Laporan Puskesmas Manukan Kulon

73
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga adalah menjadikan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menjadi salah satu Fakultas Kedokteran terkemuka di kawasan regional ASEAN, pemuka dalam bidang pendidikan, pemuka dalam penelitian, dan pemuka dalam pengabdian kepada masyarakat. Untuk mencapai visi tersebut, misi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang sejalan dengan misi Universitas Airlangga tersebut adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pendidikan akademik, vokasional dan profesi, berbasis teknologi pembelajaran modern. b. Menyelenggarakan penelitian dasar, terapan dan penelitian kebijakan yang inovatif untuk menunjang pengembangan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. c. Mendharmabaktikan keahlian dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, dan seni kepada masyarakat. 1

description

a

Transcript of Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Page 1: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Visi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga adalah menjadikan

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menjadi salah satu Fakultas

Kedokteran terkemuka di kawasan regional ASEAN, pemuka dalam bidang

pendidikan, pemuka dalam penelitian, dan pemuka dalam pengabdian kepada

masyarakat.

Untuk mencapai visi tersebut, misi Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga yang sejalan dengan misi Universitas Airlangga tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pendidikan akademik, vokasional dan profesi,

berbasis teknologi pembelajaran modern.

b. Menyelenggarakan penelitian dasar, terapan dan penelitian

kebijakan yang inovatif untuk menunjang pengembangan

pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.

c. Mendharmabaktikan keahlian dalam bidang ilmu pengetahuan,

teknologi, humaniora, dan seni kepada masyarakat.

d. Mengupayakan pengembangan kelembagaan manajemen modern

yang berorientasi pada mutu dan kemampuan bersaing secara

internasional.

Berdasarkan visi dan misi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

tersebut, maka diadakanlah kegiatan Clinical Posting Senior (CPS) yang salah

satu kegiatannya berada di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang

berada di wilayah Kota Surabaya. Dengan diadakannya CPS di Puskesmas

tersebut peserta CPS diharapkan dapat mengetahui alur pelayanan primer di

puskesmas, mengetahui pengelolaan program pelayanan kedokteran atau

kesehatan di Puskesmas, mengetahui tata cara pemecahan suatu masalah

kesehatan, mengetahui cara melakukan pendidikan kesehatan kepada

1

Page 2: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

masyarakat serta menguasai sistim pelaporan Puskesmas demi tercapainya visi

dan misi Fakultas kedokteran Universitas Airlangga.

Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis daerah di bawah naungan

Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan dasar bagi masyarakat luas yang dilakukan secara meyeluruh,

terpadu, dan berkesinambungan yang meliputi pelayanan kesehatan

perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerja.

Terdapat 6 tugas pokok puskesmas dalam memberikan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat, antara lain: promosi kesehatan, upaya kesehatan

lingkungan, upaya perbaikan gizi, kesehatan ibu, anak dan keluarga

berencana, pemberantesan penyakit menular, dan pengobatan. Selain itu,

puskesmas juga memiliki tiga fungsi antara lain: menggerakkan masyarakat

untuk berwawasan kesehatan, membina peran serta masyarakat dalam

mewujudkan perilaku untuk bisa hidup bersih dan sehat serta sebagai pusat

pembangunan kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memahami cara kerja Puskesmas dan masalah kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas serta pengelolaannya sebagai unit organisasi fungsional yang

melaksanakan usaha pokok kesehatan secara menyeluruh, terarah, dan terpadu

kepada masyarakat.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Memahami keadaan wilayah kerja Puskesmas Balongsari.

2. Mempelajari struktur organisasi Puskesmas Balongsari.

3. Mengetahui manajemen dan sumber daya Puskesmas Balongsari.

4. Mengetahui program-program Puskesmas Balongsari dan

pelaksanaannya.

5. Mengetahui prioritas program di Puskesmas Balongsari.

2

Page 3: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Untuk Puskesmas

1. Menjalin kerjasama antara pihak Puskesmas dengan CPS KBK.

2. Adanya masukan dari laporan dan saran yang diberikan oleh CPS

KBK yang dapat digunakan untuk perbaikan serta peningkatan

mutu pelayanan di tiap upaya kesehatan di wilayah Puskesmas

Balongsari.

1.3.2 Manfaat Untuk CPS KBK

1. CPS KBK memperoleh banyak pengetahuan tentang struktur

organisasi, fungsi maupun manajemen Puskesmas Balongsari

2. CPS KBK mendapat pengetahuan mengenai sarana dan lingkungan

Puskesmas Balongsari

3. CPS KBK memperoleh kesempatan untuk dapat menerapkan ilmu

yang didapat baik dalam bentuk promotif, preventif dan kuratif

4. CPS KBK memperoleh pengetahuan tentang 6 program pokok

Puskesmas Balongsari berikut pelaksanaannya.

3

Page 4: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan

UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum

dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut

diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan,

terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral

dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya

pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan

penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia

menuju Indonesia Sehat. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan

tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,

berjenjang, dan terpadu. Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara

upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama dan sebagai ujung tombak

pembangunan kesehatan di Indonesia.

2.2 Konsep Dasar Puskesmas

2.2.1 Pengertian

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota/kabupaten

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Konsep dasar Puskesmas terdiri dari:

1. Unit pelaksana teknis

Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

(UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas

teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan

unit pelakssana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan

kesehatan di Indonesia.

4

Page 5: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

2. Pembangunan kesehatan

Menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal.

3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya

pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab

hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh

dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

4. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu

kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu

puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar

puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah

(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara

operasional, puskesmas bertanggungjawab langsung kepada Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota(Menkes, 2004).

2.2.2 Visi

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator

utama yakni:

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku sehat

3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan (Menkes, 2004).

2.2.3 Misi

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi

tersebut adalah :

5

Page 6: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

di wilayah kerjanya

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat berserta lingkungannya (Menkes, 2004).

2.2.4 Fungsi Puskesmas

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat.

3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama.

a. Pelayanan kesehatan perorangan

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

2.3 Kedudukan, Organisasi, dan Tata Kerja

2.3.1 Kedudukan Puskesmas

Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem

Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Sistem

Pemerintah Daerah.

a. Kedudukan Puskesmas dalam sistem Kesehatan Nasional (SKN)

adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang

bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan

dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

b. Kedudukan Puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota

sebagai UPT dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan

kabupaten/kota di wilayah kerjanya.

c. Kedudukan Puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah sebagai

unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan

unit struktural pemerintah daerah kabupaten/kota bidang kesehatan di

tingkat kecamatan.

6

Page 7: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

d. Kedudukan Puskesmas antar pelayanan kesehatan strata pertama

adalah sebagai mitra dengan lembaga masyarakat dan swasta (praktek

dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai

kesehatan masyarakat) dan di wilayah kerja Puskesmas sebagai

pembina Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

seperti Posyandu Balita, Polindes, Pos Obat Desa (POD), Pos UKK

(Upaya Kesehatan Kerja), dan Posyandu Lansia (Menkes, 2004).

2.3.2 Struktur organisasi

Penyusunan organisasi Puskesmas di suatu kabupaten/kota dilakukan

oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan penetapannya dilakukan oleh

peraturan daerah. Sebagai acuan digunakan pola struktur organisasi

Puskesmas sebagai berikut:

a. Kepala Puskesmas

b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu kepala

Puskesmas dalam pengelolaan data dan informasi, perencanaan dan

penilaian, keuangan, umum, dan pengawasan.

c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional di Puskesmas: Upaya Kesehatan

Masyarakat termasuk pembinaan UKBM, Upaya Kesehatan

Perorangan.

d. Jaringan pelayanan Puskesmas: Unit Puskesmas Pembantu, Unit

Puskesmas Keliling, Unit Bidan di Desa/komunitas (Menkes, 2004).

2.3.3 Tata kerja Puskesmas

a. Dengan kantor kecamatan, berkoordinasi melalui pertemuan

berkala.Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan

pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian.

b. Dengan dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai unit pelaksana teknis

yang bertanggung jawab kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

Sebaliknya dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab

membina dan memberikan bantuan administratif dan teknis kepada

Puskesmas.

c. Dengan jaringan Yankes (Pelayanan Kesehatan) strata pertama

sebagai mitra pelayanan kesehatan yang dikelola oleh lembaga

7

Page 8: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

masyarakat dan swastapuskesmas menjalin kerjasama termasuk

penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang

diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan

bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan

teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.

d. Dengan jaringan Yankes rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan

bekerja sama dengan RS kabupaten/kota dan berbagai balai kesehatan

masyarakat (balai pengobatan penyakit paru-paru, balai kesehatan

mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat, balai kesehatan

olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat, balai kesehatan

indra masyarakat). Sedangkan upaya kesehatan masyarakat bekerja

sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai

balai kesehatan masyarakat.

e. Dengan lintas sektor, penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus

berkoordinasi dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di tingkat

kecamatan.

f. Dengan masyarakat, Puskesmas memerlukan dukungan masyarakat

yang diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas

(BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh

masyarakat, tokoh agama, LSM, orgasnisasi kemasyarakatan, serta

dunia usaha (Menkes, 2004).

2.4 Upaya Kesehatan dan Asas Penyelenggaraan

2.4.1 Upaya kesehatan

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang keduannya jika ditinjau

dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat

pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu :

8

Page 9: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

a. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib ini ditetapkan berdasarkan komitmen nasional,

regional, dan global dan harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas

yang ada di wilayah Indonesia, upaya kesehatan wajib ini terdiri dari:

1. Upaya Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya Kesehatan Ibu Anak serta Keluarga Berencana

4. Upaya Perbaikan Gizi

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

6. Upaya Pengobatan

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan ini ditetapkan berdasarkan

permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Dapat bersifat upaya

inovasi maupun dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas

yang telah ada, yaitu :

1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

2. Upaya Kesehatan Olahraga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

4. Upaya Keselamatan Kerja (UKK)

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6. Upaya Kesehatan Jiwa

7. Upaya Kesehatan Mata

8. Upaya Kesehatan Lansia

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

c. Pelayanan Penunjang terdiri dari:

1. Upaya Laboratorium Medis dan Laboratorium Kesehatan

Masyarakat

2. Upaya Pencatatan Pelaporan (Menkes, 2004).

9

Page 10: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

2.4.2 Azas penyelenggaraan

Azas penyelenggaraan puskesmas dikembangkan dari ketiga fungsi

puskesmas. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Asas pertanggungjawaban wilayah

2. Asas pemberdayaan masyarakat

3. Asas keterpaduan: keterpaduan lintas program dan keterpaduan lintas

sektor

4. Asas rujukan: rujukan upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat (Menkes, 2004).

2.4.3 Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara

sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.

Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas

membentuk fungsi-fungsi managemen. Fungsi-fungsi managemen

puskesmas terdiri dari:

a. P1 (Perencanaan)

Membuat usulan kegiatan berupa Gantt Chart (RUK).

Mengajukan usulan kegiatan.

Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau yang disebut

Plan of Action (POA) dalam bentuk Gantt Chart.

b. P2 (Pelaksanaan dan Pengendalian)

Pengorganisasian: menyusun tim perencanaan Puskesmas

Penyelenggaraan

Pemantauan melalui mini lokakarya bulanan

c. P3 (Pengawasan dan pertanggungjawaban) (Monitoring dan

Evaluasi/MONEV) diaplikasikan melalui P2Kpus.

2.5 Dasar Hukum Puskesmas

1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 128/MENKES/SK/II/2004

2. Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas 2006

3. Pedoman Perencanaan tingkat Puskesmas 2006.

10

Page 11: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

BAB 3

METODE KEGIATAN

3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

3.1.1 Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas adalah dengan mengikuti

program-program yang sedang berlangsung di Puskesmas, mempelajari orientasi

setiap Usaha Kesehatan Wajib dan Usaha Kesehatan Pengembang Puskesmas,

mempelajari administrasi kesehatan masyarakat di Puskesmas, mempelajari

system managerial di Puskesmas, dan membantu memberikan pelayanan

pengobatan dasar, sesuai jadwal yang telah ditentukan.

3.1.2 Waktu Kegiatan

Kegiatan kepaniteraan Clinical Posting Senior (CPS) KBK di Puskesmas

Balongsari dilaksanakan tanggal 20 Januari 2014 hingga tanggal 30 Januari 2014.

Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 14.30 pada hari

Senin sampai Kamis, pukul 07.30 sampai dengan pukul 11.30 pada hari Jum’at

dan pukul 07.30 sampai dengan pukul 13.00 pada hari Sabtu.

3.1.3 Tempat Kegiatan

Kegiatan kepaniteraan CPS KBK dilaksanakan di Puskesmas Balongsari,

Surabaya.

3.2 Daftar Nama Pelindung, Pembimbing dan Peserta Clinical Posting Senior

(CPS) KBK

Pelindung : Djohar Nuswantoro, dr., MPH

Ketua Departemen IKM-KP Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga

Pembimbing : Dr. Linda Dewanti, M.Kes., MHSc., PhD.

Pelaksana : Eka Arum C.P 010911122

Moh. Arif Hakim J. 010911123

Sufiandika N. 010911124

Ramadhanti Ega P. 010911125

11

Page 12: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

3.3 Mekanisme Kegiatan

Kegiatan CPS KBK di Puskesmas Balongsari dilaksanakan selama 10 hari,

mulai tanggal 20 Januari 2014 hingga tanggal 30 Januari 2014. Kegiatan CPS

KBK di Puskesmas Balongsari diikuti oleh 4 (empat) orang CPS KBK

semester 9 dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dengan bimbingan

Kepala Puskesmas Balongsari selaku pembimbing operasional beserta dosen

pembimbing dari Departemen IKM-KP Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga. CPS KBK dibagi dalam unit pelayanan KIA-KB dan Poli Umum

secara bergantian sesuai jadwal yang telah ditentukan. CPS KBK juga diberi

pengarahan mengenai beberapa program, mengadakan penyuluhan kesehatan

serta mengikuti kegiatan yang ada di luar puskesmas, misalnya posyandu

balita dan lansia. CPS KBK diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan

masing-masing pengelola program dan kegiatan.

Kepaniteraan ini dilakukan dengan metode praktik kerja secara langsung

di lapangan yang dititik beratkan pada pengetahuan administrasi dan birokrasi

puskesmas. Secara garis besar, kegiatan kepaniteraan CPS KBK di Puskesmas

Balongsari meliputi:

a) Pengumpulan data sekunder,

b) Wawancara/diskusi dengan staf Puskesmas,

c) Observasi situasi di Puskesmas dan cakupan wilayah kerjanya,

d) Pembahasan tentang angka cakupan kegiatan dari data yang ada,

e) Pelayanan kesehatan dasar di Balai Pengobatan,

f) Pelayanan KIA dan KB,

g) Kegiatan di luar Puskesmas (Posyandu Balita dan Posyandu Lansia)

h) Melakukan kegiatan praktek kerja lapangan seperti kunjungan rumah

(home visit) kepada pasien Puskesmas dan survei K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja) di industri yang telah dipilih.

i) Kegiatan Penyuluhan dalam rangka Promosi Kesehatan.

12

Page 13: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

BAB 4

DATA PUSKESMAS

4.1. Gambaran Umum Profil Puskesmas Balongsari

Sejarah

Awalnya Puskesmas Balongsari merupakan Puskesmas pembantu

dari Puskesmas Manukan Kulon yang berdiri sejak tahun 1985 terdiri dari

dua poli (Poli umum dan KIA), ruang tunggu, gudang, dan toilet pasien. Pada

pertengahan tahun 2004 dibangun gedung baru yang terdiri dari :

1. Bangunan induk, yang terdiri dari : kantor TU, kepala Puskesmas,

BPG (Balai Pengobatan Gigi), BP (Balai Pengobatan), Apotek, EDP,

ruang pendaftaran, ruang tunggu, dan 1 toilet).

2. Bangunan rumah bersalin.

3. Bangunan rumah jaga karyawan.

Pada bulan Agustus 2009 Puskesmas Balongsari direnovasi

menjadi 2 lantai yaitu :

1. Lantai 1 terdiri atas 2 bagian yaitu :

a. Bagian kanan terdiri dari Unit Loket Pendaftaran, Unit Poli Umum,

Unit Balai Pengobatan Gigi, Unit Sanitasi, Poli Spesialis (Poli

Paliatif, Poli Kandungan, Poli Santun Lansia, Poli Mata, dan Poli

TBC) serta kamar mandi pasien.

b. Bagian kiri terdiri dari Unit Apotek, Unit KIA, Rumah Bersalin,

UGD dan Laboratorium.

2. Lantai 2 terdiri dari Aula, ruang Sekretariat ISO dan Poli Psikologi,

ruang Kepala Puskesmas, ruang TU, gudang, dan 1 kamar mandi.

13

Page 14: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Serah terima Puskesmas Balongsari dari dr. Maya Syahria Saleh (yang

saat ini menjabat sebagai Direktur RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH))

kepada dr. Sri Hawati (kepala Puskesmas Balongsari) oleh Dinas

Kesehatan Kota Surabaya dan diresmikan oleh Bapak Walikota Surabaya

Bambang DH pada tanggal 01 Desember 2010.

Luas Wilayah

Puskesmas Balongsari terletak di kelurahan Balongsari Kecamatan

Tandes dengan luas wilayah Puskesmas yaitu 159.195 Ha yang terdiri dari

3 kelurahan :

1. Balongsari

2. Karang Poh

3. Tandes

Wilayah kerja termasuk dataran rendah dengan ketinggian 2-3

meter diatas permukaan laut dengan curah hujan sedang. Dengan batas-

batas wilayah berikut :

1. Utara : wilayah kecamatan Asemworo.

2. Timur : wilayah kecamatan Sukomanunggal.

3. Selatan : wilayah kecamatan Lontar.

4. Barat : wilayah kecamatan Manukan Wetan kecamatan Tandes.

14

Page 15: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Gambar 4.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Balongsari

Data Kependudukan

1. Jumlah penduduk keseluruhan : 46.213 orang

Laki-laki : 23.368 orang

Perempuan : 22.845 orang

2. Jumlah kepala keluarga : 8.223 KK

3. Jumlah keluarga miskin : 1.651 KK

Tabel 4.1. Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur di wilayah kerja Puskesmas Balongsari tahun 2013

UMUR LAKI-LAKI (orang) PEREMPUAN (orang) TOTAL (orang)

0-1 tahun 417 392 809

1-5 tahun 2052 1945 3997

5-6 tahun 742 717 1459

7-12 tahun 1765 1669 3434

< 15 tahun (usia belum produktif

5114 4857 9971

15-64 tahun (usia produktif)

17349 17038 34387

45-59 tahun (pra usia lanjut)

3447 3870 7317

> 60 tahun (usia lanjut)

1717 1615 3332

15

Page 16: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Data Sarana Pendidikan

1. PAUD : 24 buah 4. SMP/MTs : 3 buah

2. TK : 25 buah 5. SMA/MA : 3 buah

3. SD/MI : 14 buah

Sarana Puskesmas

1. Sarana Pelayanan

Tabel 4.2. Data sarana pelayanan kesehatan Puskesmas Balongsari tahun 2013

SARANA PELAYANAN JUMLAH (buah)

Puskesmas Induk 1

Puskesmas Pembantu 0

Puskesmas Keliling 1

Puskeskel 3

JUMLAH 5

2. Sarana Transportasi

Tabel 4.3 Data sarana transportasi Puskesmas Balongsari sejak tahun 2010SARANA TRANSPORTASI JUMLAH (buah)

Mobil Puskesmas Keliling

(Ambulance) 1

Sepeda Motor 6

JUMLAH 7

16

Page 17: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

4.2. Puskesmas Balongsari

Visi Dan Misi

Visi Puskesmas Balongsari adalah “Pelopor budaya hidup sehat

menuju masyarakat mandiri”.

Misi Puskesmas Balongsari adalah:

1. Mendorong kemandirian hidup sehat berbasis perilaku masyarakat

2. Memberi inspirasi dalam pemberdayaan masyarakat

3. Memelihara, meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan

4. Memadukan pelayanan medis dan komplementer

5. Mewujudkan Puskesmas inovatif, multi manfaat dan ramah

lingkungan.

Kebijakan Mutu

Dengan inovasi dan perbaikan yang berkelanjutan, kita berikan

pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

Strategi

1. Mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen mutu

2. Mengusulkan dan mengikutsertakan SDM pada pendidikan dan

pelatihan secara intensif dan sesuai kompetensinya

3. Penganekaragaman pelayanan dan kemitraan dengan pihak ketiga

4. Menjaga peralatan yang ada agar tetap standar dan terjaga

akurasinya

5. Mengefektifkan program UKS dan UKBM lain

17

Page 18: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

6. Berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektoral secara

periodik dan kontinyu

Motto

Masyarakat sehat dambaan kami

Budaya Kerja

1. Bertakwa

2. Disiplin

3. Tanggung jawab

4. Jujur

5. Ikhlas

6. Profesional

7. Kreatif dan inovatif

8. Ramah tamah

9. Peduli lingkungan

10. Sepenuh hati

Upaya Kesehatan Wajib

1. Upaya Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

6. Upaya Pengobatan

Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Kesehatan Sekolah

18

Page 19: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

2. Upaya Kesehatan Olahraga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4. Upaya Kesehatan Kerja

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6. Upaya Kesehatan Jiwa

7. Upaya Kesehatan Mata

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya Kesehatan Inovatif

1. Poli Paliatif

2. Poli Spesialis Kandungan

3. Poli Santun Lansia

4. Poli Spesialis Anak

5. Poli Mata

6. Poli TB

7. Poli Psikologi

8. Ruang Bersalin

9. Program See and Treat

10. Posyandu Remaja

Upaya Kesehatan Penunjang

1. Laboratorium medis, yaitu fotometer dan hematologi analisa

2. Pemeriksaan EKG

3. Pemeriksaan USG

19

Page 20: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Jenis Unit Pelayanan Puskesmas

1. Unit Pendaftaran dan Kasir

2. Poli Umum dan UGD

3. Poli Gigi

4. Poli KIA/KB

5. Ruang Bersalin

6. Laboratorium

7. Klinik Sanitasi

8. Pojok Gizi

9. Poli Paliatif

10. Poli Spesialis Kebidanan dan Kandungan

11. Poli Santun Lansia

12. Poli Spesialis Anak

13. Poli Mata

14. Poli TBC

15. Poli Psikologi

16. Apotek

17. Puskesmas Keliling

18. Posyandu Balita

19. Posyandu Remaja

20. Posyandu Lansia

21. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

22. Community Health Nursing (CHN)

23. Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel)

20

Page 21: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Jumlah Karyawan

Tabel 4.4 Jumlah karyawan di Puskesmas BalongsariNO TENAGA PNS Non-PNS JUMLAH

1 Dokter 3 2 5 orang

2 Dokter Gigi 2 2 orang

3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 1 1 orang

4 Sarjana Psikologi 1 1 orang

5 Bidan 1 8 9 orang

6 Perawat 5 3 8 orang

7 Perawat Gigi 1 1 orang

8 Sanitarian 1 1 orang

9 Petugas Gizi 1 1 orang

10 Apoteker 1 1 orang

11 Asisten Apoteker 1 1 orang

12 Analisis Laboratorium 1 1 orang

13 Tenaga Administrasi 2 2 4 orang

14 Sopir 1 1 orang

15 IT 1 1 orang

16 Rekam Medis 1 1 orang

17 Petugas Kebersihan 1 1 orang

18 Linmas 2 2 orang

19 Bidan Kelurahan 3 3 orang

JUMLAH 17 28 45 orang

BAB 5

21

Page 22: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Kegiatan

Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Balongsari

berupa:

a. Pelayanan kepada masyarakat melalui unit-unit Puskesmas yang ada.

b. Melakukan observasi mengenai manajemen unit-unit Puskesmas yang

meliputi :

- Unit Tata Usaha

Di Unit Tata Usaha, CPS KBK mempelajari administrasi puskesmas

dan laporan-laporan dari masing masing unit di Puskesmas. CPS KBK

juga mempelajari laporan tentang Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)

dan Planning of Action (POA).

- Unit Pengobatan Umum

Di Unit Pengobatan Umum, CPS KBK membantu dokter umum

memberikan pengobatan kepada pengunjung. Selain di Unit

Pengobatan Umum, CPS KBK juga membantu kegiatan pelayanan

pengobatan di Puskesmas Pembantu. Selain itu, CPS KBK juga

mempelajari program dan tata kerja di Unit Pengobatan Umum seperti

alur pelayanan pasien, sistem pelaporan penyakit, dan mempelajari

data kunjungan pasien.

- Unit KIA dan KB

Di Unit KIA dan KB, CPS KBK membantu petugas memberi

pelayanan kepada pengunjung seperti pemeriksaan ANC dan

melakukan Imunisasi Dasar. CPS KBK juga mempelajari program

serta tata kerja Unit KIA dan KB termasuk mempelajari data-data di

Unit KIA dan KB.

- Unit Poli Gizi dan Gizi Masyarakat

Di Unit Poli Gizi dan Gizi Masyarakat, CPS KBK ikut serta

mempelajari program dan tata kerja Unit Poli Gizi dan Gizi

Masyarakat.

- Unit Kesehatan Lingkungan

22

Page 23: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Di Unit Kesehatan Lingkungan, CPS KBK ikut serta mempelajari

program dan tata kerja Unit Kesehatan Lingkungan.

- Unit P2M

Di Unit P2M, CPS KBK ikut serta mempelajari program dan tata

kerja Unit P2M. CPS KBK juga diberi kesempatan mengikuti kegiatan

fogging yang di laksanakan oleh Puskesmas Balongsari.

- Unit Promosi Kesehatan

Di Unit Promosi Kesehatan, CPS KBK ikut serta mempelajari program

dan tata kerja unit Promosi Kesehatan. CPS KBK juga diberi

kesempatan untuk mengadakan penyuluhan di Puskesmas Balongsari

dibawah bimbingan petugas Puskesmas.

- Unit Apotik

Di Unit Apotik, mempelajari program penyimpanan obat di Unit

Apotik serta obat-obat apa saja yang tersedia di Unit Apotik.

5.1.1 Hasil Kegiatan UPK Promosi Kesehatan

Tabel 5.1 Jumlah Kelurahan Siaga Aktif Tahun 2012 di wilayah kerja

Puskesmas Balongsari.

Jumlah Kelurahan Siaga Aktif

Target Sasaran

Pencapaian Cakupan

3 65% 100% 100%

Puskesmas Balongsari memiliki tiga wilayah kerja yaitu kelurahan

Balongsari, Manukan Wetan, dan Banjarsugihan. Berdasarkan data di atas,

ketiga wilayah kerja Puskesmas Balongsari telah menjadi kelurahan siaga

aktif dengan tahap siaga aktif madya. Target kelurahan siaga aktif untuk

tahun 2013 adalah 65%. Dengan demikian, Puskesmas Balongsari telah

memenuhi target tersebut karena ketiga kelurahannya telah menjadi

kelurahan siaga aktif.

Tabel 5.2 Pencapaian PHBS Tahun 2012 di wilayah kerja Puskesmas

Balongsari

23

Page 24: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Pengkajian PHBS pada Tatanan Rumah Tangga

Jenis Kegiatan Target Sasaran Pencapaian Cakupan

Rumah Tangga Dikaji 10% 10,79% 100%

Rumah Tangga Sehat 60% 52,03% 86,72%

Intervensi PHBS

Target Sasaran Pencapaian Cakupan

Kelompok Rumah Tangga 1418 1530 100,00%

Institusi Pendidikan 20 19 60,61%

Institusi Sarana Kesehatan 9 9 77,78%

Institusi TTU 74 4 5,41%

Institusi Tempat Kerja 64 59 5,56%

Berdasarkan data diatas, pada tahun 2012 pencapaian rumah tangga

yang mendapatkan pengkajian PHBS (10,79%) sudah memenuhi targetnya

(10%), namun pencapaian rumah tangga sehat (52,03%) masih belum

memenuhi target (60%). Untuk pencapaian intervensi PHBS pada kelompok

rumah tangga dan pondok pesantren sudah memenuhi target, sedangkan

pada institusi pendidikan, sarana kesehatan, tempat-tempat umum, dan

tempat kerja masih belum memenuhi target.

Tabel 5.3 Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas Balongsari

Pentahapan Posyadu

Jumlah Satuan

Target Sasaran

Pencapaian

Strata Pratama 1 - -

Strata Madya 17 - -

Strata Purnama 0 - -

Strata Mandiri 0 - -

Total Posyandu 21 - -

Posyandu Purnama Mandiri 21

100% 59%

Berdasarkan data diatas, Puskesmas Balongsari memiliki 21

Posyandu Balita. Target dari penyelenggaraan UKBM ini adalah

berdirinya Posyandu strata Purnama dan Mandiri (PURI) sebesar 100%

24

Page 25: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

dari seluruh Posyandu yang ada. Dengan jumlah Posyandu Purnama 26

pos dan Posyandu Mandiri tidak ada, maka persentase Posyandu PURI

yang telah terbentuk adalah sebesar 59%. Dengan persentasi Posyandu

PURI sebesar 59% berarti Puskesmas Balongsari belum mencapai target

terselenggaranya Posyandu PURI.

UPK Promosi Kesehatan Puskesmas Balongsari memiliki target

20% dalam bidang Penyuluhan Napza selama tahun 2012. Pencapaian

yang telah dilakukan sebesar 20%, sehingga sudah memenuhi target yang

telah direncanakan.

5.1.2 Hasil Kegiatan UPK Kesehatan Lingkungan

Tabel 5.4 Akses Air Bersih Tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas

Balongsari

Jenis KegiatanTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Pengawasan SAB 10325 10325 100%SAB yang memenuhi syarat

6556 5162 78,74%

Jumlah KK yang memiliki akses terhadap SAB

63% 100% 100%

Keterangan :

SAB = Sarana Air Bersih

KK = Kepala Keluarga

Berdasarkan data di atas, persentase jumlah KK yang memiliki

akses terhadap sumber air bersih adalah sebesar 100% pada tahun 2013.

Dengan demikian, target jumlah KK yang memiliki akses terhadap sumber

air bersih untuk tahun 2012 yaitu sebesar 63% sudah terpenuhi.

Tabel 5.5 Laporan Hasil Pembinaan dan Jumlah Tempat Pengelolaan

Makanan (TPM), Perumahan dan Sanitasi Dasar, dan Tempat-

tempat Umum (TTU) Tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas

Balongsari

Lokasi Penilaian Target Pencapaian Cakupan

25

Page 26: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

SasaranTempat Pengelolaan Makanan (TPM)

Pembinaan 85% 50% 58,82%Jumlah yang memenuhi syarat kesehatan

74% 40% 54,05%

Perumahan dan Sanitasi Dasar

Pembinaan 83% 91,60% 100,00%Jumlah yang memenuhi syarat kesehatan

75% 72,00% 96,00%

Tempat-tempat Umum (TTU)

Pembinaan 82% 16,00% 19,51%Jumlah yang memenuhi syarat kesehatan

75% 90,00% 100,00%

Berdasarkan data di atas, persentase pencapaian pembinaan TPM,

perumahan dan sanitasi dasar, dan TTU pada tahun 2012 masing-masing

sebesar 50%, 91,6% dan 16% . Hanya pembinaan perumahan dan sanitasi

dasar yang memenuhi target. Pencapaian TPM, perumahan dan sanitasi

dasar, dan TTU yang memenuhi syarat kesehatan masing-masing sebesar

40%, 72% dan 90%. Hanya TTU yang memenuhi target untuk tahun 2012.

Tabel 5.6 Target, Pencapaian dan Cakupan Sanitasi Total Berbasis

Masayarakat Tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas

Balongsari

PenilaianTarget

SasaranPencapaian

Cakupan

Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses terhadap jamban

68% 85,8% 100%

Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF

75% 100,00% 100%

Jumlah jamban Sehat 73% 92,38% 100%

Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas

60% 100,00% 100%

Berdasarkan data di atas, persentase pencapaian kepala keluarga

yang memiliki akses terhadap jamban, jumlah desa/kelurahan yang sudah

ODF, jumlah jamban sehat, pelaksanaan kegiatan STBM di Puskesmas

26

Page 27: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

sudah memenuhi target di tahun 2012, dengan pencapaian masing-masing

sebesar 85,8%, 100%, 92,38%, dan 100%.

5.1.3 Hasil Kegiatan UPK Pemberantasan Penyakit Menular

Tabel 5.7 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Kasus Diare Tahun

2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari

PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Penemuan penderita Diare yang diobati di Puskesmas dan Kader

2399 1025 42,73%

Cakupan pelayanan Diare 100% 50% 50%

Angka penggunaan oralit 100% 50% 50%

Angka penggunaan RL 1% 0% 0%Proporsi penderita diare balita yang diberi tablet Zinc

138 138 100%

Case Fatality Rate KLB Diare

1% 0% 0%

Berdasarkan data di atas, persentase pencapaian penemuan

penderita diare yang diobati di puskesmas dan kader, cakupan pelayanan

diare, angka penggunaan oralit, angka penggunaan RL, dan case fatality

rate KLB diare belum memenuhi target untuk tahun 2012, dengan

pencapaian masing-masing 42,73%, 50%, 50%, 0%, dan 0%. Tetapi untuk

proporsi penderita diare balita yang diberi tablet Zinc sudah memenuhi

target di tahun 2012, yaitu pencapaian 100.

Tabel 5.8 Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita Tahun 2012 di

Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari

PenilaianTarget Sasaran

Pencapaian Cakupan

27

Page 28: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Cakupan penemuan penderita Pnemonia balita

458 15 3%

Berdasarkan data di atas, persentase cakupan penemuan penderita

pneumonia balita hanya sebesar 3% dan belum memenuhi target di tahun

2012.

Tabel 5.9 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Kasus Kusta Tahun

2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari

PenilaianTarget Sasaran

Pencapaian Cakupan

Penemuan Penderita Kusta Baru (Case Detection Rate)

7 7 100%

Proporsi kasus kusta anak <5% 0% 0%

Proporsi kasus kusta Tk II <5% 0% 0%

Prevalensi Kusta (PR) < 1 / 10.000 0,0001% 100%

RFT Rate penderita PB 95% 100% 100%

RFT Rate penderita MB 90% 100% 100%

Berdasarkan data di atas, persentase penemuan penderita kusta

baru (Case Detection Rate) dan RFT rate penderita MB sudah memenuhi

target di tahun 2012.

Tabel 5.10 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Kasus TB Paru Tahun

2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari

PenilaianTarget Sasaran

Pencapaian Cakupan

Penemuan suspect penderita TB

1070 263 24,58%

Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif diantara suspek TB

5% 21,52% 100%

Angka keberhasilan pengobatan pasien baru BTA positif

90% 100% 100%

28

Page 29: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Angka kesalahan Laboratorium ( untuk PPM & PRM )

<5% 0% 0%

Berdasarkan data di atas, persentase penemuan suspect penderita

TB masih belum sesuai dengan target. Tetapi persentase pencapaian untuk

proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek TB dan angka

keberhasilan pengobatan pasien baru BTA positif sudah mencapai target di

tahun 2012 bahkan melebihi dari target sasaran yang diharapkan.

Tabel 5.11 Laporan Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV /

AIDS Tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari

PenilaianTarget Sasaran

Pencapaian Cakupan

Jumlah kegiatan penyuluhan HIV/AIDS di Puskesmas

12 12 100%

Kelompok sasaran yang dijangkau

12 12 100%

Berdasarkan data di atas, persentase cakupan untuk jumlah

kegiatan penyuluhan HIV/AIDS di puskesmas dan kelompok sasaran yang

dijangkau sebesar 100% dan itu menandakan sudah tercapainya target di

tahun 2012.

Tabel 5.12 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Kasus Demam

Berdarah Dengue (DBD) Tahun 2012 Puskesmas Balongsari

PenilaianTarget Sasaran

Pencapaian Cakupan

Insidens kasus DBD 39 39 100%Prosentase Penderita DBD ditangani

39 39 100%

Case Fatality Rate Kasus (CDR) penyakit DBD

0,6% 0% 0%

Angka Bebas Jentik ( ABJ ) 95% 83% 87,37%

Jumlah wilayah KLB DBD 0 0 0

29

Page 30: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Berdasarkan data di atas, persentase pencapaian untuk insidens

kasus DBD dan penderita DBD ditangani sudah sesuai dengan target

sasaran. Akan tetapi pencapaian Angka Bebas Jentik ( ABJ) masih belum

memenuhi target di tahun 2012. Tidak ada wilayah yang mengalami KLB

DBD selama tahun 2012.

Tabel 5.13 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Kasus Malaria Tahun

2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari

PenilaianTarget Sasaran

Pencapaian Cakupan

Penderita klinis malaria yang dilakukan pemeriksaan Sediaan Darah (SD)

100% 0 0

Penderita positif malaria yang diobati sesuai standar (ACT)

100% 0 0

Penderita positif malaria yang di Follow up

100% 0 0

Berdasarkan data di atas, persentase pencapaian dan cakupan untuk

kasus malaria belum memenuhi target di tahun 2012.

Tabel 5.14 Laporan Pencegahan dan Penangulangan Rabies Tahun 2012 di

Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari

PenilaianTarget Sasaran

Pencapaian Cakupan

Cuci luka terhadap kasus gigitan Hewan Perantara Rabies

100% 0 0

Vaksinasi terhadap kasus gigitan HPR yang berindikasi

100% 0 0

30

Page 31: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Berdasarkan data di atas, persentase pencapaian dan cakupan untuk

pencegahan dan penangulangan kasus rabies belum memenuhi target di

tahun 2012.

Tabel 5.15 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Pelayanan Imunisasi

Tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari

PenilaianTarget Sasaran

Pencapaian Cakupan

Imunisasi HB 0 - 7 hari pada bayi

900 705 78,33%

Imunisasi BCG pada bayi 900 830 92,22%Imunisasi DPT/HB 1 pada bayi

900 823 91,44%

Imunisasi DPT/HB 3 pada bayi

900 804 89,33%

Imunisasi Campak pada bayi

900 833 92,56%

Drop Out DPT /HB 1 – Campak

900 0 0%

Drop Out DPT /HB 1 - DPT/HB 3

900 20 2,22%

UCI Desa 3 1 33,33%Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD

989 971 98,18%

Imunisasi campak pada anak kelas 1 SD

989 929 93,93%

Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3

2036 2008 98,62%

Imunisasi TT 5 pada WUS (15 - 45 tahun)

16014 1110 6,93%

Pemantauan suhu lemari es vaksin

366 366 100%

Ketersediaan vaksin 12 12 100%

Berdasarkan data di atas, persentase cakupan untuk pelayanan

imunisasi masih belum memenuhi target di tahun 2012. Tetapi cakupan

untuk pemantauan suhu lemari es vaksin dan ketersediaan vaksin sudah

mencapai 100% sesuai dengan target sasaran.

31

Page 32: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Tabel 5.16 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Pengamatan Penyakit

(Surveilance Epidemiologi) Tahun 2012 di Wilayah Kerja

Puskesmas Balongsari

PenilaianTarget Sasaran

Pencapaian Cakupan

Laporan STP (surveilan Terpadu Penyakit) yang tepat waktu

12 12 100%

Kelengkapan Laporan STP (surveilan Terpadu Penyakit)

12 12 100%

Laporan C1 (campak) yang tepat waktu

12 12 100%

Kelengkapan Laporan C1 (campak)

12 12 100%

Laporan W2 (mingguan) yang tepat waktu

52 11 21,15%

Kelengkapan Laporan W2 (mingguan)

52 52 100%

Grafik Penyakit Potensial wabah

52 52 100%

Laporan KIPI Zero reporting

12 12 100%

Desa/kelurahan yang mengalami KLB ditanggulangi < 24 jam

3 0 0%

Berdasarkan data di atas, persentase cakupan untuk pengamatan

penyakit (surveilance Epidemiologi) sudah mencapai 100% sesuai dengan

target sasaran di tahun 2012 kecuali untuk Laporan W2 (mingguan) yang

tepat waktu belum memenuhi target karena hanya dapat mencapai 21,15%

saja.

5.1.4 Hasil Kegiatan UPK Perbaikan Gizi

Tabel 5.17 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Pelayanan Gizi

Masyarakat tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari

32

Page 33: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Pemberian Kapsul Vitamin A dosis Tinggi pada balita 2 kali per tahun

3672 3387 92%

Pemberian Tablet Besi (90 Tablet) Pada Bumil

849 764 89.99%

BUMIL KEK 143 143 100%

Berdasarkan data di atas, persentase cakupan untuk Pemberian

Kapsul Vitamin A dosis Tinggi pada balita 2 kali per tahun dan Pemberian

Tablet Besi Pada Bumil masih belum memenuhi target di tahun 2012.

Tetapi cakupan untuk BUMIL KEK mencapai 100% sesuai dengan target

sasaran

Tabel 5.18 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Penanganan Gangguan

Gizi Masyarakat tahun 2012 di wilayah kerja puskesmas Balongsari

PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Balita Gizi Buruk Untuk Dapat Perawatan

14 14 100%

MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan

72 72 100%

Pemberian PMT Pemulihan balita gizi buruk

14 14 100%

BALITA BAWAH GARIS MERAH

4572 4 0.09%

Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium

80% 100% 100%

Berdasarkan data di atas, persentase cakupan untuk Penanganan

Gangguan Gizi Masyarakat tahun 2012 sudah mencapai 100% sesuai

dengan target sasaran di tahun 2012 kecuali untuk Laporan BALITA

BAWAH GARIS MERAH belum memenuhi target karena hanya dapat

mencapai 0.09% saja.

Tabel 5.19 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Pemantauan Status Gizi

PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Desa Bebas Rawan Gizi 3 3 100%Balita naik berat badannya (N/D) 4572 2440 53.37%

33

Page 34: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Presentase balita yang ditimbang berat badannya

4572 3154 68.99%

Berdasarkan data di atas, persentase cakupan untuk Balita naik

berat badannya (N/D) dan Presentase balita yang ditimbang berat

badannya (N/D) masih belum memenuhi target di tahun 2012. Tetapi

cakupan untuk desa rawan gizi 100% sesuai dengan target sasaran.

5.1.5 Hasil Kegiatan UPK KIA dan KB

Tabel 5.20 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Kesehatan Ibu

PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Pelayanan Kesehatan Bagi Bumil sesuai standart

849 797 93.88%

Drop Out K1 - K4 <5% 11% 100%Pelayanan tersalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten

811 808 99.63%

Pelayanan nifas lengkap sesuai standar

811 805 99.26%

Pelayanan Maternal Risti/Komplikasi yang ditangani

170 146 85.88%

Berdasarkan data di atas, persentase cakupan pelayanan kesehatan

bagi bumil sesuai standart, pelayanan tersalinan oleh tenaga kesehatan

yang berkompeten, pelayanan nifas lengkap sesuai standar, dan pelayanan

maternal risti/komplikasi yang ditangani masih belum memenuhi target di

tahun 2012. Tetapi cakupan untuk drop-out K1-K4 100% sudah melebihi

target sasaran.

Tabel 5.21 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Kesehatan Bayi

PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Pelayanan Nonatal Risti/Komplikasi yang ditangani

900 297 33.00%

Pelayanan Neonatal sesuai standar (KN Lengkap)

900 789 87.67%

Pelayanan bayi paripurna 900 786 87.33%

Berdasarkan data di atas, persentase untuk cakupan kesehatan bayi,

baik pelayanan nonatal risti/komplikasi yang ditangani, pelayanan

34

Page 35: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

neonatal sesuai standar (KN lengkap), dan pelayanan bayi paripurna belum

mencapai target sasaran di tahun 2012.

Tabel 5.22 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Upaya Kesehatan

Balita dan Anak Pra Sekolah

PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Pelayanan Kesehatan Balita 3672 3184 86.71%Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah

1830 1588 86.78

Berdasarkan data di atas, persentase untuk cakupan untuk

pelayanan kesehatan Balita dan anak pra sekolah belum mencapai target

sasaran di tahun 2012.

Tabel 5.23 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Pelayanan Keluarga

Berencana

PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Cakupan KB aktif (contraceptive prevalence rate/CPR)

65% 95.24% 100%

Cakupan peserta KB baru 8.67% 14.77% 100%Cakupan KB Drop Out 0.06% 7.86% 0.25%Cakupan Peserta KB Mengalami Komplikasi

3.50% 0.00% 0.00%

Cakupan pasien KB yang mengalami kegagalan Kontrasepsi

0.19% 0.00% 0.00%

Cakupan peserta KB mengalami Efek Samping

12.50% 0.50% 4.00%

Berdasarkan data di atas, persentase cakupan untuk pelayanan

keluarga berencana masih belum semuanya memenuhi target di tahun

2012. Tetapi cakupan untuk Peserta KB baru, Cakupan KB Drop Out dan

Cakupan KB aktif (contraceptive prevalence rate/CPR) mencapai 100%

sesuai dengan target sasaran.

5.1.6 Hasil Kegiatan UPK Pengobatan

Tabel 5.24 Laporan Visite Rate dan Contact Rate Tahun 2012 di Wilayah

Kerja Puskesmas Balongsari

35

Page 36: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Visite Rate 15% 13% 86,67%Contact Rate 1,45 1 68,97%

Berdasarkan data di atas, persentase untuk visite rate dan contact

rate belum mencapai target sasaran di tahun 2012.

Tabel 5.25 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Pemeriksaan

Laboratorium Tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas

Balongsari

PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil

100% 101,1% 100%

Pemeriksaan darah trombosit tersangka DBD

100% 119,04% 100%

Pemeriksaan test kehamilan

82% 95,23% 100%

Pemeriksaan sputum penderita tersangka TB

65% 101,35% 100%

Pemeriksaan Protein Urine pada ibu hamil

65% 113,63% 100%

Berdasarkan data di atas, persentase cakupan untuk Pemeriksaan

Laboratorium Hemoglobin pada ibu hamil, darah trombosit tersangka

DBD, test kehamilan, sputum penderita tersangka TB dan protein urine

pada ibu hamil sudah mencapi target di tahun 2012.

5.2 Pemilihan Masalah

Berdasarkan pengumpulan data dari 6 Upaya Kesehatan Wajib

yaitu Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Upaya

Kesehatan Perbaikan Gizi, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB, dan

36

Page 37: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Upaya Pengobatan telah dipilih 3 UPK dengan masing-masing 1 topik,

yaitu:

1. UPK Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, dengan

topik Demam Berdarah Dengue,

2. UPK Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, dengan

topik drop out K1-K4,

3. UPK Kesehatan Lingkungan, dengan topik kesehatan lingkungan.

37

Page 38: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

BAB 6

ANALISIS MASALAH

6.1 Topik Demam Berdarah Dengue

.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah penyebaran

penyakit Demam Berdarah Dengue. Diantaranya program 3M ( Menguras,

Menutup, dan Mengubur ), pengasapan ( fogging ) pada setiap daerah yang

merupakan endemis DBD. Namun tetap saja masih ada korban, bahkan

terus meningkat dari tahun – tahun.

Tabel 6.1 Target, Pencapaian, dan Cakupan untuk Kasus Demam Berdarah

Dengue (DBD) Tahun 2013 di Wilayah Kerja Puskesmas

Balongsari

PenilaianTarget Sasaran

Pencapaian Cakupan

Insidens kasus DBD 46 46 100%Prosentase Penderita DBD ditangani

46 46 100%

Case Fatality Rate Kasus (CDR) penyakit DBD

0% 0% 0%

Angka Bebas Jentik ( ABJ ) 95% 82,10% 86,2%

Jumlah wilayah KLB DBD 0 0 0

Dari Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Balongsari tahun 2013,

persentase penderita DBD yang sudah ditangani pada tahun 2013

mencapai 100%, case fatality rate 0,02% ( ada 1 orang yang meninggal

akibat DBD) dan Angka Bebas Jentik (ABJ) 82,10%. Jumlah penderita

DBD yang ditangani dan case fatality rate sudah mencapai target, namun

Angka Bebas Jentik (ABJ) belum mencapai target yaitu minimal 95%.

Serangkaian kegiatan telah dilakukan untuk mencegah penularan

DBD yaitu fogging sesegera mungkin setelah ada laporan kasus,

penyuluhan mengenai pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pemantauan

35

Page 39: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

jentik berkala yang dilaporkan setiap 2 bulan, serta abatisasi pada tempat-

tempat air tergenang, seperti bak mandi, jambangan bunga, dan selokan

kecil yang dapat diulang setiap 2-3 bulan sekali.

Tabel 6.2 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue, Fogging dan

Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Bulan

Maret - Mei Tahun 2013

Bulan Jumlah Kasus Jumlah fogging Jumlah penyuluhan PSN

Oktober 2 2 2

Nopember 1 1 1

Desember 1 1 1

Tindakan fogging dan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk

baru dilakukan setelah ada laporan kasus. Itu pun dilakukan dalam

tenggang waktu yang cukup lama sehingga mungkin saja sudah terjadi

penyebaran vektor (nyamuk) aedes aegypti. Hal inilah yang menjadi

penyebab belum tercapainya target angka bebas jentik lebih dari 95%.

Program pemberantasan penyakit menular, termasuk Demam

Berdarah Dengue, tidak pernah lepas dari peranan sumber daya manusia

yang terlibat di dalamnya. Dalam hal sumber daya manusia terdapat dua

kelompok, yaitu sumber daya manusia/ketenagaan yang dimiliki oleh

Puskesmas dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Dalam

manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan karena

manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses

untuk mencapai tujuan.

Masalah yang ditemukan dalam hal sumber daya manusia adalah

kurangnya SDM dari Puskesmas dimana hanya ada 1 orang pemegang

program P2M sekaligus merangkap pemegang program kesehatan

lingkungan. Sumber daya manusia untuk bidang Promosi Kesehatan juga

sangat terbatas yaitu hanya berjumlah 1 orang. Selain itu, kesadaran

masyarakat untuk mengubah perilaku juga kurang karena untuk

memberantas demam berdarah dengue dari lingkungan sekitar tempat

tinggal diperlukan kesadaran dan peran aktif semua lapisan masyarakat.

39

Page 40: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Kelompok ke-2 yang termasuk Man adalah masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Balongsari sebanyak 58.180 jiwa yang terdiri dari 14.182 kepala keluarga.

Jumlah ini merupakan angka yang besar dan memiliki kesulitan tersendiri

untuk ditangani secara menyeluruh. Fasilitas pendidikan yang tersedia di

wilayah kerja puskesmas (mulai Taman Kanak-kanak sampai dengan SMA

dan pondok pesantren) sudah cukup baik dan seharusnya faktor tersebut

dapat meningkatkan pemahaman warga sekitar terhadap masalah

kesehatan.

Dalam melakukan sosialisasi atau promosi kesehatan, bukan hanya

peran tenaga kesehatan saja, tetapi juga diperlukan peran dari tokoh

masyarakat, para kader yang ditunjuk, tokoh agama, kepala dusun, kepala

desa, camat, guru, swasta dan pengusaha. Program-program yang telah

dibuat diharapkan mendapat dukungan dari semua pihak. Target yang telah

dibuat akan dapat dicapai jika seluruh lapisan masyarakat beserta pihak

puskesmas bekerja sama dan bersama-sama menggiatkan PSN

(Pemberantasan Sarang Nyamuk) serta tindakan 3M Plus.

Berdasarkan wawancara dengan petugas P2M, masalah yang

ditemukan dalam manajemen adalah dalam hal kedisiplinan. Tindakan

yang dilakukan terkendali dalam hal perencanaan dan persiapan, misalnya

untuk fogging. Namun, fogging merupakan suatu tindakan yang harus

selalu siap meskipun mendadak karena kejadian demam berdarah juga

terjadi mendadak. Masalah lainnya adalah kurangnya evaluasi dan follow

up baik dalam program maupun tindakan. Banyak tindakan yang telah

dilakukan, namun tidak dievaluasi.

Dari segi lingkungan, kepadatan penduduk di wilayah kerja

puskesmas merupakan salah satu faktor resiko dalam terjadinya penularan

virus penyebab DBD. Semakin padat jumlah penduduknya semakin mudah

untuk terjadi penularan DBD, oleh karena jarak terbang nyamuk

diperkirakan 50 meter sehingga bila di suatu rumah ada nyamuk

penularnya maka akan menularkan penyakit di orang yang tinggal di

rumah tersebut, di rumah sekitarnya yang berada dalam jarak terbang

40

Page 41: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

nyamuk dan orang-orang yang berkunjung ke rumah itu. Mobilitas

penduduk juga memegang peranan paling besar dalam penularan virus

dengue dari suatu tempat ke tempat lain. Disamping itu, berdasarkan hasil

observasi singkat ke lingkungan di wilayah kerja puskesmas, hal yang

diduga menjadi penyebab belum tercapainya target ABJ adalah masih

adanya tempat-tempat yang luput dari pemberantasan jentik seperti

genangan air di vas bunga, di pot yang tidak terpelihara, dan tempat yang

sulit dijangkau seperti tandon air.

6.2 Topik Ante Natal Care

Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Kesehatan

ibu dan anak yang biasa disingkat KIA adalah pelayanan kesehatan ibu

dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,

keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan bayi, anak balita

dan anak prasekolah sehat. Situasi kesehatan ibu dan bayi baru lahir di

Indonesia sama sekali belum bisa dikatakan menggembirakan.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2002/2003 angka kematian ibu di Indonesia masih berada pada angka 307

per 100 ribu kelahiran. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jatim, Kota

Surabaya menduduki peringkat kedua tertinggi dalam jumlah kasus

kematian ibu di Jawa Timur. Dari 627 ibu yang meninggal di Jatim pada

2011, jumlah kematian ibu di Surabaya mencapai 47 orang.

Tingginya angka kematian ibu dan bayi menjadi salah satu

indikatornya buruknya pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pelayanan

kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dapat mencegah

tingginya angka kematian. Kendati berbagai upaya perbaikan serta

penanganan telah dilakukan, namun disadari masih diperlukan berbagai

dukungan.

Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu

diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika

persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan

41

Page 42: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah

penting untuk mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga

ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit

sehingga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.

Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu

hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam

kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan post partum sehat

dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kebijakan program

pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya

minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan minimal satu

kali pada trimester pertama (K1), minimal satu kali pada trimester kedua

(K2), minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4).

Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kunjungan ibu hamil yang

pertama kali pada masa kehamilan. Kunjungan ulang adalah kontak ibu

hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya untuk

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu

periode kehamilan berlangsung. Sedangkan K4 adalah kontak ibu hamil

dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih untuk mendapatkan

pelayanan antenatal sesuai dengan standar

Di Puskesmas Balongsari, pelayanan UPK ibu dan anak sudah

cukup baik dan profesional. Namun, untuk pencapaian kunjungan lengkap

ibu hamil sesuai standar berdasar laporan PKP masih belum memenuhi

target sasaran karena hanya sebesar 93,88%. Berdasarkan laporan PWS

KIA pada bulan desember 2012, persentase cakupan untuk K1 pada ibu

hamil masih belum memenuhi target yaitu hanya sebesar 92,1%.

Sedangkan untuk K4 sebesar 82,8%. Dari data ini dapat disimpulkan

bahwa harapan untuk pencapaian drop out K1-K4 < 5% tidak terpenuhi

karena dari hasil PKP didapatkan bahwa pencapaian drop out K1-K4

sebesar 11%. Semakin tinggi persentase drop out K1-K4 menunjukkan

bahwa pelayanan kesehatan bagi ibu hamil kurang berhasil.

Pada saat kami bertugas di poli KIA, kami telah menanyakan

beberapa pertanyaan kepada ibu hamil yang datang ke puskesmas. Dari

42

Page 43: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

sini kami dapat menyimpulkan masih rendahnya pengetahuan ibu hamil

akan pentingnya pemeriksaan ANC ke fasilitas pelayanan kesehatan

karena sebagian besar ibu hamil tersebut kurang memahami apa itu

perawatan kehamilan atau yang sering disebut sebagai ANC dan jumlah

minimal berapa kali seharusnya ibu memeriksakan kehamilannya ke

tenaga medis sehingga sering kali ibu hamil tersebut menolak kontrol

kembali ke puskesmas karena merasa sehat-sehat saja dan kehamilannya

tidak ada kelainan. Selain itu, faktor lain yang membuat tingginya angka

drop out K1-K4 adalah ibu hamil yang kurang puas dengan kualitas

pelayanan petugas sehingga pada masa kehamilan sebagian besar ibu lebih

memilih memeriksakan kehamilannya di luar wilayah kerja puskesmas

seperti ke rumah sakit maupun dokter pribadi lainnya karena berdasarkan

hasil wawancara yang telah kami lakukan didapatkan sebagian ibu hamil

harus bekerja pada pagi dan siang hari, membuat tidak bisa datang ke

puskesmas.

Profil umum Puskesmas Balongsari memiliki 5dokter umum, 9

bidan, 9 perawat kesehatan dan 1 petugas promosi kesehatan. Jumlah

tenaga kesehatan ini bekerja sama dalam meningkatkan jumlah Pelayanan

Kesehatan bagi Ibu Hamil sesuai standar untuk Kunjungan Lengkap (K4),

juga melibatkan kader-kader sehingga dapat menjalankan program selama

ini.

Dilihat dari segi usaha tenaga medis, kami berpendapat bahwa

sebenarnya usaha tenaga medis sudah cukup baik karena telah

menjelaskan dan menekankan kepada ibu hamil kapan harus kontrol

kembali dan dapat pula memeriksakan kehamilannya sebelum tanggal

kontrol yang telah ditentukan jika ibu hamil merasakan ketidaknyamanan

dengan kehamilannya. Tetapi ternyata usaha tersebut masih belum dapat

mengecilkan angka drop out K1-K4.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Balongsari sebanyak

58.180 jiwa yang terdiri dari 14.182 kepala keluarga. Jumlah ini

merupakan angka yang besar dan memiliki kesulitan tersendiri untuk

ditangani secara menyeluruh. Fasilitas pendidikan yang tersedia di wilayah

43

Page 44: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

kerja puskesmas (mulai Taman Kanak-kanak sampai dengan SMA dan

pondok pesantren) sudah cukup baik dan seharusnya faktor tersebut dapat

meningkatkan pemahaman warga sekitar terhadap masalah kesehatan.

Sumber dana / keuangan Puskesmas antara lain berasal dari APBN

(Jamkesmas Kuota, Jamkesda, Jamkesmas Non Kuota, BOK), APBD

Propinsi, APBD Pemerintah Kota Surabaya, PT Askes dan lain-lain

(Institusi lain, yayasan) dimana dana tersebut akan digunakan untuk

kegiatan upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif di

Puskesmas dan jaringannya termasuk Posyandu dan Poskesdes, dalam

rangka membantu pencapaian target SPM Bidang Kesehatan di

kabupaten/kota guna mempercepat pencapaian target MDGs. Namun dari

info yang kami dapat , tidak ada pengalokasian dana dalam hal Pelayanan

Kesehatan bagi Ibu Hamil sesuai standar untuk Kunjungan Lengkap (K4).

Semua kegiatan yang menyangkut hal tersebut adalah dana sosial.

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara

antara lain melalui penyuluhan massal, penyuluhan keluarga, penyuluhan

kelompok dan penyuluhan perorangan. Penyuluhan massal dilakukan

dengan memanfaatkan sarana/budaya yang ada di masyarakat seperti

media tradisional, dengan memanfaatkan budaya setempat seperti wayang,

lenong, srimulat, dan lain-lain. Penyuluhan massal juga dapat dilakukan

melalui media cetak, misalnya tabloit dengan menggunakan bahasa lokal,

media elektonika seperti radio, televisi (bila memungkinkan). Penyuluhan

keluarga mencakup semua anggota keluarga yang berpengaruh terhadap

ibu seperti ayah, ibu, anak, anggota keluarga lainnya (pengasuh anak,

kakek, nenek, mertua).Untuk penyuluhan kelompok dapat dilakukan pada

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), PKK, Organisasi Wanita misalnya

Dharma Pertiwi dan Dharma Wanita, maupun pada kelompok khusus

seperti, arisan, pengajian. Penyuluhan perorangan dapat dilakukan kepada

ibu-ibu balita, tokoh agama, tokoh masyarakat, kepala dusun, kepala desa,

camat, guru, swasta dan pengusaha.

6.3 Topik Kesehatan Lingkungan

44

Page 45: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

Tabel 6.3 Cakupan Program Pembinaan dan Jumlah Institusi yang

Memenuhi Syarat Kesehatan

Lokasi PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)

Pembinaan 85% 50% 58,82%Jumlah yang memenuhi syarat kesehatan

74% 40% 54,05%

Perumahan dan Sanitasi Dasar

Pembinaan 83% 91,60% 100,00%Jumlah yang memenuhi syarat kesehatan

75% 72,00% 96,00%

Tempat-tempat Umum (TTU)

Pembinaan 82% 16,00% 19,51%Jumlah yang memenuhi syarat kesehatan

75% 90,00% 100,00%

Lokasi PenilaianTarget

SasaranPencapaian Cakupan

Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)

Pembinaan 90% 91,86% 100%Jumlah yang memenuhi syarat kesehatan

70% 75% 100%

Perumahan dan Sanitasi Dasar

Pembinaan 87% 100% 100%Jumlah yang memenuhi syarat kesehatan

82% 98,06% 100%

Tempat-tempat Umum (TTU)

Pembinaan 86% 92% 100%Jumlah yang memenuhi syarat kesehatan

82% 82,81% 100%

Data di atas menunjukkan bahwa persentase pembinaan tempat

pengelolaan makanan mencapai 50%. Dengan pencapaian pembinaan

sebesar itu, didapatkan jumlah tempat pengelolaan makanan yang

memenuhi syarat kesehatan ebesar 40%. Dari hasil wawancara dengan

sejumlah masyarakat, target pembinaan terhadap tempat pengolahan

makanan yang tidak tercapai dikarenakan sebagian besar oleh kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang bahan dan cara pengolahan makanan

secara benar sehingga aman untuk dikonsumsi. Tim kesehatan lingkungan

45

Page 46: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

dari puskesmas telah memberikan penyuluhan kepada pedagang makanan

yang menjadi target dalam program ini. Namun para pedagang masih

belum mengubah kebiasaannya oleh karena situasi ekonomi mereka yang

memang kurang baik.

Pembinaan perumahan dan sanitasi dasar mencapai persentase yang

lebih tinggi, yaitu 100%. Dengan pencapaian pembinaan yang lebih besar,

didapatkan pula jumlah yang memenuhi syarat lebih besar, yaitu 96%.

Hasil wawancara dengan masyarakat menunjukkan bahwa kurangnya

jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan dapat diakibatkan oleh dua

hal. Pertama adalah dari pemilik rumah, yang pada dasarnya memiliki

materi dan mampu untuk memperbaiki rumah sesuai standar kesehatan,

namun dikarenakan pengetahuan yang kurang maka mereka tidak

membangun rumah mereka sesuai standar kesehatan. Yang kedua adalah

kondisi sosial ekonomi masyarakat yang memang tidak memungkinkan

untuk terciptanya rumah yang memenuhi standar kesehatan. Penyuluhan

dari pihak puskesmas dapat meningkatkan target jumlah rumah yang

memenuhi syarat kesehatan.

Pada tempat-tempat umum, meskipun pencapaian pembinaannya

hanya 16%, jumlah yang memenuhi syarat sudah 90%. Hal ini mungkin

dikarenakan tempat-tempat umum merupakan tempat yang dikelola oleh

suatu instansi, yang memiliki unit kesehatan tersendiri. Namun, pembinaan

terhadap sarana tempat-tempat umum masih sangat kurang. Hasil

observasi menunjukkan bahwa hal ini dipengaruhi oleh dua hal. Yang

pertama yaitu dari faktor ekonomi dan faktor kesadaran masyarakat yang

masih kurang. Hal ini menjadi susah dipecahkan, dikarenakan meskipun

sudah dilakukan pembinaan berupa penyuluhan, ada beberapa dari

masyarakat yang masih tidak mau menurut meskipun memiliki materi dan

mampu untuk merubah bangunan sesuai standar kesehatan sanitasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan yang lebih

besar, akan menghasilkan pencapaian yang lebih besar. Sehingga

pencapaian tempat pengelolaan makanan yang rendah disebabkan oleh

pembinaan yang kurang.

46

Page 47: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

47

Page 48: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Puskesmas Balongsari merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan

Kota Surabaya yang telah mendapatkan sertifikat ISO. Wilayah kerja

Puskesmas Balongsari terdiri dari 3 kelurahan yaitu kelurahan Balongsari,

Manukan Wetan dan Banjarsugihan. Puskesmas Balongsari mempunyai 6

program Upaya Kesehatan Wajib yang meliputi Upaya Promosi Kesehatan,

Upaya Penyehatan Lingkungan, Upaya Perbaikan Gizi, Kesehatan Ibu dan

Anak-Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular, dan

Pengobatan.

Salah satu penyakit yang masuk dalam lingkup Upaya

Pemberantasan Penyakit Menular adalah Demam Berdarah Dengue.

Dalam hal Demam Berdarah Dengue, target pencapain angka bebas jentik

yang belum tercapai dapat disebabkan oleh terlambatnya tindakan jika ada

kasus laporan DBD.

Dalam Upaya Kesehatan Ibu dan Anak-Keluarga Berencana,

persentase drop out K1-K4 masih lebih tinggi dari target. Hal ini

dikarenakan petugas kesehatan masih belum mampu memotivasi ibu hamil

untuk terus melakukan pemeriksaan kehamilannya sampai minimal empat

kali selama kehamilannnya (satu kali dalam trimester I, satu kali dalam

trimester II dan dua kali dalam trimester III).

Dalam Upaya Kesehatan Lingkungan, target insitusi yang

memenuhi syarat kesehatan masih belum tercapai. Pencapaian insitusi

yang memenuhi syarat kesehatan yang masih rendah disebabkan oleh

pembinaan yang kurang. Pembinaan yang lebih besar, akan menghasilkan

pencapaian yang lebih besar.

7.2 Saran

Puskesmas Balongsari perlu meningkatkan pencapaian ABJ nya

agar memenuhi target ABJ sebesar 95%. Hal ini dapat dilakukan dengan

48

Page 49: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

melakukan tindakan pencegahan tidak hanya menunggu ada laporan kasus.

Target dapat dicapai jika seluruh lapisan masyarakat beserta pihak

puskesmas bersama-sama menggiatkan PSN (Pemberantasan Sarang

Nyamuk) serta tindakan 3M Plus. Akan lebih baik jika pihak puskesmas

juga menekankan pemberantasan sarang nyamuk pada tempat-tempat

penampungan air yang sering luput dari pengawasan warga seperti

genangan air di vas bunga, pot yang tidak terpelihara, dan tempat yang

sulit dijangkau seperti tandon air.

Di bidang Kesehatan Ibu dan Anak, petugas kesehatan memegang

peranan penting untuk menggerakkan masyarat terutama yang berada di

wilayah kerja puskesmas untuk memahami pentingnya ANC pada ibu

hamil. Kegiatan yang dapat membantu meningkatkan pemahaman tersebut

adalah dengan cara mengadakan pertemuan dengan para kader secara rutin

dan berkualitas. Para kader mungkin dapat diajarkan untuk lebih mengenal

dan memahami KSPR sehingga kader dapat membantu petugas kesehatan

untuk mendeteksi dini resiko pada ibu hamil dan diharapkan kader dapat

memotivasi para ibu hamil untuk mengunjungi fasilitas kesehatan sedini

mungkin.

Dalam hal kesehatan lingkungan, untuk mencapai target institusi

yang memenuhi syarat kesehatan, petugas kesehatan perlu meningkatkan

pembinaan kepada tempat pengelola makanan, rumah tangga dan tempat-

tempat umum.

49

Page 50: Laporan Puskesmas Manukan Kulon

BAB 8

PENUTUP

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah dapat melaksanakan tugas

praktek lapangan di Puskesmas Balongsari Surabaya, mulai tanggal 3 Juni 2013

sampai dengan tanggal 15 Juni 2013, yang merupakan salah satu bentuk program

kerja lapangan kami selama di Lab. IKM/KP Universitas Airlangga. Terimakasih

sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Kepala Puskesmas Balongsari beserta

staf dan dosen – dosen pembimbing kami dari Laboratorium IKM – KP atas

segala bimbingannya yang sangat membantu dalam pelaksanaan tugas

kepaniteraan ini.

Laporan kepaniteraan puskesmas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

berupa pengetahuan tentang program-program kesehatan masyarakat, khususnya

bagi CPS KBK yang nantinya akan bertugas di puskesmas dan instansi kesehatan

di seluruh wilayah Indonesia.

Banyak data yang tidak dapat disajikan dengan baik dalam laporan ini. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat

kami harapkan. Terakhir, kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

membantu kelancaran tugas ini sampai dengan pelaporan.

50