Laporan Keluarga Binaan
-
Upload
putra-mahautama -
Category
Documents
-
view
73 -
download
0
description
Transcript of Laporan Keluarga Binaan
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN KELUARGA BINAAN
PENYAKIT PARU OBTRUKSI KRONIS
Oleh
Putu Liliana Pradevie
H1 A007 051
Pembimbing
Dr. Mayuarsih Kartika Sari
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM/PUSKESMAS NARMADA
2013
KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
Data Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan
Tanggal 12 Februari 2013 diisi oleh Nama: Putu Liliana Pradevie NIM : H1A 007051
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada
Pasien Keterangan
Nama Tn. H. Muhammad Zawa
Umur / tgl. Lahir 62 tahun/ 30 Agustus 1951
Alamat Lembuak Kebon, Kecamatan
Narmada, Lombok Barat
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pensiunan PNS Pasien dulunya bekerja sebagai buruh tani
dan pedagang
Status perkawinan Menikah
Kedatangan yang ke 1 Ini merupakan kedatangan pertama dalam
1 bulan terakhir. Pasien memang bukan
pertama kali datang ke puskesmas. Ia
terkadang datang untuk memeriksakan
kesehatannya sesekali karena sering batuk
pilek dan demam. Pada tanggal ini, ia
datang dengan keluhan ISPA.
Telah diobati sebelumnya Ya Diagnosis sebelumnya ISPA
Alergi obat Tidak
Sistem pembayaran Umum
2
IDENTITAS KELUARGA BINAAN
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga Tn. H. Muhammad Zawa.
Keluarga Tn Muhammad Zawa merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri dalam satu
rumah dimana anak-anaknya telah menikah seluruhnya. Keluarga Tn. Muhammad Zawa hanya
terdiri atas Tn. Muhammad Zawa sendiri dan istrinya. Berikut ini adalah identitas anggota
keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama:
Data Anggota Keluarga
Identitas Anggota Keluarga Keterangan
Nama Ny. Sanisah/ Iq. Misnawati Istri Tn. H. M. Zawa
Umur 57 tahun
Alamat Lembuak Kebon, Kecamatan Narmada,
Lombok Barat
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan IRT, pedagang
Status Menikah
3
IKHTISAR KELUARGA
Keluarga Tn. H. Z. secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar keluarga
sebagai berikut:
4
Tn. M. Zawa Iq. Misnawati
X X
43
1 2
987
65
X
12
1110
15
1413
18
1716
Keterangan :
= Pasien Tn. Zawa
= Perempuan
= Laki-laki
= Hubungan Perkawinan
= Hubungan Keturunan
= Tinggal serumah
X = Meninggal dunia
DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan (tanggal 12
Februari 2013)
Aspek Pemeriksaan Tn. H.M.Zawa Iq. Misnawati
BB 73,1 kg 67,5 kg
TB 169 cm 155 cm
TD 100/70 mmHg 170/100 mmHg
N 80x/menit 78x/menit
RR 16x/menit 20x/menit
BMI 25,6 kg/m2 (overweight) 28,1 kg/m2 (obesitas)
DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
a. Anamnesis
Keluhan utama:
Batuk, pilek, demam
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Pasien datang ke poli umum puskesmas Narmada dengan keluhan batuk dan pilek disertai
demam 1 hari sebelum berkunjung ke puskesmas (11 Februari 2013 pukul 19.00 wita).
Batuk berdahak jernih tanpa disertai rasa sesak dan susah untuk di keluarkan. Pilek (+)
dengan ingus berwarna bening. Demam (+) hanya sehari pada saat malam hari tanpa
disertai menggigil, hanya berkeringat dan dada terasa berdebar – debar. Sebelumnya
pasien mengaku sering mengalami keluhan batuk dan pilek jika pasien kelelahan
beraktivitas. Batuk pasien berdahak akan tetapi sulit dikeluarkan dahaknya dan timbul
terutama di malam hari. Keluhan ini sering berulang tiap bulannya selama 1 tahun
terakhir kadang disertai sesak nafas jika pasien terlalu lelah beraktivitas. Pasien rutin
memeriksakan diri ke poliklinik puskesmas dan RSUP Mataram. Pasien mengaku
memiliki persediaan obat sendiri dirumah yang di dapatkan dari hasil kontrol di
5
puskesmas, akan tetapi persediaan obat pasien sudah habis, sehingga saat demam dan
batuk pasien memberat, pasien datang ke poli umum puskesmas.
Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah kedua matanya kabur seperti terdapat asap dan
baying-bayangan terutama daerah mata kiri. Pasien juga merasa silau pada cahaya yang
tidak terlalu terang.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien sering mengalami keluhan serupa sejak beberapa bulan terakhir, hampir selalu
kambuh jika pasien kelelahan beraktivitas fisik dan masuk angin. Keluhan ini terutama
pada batuk yang susah dikeluarkan dahaknya, tetapi tidak pernah batuk berdarah.
Keluhan ini memberat setelah pasien merokok.
Pasien juga pernah diopname karena pernah tidak bisa BAB selama 4 hari disertai
kembung dan tidak bisa kentut. Saat itu pasien diopname di rumah sakit dan membaik
setelah diberikan dulcolax. Selain itu pasien juga memiliki riwayat infeksi saluran kemih
beberapa bulan terakhir. Tidak ada keluhan alergi terhadap obat atau makanan.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga pasien mengeluh penyakit serupa.
Riwayat sosial
Pasien dulunya adalah seorang pekerja sawah dan kebun yang sudah tidak aktif lagi
bekerja karena keluhan fisik. Setelah naik haji, pasien lebih banyak beraktivitas social
seperti mengajar mengaji, ikut kegiatan keagamaan dan kegiatan social kemasyarakatan
lainnya. Jika tidak ada kegiatan, pasien membantu istri menjaga kios. Kebiasaan pasien
terutama adalah merokok dan minum kopi. Merokok bisa sampai 1-2 bungkus sehari
dimulai sejak pasien masih muda sampai sekarang. Minum kopi minimal 2 kali sehari
siang dan malam terutama jenis kopi ABC dan kopi lainnya yang banyak dijual.
Riwayat pengobatan
Pasien sebelumnya sering berobat ke poliklinik Puskesmas Narmada dengan keluhan
yang sama. Selama sekitar 1 tahun terakhir keluhan pasien hampir selalu sama saat
6
datang ke puskesmas yakni batuk dan pilek dengan dahak yang sulit dikeluarkan terutama
setelah pasiem merokok. Di puskesmas pasien diberikan pengobatan untuk infeksi
saluran nafas. Pasien biasanya mendapat terapi ambroxol (3x1), PCT (3x1), dan B
complex (3x1). Pasien juga pernah diperiksa dahak dua kali karena batuk berdahak,
namun hasilnya negatif.
Pasien juga pernah datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri sendi dan diberikan
antinyeri untuk keluhannya.
b. Pemeriksaan Fisik (tanggal 12 Februari 2013 di poli umum Puskesmas Narmada)
Keadaan umum & tanda-tanda vital :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 84x/mnt
RR : 20 x/menit
Tax : 36,50 C
Status Generalis
Kepala :kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-)
Rambut : hitam, merata diselingi uban
Mata :konjungtiva palpebrae :anemis (-/-), sclera ikterus (-/-), reflex pupil (+/+)
isokor, regular, VOD/ VOS > 5/60/ > 5/60, kornea jernih, leukokorea +/+,
bayangan lensa +/+, arcus senilis +/+
Telinga : kesan normal, bentuk dan fungsi normal,serumen (-)
Hidung : kesan normal, bentuk dan fungsi normal,sekret (-)
7
Tenggorokan : mukosa cavum oris merah muda, tampak hiperemi daerah arcus
faring, T1/T1, detritus (-), mukosa faring merah muda.
Leher : pembesaran KGB (-)
Thoraks-Cardiovasculer
Paru:
Inspeksi : Bentuk simetris
Pergerakan simetris
Iga dan sela iga : retraksi (-), penggunaan otot bantu intercostal (-), Pelebaran
sela iga (–)
Pernafasan : frekuensi 20 x/menit, teratur
Palpasi : Pergerakan simetris
Fremitus raba dan vokal simetris
Provokasi nyeri (–)
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Nyeri ketok (–)
Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+
Suara tambahan rhonki -/-
Suara tambahan wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : iktus cordis tampak pada ICS 5 midclavicula line sinistra 2,5 cm ke medial
Palpasi : iktus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula line sinistra
Perkusi : Batas atas pada ICS 2, batas kanan pada linea parasternal dextra, batas kiri pada
ICS 5 midclavicula sinistra
Auskultasi: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen-Pelvic-Inguinal
Inspeksi :distensi (-), kulit hiperemis (-)
Auskultasi: BU (+) normal
Palpasi :supel (+),
8
defans muscular (-)
Turgor : normal
Tonus : normal
Nyeri tekan (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Perkusi : suara timpani
Perkusi :timpani (+)
Ekstremitas superior dan inferior:
Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, kulit kering, edema (-/-), sianosis (-/-)
Diagnosis
PPOK stabil
Terapi
Farmakologis
Salbutamol tab 3x1
Prednison tab 1x1
Ambroksol tab 3x1
PCT tab 3x1
B compleks tab 3x1
Non farmakologis (KIE) :
Menganjurkan pasien secara bertahap mengurangi rokok dari 2 bungkus, menjadi
satu bungkus, setengah bungkus lalu berkurang menjadi beberapa batang sehari
hingga berhenti sama sekali. Memberikan anjuran bahwa keinginan merokok ditutupi
dengan mengunyah permen karet, jika langsung bisa berhenti total akan lebih baik.
Mencari pertolongan segera ke pelayanan kesehatan apabila timbul keluhan batuk
dan pilek (mengarah ke infeksi saluran napas)
9
Menganjurkan agar tidak terpapar asap secara berlebih (menghindari daerah banyak
asap)
Jika bepergian atau banyak aktivitas agar minum multivitamin serta makan makanan
yang bergizi agar lebih meningkatkan daya tahan tubuh.
Mengurangi makan-makanan bergaram, gula, MSG, dan terlalu banyak lemak dan
santan untuk mencegah timbulnya hipertensi seperti istrinya (pencegahan primer)
Agar selalu mempertahankan aktivitas fisik yang wajar dan diusahakan agar
berolahraga teratur.
10
KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA
KELUARGA
Keadaan Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Keluarga Tn. Zawa tinggal di Lembuak Kebon, Kecamatan Narmada, Lombok Barat.
Tempat tinggalnya tersebut merupakan tempat tinggal sendiri. Lokasinya di sebelah kiri jalan
besar, masuk kompleks, kemudian masuk gang kecil berliku di sebelah kanan jalan kompleks.
Disana terdapat rumah kecil dengan kios di depannya, halaman tetangganya digunakan sebagai
parkir motor, terletak tepat di depan pagar rumah pasien. Luas rumah kira-kira 1,62 are dan
menghadap ke Utara. Pasien tinggal di rumah berdinding batu bata yang sudah diplester dan
dicat rata pada seluruh dindingnya serta atapnya dari bedeg. Rumah tersebut terdiri dari dua
kamar tidur, sebuah ruang tamu sekaligus ruang keluarga, dapur, sebuah kamar mandi dan kios
di bagian depan. Lantainya terbuat dari semen di seluruh rumah, kecuali pada bagian kamar
mandi dan dapur bendinding beton langsung. Rumah tersebut memiliki 2 buah jendela dan
terdapat hanya di ruang keluarga saja, namun jendela tersebut jarang dibuka, akses masuk ke
dalam rumah hanya melalui 2 pintu depan dan 1 di belakang. Kondisi di dalam rumah Tn. Zawa
lumayan terang, namun pada kamar tidur terlihat agak gelap karena tidak memiliki jendela.
Ventilasi dan jendela di rumah tersebut ada pada ruang keluarga saja. Kebutuhan air bersih
sehari-hari diperoleh melalui dari PDAM. Air tersebut digunakan sebagai air minum, air untuk
memasak dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Air yang digunakan untuk minum dimasak terlebih
dahulu. Pasien tidak memiliki sumur. Sehari-hari istri pasien agak jarang memasak, jika
memasak, ia memakai kompor minyak tanah dengan asap yang tidak terlalu banyak dan ventilasi
asap langsung ke atap yang terbuka. Pasien dan istrinya lebih sering dibawakan makanan oleh
anak-anaknya misalnya berupa ikan dan lauk pauk lainnya ke rumahnya langsung sehingga istri
pasien hanya memasak nasi saja. Letak pembuangan jamban di dalam rumah di sudut dalam
belakang rumah.
Rumah Tn. Zawa mempunyai halaman di depan rumah dan di sebelah timur rumah
tempat meletakkan barang bekas dan arang-arang yang sudah dibungkus. Sebelah timur dan
utara rumah Tn. Zawa adalah rumah tetangga dengan jarak masing-masing sekitar 2 dan 5 meter.
Batas sebelah barat rumahnya adalah tembok rumah tetangga (berhimpitan langsung). Tepat di
belakang rumah Tn. Zawa adalah tembok tetangganya.
11
Pasien tinggal dirumah bersama istri,saja. Pasien merupakan keluarga dengan status
ekonomi menengah, dengan penghasilan kurang lebih Rp.1.000.000,-2.000.000/bulan (hasil
penjualan kios). Pasien adalah dulunya adalah seorang buruh tani dan pedagang, akan tetapi
karena fisik sudah tidak memadai, aktivitas sekarang hanya mengajar mengaji dan membantu
istri menjaga dagangannya. Pasien juga menyibukkan diri dengan membantu mencangkul di
sawah, kadang pergi untuk mengajar mengaji, ikut acara tuan guru sekitarnya. Istrinya seorang
ibu rumah tangga, yang sehari-harinya bekerja di rumah dan menjaga dagangan. Di kiosnya istri
pasien menjual aneka makanan kecil, beras, telur, mie, dan bahan kelontong lainnya. Anak-
anaknya yang berjumlah lima orang telah menikah semua dan memiliki rumah masing-masing
yang tanahnya diberikan dari orang tuanya. Istri pasien berencana untuk naik haji tahun 2016.
Keadaan Budaya
Keluarga ini masih kental menganut adat dan budaya sasak. Salah satu diantaranya ialah
mendahulukan ayah saat makan karena dalam kepercayaan mereka, ayah bukan saja seorang kepala
keluarga melainkan juga orang yang selalu harus didahulukan. Kebiasaan lain dalam keluarga ini,
sama seperti kelurga lain di daerah Lombok ialah menyiapkan garam di pinggir piring makan untuk
nantinya dibubuhkan pada nasi saat makan. Meskipun hidangan yang disajikan telah dibumbui,
namun, membubuhkan garam sepertinya memang selalu dilakukan. Untuk kasus yang berkaitan
dengan kesehatan, keluarga ini langsung mencapai fasilitas kesehatan berupa klinik swasta, RSUP
Mataram, dan Puskesmas Narmada tergantung dari keparahan penyakit. Selain pendapatan
memungkinkan, pasien dan istrinya juga dibiayai oleh anak-anak mereka serta menantu mereka ada
yang bekerja di TjinTjin Lima sehingga pasien juga terkadang mengonsumsi obat Cina untuk
keluhan demam atau infeksi saluran kemih dan nyeri pinggangnya. Keluarga ini cukup sadar akan
hidup sehat, selain mampu, tingkat pengetahuannya juga baik untuk memperhatikan kesehatan.
12
DENAH RUMAH TN. H .M ZAWA
Di bawah ini adalah denah secara skematis rumah keluarga Tn.H.M. Zawa.
13
U
d
ih
g
e
f
j
kb
c
a
Keterangan:
a. Tempat berdagang
b. Teras Depan
c. Kamar tidur Tn. Zawa
d. Pojok Beras
e. Ruang Keluarga
f. Kamar tidur Iq. Mis
g. Ruang shalat+wudhu
h. Dapur
i. Tempat Motor
j. Gudang
k. Pekarangan Samping
l. Jalan Setapak depan rumah
m. Kamar mandi + Jamban
: pintu
: jendela/ventilasi
l
m
Dokumentasi Rumah Pasien
14
Halaman depan rumah pasien, tampak jalan Kios tempat menjual kelontong dan snack
Halaman depan rumah pasien, tampak jalan Halaman depan rumah pasien, tampak jalan
15
Kios Pasien, tampak samping Ruang keluarga memanjang ke selatan, pintu tembus dapur
Ruang keluarga memanjang ke barat, pintu kiri kamar pasien, pintu kanan tembus kios
Kamar tidur Tn. Zawa, terdapat gantungan baju dan peci, tidak ada jendela
=
16
Kamar tidur Tn. Zawa, dipan dan ventilasi Kamar tidur Iq. Mis, tidak ada jendela
Atap kamar tidur dari Bedeg
Ruang Shalat dan Wudhu, lantai dari semen dan keramik
Atap ruang shalat terbuat dari bedeg dan seng
17
Ruang Shalat dan Wudhu, lantai dari semen dan keramik
Dapur memanjang timur ke barat, lantai dari semen kasar, asap keluar ke samping
Dapur dari sisi timur, atap dari bedeg, ventilasi dari atas
MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN
Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama dan kedua
terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan dalam keluarga Tn.H.M. Zawa tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab
masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:
No. Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Kemungkinan Penyebab
Masalah Kesehatan
Keterangan
1. Tn.H.M. Zawa
ISPA (demam, batuk, pilek)
PPOK stabil
Riwayat ISK
Riwayat ileus
Katarak ODS
Aktivitas fisik yang terlalu
berat tidak sebanding dengan
kekebalan tubuh yang mulai
menurun di usia lanjut, selain itu
kurang asupan vitamin dan gizi
yang cukup
Pasien mengaku kurang minum
air sedangkan mobilisasi ke luar
kota tetap walaupun tidak sering
Riwayat merokok di waktu
muda hingga sekarang
Kebiasaan minum kopi 2x/hari
sebelum bekerja di sawah
dengan anggapan bahwa kopi
dapat membuat badan terasa
lebih bugar di pagi hari
disamping dapat mencegah
kantuk.
Pasien juga kurang
mengonsumsi sayuran dan buah
Masalah
diketahui saat
kunjungan
pertama &
kedua ke
rumah pasien.
18
yang menyebabkan terkadang
BAB keras
Dikarenakan usia, kedua mata
pasien memiliki leukokorea
yang menyebabkan timbulnya
gejala katarak.
2. Iq. Misnawati
(Istri pasien)
Hipertensi
Riwayat Infeksi Ginjal
Riwayat Kista Ovarium
Kebiasaan konsumsi daging
berkadar lemak tinggi seperti
daging kambing, sate usus dan
jeroan lainnya dan diet tinggi
garam, rendah sayuran
Kurang berolahraga, aktivitas
fisik ringan berupa menjaga
kios dan jalan kaki seputaran
rumah saja
Pasien mengaku kurang
minum air karena
kesibukannya menjaga
dagangan
Masalah
diketahui saat
kunjungan
pertama dan
kedua
19
Apabila dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan yang
dialami oleh anggota keluarga Tn. H. Zawa tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan
yang ada yaitu aspek biologis, aspek perilaku/gaya hidup, dan pelayanan kesehatan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Tn. H.M.Z
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama terkait
pada perilaku atau gaya hidup, aspek biologis, serta dari pelayanan kesehatan.
2. Iq.M.
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama terkait
pada perilaku atau gaya hidup dan aspek biologis.
Untuk istri pasien, Iq Mis, ia mengeluhkan memiliki riwayat tekanan darah tinggi,
pernah dikatakan memiliki kista di sebelah kanan, dan penyakit ginjal. Iq. Mis mengaku
memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun terakhir. Ia juga mengaku sering mengeluh tegang
pada daerah tengkuk, kadang kepala pusing dan berat. Tensi tertinggi yang pernah ia
keluhkan adalah 210 mmHg, waktunya ia lupa. Iq Mis sebelumnya bekerja sebagai pedagang
sate di Suranadi sejak tahun 1972 (sejak gadis) hingga 2006 (saat suaminya pulang Haji). Ia
mengaku sering makan daging sehingga sekarang mengalami hipertensi. Iq Mis sering
mengontrol tensinya ke puskesmas dan mendapatkan obat captopril 25 mg diminum 2 kali
sehari. Ia mengaku keluhan using dan tegang di tengkuk agak berkurang. Dalam dietpun Iq
Mis mengaku sudah mengurangi garam dan MSG sebagai tambahan di waktu makan. Saat ini
pasien rutin kontrol tekanan darahnya ke puskesmas jika captoprilnya habis.
Masalah kesehatan lainnya ialah pernah ditemukan kista di ovarium kanan melalui
USG di RSUP NTB pada tahun 2010 di dr. Budiono, SpPD bersamaan dengan dikatakan
mengalami infeksi ginjal pada tahun yang sama. Keluhan saat itu adalah nyeri pinggang
menembus ke punggung. Saat itu pasien dianjurkan untuk operasi, namun pasien takut. Sejak
itu pasien mengonsumsi obat yang diberikan dokter untuk infeksi ginjalnya dan kontrol ke
klinik sahabat keluarga sekitar 2 bulan yang lalu, keluhannya mulai membaik. pasien tidak
pernah memakai sabun-sabun pembersih organ genital yang dijual di luar secara bebas, ia
hanya membersihkan dengan air ala kadarnya dan tidak memakai sabun. Pasien juga
20
mengaku aktivitas kurang karena sering duduk (terutama dulu saat menjadi penjual sate) dan
kurang minum air sehingga kemungkinan infeksi saluran kemih yang lama menyebabkan
infeksi ginjal lanjutan.
Jika ada masalah kesehatan yang dirasakan agak berat, pasien akan langsung ke RSUP
NTB diantar anaknya. Saat ini aktivitas Iq Mis adalah menjaga kiosnya sembari mengawasi
cucu-cucunya yang masuk TK dan SD yang dititipkan anaknya di rumahnya.
Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan
No. Anggota
Keluarga
Masalah Kesehatan
Anggota Keluarga
Rencana Upaya
Intervensi
Ket
1. Tn. H.M.
Zawa.
PPOK stabil Menyarankan pasien agar
menjaga kondisi badannya
tetap fit dengan makan yang
teratur dan bergizi terutama
saat aktivitas dan mobilitas
tinggi agar mencegah
penurunan daya tahan tubuh
saat terpapar udara dingin
dan angin yang berlebihan,
Mengurangi rokok secara
bertahan dan kebiasaan
minum kopi secara bertahap
Menganjurkan agar tidak
berlebihan dalam beraktivitas
karena usia dan daya tahan
tubuh tidak sebaik sewaktu
muda; sebaiknya diiringi
dengan olahraga ringan
21
(jogging, jalan kaki, dll)
secara teratur untuk
memperkuat daya tahan
tubuh
Menganjurkan agar cepat ke
puskesmas apabila terdapat
masalah kesehatan yang
berulang.
2. Iq. Mis Hipertensi Menyarankan untuk
meningkatkan aktivitas fisik
Menyarankan untuk mulai
mengatur pola makan dengan
baik, misalnya dengan
mengurangi garam, MSG,
makanan bersantan,
berlemak, terlalu banyak
daging dan minyak.
Penyuluhan kepada yang
bersangkutan mengenai
faktor resiko, penyebab dan
komplikasi dari hipertensi.
Rajin mengukur tekanan
darah di puskesmas setiap
obat habis
Meminta istri pasien agar
saling mengingatkan dengan
suami untuk menjaga pola
makan, selalu beraktivitas,
22
selalu minum obat
hipertensinya, dan kontrol ke
puskesmas atau klinik
terdekat untuk tekanan darah
dan keluhan kesehatannya.
Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga
Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Tn.H.M.Zawa bila terdapat
anggota keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan ke Klinik Narmada (klinik
swasta) di kecamatan tempat tinggal pasien, terutama bila anak pasien mengetahui kedua
orang tuanya sakit. Terkadang ke puskesmas jika ingin mengontrol kesehatan dan
terdapat masalah kesehatan yang ringan. Selama ini, Tn.H.M.Zawa selalu mengontrol
batuk pilek dan panas yang sering timbul tiap bulannya ke puskesmas dan sembuh
dengan obat dari puskesmas. Tetapi pasien masih harus mengatur aktivitasnya agar tidak
terlalu lelah dan harus mengurangi rokok dan kopi tiap harinya. Istri pasien juga
mengontrol tekanan darahnya di puskesmas dan cocok dengan obat yang diberikan.
Hanya saja tekanan darahnya belum bisa mencapai 120-130 mmHg (selalu diatas angka
tersebut). Istri pasien juga terkadang sibuk mengurus cucu dan kiosnya sehingga
terkadang lupa kontrol dan minum obat antihipertensinya sehingga kadang keluhan
pusing muncul lagi.
23
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
VII.1. Kerangka Konsep Masalah Pasien
24
Pelayanan kesehatan belum mempertajam diagnosis ke masalah PPOK, hanya diterapi
berdarakan simtom pasien, sedangkan pasien datang ke yankes dengan keluhan
yang sama berulang kali
Musim penghujan yang menyebabkan udara dingin
yang menyebabkan bronkonstriksi yang kurang baik untuk pasien usia lanjut
LINGKUNGAN
PELAYANAN
KESEHATAN
GAYA HIDUP
kebiasaan makan dengan tambahan garam sebagai menu tambahan pada makanan.serta kebiasaan merokok dan minum kopi
AKTIVITAS
aktivitas terkadang berat seperti ke sawah dan mengarap kebon, serta keluar kota dengan kendaraan terbuka sehingga masuk angin dan jatuh sakit
PERILAKU
Usia 62 tahun termasuk usia dengan penurunan
daya tahan tubuh
USIA
BIOLOGIS/PERSONAL
Penyakit Paru Obstruksi
Kronis
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
Diagnostik Holistik
Aspek Personal
Pasien datang ke Poli Umum PUSKESMAS Narmada dengan keluhan demam sejak 1 hari
sebelum masuk puskesmas, disertai batuk dan pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
leukokorea bilateral dan hiperemi arcus faring. Keluhan ini sering berulang tiap bulannya
jika pasien terlalu letih beraktivitas. Pasien memiliki riwayat merokok kronis sejak muda.
Dalam dua kali kunjungan, keluhan utama saat pasien datang berangsur membaik, namun
keluhan matanya kabur dan silau tidak membaik. Harapan pasien adalah pasien dapat
kembali sembuh dan beraktivitas seperti biasa.
Aspek Klinik
PPOK stabil + Katarak ODS
Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan seorang pria berumur 62 tahun adalah usia lansia dimana penyakit
degeneratif dan kebugaran tubuh sudah mulai menurun. Ditunjang oleh kegiatan pasien
yang cukup berat pada hari-hari terakhir menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga
kondisi pasien tidak kuat dan timbul demam serta batuk pilek. Selain itu pasien juga
memiliki kebiasaan yang kurang baik seperti merokok dan minum kopi secara rutin. Hal
ini bisa menjadi factor risiko hipertensi walaupun pada pemeriksaan ini tensi pasien dalam
batas normal.
Aspek Psikososial keluarga
Kebiasaan pasien dalam mengonsumsi kopi, merokok dan garam belum bisa dikurangi
karena kebiasaan dilakukan sejak muda. Akan tetapi istri pasien sudah bisa mengurangi
kebiasaan buruk tersebut dan mengingatkan pasien akan bahayanya.
Derajat fungsional : 4
25
Rencana Penatalaksanaan Pasien
No.
Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
1. Aspek personal
Evaluasi:- Keluhan , harapan,
dan kekhawatiran pasien
Intervensi:- Edukasi kepada pasien
dan keluarganya mengenai ISPA dan PPOK dan bahaya apabila tidak diobati; pencegahan hipertensi, serta hal yang perlu diperhatikan menyangkut komplikasinya.
Pasien dan istri pasien
2 hari - Keluarga dapat mengetahui mengenai ISPA dan PPOK sehinggakekhawatiran pasien dan keluarganya mengenai kondisi pasien akan berkurang
- Menghilangkan anggapan penyakit ISPA dan PPOK merupakan penyakit yang biasa saja
2. Aspek klinikPPOK stabil Evaluasi:
- Pemantauan kondisi klinis pasien
- Pemantauan pola perilaku hidup keluarga pasien
Terapi:- Non Farmakologis:o Menganjurkan agar
jendela rumah sering dibuka
o Menyarankan membersihkan rumah tiap hari
Terapi farmakologi :PCT 3x1Ambroxol 3x1/2Salbutamol tab 3x1
pasien 1 minggu
- Perbaikan kondisi klinis pasien
- Melakukan pencegahan mengenai terjadinya ISPA
- Dilakukan kontrol kesehatan teratur
26
Prednison tab 3x1Vitamin B comp 3 x 1/2
Edukasi:- Menjelaskan tentang
ISPA dan PPOK, Kontrol terhadap keadaan kesehatan pasien.
- Pentingnya terapi non farmakologis
Hipertensi Evaluasi:- Pemantauan perbaikan
gaya hidup, kepatuhan terhadap diet, keteraturan meminum obat dan keteraturan melakukan kontrol HT di puskesmas.
- Pemantauan stabilitas tekanan darah
- Pencegahan terhadap komplikasi
Terapi- Amlodipine 5 mg 2x1- Captopril 25 mg 2 x 1Edukasi:- Menjelaskan tentang
hipertensi, penyebab, faktor resiko, tatalaksana pengobatan serta komplikasi yang terjadi bila penyakit tidak dikontrol.
- Anjuran untuk mengurangi garam, makanan berlemak dan kebiasaan minum kopi.
- Anjuran untuk berolahraga di pagi hari atau sore hari secara teratur.
Pasien dan istri pasien
2 minggu
- Dilakukan kontrol stabilitas tekanan darah
- Pasien teratur meminum obat
- Pasien mulai menjaga diet, dan memulai kebisaan olahraga
- Komplikasi dapat dicegah
27
No.
Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
3. Aspek resiko internal Usia pasien lanjut
cenderung mengalami penurunan pada daya tahan tubuh dan ketahanan fisik
Edukasi:- Mengenai keadaan
kesehatan pada usia tersebut
- Aspek perilaku pasien serta aspek lingkungan memiliki peranan penting terhadap terjadinya penyakit
pasien 1 hari - pasien mengerti bahwa usia pasien merupakan usia dan aktivitas rentan terkena penyakit.
Riwayat merokok Edukasi :- Usia pasien turut
berpengaruh terhadap sifat pembuluh darahnya. Semakin tua usia seseorang, maka pembuluh darahnya akan semakin rigid/kaku, sehingga lebih mudah terkena hipertensi.
- Pola hidup berupa makanan dan aktivitas fisik yang kurang menunjang terjadinya hipertensi
Pasien dan istri
1 minggu
- Pasien memahami mengapa dirinya harus lebih berhati-hati dalam mengatur gaya hidup
- Anggota keluarga lain juga memahami bahwa mereka memiliki keluarga dengan riwayat HT maka mereka harus lebih waspada dan menjaga gaya hidup sebaik mungkin untuk mencegah kejadian dan komplikasinya bagi mereka di masa mendatang.
Usia pasien yang menginjak usia 62 tahun, merupakan usia yang rentan terhadap kejadian penyakit degeneratif.
No.
Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
4. Aspek psikososial
Kurangnya pengetahuan mengenai ISPA dan PPOK serta ba apabila tidak tertangani
Edukasi:Mengenai ISPA, PPOK, faktor resiko timbulnya, pencegahan serta tatalaksana dan bahaya apabila tidak tertangani
keluarga pasien
1 hari - keluarga pasien mengerti mengenai ISPA dan PPOK dan menghilangkan anggapan bahwa penyakit yang
28
diderita merupakan penyakit yang tidak perlu diobati
Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit degeneratif seperti hipertensi
Kurangnya kesadaran untuk mengatur menu makanan yang baik bagi penderita hipertensi
Edukasi:- Mengenai penyakit
hipertensi termasuk bahaya serta komplikasinya
- Mengenai pengolahan dan penyusunan menu makanan seimbang yang dibutuhkan.
Pasien dan istri
1 minggu
- Pasien mengerti dan mampu memahami mengenai penyakit hipertensi
- Keluarga mengerti dan mampu menyusun menu makanan yang baik untuk pasien
- Pasien terbiasa mengatur pola makannya
Kurangnya pengetahuan kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga.
Edukasi:- Pentingnya
berolahraga
Pasien dan keluarga pasien
1 minggu
- Pasien dan keluarga pasien dapat membiasakan diri berolahraga yang teratur
Kurangnya kesadaran anggota keluarga dalam keikutsertaan memantau dan mengingatkan jadwal kontrol dan pengobatan HT pada pasien
Edukasi:- Anjuran untuk mulai
mengingatkan pasien agar mengontrol tekanan darahnya secara teratur tidak hanya saat muncul gejala
Keluarga pasien
2 minggu
- Istri dan anak-anak pasien mulai mengawasi dan mengingatkan jadwal kontrol HT dan keteraturan minum obat
Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien
29
Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya
Kedatangan pertama
(12 Februari 2013)
Evaluasi:
- Pada kedatangan pertama ini dilakukan pendekatan terhadap keluarga dan orang sekitar pasien, pembicaraan terhadap masalah-masalah kesehatan yang ditemui baik oleh pasien ataupun istrinya
- Dilakukan observasi awal terhadap rumah dan lingkungan sekitar.Hasil :- Keluhan utama yang menyebabkan pasien dirawat inap belum sepenuhnya teratasi
karena baru minum obat satu kali. Saat kunjungan pasien mengeluh masih pusing dan berkeringat, namun aktivitas tetap seperti biasa (aktivitas ringan).
- Pada pengukuran Tekanan Darah didapatkan hasil 100/70 mmHg (tidak bermasalah dengan tensinya).
- Melalui wawancara diketahui, pasien sering merasa kelelahan dan masuk faktor berhubung aktivitas pasien yang sering keluar kota memakai sepeda motor. Keluhan ini sering berulang setiap bulannya.
- Pasien juga mengeluh pernah di opname di RSUP Mataram karena tidak bisa kentut dan tidak BAB selama 4 hari. Pasien juga pernah mengalami infeksi saluran kemih.
- Selain keluhan itu, pasien juga mengaku mata kiri kabur, penglihatan seperti terdapat asap dan berbayang-bayang, disertai rasa silau pada cahaya yang biasa.
- Selain keluhan pasien, istri pasien juga banyak bercerita bahwa ia memiliki riwayat hipertensi terkontrol selama 5 tahun, pernah di USG ditemukan kista ovarium kanan dan infeksi ginjal saat tahun 2010; tidak dilakukan operasi, hanya konsumsi obat saja keluhan membaik.
- Pasien dan istrinya menceritakan rumahnya ada sejak lama, sekarang tinggal berdua di rumah tersebut. Aktivitas di rumah tersebut berkisar antara penjualan bahan kelontong seperti beras, telur, sayur, kadang arang dan tusuk sate untuk penjualan sate bulayak. Memasak sendiri, air dari PAM, memiliki sebuah jamban dan sebuah kamar mandi, jendela kamar tidak ada, ventilasi cukup. Di sekitarnya tidak ada tumpukan sampah, karena dibuang di sungai dan kadang dibakar.
Intervensi:
- Pada kedatangan pertama, intervensi yang dilakukan adalah edukasi mengenai ISPA berulang (penyebab, faktor resiko, patofisiologi, pengobatan dan pentingnya pencegahannya) yang dilakukan terhadap pasien serta keluarga, serta anjuran untuk melakukan pemeriksaan mata.
- Juga dilakukan edukasi untuk menerapkan keteraturan minum obat.- Edukasi Iq Mis dan Tn. Zawa untuk mengontrol dengan teratur tekanan darah di
Puskesmas karena usia lanjut.- Edukasi untuk membuka pintu kamar agar aliran udara lancar dan tidak lembab
30
sehingga tidak mengundang nyamuk; membersihkan kamar mandi; agar tidak membuang sampah di kali; dan menjaga agar asap tidak mencemari bagian dalam rumah.
TINDAK LANJUT I
(14 Februari 2013)
Evaluasi:
- Evaluasi pasien dari intervensi sebelumnya- Evaluasi kegiatan istri dan keluhannya
Hasil:- Pasien mengaku minum obat secara teratur. Obat masih tinggal 1 hari masa
minumnya dan pasien sudah merasa lebih sehat. Keluhan berkeringat, demam, sudah berkurang, suhu 36,7 C.
- Pasien sudah memiliki sedikit gambaran mengenai penyakitnya- Aktivitas pasien saat kunjungan adalah menjaga kios dan mengasuh cucu yang
dititpkan di rumahnya. Pasien mulai beraktivitas biasa lagi seperti menjaga kios, dan bersih-bersih rumah. Pasien mengaku untuk saat ini beliau jarang keluar kota lagi berhubung kesehatannya masih belum pulih benar. Begitu juga dengan kegiatannya di sawah dan kebon agak berkurang.
- Pasien mengaku nafsu makannya biasa, 3 kali sehari- Istri pasien juga menjaga kios sambil menjual arang dan tusuk sate pada orang yang
lewat di sekitar sana. Keluhannya tidak ada, rencananya Iq Mis mengontrol tensinya pada hari sabtu (16/2) karena obat sudah mau habis.
Edukasi:- Aspek personal:
o Edukasi kepada pasien dan Istrinya mengenai kebugaran fisik dan kebutuhan nutrisi terhadap aktivitas dan usia pasien. Edukasi mengenai kebiasaan merokok dan minum kopi yang kurang baik untuk pasien dan orang sekitarnya.
o Menganjurkan pasien secara bertahap mengurangi rokok dari 2 bungkus, menjadi satu bungkus, setengah bungkus lalu berkurang menjadi beberapa batang sehari hingga berhenti sama sekali. Memberikan anjuran bahwa keinginan merokok ditutupi dengan mengunyah permen karet
- Aspek klinik:o Menjelaskan tentang pola hidup yang keliru yang dapat menyebabkan
hipertensi serta komplikasi HT yang tidak dikontrol dengan baik; infeksi pernapasan; dan katarak yang menyerang serta cara pencegahan dan upaya minimalisir akibatnya.
o Mengurangi makan-makanan bergaram, gula, MSG, dan terlalu banyak lemak dan santan untuk mencegah timbulnya hipertensi seperti istrinya (pencegahan primer)
31
o Menjelaskan pentingnya pengobatan yang teratur dan menjaga pola hidup sehat.
- Aspek risiko internal:o Edukasi untuk aktivitas fisik pasien yang dijaga agar tidak berlebihan
mengingat usia dan kekebalan tubuh yang tidak sebaik di waktu mudao Edukasi mengenai keadaan istri pasien dengan penyakit HT tersebut
memiliki faktor resiko genetika, usia, dan pola hidup dari pasien itu sendiri.- Aspek sosial:
o Edukasi mengenai menu makanan yang baik untuk pasien dengan HTo Menjelaskan pentingnya rumah sehat termasuk di dalamnya kebersihan,
aliran udara, kelembaban, dan cahaya untuk mencegah nyamuk, lalat, dan serangga lainnya berkembang biak.
o Menganjurkan untuk melaksanakan PHBS terutama tidak merokok dan minum kopi, makan sayur dan buah sebagai antioksidan, serta aktivitas fisik yang penting untuk usia lanjut.
o Edukasi mengenai adanya kecederungan genetik penyakit degeneratif dalam keluarga dan anjuran untuk memperhatikan gaya hidup dan pola makan agar terhindar dari HT.
TINDAK LANJUT II
(21 Februari 2013)
Evaluasi:
- Keluhan kesehatan terkini dari pasien dan istrinya- Keteraturan minum obat dan outcome pada pasien dan istrinya- Kontrol tekanan darah- Kebersihan rumahHasil:- Keluhan kesehatan pada pasien seperti demam, batuk, dan pilek sudah membaik,
pasien juga minum obat secara teratur selama 5 hari dan obat telah habis beberapa hari yang lalu. Saat ini pasien Tn Zawa telah beraktivitas seperti biasa. Tekanan darah 100/80
- Istri pasien mengaku saat hari sabtu lalu yang berencana akan control tekanan darah sempat tertunda karena menunggui cucunya dan menjaga kios, oleh karena itu setelah obatnya habis Iq. Mis merasa tengkuknya sangat berat disertai kepala yang sangat berat. Saat itu juga langsung ke klnik narmada dan diberikan obat penurun tensi, obat maag dan vitamin. Saat ini keluhan masih ada berupa rasa berat di tengkuknya. Iq. Mis mengaku kadang tidak teratur minum obat sehingga keluhannya muncul, tekanan darah saat itu 200/100.
- Rumah pasien bersih, ruangan sudah dibuka sehingga udara dan cahaya bisa masuk dengan lancar. Saat itu sedang musim hujan di Narmada.
Edukasi:- Menganjurkan pada pasien agar meminum multivitamin bila tubuh terlalu letih dan
32
mengurangi merokok dan kopi setiap harinya.- Mengingatkan istri pasien agar selalu minum obat dan mengombinasikan obat yang
diberikan di Klinik Narmada (amlodipine 5 mg dan captopril 25 mg) untuk mencapai tensi yang mendekati normal. Saling mengingatkan dengan suami agar terbiasa dengan pola hidup sehat, berobat, dan kontrol ke sarana kesehatan.
- Menganjurkan agar memasang obat antinyamuk, karena sedang musim hujan, serta melakukan 3M (menguras bak, menutup penampungan air, mengubur barang bekas) agar mencegah timbulnya DBD. Menjaga kebersihan rumah, kelembaban, dan cahaya agar sirkulasi udara lancar. Jika mampu, sebaiknya di kedua kamar dibuatkan jendela dan ventilasi yang menghubungkan dunia luar secara langsung dan sering dibuka agar kamar tidak lembab dan bernyamuk.
TINDAK LANJUT III (23 Februari 2013)
Evaluasi:
- Keteraturan minum obat oleh istri pasien- Observasi kesehatan fisik pasien- Anjuran PHBS, rumah sehat, dan perdalam komunikasi
Hasil:
- Istri pasien sudah mulai rajin minum obat setiap hari, tensi 170/100, rasa berat di tengkuk sudah berkurang. Masalah kesehatan lainnya tidak ada
- Kesehatan fisik pasien cukup (menurut cerita istri), untuk istri pasien masih mampu melakukan aktivitasnya dengan baik
- PHBS sudah mulai diterapkan, rumah sehat sejalan dengan itu, komunikasi dengan istri pasien lebih intensif sebab saat ke rumahnya, sebab saat itu Tn. Zawa sedang pergi ke tempat orang meninggal.
Edukasi :- anjuran untuk minum multivitamin dan mengurangi rokok serta kopi untuk Tn.
Zawa- anjuran untuk melakukan aktivitas fisik dan pentingnya keteraturan minum obat
untuk istri pasien- Menyarankan agar mengurangi penggunaan garam sebagi makanan tambahan dan
penyedap rasa dalam masakannya.- anjuran untuk saling mengingatkan dan menekankan pentingnya hidup sehat
terutama dengan usia yang sudah lanjut- kebiasaaan baik, PHBS, dan perawatan untuk rumah sehat agar diteruskan, jika
mampu sebaiknya ditularkan ke orang sekitar.
33