurang tidur, disamping dipengaruhi faktor lokal lainnya.

6. Periodontitis Prepubertas Periodontitis prepubertas ada dua bentuk terlokalisir dan menyeluruh. Bentuk terlokalisir biasanya dijumpai pada usia 4 tahun dan mempengaruhi hanya beberapa gigi saja, sedangkan bentuk menyeluruh dimulai saat gigi tetap mulai erupsi dan mempengaruhi semua gigi desidui. Pasien di bawah umur 12 tahun (4 atau 5 tahun). Perbandingan jenis kelamin hampir sama. Angka karies biasanya rendah Plak dan kalkulus yang melekat pada gigi biasanya sedikit Kehilangan tulang dan lesi furkasi (furcation involment) terlihat secara radiografis. Kerusakan jaringan periodontal lebih cepat pada bentuk generalisata dari pada bentuk terlokalisir.

Gambar 5. Gambaran Klinis Penyakit Gusi dan Periodontal

6.7Pemecahan Masalah6.7.1 PencegahanPencegahan penyakit periodontal merupakan kerja sama yang dilakukan oleh dokter gigi, pasien dan personal pendukung. Pencegahan dilakukan dengan memelihara gigi-gigi dan mencegah serangan serta kambuhnya penyakit. Pencegahan dimulai pada jaringan periodontal yang sehat yang bertujuan untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan jaringan periodontal dengan mempergunakan teknik sederhana dan dapat dipakai di seluruh dunia Umumnya penyakit periodontal dan kehilangan gigi dapat dicegah karena penyakit ini disebabkan faktor-faktor lokal yang dapat ditemukan, dikoreksi dan dikontrol. Sasaran yang ingin dicapai adalah mengontrol penyakit gigi untuk mencegah perawatan yang lebih parah. Pencegahan penyakit periodontal meliputi beberapa prosedur yang saling berhubungan satu sama lain yaitu :1. Kontrol PlakKontrol plak merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah pembentukan kalkulus dan merupakan dasar pokok pencegahan penyakit periodontal , tanpa kontrol plak kesehatan mulut tidak dapat dicapai atau dipelihara. Setiap pasien dalam praktek dokter gigi sebaiknya diberi program kontrol plak. Bagi pasien dengan jaringan periodonsium yang sehat, kontrol plak berarti pemeliharaan kesehatan. Bagi penderita penyakit periodontal, kontrol plak berarti penyembuhan. Bagi pasien pasca perawatan penyakit periodontal, kontrol plak berarti mencegah kambuhnya penyakit ini.

Metode kontrol plak dibagi atas dua yaitu secara mekanis dan kimia: Secara mekanis merupakan cara yang paling dapat dipercaya, meliputi penggunaan alat-alat fisik dengan memakai sikat gigi, alat pembersih proksimal seperti dental floss, tusuk gigi dan kumur-kumur dengan air. Kontrol plak secara kimia adalah memakai bahan kumur - kumur seperti chlorhexidine (Betadine, Isodine).

2. Profilaksis mulutProfilaksis mulut merupakan pembersihan gigi di klinik, terdiri dari penyingkiran materi alba, kalkulus, stain dan pemolisan gigi. Untuk memberikan manfaat yang maksimum bagi pasien, profilaksis mulut harus lebih luas dan meliputi hal-hal berikut: Memakai larutan pewarna (disclosing solution) untuk mendeteksi plak. Gincu kue warna ros dapat dipakai untuk mendeteksi plak pada anak-anak. Penyingkiran plak, kalkulus (supra dan sub gingiva) pada seluruh permukaan. Membersihkan dan memolis gigi, menggunakan pasta pemolis/pasta gigi Memakai zat pencegah yang ada dalam pasta pemolis/pasta gigi. Memeriksa tambalan gigi, memperbaiki tepi tambalan yang menggantung . Memeriksa tanda dan gejala impaksi makanan.

3. Pencegahan trauma dari oklusiMenyesuaikan hubungan gigi-gigi yang mengalami perubahan secara perlahanlahan (akibat pemakaian yang lama). Hubungan tonjol gigi asli dengan tambalan gigi yang tidak tepat dapat menimbulkan kebiasaan oklusi yang tidak baik seperti bruxim atau clenching.

4. Pencegahan dengan tindakan sistemikCara lain untuk mencegah penyakit periodontal adalah dengan tindakan sistemik sehingga daya tahan tubuh meningkat yang juga mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal. Agen pencedera seperti plak bakteri dapat dinetralkan aksinya bila jaringan sehat.

5. Pencegahan dengan prosedur ortodontikProsedur ortodontik sangat penting dalam pencegahan penyakit periodontal. Tujuan koreksi secara ortodontik ini adalah untuk pemeliharaan tempat gigi tetap pengganti, letak gigi dan panjang lengkung rahang.

6. Pendidikan kesehatan gigi masyarakatAgar pencegahan penyakit periodontal menjadi efektif, tindakan pencegahan harus diperluas dari klinik gigi kepada masyarakat. Hal yang penting diketahui masyarakat ialah bukti bahwa penyakit periodontal dapat dicegah dengan metode yang sama atau lebih efektif dari metode pencegahan karies gigi. Pendidikan kesehatan gigi masyarakat adalah tanggung jawab dokter gigi, organisasi kedokteran gigi dan Departemen Kesehatan. Pengajaran yang efektif dapat diberikan di klinik. Sedangkan untuk masyarakat dapat diberikan melalui kontak pribadi, aktivitas dalam kelompok masyarakat, media cetak maupun elektronik, perkumpulan remaja, sekolah dan wadah lainnya. Perlu diluruskan adanya pertentangan psikologis pada masyarakat, seperti : Menerangkan bahwa kerusakan yang disebabkan penyakit periodontal pada orang dewasa dimulai pada masa anak-anak. Menghilangkan dugaan bahwa pyorrhea (gusi berdarah) tidak dapat dielakkan dan disembuhkan. Juga menghilangkan pendapat masyarakat bahwa kehilangan gigi selalu terjadi bila mereka sudah tua. Menegaskan bukti bahwa seperti karies gigi, penyakit periodontal biasanya tidak menimbulkan rasa sakit pada awalnya sehingga masyarakat tidak menyadarinya. Pemeriksaan gigi dan mulut secara teratur diperlukan untuk mengetahui adanya karies gigi dan penyakit periodontal secepatnya kemudian segera merawatnya bila ditemukan adanya penyakit Memberi penjelasan bahwa perawatan periodontal yang efektif adalah bila segera dirawat sehingga lebih besar kemungkinan berhasil disembuhkan. Disamping itu waktu yang digunakan lebih sedikit dan merupakan cara yang paling ekonomis daripada menanggulangi penyakit. Menegaskan manfaat pencegahan dengan higine mulut yang baik dan perawatan gigi yang teratur . Menerangkan bahwa tindakan pencegahan penyakit gigi dan mulut harus merupakan inti dari perencanaan kesehatan gigi masyarakat.

7. Pencegahan kambuhnya penyakitSetelah kesehatan jaringan tercapai, diperlukan program yang positif untuk mencegah kambuhnya penyakit periodontal. Ini merupakan tanggung jawab bersama antara dokter gigi dan pasien (untuk pasien anak peran orang tua juga dibutuhkan). Pasien harus mentaati pengaturan untuk menjaga higine mulut dan kunjungan berkala, dokter gigi harus membuat kunjungan berkala sebagai pelayanan pencegahan yang bermanfaat.

6.7.2Perawatan Penyakit PeriodontalSering dijumpai pasien datang ke dokter gigi, dengan kasus yang dialami telah lanjut, sehingga tidak mungkin menghambat penyakit tersebut. Keadaan ini merupakan pengalaman yang menyebabkan trauma bagi pasien usia remaja bila mereka dihadapkan dengan kenyataan bahwa mereka mempunyai penyakit periodontal dan akan kehilangan satu atau semua gigi-giginya bila tidak segera dirawat. Pada kasus ini, pasien harus ditenangkan dari keputusasaan dan diyakinkan bahwa walaupun penyakit tidak dapat dirawat, masih banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan gigi selama bertahun-tahun. Dengan perawatan banyak gigi dapat dipertahankan sampai pasien mencapai dewasa.Penyakit periodontal harus ditemukan secepatnya dan dirawat sesegera mungkin setelah penyebab penyakit itu ditemukan. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk mencegah kerusakan jaringan yang lebih parah dan kehilangan gigi. Menurut Glickman ada empat tahap yang dilakukan dalam merawat penyakit periodontal yaitu:1. tahap jaringan lunak2. tahap fungsional3. tahap sistemik4. tahap pemeliharaan

1. Tahap jaringan lunakPada tahap ini dilakukan tindakan untuk meredakan inflamasi gingiva, menghilangkan saku periodontal dan faktor-faktor penyebabnya. Disamping itu juga untuk mempertahankan kontur gingiva dan hubungan mukogingiva yang baik. Pemeliharaan kesehatan jaringan periodontal dapat dilakukan dengan penambalan lesi karies, koreksi tepi tambalan proksimal yang cacat dan memelihara jalur ekskursi makanan yang baik.

2. Tahap fungsionalHubungan oklusal yang optimal adalah hubungan oklusal yang memberikan stimulasi fungsional yang baik untuk memelihara kesehatan jaringan periodontal. Untuk mencapai hubungan oklusal yang optimal, usaha yang perlu dan dapat dilakukan adalah : occlusal adjustment, pembuatan gigi palsu, perawatan ortodonti, splinting (bila terdapat gigi yang mobiliti) dan koreksi kebiasaan jelek (misal bruksim atau clenching).

3. Tahap sistemikKondisi sistemik memerlukan perhatian khusus pada pelaksanaan perawatan penyakit periodontal, karena kondisi sistemik dapat mempengaruhi respon jaringan terhadap perawatan atau mengganggu pemeliharaan kesehatan jaringan setelah perawatan selesai. Masalah sistemik memerlukan kerja sama dengan dokter yang biasa merawat pasien atau merujuk ke dokter spesialis.

4. Tahap pemeliharaanProsedur yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan periodontal yang telah sembuh yaitu dengan memberikan instruksi higine mulut (kontrol plak), kunjungan berkala ke dokter gigi untuk memeriksa tambalan, karies baru atau faktor penyebab penyakit lainnya.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN1.1 KesimpulanMasalah kesehatan gigi dan mulut yang paling menonjol dari keseluruhan kasus adalah angka penyakit gusi dan periodontal di wilayah ini. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan masyarakat yang kurang dalam hal pemeliharan kesehatan gigi dan mulut sehingga diperlukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang lebih banyak untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

1.2 Saran1. Peningkatan promosi kesehatan dan penyuluhan harus terus dilakukan secara berkelanjutan sehingga menumbuhkan kemauan masyarakat untuk melakukan hal-hal yang wajib dilakukannya untuk memelihara kesehatan periodonsiumnya.2. Pembuatan program pencegahan penyakit periodontal dan penyakit mulut lainnya yang dapat dilakukan secara lintas sektoral atau program yang dapat dikaitkan dengan program kesehatan pada umumnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA1. Harris NO, Willmann DE. Periodontal Disease Prevention: Facts, Risk Assessment, and Evaluation. In: Godoy FG. (ed). Primary preventive dentistry. 6th Ed. London: Pearson Education, Ltd, 2004: 367.2. Greene PR, Jackson M. The periodontium, tooth deposits and periodontal diseases. In: Ireland R. (ed). Clinical textbook of dental hygiene & therapy. Oxford: Blackwell Publishing Ltd, 2006: 99.3. Daliemunthe SH. Terapi Periodontal. Medan, 2006: 299.4. Jong A, Greene JC. Preventive periodontics. In: Goldman HM, Cohen DW. (eds). Periodontal therapy. 6th Ed. St Louis: CV Mosby Co, 1980: 287-302.

Gambar kegiatan yang dilakukan saat penyuluhan dan kegiatan di poli gigi puskesmas darusalam

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS DARUSSALAM

KEPALA PUSKESMAS DARUSSALAM Dr. Hj. Muthia Nimphar, MARS

NIP.19640320 199803 2 001

KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA Zuraida, SKM

NIP. 19690127 199001 2 001

URUSAN UMUM

Zuraida, SKM NIP.19690127 199001 2 001

URUSAN KEUANGAN & PERLENGKAPAN

Karmayati Nip. 19641228 198501 2 001

Cici Nilam Sari Nip.19880821 201001 2 006

-

URUSAN PERENCANAAN PROGRAM & PELAPORAN

Netty Triana Sitompul NIP. 19760805 201001 2 007

WAKIL KOORDINATOR II Drg. Rosita

NIP. 19610317 198901 2 001

ni

nip

PROMKES Suriati Lombu

NIP. 19671226 198911 2 001

KESLING Faridawati Nadeak

NIP. 19670428 199003 2 008

KIA Tetty Mardiani damanik

NIP.. 19741211 199303 2 001

SURVEILENS Suryati Simanjuntak

NIP.19661216 199302 2 001

KB Safniar, SST

NIP.19590226 198010 2 004

IMUNISASI Ira Indah Putri Purba

NIP.19661216 199302 2 0

UKS Karmayati NIP; 19641228 198501 2 001

DBD Faridawati Nadeak

NIP. 19670428 199003 2 008

UKGS

Cici Nilam Sari NIP19880821 201001 2 006

TB.PARU HALIPAH

NIP. 19840606 200904 2 015

GIZI

Paridah Hanim, AMG NIP19681121 198911 2 001

HIV/AIDS Suriati

NIP. 19740127 199703 2 004

DDTK/PTM Citra Inriani Zebua

NIP.198709011 201001 2 020

DIARE SAFNIAR, SST

NIP. 19590226 198010 2 004

LANSIA

Helmina Br. Depari, S.Kep.Ns NIP.19701221 199103 2 001

ISPA HALIPAH

NIP. 19840606 200904 2 015

JIWA

Suryati Simanjuntak NIP.19661216 199302 2 001

K3 DR. MURNI DARLENA LUBIS

NIP. 19760323 200604 2 011 MATA

Suryati Simanjuntak NIP.19661216 199302 2 001

WAKIL KOORDINATOR I . Drg. Heryati Hsb

NIP. 19570119 198403 2 001

POLI GIGI

Drg. Zuraida Hanum S. NIP. 19580314 198603 2 003

APOTEK Farida Hanum Htb

NIP. 19611016 198103 2 004

LABORATORIUM Suriati

NIP. 19740127 199703 2 004

POLI LANSIA Dr. Meylina Sinulingga NIP. 19580515 198601 2 001

POLI UMUM Dr. Murni Dahlena Lbs NIP. 19760323 200604 2 011

IGD Netty Triana Sitompul

NIP. 19760805 201001 2 007

POLI ANAK Dr. Y. Hotmartha H

NIP. 19580515 198601 2 001