laporan puskesmas nelayan

65
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sesuai dengan Standar Pendidikan Dokter Indonesia, model kurikulum berbasis kompetensi dilakukan dengan pendekatan terintegrasi baik horisontal maupun vertikal, serta berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dalam konteks pelayanan kesehatan primer. Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES (Student-centered, Problem-based, Integrated, Community- based, Elective/Early Clinical Exposure, Systematic) . Komponen terpenting dalam setiap kurikulum adalah tersedianya kesempatan bagi mahasiswa untuk mengadakan kontak elektif secara personal dengan pasien seawal mungkin. Untuk mendukung tercapainya program tersebut diatas, perlu dilakasanakan kegiatan yang merupakan sarana pembelajaran mahasiswa yang berorientasi kepada masyarakat. Selain itu, perlu dilakukan proses pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa untuk berpikir secara kritis sebagai calon manajer. Sarana pembelajaran ini dilaksanakan dalam bentuk PBL (Pengalaman Belajar Lapangan). Dalam teknis operasionalnya mahasiswa akan diterjunkan ke beberapa

description

laporan puskesmas nelayan

Transcript of laporan puskesmas nelayan

Page 1: laporan puskesmas nelayan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sesuai dengan Standar Pendidikan Dokter Indonesia, model kurikulum

berbasis kompetensi dilakukan dengan pendekatan terintegrasi baik horisontal

maupun vertikal, serta berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga

dan berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

dalam konteks pelayanan kesehatan primer. Kurikulum dilaksanakan dengan

pendekatan/strategi SPICES (Student-centered, Problem-based, Integrated,

Community-based, Elective/Early Clinical Exposure, Systematic). Komponen

terpenting dalam setiap kurikulum adalah tersedianya kesempatan bagi

mahasiswa untuk mengadakan kontak elektif secara personal dengan pasien

seawal mungkin.

Untuk mendukung tercapainya program tersebut diatas, perlu

dilakasanakan kegiatan yang merupakan sarana pembelajaran mahasiswa yang

berorientasi kepada masyarakat. Selain itu, perlu dilakukan proses pembelajaran

yang memungkinkan mahasiswa untuk berpikir secara kritis sebagai calon

manajer. Sarana pembelajaran ini dilaksanakan dalam bentuk PBL (Pengalaman

Belajar Lapangan). Dalam teknis operasionalnya mahasiswa akan diterjunkan ke

beberapa Puskesmas di Kota Cirebon. Di Puskesmas tersebut, mahasiswa

menerapkan pelatihan keterampilan klinik yang diterima di Skills lab.

Kunjungan ke Puskesmas adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk

memperkenalkan mahasiswa kepada area yang nantinya akan digeluti setelah

selesai pendidikan. Kunjungan ini juga bertujuan sebagai ajang latihan bagi

mahasiswa untuk melatih diri menghadapi berbagai situasi medis, seperti

observasi pasien, membuat diagnosis sampai merumuskan rekomendasi

tindakan.

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten /

kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

suatu wilayah kerja. ( Kepmenkes RI No. 128 tahun 2004 ). Puskesmas adalah

Page 2: laporan puskesmas nelayan

2

suatu organisasi fungsional yang merupakan pusat kesehatan masyarakat,

membina peran serta masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan dasar

menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasionl, regional dan global serta yang mempunyai daya

ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Jenis upaya

kesehatan wajib meliputi promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan

ibu dan anak termasuk keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat,

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan. Upaya

kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di

wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat

serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya pengembangan

kesehatan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada

yakni usaha kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, perawatan kesehatan

masyarakat, kesehatan kerja, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa,

kesehatan usia lanjut, pembinaan pengobatan tradisional, dan lain-lain. Upaya

laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya

pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan, karena ketiga upaya ini merupakan

pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan

Puskesmas.

Pemerintah Kota Cirebon dalam rangka melaksanakan kebijakan untuk

mensukseskan pencapaian Pembangunan Kesehatan telah menetapkan Dasar

hukum tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Cirebon

melalui Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 43 tahun 2008, dimana dalam

penjabarannya di Puskesmas kegiatan yang terbagi dalam Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) membawahi BP Umum, BP Gigi, BP KIA, Farmasi,

Laboratorium, dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang membawahi

Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit, Penyuluhan Kesehatan, Gizi,

Page 3: laporan puskesmas nelayan

3

PHN. Puskesmas mempunyai peran sangat besar dalam mewujudkan

Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Layanan Kesehatan yang Berkualitas.

Puskesmas Nelayan adalah salah satu UPTD yang berada di wilayah

kerja Kelurahan Kebon Baru, dengan jumlah penduduk 8164 jiwa, diantaranya

terdapat 1126 jiwa penduduk miskin.

2. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan umum

Mempersiapkan lulusan dokter yang dapat bekerja secara profesional pada

upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)

strata pertama.

b. Tujuan khusus

a. Melatihkan keterampilan klinis sejak awal pendidikan dokter secara

berkesinambungan hingga akhir pendidikan dokter

b. Mahasiswa mampu menguasai keterampilan klinis yang akan digunakan

dalam mendiagnosis maupun menyelesaikan suatu masalah

c. Mahasiswa mendapat pengalaman belajar lapangan di dalam sistem

pelayanan kesehatan yang secara nyata termuat dalam kurikulum.

c. Manfaat

a. Menambah pengalaman mahasiswa dalam proses pembelajaran di luar

kampus.

b. Menambah wawasan mahasiswa mengenai penyakit yang sering terjadi

di masyarakat khususnya yang datang berobat ke Puskesmas Nelayan.

Page 4: laporan puskesmas nelayan

4

BAB II

PROFIL PUSKESMAS

A. Demografi

Jumlah penduduk kelurahan Kebon Baru Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon

mengalami penurunan dari 8378 jiwa pada tahun 2009 menjadi 8346 jiwa (januari-

september) tahun 2010 dengan komposisi 4130 jiwa laki-laki dan 4216 jiwa

perempuan. Dengan demikian jumlah perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki

dengan nilai resio1.

Berdasarkan perhitungan perkiraan penduduk menurut komposisi umur,

penduduk Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Kejaksan di Kota Cirebon termasuk

dalam kategori struktur penduduk umur muda atau umur produktif.

Proprosi penduduk kelurahan Kebon Baru Kecamatan Kejaksan di Kota Cirebon

menurut komposisi umur pada tahun 2010 terbesar (49,83%) didominasi umur 15-44

tahun, dan komposisi umur terkecil (3,85%) yaitu lansia. Hal ini berarti mayoritas

penduduk Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon didominasi oleh

usia produktif yaitu (15-44 tahun), seperti terlihat pada tabel 1 tentang proporsi

penduduk.

PROPORSI PENDUDUK KELURAHAN KEBON BARU KECAMATAN

KEJAKSAN KOTA CIREBON MENURUT KOMPOSISI UMUR DAN JENIS

KELAMIN (JANUARI-SEPTEMBER) TAHUN 2010

No Kelompok umur (th)Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Total

1 <1 58 44 102

2 1-4 468 440 905

3 5-14 643 635 1278

4 15-44 2050 2109 4159

5 45-64 735 846 1581

6 .>65 179 142 321

Jumlah 4130 4216 8346

Sumber : BPS Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon

Page 5: laporan puskesmas nelayan

5

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan umur dan

jenis kelamin ternyata perempuan mendominasi baik dari jumlah maupun dari

kelompok umur produktif.

PROPORSI PENDUDUK KELURAHAN KEBON BARU KECAMATAN

KEJAKSAN KOTA CIREBON MENURUT KOMPOSISI UMUR DAN JENIS

KELAMIN (JANUARI-SEPTEMBER) TAHUN 2010

No Nama RWJumlah Penduduk

Laki- laki Perempuan Total

1 01 783 712 1.496

2 02 1.062 1.017 2.079

3 03 907 972 1879

4 04 306 358 664

5 05 153 163 316

6 06 544 580 1124

7 07 375 414 789

Jumlah 4130 4216 8346

Sumber : BPS Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon

Salah satu masalah kependudukan di Kelurahan kebon Baru Kecamatan

Kejaksan Kota Cirebon adalah persebaran penduduk yang kurang merata. Permasalah

penduduk semakin hari semakin kompleks. Hal ini berkaitan dengan adanya daya

dukung lingkungan (luas wilayah) yang tidak seimbang antara RW dengan RW

lainnya, sehingga persebaran penduduk di Kelurahan Kebon Baru Kecamatan

Kejaksan Kota Cirebon mencapai 11.544 jiwa per km2 yang persebarannya rata-rata

1,4 % pada tahun 2010.

LUAS WILAYAH JUMLAH RW DAN JUMLAH PENDUDUK MENURUT

RW DI KELURAHAN KEBON BARU KECAMATAN KEJAKSAN KOTA

CIREBON TAHUN 2010

Page 6: laporan puskesmas nelayan

6

No RW

Luas

Wilayah

(km2)

Jumlah

RT

Jml

Penduduk

Jml

KK

Rata2

Jiwa/KK

Kepadatan

Penduduk

(jiwa/km2)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 01 0,112 km2 4 1496 381 4 13357

2 02 0,160 km2 7 2079 527 4 12994

3 03 0,110 km2 7 1879 480 4 17082

4 04 0,060 km2 4 664 165 4 11067

5 05 0,07o km2 4 316 93 5 4514

06 0,111 km2 7 1124 290 4 10126

7 07 0,100 km2 4 789 215 4 7890

Kelurahan

Kebon

Baru

0,723 km2 37 8346 2151 4 11544

Sumber data : BPS 2010

Untuk luas wilayah di Kelurahan Kebon Baru yang terluas dan terpadat yaitu

RW 02 dengan jumlah penduduk 2079 dengan kepadatan 11.544 jiwa/ km2. Tingkat

kepadatan penduduk juga dipengaruhi oleh mobilitas. Mobilitas penduduk dikelurahan

Kebon Baru Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon 40% penduduk asli dan 60 %

pendatang pada tahun 2010 (Data Kelurahan 2010).

B. Kondisi Geografis

Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon terletak di daerah

pantai Utara Kota Cirebon dan daerah perkotaan. Luas wilayahnya ± 0,7231 km2 atau

± 72,31 hektar, dan dibagi menjadi 7 RW dengan jumlah RT sebanyak 37 RT yaitu :

TABEL NAMA KELURAHAN, LUAS WILAYAH DAN PRESENTASE LUAS

WILAYAH TIAP RW TERHADAP LUAS KELURAHAN KEBON BARU

KEC. KEJAKSAN KOTA CIREBON

No RW Jumlah RT Luas (km2) Presentase (%)

1 01 Kebon Baru Selatan 4 0,110 km2 15,22

Page 7: laporan puskesmas nelayan

7

2 02 Kebon Baru 7 0,160 km2 22,13

3 03 Kebon Baru Utara 7 0,121 km2 16,73

4 04 Kebon Baru Tengah 4 0,060 km2 8,30

5 05 Ketandan 4 0,070 km2 9,68

6 06 Tanda Barat 7 0,111 km2 15,35

7 07 Makam Kembar 4 0,091 km2 12,59

Kel. Kebon Baru 37 0,723 km2 100

Sumber data : BPS 2010

Berdasarkan table diatas persentase terbesar dari Luas Wilayah yaitu RW 02

dengan hasil persentase 22,13% disusul oleh RW 03 (16,73%) dan RW 01 (15,22%).

Batas wilayah Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon adalah :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Kesenden

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Kejaksan

Sebelah Barat : Berbatasan dengan kelurahan Sukapura

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Laut Jawa

Kelurahan Kebon Baru dibagi menjadi 7 RW dengan jumlah RT. Sebanyak 38

RT dengan rincian :

RW 01 Kebon Baru Selatan 4 RT

RW 02 Kebon Baru 7 RT

RW 03 Kebon Baru Utara 7 RT

RW 04 Kebon Baru Tengah 4 RT

RW 05 Ketandan 5 RT

RW 06 Tanda Barat 7 RT

RW 07 Makam Kembar 4 RT

Dari jumlah 7 RW yang tersebut diatas yang paling luas adalah RW 06 Tanda

Barat kemudian RW 05 Ketandan RW 04 Kebon Baru Tengah dan yang terkecil

Wilayahnya adalah RW 03.

C. Visi dan Misi

Page 8: laporan puskesmas nelayan

8

Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Puskesmas

Nelayan mempunyai Visi:

“BERSINAR”

BERSIH, SEHAT, INDAH, AMAN, RAMAH

Untuk mewujudkan visi tersebut Puskesmas Nelayan menetapkan Misi yaitu:

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang prima secara

profesional dan bertanggung jawab.

2. Mengembangkan pola pikir hidup sehat bagi masyerakat.

3. Menggalang kemitraan dengan berbagai sektor.

4. Menggerakan pembangunan masyarakat berwawasan kesehatan.

D. Struktur Organisasi Puskesmas

STRUKTUR ORGANISASI

UPTD PUSKESMAS NELAYAN KOTA CIREBON

KEPALA PUSKESMAS

Iriyadi, S.Kep.Ners

Page 9: laporan puskesmas nelayan

9

E. Sarana Ketenagaan (SDM)

Untuk melaksanakan tugas pemberian pelayanan kesehatan, Puskesmas Nelayan

memiliki 30 tenaga medis, paramedis, dan nonmedis yang terdiri dari:

Tabel Sarana Ketenagaan

KEPALA SUB. BAGIAN TATA USAHA

Hermilian Eka Yulianto, S,KM

UMUM

Firman syach

PROGRAM/PELAPORAN

Sulastri

KEPALA BAGIAN KEUANGAN

Maryatni Setiawati, A.Md

KOOR. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

dr. Ratna Indarsari

KOOR. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

dr. Fatmawati

BP.UMUM

dr. Ratna Indarsari

BP. GIGI

drg. Nofi Maryanti

BP.KIA

Qoriatul Bilad

FARMASI

Etin Humrotin

PROMKES

Irnawati, A.Mg

KESLING

Eryati, AMKL

GIZI

Ria Hariyani

PHN

Novi Ismatul Maulia, A.MSd.Kep

LABORATORIUM

Rossi Rahmawati, A.Md

P2P

Eliarismita, A.Md.Kep

Page 10: laporan puskesmas nelayan

10

Jenis Tenaga

Standar Kebutuhan

Puskesmas Perkotaan

Jumlah Pegawai

yang ada

Dokter Spesialis 0 0

Dokter Umum 3 2

Dokter Gigi 1 1

Keperawatan : 15

1. Bidan 4

2. Perawat 6

3. Perawat Gigi 1

Kefarmasian 3 1

Kesehatan

Masyarakat5

2

Gizi 1 1

Keterapian Fisik 0 0

Keteknisan Medis 2 1

Non Tenaga

Kesehatan10

3

Jumlah Total 40 30

F. Sarana dan Prasarana

TABEL SARANA DAN PRASARANA

PUSKESMAS NELAYAN TAHUN 2008

NO SARANA & JUMLA KONDISI KEBUTUHA

Page 11: laporan puskesmas nelayan

11

H

NPRASARAN

A

YANG

ADA

BAI

K

RUSAK

RNGN

RUSAK

BRT

1 Gedung 2 2 0 0 1

2 Motor 5 4 1 0 2

3 Komputer 6 5 0 1 3

4 Pagar 1 1 0 0 0

5 Meubeleir 1 1 0 0 0

6 TV 1 1 0 0 0

7 Audio 3 2 0 1 1

8 Kursi Rapat 50 35 6 9 20

Sumber Inventarisasi Barang tahun 2008

Dari tabel diatas bahwa Puskesmas Nelayan masih kurang dalam hal

sarana dan prasarana jika dibandingkan dengan kebutuhan serta banyaknya

pegawai yang ada. Kebutuhan yang paling mendesak adalah komputer dan

sepeda motor, untuk menunjang kelancaran kerja puskesmas kami masih

membutuhkan sarana – sarana tersebut disamping sarana dan prasarana lain.

G. Peta Puskesmas Nelayan

Page 12: laporan puskesmas nelayan

12

BAB III

Page 13: laporan puskesmas nelayan

13

Kegiatan Puskesmas

A. UKP dan UKM

1. Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), membawahkan:

a. Pelaksana BP Umum mempunyal fungsi;

1) Perencanaan kebutuhan barang dan alat medis untuk pelayanan di

Poli Umum

2) Pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi pada seluruh proses

pelayanan di Poll Umum

3) Pelayanan anamnesi pada pelanggan

4) Pemeriksaan fisik pada pelanggan

5) Penegakkan diagnosa berdasarkan anamnesi dan pemeriksaan fisik di

atas

6) Pelaksanaan tindakan medis bila diperlukan

7) Pemberian pengobatan

8) Pelaksanaan rujukan pelanggan ke Poli lain di puskesmas atau ke

institusi pelayanan lanjutan

9) Pengkoordinasian pembuatan rekapitulasi data pelanggan sesual

kriteria

10) Pengevaluasian hash kegiatan pelayanan di Poli umum

11) Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan

b. Pelaksana BP Gigi mempunyal fungsi;

1) Perencanan kebutuhan alat dan bahan untuk peiayanan di Poll Gigi

2) Pengkoordinasian tindakan pencegahan infeksi pada seluruh proses

pelayana di Poli Gigi

3) Pelaksanaan anamnesa dan pemeriksaan kondisi gigi dan mulut

pelanggan

4) Penegakan diagnosa kasus gigi dan mulut

5) Pelaksanaan tindakan medis gigi bila diperlukan

Page 14: laporan puskesmas nelayan

14

6) Pencátatan diagnosa dan tindakan yang dilakukan di Kartu Status

Pelanggan

7) Pengkoordinasian pencatatan dan pelaporan

8) Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan

c. Pelaksanà BP KIA mempunyal fungsi;

1) Persiapan alat dan bahan untuk pelayanan

2) Pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi pada seluruh proses

pelayanan KIA dan KB

3) Pelayanan kesehatan lbu dan Anak

4) Pelayanan program Keluarga Berencana

5) Pembuatan Asuhan Kebidanan

6) Pelayana MTBM ( Manajemen Terpadu Bayi Muda ) untuk bayl usia

0 -2 bulan

7) Penyolenggaraan RSBM ( Rumah Sakit Berbasis Masyarakat)

8) Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan VDRL pads ibu hamil

9) Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan Pap smear

10) Pelaksanaan konsultasi kepada kilen

11) Petayanan dan pengobatan kelainan reproduksi sesuai kewenangan

dan ijin dokter serta dilaksanakan sesual protap pengobatan

12) Pelaksanaan rujukan kasus yang tidak bisa ditangani Bidan

13) Pemtuatan dan penganalisaan Grafik Pemantauan Wilayah Setempat

( PWS ) KIA

14) Pemaparan Grafik PWS kepada kader posyandu

15) Pencatatan dan pelaporan

16) Pelaksanaan tugas kedinasan Iainnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan

d. Pelaksana Farmasi mempunyai fungsi;

1) Pembuatan perencanaan kebutuhan obat tahunan

2) Pemantauan persediaan obat ( Stock opname)

3) Penyediaan obat-obatan untuk pelayanan kefarmasian Harlan

Page 15: laporan puskesmas nelayan

15

4) Pelayanan resep yang masuk ke loket obat

5) Pencatatan pengeluaran dan pemasukan obat

6) Pencatatan pengeluaran obat harian

7) Pembuatan laporan pemakaian obat Narkotika dan Psikotropika

8) Pendataan dan pengambilan obat kadaluarsa

9) Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan

e. Pelaksana Laboratorium mempunyal fungsi;

1) Perencanaan kebutuhan alat clan reagen

2) Pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi pada seluruh

3) Proses pelayanan laboratorium

4) Pemeriksaan laboratorium sesuai standar operasional prosedur

5) Pewarnaan sputum suspek penderita TB Paw yang kemudian

diserahkan ke Laboratorium PRM Puskesmasuntuk tindak lanjut

pemeriksaan BTA

6) Pembuatan apus darah tebal yang kemudian diserahkan ke labkesda

untuk tindak lanjut pemeriksaan Malaria

7) Pengumpulan dan pencatatan data rujukan spesimen beserta hash

pemeriksaan laboratoriumnya

8) Penyerahan hash pemeriksaan laboratorium kepada petugas

pelayanan kesehatan

9) Pelaksanaan screening anak sekolah dan ibu hamil untuk

pendeteksian dm1 kasus penyakit yang harussegera ditindaklanjuti

10) Penyuluhan manfaat pemeriksaan laboratorium balk bagi perorangan

maupun kelompok

11) Pengumpulan dan pengolahan sampah medis di ruang laboratorium

yang selanjutnya diserahkan kepada petugas sanitasi untuk ditindak

lanjut pemusnahannya

12) Pencatatan dan pelaporan

13) Pelaksanaan tugas kedinasan Iainnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan

Page 16: laporan puskesmas nelayan

16

2. Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), membawahkan:

a. Pelaksana Kesehatan L.ingkungan mempunyal fungsi;

1) Pemeriksaan, pengawasan dan pembinaan rumah sehat

2) Pemeriksan dan pengawasan sarana air minum dan jamban keluarga

3) Pemeriksan dan pengawasan tempat — tempat umum

4) Pemeriksaan dan pengawasan tempat pengolahan makanan

5) Pemeriksan dan pengawasan tempat pembuangan sampah sementara

6) Pelaksanaan konseling di klinik sanitasi

7) Pelaksanaan kunjungan ke rumah penderita penyakit berbasis Iingkungan

bersama dengan tim terpadu ainnya dan petaksana program terkait

8) Pegkoordinasian pengelolaan sampah medis

9) Pembuatan laporan program kesehatan Iingkungan bulanan, triwulan,

semester dan tahunan

10) Pelaksanaan tugas kedinasan Iainnya berdasarkan peraturan perundang-

undangan

b. Pelaksanaan Pemberantasan Penyakit mempunyal fungsi;

1) Pemantauan p&aksanaan Program Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit ( P2P)

2) Pemantauan pelaksanaan pencatatan dan program pelaporan P2P

3) Pengkoordinasian permasalahan setiap pemegang program P2P

4) Pengkoordinasian permasalahan yang ditemukan dan pemecahan

masalahnya

5) Pengkoordinasian rencana tindak lanjut kegiatan program P2P

6) Pelaksanaan evaluasi hasH cakupan seluruh program P2P

7) Pelaksanaan tugas kedinasan Iainnya berdasarkan peraturan perundang-

undangan

c. Pelaksana Penyuluh Kesehatan mempunyai fungsi;

1) Perencanaan program Promosi Kesehatan berdasarkan kebutuhan

masyarakat

2) Peaksanaan penyi’Iuhan kesehatan di dalam dan di luar gedung

Puskesmas

Page 17: laporan puskesmas nelayan

17

3) Pendataan potensi wilayah

4) Penggalangan kemitraan dengan Lintas Program dan Lintas Sektor

5) Pendataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

6) Pembuatan rekapitulasi hasH pendataan PHBS

7) Pemaparan hash cakupan PHBS kepada para Kader dan Tokoh

Masyarakat

8) Penggalangan kemitraan dengan para tokoh masyarakat untuk menindak

lanjuti hash cakupan PHBS yang rendah di RW tertentu, agar mereka

ikut berperan dalam memotivasi perubahan perilaku masyarakat di

wilayah tersebut

9) Pencatatan dan pelaporan

10) Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan peraturan perundang-

undangan

d. Pelaksana Gizi mempunyai fungsi;

1) Perencanaan program gizi

2) Pembinaan dan pengawasan kegiatan penimbangan balita di Posyandu

3) Pendeteksian dan pengintervensian dm1 tumbuh kembang balita

4) Pembinaan Kadazi ( Keluarga Sadar Gizi)

5) Pengumpulan data indikator Kadarzi yang sudah dilaksanakan oleh

Kader Posyandu

6) Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) penyuluhan untuk seluruh balita

di posyandu

7) Pemberian Makanan Tambahan untuk pemulihan bagi balita gizi buruk

8) Pendistribusian vitamin A kepada seluruh balita usia 6 bulan ke atyas

setiap bulan Februari dan Agustus

9) Pelaksanaan konseling gizi

10) Pendistribusian Makanan Pendamping ASI untuk bayi usia 6 - 11 bulan

dan balita usia 12 -23 bulan dan keluarga miskin

11) Pemantauan garam beryodium di masyarakat, Rumah Tangga dan

pedagang Kaki Lima

12) Pendataan sistim kewaspadaan Pangan dan Gizi

Page 18: laporan puskesmas nelayan

18

13) Pembuatan dan penganalisaan Grafik Pemantauan Silayah Setempat (

PWS ) gizi

14) Pemaparan grafik PWS Gizi pada pertemuan lintas program dan lintas

sektoral

15) Pencatatan dan pelaporan

16) Pelaksanaan tugas kedinasan Iainnya berdasarkan peraturan perundang-

undangan

e. Pelaksana PHN mempunyai fungsi;

1) Pelaksanaan asuhan perawatan kepada individu, keluarga khusus dan

komunitas

2) Pengkoordinasian pembuatan Asuhan Keperawatan dan Pelaksana

Program terkait dan Petugas Bina Wilayah

3) Pendataan KK rawan

4) Pelaksanaan kunjungan ke rumah penderita kasus penyakit berbasis

Iingkungan bersama Tim Terpadu dan petugas pelaksana program terkait

B. Kegiatan Selama di Puskesmas Nelayan

Kegiatan di Puskesmas Nelayan dilaksanakan selama 3 kali dalam waktu yang

telah di tentukan. Dalam setiap kali melaksanakan kegiatan, masing-masing mahasiswa

ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan sesuai alur pelayanan di Puskesmas.

Masing- masing tempat pelayanan terdiri dari BP umum, BP gigi, KIA, dan farmasi.

Hasil kegiatan meliputi :

1. Anamnesis

1) Berdasarkan keluhan pasien (penjelasan ada di tabel kegiatan)

2. Pemeriksaan Fisik

1) Pemeriksaan vital sign

2) Pemeriksaan kepala leher

3) Pemeriksaan abdomen

4) Pemeriksaan mata

5) Pemeriksaan tenggorokan

6) Pemeriksaan thorax

Page 19: laporan puskesmas nelayan

19

7) Pemeriksaan ekstremitas

3. Keterampilan teraupetik/ prosedural

4. Diskusi kasus

1) Hipertensi

2) Diare

3) Sindrom Steven Johnson (SJJ)

4) ISPA

5) Diabetes Melitus

6) Pneumonia

7) Thyfoid

5. Aktivitas lain

1) Home Visit Lansia di ruang lingkup Puskesmas Nelayan meliputi :

a. Melakukan kegiatan wawancara mengenai aktivitas hidup sehari-hari lansia

b. Melakukan kegiatan pemeriksaan vital sign, dan pemeriksaan fisik pada

lansia

c. Melakukan kegiatan pemeriksaan Mini Mental State Examination (MMSE)

pada lansia

2) Memantau kegiatan Posyandu di tanda barat Rw 06 Kelurahan Kebon Baru

meliputi :

a. Melakukan kegiatan penimbangan BB pada bayi atau balita.

b. Melakukan kegiatan wawancara mengenai tentang Gizi pada bayi atau balita.

3) Mengikuti kegiatan Posbindu di Rw 06 / RT 02 Gang Empang II meliputi :

a. Melakukan kegiatan pemeriksaan TB dan BB

b. Melakukan kegiatan wawancara mengenai aktivitas hidup sehari-hari dan

kesehatan lansia

c. Melakukan kegiatan pemeriksaan vital sign dan pemeriksaan fisik pada

lansia

4) Mengikuti kegiatan prosedural rekap di BP umum dan melakukan vital sign.

6. Melakukan dan memantau kegiatan di bagian farmasi meliputi :

1) Menulis resep obat.

2) Mengetahui jenis – jenis obat.

Page 20: laporan puskesmas nelayan

20

3) Membantu menyediakan obat dan memanggil.

7. Melakukan dan memantau kegiatan di bagian KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

meliputi :

1) Melakukan wawancara dan edukasi mengenai kehamilan pada ibu hamil (bumil)

2) Melakukan konseling KB pada pasien KIA

3) Melakukan imunisasi pada anak

4) Melakukan kegiatan vital sign dan pemeriksaan leopold pada ibu hamil (bumil)

Tabel. Kegiatan

Laporan kegiatan :

Tanggal Identitas pasien Tempat/poli Anamnesis Vital sign/pf DD/DK16-04-2013

16-04-2013

Nama : Ibu Siti FatonahUsia : 70 thAlamat : Jl. Suratno, gg.2 rt/rw=01/02

Nama : ibu Tika Usia : 52 thAlamat : jln. samadikun

Posyandu lansia

Posyandu lansia

Mengeluh muntah dan mencret 3 kali dalam 1 hari. Kalau malam sering BAK. BB makin menurun. Nafsu makan tidak berubah. Sudah pernah di obati tetapi tidak berubah.RPD : DMRPK : DMSistem tubuh: mata kanan terdapat katarak

Mengeluh pusing dan kaki sakit BAB susah, Nafsu makan tidak berubah. RPD : tidak adaRPK : tidak adaSistem tubuh: kaki terasa sakit.

TD : 110/90 mmHGN : 76x/menitR : 20x/menitS : tidak di periksaKepala : NLeher : Nyeri, tidak ada pembesaran KGBToraks: NAbdomen : Nyeri tekan

TD : 160/110 mmHGN : 70x/menitR : 20x/menitS : 37®CKepala : NLeher : tidak ada pembesaran KGB

DD : Diabetes Mellitus, dislipidemiaDK : Diabetes Mellitus

DD : hipertensiDK : hipertensi

Page 21: laporan puskesmas nelayan

21

9-04-2013

9-042013

16-04-2013

Nama : bpk didiUsia : Alamat :

Nama : TitinUsia : 40 thAlamat : Jl. Samadikun gg. Sontong

Nama: NY. Nurhasanah Umur : 32 tahun

Poliklinik umum

Poliklinik umum

Poliklinik umum

Mengeluh leher kaku, dan terasa kencang.belakang punggu suka sakit dan susah tidur. RPD : magh bliding .RPK : tidak adaSistem tubuh: normal

Mengeluh leher kaku, dan tidak bisa d gerakan. Sejak pagi saat bangun tidur. Juga mengeluh sakit kepala sejak 1minggu lalu.RPD : HipertensiRPK : Hipertensi, strokeSistem tubuh: normal

Batuk, pilek, demam, sesak, BB turun naik, napsu makan berkurang.Mengeluh suka buang air kecil

Toraks: NAbdomen : N

TD : 170/90 mmHGN :70x/menitR : 20x/menitS : tidak diperiksaKepala : NLeher : Nyeri, tidak ada pembesara KGBToraks: NAbdomen : N

TD : 160/120 mmHGN : 80x/menitR : 20x/menitS : tidak diperiksaKepala : NLeher : Nyeri, tidak ada pembesara KGBToraks: NAbdomen : N

DD : gastritis cronis, ulkus peptikum, hipertensi.DK : hipertensi

DD : hipertensiDK : hipertensi

DD: ispa, tbc, bronchitis DX: ispa

Page 22: laporan puskesmas nelayan

22

12-04-2013

23-04-2013

16-042013

16-04-2013

Nama : Nizam Umur : 11 bulan Alamat : -

Nama : KuriahUsia : 30 th

Nama : ibu mila karmila.Usia : 33 thAlamat : samadikun

Nama :NY. Ami

Poliklinik umum

Poliklinik KIA

Poliklinik KIA

Demam 5 hari lemas, tidak mau makan, konstipasi 3 hari

Mengeuh sakit perut bagian kanan bawah juga sakit saat posisi tidur ke posisi duduk. Kaki juga mengeluh sakit sehinggah jalannya menjadi lambat

Mengeluh sakit gigi udah 2 hari dan gatal di deket mata,punggung.

Auskutasi : ronki basah

TD : 90/70 mmHgN : 80x/menitR : 20x/menitS : tidak diperiksaBB : 59,5 kgUsia kehamilan : 38-39 mingguTinggi Fundus : 32 cmLetak janin : DivergenDJJ : 136x/menit

TD : 100/70 mmHgN : 80x/menitR : 20x/menitS : tidak diperiksaBB : 82 kgUsia kehamilan : 36-37 mingguTinggi Fundus : 29 cmLetak janin : konvergenDJJ : 133x/menit

Konseling: istirahat yang cukup, diperhatikan makannya, lalu disarankan untuk berolahraga dengan yang ringan saja.

Page 23: laporan puskesmas nelayan

23

16-04-2013

23-04-2013

12-04-2013

Umur :36 tahun Alamat: -

Nama : Ny. SpinahUsia 91 tahun

Nama : SumiatiUsia : 30 thAlamat : Samadikun

Nama: NY. Siti hanarastaUmur: 35 tahun Jumlah anak: 2Alamat: jl. Kepenam suli rt 02 rw07

Poliklinik KIA

Poliklinik konseling

Poliklinik Konseling

Poliklinik konseling

Keluhan pusing dan lemas.

Keluhan malaise

Ingin konseling KB. Menggunakan suntik 3 bulan. Dari 40 hari setelah kelahiran anak pertama langsung memakai suntik yang 3 bulan sampai sekarang belum ganti.

Ingin suntik KB rutinan I bulan

TD: 100/80 BB:65Pemeriksaan leopard 1-4, DJJ 140x/menit Tinggi fundus 32cm

Koseling : suntik KB 1 bulan, lalu ganti yang 3 bulan, dan sekarang pakai yang 3 bulanRPD: AKDR( alat kontrasepsi dalam rahim) spiral.

DD: Demam BDB, Demam malaria, Demam tifoid DX: Demam tifoid

DX: Atalgia Terapi : piroksika 1x1 B1 2X1 B2 2X1CALK 2X1

Page 24: laporan puskesmas nelayan

24

12-04-2013

23-04-2013

12-04-2013

23-04-2013

12-04-2013

16-04-2013

Nama : TurinihUmur : 30 Tahun

Nama : Elfarisa Usia: 10 tahun Alamat : -

Nama: Tn. Komar Umur :31 tahun

Nama : Ny. Irna Umur 31 tahun

Nama : Ananda Rafel Umur : 8 Bulan

Nama : Ny. KikiUmur : 22 tahun

Farmasi

Farmasi

Farmasi

Farmasi

Poli Umum

HemorrhoidMenggunakan anti hemorrhoid

Herpes simplekginggivitisterapinya : ancyxlovir, asamefenamat.

Chek kehamilan Kehamilan ke-1Kakinya sakitCapek-capekTablet Fe komplit,Imunisasi TT komplit

Panas 2 hari, Batuk pilek, Lemas, Rewel Riwayat persalinan: NormalRiwayat imunisasi : lengkap, Campak (-)ASI ekslusif

TD: 90/70 Pada pemeriksaan lidah ditemukan adanya tifoid tang , sedikit lemas dan pusing.Auskultasi terdengar Ronkhi basah

Otitis Media

Otitis Media

TD : 120/80 mmHg TFU : 16

DK : Otitis Media Terapi : Tetes telinga, Pct, Ctm, Bcompleks

DK : Campak

Page 25: laporan puskesmas nelayan

25

Poli KIAcm Djj : 140x/menitLeopold II : puka,pukiTB : 158

Skenario Kasus Home Visit Lansia

Sekelompok mahasiswa kedokteran sedang mengadakan kunjungan rumah untuk

melakukan pemeriksaan kepada warga yang lanjut usia. Di rumah salah satu warga,

mereka bertemu dengan anggota keluarga yang mengeluhkan bahwa neneknya yg

berusia 93 tahun sering kabur tengah malam dari rumahnya, pendengaran semakin

menurun, sesak, lemas, sariawan, sulit mengingat nama anak-anaknya , dan untuk

merawat diri sendiripun saat ini dia tidak mampu. Nenek tersebut sering merasa

kehilangan rumah semenjak rumahnya di bongkar , dan rasa ingin mati saja. Mereka

melakukan beberapa pemeriksaan terhadap fungsi saraf dan status mental nenek

tersebut. Selain melakukan pemeriksaan terhadap pasien, mahasiswa itu memeriksa

kondisi rumah pasien seperti jarak kamar pasein ke kamar mandi dan kondisi di

dalam rumah tersebut.

Status Pasien

I. Identitas PasienNama : Ibu SupinahUsia : 93 tahunJenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : tidak bekerja Status : MenikahAlamat : Jalan Samadikun Gang Empang IIITanggal Pemeriksa : 29 April 2013No Catatan Medik : 1

Page 26: laporan puskesmas nelayan

26

II. Anamnesa (Subjective) 1. Keluhan Utama : Sering kabur tengah malam

Keluhan Tambahan : merasa kehilangan rumah, suka bicara sendiri, lupa nama anak, berbicara tidak nyambung, rasa ingin mati

2. Riwayat Penyakit Sekarang :a. Lokasi : tidak adab. Kualitas : sering mengamuk jika pintu rumah di kunci, c. Kuantitas : hampir setiap malam pasien kabur dari rumah d. Waktu : sejak 2 tahun yang lalu semenjak rumahnya di rehabe. Situasi : malam hari mencari rumah yang di anggap hilangf. Faktor yang mempengaruhi : rumah yang direhab sehingga kondisi rumah

berbeda dari yang sebelumnyag. Manifestasi penyerta : sering mengompol, pendengaran dan penglihatan

menurun, ketika malam tidak pernah tidur, bicara sendirih. Pengobatan : obat dari puskesmas

3. Riwayat Penyakit Dahulu : a. Belum pernah mengalami kelainan seperti ini b. Pasien mempunnyai penyakit jantung c. Pasien mempunyai penyakit pneumonia

4. Riwayat Penyakit Keluarga :a. Adik pasien terkena penyakit DM Tipe 2b. Anak pasien ada kelainan spina bifida pada usia 2 tahun

5. Riwayat Sosial Ekonomi :a. Makan teratur namun harus diingiatkan oleh anaknya atau cucunya b. Mandi harus diinginatkan oleh anggota keluarga c. Tidur ingin ditemani oleh anggota keluarganya d. Masih bisa mencuci baju sendiri e. Tidak bisa menahan berkemih, tetapi masih bisa menahan BAB

III. Pemeriksaan Fisik (Objective) A. Keadaan Umum : tidak tampak sakit berat, tidak tampak lemas.B. Kesadaran : compos mentisC. Vital sign :

TD : 120/80 mmHg Nadi : 76 x/menit RR : 24 x/menit S : 37ºC

Page 27: laporan puskesmas nelayan

27

Status Generalis A. Kepala : Dalam Batas Normal (DBN)

Rambut : Warna rambut putih, penyebaran rambut merataB. Pemeriksaan Mata : DBN

Palpebra : DBNKonjungtiva : DBNSklera : DBN Pupil : DBN

C. Pemeriksaan Telinga : Tidak terdapat serumen (DBN)D. Pemeriksaan Hidung : DBNE. Pemeriksaan Mulut dan Gigi : mukosa mulut tidak hiperemis, gigi terdapat

cariesF. Pemeriksaan Leher :

KGB : DBNTrakea : DBNKelenjar Tiroid : DBN JVP : DBN

G. Pemeriksaan Dada : DBNPulmoInspeksi : DBNPalpasi : DBN Perkusi : DBNAuskultasi : DBN Jantung Inspeksi : DBN Palpasi : DBNPerkusi : DBNAuskultasi : DBN

H. Pemeriksaan Abdomen Inspeksi : DBNAuskultasi : DBNPerkusi : DBNPalpasi : DBN

I. Ekstremitas Superior : DBN Inferior : DBN

J. Status Lokalis

IV. Asessment Diagnosis Banding :

Page 28: laporan puskesmas nelayan

28

Diagnosis : Demensia Alzheimer

V. Planning a. Initial Planning Diagnosis (Ip Dx) : ADL, MMSEb. Initial Planning Terapi (IpTh) :c. Initial Planning Monitoring (IpMx) :d. Initial Planning Edukasi (IpEd) :

Penjabaran Materi Terkait Kasus

Dementia

A. Pengertian Demensia

Dementia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi

intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi

hidup sehari-hari.

Garis besar manifestasi kliniknya adalah sebagai berikut :

1. Perjalanan penyakit yang bertahap (biasanya selama beberapa bulan atau

tahun)

2. Tidak terdapat gangguan kesadaran (penderita tetap sadar)

Definisi yang tidak tepat dan diagnosis banding yang tidak lengkap sering

menyebabkan terjadinya under-mis-atau over-diagnosis yang akan mempengaruhi

bukan saja penderita akan tetapi juga keluarganya. Dengan pemberian batasan yang

tepat, tatacara diagnosis yang baik, diagnosis tepat bisa dicapai pada sekitar 90%

penderita. Pada lampiran diberikan beberapa kriteria diagnosis dementia dan

beberapa jenis dementia yang sering didapatkan.

Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya dementia.

Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan

syaraf pusat. Pada beberapa penderita tua terjadi penurunan daya ingat dan

Page 29: laporan puskesmas nelayan

29

gangguan psikomotor yang masih wajar, disebut sebagai “sifat pelupa benigna

akibat penuaan (benign senescent forgetfulness)”. Keadaan tidak menyebabkan

gangguan pada aktivitas hidup sehari-hari. Harus diingat pula bahwa beberapa

penderita dementia sering mengalami depresi dan kofusio, sehingga gambaran

kliniknya seringkali membingungkan.

B. Jenis dan Penyebab Demensia

Secara garis besar dementia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam 4

golongan, yaitu:

1. Dementia degenerative primer 50-60%

2. Dementia multi-infark 10-20%

3. Dementia yang reversible atau sebagian reversible 20-30%

4. Gangguan lain (terutama neurologik) 5-10%

Akhir-akhir ini dikatakan bahwa dementia badan Levy dan dementia fronto-

temporal merupakan dementia terbanyak ke-3 dan ke-4

Penyebab dementia yang reversible sangat penting untuk diketahui, karena

dengan pengobatan yang baik penderita dapat kembali menjalankan hidup sehari-

hari yang normal. Untuk mengingat berbagai keadaan tersebut telah dibuat suatu

“jembatan keledai” sebagai berikut :

D - drugs (obat-obatan)

E - emotional (gangguan emosi, misal depresi, dan lain-lain)

M - metabolik atau endokrin

E - eye and ear (disfungsi mata dan telinga)

N - nutritional

T - tumor dan trauma

I - infeksi

Page 30: laporan puskesmas nelayan

30

A - arteriosclerotic (komplikasi penyakit aterosklerosis, misal infark miokard,

gagal jantung, dan lain-lain) dan alkohol

Table 1. Jenis dan penyebab dementia pada usia lanjut

Keadaan yang secara potensial reversible atau bias dihentikan :

- Intoksikasi (obat, termasuk alkohol, dan lain-lain)

- Infeksi susunan saraf pusat

- Gangguan metabolik

- Gangguan nutrisi

- Gangguaan vaskuler (dementia multi-infark, dan lain-lain)

- Lesi desak ruang

- Hidrosefalus bertekanan normal

- Depresi (pseudo-dementia depresif)

Penyakit degenerative progresif

- Tanpa gejala neurologik penting lain :

Penyakit Alzheimer

Penyakit Pick

- Dengan gangguan neurologik lain yang prominen :

Penyakit Parkinson

Penyakit Huntington

Kelumpuhan supranuklear progresif

Penyakit degeneratif lain yang jarang didapat

Dari : Kane, Ouslander, Abrass : Essential of Geriatric Med 3nd ed, 1994

Table 2. Pemeriksaan portable untuk status mental (PPSM = MMSE = mini mental

state examination)

Daftar pertanyaan Penilaian

1. Tanggal berapakah hari ini ? (bulan,

tahun)

2. Hari apakah hari ini?

0-2 kesalahan = baik

3-4 kesalahan = gangguan intelek

ringan

Page 31: laporan puskesmas nelayan

31

3. Apakah nama tempat ini?

4. Berapa nomor telepon bapak/ibu?

(bila tidak ada telepon, dijalan

apakah rumah bapak/ibu?)

5. Berapa umur bapak/ibu?

6. Kapan bapak/ibu lahir? (tanggal,

bulan, tahun)

7. Siapakah nama gubernur kita?

(walikota/lurah/camat)

8. Siapakah nama gubernur sebelum

ini? (walikota/lurah/camat)

9. Siapakah nama gadis ibu anda?

10. Hitung mundur 3-3, mulai dari 20!

5-7 kesalahan = gangguan intelek

sedang

8-10 kesalahan = gangguan intelek

berat

Bila penderita tak pernah sekolah,

nilai kesalahan diperbolehkan +1

dari nilai di atas

Bila penderita sekolah lebih dari

SMA, kesalahan yang

diperbolehkan -1 dari atas

Dari : Folstein and Folstein, 1990

Dengan asesmen geriatrik yang baik, keadaan tersebut di atas dapat dideteksi

dan karenanya dapat diobati. Obat-obat yang menyebabkan dementia harus

dihentikan bilamana mungkin. Salah satu kelainan yaitu dementia depresif,

memerlukan perhatian khusus, karena dengan pengobatan depresi, keadaan kognitif

penderita akan membaik. Harus diingat bahwa kelompok 1/3 penderita dementia

juga disertai dengan depresi, sehingga bilamana hal ini yang terjadi, gangguan

kognitif tidak pulih seluruhnya.

Untuk keperluan penapisan, pemeriksaan psikometrik sederhana, misalnya

dengan menggunakan pemeriksaan mini (tentang) status mental (PMSM = MMSE

= mini mental state examination) akan membantu menentukan gangguan kognitif

yang harus ditindak lanjut dengan pemeriksaan lain.

Page 32: laporan puskesmas nelayan

32

Table 3. Penyebab dari dementia non-reversibel

Penyakit degenerative

- Penyakit Alzheimer

- Dementia yang berhubungan dengan badan Lewy

- Penyakit Pick

- Penyakit Huntington

- Kelumpuhan supranuklear progresif

- Penyakit Parkinson

- Lain-lain

Dementia vaskuler

- Penyakit serebrovaskuler oklusif (dementia multi infark)

- Penyakit binswanger

- Embolisme serebral

- Arteritis

- Anoksia sekunder akibat henti jantung, gagal jantung akibat intoksikasi

karbon monoksida

Dementia traumatik

- Perlukaan kranio-serebral

- Dementia pugilistika

Infeksi

- Sindroma defisiensi imun dapatan (AIDS)

- Infeksi oportunistik

- Penyakit Creutzfeld-Jacob

- Lekoensefalopati mutifokal progresif

- Dementia pasca ensefalitis

C. Gejala Klinis Dementia

a) Demetia degenerative primer

Page 33: laporan puskesmas nelayan

33

Dikenal juga dengan nama dementia tipe Alzheimer, adalah suatu keadaan

yang meliputi perubahan dari jumlah, struktur dan fungsi neuron di daerah

tertentu dari korteks otak. Terjadi suatu kekusutan neuro-fibriler (neuro-fibrillary

tangles) dan plak-plak neurit dan perubahan aktivitas kholinergik di daerah-

daerah tertentu di otak.

Penyebab tidak diketahui dengan pasti, tetapi beberapa teori menerangkan

kemungkinan adanya faktor kromosom atau genetik (gen menerangkan

kemungkin adanya faktor kromosom atau genetik (gen apolipoprotein E4), usia,

riwayat keluarga, radikal bebas, toksin amyloid, pengaruh logam alumunium,

akibat infeksi virus lambat atau pengaruh lingkungan lain.

Gejala klinik dementia Alzheimer biasanya berupa awitannya yang gradual

yang berlanjut secara lambat, biasanya dapat dibedakan dalam 3 fase. (Whalley,

1997)

Fase 1 : ditandai dengan gangguan memori subyektif, konsentrasi buruk dan

gangguan visuo-spatial. Lingkungan yg biasa menjadi seperti asing,

sukar menemukan jalan pulang yang biasa dilalui. Penderita mungkin

mengeluhkan agnosis kanan-kiri. Bahkan pada fase dini rasa tilikan

(insight) sering sudah terganggu.

Fase II : terjadi tanda yang mengarah ke kerusakan fokal-kortikal, walaupun

tidak terlihat pola deficit yang khas. Simptom yang disebabkan oleh

disfungsi lobus parietalis (missal agnosia, dispraksia dan akalkulia)

sering terdapat. Gejala neurologik mungkin termasuk antara lain

tanggapan ekstensor plantaris dan beberapa kelemahan fasial. Delusi dan

halusinasi mungkin terdapat, walaupun pembicaraan mungkin masih

kelihatan normal.

Fase III : pembicaraan terganggu berat, mungkin sama sekali hilang. Penderita

tampak terus menerus apatik. Banyak penderita tidak mengenali diri

sendiri atau orang yang dikenalnya. Dengan berlanjutnya penyakit,

penderita sering hanya berbaring ditempat tidur, inkontinen baik urin

maupun alvi. Sering disertai serangan kejang epileptik gradmal. Gejala

neurologik menunjukkan gangguan berat dari gerak langkah (gait), tonus

Page 34: laporan puskesmas nelayan

34

otot dan gambaran yang mengarah pada sindrom Kluver-Bucy (apati,

gangguan pengenalan, gerak mulut tak terkontrol, hiperseksualitas,

amnesia dan bulimia)

Rata-rata lama penyakit sejak dari diagnosis awal sampai kematian berkisar

antara 9,3 tahun (antara 8-15 tahun).

Penyakit degeneratif primer adalah suatu diagnosis klinik, dimana diagnosis

dibuat dengan menyingkirkan diagnosis lain. Diagnosis pasti hanya dapat dibuat

dengan otopsi biopsi otak. Harus diingat bahwa dapatan atrofi otak pada akan

tomografi computer atau MRI tidak diagnostik atau spesifik untuk dementia,

karena dapatan tersebut bias terjadi pada proses menua normal.

Gangguan Kognitif Ringan (= Mild Cognitive Impairment = MCI)

Akhir akhir ini dikalangan para ahli terdapat pendapat yang menyatakan

adanya suatu bentuk transisi antara keadaan normal dan dementia Alzheimer,

yang disebut sebagai mild cognitive impairment (gangguan kognitif ringan)

dengan kriteria sebagai berikut (Petersen,1999):

1. Keluhan gangguan memori, lebih baik apabila dikemukakan oleh keluarga

atau perumat

2. Adanya gangguan memori pada pemeriksaan obyektif

3. Fungsi kognitif secara umum baik

4. AHS/ADL intak

5. Tidak mengalami dementia

Akhir-akhir ini kriteria MCI yang sering dipakai adalah (a) penderita bisa

normal atau dement (b) terdapat bukti memburuknya fungsi kognitif, baik dari

pemeriksaan obyektif pemburukan seiring berjalannya waktu maupun laporan

subyektif dari penderita sendiri maupun dari informan (c) ADL tetap

dipertahankan dan fungsi instrumental kompleks masih intak atau terganggu

minimal (Winblad et al,2004)

Walaupun tidak semua penderita dengan MCI akan menjadi demen,

banyak diantaranya yang berkembang menjadi dementia Alzheimer. Perubahan

menjadi Alzheimer ini dilaporkan antara 2-31%/ tahun (Bruscoli, Livestone,

Page 35: laporan puskesmas nelayan

35

2004). Perubahan ini lebih banyak terjadi pada mereka yang dirawat di klinik

dibanding mereka yang tinggal di masyarakat.

b) Dementia multi-infark

Dementia ini merupakan jenis kedua terbanyak setelah penyakit Alzheimer.

Bias didapatkan secara tersendiri atau bersama dengan dementia jenis lain.

Didapatkan sebagai akibat/gejala sisa dari stroke kortikal atau subkortikal yang

berulang. Oleh karena lesi di otak seringkali tidak terlalu besar, gejala strokenya

(berupa deficit neurologic) tidak jelas terlihat. Dapatan yang khas adalah bahwa

gejala dan tanda menunjukkan penurunan bertingkat (stepwise), dimana setiap

episode akut menurunkan keadaan kognitifnya. Hal ini berbeda dengan dapatan

pada penyakit Alzheimer, dimana gejala dan tanda akan berlangsung progresif.

Pemeriksaan dengan skan tomografi terkomputer (skan TK) sering tiddak

menunjukkan lesi. Dengan MRI, lesi sering bisaa dideteksi, pemeriksaan dengan

skor Hachinsky dapat membantu penegakan diagnosis dementia jenis ini. Satu

Jenis dementia tipe vaskuer lain, yaitu dementia senilis tipe Binswanger sulit

dibedakan engan dementia multi-infark

c) Dementia dengan badan Lewy

Saat ini penyakit yang ditandai adanya badan Lewy dsi. adanya ikatakan

meliputi suatu spectrum yang luas, mulai dari keadaan preklinik dengan gejala

ringan akibat adanya badan Lewy di subkorteks serebri, penyakit Parkinson

sampai sengan terjadinya dementia dengan badan Lewy yang ada di batang otak

dan neokorteks. Hal terakhir ini sering juga disebut sebagai penyakit dengan

badan Lewy difuse dan dementia senilis tipe badan Lewy (dementia Lewy

Bodies/DLB)

Pada dementia jenis ini patologinya seringkali juga mempunyai gambaran

dengan dementia Alzheimer dan sangat jarang (<1%) gambaran patologis yang

hanya menunjukkan neuropatologi dementia badan Lewy

Gambaran klinik bervariasi, tetapi selalu terdapat gambaran 2 dari 3

keadaan yaitu : fluktuasi kognisi, halusinasi visual dan parkinsonisme. Dapatan

Page 36: laporan puskesmas nelayan

36

yang mendukung diantaranya adalah : jatuh, sinkope, hilang kesadaran sepintas,

sensitivitas neuroleptic, delusi dan halusinasi. Adanya strok harus disingkirkan,

juga penyakit lain yang mempunyai gambaran yang mirip. Gambaran klinik

khas dementia (penurunan menyeluruh fungsi kognitif yang mengganggu fungsi

sosial dan okupasional) haruslah juga didapati. Dibandingkan dengan AD, maka

gangguan memori pada DBL didapatkan lebih ringaan, sedang dengan dementia

vaskuler, profil neuropsikologiknya hamper serupa, akan tetapi untuk memori

yang baru pada DLB lebih ringan katimbang dementia vaskuler.

d) Dementia fronto temporak

Sindroma dementia bias diakibatkan oleh suatu proses degeneratfi diregio

korteks anterior otak, yang secara neuropatologis berbeda dengan dementia

Alzheimer, dementia karena penyakit Pick dan dementia akibat penyakit

motorneuron. Pencitraan neurologic fungsional menunjukkan penurunan

metabolism otak di daerah lobus temporal anterior dan frontal. Gambaran klinis

menggambarkan distribusi topografik daerah korteks temporal yang terkena,

bias uni-maupun bilateral. Secara klinis menunjukkan gambaran gangguan

prilaku yang luas dengan awitan yang menyelinap dan biasanya terjadi antara

usia 40-70 tahun (rata-rata lebih muda dibanding dengan usia AD).

Sindroma ini merupakan suatu keadaan yang sangat heterogen, yang

namanya lebih menunjukkan lokasi lesi katimbang kelainan patologiknya.

Kelainan patologi bias berbeda-beda bias berupa : penyakit PICK, AD, penyakit

motor neuron atau perubahan nonspesifik yang disertai spongiosis.

e) Demensia Pada Penyakit Neurologik ( Bocklehurst and Allen, 1987)

Berbagai penyakit neurologik sering disertai dengan gejala dementia.

Diantaranya yang tersering adalah penyakit Parkinson, Khorea Huntingtong dan

Hidrosefalus bertekanan normal. Hidrosefalus bertekanan normal jarang sekali

dijumpai. Kecurigaan akan keadaan ini perlu diwaspadai, bila pada skan TK atau

MRI didapatkan pelebaran ventrikel melebihi proporsi dibandingkan atrofi

Page 37: laporan puskesmas nelayan

37

kortikal otak. Gejala mirip dementia subkortikal, yaitu selain didapatkan

dementia juga gejala postur dan langkah (gait) serta depresi.

f) Sindroma amnestik dan “pelupa benigna akibat penuaan”

Pada dua keadaan di atas, gejala utama adalah ganggua memori (daya

ingat), sedangkan pada dementia terdapat gangguan pada fungsi intelektual yang

lain. Pada sindroma amnestik terdapat gangguan pada daya ingat hal yang baru

terjadi. Biasanya penyebabnya adalah:

1. Defisiensi tiamin (sering akibat pemakaian alkohol berlebihan)

2. Lesi pada struktur otak bagian temporal tengah (akibat trauma atau anoksia)

3. Iskemia global transien (sepintas) akibat infusiensi serebrovaskuler

Pelupa benigna akibat penuaan, biasanya terlihat sebagai gangguan ringan

daya ingat yang tidak progresif dan tidak mengganggu aktivitas hidup sehari-

hari. Biasanya dikenali oleh keluarga atau teman, karena sering mengulang

pertanyaan yang sama atau lupa pada kejadian yang baru terjadi. Perlu observasi

beberapa bulan untuk membedakannya dengan demetia yang sebenarnya. Bila

gangguan daya ingat bertambah progresif disertai dengan gangguan intelek yang

lain, maka kemungkinan besar diagnosis demetia dapat ditegakkan.

Diagnosis banding berbagai demetia (kane et al, 1994; folstein, 1990;Mc

Keith, 1997; Hadi-Martono 1997)

Gejala awal dementia terutama penyakit Alzheimer sering menyelinap,

antara lain menjadi pelupa, cenderung salah menempatkan barang-barang dan

pengulangan kata-kata atau perbuatan. Kemampuan bicara atau sosialisasi

sementara masih baik. Bila demetia berlanjut, gangguan diatas makin memberat,

penderita mungkin tidak mampu bekerja, tidak mampu menangani keuangannya

dan sering tersesat. Gejala psikologik mungkin mulai terlihat, antara lain depresi,

kecemasan, tidak bisa diam, apatis dan paranoid. Seringkali gejala ini

dikeluhkan oleh keluarganya. Beberapa gejala tersebut bisa memperberat

dementia dan sering bisa dikendalikan dengan obat. Oleh karena itu penggunaan

penapisan gangguan kognitif sederhana (misalnya dengan tes PPSM=MMSE,

Page 38: laporan puskesmas nelayan

38

terlampir) harus selalu dikerjakan pada setiap penderita geriatri. Adanya

gangguan kognitif berat harus ditindaklanjuti dengen pemeriksaan lebih lanjut.

Berbagai dapatan fisik perlu dicari untuk membedakan jenis demetia.

Hipertensi, gangguan kognitif, gangguan neurologik fokal mungkin

mengarahkan pada dementia multi infark. Berbagai refleks patologik misalnya

tanda glabellar, mengisap dari palmomental tidak mempunyai arti spesifik,

karena bisa terdapat dalam berbagai jenis demetia dan bahkan pada populasi

lansia normal. Pada Alzheimer lebih sering didapati tanda pelepasan lobus

frontalis (frontal lobe release sign), stereognosis yang terganggu, grafestesia dan

abnormalitas uji serebelar. Tabel pada lampiran menunjukkan perbedaan

karakterikstik klinik antara demetia depresif, tipe Alzheimer dan tipe multi-

infrak.

D. Penatalaksanaan Dementia

Walaupun penyembuhan total pada berbagai bentuk demetia biasanya tidak

mungkin, dengan penatalaksanaan yang optimal dapat dicapai perbaikan hidup

sehari-hari dari penderita (dan juga dari keluarga dan atau yang merawat).

Prinsip utama penatalaksanaan penderita dapat dilihat pada tabel 8

Tabel 8. Prinsip utama penatalaksanaan penderita dementia

a. Optimalkan fungsi dari penderita

- Obati penyakit yang mendasarinya (hipertensi, penyakit Parkinson)

- Hindari pemakaian obat yang memberikan efek samping pada SSP

(kecuali bila dibutuhkan untuk penatalaksanaan gangguan psikologik

atau prilaku)

- Ases keadaan lingkungan, kalau perlu buat perubahan

- Upayakan aktivitas mental dan fisik

- Hindari situasi yang menekan kemampuan mental, gunakan alat bantu

memori dimana mungkin

- Persiapkan penderita bila akan berpindah tempat

- Tekankan perbaikan gizi

Page 39: laporan puskesmas nelayan

39

b. Kenali dan obati komplikasi

- Mengembara dan berbagai perilaku merusak

- Gangguan perilaku lain

- Agitasi atau agresivitas

- Inkontinensia

c. Upayakan perumatan berkesinambungan

- Re-ases keadaan kognitif dan fisik

- Pengobatan gangguan medik

d. Upaya informasi medis bagi penderita dan keluarga

- Berbagai hal tentang penyakitnya

- Kemungkinan gangguan/ kelainan yang bisa terjadi

- Prognosis

e. Upayakan informasi pelayanan sosial yang ada pada penderita dan

keluarganya

- Berbagai pelayanan kesehatan masyarakat

- Nasihat hukum dan atau keuangan

f. Upaya nasihat keluarga untuk

- Pengenalan dan cara atasi konflik keluarga

- Penanganan rasa marah atau rasa bersalah

- Pengambilan keputusan untuk perumatan respite atau institusi

- Kepentigan-kepentingan hukum atau masalah etik

Dari: Kane RL et al, 1994

Beberapa kemungkinan penatalaksanaan secara sosial penderita

beradasarkan derajat berat penyakitnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Berbagai gambaran demetia dengan pemecahan sosialnya

Derajat sakit Gambaran klinik Kemungkinan

pemecahan sosial

Ringan Alpa dan pelupa. Cenderung Dapat dipertahankan

Page 40: laporan puskesmas nelayan

40

Sedang(tanpa

disabilitas medis)

untuk melalaikan pekerjaan

dirumah, tapi sering masih

bisa mengerjakan pekerjaan

yang mudah dengan aman

(masak sederhana). Tak

ngompol, kebersihan pribadi

masih baik, masih bisa

mengenali orang/ alamat

sendiri, mengetahui jalan

sekitar rumah. Pembicaraan

terbatas tapi masih bisa di

mengerti. Mampu

mengerjakan tugas khusus

tertentu.

“Pengembara yang gembira”

seringkali tersesat diluar

rumah, tak tahu alamat

sendiri. Cenderung

kecelakaan: biarkan gas

terbuka, masak sampai

hangus, tak hati-hati dengan

api. Dapur terbengkalai. Tak

hiraukan untuk beli makanan.

Tidur seenaknya dan

mengompol.

Seperti diatas, akan tetapi

mobilitas terbatas. Mungkin

hidup dirumah sendiri,

bila kompetensi masih

ada dan suami / isteri /

keluarga yang setia.

Bila janda /duda atau

hidup sendiri biasanya

memerlukan bantuan

tetangga. Pengiriman

makanan atau

membantu pekerjaan

rumah. Perlu

dukungan diklinik

Lansia siang (geriatric

dan hospital), pusat

lansia atau rawatan

respite.

Bila janda / duda atau

hidu sendiri, tak aman

hidup dirumah sendiri,

tapi mungkin bisa

bertahan dengan suami

/ isteri/ keluarga yang

sangat berbakti.

Mereka yang tak

mempunyai keluarga

memerlukan tempat di

panti-werdha, panti

rawatan mental untuk

lansia.

Tak tepat untuk hidup

sendiri, tak aman

Page 41: laporan puskesmas nelayan

41

Sedang (dengan

disabilitas medis, misal

stroke, jatuh, artritis

berta)

Berat (tanpa disabilitas

medis)

terpancang ditempat tidur

atau dikursi.

Gangguan memori berat, tak

hirau sama sekali pada

hiegiene pribadi. Sering

ngompol/ ngobrok. Tak

berusaha untuk masak atau

memelihara diri pembicaraan

kacau, inkoheren.

Seperti diatas, tapi

terpancang ditempat tidur

atau dikursi.

hidup dirumah sendiri,

tak mungkin bisa

bertahan dengan suami

/isteri /keluarga yang

sangat berbakti.

Mereka yang tak

mempunyai keluarga

memerlukan rawatan

rumah sakit. Tak

cocok untuk di panti

hunian. Seringkali

memerlukan tempat di

institusi rawat jangka

panjang.

Jarang sekali keluarga

yang mampu

menangani sendiri

keadaan ini. Penderita

memerlukan rawatan

institusi jangka

panjang, seringkali di

unit psiko-geriatri.

Memerlukan rawatan

jangka panjang

dibawah pengawasan

geriatri.

Page 42: laporan puskesmas nelayan

42

Berat(dengan disabilitas

medis)

Selama ini pengobatan dementia terutama jenis Alzheimer atau SDAT

hanya ditujukan pada berbagai perubahan prilaku. Penelitian-penelitian terakhir

menunjukkan beberapa kemajuan. Beberapa jenis obat yang berdasarkan pada

patogenesis berkurangnya asetilkolin, yaitu dengan obat golongan penghambat

asetilkolin-esterase, antara lain takrin (ditarik dari peredaran karena efek

sampingnya), donepesil, rivastigmin dan galantamin. Juga golongan antagonis

N-metil-D-aspartat, memantin. Obat-obat tersebut juga sudah disetujui

dibeberapa negara untuk pengobatan berbagai stadium penyakit Alzheimer dan

dementia vaskuler. Beberapa laporan pendahuluan menunjukkan hasil yang

positif. Walaupun demekian mengingat harganya yang mahal dan harus

diberikan seumur hidup menyebabkan pertimbangan penggunaan menjadi tidak

mudah.

E. Pencegahan Dementia

Dari tinjauan diatas maka sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat

untuk mengetahui apakah saat ini sudah dimungkinkan pencegahan terhadap

dementia, mengingat dementia merupakan salah satu sindroma yang oleh WHO

dianggap sebagai salah satu yang menurunkan harkat kemanusiaan. Suatu panel

ahli australia yang beranggautakan geriatris dan psikogeriatris membuat suatu

tinjauan tentang faktor risiko dan pencegahan berdasarkan penelitian dari

seluruh dunia, kemudian memberi kesimpulan sebagai berikut:

Direkomendasikan pada masyarakat dalam rangka strategi pencegahan

demesia untuk:

1. Secara teratur memeriksa tekanan darah dan mengupayakan agar tekanan

darah yang tinggi dan risiko vaskuler lain dikendalikan dengan baik

2. Pencegahan dan perlingdungan terjdainya cedra kepala terutama yang berat

Page 43: laporan puskesmas nelayan

43

3. Tetap melakukan kegiatan yang merangsang intelek dan mengupayakan

aktivitas sosial dan aktivitas untuk menghibur diri (leisure activities)

4. Mencegah paparan medan elektromagnetik dengan jalan menggunakan

mesin elektromagnet yang berpelindung (ponsel dan komputer tidak

termasuk)

5. Mengupayakan diet yang cukup vitamin E, apabila dari diet tidak mencukupi

dianjurkan suplemen tetapi tidak lebih dari 400U/ hari

6. Mengupayakan makanan yang sehat, jangan terlalu banyak lemak

7. Mengupayakan asupan vit B12 dan asam folat yang cukup, dan berikan

suplemen kalau diet tidak mencukupi atau kadar homosistein tinggi

8. Pada minum alkohol dianjurkan terus minum dalam takaran rendah samapai

sedang, akan tetapi kalau bukan peminum lebih baik tidak memulai

meminum alkohol

9. Tidak merokok

10. Agar tetap selalu aktif secara fisik dan mengupayakan tidur yang cukup

Sedangkan rekomendasi berikut ini diberikan akibat tidak adanya bukti yang

mendukung kegunaannya dalam pencegahan demensia yaitu:

11. Jangan menggunakan statin untuk pencegahan demensia

12. Jangan menggunakan obat anti-inflamatorik /NSAID

13. Jangan menggunakan TSH/HRT/estrogen untuk pencegahan demensia

14. Jangan menggunakan inhibitor kolesterase (galantamin, donepesil,

rivastigmin) atau memantin untuk pencegahan demensia.

Page 44: laporan puskesmas nelayan

44

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dengan meningkatnya populasi lanjut usia di Indonesia, berbagai masalah

kesehatan dan penyakit yang khas terdapat pada usia lanjut akan meningkat. Salah satu

masalah kesehatan yang akan banyak dihadapi adalah gangguan kognitif yang

bermanifestasi secara akut berupa konfusio (gagal otak akut) dan kronis berupa demetia

(gagal otak kronis). Peranan asesmen geriatri dalam diagnosis kedua masalah tersebut

sangat besar, karena meningkatkan ketepatan diagnosis pada konfusio dan

menyingkirkan diagnosis jenis dementia yang reversibel. Penatalaksanaan konfusio

tergantung dari diagnosis yang didapatkan.

Pada jenis dementia primer, terutama penyakit Alzheimer atau dementia senilis

tipe Alzheimer, walaupun pengobatan untuk penyakit primer saat ini belum

dimungkinkan penatalaksanaan berbagai aspek prilaku baik dengan atau tanpa

obat/obatan masih dimungkinkan. Berbagai obat yang bersifat penghambat anti-kolin-

esterase, yang bertujuan meningkatkan kadar asetikolin sesuai dengan patogenesis

penyakit Alzheimer, antara lain inhibitor kholin esterase dan inhibitor N-metil D-

asparatat, saat ini sudah ada dipasaran, walaupun terhambat oleh harga dan faktor

penggunaanya yang harus seumur hidup.

Penelitian-penelitian masih intensif dilakukan dalam hal pencegahan demensia.

Suatu panel ahli geriatris dan psikogeriatris Australia membuat rekomendasi berbagai

strategi perubahan gaya hidup untuk pencegahan demensia. Berbagai macam terapi

anatara lain terapi gen, vaksinasi untuk terapi dan pencegahan demensia saat ini masih

berjalan.