Laporan Keluarga Binaan

46
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN KELUARGA BINAAN PENYAKIT PARU OBTRUKSI KRONIS Oleh Putu Liliana Pradevie H1 A007 051 Pembimbing Dr. Mayuarsih Kartika Sari DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

description

Laporan Keluarga Binaan

Transcript of Laporan Keluarga Binaan

Page 1: Laporan Keluarga Binaan

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAAN

PENYAKIT PARU OBTRUKSI KRONIS

Oleh

Putu Liliana Pradevie

H1 A007 051

Pembimbing

Dr. Mayuarsih Kartika Sari

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM/PUSKESMAS NARMADA

2013

Page 2: Laporan Keluarga Binaan

KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

Data Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan

Tanggal 12 Februari 2013 diisi oleh Nama: Putu Liliana Pradevie NIM : H1A 007051

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada

Pasien Keterangan

Nama Tn. H. Muhammad Zawa

Umur / tgl. Lahir 62 tahun/ 30 Agustus 1951

Alamat Lembuak Kebon, Kecamatan

Narmada, Lombok Barat

Jenis kelamin Laki-laki

Agama Islam

Pendidikan SMA

Pekerjaan Pensiunan PNS Pasien dulunya bekerja sebagai buruh tani

dan pedagang

Status perkawinan Menikah

Kedatangan yang ke 1 Ini merupakan kedatangan pertama dalam

1 bulan terakhir. Pasien memang bukan

pertama kali datang ke puskesmas. Ia

terkadang datang untuk memeriksakan

kesehatannya sesekali karena sering batuk

pilek dan demam. Pada tanggal ini, ia

datang dengan keluhan ISPA.

Telah diobati sebelumnya Ya Diagnosis sebelumnya ISPA

Alergi obat Tidak

Sistem pembayaran Umum

2

Page 3: Laporan Keluarga Binaan

IDENTITAS KELUARGA BINAAN

Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga Tn. H. Muhammad Zawa.

Keluarga Tn Muhammad Zawa merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri dalam satu

rumah dimana anak-anaknya telah menikah seluruhnya. Keluarga Tn. Muhammad Zawa hanya

terdiri atas Tn. Muhammad Zawa sendiri dan istrinya. Berikut ini adalah identitas anggota

keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama:

Data Anggota Keluarga

Identitas Anggota Keluarga Keterangan

Nama Ny. Sanisah/ Iq. Misnawati Istri Tn. H. M. Zawa

Umur 57 tahun

Alamat Lembuak Kebon, Kecamatan Narmada,

Lombok Barat

Agama Islam

Pendidikan SD

Pekerjaan IRT, pedagang

Status Menikah

3

Page 4: Laporan Keluarga Binaan

IKHTISAR KELUARGA

Keluarga Tn. H. Z. secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar keluarga

sebagai berikut:

4

Tn. M. Zawa Iq. Misnawati

X X

43

1 2

987

65

X

12

1110

15

1413

18

1716

Keterangan :

= Pasien Tn. Zawa

= Perempuan

= Laki-laki

= Hubungan Perkawinan

= Hubungan Keturunan

= Tinggal serumah

X = Meninggal dunia

Page 5: Laporan Keluarga Binaan

DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA

Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan (tanggal 12

Februari 2013)

Aspek Pemeriksaan Tn. H.M.Zawa Iq. Misnawati

BB 73,1 kg 67,5 kg

TB 169 cm 155 cm

TD 100/70 mmHg 170/100 mmHg

N 80x/menit 78x/menit

RR 16x/menit 20x/menit

BMI 25,6 kg/m2 (overweight) 28,1 kg/m2 (obesitas)

DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

a. Anamnesis

Keluhan utama:

Batuk, pilek, demam

Riwayat perjalanan penyakit sekarang

Pasien datang ke poli umum puskesmas Narmada dengan keluhan batuk dan pilek disertai

demam 1 hari sebelum berkunjung ke puskesmas (11 Februari 2013 pukul 19.00 wita).

Batuk berdahak jernih tanpa disertai rasa sesak dan susah untuk di keluarkan. Pilek (+)

dengan ingus berwarna bening. Demam (+) hanya sehari pada saat malam hari tanpa

disertai menggigil, hanya berkeringat dan dada terasa berdebar – debar. Sebelumnya

pasien mengaku sering mengalami keluhan batuk dan pilek jika pasien kelelahan

beraktivitas. Batuk pasien berdahak akan tetapi sulit dikeluarkan dahaknya dan timbul

terutama di malam hari. Keluhan ini sering berulang tiap bulannya selama 1 tahun

terakhir kadang disertai sesak nafas jika pasien terlalu lelah beraktivitas. Pasien rutin

memeriksakan diri ke poliklinik puskesmas dan RSUP Mataram. Pasien mengaku

memiliki persediaan obat sendiri dirumah yang di dapatkan dari hasil kontrol di

5

Page 6: Laporan Keluarga Binaan

puskesmas, akan tetapi persediaan obat pasien sudah habis, sehingga saat demam dan

batuk pasien memberat, pasien datang ke poli umum puskesmas.

Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah kedua matanya kabur seperti terdapat asap dan

baying-bayangan terutama daerah mata kiri. Pasien juga merasa silau pada cahaya yang

tidak terlalu terang.

Riwayat penyakit dahulu

Pasien sering mengalami keluhan serupa sejak beberapa bulan terakhir, hampir selalu

kambuh jika pasien kelelahan beraktivitas fisik dan masuk angin. Keluhan ini terutama

pada batuk yang susah dikeluarkan dahaknya, tetapi tidak pernah batuk berdarah.

Keluhan ini memberat setelah pasien merokok.

Pasien juga pernah diopname karena pernah tidak bisa BAB selama 4 hari disertai

kembung dan tidak bisa kentut. Saat itu pasien diopname di rumah sakit dan membaik

setelah diberikan dulcolax. Selain itu pasien juga memiliki riwayat infeksi saluran kemih

beberapa bulan terakhir. Tidak ada keluhan alergi terhadap obat atau makanan.

Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada keluarga pasien mengeluh penyakit serupa.

Riwayat sosial

Pasien dulunya adalah seorang pekerja sawah dan kebun yang sudah tidak aktif lagi

bekerja karena keluhan fisik. Setelah naik haji, pasien lebih banyak beraktivitas social

seperti mengajar mengaji, ikut kegiatan keagamaan dan kegiatan social kemasyarakatan

lainnya. Jika tidak ada kegiatan, pasien membantu istri menjaga kios. Kebiasaan pasien

terutama adalah merokok dan minum kopi. Merokok bisa sampai 1-2 bungkus sehari

dimulai sejak pasien masih muda sampai sekarang. Minum kopi minimal 2 kali sehari

siang dan malam terutama jenis kopi ABC dan kopi lainnya yang banyak dijual.

Riwayat pengobatan

Pasien sebelumnya sering berobat ke poliklinik Puskesmas Narmada dengan keluhan

yang sama. Selama sekitar 1 tahun terakhir keluhan pasien hampir selalu sama saat

6

Page 7: Laporan Keluarga Binaan

datang ke puskesmas yakni batuk dan pilek dengan dahak yang sulit dikeluarkan terutama

setelah pasiem merokok. Di puskesmas pasien diberikan pengobatan untuk infeksi

saluran nafas. Pasien biasanya mendapat terapi ambroxol (3x1), PCT (3x1), dan B

complex (3x1). Pasien juga pernah diperiksa dahak dua kali karena batuk berdahak,

namun hasilnya negatif.

Pasien juga pernah datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri sendi dan diberikan

antinyeri untuk keluhannya.

b. Pemeriksaan Fisik (tanggal 12 Februari 2013 di poli umum Puskesmas Narmada)

Keadaan umum & tanda-tanda vital :

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 84x/mnt

RR : 20 x/menit

Tax : 36,50 C

Status Generalis

Kepala :kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-)

Rambut : hitam, merata diselingi uban

Mata :konjungtiva palpebrae :anemis (-/-), sclera ikterus (-/-), reflex pupil (+/+)

isokor, regular, VOD/ VOS > 5/60/ > 5/60, kornea jernih, leukokorea +/+,

bayangan lensa +/+, arcus senilis +/+

Telinga : kesan normal, bentuk dan fungsi normal,serumen (-)

Hidung : kesan normal, bentuk dan fungsi normal,sekret (-)

7

Page 8: Laporan Keluarga Binaan

Tenggorokan : mukosa cavum oris merah muda, tampak hiperemi daerah arcus

faring, T1/T1, detritus (-), mukosa faring merah muda.

Leher : pembesaran KGB (-)

Thoraks-Cardiovasculer

Paru:

Inspeksi : Bentuk simetris

Pergerakan simetris

Iga dan sela iga : retraksi (-), penggunaan otot bantu intercostal (-), Pelebaran

sela iga (–)

Pernafasan : frekuensi 20 x/menit, teratur

Palpasi : Pergerakan simetris

Fremitus raba dan vokal simetris

Provokasi nyeri (–)

Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru

Nyeri ketok (–)

Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+

Suara tambahan rhonki -/-

Suara tambahan wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : iktus cordis tampak pada ICS 5 midclavicula line sinistra 2,5 cm ke medial

Palpasi : iktus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula line sinistra

Perkusi : Batas atas pada ICS 2, batas kanan pada linea parasternal dextra, batas kiri pada

ICS 5 midclavicula sinistra

Auskultasi: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen-Pelvic-Inguinal

Inspeksi :distensi (-), kulit hiperemis (-)

Auskultasi: BU (+) normal

Palpasi :supel (+),

8

Page 9: Laporan Keluarga Binaan

defans muscular (-)

Turgor : normal

Tonus : normal

Nyeri tekan (-)

Hepar : tidak teraba

Lien : tidak teraba

Ginjal : tidak teraba

Perkusi : suara timpani

Perkusi :timpani (+)

Ekstremitas superior dan inferior:

Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, kulit kering, edema (-/-), sianosis (-/-)

Diagnosis

PPOK stabil

Terapi

Farmakologis

Salbutamol tab 3x1

Prednison tab 1x1

Ambroksol tab 3x1

PCT tab 3x1

B compleks tab 3x1

Non farmakologis (KIE) :

Menganjurkan pasien secara bertahap mengurangi rokok dari 2 bungkus, menjadi

satu bungkus, setengah bungkus lalu berkurang menjadi beberapa batang sehari

hingga berhenti sama sekali. Memberikan anjuran bahwa keinginan merokok ditutupi

dengan mengunyah permen karet, jika langsung bisa berhenti total akan lebih baik.

Mencari pertolongan segera ke pelayanan kesehatan apabila timbul keluhan batuk

dan pilek (mengarah ke infeksi saluran napas)

9

Page 10: Laporan Keluarga Binaan

Menganjurkan agar tidak terpapar asap secara berlebih (menghindari daerah banyak

asap)

Jika bepergian atau banyak aktivitas agar minum multivitamin serta makan makanan

yang bergizi agar lebih meningkatkan daya tahan tubuh.

Mengurangi makan-makanan bergaram, gula, MSG, dan terlalu banyak lemak dan

santan untuk mencegah timbulnya hipertensi seperti istrinya (pencegahan primer)

Agar selalu mempertahankan aktivitas fisik yang wajar dan diusahakan agar

berolahraga teratur.

10

Page 11: Laporan Keluarga Binaan

KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA

KELUARGA

Keadaan Lingkungan dan Sosial Ekonomi

Keluarga Tn. Zawa tinggal di Lembuak Kebon, Kecamatan Narmada, Lombok Barat.

Tempat tinggalnya tersebut merupakan tempat tinggal sendiri. Lokasinya di sebelah kiri jalan

besar, masuk kompleks, kemudian masuk gang kecil berliku di sebelah kanan jalan kompleks.

Disana terdapat rumah kecil dengan kios di depannya, halaman tetangganya digunakan sebagai

parkir motor, terletak tepat di depan pagar rumah pasien. Luas rumah kira-kira 1,62 are dan

menghadap ke Utara. Pasien tinggal di rumah berdinding batu bata yang sudah diplester dan

dicat rata pada seluruh dindingnya serta atapnya dari bedeg. Rumah tersebut terdiri dari dua

kamar tidur, sebuah ruang tamu sekaligus ruang keluarga, dapur, sebuah kamar mandi dan kios

di bagian depan. Lantainya terbuat dari semen di seluruh rumah, kecuali pada bagian kamar

mandi dan dapur bendinding beton langsung. Rumah tersebut memiliki 2 buah jendela dan

terdapat hanya di ruang keluarga saja, namun jendela tersebut jarang dibuka, akses masuk ke

dalam rumah hanya melalui 2 pintu depan dan 1 di belakang. Kondisi di dalam rumah Tn. Zawa

lumayan terang, namun pada kamar tidur terlihat agak gelap karena tidak memiliki jendela.

Ventilasi dan jendela di rumah tersebut ada pada ruang keluarga saja. Kebutuhan air bersih

sehari-hari diperoleh melalui dari PDAM. Air tersebut digunakan sebagai air minum, air untuk

memasak dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Air yang digunakan untuk minum dimasak terlebih

dahulu. Pasien tidak memiliki sumur. Sehari-hari istri pasien agak jarang memasak, jika

memasak, ia memakai kompor minyak tanah dengan asap yang tidak terlalu banyak dan ventilasi

asap langsung ke atap yang terbuka. Pasien dan istrinya lebih sering dibawakan makanan oleh

anak-anaknya misalnya berupa ikan dan lauk pauk lainnya ke rumahnya langsung sehingga istri

pasien hanya memasak nasi saja. Letak pembuangan jamban di dalam rumah di sudut dalam

belakang rumah.

Rumah Tn. Zawa mempunyai halaman di depan rumah dan di sebelah timur rumah

tempat meletakkan barang bekas dan arang-arang yang sudah dibungkus. Sebelah timur dan

utara rumah Tn. Zawa adalah rumah tetangga dengan jarak masing-masing sekitar 2 dan 5 meter.

Batas sebelah barat rumahnya adalah tembok rumah tetangga (berhimpitan langsung). Tepat di

belakang rumah Tn. Zawa adalah tembok tetangganya.

11

Page 12: Laporan Keluarga Binaan

Pasien tinggal dirumah bersama istri,saja. Pasien merupakan keluarga dengan status

ekonomi menengah, dengan penghasilan kurang lebih Rp.1.000.000,-2.000.000/bulan (hasil

penjualan kios). Pasien adalah dulunya adalah seorang buruh tani dan pedagang, akan tetapi

karena fisik sudah tidak memadai, aktivitas sekarang hanya mengajar mengaji dan membantu

istri menjaga dagangannya. Pasien juga menyibukkan diri dengan membantu mencangkul di

sawah, kadang pergi untuk mengajar mengaji, ikut acara tuan guru sekitarnya. Istrinya seorang

ibu rumah tangga, yang sehari-harinya bekerja di rumah dan menjaga dagangan. Di kiosnya istri

pasien menjual aneka makanan kecil, beras, telur, mie, dan bahan kelontong lainnya. Anak-

anaknya yang berjumlah lima orang telah menikah semua dan memiliki rumah masing-masing

yang tanahnya diberikan dari orang tuanya. Istri pasien berencana untuk naik haji tahun 2016.

Keadaan Budaya

Keluarga ini masih kental menganut adat dan budaya sasak. Salah satu diantaranya ialah

mendahulukan ayah saat makan karena dalam kepercayaan mereka, ayah bukan saja seorang kepala

keluarga melainkan juga orang yang selalu harus didahulukan. Kebiasaan lain dalam keluarga ini,

sama seperti kelurga lain di daerah Lombok ialah menyiapkan garam di pinggir piring makan untuk

nantinya dibubuhkan pada nasi saat makan. Meskipun hidangan yang disajikan telah dibumbui,

namun, membubuhkan garam sepertinya memang selalu dilakukan. Untuk kasus yang berkaitan

dengan kesehatan, keluarga ini langsung mencapai fasilitas kesehatan berupa klinik swasta, RSUP

Mataram, dan Puskesmas Narmada tergantung dari keparahan penyakit. Selain pendapatan

memungkinkan, pasien dan istrinya juga dibiayai oleh anak-anak mereka serta menantu mereka ada

yang bekerja di TjinTjin Lima sehingga pasien juga terkadang mengonsumsi obat Cina untuk

keluhan demam atau infeksi saluran kemih dan nyeri pinggangnya. Keluarga ini cukup sadar akan

hidup sehat, selain mampu, tingkat pengetahuannya juga baik untuk memperhatikan kesehatan.

12

Page 13: Laporan Keluarga Binaan

DENAH RUMAH TN. H .M ZAWA

Di bawah ini adalah denah secara skematis rumah keluarga Tn.H.M. Zawa.

13

U

d

ih

g

e

f

j

kb

c

a

Keterangan:

a. Tempat berdagang

b. Teras Depan

c. Kamar tidur Tn. Zawa

d. Pojok Beras

e. Ruang Keluarga

f. Kamar tidur Iq. Mis

g. Ruang shalat+wudhu

h. Dapur

i. Tempat Motor

j. Gudang

k. Pekarangan Samping

l. Jalan Setapak depan rumah

m. Kamar mandi + Jamban

: pintu

: jendela/ventilasi

l

m

Page 14: Laporan Keluarga Binaan

Dokumentasi Rumah Pasien

14

Halaman depan rumah pasien, tampak jalan Kios tempat menjual kelontong dan snack

Halaman depan rumah pasien, tampak jalan Halaman depan rumah pasien, tampak jalan

Page 15: Laporan Keluarga Binaan

15

Kios Pasien, tampak samping Ruang keluarga memanjang ke selatan, pintu tembus dapur

Ruang keluarga memanjang ke barat, pintu kiri kamar pasien, pintu kanan tembus kios

Kamar tidur Tn. Zawa, terdapat gantungan baju dan peci, tidak ada jendela

Page 16: Laporan Keluarga Binaan

=

16

Kamar tidur Tn. Zawa, dipan dan ventilasi Kamar tidur Iq. Mis, tidak ada jendela

Atap kamar tidur dari Bedeg

Ruang Shalat dan Wudhu, lantai dari semen dan keramik

Atap ruang shalat terbuat dari bedeg dan seng

Page 17: Laporan Keluarga Binaan

17

Ruang Shalat dan Wudhu, lantai dari semen dan keramik

Dapur memanjang timur ke barat, lantai dari semen kasar, asap keluar ke samping

Dapur dari sisi timur, atap dari bedeg, ventilasi dari atas

Page 18: Laporan Keluarga Binaan

MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama dan kedua

terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa masalah

kesehatan dalam keluarga Tn.H.M. Zawa tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab

masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

No. Anggota

Keluarga

Masalah

Kesehatan

Kemungkinan Penyebab

Masalah Kesehatan

Keterangan

1. Tn.H.M. Zawa

ISPA (demam, batuk, pilek)

PPOK stabil

Riwayat ISK

Riwayat ileus

Katarak ODS

Aktivitas fisik yang terlalu

berat tidak sebanding dengan

kekebalan tubuh yang mulai

menurun di usia lanjut, selain itu

kurang asupan vitamin dan gizi

yang cukup

Pasien mengaku kurang minum

air sedangkan mobilisasi ke luar

kota tetap walaupun tidak sering

Riwayat merokok di waktu

muda hingga sekarang

Kebiasaan minum kopi 2x/hari

sebelum bekerja di sawah

dengan anggapan bahwa kopi

dapat membuat badan terasa

lebih bugar di pagi hari

disamping dapat mencegah

kantuk.

Pasien juga kurang

mengonsumsi sayuran dan buah

Masalah

diketahui saat

kunjungan

pertama &

kedua ke

rumah pasien.

18

Page 19: Laporan Keluarga Binaan

yang menyebabkan terkadang

BAB keras

Dikarenakan usia, kedua mata

pasien memiliki leukokorea

yang menyebabkan timbulnya

gejala katarak.

2. Iq. Misnawati

(Istri pasien)

Hipertensi

Riwayat Infeksi Ginjal

Riwayat Kista Ovarium

Kebiasaan konsumsi daging

berkadar lemak tinggi seperti

daging kambing, sate usus dan

jeroan lainnya dan diet tinggi

garam, rendah sayuran

Kurang berolahraga, aktivitas

fisik ringan berupa menjaga

kios dan jalan kaki seputaran

rumah saja

Pasien mengaku kurang

minum air karena

kesibukannya menjaga

dagangan

Masalah

diketahui saat

kunjungan

pertama dan

kedua

19

Page 20: Laporan Keluarga Binaan

Apabila dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan yang

dialami oleh anggota keluarga Tn. H. Zawa tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan

yang ada yaitu aspek biologis, aspek perilaku/gaya hidup, dan pelayanan kesehatan dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Tn. H.M.Z

Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama terkait

pada perilaku atau gaya hidup, aspek biologis, serta dari pelayanan kesehatan.

2. Iq.M.

Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama terkait

pada perilaku atau gaya hidup dan aspek biologis.

Untuk istri pasien, Iq Mis, ia mengeluhkan memiliki riwayat tekanan darah tinggi,

pernah dikatakan memiliki kista di sebelah kanan, dan penyakit ginjal. Iq. Mis mengaku

memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun terakhir. Ia juga mengaku sering mengeluh tegang

pada daerah tengkuk, kadang kepala pusing dan berat. Tensi tertinggi yang pernah ia

keluhkan adalah 210 mmHg, waktunya ia lupa. Iq Mis sebelumnya bekerja sebagai pedagang

sate di Suranadi sejak tahun 1972 (sejak gadis) hingga 2006 (saat suaminya pulang Haji). Ia

mengaku sering makan daging sehingga sekarang mengalami hipertensi. Iq Mis sering

mengontrol tensinya ke puskesmas dan mendapatkan obat captopril 25 mg diminum 2 kali

sehari. Ia mengaku keluhan using dan tegang di tengkuk agak berkurang. Dalam dietpun Iq

Mis mengaku sudah mengurangi garam dan MSG sebagai tambahan di waktu makan. Saat ini

pasien rutin kontrol tekanan darahnya ke puskesmas jika captoprilnya habis.

Masalah kesehatan lainnya ialah pernah ditemukan kista di ovarium kanan melalui

USG di RSUP NTB pada tahun 2010 di dr. Budiono, SpPD bersamaan dengan dikatakan

mengalami infeksi ginjal pada tahun yang sama. Keluhan saat itu adalah nyeri pinggang

menembus ke punggung. Saat itu pasien dianjurkan untuk operasi, namun pasien takut. Sejak

itu pasien mengonsumsi obat yang diberikan dokter untuk infeksi ginjalnya dan kontrol ke

klinik sahabat keluarga sekitar 2 bulan yang lalu, keluhannya mulai membaik. pasien tidak

pernah memakai sabun-sabun pembersih organ genital yang dijual di luar secara bebas, ia

hanya membersihkan dengan air ala kadarnya dan tidak memakai sabun. Pasien juga

20

Page 21: Laporan Keluarga Binaan

mengaku aktivitas kurang karena sering duduk (terutama dulu saat menjadi penjual sate) dan

kurang minum air sehingga kemungkinan infeksi saluran kemih yang lama menyebabkan

infeksi ginjal lanjutan.

Jika ada masalah kesehatan yang dirasakan agak berat, pasien akan langsung ke RSUP

NTB diantar anaknya. Saat ini aktivitas Iq Mis adalah menjaga kiosnya sembari mengawasi

cucu-cucunya yang masuk TK dan SD yang dititipkan anaknya di rumahnya.

Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

No. Anggota

Keluarga

Masalah Kesehatan

Anggota Keluarga

Rencana Upaya

Intervensi

Ket

1. Tn. H.M.

Zawa.

PPOK stabil Menyarankan pasien agar

menjaga kondisi badannya

tetap fit dengan makan yang

teratur dan bergizi terutama

saat aktivitas dan mobilitas

tinggi agar mencegah

penurunan daya tahan tubuh

saat terpapar udara dingin

dan angin yang berlebihan,

Mengurangi rokok secara

bertahan dan kebiasaan

minum kopi secara bertahap

Menganjurkan agar tidak

berlebihan dalam beraktivitas

karena usia dan daya tahan

tubuh tidak sebaik sewaktu

muda; sebaiknya diiringi

dengan olahraga ringan

21

Page 22: Laporan Keluarga Binaan

(jogging, jalan kaki, dll)

secara teratur untuk

memperkuat daya tahan

tubuh

Menganjurkan agar cepat ke

puskesmas apabila terdapat

masalah kesehatan yang

berulang.

2. Iq. Mis Hipertensi Menyarankan untuk

meningkatkan aktivitas fisik

Menyarankan untuk mulai

mengatur pola makan dengan

baik, misalnya dengan

mengurangi garam, MSG,

makanan bersantan,

berlemak, terlalu banyak

daging dan minyak.

Penyuluhan kepada yang

bersangkutan mengenai

faktor resiko, penyebab dan

komplikasi dari hipertensi.

Rajin mengukur tekanan

darah di puskesmas setiap

obat habis

Meminta istri pasien agar

saling mengingatkan dengan

suami untuk menjaga pola

makan, selalu beraktivitas,

22

Page 23: Laporan Keluarga Binaan

selalu minum obat

hipertensinya, dan kontrol ke

puskesmas atau klinik

terdekat untuk tekanan darah

dan keluhan kesehatannya.

Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Tn.H.M.Zawa bila terdapat

anggota keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan ke Klinik Narmada (klinik

swasta) di kecamatan tempat tinggal pasien, terutama bila anak pasien mengetahui kedua

orang tuanya sakit. Terkadang ke puskesmas jika ingin mengontrol kesehatan dan

terdapat masalah kesehatan yang ringan. Selama ini, Tn.H.M.Zawa selalu mengontrol

batuk pilek dan panas yang sering timbul tiap bulannya ke puskesmas dan sembuh

dengan obat dari puskesmas. Tetapi pasien masih harus mengatur aktivitasnya agar tidak

terlalu lelah dan harus mengurangi rokok dan kopi tiap harinya. Istri pasien juga

mengontrol tekanan darahnya di puskesmas dan cocok dengan obat yang diberikan.

Hanya saja tekanan darahnya belum bisa mencapai 120-130 mmHg (selalu diatas angka

tersebut). Istri pasien juga terkadang sibuk mengurus cucu dan kiosnya sehingga

terkadang lupa kontrol dan minum obat antihipertensinya sehingga kadang keluhan

pusing muncul lagi.

23

Page 24: Laporan Keluarga Binaan

PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

VII.1. Kerangka Konsep Masalah Pasien

24

Pelayanan kesehatan belum mempertajam diagnosis ke masalah PPOK, hanya diterapi

berdarakan simtom pasien, sedangkan pasien datang ke yankes dengan keluhan

yang sama berulang kali

Musim penghujan yang menyebabkan udara dingin

yang menyebabkan bronkonstriksi yang kurang baik untuk pasien usia lanjut

LINGKUNGAN

PELAYANAN

KESEHATAN

GAYA HIDUP

kebiasaan makan dengan tambahan garam sebagai menu tambahan pada makanan.serta kebiasaan merokok dan minum kopi

AKTIVITAS

aktivitas terkadang berat seperti ke sawah dan mengarap kebon, serta keluar kota dengan kendaraan terbuka sehingga masuk angin dan jatuh sakit

PERILAKU

Usia 62 tahun termasuk usia dengan penurunan

daya tahan tubuh

USIA

BIOLOGIS/PERSONAL

Penyakit Paru Obstruksi

Kronis

Page 25: Laporan Keluarga Binaan

PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

Diagnostik Holistik

Aspek Personal

Pasien datang ke Poli Umum PUSKESMAS Narmada dengan keluhan demam sejak 1 hari

sebelum masuk puskesmas, disertai batuk dan pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan

leukokorea bilateral dan hiperemi arcus faring. Keluhan ini sering berulang tiap bulannya

jika pasien terlalu letih beraktivitas. Pasien memiliki riwayat merokok kronis sejak muda.

Dalam dua kali kunjungan, keluhan utama saat pasien datang berangsur membaik, namun

keluhan matanya kabur dan silau tidak membaik. Harapan pasien adalah pasien dapat

kembali sembuh dan beraktivitas seperti biasa.

Aspek Klinik

PPOK stabil + Katarak ODS

Aspek Risiko Internal

Pasien merupakan seorang pria berumur 62 tahun adalah usia lansia dimana penyakit

degeneratif dan kebugaran tubuh sudah mulai menurun. Ditunjang oleh kegiatan pasien

yang cukup berat pada hari-hari terakhir menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga

kondisi pasien tidak kuat dan timbul demam serta batuk pilek. Selain itu pasien juga

memiliki kebiasaan yang kurang baik seperti merokok dan minum kopi secara rutin. Hal

ini bisa menjadi factor risiko hipertensi walaupun pada pemeriksaan ini tensi pasien dalam

batas normal.

Aspek Psikososial keluarga

Kebiasaan pasien dalam mengonsumsi kopi, merokok dan garam belum bisa dikurangi

karena kebiasaan dilakukan sejak muda. Akan tetapi istri pasien sudah bisa mengurangi

kebiasaan buruk tersebut dan mengingatkan pasien akan bahayanya.

Derajat fungsional : 4

25

Page 26: Laporan Keluarga Binaan

Rencana Penatalaksanaan Pasien

No.

Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

1. Aspek personal

Evaluasi:- Keluhan , harapan,

dan kekhawatiran pasien

Intervensi:- Edukasi kepada pasien

dan keluarganya mengenai ISPA dan PPOK dan bahaya apabila tidak diobati; pencegahan hipertensi, serta hal yang perlu diperhatikan menyangkut komplikasinya.

Pasien dan istri pasien

2 hari - Keluarga dapat mengetahui mengenai ISPA dan PPOK sehinggakekhawatiran pasien dan keluarganya mengenai kondisi pasien akan berkurang

- Menghilangkan anggapan penyakit ISPA dan PPOK merupakan penyakit yang biasa saja

2. Aspek klinikPPOK stabil Evaluasi:

- Pemantauan kondisi klinis pasien

- Pemantauan pola perilaku hidup keluarga pasien

Terapi:- Non Farmakologis:o Menganjurkan agar

jendela rumah sering dibuka

o Menyarankan membersihkan rumah tiap hari

Terapi farmakologi :PCT 3x1Ambroxol 3x1/2Salbutamol tab 3x1

pasien 1 minggu

- Perbaikan kondisi klinis pasien

- Melakukan pencegahan mengenai terjadinya ISPA

- Dilakukan kontrol kesehatan teratur

26

Page 27: Laporan Keluarga Binaan

Prednison tab 3x1Vitamin B comp 3 x 1/2

Edukasi:- Menjelaskan tentang

ISPA dan PPOK, Kontrol terhadap keadaan kesehatan pasien.

- Pentingnya terapi non farmakologis

Hipertensi Evaluasi:- Pemantauan perbaikan

gaya hidup, kepatuhan terhadap diet, keteraturan meminum obat dan keteraturan melakukan kontrol HT di puskesmas.

- Pemantauan stabilitas tekanan darah

- Pencegahan terhadap komplikasi

Terapi- Amlodipine 5 mg 2x1- Captopril 25 mg 2 x 1Edukasi:- Menjelaskan tentang

hipertensi, penyebab, faktor resiko, tatalaksana pengobatan serta komplikasi yang terjadi bila penyakit tidak dikontrol.

- Anjuran untuk mengurangi garam, makanan berlemak dan kebiasaan minum kopi.

- Anjuran untuk berolahraga di pagi hari atau sore hari secara teratur.

Pasien dan istri pasien

2 minggu

- Dilakukan kontrol stabilitas tekanan darah

- Pasien teratur meminum obat

- Pasien mulai menjaga diet, dan memulai kebisaan olahraga

- Komplikasi dapat dicegah

27

Page 28: Laporan Keluarga Binaan

No.

Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

3. Aspek resiko internal Usia pasien lanjut

cenderung mengalami penurunan pada daya tahan tubuh dan ketahanan fisik

Edukasi:- Mengenai keadaan

kesehatan pada usia tersebut

- Aspek perilaku pasien serta aspek lingkungan memiliki peranan penting terhadap terjadinya penyakit

pasien 1 hari - pasien mengerti bahwa usia pasien merupakan usia dan aktivitas rentan terkena penyakit.

Riwayat merokok Edukasi :- Usia pasien turut

berpengaruh terhadap sifat pembuluh darahnya. Semakin tua usia seseorang, maka pembuluh darahnya akan semakin rigid/kaku, sehingga lebih mudah terkena hipertensi.

- Pola hidup berupa makanan dan aktivitas fisik yang kurang menunjang terjadinya hipertensi

Pasien dan istri

1 minggu

- Pasien memahami mengapa dirinya harus lebih berhati-hati dalam mengatur gaya hidup

- Anggota keluarga lain juga memahami bahwa mereka memiliki keluarga dengan riwayat HT maka mereka harus lebih waspada dan menjaga gaya hidup sebaik mungkin untuk mencegah kejadian dan komplikasinya bagi mereka di masa mendatang.

Usia pasien yang menginjak usia 62 tahun, merupakan usia yang rentan terhadap kejadian penyakit degeneratif.

No.

Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

4. Aspek psikososial

Kurangnya pengetahuan mengenai ISPA dan PPOK serta ba apabila tidak tertangani

Edukasi:Mengenai ISPA, PPOK, faktor resiko timbulnya, pencegahan serta tatalaksana dan bahaya apabila tidak tertangani

keluarga pasien

1 hari - keluarga pasien mengerti mengenai ISPA dan PPOK dan menghilangkan anggapan bahwa penyakit yang

28

Page 29: Laporan Keluarga Binaan

diderita merupakan penyakit yang tidak perlu diobati

Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit degeneratif seperti hipertensi

Kurangnya kesadaran untuk mengatur menu makanan yang baik bagi penderita hipertensi

Edukasi:- Mengenai penyakit

hipertensi termasuk bahaya serta komplikasinya

- Mengenai pengolahan dan penyusunan menu makanan seimbang yang dibutuhkan.

Pasien dan istri

1 minggu

- Pasien mengerti dan mampu memahami mengenai penyakit hipertensi

- Keluarga mengerti dan mampu menyusun menu makanan yang baik untuk pasien

- Pasien terbiasa mengatur pola makannya

Kurangnya pengetahuan kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga.

Edukasi:- Pentingnya

berolahraga

Pasien dan keluarga pasien

1 minggu

- Pasien dan keluarga pasien dapat membiasakan diri berolahraga yang teratur

Kurangnya kesadaran anggota keluarga dalam keikutsertaan memantau dan mengingatkan jadwal kontrol dan pengobatan HT pada pasien

Edukasi:- Anjuran untuk mulai

mengingatkan pasien agar mengontrol tekanan darahnya secara teratur tidak hanya saat muncul gejala

Keluarga pasien

2 minggu

- Istri dan anak-anak pasien mulai mengawasi dan mengingatkan jadwal kontrol HT dan keteraturan minum obat

Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

29

Page 30: Laporan Keluarga Binaan

Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya

Kedatangan pertama

(12 Februari 2013)

Evaluasi:

- Pada kedatangan pertama ini dilakukan pendekatan terhadap keluarga dan orang sekitar pasien, pembicaraan terhadap masalah-masalah kesehatan yang ditemui baik oleh pasien ataupun istrinya

- Dilakukan observasi awal terhadap rumah dan lingkungan sekitar.Hasil :- Keluhan utama yang menyebabkan pasien dirawat inap belum sepenuhnya teratasi

karena baru minum obat satu kali. Saat kunjungan pasien mengeluh masih pusing dan berkeringat, namun aktivitas tetap seperti biasa (aktivitas ringan).

- Pada pengukuran Tekanan Darah didapatkan hasil 100/70 mmHg (tidak bermasalah dengan tensinya).

- Melalui wawancara diketahui, pasien sering merasa kelelahan dan masuk faktor berhubung aktivitas pasien yang sering keluar kota memakai sepeda motor. Keluhan ini sering berulang setiap bulannya.

- Pasien juga mengeluh pernah di opname di RSUP Mataram karena tidak bisa kentut dan tidak BAB selama 4 hari. Pasien juga pernah mengalami infeksi saluran kemih.

- Selain keluhan itu, pasien juga mengaku mata kiri kabur, penglihatan seperti terdapat asap dan berbayang-bayang, disertai rasa silau pada cahaya yang biasa.

- Selain keluhan pasien, istri pasien juga banyak bercerita bahwa ia memiliki riwayat hipertensi terkontrol selama 5 tahun, pernah di USG ditemukan kista ovarium kanan dan infeksi ginjal saat tahun 2010; tidak dilakukan operasi, hanya konsumsi obat saja keluhan membaik.

- Pasien dan istrinya menceritakan rumahnya ada sejak lama, sekarang tinggal berdua di rumah tersebut. Aktivitas di rumah tersebut berkisar antara penjualan bahan kelontong seperti beras, telur, sayur, kadang arang dan tusuk sate untuk penjualan sate bulayak. Memasak sendiri, air dari PAM, memiliki sebuah jamban dan sebuah kamar mandi, jendela kamar tidak ada, ventilasi cukup. Di sekitarnya tidak ada tumpukan sampah, karena dibuang di sungai dan kadang dibakar.

Intervensi:

- Pada kedatangan pertama, intervensi yang dilakukan adalah edukasi mengenai ISPA berulang (penyebab, faktor resiko, patofisiologi, pengobatan dan pentingnya pencegahannya) yang dilakukan terhadap pasien serta keluarga, serta anjuran untuk melakukan pemeriksaan mata.

- Juga dilakukan edukasi untuk menerapkan keteraturan minum obat.- Edukasi Iq Mis dan Tn. Zawa untuk mengontrol dengan teratur tekanan darah di

Puskesmas karena usia lanjut.- Edukasi untuk membuka pintu kamar agar aliran udara lancar dan tidak lembab

30

Page 31: Laporan Keluarga Binaan

sehingga tidak mengundang nyamuk; membersihkan kamar mandi; agar tidak membuang sampah di kali; dan menjaga agar asap tidak mencemari bagian dalam rumah.

TINDAK LANJUT I

(14 Februari 2013)

Evaluasi:

- Evaluasi pasien dari intervensi sebelumnya- Evaluasi kegiatan istri dan keluhannya

Hasil:- Pasien mengaku minum obat secara teratur. Obat masih tinggal 1 hari masa

minumnya dan pasien sudah merasa lebih sehat. Keluhan berkeringat, demam, sudah berkurang, suhu 36,7 C.

- Pasien sudah memiliki sedikit gambaran mengenai penyakitnya- Aktivitas pasien saat kunjungan adalah menjaga kios dan mengasuh cucu yang

dititpkan di rumahnya. Pasien mulai beraktivitas biasa lagi seperti menjaga kios, dan bersih-bersih rumah. Pasien mengaku untuk saat ini beliau jarang keluar kota lagi berhubung kesehatannya masih belum pulih benar. Begitu juga dengan kegiatannya di sawah dan kebon agak berkurang.

- Pasien mengaku nafsu makannya biasa, 3 kali sehari- Istri pasien juga menjaga kios sambil menjual arang dan tusuk sate pada orang yang

lewat di sekitar sana. Keluhannya tidak ada, rencananya Iq Mis mengontrol tensinya pada hari sabtu (16/2) karena obat sudah mau habis.

Edukasi:- Aspek personal:

o Edukasi kepada pasien dan Istrinya mengenai kebugaran fisik dan kebutuhan nutrisi terhadap aktivitas dan usia pasien. Edukasi mengenai kebiasaan merokok dan minum kopi yang kurang baik untuk pasien dan orang sekitarnya.

o Menganjurkan pasien secara bertahap mengurangi rokok dari 2 bungkus, menjadi satu bungkus, setengah bungkus lalu berkurang menjadi beberapa batang sehari hingga berhenti sama sekali. Memberikan anjuran bahwa keinginan merokok ditutupi dengan mengunyah permen karet

- Aspek klinik:o Menjelaskan tentang pola hidup yang keliru yang dapat menyebabkan

hipertensi serta komplikasi HT yang tidak dikontrol dengan baik; infeksi pernapasan; dan katarak yang menyerang serta cara pencegahan dan upaya minimalisir akibatnya.

o Mengurangi makan-makanan bergaram, gula, MSG, dan terlalu banyak lemak dan santan untuk mencegah timbulnya hipertensi seperti istrinya (pencegahan primer)

31

Page 32: Laporan Keluarga Binaan

o Menjelaskan pentingnya pengobatan yang teratur dan menjaga pola hidup sehat.

- Aspek risiko internal:o Edukasi untuk aktivitas fisik pasien yang dijaga agar tidak berlebihan

mengingat usia dan kekebalan tubuh yang tidak sebaik di waktu mudao Edukasi mengenai keadaan istri pasien dengan penyakit HT tersebut

memiliki faktor resiko genetika, usia, dan pola hidup dari pasien itu sendiri.- Aspek sosial:

o Edukasi mengenai menu makanan yang baik untuk pasien dengan HTo Menjelaskan pentingnya rumah sehat termasuk di dalamnya kebersihan,

aliran udara, kelembaban, dan cahaya untuk mencegah nyamuk, lalat, dan serangga lainnya berkembang biak.

o Menganjurkan untuk melaksanakan PHBS terutama tidak merokok dan minum kopi, makan sayur dan buah sebagai antioksidan, serta aktivitas fisik yang penting untuk usia lanjut.

o Edukasi mengenai adanya kecederungan genetik penyakit degeneratif dalam keluarga dan anjuran untuk memperhatikan gaya hidup dan pola makan agar terhindar dari HT.

TINDAK LANJUT II

(21 Februari 2013)

Evaluasi:

- Keluhan kesehatan terkini dari pasien dan istrinya- Keteraturan minum obat dan outcome pada pasien dan istrinya- Kontrol tekanan darah- Kebersihan rumahHasil:- Keluhan kesehatan pada pasien seperti demam, batuk, dan pilek sudah membaik,

pasien juga minum obat secara teratur selama 5 hari dan obat telah habis beberapa hari yang lalu. Saat ini pasien Tn Zawa telah beraktivitas seperti biasa. Tekanan darah 100/80

- Istri pasien mengaku saat hari sabtu lalu yang berencana akan control tekanan darah sempat tertunda karena menunggui cucunya dan menjaga kios, oleh karena itu setelah obatnya habis Iq. Mis merasa tengkuknya sangat berat disertai kepala yang sangat berat. Saat itu juga langsung ke klnik narmada dan diberikan obat penurun tensi, obat maag dan vitamin. Saat ini keluhan masih ada berupa rasa berat di tengkuknya. Iq. Mis mengaku kadang tidak teratur minum obat sehingga keluhannya muncul, tekanan darah saat itu 200/100.

- Rumah pasien bersih, ruangan sudah dibuka sehingga udara dan cahaya bisa masuk dengan lancar. Saat itu sedang musim hujan di Narmada.

Edukasi:- Menganjurkan pada pasien agar meminum multivitamin bila tubuh terlalu letih dan

32

Page 33: Laporan Keluarga Binaan

mengurangi merokok dan kopi setiap harinya.- Mengingatkan istri pasien agar selalu minum obat dan mengombinasikan obat yang

diberikan di Klinik Narmada (amlodipine 5 mg dan captopril 25 mg) untuk mencapai tensi yang mendekati normal. Saling mengingatkan dengan suami agar terbiasa dengan pola hidup sehat, berobat, dan kontrol ke sarana kesehatan.

- Menganjurkan agar memasang obat antinyamuk, karena sedang musim hujan, serta melakukan 3M (menguras bak, menutup penampungan air, mengubur barang bekas) agar mencegah timbulnya DBD. Menjaga kebersihan rumah, kelembaban, dan cahaya agar sirkulasi udara lancar. Jika mampu, sebaiknya di kedua kamar dibuatkan jendela dan ventilasi yang menghubungkan dunia luar secara langsung dan sering dibuka agar kamar tidak lembab dan bernyamuk.

TINDAK LANJUT III (23 Februari 2013)

Evaluasi:

- Keteraturan minum obat oleh istri pasien- Observasi kesehatan fisik pasien- Anjuran PHBS, rumah sehat, dan perdalam komunikasi

Hasil:

- Istri pasien sudah mulai rajin minum obat setiap hari, tensi 170/100, rasa berat di tengkuk sudah berkurang. Masalah kesehatan lainnya tidak ada

- Kesehatan fisik pasien cukup (menurut cerita istri), untuk istri pasien masih mampu melakukan aktivitasnya dengan baik

- PHBS sudah mulai diterapkan, rumah sehat sejalan dengan itu, komunikasi dengan istri pasien lebih intensif sebab saat ke rumahnya, sebab saat itu Tn. Zawa sedang pergi ke tempat orang meninggal.

Edukasi :- anjuran untuk minum multivitamin dan mengurangi rokok serta kopi untuk Tn.

Zawa- anjuran untuk melakukan aktivitas fisik dan pentingnya keteraturan minum obat

untuk istri pasien- Menyarankan agar mengurangi penggunaan garam sebagi makanan tambahan dan

penyedap rasa dalam masakannya.- anjuran untuk saling mengingatkan dan menekankan pentingnya hidup sehat

terutama dengan usia yang sudah lanjut- kebiasaaan baik, PHBS, dan perawatan untuk rumah sehat agar diteruskan, jika

mampu sebaiknya ditularkan ke orang sekitar.

33