Bed Side Teaching stase jiwa (bipolar disorder)

38
Andrea Nathania 1015173 Peguji : dr Andy, Sp.KJ

description

bed site teaching bipolar jiwa.

Transcript of Bed Side Teaching stase jiwa (bipolar disorder)

  • Andrea Nathania1015173

    Peguji : dr Andy, Sp.KJ

  • Nama: Tn H.SJenis kelamin: Laki - lakiTTL / umur: Bandung, 27 November 1996 (19 tahun)Status marital: Belum MenikahAlamat: Cijeruk / Bojongsari RT 01 RW 02 Kec. Bojongsoang Kab. BandungPendidikan : SMAPekerjaan : PelajarAgama : IslamSuku : Sunda

  • Penanggung jawab pasien Nama: Tn BPHubungan : Ayah kandungAlamat: Cijeruk / Bojongsari RT 01 RW 02 Kec. Bojongsoang Kab. BandungMasuk opname: - (pasien poliklinik)Dikirim oleh : Keluarga

  • Didapatkan pada tanggal 17 Juni 2015 dari Tn BP sebagai ayah kandung.Keluhan utama:marah-marah dan mengamuk tanpa sebab, merusak barang-barang di rumah dan melempari rumah tetangga (impulsif, agresivitas motorik)

  • RPD : seperti ini sejak 2 tahun lalu, pada 2013 (17 tahun) pernah dirawat inap, membaik, lalu rawat jalan tidak patuh berobat & kontrolObat : orang tua pasien lupa namanyaRiwayat kebiasaan : tidak ada kebiasaan aneh

  • Sejak 2 minggu yang lalu:

    Marah-marah tanpa sebab sampai merusak barang-barang di rumah, melempari rumah tetangga (impulsif, agresivitas motorik)Gelisah, mondar-mandir (agitasi motorik)Mendengar suara Sunan Kalijaga (halusinasi auditorik)Cerewet, banyak bicara tetapi tidak karuan (logorea, inkoheren, flight of idea) Tertawa dan bicara sendiri (giggling, grimace)Merasa dibicarakan orang lain (waham curiga) Sulit tidur (insomnia)Hanya di rumah saja, tidak mau pergi ke sekolah, tidak mau main ke tetangga, sering menyendiri, melamun (isolasi diri, anti sosial)Mengacak-acak sisa makanan (infantile)Tidak mau mandi (dekorum buruk)

  • Gejala pertama didapati 2 tahun lalu (tahun 2013, usia pasien 17 tahun) saat itu keluhan pasien : tidak mau masuk sekolah, mengurung diri di kamar, tidak mau bersosialisasi, minder dengan teman-temannya, lebih sering menutup muka jika bertemu dengan orang lain, tidak kontak mata, tidak mau bicara, tidak mau mandi, senyum-senyum sendiri, tidak tidur, gelisah, mondar-mandir, dan jarang bergaul selama kurang lebih 3 bulan sehingga pasien dirawat hingga membaik & dipulangkan.

  • Pada 2014, 8 bulan setelah dirawat pertama kali (usia pasien 18 th) pasien dibawa ke RSJ lagi, dengan keluhan : mogok sekolah, hanya mau di rumah, minder, tidak mau makan, tidak mau tidur, gelisah, cepat tersinggung, curiga, sering sakit kepala, ingin bunuh diri minum obat hanya saat sahur saja (tidak teratur) dan ketika obat habis tidak kontrol lagi sehingga pasien dirawat lagi hingga membaik kemudian dipulangkan.

  • Pasien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara.Sosial ekonomi keluarga pasien kurang.Struktur keluarga yang tinggal serumah dengan pasien saat ini :

    Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit seperti pasien, tidak ada yang mengalami gangguan jiwa, tidak ada yang menggunakan obat-obatan terlarang dan alkohol.

  • Riwayat Prenatal (0-1 tahun) : pasien lahir cukup bulan, merupakan anak yang diharapkan dan direncanakan, partus normal, persalinan dibantu oleh bidan. Tidak ada cacat bawaan. Sewaktu hamil, ibu pasien dalam keadaan sehat.

    Masa Kanak-kanak Awal (1-3 tahun) : perkembangan sesuai usia, mampu berjalan pada umur 1 tahun, mampu berbicara pada umur 1,5 tahun. Pasien mendapatkan ASI sampai umur 2 tahun. Tidak ada gejala problem perilaku.

  • Masa Kanak-kanak Pertengahan (3-11 tahun) : Pasien masuk SD di usia 6 tahun. Tidak pernah tinggal kelas, prestasi di sekolah rata-rata. Pasien sering dimanja sehingga tidak mandiri. Masa Kanak-kanak Akhir (dari pubertas sampai remaja) : Pasien melanjutkan pendidikan sampai SMA, sejak masuk SMA pasien mulai malas masuk sekolah dengan berbagai alasan tidak jelas. Pasien tertutup dan pendiam.

  • Pasien sudah tidak mau bersekolah sejak 4 bulan yang lalu (usia 19 tahun), hanya mengurung diri di kamar. Tidak membantu pekerjaan rumah. Pasien tidak akrab dengan tetangga sekitar.

    Kebiasaan Sebelum sakitSesudah sakitMandi2x/hariJarangMakan3x/hariDisuruhTidur6-8 jam/hariSulit tidurSholatKadang-kadangTidak pernahhobiNonton dan main gameDiam di kamar

  • Didapatkan :Poverty of speech, agresivitas verbal, afek inappropriate, daya ingat buruk, giggling, inkoheren, irrelevan, echolali, psikosomatik, orientasi tempat buruk, insight of illness buruk, halusinasi auditorik, halusinasi visual, distraktibilitas, irritable, memori masa lalu buruk, intelegensia sesuai tingkat pendidikan, DPB (+), orientasi orang baik.

  • Kesadaran : compos mentisTekanan darah : 120/80 mmHgRespirasi : 20x/menitNadi : 80x/menitSuhu : 36,20CKeadaan gizi : baikBentuk tubuh : astenikusKulit : sawo matang

    Kepala : bentuk dan ukuran simetrisMata : conjungtiva : anemis -/-Funduscopy : tidak dilakukanPupil : bulat, isokor, diameter 3 mmSclera : ikterik -/-Pergerakan : + segala arahRefleks cahaya : +/+

  • Hidung : deviasi -/-, sekret -/-Telinga : sekret -/-Mulut dan tenggorokan : mukosa basah, faring hiperemis (-)Leher : JVP : 50 cmH2OKGB : tidak teraba membesarStruma : tidak terabaTiroid : DBNThoraks Jantung : bunyi jantung S1 S2 reguler, murmur Paru : VBS kanan=kiri, ronki -/-, wheezing -/-

    Abdomen Hepar : tidak teraba membesarLien : tidak teraba membesarRuang traube : kosongBising usus : (+) normalGenitalia : tidak dilakukanEkstremitas : akral hangat,CRT

  • Keadaan susunan sarafSaraf otak : DBNSensibilitas : DBNMotoris : NormotonusRefleks fisiologis : +/+Refleks patologis : -/-

  • Kesadaran : compos mentisRoman muka : bingungKontak/rapport : +/adekuatPerhatian : distraktibilitasOrientasi tempat : buruk; waktu : baik; orang : baikPersepsiIlusi : tidak adaHalusinasi : auditorik dan visualMemori masa lalu : burukmasa kini : baikdaya ingat : baikdaya ulang : baikIntelegensia : sesuai pendidikan

  • PikiranBentuk : autistikJalan pikiran : asosiasi longgarIsi : waham curiga dan somatikOrganisasi pikiran : DPB (+)PenilaianNorma sosial : burukWawasan penyakit : burukEmosi/afek : irritable, inappropriate, labilDekorumCara berpakaian : cukupKebersihan : kurangSopan santun : baikKematangan jiwa : immaturePerilaku : infantile, giggling, self absorbed, smiling, hiperkinetikBicara : poverty of speech, irrelevan

  • Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukanPemeriksaan Psikologis : tidak dilakukanPemeriksaan EEG : tidak dilakukan

  • Pasien seorang laki-laki berumur 19 tahun, pasien merupakan anak laki-laki, tiga bersaudara dan merupakan anak bungsu.Riwayat tumbuh kembang pada usia 0-3 tahun baik, pada masa anak-anak pertengahan baik dan pada masa akhir pasien merupakan seorang yang pendiam dan tertutup.

  • Tahun 2013 (17 tahun), pasien dibawa ke RSJ Cisarua dan dirawat +- 1 bulan karena tidak mau masuk sekolah, mengurung diri di kamar, tidak mau bersosialisasi, minder dengan teman-temannya, lebih sering menutup muka jika bertemu dengan orang lain, tidak kontak mata, tidak mau bicara, tidak mau mandi, senyum-senyum sendiri, tidak tidur, gelisah, mondar-mandir, dan jarang bergaul selama kurang lebih 3 bulan setelah membaik pasien rawat jalan tetapi minum obat tidak teratur dan jarang kontrol.

    Tahun 2014 (18 tahun), pasien kembali di rawat dengan keluhan mogok sekolah, hanya mau di rumah, minder, tidak mau makan, tidak mau tidur, gelisah, cepat tersinggung, curiga, sering sakit kepala, ingin bunuh diri setelah membaik rawat jalan tidak control teratur lagi.

  • Faktor presipitasi : kemungkinan karena masalah di sekolah, minum obat dan kontrol tidak teratur.Faktor predisposisi : sifat pendiam dan tertutup, dimanja oleh ibu pasien, tidak mau bersosialisasi, menghabiskan waktu menyendiriMekanisme pertahanan mental :proyeksi

  • Pasien adalah laki-laki, 19 tahun, beragama Islam, suku Sunda, pendidikan terakhir SMP. Pasien adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Pasien pernah dirawat pada tahun 2013 saat usia 17 tahun & 2014 saat usia 18 tahun selama selang waktu saat tidak dirawat pasien masih dapat sekolah seperti biasa, tetapi memang pasien tidak teratur kontrol & minum obat

  • Saat ini pasien dirawat lagi karena dibawa oleh keluarga dengan keluhan marah-marah dan mengamuk tanpa sebab, merusak barang-barang di rumah.Riwayat kebiasaan : tidak ada kebiasaan aneh.Status fisikus : TAK

  • Roman muka : bingungKontak/rapport : +/adekuatPerhatian : distraktibilitasOrientasi tempat : buruk; waktu : baik; orang : baikPersepsiIlusi : tidak adaHalusinasi : auditorik dan visualMemori masa lalu : burukmasa kini : baikdaya ingat : baikdaya ulang : baikIntelegensia : sesuai tingkat pendidikan

  • PikiranBentuk : autistikJalan pikiran : asosiasi longgarIsi : waham curiga dan somatikOrganisasi pikiran : DPB (+)PenilaianNorma sosial : burukWawasan penyakit : burukEmosi/afek : irritable/inappropiate, labil DekorumCara berpakaian : cukupKebersihan : kurangSopan santun : baikKematangan jiwa : immaturePerilaku : infantile, giggling, self absorbed, smiling, hiperkinetikBicara : poverty of speech, irrelevan

  • Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukanPemeriksaan psikologi : tidak dilakukanPemeriksaan EEG : tidak dilakukan

  • Diagnosis kerjaAksis I: Sindroma Klinik : F20.1 Skizofrenia HebefrenikDiagnosis Banding : F25.0 Skizoafektif tipe manikAksis II: Gangguan Kepribadian : tidak ada diagnosisGangguan Perkembangan : tidak ada diagnosisAksis III: Kondisi Medik Umum : tidak ada diagnosisAksis IV: Masalah psikososial : masalah hubungan interpersonal di sekolahTaraf : sedangAksis V: Penilaian Fungsi Secara Global : GAF scale 41 50 gejala berat, disabilitas berat

  • Skizofrenia : gangguan jiwa yang berat ditandai dengan tidak selarasnya emosi, pikiran, tingkah laku, disertai dengan gejala seperti halusinasi dan waham.

  • laki-laki = perempuan. Onset pada laki-laki lebih awal (< 25 tahun).

  • Skizofrenia paranoid (F20.0)Skizofrenia hebefrenik (F20.1)Skizofrenia katatonik (F20.2)Skizofrenia tak terinci (F20.3)Depresi pasca skizofrenia (F20.4)Skizofrenia residual (F20.5)Skizofrenia simpleks (F20.6)Skizofrenia lainnya (F20.7)Skizofrenia YTT (F20.8)

  • Untuk mengklasifikasikan perjalanan penyakitnya:Berkelanjutan (.x0)Episodik dengan kemunduran progresif (.x1)Episodik dengan kemunduran stabil (.x2)Episodik berulang (.x3)Remisi tak sempurna (.x4)Remisi sempurna (.x5)Lainnya (.x8)Periode pengamatan kurang dari 1 bulan (.x9)

  • Gejala klinik :Simtom positif : halusinasi, waham, tingkah laku bizzare.Simtom negatif : afek tumpul, kemiskinan dalam isi pembicaraan, motivasi turun, anhedonia, penarikan diri, dekorum buruk.Gejala pramorbid : kepribadian skizoid, skizotipal : pendiam, pasif, introvert sehingga memiliki sedikit teman.Gejala prodormal : gangguan berpura-pura / somatisasi, perilaku sangat aneh, afek abnormal, bicara tidak lazim, gagasan aneh, pengalaman perseptual yang asing.

  • Pedoman diagnostik skizofrenia hebefrenik berdasarkan PPDGJ III :Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.Diagnosis pertama kali ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset mulai 15-25 tahun).Kepribadian pramorbid : pemalu, senang menyendiri.Gangguan afektif dan dorongan kehendak serta gangguan proses berpikir yang umumnya menonjol.

  • Model diatesis stress.Faktor biologis.Hipotesis dopaminergik.Serotonin.Norepinefrin.Asam amino : GABA.Genetika.Faktor psikososial.Teori tentang pasien individual.Teori psikoanalitik.Teori psikodinamika.Norepinefrin.Asam amino : GABA.Genetika.Faktor psikososial.Teori tentang pasien individual.Teori psikoanalitik.Teori psikodinamika.Teori belajar.Teori keluarga.Ikatan ganda.Keretakan dan kecondongan keluarga.Keluarga yang saling mendukung secara semu dan bermusuhan semu.Emosi yang diekspresikan.Teori sosial.

  • Psikofarmaka : Risperidon tab 2 mg 2x1THF tab 2 mg 3x1Clorpromazin tab 100 mg 1x1 malam hari RehabilitasiTerapi kerja psikomotorTerapi kerja musikSocial skill trainingEdukasi keluarga

  • PsikoterapiMemberikan gambaran pada keluarga pasien bahwa pasien sedang sakit & butuh dukungan/support dari keluargaPasien diberi nasihat agar tidak terlalu memikirkan kejadian yang sudah berlalu.Interpersonal psychoterapy

    Usul Tes minat bakat

  • Quo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam : dubia ad bonamQuo ad sanationam : dubia ad bonam

    **