Laporan Mingguan Puskesmas

27
LAPORAN MINGGUAN KKM TGL/BLN: 9-7-2012 S/D TGL/BLN: 18-8-2012 NAMA MAHASISWA: DOSEN PEMBIMBING DI IKK-IKP: 1. Gede Surya Ambara (0802005096) 1. dr. Ida Bagus Wirakusuma, MOH 2. I Made Dwi Ariawan (0802005099) PEMBIMBING DI PUSKESMAS: 1. dr. Ida Ayu Ketut Sri Handayani Waktu Kegiatan : Rabu, 18 Juli 2012 Lokasi Kegiatan : Puskesmas Banjarangkan II Kegiatan yang Diikuti/Diamati : Upaya Promosi Kesehatan No Pelaksanaan Program (Seharusnya) Pelaksanaan Program (Kenyataannya) 1. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) -Melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada setiap anggota masyarakat agar terbiasa melaksanakan PHBS. - Melakukan survei ke setiap rumah mengenai pelaksanaan PHBS. Telah dilakukan survei mengenai poin-poin PBHS kepada 210 KK di masing- masing desa yang menjadi wilayah kerja puskesmas dengan hasil survei menyatakan ke-6 desa yang menjadi wilayah kerja puskesmas sudah memenuhi kriteria desa sehat. 2. Pembentukan Desa Siaga Seluruh desa yang berada di

Transcript of Laporan Mingguan Puskesmas

Page 1: Laporan Mingguan Puskesmas

LAPORAN MINGGUAN KKM

TGL/BLN: 9-7-2012 S/D TGL/BLN: 18-8-2012

NAMA MAHASISWA: DOSEN PEMBIMBING DI IKK-IKP:

1. Gede Surya Ambara (0802005096) 1. dr. Ida Bagus Wirakusuma, MOH

2. I Made Dwi Ariawan (0802005099)

PEMBIMBING DI PUSKESMAS:

1. dr. Ida Ayu Ketut Sri Handayani

Waktu Kegiatan : Rabu, 18 Juli 2012

Lokasi Kegiatan : Puskesmas Banjarangkan II

Kegiatan yang Diikuti/Diamati : Upaya Promosi Kesehatan

No Pelaksanaan Program (Seharusnya) Pelaksanaan Program (Kenyataannya)

1. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

- Melakukan pembinaan dan penyuluhan

kepada setiap anggota masyarakat agar

terbiasa melaksanakan PHBS.

- Melakukan survei ke setiap rumah

mengenai pelaksanaan PHBS.

Telah dilakukan survei mengenai poin-poin

PBHS kepada 210 KK di masing-masing

desa yang menjadi wilayah kerja puskesmas

dengan hasil survei menyatakan ke-6 desa

yang menjadi wilayah kerja puskesmas

sudah memenuhi kriteria desa sehat.

2. Pembentukan Desa Siaga

- Melakukan kerja sama dengan para

pengurus desa dan banjar serta

memberikan pelatihan dan penyuluhan

mengenai desa siaga.

Seluruh desa yang berada di wilayah kerja

puskesmas telah memenuhi kriteria desa

siaga yang ditunjukkan dengan terdapatnya

kader aktif, BKB serta kegiatan posyandu

yang berjalan dengan baik di masing-

masing desa, sehingga dari pihak puskesmas

hanya memberikan penyuluhan dan

pelatihan bila diperlukan oleh pihak desa.

Page 2: Laporan Mingguan Puskesmas

3. Penyuluhan Kelompok

- Melakukan penyuluhan kepada

berbagai kelompok masyarakat

mengenai masalah-masalah yang terkait

dengan kelompok tersebut.

Penyuluhan telah dilakukan beberapa kali,

dengan sasaran paling sering adalah

kelompok remaja, dimana penyuluhan ini

dilakukan di balai banjar dan dalam

pelaksanaannya bekerja sama dengan pustu.

4. Penyuluhan Perorangan

- Melakukan penyuluhan kepada anggota

masyarakat secara individu terkait

dengan masalah yang dihadapi.

Penyuluhan perorangan telah dilakukan

setiap hari, terutama kepada warga yang

datang berkunjung ke puskesmas maupun

pustu. Penyuluhan yang dilakukan

disesuaikan dengan masalah yang dihadapi

warga, biasanya mengenai pengobatan dan

pencegahan penyakit serta perilaku hidup

sehat dan bersih.

5. Pembinaan BATTRA (Pengobatan

Tradisional)

- Melakukan pendataan dan pembinaan

terhadap pengobatan tradisional yang

ada di wilayah kerja puskesmas.

Dari hasil pendataan, diketahui terdapat 20

orang pengobat tradisional yaitu 18 Batra

Pendekatan Agama dan 2 dukun bayi,

dimana telah dilakukan pembinaan kepada

seluruh pengobat tradisional ini.

6. Pembinaan TOGA (Tanaman Obat

Keluarga)

- Setiap keluarga dibina untuk memiliki

tanaman obat yang tertata rapi dan

terpelihara dengan baik.

Setiap keluarga sudah memiliki tanaman

obat di pekarangan rumah, namun

kondisinya tidak teratur. Hanya ketika akan

diadakan lomba desa saja para warga

merapikan tanaman obatnya.

7. Pembinaan UKBM (Usaha Kesehatan

Bersumber Daya Masyarakat)

- Melaksanakan pembinaan pengadaan

kegiatan posyandu yang disertai dengan

pelatihan kader-kader di masing-

masing banjar.

Setiap banjar telah dibina dan posyandu

telah berjalan dengan baik di masing-

masing banjar. Posyandu yang dilakukan

bekerja sama dengan program terkait seperti

KIA-KB, Gizi, Imunisasi dan Pencegahan

Diare.

8. Siaran Keliling

- Siaran keliling diadakan minimal 1 kali

tiap bulannya dengan isi siaran

Siaran telah dilaksanakan dengan rutin,

dimana agenda siaran yang terbaru adalah

mengenai pelayanan kesehatan jiwa yang

Page 3: Laporan Mingguan Puskesmas

mengenai penyuluhan maupun

pengumuman pelayanan kesehatan

yang dilaksanakan di setiap desa.

akan diadakan di Puskesmas Banjarangkan

II pada tanggal 25 Juli 2012

Sumber : 1. Pemegang Program : I Putu Sebita

2. Pedoman PHBS, Depkes tahun 2002

Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan:

1. Peran serta masyarakat yang dirasa masih kurang, dimana masih banyak yang

mengatakan mengerti ketika diberikan penyuluhan saja tapi tidak

mempraktekkannya serta hanya bersemangat ketika akan diadakan lomba desa.

2. Dana operasional yang masih kurang sehingga tidak bisa melakukan pemantauan

ke seluruh keluarga.

Alternatif Pemecahannya:

1. Lebih sering memberikan pengertian ke setiap anggota masyarakat mengenai

pentingnya kesehatan dan bagaimana cara mempraktekkan perilaku hidup sehat.

2. Meningkatkan frekuensi lomba desa dengan bekerja sama dengan pihak terkait

seperti pemerintah daerah agar warga lebih bersemangat dalam melaksanakan

promosi kesehatan.

Page 4: Laporan Mingguan Puskesmas

Waktu Kegiatan : Jumat, 20 Juli 2012

Lokasi Kegiatan : Puskesmas Banjarangkan II

Kegiatan yang Diikuti/Diamati : Upaya Kesehatan Lingkungan

No Pelaksanaan Program (Seharusnya) Pelaksanaan Program (Kenyataannya)

1. Pelayanan Air Bersih Pedesaan

- Melakukan pemantauan mengenai

ketersediaan air bersih di masing-

masing desa.

Sebagian besar warga menggunakan air

PAM yang disediakan oleh PDAM dan

hanya 50 KK di desa Takmung yang

menggunakan sumur bor, sehingga

ketersediaan air bersih sudah mencapai

100%. Pada tahun ini telah dilakukan

pemantauan dengan pengambilan 6 sampel

air, yaitu 2 sampel air PAM dan 2 sampel

air dari mata air di Timuhun dan Aan serta 2

sampel air sumur bor di Takmung.

2. Kepemilikan Jaga Pedesaan

- Melakukan pemantauan mengenai

kepemilikan jaga pedesaan pada setiap

keluarga di masing-masing desa.

Telah dilakukan kunjungan ke rumah-rumah

penduduk setiap bulannya yang dilakukan

bekerja sama dengan pustu desa setempat.

Pada kunjungan langsung dinilai kriteria

rumah sehat seperti ada tidaknya

WC,pengelolaan air limbah, sampah serta

langsung diadakan penyuluhan. Hingga

Bulan Juni, penduduk yang dikunjungi telah

mencapai 46,4%.

3. Kepemilikan SPAL Pedesaan

- Melakukan pemantauan mengenai

kepemilikan SPAL pada setiap keluarga

Kunjungan dilakukan bersamaan dengan

kunjungan mengenai kepemilikan jaga

pedesaan, dimana dinilai mengenai sistem

Page 5: Laporan Mingguan Puskesmas

di masing-masing desa. pembuangan air limbah di masing-masing

rumah. Sebagian besar air limbah dialirkan

ke teba di belakang rumah warga serta ada

juga yang dipakai menyiram halaman.

Sedangkan untuk sisa makanan lebih

banyak diberikan kepada babi peliharaan

warga. Pada kunjungan juga langsung

diberikan penyuluhan bahwa air limbah

tidak boleh dibiarkan menggenang. Hingga

Bulan Juni, penduduk yang dikunjungi telah

mencapai 46,4%.

4. Rumah Sehat Pedesaan

- Melakukan pemantauan mengenai

rumah sehat pada setiap keluarga di

masing-masing desa, yaitu dengan

melihat ada tidaknya ventilasi,

kelembaban serta kepadatan penghuni

rumah, Kepemilikan SAB dan jaga,

serta bebas dari kecoa dan tikus.

Telah dilakukan pemantauan dan penilaian

mengenai kriteria rumah sehat pedesaan.

Seluruh rumah yang dikunjungi memenuhi

kriteria rumah sehat, namun beberapa masih

belum bisa memenuhi poin bebas dari tikus,

tapi tetap diberikan kartu rumah sehat yang

berlaku selama 1 tahun. Hingga Bulan Juni,

penduduk yang dikunjungi telah mencapai

49,8%.

5. Klinik Sanitasi

- Memberikan konseling mengenai

kesehatan lingkungan di puskesmas

kepada setiap warga yang berkunjung.

Klinik sanitasi untuk tahun ini belum bisa

diadakan karena tidak tersedia ruangan

untuk klinik. Hal ini disebabkan oleh

penambahan jumlah pegawai sehingga

mengambil ruangan untuk ruang kerja yang

baru.

Sumber : 1. Pemegang Program : Ni Wayan Nusantari

2. Buku Pedoman Upaya Kesehatan Lingkungan

Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan:

1. Kondisi penduduk yang bermukim di pedesaan menyebabkan tidak seluruh poin

bisa dipenuhi dengan maksimal.

Page 6: Laporan Mingguan Puskesmas

2. Tidak tersedianya ruangan di puskesmas untuk dijadikan ruangan klinik sanitasi.

Alternatif Pemecahannya:

1. Melakukan penyuluhan mengenai poin yang masih belum maksimal agar tetap

dapat disiasati oleh warga sehingga upaya kesehatan lingkungan tetap tercapai.

2. Mengatur kembali ruangan yang ada di puskesmas sehingga didapatkan tempat

untuk melaksanakan klinik sanitasi.

Waktu Kegiatan : Jumat, 20 Juli 2012

Lokasi Kegiatan : Puskesmas Banjarangkan II

Kegiatan yang Diikuti/Diamati : Upaya KIA-KB

No Pelaksanaan Program (Seharusnya) Pelaksanaan Program (Kenyataannya)

1. K1 (Kunjungan Pertama)

- Melakukan pencatatan dan pemeriksaan

pada kunjungan pertama di masa awal

kehamilan, dengan target 233

kunjungan pertahun.

Telah dilakukan pencatatan dan pemeriksan

pada setiap kunjungan pertama ibu hamil,

baik yang memeriksakan diri ke puskesmas,

pustu maupun BPS. Hingga Bulan Juni ada

114 kunjungan (48,93%) yang telah dicatat.

2. K4 (Kunjungan Keempat)

- Melakukan pencatatan dan pemeriksaan

pada kunjungan keempat ketika akan

melahirkan.

Telah dilakukan pencatatan dan pemeriksan

pada setiap kunjungan keempat ibu hamil,

baik yang melahirkan di puskesmas, pustu

maupun BPS. Hingga Bulan Juni ada 94

kunjungan yang telah dicatat.

3. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

- Melakukan pencatatan jumlah

persalinan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan (bidan), dengan target 223

persalinan.

Telah dilakukan pencatatan jumlah

persalinan yang dibantu oleh tenaga

kesehatan, dimana hingga Bulan Juni

terdapat 107 persalinan yang dbantu oleh

tenaga kesehatan.

4. Neonatal

- Melakukan pencatatan jumlah kelahiran

dan kematian janin, dengan target

terdapat 212 angka kelahiran janin.

Telah dilakukan pencatatan jumlah

kelahiran dan kematian janin, dimana

hingga Bulan Juni terdapat 107 angka

kelahiran dengan angka kematian sebanyak

2 janin, yang disebabkan oleh pneumonia

dan sepsis.

Page 7: Laporan Mingguan Puskesmas

5. Deteksi Bumil Resti oleh Tenaga

Kesehatan

- Melakukan deteksi Bumil Resti dengan

mencatat laporan dari Pustu dan BPS.

Dengan target 40% dari total Bumil

Resti yang diharapkan yaitu 47 orang.

Telah dilakukan pencatatan jumlah Bumil

Resti yang dilaporkan oleh tenaga kesehatan

yaitu telah mencapai 16 orang (34%).

6. Deteksi Bumil Resti oleh Masyarakat

- Melakukan deteksi Bumil Resti dengan

mencatat laporan dari masyarakat dan

kader posyandu. Dengan target 60%

dari total Bumil Resti yang diharapkan

yaitu 47 orang.

Telah dilakukan pencatatan jumlah Bumil

Resti yang dilaporkan oleh masyarakat dan

kader posyandu yaitu telah mencapai 17

orang (36,17%).

7. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita

- Deteksi dini untuk balita dilaksanakan

2 kali setahun dengan melakukan

pemeriksaan menyeluruh seperti TB,

BB, pengelihatan dan indra lainnya.

Telah dilakukan deteksi dini tumbuh

kembang balita sebanyak 1 kali di masing-

masing posyandu yang dalam

pelaksanaannya dibantu oleh pihak

puskesmas. Pada setiap pelaksanaannya,

diperiksa 5-10 balita secara menyeluruh.

8. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Pra-Sekolah

- Deteksi dini untuk anak pra-sekolah

diadakan di semua TK yang ada di

wilayah kerja puskesmas sebanyak 2

kali setahun.

Telah diadakan deteksi dini tumbuh

kembang anak pra-sekolah sebanyak 1 kali

di 11 TK yang ada di wilayah kerja

puskemas, dimana dalam pelaksanaannya

dibantu oleh guru di masing-masing TK.

9. Pemantauan Akseptor Aktif

- Melakukan pencatatan jumlah dan

promosi mengenai penggunaan alat

kontrasepsi di masyarakat, dengan

target 80% dari PUS menggunakan alat

kontrasepsi.

Hingga bulan Juni, dari 3114 PUS yang ada

di wilayah kerja puskesmas, 2818 (90%)

PUS sudah menggunakan alat kontrasepsi

dengan rincian 1724 IUD, 737 suntik, 157

pil, 103 MOW, 63 implan, 34 kondom.

Setiap akhir tahun juga dilaksanakan PLKB

untuk meningkatkan jumlah pemakaian alat

kontrasepsi.

Page 8: Laporan Mingguan Puskesmas

Sumber : 1. Pemegang Program : Ni Nyoman Warniti

2. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-

KIA), Depkes tahun 2012

3. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Depkes tahun 2010

Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan:

1. Kurangnya sarana pendukung dan dana yang tersedia sehingga tidak seluruh balita

dapat diperiksa.

2. Masih ada beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan proteinuria yang belum

dapat dikerjakan di puskesmas.

Alternatif Pemecahannya:

1. Melakukan koordinasi dengan dinas terkait sehingga pendanaan dan sarana

pendukung yang diperlukan dapat ditingkatkan.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan koordinasi lebih lanjut pada dinas terkait

sehingga peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan yang lebih lengkap dapat

dilaksanakan.

Page 9: Laporan Mingguan Puskesmas

Waktu Kegiatan : Rabu dan Kamis, 18-19 Juli 2012

Lokasi Kegiatan : Puskesmas Banjarangkan II

Kegiatan yang Diikuti/Diamati : Upaya P2M

No Pelaksanaan Program (Seharusnya) Pelaksanaan Program (Kenyataannya)

1. Imunisasi

- Melaksanakan pemberian imunisasi

wajib kepada seluruh balita serta

imunisasi lanjutan kepada seluruh siswa

SD yang ada di wilayah kerja

puskesmas.

Pemberian imunisasi wajib telah

dilaksanakan secara berkala setiap hari rabu

di puskesmas dan pustu, dengan jumlah

target sasaran rata-rata dari jumlah

kelahiran hidup 3 tahun terakhir. Pemberian

imunisasi juga bisa dilakukan di BPS,

dengan vaksin yang diambil dari

puskesmas. Sementara untuk pemberian

imunisasi ke siswa SD dilakukan sebanyak

2 kali, yaitu bulan September untuk

Campak dan bulan November untuk DT

(kelas 2) dan TD (kelas 3).

2. P2 Kusta

- Melaksanakan pencegahan dan

penanggulangan penyakit kusta dengan

melaksanakan pemeriksaan kusta

secara berkala.

Pelaksanaan program kusta dilakukan

dengan kunjungan rumah ke penderita

kusta, dimana kasus terakhir ditemukan

tahun 2009 dan sudah menuntaskan

pengobatan. Setiap bulan April juga

dilaksanakan survei dan serologi kusta

dengan mengambil sampel 100 orang di tiap

desa yang bekerja sama dengan tim dari

dinas kesehatan nasional.

3. P2 TB

- Melaksanakan pencegahan dan

penanggulangan penyakit TB dengan

melaksanakan pemeriksaan TB secara

berkala serta pencaraian kasus baru

secara aktif.

Pencegahan penyakit TB dilakukan dengan

melaksanakan penyuluhan secara rutin.

Bagi yang sedang menderita TB,

pemantauan obat dilaksanakan dengan

pemberian obat selama 1 minggu agar

pasien rajin kontrol ke puskesmas. Selain

itu, pencarian kasus baru juga dilaksanakan

Page 10: Laporan Mingguan Puskesmas

dengan aktif, dengan melakukan

pengambilan sampel dahak pada oarang

yang menderita batuk lebih dari 2 minggu

serta pada keluarga pasien yang telah

posistif menderita TB. Hingga bulan Juni

telah ditemukan 6 kasus TB dan sedang

menjalani pengobatan dengan teratur.

4. P2 Diare

- Melaksanakan pencegahan dan

penanggulangan penyakit diare dengan

melaksanakan pemeriksaan diare secara

berkala.

Pencegahan dan penanggulangan penyakit

diare dilakukan dengan melaksanakan

pelacakan kasus diare ke lapangan dengan

laporan dari Pustu dan hasil Pusling. Dari

laporan ini kemudian dilaksanakan

kunjungan ke rumah penderita untuk

mencari faktor resiko diare dan langsung

memberikan penyuluhan mengenai cara

pencegahan dan perawatan dini diare.

Hingga bulan Juni tidak pernah dilaoprkan

adanya wabah diare di wilayah kerja

puskesmas.

5. P2 Malaria

- Melaksanakan pencegahan dan

penanggulangan penyakit malaria

dengan melaksanakan pemeriksaan

secara berkala.

Pencegahan malaria dilakukan dengan

memberikan penyuluhan mengenai bahaya

malaria dan gejala-gejalanya. Pembersihan

lingkungan dan pemberantasan sarang

nyamuk yang sekaligus merupakan

pencegahan DBD dilakukan secara teratur

setiap bulan pada hari jumat. Pada penderita

yang dicurigai menderita malaria juga

dilaksanakan pemeriksaan darah malaria.

Hingga bulan Juni belum ditemukan kasus

malaria di wilayah kerja puskesmas.

6. P2 DBD

- Melaksanakan pencegahan dan

Pencegahan DBD dilakukan dengan

melaksanakan penyuluhan serta pembagian

Page 11: Laporan Mingguan Puskesmas

penanggulangan penyakit malaria

dengan melaksanakan pemeriksaan

secara berkala.

bubuk abate secara selektif. Pemantauan

jentik juga dilakukan secara berkala tiap

bulan di masing-masing desa. Pada tempat

yang dicurigai menjadi fokus dari sarang

nyamuk juga dilakukan fogging. Hingga

bulan Juni telah ditemukan kasus DBD baru

di desa Takmung.

7. P2 PMS/AIDS

- Melaksanakan pencegahan dan

penanggulangan penyakit PMS/AIDS

dengan melaksanakan pemeriksaan

secara berkala.

Pelaksanaan program dilakukan dengan

penemuan kasus baru dan pendataan kasus

di praktek swasta. Para penderita kemudian

dikunjungi untuk diberikan penyuluhan dan

cara pencegahan agar menularkan

penyakitnya ke lingkungan sekitarnya.

8. P2 ISPA

- Melaksanakan pencegahan dan

penanggulangan penyakit ISPA dengan

melaksanakan pemeriksaan secara

berkala.

Pelaksanaan program dilakukan dengan

melakukan pelayanan pengobatan pada

pasien yang berkunjung ke puskesmas dan

pustu. Selain itu, juga dilakukan kunjungan

rumah setiap bulan oleh petugas dari

puskesmas dan pustu untuk mencari faktor

resiko sekaligus memberikan penyuluhan.

9. Surveilance

- Melaksanakan survei dan penemuan

kasus baru pada seluruh penyakit

menular.

Pelaksanaan program surveilance bekerja

sama dengan seluruh program P2 lainnya.

Pencatatan penemuan kasus baru dari P2

lainnya kemudian dikumpulkan dan dibuat

laporan mingguan dan bulanannya untuk

kemudian dinilai apakah terjadi wabah

penyakit tertentu atau tidak.

Sumber : 1. Koordinator P2M dan para pemegang sub-program : I Ketut Astina,

I Nyoman Pande Suyasa, Ni Nyoman Murtini, Ni Wayan Nusantari, dan

Gati Ratna Yunita

2. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Menular, Depkes Tahun 2007

Page 12: Laporan Mingguan Puskesmas

Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan:

1. Terdapat beberapa saran yang rusak, seperti misalnya alat penyimpan vaksin yang

dalam kondisi rusak berat dan sedang. Sehingga dalam penyimpanannya perlu

dilakukan penambahan cool box.

2. Pendanaan yang kurang sehingga tidak seluruh masyarakat dapat disurvei dan

diperiksa.

Alternatif Pemecahannya:

1. Melakukan koordinasi dengan bagian terkait agar sarana-sarana yang rusak dapat

diperbaiki atau diganti dengan yang baru.

2. Melakukan koordinasi dengan bagian terkait sehingga pendanaan yang diberikan

dapat ditingkatkan.

Page 13: Laporan Mingguan Puskesmas

Waktu Kegiatan : Rabu, 18 Juli 2012

Lokasi Kegiatan : Puskesmas Banjarangkan II dan Pusling Nyanglan

Kegiatan yang Diikuti/Diamati : Upaya Pengobatan Dasar

No Pelaksanaan Program (Seharusnya) Pelaksanaan Program (Kenyataannya)

1. Pengobatan Umum

- Melakukan pengobatan dasar pada

setiap penderita yang berkunjung ke

puskesmas dengan target utilisasi

sebesar 12% jumlah penduduk dan

target converage 15% serta

melaksanakan pelayanan puskesmas

keliling sebanyak 15 x sebulan.

Pengobatan di puskesmas berupa pelayanan

kesehatan dan pemeriksaan fisik seperti

pengukuran tekanan darah. Penyakit yang

dapat ditangani kemudian diberikan resep

obat dan bila kondisi pasien berat,

dilakukan konsultasi dan rujukan ke RSU

Klungkung untuk mendapatkan terapi

lanjutan setelah sebelumnya diberikan terapi

awal. Target utilisasi sebesar 12% telah

tercapai dan target converage juga telah

tercapai dengan meningkatnya jumlah

pasien baru yang datang. Pusling diadakan

dengan teratur dan diadakan di setiap desa

secara bergiliran. Target sebanyak 15x

sebulan juga telah tercapai dengan armada 2

buah mobil pusling.

2. Farmasi

- Melakukan pemberian obat sesuai

dengan resep yang diberikan oleh

dokter.

Ketersediaan obat di apotek puskesmas

tetap terjaga dan obat yang diberikan berupa

obat generik saja.

Sumber : 1. Kordinator Program : Gati Ratna Yunita

2. Kordinator Pelayanan : Ni Made Wulan Sari

3. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Depkes tahun 2007

Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan:

1. Masih terdapat beberapa pemeriksaan yang tidak dapat dilaksanakan dan jenis

obat yang dapat diberikan juga masih terbatas.

Page 14: Laporan Mingguan Puskesmas

Alternatif Pemecahannya:

1. Mengusulkan ke dinas terkait agar jenis obat dan alat pemeriksaan di puskesmas

dapat ditingkatkan sehingga pelayanan menjadi lebih maksimal.

Page 15: Laporan Mingguan Puskesmas

Waktu Kegiatan : Rabu, 18 Juli 2012

Lokasi Kegiatan : Puskesmas Banjarangkan II dan SDN 2 Aan

Kegiatan yang Diikuti/Diamati : Upaya Kesehatan Sekolah

No Pelaksanaan Program (Seharusnya) Pelaksanaan Program (Kenyataannya)

1. Penyuluhan Kesehatan

- Penyuluhan kesehatan pada siswa SD,

SMP dan SMA dilaksanakan secara

berkala.

Penyuluhan dilaksanakan bekerja sama

dengan program terkait, misalnya mengenai

pencegahan penyakit, gizi dan perilaku

hidup sehat. Jadwal penyuluhan juga

disesuiakan dengan program-program

terkait.

2. Penjaringan Status Kesehatan

- Penjaringan dilaksanakan pada seluruh

siswa kelas 1 yang baru memasuki

jenjang Sekolah Dasar.

Penjaringan dilakukan pada seluruh siswa

kelas 1 di seluruh SD di wilayah kerja

puskesmas. Pada penjaringan diperiksa

status gizi, kesehatan umum dan kesehatan

gigi. Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan

Hb dan feses untuk mencari kemungkinan

cacingan pada siswa. Siswa yang memiliki

masalah kesehatan kemudian dilaporkan

kepada guru dan orangtuanya agar

mendapat perhatian lebih, kemudian juga

dilaporkan pada pustu dan puskesmas agar

mendapat pengobatan.

3. Pemeriksaan Berkala

- Pemeriksaan berkala diadakan tiap

bulan bekerja sama dengan guru yang

telah diberikan pelatihan oleh pihak

puskesmas.

Pemeriksaan berkala dilakukan secara

teratur oleh guru di masing-masing sekolah.

Hasil dari pemeriksaan berkala ini

kemudian dilaporkan kepada pihak

puskesmas.

4. Pengukuran TB/BB tiap Triwulan

- Pengukuran TB/BB dilakukan tiap 3

bulan di seluruh SD yang ada di

wilayah kerja puskesmas untuk

selanjutnya dimasukkan datanya pada

Pengukuran TB/BB yang direncanakan tiap

3 bulan, diadakan tiap 6 bulan sekali.

Ketersediaan KMS siswa SD yang terbatas

juga menyebabkan tidak semua data dapat

dimaksukkan ke sana. Sebagian data hanya

Page 16: Laporan Mingguan Puskesmas

KMS siswa SD masing-masing. dicatat dalam buku laporan.

5. Pembinaan Dokter Kecil

- Melakukan pembinaan dokter kecil

pada tiap sekolah di semua desa

sehingga dapat menjadi kader

kesehatan kepada teman-teman

sebayanya.

Pembinaan dokter kecil dilaksanakan 2 kali

dalam setahun di puskesmas. Masing-

masing sekolah diminta untuk mengirimkan

2 siswa pilihan sekolah untuk mendapat

pembinaan dan pelatihan di puskesmas.

Bahan yang diajarkan antara lain mengenai

pencegahan penyakit, peningkatan status

gizi serta praktik pengukuran tinggi dan

berat badan. Untuk tahun ini rencananya

akan diadakan pada bulan Agustus.

Sumber : 1. Pemegang Program : Dewa Nyoman Hartawan

2. Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah, Depkes tahun 2000

Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan:

1. Sarana penunjang seperti timbangan dan meteran yang masih dirasa kurang untuk

ditempatkan di masing-masing sekolah, sehingga dalam pelaksanaannya masih

meminjam dari pustu dan puskesmas.

2. Pengukuran TB/BB yang menjadi 6 bulan sekali dikarenakn jumlah tenaga yang

dirasa masih kurang, karena pemegang program yaitu Dewa Nyoman Hartawan

juga merupakan pelaksana pada pelayan kesehatan gigi di puskesmas.

Alternatif Pemecahannya:

1. Berkoordinasi dengan dinas terkait sehingga dapat dianggarkan dana untuk

penyediaan sarana penunjang di masing-masing sekolah.

2. Lebih mengoptimalkan peranan guru dalam pemeriksaan dan pengukuran berkala

setelah sebelumnya diberikan pelatihan dari pihak puskesmas.

Page 17: Laporan Mingguan Puskesmas

Waktu Kegiatan : Rabu, 18 Juli 2012

Lokasi Kegiatan : Puskesmas Banjarangkan II

Kegiatan yang Diikuti/Diamati : Upaya Kesehatan Usia Lanjut

No Pelaksanaan Program (Seharusnya) Pelaksanaan Program (Kenyataannya)

1. Pengukuran TB dan BB berkala

- Pengukuran TB dan BB dilakukan

secara berkala setiap bulan sekali,

dengan target 70% dari penduduk

lansia. Target tahun 2012 adalah

sebanyak 6455 orang.

Pengukuran TB dan BB dilakukan pada

lansia yang datang berkunjung ke

puskesmas serta ketika diadakannya pusling

di masing-masing desa. Hingga bulan Juni

tercatat sudah 2555 orang lansia (39%) yang

diukur TB dan BBnya.

2. Senam Lansia

- Melakukan senam lansia di seluruh

desa yang menjadi wilayah kerja

puskesmas.

Senam lansia pada kenyataannya hanya

dilakukan di 1 desa yang diunggulkan untuk

mengikuti lomba desa saja. Instruktur

senam didatangkan dari kecamatan dan

pustu setempat. Senam telah dilaksanakan

pada bulan April di desa Aan dan berhasil

menjadi juara 2 tingkat kabupaten.

3. Jalan Santai

- Melaksanakan jalan santai untuk lansia

dalam rangka Hari Kesehatan Nasional

Pelaksanaan jalan santai untuk tahun ini

direncanakan akan diadakan di Bakas.

4. Pemberian Makanan Tambahan

- Memberikan makanan tambahan

kepada para lansia yang mengalami

kekurangan nutrisi berdasarkan hasil

pengukuran TB dan BB

Pemberian makanan tambahan diserahkan

kembali kepada desa-desa terkait karena

dari puskesmas tidak memiliki anggaran

dana untuk pemberian makan tambahan.

Puskesmas hanya mengevaluasi hasil dari

pemberian makanan tambahan.

Sumber : 1. Pemegang Program : I Wayan Sadia

2. Modul Pelatihan Konseling Kesehatan dan Gizi Bagi Usia Lanjut Untuk

Petugas Puskesmas, Depkes tahun 2001

Page 18: Laporan Mingguan Puskesmas

Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan:

1. Beberapa kegiatan masih di bawah target pencapaiannya, hal ini dikarenakan

peran serta masyarakat yang masih rendah. Terlebih para lansia kebanyakan

berprofesi sebagai petani sehingga jarang mau datang ketika diadakan pusling.

2. Tidak adanya kader lansia di masing-masing desa karena tidak ada pembiayaan

dari pusat, sehingga proses pencatatan di desa menjadi tidak maksimal.

3. Dana yang terbatas menyebabkan beberapa kegiatan hanya bisa diadakan di 1 desa

saja serta pemberian makanan tambahan juga dikembalikan kepada kebijakan

masing-masing desa.

Alternatif Pemecahannya:

1. Meningkatkan peran serta masyarakat dengan memberikan pemahaman betapa

pentingnya menjaga kesehatan di usia lanjut yang sangat rentan terkena masalah

kesehatan.

2. Mengajukan dana kepada pihak terkait sehingga pembentukan kader dan

pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan di seluruh desa serta pemberian makanan

tambahan pada lansia yang kekurangan nutrisi dapat dilakukan secara merata.