Laporan Jiwa Bipolar

27
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.A Usia : 59 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Kristen Pendidikan : SD (kelas 5) Pekerjaan : Tidak bekerja Alamat : Senen II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 28 Januari 2014 pukul 10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan. A. Keluhan Utama Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol karena obat telah habis. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol karena obat telah habis. Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah lama tidak datang ke poliklinik psikiatri untuk konsultasi dengan dokter. Pasien sejak kunjungan terakhirnya ke poliklinik jiwa mengaku sering datang ke puskesmas untuk meminta obat yang sama seperti yang diberikan dari poliklinik jiwa. Menurut keterangan 1

description

SSSSSSSSSSSS

Transcript of Laporan Jiwa Bipolar

I. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny.AUsia

: 59 tahun

Jenis Kelamin: PerempuanAgama

: KristenPendidikan

: SD (kelas 5)Pekerjaan

: Tidak bekerja

Alamat

: SenenII. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 28 Januari 2014 pukul 10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.

A. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol karena obat telah habis.B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol karena obat telah habis. Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah lama tidak datang ke poliklinik psikiatri untuk konsultasi dengan dokter. Pasien sejak kunjungan terakhirnya ke poliklinik jiwa mengaku sering datang ke puskesmas untuk meminta obat yang sama seperti yang diberikan dari poliklinik jiwa. Menurut keterangan keluarga pasien mendapatkan obat, yaitu Haloperidol, Trihexyphenidil dan Chlorpromazine, Melozepam. Pasien sudah mengalami hal ini selama kurang lebih 2 tahun. Menurut keterangan dari keluarga pasien, saat ini pasien sangat senang berbicara. Bila pasien sudah berbicara sulit bagi orang lain untuk menghentikan pembicaraanya. Pasien seringkali berbicara sendiri. Isi pembicaraan pasien kebanyakan tentang hal-hal yang disukai pasien. Terkadang isi pembicaraan pasien tidak berkesinambungan. Karena pasien terlalu senang berbicara, orang-orang disekelilingnya merasa terganggu.

Pasien mengatakan bahwa dirinya sangat suka berjalan-jalan. Pasien sering berjalan-jalan sendirian ke tempat mana saja yang ingin dikunjungi pasien. Pasien pergi ke pasar untuk berbelanja sayuran, buah-buahan dan bahan makanan. Pasien juga suka melihat-lihat dan memilih-milih baju serta perhiasan di pasar. Namun pasien tidak di berikan uang oleh anaknya sehingga pasien merasa kesal karena tidak bisa membeli barang-barang yang sangat diidamkannya. Pasien juga sering berjalan kaki ke stasiun sambil memungut barang seperti botol bekas. Pasien juga mengatakan pernah menghadiri acara belasungkawa. Namun menurut keterangan dari keluarga pasien, pasien seringkali pergi ke rumah duka dengan tujuan untuk melayat seseorang yang tidak di kenalnya yang sudah jelas bukan sanak familinya. Pasien juga rajin pergi ke gereja untuk beribadah. Pasien mengaku setiap hari selasa pergi beribadah untuk menenangkan diri. Pasien juga suka bercengkrama dengan orang-orang yang baru pertama kali ditemuinya. Pasien sangat suka menceritakan tentang pengalaman atau hal-hal yang pernah terjadi pada dirinya.Pasien juga sering pergi ke puskesmas untuk meminta obat agar dirinya sehat. Pasien selalu datang sangat pagi ke puskesmas dan selalu menunggu puskesmas membuka layanan pengobatan. Pasien kemudian diberikan obat berupa vitamin. Keluarganya mengatakan hampir setiap hari pasien pergi ke puskesmas.Pasien juga beberapa hari terakhir ini sering bersenandung lagu-lagu. Pasien sering bernyanyi sendiri dirumahnya. Pasien suka menyanyikan lagu-lagu rohani dan lagu nasional. Menurut keterangan keluarganya, pasien mengalami kesulitan untuk tidur. Pasien biasa tidur larut malam. Pasien biasanya tidur jam 12 malam dan bangun jam 8 pagi. Pasien juga jarang membersihkan diri. Pasien mandi satu kali seminggu. Suasana perasaan yang dirasakan pasien sangat bahagia. Pasien merasa sangat bahagia karena bisa bertemu dengan dokter-dokter di RSUP Persahabatan. Selain itu pasien juga merasa sangat bersemangat.

Menurut keterangan dari keluarganya, pasien sejak 2 tahun lalu gejalanya sudah menghilang. Pasien bisa mengontrol pembicaraannya, pasien tidak suka pergi keluyuran ke tempat-tempat yang jauh. Namun sekitar 2 atau 3 bukan terakhir ini gejalanya muncul kembali. Akan tetapi keluarga tidak mengetahui hal apa yang terjadi dengan diri pasien ini.

Pasien pernah merasakan kesedihan dan merasa stress beberapa tahun lalu. Pasien merasa sedih dan kemudian meneteskan air mata. Selain itu pasien juga jadi malas berkativitas, malas keluar rumah dan pasien menjadi murung dan lebih pendiam. Pasien mengatakan tidak pernah mendengar suara - suara yang tidak ada wujud dari suara - suara tersebut. Pasien juga tidak pernah melihat sesuatu yang tidak ada wujudnya, dan orang lain tidak melihat. Pasien tidak mencium bau sesuatu yang tidak ada wujudnya, dan orang lain tidak mencium bau tersebut. Pasien juga tidak pernah merasa ada sesuatu yang menjalar pada tubuhnya dan pasien juga tidak pernah merasakan rasa apapun pada lidahnya ketika pasien sedang tidak makan.Ketika pasien sedang menonton televisi, pasien tidak merasakan bahwa penyiar televisi membicarakan hal buruk tentang dirinya dan penyiar televisi tersebut juga menyindir-nyindir dirinya. Pasien pun tidak merasa bahwa tetangga disekitar rumahnya dapat mengetahui isi pikiran pasien. Pasien juga mengatakan tidak ada seseorang yang menyuruhnya untuk sering bepergian keluar rumah seperti yang sering dilkukannya.

Pasien menyangkal merasa bahwa dirinya yang sekarang bukan seperti dirinya yang dulu. Pasien menyangkal bahwa lingkungan sekitarnya berubah atau terasa asing bagi pasien.

Pasien tidak pernah memiliki riwayat terjatuh dan kepalanya terbentur. Pasien menyangkal mengkonsumsi alkohol, dan NAPZA. Pasien juga mengaku tidak merokok. Pasien menyangkal di keluarganya ada yang mengalami hal serupa dengan dirinya.Saat ini, pasien tinggal di rumahnya di daerah Senen. Pasien tinggal dirumah bersama dengan 3 anak dan adiknya. Hubungan dengan keluarga selama ini baik. Namun anak pasien tampak kurang perhatian dan peduli pada kondisi ibunya berdasarkan penuturan saudara pasien. Pasien menganut agama kristen, dan pasien taat dalam beribadah.Pasien saat ini tidak memiliki pekerjaan. Untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, pasien mengandalkan uang pemberian anaknya yang hanya secukupnya saja.Riwayat masa kecilnya, pasien mengatakan saat lahir, pasien dilahirkan secara normal. Selama kandungan, tidak ada kelainan yang ditemukan. Setelah pasien dilahirkan, tidak ada kelainan, dan cacat bawaan. Selama masa tumbuh kembang, tidak ada gangguan pertumbuhan, dan perkembangannya. Saat masa kanak - kanak, dan remaja, pasien mampu bersosialisasi baik dengan teman - teman, dan lingkungan sekitarnya. Saat dewasa, pasien dapat bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumahnya. Pasien mengatakan bersekolah sampai kelas 5 sekolah dasar. Pasien tidak melanjutkan sekolah karena masalah ekonomi. Selama menjalani pendidikan, pasien tidak mengeluhkan adanya kesulitan dalam mengikuti pelajaran, dan prestasi yang dicapai pasien biasa - biasa saja.

Menurut pasien, saat ini pasien tidak merasa sakit. Pasien pergi ke dokter hanya karena rindu dan ingin bertemu dengan dokter, namun pasien minum obat secara teratur. Saat ini, pasien merasa senang. Pasien mengaku memiliki hobi memasak. Aktivitas pasien dirumah selama sebatas pergi ke pasar atau warung di dekat rumah untuk membeli kebutuhan sehari-hari.Saat ditanyakan 3 hal yang diinginkan dalam kehidupan pasien, pasien ingin dibelikan baju mahal dan perhiasan yang diidam-idamkannya selama ini.C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Pasien tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri sebelumnya.

2. Riwayat Gangguan Medik

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medik.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol

Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan alkohol, merokok dan obat - obat terlarang, seperti NAPZA. D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Pranatal

Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada penyulit selama masa kandungan dan proses persalinan.

2. Riwayat Masa Kanak - Kanak dan Remaja

Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usianya sebagaimana anak usianya. Pasien dapat bersosialisasi secara baik dengan lingkungan sekitarnya, dan tidak memiliki masalah. Pasien memiliki banyak teman.3. Riwayat Pendidikan

Pasien menjalani pendidikan sampai kelas 5 SD dan tidak melanjutkan sekolahnya karena masalah ekonomi. Selama sekolah pasien tidak pernah membuat masalah di sekolah. Prestasi selama sekolah biasa - biasa saja.4. Riwayat Pekerjaan

Saat ini pasien tidak bekerja. 5. Riwayat Agama

Pasien menganut agama kristen dan taat dalam menjalankan ibadahnya.

6. Riwayat Pernikahan

Pasien menikah satu kali dan memiliki tiga orang anak. Suami pasien sudah meninggal. 7. Hubungan dengan Keluarga

Saat ini, pasien tinggal di rumah miliknya sendiri di daerah Senen. Pasien tinggal bersama tiga anaknya dan adiknya. Adik pasien seorang seorang perempuan. Hubungan dengan keluarga selama ini baik. Namun anak-anak pasien tampak tidak peduli dengan kondisi ibunya saat ini.8. Aktivitas Sosial

Pasien dapat bersosialisasi dengan orang-orangdi lingkungan sekitar rumahnya. Pasien suka berbincang-bincang dengan tetangga disekitar rumahnya. E. Riwayat Keluarga

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa dengan pasien.F. Riwayat Situasi Sosial Sekarang

Pasien adalah seorang perempuan usia 59 tahun yang memiliki 3 anak dan saat ini tidak memiliki pekerjaan. Pasien tinggal di rumah miliknya sendiri dan tinggal bersama ketiga anaknya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - harinya, pasien mengandalkan dari uang pemberian anaknya. Suami pasien sudah meninggal. Pasien tidak menyangkal adanya kesulitan ekonomi. Aktivitas sehari - hari dapat dilakukan sendiri atas bantuan orang lain. Dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, pasien cukup bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumahnya. G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya dan KehidupannyaSaat ditanyakan tiga harapan yang diinginkan pasien saat ini, pasien ingin dibelikan baju mahal dan perhiasan yang diidam-idamkannya selama ini.III. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Perempuan berusia 59 tahun. Penampilan pasien tampak sesuai dengan usianya, berpakaian kurang rapi, ekspresi meningkat, perawatan diri kurang baik, rambut pendek berwarna cokelat, dan warna kulit sawo matang.

2. Kesadaran dan kontak psikis Kesadaran umum :Compos mentis.

Kontak Psikis :Dapat dilakukan pasien, pasien dapat berkomunikasi dengan pemeriksa.

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Cara berjalan :Baik.

Aktifitas psikomotor :Pasien kooperatif, selama wawancara kontak mata baik, pasien duduk tenang, tidak ada gerakan involunter, dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan cukup jelas.

4. Pembicaraan

Kuantitas :Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.

Kualitas:Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas dan pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.

5. Sikap terhadap Pemeriksa: Pasien kooperatif.

B. Keadaan Afektif

1. Mood

Perasaan pasien akhir - akhir ini bahagia.

2. Afek

Afek luas.3. KeserasianMood dan afek serasi.4. EmpatiPemeriksa tidak dapat merabarasakan perasaan pasien saat ini.C. Fungsi Intelektual/Kognitif

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan

a. Taraf Pendidikan

Pasien mengaku menempuh pendidikan sampai kelas 5 sekolah dasar. Pasien tidak melanjutkan sekolah karena masalah ekonomi. Tidak ada masalah selama sekolah. Prestasi selama menempuh pendidikan termasuk biasa - biasa saja.b. Pengetahuan Umum

Pengetahuan umum pasien termasuk baik. Pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberikan pertanyaan siapa Gubernur DKI Jakarta saat ini, jawabanya adalah Jokowi.2. Daya konsentrasi

Daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai akhir. Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan tepat yang diberikan oleh dokter, yaitu mengenai pengurangan 100 - 7 yaitu 93.

3. Orientasi

a. Waktu Baik, pasien dapat mengetahui waktu saat pemeriksaan dilakukan, yaitu siang hari.

b. TempatBaik, pasien dapat mengetahui sedang berada di RSUP Persahabatan.

c. OrangBaik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.

d. SituasiBaik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang berkonsultasi dan wawancara.4. Daya ingat

a. Daya ingat jangka panjang

Baik, pasien dapat mengingat dengan baik hal - hal tentang masa pendidikannya. Pasien dapat mengingat pasien bersekolah sampai kelas 5 SD.b. Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien dapat mengingat dengan baik kendaraan yang digunakan selama perjalanan ke RSUP Persahabatan.c. Daya ingat segera

Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 5 nama kota yang disebutkan oleh pemeriksa.

d. Akibat hendaya daya ingat pasien

Saat ini, tidak terdapat hendaya daya ingat pasien.

5. Pikiran abstrak

Baik, pasien dapat mengerti makna peribahasa dari tong kosong nyaring bunyinya.

6. Bakat kreatif

Pasien mengaku suka memasak.

7. Kemampuan menolong diri sendiri

Kurang baik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri tetapi pasien kurang peduli terhadap kebersihan dan penampilan diri sendiri. Pasien mandi satu kali dalam seminggu.D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi dan ilusi

a. Halusinasi:Tidak terdapat halusinasi.b. Ilusi: Tidak terdapat ilusi.

2. Depersonalisasi dan derealisasi

a. Depersonalisasi:Tidak terdapat depersonalisasib. Derealisasi:Tidak terdapat derealisasi.

E. Proses Pikir

1. Arus pikir

a. Produktifitas: Baik, pasien dapat menjawab dengan spontan bila diajukan pertanyaan oleh dokter.

b. Kontinuitas: Kurang baik, flight ideas. Pasien dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik setelah beberapa kali membicarakan hal-hal yang terpikir oleh dirinya. c. Hendaya bahasa: Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.

2. Isi pikiran

a. Preokupasi:Tidak terdapat preokupasi.

b. Gangguan pikiran:tidak terdapat waham.F. Pengendalian Impuls

Baik, pasien tidak dapat mengendalikan dirinya, tidak ada gerakan involunter, dan pasien dapat berkomunikasi dengan baik.G. Daya Nilai

1. Norma sosial

Baik, pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar rumahnya dengan baik.

2. Uji daya nilai

Baik, karena ketika diberikan permasalahan jika pasien sedang berada di pusat perbelanjaan, dan bertemu seorang anak kecil yang terpisah dari orangtuanya, pasien menjawab bahwa pasien akan menolong anak itu dan melapor polisi.3. Penilaian realitas

Pada pasien tidak terdapat gangguan penilaian realitas.H. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya

Berdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien, saat ini pasien dalam keadaan manik. Pasien meningkat afeknya, meningkat aktivitas mentalnya ditandai dengan banyak bicara dan meningkat aktivitas psikomotornya ditandai dengan seringnya pasien bepergian sendiri kemana pun yang pasien inginkan. Pasien tidak sadar bahwa dia sedang sakit.I. Tilikan/Insight

Tilikan derajat 1, pasien tidak mengetahui bahwa dirinya sakit.

J. Taraf Dapat Dipercaya

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai akhir.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

1. Keadaan Umum

: Baik, Compos mentis.

2. Tanda Vital

: TD: 120/70 mmHg N: 80 x/min RR: 20 x/min S: Afebris

3. Sistem Kardiovaskular: Kesan dalam batas normal.

4. Sistem Muskuloskeletal: Kesan dalam batas normal.

5. Sistem Gastrointestinal: Kesan dalam batas normal.

6. Sistem Urogenital

: Kesan dalam batas normal.

7. Gangguan Khusus

: Tidak ada.

B. Status Neurologis

1. Saraf Kranial

: Kesan dalam batas normal.

2. Saraf Motorik

: Kesan dalam batas normal.

3. Sensibilitas

: Kesan dalam batas normal.

4. Susunan Saraf Vegetatif: Tidak ditemukan kelainan.

5. Fungsi Luhur

: Tidak ditemukan kelainan.

6. Gangguan Khusus

: Tidak ada.V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien seorang perempuan berusia 59 tahun datang untuk kontrol karena obat telah habis. Keluhan yang saat ini dirasakan pasien adalah pasien sangat senang berbicara. Bila pasien sudah berbicara sulit bagi orang lain untuk menghentikan pembicaraanya. Pasien seringkali berbicara sendiri. Isi pembicaraan pasien kebanyakan tentang hal-hal yang disukai pasien. Pasien mengatakan bahwa dirinya sangat suka berjalan-jalan. Pasien sering berjalan-jalan sendirian ke tempat mana saja yang ingin dikunjungi pasien. Pasien juga suka melihat-lihat dan memilih-milih baju serta perhiasan di pasar. Namun pasien tidak di berikan uang oleh anaknya sehingga pasien merasa kesal karena tidak bisa membeli barang-barang yang sangat diidamkannya. Pasien juga beberapa hari terakhir ini sering bersenandung lagu-lagu. Pasien sering bernyanyi sendiri dirumahnya. Pasien mengalami kesulitan untuk tidur. Pasien biasa tidur larut malam. Pasien biasanya tidur jam 12 malam dan bangun jam 8 pagi. Suasana perasaan yang dirasakan pasien sangat bahagia. Pasien merasa sangat bahagia karena bisa bertemu dengan dokter-dokter di RSUP Persahabatan. Selain itu pasien juga merasa sangat bersemangat. Pasien pernah merasakan kesedihan dan merasa stress beberapa tahun lalu. Pasien merasa sedih dan kemudian meneteskan air mata. Selain itu pasien juga jadi malas berkativitas, malas keluar rumah dan pasien menjadi murung dan lebih pendiam. Keluhan ini dirasakan sejak 2 tahun yang lalu.

Pada pasien tidak didapatkan halusinasi, waham, dan tidak terdapat depersonalisasi dan derealisasi.

Pasien tidak pernah memiliki riwayat terjatuh dan kepalanya terbentur. Pasien menyangkal mengkonsumsi alkohol, merokok dan NAPZA.

Penampilan pasien sesuai dengan usianya, pasien kooperatif, fungsi kognitif, dan pengendalian impuls masih baik. Daya ingat jangka pendek, panjang dan sewaktu masih baik. Tidak ada masalah pada uji daya nilai dan pikiran abstrak. Pasien menyangkal terdapat riwayat keluhan yang serupa dengan dirinya di keluarganya. Pasien lahir secara normal tanpa penyulit, dan tidak ada cacat bawaan. Masa kanak - kanak, remaja, dan dewasa, pasien dapat bersosialisasi dengan teman - temannya, dan lingkungan sekitarnya.

Pasien menempuh pendidikan sampai kelas 5 SD dan tidak melanjutkan sekolah karena masalah ekonomi. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medik sebelumnya.

Pasien tinggal di rumah miliknya sendiri di daerah Senen. Pasien tinggal bersama ketiga anaknya dan adiknya. Suami pasien sudah meninggal. Hubungan dengan keluarga selama ini baik namun anak pasien tampak kurang peduli dan perhatian dengan kondisi ibunya saat ini. Seluruh biaya kebutuhan hidup sehari - hari pasien berasal dari uang yang diberikan anaknya yang diakui pasien, uang yang diberikan anaknya hanya secukupnya saja. Pasien memiliki masalah sosioekonomi, yaitu pasien tidak bekerja lagi, dan pasien tinggal sendirian. Pasien juga tidak memiliki orang yang bersedia untuk selalu menemani dan mengantar pasien untuk kontrol ke rumah sakit. Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala sedang dan disabilitas sedang (moderate).VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kumpulan gejala yang secara klinis bermakna yang dapat menimbulkan distress dan disabilitas dalam fungsi sehari - hari, maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.A. Diagnosis Aksis I

Pada pasien ini tidak terdapat riwayat trauma kepala yang menyebabkan adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F0).

Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif (NAPZA) serta mengkonsumsi alkohol. Maka, pasien ini bukan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F10).

Pada pasien ini juga terdapat afek yang meningkat, peningkatan aktivitas mental, dan peningkatan aktivitas psikomotor maka pasien ini adalah pasien manik. Pada pasien ini terdapat afek depresi, kehilangan minat dan mudah lelah serta kehilangan energi maka pasien ini adalah pasien depresi. Karena ditemukan manic dan depresi, maka pasien ini penderita gangguan suasana perasaan (mood/afek) (F3). Karena pada pasien didapatkan manik dan depresi, dan pada saat ini pasien sedang dalam keadaan manik tanpa disertai gangguan dalam menilai realita maka pasien ini adalah bipolar episode manik tanpa gejala psikotik (F31.1).B. Diagnosis Aksis II

Tumbuh kembang pasien normal. Sejak masa kanak - kanak hingga dewasa, pasien dapat tumbuh, dan berkembang sesuai dengan usianya sebagaimana anak seusianya. Pasien dapat bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka, pada pasien ini tidak ada didapatkan gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai kelas 5 SD. Selama sekolah, pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik, prestasi di sekolah biasa - biasa saja, dan fungsi kognitif baik. Maka, pada pasien ini tidak didapatkan gangguan retardasi mental. Karena tidak ditemukan gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka pada pasien ini, aksis II tidak ada diagnosis.

C. Diagnosis Aksis III

Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini ditemukan tekanan darah pasien 120/70 mmHg dan tidak ada gangguan organik. Maka, pada pasien ini, aksis III tidak ada diagnosis.

D. Diagnosis Aksis IV

Pasien tinggal di rumah miliknya sendiri di daerah Senen. Pasien tinggal dirumahnya bersama ketiga anaknya dan adiknya. Namun anak pasien tampak kurang peduli dan perhatian dengan kondisi ibunya saat ini Pasien juga tidak memiliki orang yang bersedia untuk selalu menemani dan mengantar pasien untuk kontrol ke rumah sakit. Pasien tidak memiliki pekerjaan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari, biaya kebutuhan hidup berasal dari uang pemberian anaknya yang secukupnya saja dan pasien mengatakan sedikit kesulitan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari - hari. Aktivitas sehari hari dilakukan sendiri dengan bantuan orang lain. Pasien dapat bersosialisasi pada tetangga disekitar rumahnya. Maka, pada pasien ini, aksis IV terdapat gangguan dalam primary support group (keluarga) dan ekonomi.E. Diagnosis Aksis V

Pada pasien ini didapatkan gejala sedang dan disabilitas sedang (moderate). Maka, pada pasien ini, aksis V didapatkan GAF Scale 60 - 51.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I:Bipolar episode manik tanpa gejala psikotik. Aksis II:Tidak ada diagnosis. Aksis III:Tidak ada diagnosis. Aksis IV: Terdapat masalah primary support group (keluarga) dan ekonomi. Aksis V: GAF Scale 60 - 51.VIII. DAFTAR PROBLEM

A. OrganobiologikTidak ada.B. Psikologis

Terdapat manik tanpa disertai gangguan dalam menilai realita.C. SosioekonomiTerdapat masalah karena pasien tidak bekerja dan sedikit kesulitan ekonomi.IX. PROGNOSIS

A. Prognosis ke Arah Baik

Pasien cukup patuh minum obat.

Respon terhadap pengobatan baik. Tidak ada keluarga yang memiliki gejala serupa dengan pasien.B. Prognosis ke Arah Buruk

Perjalanan penyakit sudah berlangsung selama 2 tahun. Pasien tidak memiliki orang yang memberikan perhatian, dukungan, dan semangat kepada pasien selama menjalani pengobatan.Berdasarkan data - data di atas, maka dapat disimpulkan prognosis pasien sebagai berikut :

Ad vitam

: ad bonam.

Ad functionam: ad bonam.

Ad sanationam: dubia.X. TERAPI

A. Psikofarmaka

1. Haloperidol 3 x 5 mg

2. Depakote 2 x 250 mg3. Trihexyphenidil 2 x 2 mg4. Lorazepam 1 x 1 mg (malam)B. Psikoterapi

1. Pada pasien Memberikan edukasi pada pasien mengenai kondisi pasien saat ini, dan dianjurkan kontrol rutin setiap bulan dan minum obat secara teratur. Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang ada.

Memberi saran kepada pasien untuk melakukan aktivitas di rumah yang memiliki manfaat untuk diri sendiri dan keluarganya.

Memberi edukasi pada pasien untuk lebih peduli terhadap kebersihan diri sendiri seperti mandi setiap hari. 2. Pada keluarga

Memberikan edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien, mengingatkan pasien untuk minum obat secara teratur, dan kontrol secara rutin. Memberikan perhatian, dukungan, dan semangat penuh terhadap pasien dalam menjalani pengobatan.

Mendampingi pasien untuk kontrol berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2001.

2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2007.

3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010

18