tgs bipolar

57
Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Referat dan Laporan Kasus Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman BIPOLAR Disusun Oleh : Sri Handaryati 04454210021109 Rara Faudhiah 05488660026709 Pembimbing : dr. H. Jaya Mualimin, Sp. KJ, M.Kes

Transcript of tgs bipolar

Page 1: tgs bipolar

Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Referat dan Laporan Kasus

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

BIPOLAR

Disusun Oleh :

Sri Handaryati 04454210021109

Rara Faudhiah 05488660026709

Pembimbing :

dr. H. Jaya Mualimin, Sp. KJ, M.Kes

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

LAB/SMF KESEHATAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

RSKD ATMA HUSADA MAHAKAM

SAMARINDA

2011

Page 2: tgs bipolar

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan bipolar (GB) adalah gangguan mood (suasana perasaan) yang

dikarakteristikkan dengan episode depresi dan manik atau hipomanik. Dahulu

gangguan ini dikenal sebagai “manic-depressive illness.” Pada awalnya antara

skizofrenia dengan gangguan bipolar saling bertumpang tindih dalam penegakan

diagnosisnya namun kemudian diberi batasan yang jelas oleh Emil Kraeplin,

seorang psikiater Austria.

Depresi adalah suatu kondisi suasana perasaan yang menetap sedih dalam

jangka waktu panjang. Sedangkan pada kondisi manik atau hipomanik terdapat

suatu kondisi suasana perasaan yang berkebalikan dengan depresi di mana

terdapat suatu suasana perasaan yang gembira secara berlebih-lebihan, meluas,

atau iritable (mudah menjadi marah). Kondisi mood yang meningkat ini akan

menyebabkan perubahan pada diri pasien meliputi peningkatan energi, gangguan

tidur, gangguan makan, rasa percaya diri yang berlebihan, waham kebesaran,

kontrol impuls yang buruk, hingga perilaku agresi dan tanpa perhitungan.

Hipomanik adalah kondisi mood yang menyerupai manik namun dalam derajat

lebih ringan. Episode manik harus berlangsung sekurangnya 1 minggu, sedangkan

episode hipomanik berlangsung sekurangnya 4 hari.

Episode depresif dari gangguan bipolar memiliki kriteria diagnostik yang

sama dengan gangguan depresi mayor episode tunggal. Sedangkan pada gangguan

bipolar episode campuran terdapat gejala-gejala manik atau hipomanik dan

depresi yang berganti-ganti secara cepat pada suatu periode waktu yang

berlangsung sekurangnya satu minggu. Pada tampilan klinis, seorang yang

menderita gangguan bipolar episode campuran biasanya mengalami kondisi mood

yang sangat tidak stabil. Secara umum, terdapat dua jenis gangguan bipolar, pada

gangguan bipolar tipe satu, ditemukan sekurangnya satu episode manik.

Sedangkan pada gangguan bipolar tipe dua ditemukan sekurangnya satu episode

hipomanik.

Salah diagnosis dan terlambatnya penegakan diagnosis GB sering terjadi

sehingga terapi yang akurat terlambat diterima oleh pasien dengan GB. Oleh

Page 3: tgs bipolar

karena itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) membuat

suatu tuntunan GB yang dapat digunakan secara nasional. Tuntunan ini bertujuan

agar diagnosis yang akurat dapat ditegakkan sedini mungkin supaya

penatalaksanaan yang komprehensif dapat segera diberikan kepada pasien dengan

GB. Penatalaksanaan yang komprehensif terdiri dari intervensi farmakologik dan

nonfarmakologik. Tuntunan ini terutama memberikan arahan tentang penggunaan

psikofarmakologi pada pasien dengan GB. Pemilihan psikofarmakologi adalah

berdasarkan penilaian kritis terhadap obat-obatan yang digunakan pada GB dan

juga disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

Page 4: tgs bipolar

BAB II

LAPORAN KASUS

Pemeriksaan dilakukan selama 2 minggu dalam masa Kepaniteraan Klinik

bagian Ilmu Kedokteran Jiwa di RSKD Atma Husada Mahakam

Samarinda mulai tgl 25 Februari s.d 8 Maret 2011

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. RH

Umur : 20 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Pendidikan : sampai dengan Kelas 2 SMA

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Suku : Batak

Alamat : Perum BTN NO. 20 Balikpapan

Pasien saat ini dirawat di Ruang Adaptasi Elang RSKD Atma Husada

Samarinda.

Sebab Utama Masuk Rumah Sakit

Pasien mengamuk dan membahayakan orang lain

Autoanamnesa:

Heteroanamnesa:

Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang:

Riwayat Keluarga

Genogram:

Page 5: tgs bipolar

Ayah:

Ibu:

Riwayat Kelahiran, Pertumbuhan dan Perkembangan:

Tempat /Tanggal lahir: Balikpapan, 11 Agustus 1990

Keadaan ibu sewaktu hamil: baik, tidak ada masalah

ANC: dilakukan rutin setiap bulan setelah usia kandungan 5 bulan Di

Bidan

Riwayat Persalinan : di oleh

Komplikasi kehamilan dan persalinan :

APGAR score

Berat Badan Lahir

Pemberian ASI/susu botol

Perkembangan Anak

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat Psikiatri Sebelumnya :

Page 6: tgs bipolar

No Tanggal MRS Tanggal KRS Alasan MRS Diagnosis Terapi

1 8/10/07 30/10/07 Baru keluar

RUTAN

setelah ditahan

8 bulan karena

menikam

kakak

perempuan,

indikasi

suicide,

tingkah laku

aneh, selalu

curiga.

Observasi

psikotik akut.

Rizodal 2 x 1

Algamax 1 x

0,5 mg

Promactil 1 x

100 mg

L:D= 1:1

2 1/11/07 13/12/07 Pasien

bingung,

hipersalivasi,

jalan

menunduk.

Gangguan

jiwa yang tak

terinci

Rizodal 2x1

Algamax 0,5

mg (0-0-1)

Promactil 100

mg (0-0-1)

Page 7: tgs bipolar

3 16/12/07 13/3/08 Mengamuk,

tidak bisa tidur

dan keluyuran

3 hari, tidak

mau makan 1

hari,

Skizofren

Paranoid

THD 2x1/2

Halloperidol 5

mg 2x1/2

CPZ 2 mg 2x1

Prilaku Anti Sosial:

Kejahatan : Pasien sering melakukan kekerasan pada orang-orang di

sekitarnya.

Judi : Pasien mulai sering berjudi sejak ayahnya meninggal.

Pelanggaran yang pernah dilakukan : Menikam kakak kandung

perempuannya.

Hukuman : Dipenjarakan selama 8 bulan

Keadaan Hidup Saat Ini:

Saat ini pasien masih dirawat di RSKD Atma Husada Mahakam

Samarinda, namun selalu minta pulang karena merasa sudah sembuh.

Pasien pernah sangat marah kepada ibunya karena tidak menepati janji

untuk datang menjenguknya. Saat itu pasien mengamuk dan memukul

temannya yang dirawat di Ruang adaptasi.

Karena itu pasien sempat diikat selama beberapa hari. Pada saat ibu

pasien datang menjenguk, ibunya mengatakan kepada pasien agar pasien

menganggap bahwa ibunya sudah mati saja, sehingga pasien tidak lagi

kangen kepada ibunya.

Kepribadian Sebelum Sakit

Riwayat Sosial:

Sejak duduk di sekolah dasar pasien merupakan anak yang nakal dan sulit

diatur. Namun apapun keinginan pasien selalu berusaha dipenuhi oleh

Page 8: tgs bipolar

ayahnya. Setiap kali membeli makanan, pasien harus mendapatkan jatah

yang pertama kali. Jika jatahnya diambil lebih dulu oleh saudaranya yang

lain, pasien akan sangat marah.

Kegiatan dan Minat:

Afek:

Watak/karakter:

Pendapat Umum:

Terhadap moralitas:

Pandangan masa depan:

Terhadap Kesehatan:

Energi dan Inisiatif:

Pemeriksaan Fisik:

Status Generalis

Keadaan umum : Sakit ringan

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Frekuensi nadi : 88x / menit

Frekuensi napas : 24x / menit

Suhu : afebris

Kepala : deformitas (-), rambut hitam, tidak mudah dicabut

Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks

pupil baik

Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)

Mulut : oral higiene cukup, tampak gigi pasien yang caries

Jantung : BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Page 9: tgs bipolar

Abdomen : datar lemas, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal

Ekstremitas : simetris, akral hangat, edema -/-, perfusi perifer cukup

Status Neurologikus

Gejala rangsang selaput otak (-)

Pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+

Refleks fisiologis normal

Nervus kranialis: kesan paresis (-), nistagmus (-)

Refleks patologis (-) 

Gejala ekstrapiramidal : gaya berjalan dan postur tubuh normal, stabilitas

postur tubuh normal, rigiditas ekstremitas tidak ada, gangguan

keseimbangan, tremor (+)

Sensibilitas : parestesia di kaki-tangan kiri dan kanan (-)

Pemeriksaan Psikiatri (keadaan mental)

Perilaku umum : penampilan sesuai, sikap terhadap tenaga kesehatan

mudah diarahkan namun banyak permintaan.

Berbicara : cepat dan keras

Afek : Berubah- ubah, ketakutan suasana ruang adaptasi (+), merasa

dikurung, anxietas (+), ekspresi appropriate.

Pola pikir : koheren, melompat-lompat, flight of idea.

Isi pikir : waham (-)

Persepsi : Halusinasi (-), ilusi (-)

Obsesi kompulsi : (-)

Orientasi : tempat (+), waktu (+), orang (+)

Daya ingat : pasien mampu mengingat pengalamannya di masa lalu,

pasien mampu menuliskan nomor hp ibunya, pasien mampu mengingat

dengan cepat nama orang yang baru dikenalnya.

Perhatian dan konsentrasi : atensi (+), sulit berkonsentrasi, mudah

dialihkan.

Intelegensi : cukup

Page 10: tgs bipolar

Insight : pikiran saat ini merasa ingin pulang, ingin cari kerja, atau

digembalakan oleh pendeta.

BAB III

Page 11: tgs bipolar

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik

dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran,

biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup.

B. Epidemiologi

Banyaknya orang yang mengalami gangguan ini adalah berkisar 1-3% dari

keseluruhan total populasi di Amerika Serikat. Sedangkan jumlah yang menderita

gangguan ini di Indonesia, tidak diketahui dengan pasti. Sekitar 10%, individu

dengan gangguan depresi mayor biasanya akan mengalami episode manik atau

hipomanik pada perkembangan penyakitnya. Onset usia yang muda,

ditemukannya gejala-gejala psikotik (menyerupai skizofrenia), dan ditemukannya

episode depresi berulang merupakan faktor risiko munculnya gangguan bipolar.

Prevalensi GB I selama kehidupan mencapai 2,4%, GB II berkisar antara 0,3%-

4,8%, siklotimia antara 0,5%-6,3%, dan hipomania antara 2,6%-7,8%. Total

prevalensi spektrum bipolar, selama kehidupan, yaitu antara 2,6%-7,8%

Menurut perkiraan, rata-rata angka morbiditas dari pasien yang tidak

diterapi adalah 14 tahun di mana akan muncul kondisi hilangnya produktifitas dan

gangguan dalam fungsi hidup sehari-hari. Dijumpai perilaku bunuh diri pada 10

hingga 20 % pasien. Gangguan ini umumnya muncul pada awal usia 20 tahunan

walaupun variasinya luas. Pria dan wanita memiliki kemungkinan yang sama

untuk menderita gangguan ini. Tidak ada data mengenai variasi gangguan pada

kelompok ras atau etnik yang berbeda.

C. Patofisiologi Penyebab Munculnya Gangguan Bipolar

Etiologi dan patofisiologi gangguan bipolar belum dapat ditentukan hingga

saat ini dan belum ditemukan marker biologis yang berhubungan secara mutlak

dengan gangguan bipolar. Obat-obat psikiatri golongan mood stabilizer diketahui

memiliki efektifitas yang  cukup tinggi dalam mengendalikan mood yang tidak

stabil tersebut. Pemberian obat

Page 12: tgs bipolar

Secara genetik, diketahui bahwa pasien dengan gangguan bipolar tipe I,

80-90% di antaranya memiliki keluarga dengan gangguan depresi atau gangguan

bipolar juga (yang mana 10-20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang

ditemukan pada populasi umum). Anak kembar yang berasal dari satu telur

memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita gangguan yang serupa

dibandingkan anak kembar yang berasal dari dua telur, jika anak kembar tersebut

dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Rata-rata tingkat kemungkinan pasangan

kembar menderita gangguan yang sama berkisar 60-70%.

Untuk gangguan bipolar tipe I, keluarga terdekat dari individu yang

menderita gangguan ini memiliki risiko tujuh hingga sepuluh persen untuk

menderita gangguan yang sama. Faktor psikososial yang diketahui sering memicu

timbulnya gangguan mood ini, di antaranya tekanan lingkungan sosial, gangguan

tidur, atau kejadian traumatis lainnya.

D. Gambaran Klinis

Saat datang pertama kalinya untuk berobat, umumnya pasien datang

dengan gejala-gejala depresi.  Gangguan bipolar merupakan kondisi yang kronik

dan individu yang menderita gangguan ini umumnya memiliki tingkat

kekambuhan yang tinggi. Seiring dengan berjalannya waktu, gejala utama yang

terlihat adalah depresi dalam derajat ringan atau subklinis. Perbandingan hari

lamanya gejala klinis depresi dan manik pada gangguan bipolar I adalah sekitar

tiga berbanding satu, sedangkan pada gangguan bipolar II, lamanya hari depresi

dibandingkan hipomanik adalah sekitar lima belas berbanding satu.

Terdapat suatu kondisi yang dikenal sebagai “rapid cycling” yang merujuk

pada kekambuhan gejala yang terjadi sebanyak empat kali atau lebih dengan

kondisi manik atau hipomanik dan depresi yang berganti-ganti secara cepat pada

satu episode dalam sekurangnya 12 bulan terakhir. Gejala klinis yang muncul

pada episode ‘rapid cycling’ tidak berbeda dari gejala klinis yang berlangsung

dalam episode non-rapid cycling hanya saja pada episode ‘rapid cycling’, gejala-

gejala manik atau hipomanik dan depresi berganti-ganti dengan sangat cepat.

Menurut penelitian, kondisi ‘rapid cycling’ jauh lebih sulit untuk diterapi. Pada

kondisi yang berat, dapat muncul gejala-gejala psikotik pada gangguan bipolar.

Page 13: tgs bipolar

Severe maniaHypomania (mild to moderen mania)Normal/balanced moodMild to moderate depressionSevere depression

Perbandingan Bipolar I dan Bipolar II

  Bipolar I Bipolar II

EpisodeManic, hipomanic. Mixed, major depression Hpomanic, major depression

sex defferences

female = male Female > male

1st episode in male : manic1st episode in female : depressive

Clinical Course

60-70% of manic episode occur just afer/before depressive; interval beween episode decreases with age

60-70% of hypomanic episode occur just after/before depressive episode

Precipitaations of episodes

Change in sleep-wake cycle sleep deprivation post partum periode

E. Evaluasi, Diagnosis, dan Penilaian Awal

Gangguan bipolar adalah suatu jenis gangguan jiwa yang sulit ditegakan

diagnosisnya secara tepat. Pasien biasanya tidak mencari pertolongan ke psikiater

atau dokter ketika mengalami episode manik atau hipomanik. Episode manik dan

hipomanik sering kali disangkal atau dilupakan oleh pasien. Pada kondisi

hipomanik terutama, pasien umumnya mengalami kondisi kepercayaan diri yang

meningkat, lebih mudah bergaul dengan orang lain, produktifitas yang meningkat.

Hal-hal tersebut akan menyebabkan pasien mengesampingkan gejala-gejala yang

lebih berat dan mengganggu dari gangguan ini, seperti emosi yang tidak stabil,

argumentatif, insomnia, penilaian situasi yang buruk, dan melakukan perilaku

berisiko tanpa memikirkannya dengan baik hingga pasien dapat terlibat dalam

perilaku free sex atau munculnya perilaku-perilaku impulsif lainnya.

Pada kondisi depresi sendiri, juga terkadang pasien tidak datang untuk

mencari pertolongan karena gejala-gejala yang muncul umumnya berupa keluhan

Page 14: tgs bipolar

fisik yang serupa dengan sakit fisik yang sesungguhnya seperti pusing, sesak

nafas, rasa sakit di badan, dan sebagainya. Gejala-gejala seperti rasa kehilangan

tenaga, hilangnya gairah, rasa kosong dan hampa, dan perasaan tak berdaya pada

umumnya tidak dipertimbangkan oleh pasien untuk mencari pertolongan.  

Kondisi medik atau obat yang dapat memicu mania

Kondisi medik Obat dan terapi

Gangguan endokrin atau metabolik:

-Addison’s disease

-Cushing syndrome

-Defisiensi Vit B12

Alkohol

Antikonvulsan

Antidepressan

Bronkodilator

Cimetidine

Dekongestan

Disulfiram

Halusinogen

Steroid

Isoniazid

Prokainamid

ECT

Hemodialisis

Infeksi:

-AIDS

-Encephalitis

-Neuroshypilis

Gangguan neurologis:

-Epilepsi (temporal lobe)

-Multiple sclerosis

-Surgical trauma

-Post cerebrovascular accident

Episode manik :

Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami

mood yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga

atau lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu:

grandiositas atau percaya diri berlebihan

berkurangnya kebutuhan tidur

cepat dan banyaknya pembicaraan

lompatan gagasan atau pikiran berlomba

perhatian mudah teralih

peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor

meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan sekolah)

Page 15: tgs bipolar

tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang

matang).

Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengan penderitan, gambaran

psikotik, hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya

gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.

Episode depresi mayor :

Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat

simtom/tanda yaitu:

mood depresif atau hilangnya minat atau rasa senang

menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makan

sulit atau banyak tidur

agitasi atau retardasi psikomotor

fatig atau berkurangnya tenaga

menurunnya harga diri

ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya konsentrasi

pesimis

pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau tanpa renacana)

atau tindakan bunuh diri.

Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan atau mengganggu fungsi

personal, sosial, atau pekerjaan.

Episode Campuran

Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi

yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood

disforik), iritabel, marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis,

ide bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar

dan kadang-kadang bingung. Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga

memerlukan perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai

gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan.

Episode Hipomanik

Page 16: tgs bipolar

Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami peningkatan

mood, ekspansif atau iritabel yang ringan, paling sedikit tiga gejala (empat gejala

bila mood iritabel) yaitu:

grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri

berkurangnya kebutuhan tidur

meningkatnya pembicaraan

lompat gagasan atau pikiran berlomba

perhatin mudah teralih

meningkatnya aktivitas atau agitasi psikomotor

pikiran menjadi lebih tajam

daya nilai berkurang

Tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau perilaku atau

pembicaran aneh), tidak memerlukan hospitalisasi dan tidak mengganggu fungsi

personal, sosial, dan pekerjaan. Sering kali dilupakan oleh pasien tetapi dapat

dikenali oleh keluarga.

Siklus Cepat

Siklus cepat yaitu bila terjadi paling sedikit empat episode – depresi,

hipomania atau mania – dalam satu tahun. Seseorang dengan siklus cepat jarang

mengalami bebas gejala dan biasanya terdapat hendaya berat dalam hubungan

interpersonal atau pekerjaan.

Siklus Ultra Cepat

Mania, hipomania, dan episode depresi bergantian dengan sangat cepat

dalam beberapa hari. Gejala dan hendaya lebih berat bila dibandingkan dengan

siklotimia dan sangat sulit diatasi.

Simptom Psikotik

Pada kasus berat, pasien bisa mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik

yang paling sering yaitu:

halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)

waham

Page 17: tgs bipolar

Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania sedangkan

waham nihilistik terjadi pada episode depresi. Ada kalanya simtom psikotik tidak

serasi dengan mood. Pasien dengan GB sering didiagnosis sebagai skizofrenia.

F. Diagnosis

Ketrampilan wawancara dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis.

Informasi dari keluarga sangat diperlukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan

kriteria yang terdapat dalam DSM-IV atau ICD-10. Salah satu instrumen yang

dapat digunakan untuk mengidentifikasi simtom GB adalah The Structured

Clinical Interview for DSM-IV (SCID). The Present State Examination (PSE)

dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi simtom sesuai dengan ICD-10.

Gangguan Mood Bipolar I

Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik Tunggal

A. Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada riwayat episode

depresi mayor sebelumnya.

B. Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif,

gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat

diklasifikasikan.

C. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi

medik umum

D. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi

penting lainnya.

Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik Saat Ini

A. Saat ini dalam episode manik

B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik,

depresi, atau campuran

C. Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpang

tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan

gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan

Page 18: tgs bipolar

D. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi

medik umum

E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi

penting lainnya.

Gangguan Mood Bipolar I, Episode Campuran Saat Ini

A. Saat ini dalam episode campuran

B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi, atau

campuran

C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan skizoafektif

dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan

waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan

D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisi

medik umum

E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi

penting lainnya.

Gangguan Mood Bipolar I, Episode Hipomanik Saat Ini

A. Saat ini dalam episode hipomanik

B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau

campuran

C. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

atau hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.

D. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai

skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,

gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat

diklasifikasikan.

Gangguan Mood Bipolar I, Episode Depresi Saat Ini

A. Saat ini dalam episode depresi mayor

B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau

campuran

Page 19: tgs bipolar

C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai

skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform,

gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat

diklasifikasikan

D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi

medik umum

E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi

penting lainnya.

Gangguan Mood Bipolar I, Episode Yang Tidak Dapat Diklasifikasikan Saat Ini

A. Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik,

campuran, atau episode depresi.

B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau

campuran

C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai

skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform,

gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat

diklasifikasikan di tempat lain.

D. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi

penting lainnya.

Gangguan Mood Bipolar II

Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit

satu episode hipomanik

Gangguan Siklotimia

A. Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala –

gejala hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejala depresi yang

tidak memenuhi kriteria untuk gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan

remaja durasinya paling sedikit satu tahun.

Page 20: tgs bipolar

B. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-

gejala pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu waktu.

C. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selama

dua tahun gangguan tersebut Catatan: Setelah dua tahun awal, siklotimia

dapat bertumpang tindih dengan manik atau episode campuran (diagnosis GB

I dan gangguan siklotimia dapat dibuat) atau episode depresi mayor

( diagnosis GB II dan gangguan siklotimia dapat ditegakkan)

D. Gejala-gejala pada kriteria A bukan skizoafektif dan tidak bertumpangtindih

dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan

psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.

E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi

medik umum

F. Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup

bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek

fungsi penting lainnya. (1)

Diagnosis GB menurut kriteria diagnostik ICD-10

F.30.0.

Hipomania

Paling sedikit, selama empat hari, secara persisten terjadi peningkatan

mood atau mood iritabel yang derajatnya ringan dan disertai dengan tiga gejala

berikut yaitu meningkatnya energi dan aktivitas, meningktanya sosiabilitas,

banyaknya bicara, lebih ramah, perilaku ceroboh dan meningkatnya energi

seksual, berkurangnya kebutuhan tidur, dan sulitnya berkonsentrasi dan

distraktibilitas. Gejala-gejla di atas tidak menyebabkan gangguan berat fungsi

pekerjaan dan penolakan sosial. Gangguan mood dan perilaku tidak disertai oleh

adanya halusinasi atau waham.

F.30.1.

Mania Tanpa Simptom Psikotik

Paling sedikit, selama satu minggu (bisa kurang bila pasien mendapat

perawatan), secara persisten , terjadi peningkatan mood (elasi, ekspansif) atau

iritabel yang tidak bergantung kepada suasana lingkungan pasien. Paling sedikit

Page 21: tgs bipolar

ditemui tiga gejala berikut yaitu meningkatnya aktivitas atau kegelisahan fisik,

desakan berbicara, lompatan gagasan atau berlombanya isi pikiran, hilangnya

inhibisi sosial, berkurangnya kebutuhan tidur, distraktibilitas, berubah-ubahnya

perencanaan, melambungnya harga diri, banyaknya ide-ide kebesaran, perilaku

ceroboh, dan meningkatnya gairah seksual.

F.30.2

Mania dengan Simtom Psikotik

Sama dengan simtom-simtom di atas dan ditambah dengan adanya waham

(biasanya waham kebesaran) atau halusinasi (biasanya suara-suara yang berbicara

langsung kepada pasien), atau adanya gaduh gelisah, aktivitas motorik yang

berlebihan, dan lompatan gagasan yang sangat berlebihan sehingga pasien tidak

mungkin melakukan komunikasi seperti biasanya.

F.31

Gangguan Afektif Bipolar

Episod mania atau hipomania multipel atau depresi dengan

mania/hipomania, episod saat ini seperti yang didefinisikan di atas atau di bawah

ini.

F31.6

Gangguan Afektif Bipolar, Saat Ini Episode Campuran

Sebelumnya, pasien mengalami, paling sedikit, satu episode campuran,

depresi, mania, atau hipomania dan saat ini, memperlihatkan suatu campuran atau

pergantian yang cepat antara simtom mania dengan depresi.

F 32

Episode Depresi

Paling sedikit, selama dua minggu, pasien mengalami penurunan mood,

pengurangan energi dan aktivitas. Berkurangnya kemampuan merasakan rasa

senang, penurunan konsentrasi dan minat. Pasien merasa lelah, berkurangnya

nafsu makan, dan gangguan tidur. Berkurangnya rasa percaya diri, adanya rasa

tidak berguna atau ide-ide bersalah. Mood tidak berespons terhadap lingkungan,

dan disertai dengan simtom somatik misalnya, hilangnya minat dan rasa senang,

terbangun dini hari, depresi memburuk di pagi hari, retardasi atau agitasi

psikomotor, berkurangnya nafsu makan dan libido. Episod depresi dispesifikasi

Page 22: tgs bipolar

sebagai derajat ringan (paling sedikit empat gejala), sedang (paling sedikit enam

gejala dan kesulitan secara terus-menerus dalam berktivitas rutin) atau berat

(paling sedikit delapan gejala dan gejalagejala tersebut sangat nyata dan

menimbulkan penderitaan).

Skala Diagnostik

Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan;

- Mini International Neuropsychiatric Inventory (MINI)

- Mood Disorder Questionnaire (MDQ)

- Brief Psychiatrc Rating Scale (BPRS)

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa skala diagnostik lebih superior

bila dibandingkan dengan wawancara klinis.

Pemeriksaan Penunjang

Dari penelitian pada penderita gangguan bipolar berusia dewasa, diketahui

bahwa pada pemeriksaan MRI didapatkan pembesaran ventrikel ke-3.

Pemeriksaan PET (Positron Emission Tomographic) menunjukan penurunan

aktivitas metabolisme pada bagian otak depan (lobus frontalis). Hingga saat ini

dikatakan bahwa abnormalitas yang terjadi pada bagian-bagian otak tersebut akan

menyebabkan gangguan dalam pengaturan mood dan fungsi kognitif.

Tatalaksana

Hingga saat ini, tatalaksana untuk gangguan bipolar masih difokuskan

dalam pemberian terapi farmakologi. Obat-obat golongan mood stabilizer

diberikan baik untuk kondisi akut maupun untuk terapi maintenance yang

bertujuan mencegah kekambuhan. Obat-obat anti depresan sangat dihindarkan

karena dapat memicu munculnya gejala manik pada pasien. Terapi farmakologis

biasanya dikombinasi dengan terapi non farmakologis berupa psikoterapi.

Page 23: tgs bipolar

Penatalaksanaan Kedaruratan Agitasi Akut pada GB Penatalksanaan

Kedaruratan Agitasi Akut pada GB

Page 24: tgs bipolar

Penggunaan stabilizer mood pada populasi khususKondisi Lini pertama Lini kedua

Pasien dengan agitasi atau kekerasan

VPA atau Li, lalu Li/VPA + ApAt

VPA ± Li ± ApAt ± BZD

Gagal jantung/gangguan jantung

VPA Ca bloker

Penyalahgunaan obat kokain atau alkohol

VPA atau Li CBZ, VPA + Li, CBZ+Li, CBZ+VPA

Pasien geriatri VPA atau Li CBZ, VPA + Li, CBZ+Li, CBZ+VPAGangguan Liver Li CBZ, VPA, Ca bloker, antipsikotik --> 25-

50% dose reductionGangguan Ginjal VPA atau CBZ OkskabarzepinGangguan neurologis

VPA CBZ atauOxcabarzepin

Kehamilan Antipsikotik, BZD, Ca bloker, Li mungkin bisa diberikan pada trimester I

Li atau VPA setelah trimester I, klonazepam atau CBZ digunakan sebagai lini ketiga setelah trimester I, Gabapentin, lamotrigin, topiramat

Lini I

Injkesi IM Aripiprazol efektif untuk pengobatan agitasi pada pasien

dengan episode mania atau campuran akut. Dosis adalah 9,75mg/injeksi. Dosis

maksimum adalah 29,25mg/hari (tiga kali injeksi per hari dengan interval dua

jam). Berespons dalam 45-60 menit.

Injeksi IM Olanzapin efektif untuk agitasi pada pasien dengan episode

mania atau campuran akut. Dosis 10mg/ injeksi. Dosis maksimum adalah

30mg/hari. Berespons dalam 15-30 menit. Interval pengulangan injeksi adalah dua

jam. Sebanyak 90% pasien menerima hanya satu kali injeksi dalam 24 jam

pertama. Injeksi lorazepam 2 mg/injeksi. Dosis maksimum lorazepam 4mg/hari.

Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi IM Aripiprazol atau Olanzapin. Jangan

dicampur dalam satu jarum suntik karena mengganggu stabilitas antipsikotika.

Lini II

Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang setelah 30

menit. Dosis maksimum adalah 15 mg/hari.

Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi.Dapat diberikan bersamaan

dengan injeksi haloperidol IM. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik.

Page 25: tgs bipolar

Terapi Farmakologi Episode Mania Rekomendasi Terapi Farmakologi pada

Mania Akut

Lini I Litium, divalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR,

aripiprazol, litium atau divalproat + risperidon, litium atau divalproat + quetiapin,

litium atau divalproat + olanzapin, litium atau divalproat + aripiprazol

Lini II Karbamazepin, TKL*, litium + divalproat, paliperidon

Lini III Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat haloperidol,

litium + karbamazepin, klozapin

Tidak direkomendasikan

Gabapentin, topiramat, lamotrigin, risperidon + karbamazepin, olanzapin +

karbamazepin *TKL = terapi kejang listrik

Algoritma Terapi Mania Akut GB

Langkah I

Evaluasi Status Medik

Langkah II

Memulai/mengoptimalkan, evaluasi kepatuhan Tidak berespons

Langkah III

Tambahkan atau ganti obat Tidak berespons

Langkah IV

Tambahkan atau ganti obat Tidak berespons

Langkah V

Tambahkan atau obat-obat eksprimental Evaluasi keamanan /fungsi;

tentukan tempat perawatan; hentikan antidepresan; cari penyebab penyakit;

hentikan kafein, alkohol, dan zat lainnya; psikoedukasi, terapi suportif dan

perilaku Tidak ada obat/tidak dengan obat lini I Mulai dengan Li,DVP, AA, atau

Kombinasi 2 obat Dengan Obat Lini I

Li atau DVP AA Kombinasi 2 obat (Li atau DVP + AA Tambahkan atau

ganti dengan AA Tambahkan atau ganti Li atau DVP Ganti salah satu atau kedua

obat dengan obat Lini I lainnya Ganti salah satu atau kedua obat dengan obat Lini

I lainnya Pertimbangkan menambah atau mengganti dengan obat Lini II atau III

lainnya Pertimbangkan menambah feniitoin, asam lemak omega-3, kalsitoinin,

alopurinol, amisulprid Li = litium; DVP = divalproat, AA = antipsikotika atipik

Page 26: tgs bipolar

Terapi Farmakologi Episode Depresi Akut GB I

Penatalaksanaan pada Episode Depresi Akut, GB I

Lini I Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR, litium atau divalproat +

SSRI, olanzapin + SSRI, litium + divalproat

Lini II Quetiapin + SSRI, divalproat, litium atau divalproat + lamotrigin

Lini III Karbamazepin, olanzapin, litium + karbamazepin, litium atau

divalproat + venlafaksin, litium + MAOI, TKL, litium atau divalproat atau AA +

TCA, litium atau divalproat atau karbamazepin + SSRI + lamotrigin, penambahan

topiramat.

Tidak direkomendasikan

Gabapentin monoterapi, aripiprazol monoterapi

Rekomendasi Terapi Rumatan Pada GB I

Lini I Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin, quetiapin,

litium atau divalproat + quetiapin, risperidon injeksi jangka panjang (RIJP),

penambahan RIJP, aripirazol.

Lini II Karbamazepin, litium + divalproat, litium + karbamazepin, litium

atau divalproat + olanzapin, litium + risperidon, litium + lamotrigin, olanzapin +

fluoksetin

Lini III Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin, penambahan ECT,

penambahan topiramat, penambahan asam lemak omega-3, penambahan

okskarbazepin

Tidak direkomendasikan

Gabapentin, topiramat atau antidepresan monoterapi

Terapi Farmakologi untuk Depresi Akut GB II

Rekomendasi Terapi Akut Depresi, GB II

Lini I Quetiapin

Lini II Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat +

antidepresan, litium + divalproat, antipsikotika atipik + antidepresan

Page 27: tgs bipolar

Lini III Antidepresan monoterapi (terutama untuk pasien yang jarang

mengalami hipomania)

Terapi Rumatan GB II

Rekomendasi Terapi Rumatan GB II

Lini I Litium, lamotrigin

Lini II Divalproat, litium atau divalproat atau antipsikotika atipik +

antidepresan, kombinasi dua dari: litium, lamotrigin, divalproat, atau antipsikotika

atipik

Lini III Karbamazepin, antipsikotika atipik, ECT

Tidak Gabapentin direkomendasikan

Di bawah ini adalah obat-obat yang dapat digunakan pada GB Stabilisator

Mood

Litium

Litium sudah digunakan sebagai terapi mania akut sejak 50 tahun yang

lalu. Ia lebih superior bila dibandingkan dengan plasebo.

Farmakologi

Sejumlah kecil litium terikat dengan protein. Litium dieksresikan dalam

bentuk utuh hanya melalui ginjal.

Indikasi

Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat

sebagai terapi rumatan GB.

Dosis

Respons litium terhadap mania akut dapat dimaksimalkan dengan

menitrasi dosis hingga mencapai dosis terapeutik yang berkisar antara 1,0-1,4

mEq/L. Perbaikan terjadi dalam 7-14 hari. Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis

untuk mengatasi keadaan akut lebih tinggi bila dibandingkan dengan untuk terapi

rumatan. Untuk terapi rumatan, dosis berkisar antara 0,4-0,8 mEql/L. Dosis kecil

dari 0,4 mEq/L, tidak efektif sebagai terapi rumatan. Sebaliknya, gejala toksisitas

litium dapat terjadi bila dosis 1,5 mEq/L.

Page 28: tgs bipolar

Efek samping

Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, tremor, somnolen,

penambahan berat badan, dan penumpulan kognitif. Neurotoksisitas, delirium, dan

ensefalopati dapat pula terjadi akibat penggunaan litium. Neurotoksisitas bersifat

ireversibel. Akibat intoksikasi litium, defisit neurologi permanen dapat terjadi

misalnya, ataksia, defisist memori, dan gangguan pergerakan. Untuk mengatasi

intoksikasi litium, hemodialisis harus segera dilakukan. Litium dapat merusak

tubulus ginjal. Faktor risiko kerusakan ginjal adalah intoksikasi litium,

polifarmasi dan adanya penyakit fisik lainnya. Pasien yang mengonsumsi litium

dapat mengalami poliuri. Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk banyak

meminum air.

Pemeriksaan Laboratorium

Sebelum memberikan litium, fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) dan

fungsi tiroid, harus diperiksa terlebih dahulu. Untuk pasien yang berumur di atas

40 tahun, pemeriksaan EKG harus dilakukan. Fungsi ginjal harus diperiksa setiap

2-3 bulan dan fungsi tiroid dalam enam bulan pertama. Setelah enam bulan, fungsi

ginjal dan tiroid diperiksa sekali dalam 6-12 bulan atau bila ada indikasi.

Wanita Hamil

Penggunaan litium pada wanita hamil dapat menimbulkan malformasi

janin. Kejadiannya meningkat bila janin terpapar pada kehamilan yang lebih dini.

Wanita dengan GB yang derajatnya berat, yang mendapat rumatan litium, dapat

melanjutkan litium selama kehamilan bila ada indikasi secara klinis. Kadar litium

darahnya harus dipantau dengan seksama. Pemeriksaan USG untuk memantau

janin, harus dilakukan. Selama kehamilannya, wanita tersebut harus disupervisi

oleh ahli kebidanan dan psikiater. Sebelum kehamilan terjadi, risiko litium

terhadap janin dan efek putus litium terhadap ibu harus didiskusikan.

Valproat

Valproat merupakan obat antiepilepsi yang disetujui oleh FDA sebagai

antimania.

Farmakologi

Terikat dengan protein. Diserap dengan cepat setelah pemberian oral.

Konsentrasi puncak plasma valproat sodium dan asam valproat dicapai dalam dua

Page 29: tgs bipolar

jam sedangkan sodium divalproat dalam 3-8 jam. Awitan absorbsi divalproat

lepas lambat lebih cepat bila dibandingkan dengan tablet biasa. Absorbsi menjadi

lambat bila obat diminum bersamaan dengan makanan. Ikatan valproat dengan

protein meningkat bila diet mengandung rendah lemak dan menurun bila diet

mengandung tinggi lemak.

Dosis

Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam

serum berkisar antara 45 -125 g/mL. Untuk GB II dan siklotimia diperlukan

divalproat dengan konsentrasi plasma 50 g/mL. Dosis awal untuk mania

dimulai dengan 15-20 mg/kg/hari atau 250 – 500 mg/hari dan dinaikkan setiap 3

hari hingga mencapai konsentrasi serum 45- 125 g/mL. Efek samping, misalnya

sedasi, peningkatan nafsu makan, dan penurunan leukosit serta trombosit dapat

terjadi bila konsentrasi serum 100 g/mL. Untuk terapi rumatan, konsentrasi

valproat dalam plasma yang dianjurkan adalah antara 75-100 g/mL.

Indikasi

Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut,

terapi rumatan GB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan litium,

siklus cepat, GB pada anak dan remaja, serta GB pada lanjut usia.

Efek Samping

Valproat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat terjadi,

misalnya anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat ringan)

enzim transaminase, sedasi, dan tremor. Efek samping ini sering terjadi pada awal

pengobatan dan bekurang dengan penurunan dosis atau dengan berjalannya

waktu. Efek samping gastrointestinal lebih sering terjadi pada penggunaan asam

valproat dan valproat sodium bila dibandingkan dengan tablet salut sodium

divalproat.

Lamotrigin

Lamotrigin efektif untuk mengatasi episode bipolar depresi. Ia

menghambat kanal Na+ Selain itu, ia juga menghambat pelepasan glutamat.

Page 30: tgs bipolar

Farmakokinetik

Lamotrigin oral diabsorbsi dengan cepat. Ia dengan cepat melewati sawar

otak dan mencapai konsentrasi puncak dalam 2-3 jam. Sebanyak 10% lamotrigin

dieksresikan dalam bentuk utuh.

Indikasi

Efektif untuk mengobati episode depresi, GB I dan GB II, baik akut

maupun rumatan. Lamotrigin juga efektif untuk GB, siklus cepat.

Dosis

Berkisar antara 50-200 mg/hari.

Efek Samping

Sakit kepala, mual, muntah, pusing, mengantuk, tremor, dan berbagai

bentuk kemerahan di kulit.

Antipsikotika Atipik

Antipsikotika atipik, baik monoterapi maupun kombinasi terapi, efektif

sebagai terapi lini pertama untuk GB. Beberapa antipsikotika atipik tersebut

adalah olanzapin, risperidon, quetiapin, dan aripiprazol.

Risperidon

Risperidon adalah derivat benzisoksazol. Ia merupakan antipsikotika atipik

pertama yang mendapat persetujuan FDA setelah klozapin.

Absorbsi

Risperidon diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian oral. Ia

dimetabolisme oleh enzim hepar yaitu CYP 2D6.

Dosis

Untuk preparat oral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu

tablet dan cairan. Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya

dapat dinaikkan hingga mencapai dosis 4 mg/hari. Sebagian besar pasien

membutuhkan 4-6 mg/hari. Risperidon injeksi jangka panjang (RIJP) dapat pula

digunakan untuk terapi rumatan GB. Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa

atau orang tua adalah 25 mg setiap dua minggu. Bila tidak berespons dengan 25

mg, dosis dapat dinaikkan menjadi 37,5 mg - 50 mg per dua minggu.

Page 31: tgs bipolar

Indikasi

Risperidon bermanfaat pada mania akut dan efektif pula untuk terapi

rumatan

Efek Samping

Sedasi, fatig, pusing ortostatik, palpitasi, peningkatan berat badan,

berkurangnya gairah seksual, disfungsi ereksi lebih sering terjadi pada risperidon

bila dibandingkan dengan pada plasebo. Meskipun risperidon tidak terikat secara

bermakna dengan reseptor kolinergik muskarinik, mulut kering, mata kabur, dan

retensi urin, dapat terlihat pada beberapa pasien dan sifatnya hanya sementara.

Peningkatan berat badan dan prolaktin dapat pula terjadi pada pemberian

risperidon.

Olanzapin

Olanzapin merupakan derivat tienobenzodiazepin yang memiliki afinitas

terhadap dopamin (DA), D2, D3, D4, dan D5, serotonin 2 (5-HT2); muskarinik,

histamin 1(H1), dan 1- adrenergik.

Indikasi

Olanzapin mendapat persetujuan dari FDA untuk bipolar episode akut

mania dan campuran. Selain itu, olanzapin juga efektif untuk terapi rumatan GB.

Dosis

Kisaran dosis olanzapin adalah antara 5-30 mg/hari.

Efek Samping

Sedasi dapat terjadi pada awal pengobatan tetapi berkurang setelah

beberapa lama. Efek antikolinergik dapat pula terjadi tetapi kejadiannya sangat

rendah dan tidak menyebabkan penghentian pengobatan. Risiko terjadinya

diabetes tipe-2 relatif tinggi bila dibandingkan dengan antipsikotika atipik lainnya.

Keadaan ini dapat diatasi dengan melakukan psikoedukasi, misalnya merubah

gaya hidup, diet dan latihan fisik.

Page 32: tgs bipolar

Quetiapin

Quetiapin merupakan suatu derivat dibenzotiazepin yang bekerja sebagai

antagonis 5- HT1A dan 5-HT2A, dopamin D1, D2, histamin H1 serta reseptor

adrenergik α1 dan α2. Afinitasnya rendah terhadap reseptor D2 dan relatif lebih

tinggi terhadap serotonin 5-HT2A.

Dosis

Kisaran dosis pada gangguan bipolar dewasa yaitu 200-800 mg/hari.

Tersedia dalam bentuk tablet IR (immediate release) dengan dosis 25 mg, 100 mg,

200 mg, dan 300 mg, dengan pemberian dua kali per hari. Selain itu, juga tersedia

quetiapin-XR dengan dosis 300 mg, satu kali per hari.

Indikasi

Quetiapin efektif untuk GB I dan II, episdoe manik, depresi, campuran,

siklus cepat, baik dalam keadaan akut maupun rumatan.

Efek Samping

Quetiapin secara umum ditoleransi dengan baik. Sedasi merupakan efek

samping yang sering dilaporkan. Efek samping ini berkurang dengan berjalannya

waktu. Perubahan dalam berat badan dengan quetiapin adalah sedang dan tidak

menyebabkan penghentian pengobatan. Peningkatan berat badan lebih kecil bila

dibandingkan dengan antipsikotika tipik.

Aripiprazol

Aripiprazol adalah stabilisator sistem dopamin-serotonin.

Farmakologi

Aripiprazol merupakan agonis parsial kuat pada D2, D3, dan 5-HT1A

serta antagonis 5- HT2A. Ia juga mempunyai afinitas yang tinggi pada reseptor

D3, afinitas sedang pada D4, 5-HT2c, 5-HT7, 1- adrenergik, histaminergik

(H1), dan serotonin reuptake site (SERT), dan tidak terikat dengan reseptor

muskarinik kolinergik.

Dosis

Aripiprazol tersedia dalam bentuk tablet 5,10,15,20, dan 30 mg. Kisaran

dosis efektifnya per hari yaitu antara 10-30 mg. Dosis awal yang

direkomendasikan yaitu antara 10 - 15 mg dan diberikan sekali sehari. Apabila

Page 33: tgs bipolar

ada rasa mual, insomnia, dan akatisia, dianjurkan untuk menurunkan dosis.

Beberapa klinikus mengatakan bahwa dosis awal 5 mg dapat meningkatkan

tolerabilitas.

Indikasi

Aripiprazol efektif pada GB, episode mania dan episode campuran akut. Ia

juga efektif untuk terapi rumatan GB. Aripiprazol juga efektif sebagai terapi

tambahan pada GB I, episode depresi.

Efek Samping

Sakit kepala, mengantuk, agitasi, dispepsia, anksietas, dan mual

merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang dilaporkan secara spontan oleh

kelompok yang mendapat aripiprazol. Efek samping ekstrapiramidalnya tidak

berbeda secara bermakna dengan plasebo. Akatisia dapat terjadi dan kadang-

kadang dapat sangat mengganggu pasien sehingga sering mengakibatkan

penghentian pengobatan. Insomnia dapat pula ditemui. Tidak ada peningkatan

berat badan dan diabetes melitus pada penggunaan aripiprazol. Selain itu,

peningkatan kadar prolaktin juga tidak dijumpai. Aripiprazol tidak menyebabkan

perubahan interval QTc.

Antidepresan

Antidepresan efektif untuk mengobati GB, episode depresi.

Penggunaannya harus dalam jangka pendek. Penggunaan jangka panjang

berpotensi meginduksi hipomania atau mania. Untuk menghindari terjadinya

hipomania dan mania, antidepresan hendaklah dikombinasi dengan stabilisator

mood atau dengan antipsikotika atipik.

Intervensi Psikososial

Intervensi psikososial meliputi berbagai pendekatan misalnya, cognitive

behavioral therapy (CBT), terapi keluarga, terapi interpersonal, terapi kelompok,

psikoedukasi, dan berbagai bentuk terapi psikologi atau psikososial lainnya.

Intervensi psiksosial sangat perlu untuk mempertahankan keadaan remisi.

Page 34: tgs bipolar

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Diagnosa

Fakta Teori

Seorang pasien laki-laki, usia 20

tahun, tidak lulus SMA.

Riwayat pola asuh yang

bermasalah.

Memiliki kepribadian egosentris,

tempramen, dan setiap keinginanya

harus selalu dipenuhi.

Riwayat frustasi karena ayahnya

meninggal.

Riwayat antisosial, kriminal,

kekerasan, NAPZA, Rokok, judi.

Pernah masuk penjara karena

menikam kakak kandung

perempuannya dalam keadaan

sadar.

Merasa sebagai orang yang

tempramen.

Beberapa kali mencoba bunuh diri

namun gagal.

Ibu kandung juga ada riwayat

percobaan bunuh diri.

5 kali keluar masuk RSJ, riwayat

penyakit dahulu (-)

Pada pemeriksaan fisik dari status

dan neurologikus tidak didapatkan

kelainan.

Pasien memiliki gangguan tidur di

Menurut PPDGJ III diagnosis Bipolar dapat

ditegakkan apabila terdapat: tanda episode

berulang sekurangnya dua episode, episode

yang satu menunjukkan peningkatan mood,

energi dan aktivitas yang jelas terganggu

(mania dan hipomania), dan pada waktu lain

berupa penurunan mood, energi dan

aktivitas depresi dengan masa remisi

sempurna diantaranya. Episode manik

dimulai dengan tiba-tiba, berlangsung

antara dua minggu sampai 4-5 bulan (rata-

rata 4 bulan. Episode depresi berlangsung

lebih lama, rata-rata 6 bulan. Kedua episode

lebih dulu didahului stresor, tetapi hal ini

tidak esensial, episode pertama bisa timbul

diusia anak-anak sampai usia tua.

Kriteria DSM IV untuk episode depresif:

Terdapat 5 atau lebih gejala dibawah ini

dalam periode 2 minggu dan terdapat

perubahan fungsi dengan gejala depresi

mood, taua kehilangan minat dan

kesenangan

- Mood depresi

- Kehilangan minat dan kesenangan

terhadap hampir keseluruhan aktivitas

- Kehilangan berat-badan yang

Page 35: tgs bipolar

malam hari.

Pada pemeriksaan psikiatri

didapatkan penampilan sesuai,

kooperatif, kontak (+) verbal dan

visual, emosi labil, orientasi

normal, proses fikir cepat, flight of

idea, melompat-lompat, koheren,

gangguan konsentrasi, waham (-),

persepsi halusinasi dan ilusi (-),

ADL (+) mandiri, psikomotor

kadang meningkat, gelisah, insight

tidak terganggu, intelegensia cukup.

signifikan

- Insomnia atau hipersomnia

- Agitasi psikomotor atau retardasi

- Fatigue dan kehilangan energi

- Perasaan bersalah yang berat

- Kehilangan kemampuan untuk

berkonsentrasi

- Pemikiran untuk mati terjadi berulang.

Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik

dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran,

biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. Onset usia yang muda,

ditemukannya gejala-gejala psikotik (menyerupai skizofrenia), dan ditemukannya

episode depresi berulang merupakan faktor risiko munculnya gangguan bipolar.

Pada pasien ini terdapat kesalahan pola asuh dalam hal setiap permintaan

pasien harus dituruti dan itu terjadi di lingkungan rumah. Sehingga pasien

terbentuk menjadi orang yang egois dan keinginannya harus selalu dipenuhi.

Kemungkinan adanya faktor genetic dapat terlihat, dimana pada pasien ini ibu

pasien sempat beberapa kali mencoba bunuh diri, dimana GB pada wanita akan

menonjolkan episode depresinya. Namun faktor genetic tersebut juga dapat

berasal dari ayahnya, walaupun tidak terlihat secara jelas gambaran bipolar pada

ayah pasien. Secara genetik, diketahui bahwa pasien dengan gangguan bipolar tipe

I, 80-90% di antaranya memiliki keluarga dengan gangguan depresi atau

gangguan bipolar juga (yang mana 10-20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

yang ditemukan pada populasi umum).

Depresi adalah suatu kondisi suasana perasaan yang menetap sedih dalam

jangka waktu panjang. Sedangkan pada kondisi manik atau hipomanik terdapat

suatu kondisi suasana perasaan yang berkebalikan dengan depresi di mana

Page 36: tgs bipolar

terdapat suatu suasana perasaan yang gembira secara berlebih-lebihan, meluas,

atau iritable (mudah menjadi marah). Kondisi mood yang meningkat ini akan

menyebabkan perubahan pada diri pasien meliputi peningkatan energi, gangguan

tidur, gangguan makan, rasa percaya diri yang berlebihan, waham kebesaran,

kontrol impuls yang buruk, hingga perilaku agresi dan tanpa perhitungan.

Hipomanik adalah kondisi mood yang menyerupai manik namun dalam derajat

lebih ringan. Episode manik harus berlangsung sekurangnya 1 minggu, sedangkan

episode hipomanik berlangsung sekurangnya 4 hari.

Pada pasien ini sangat jelas terlihat adanya sifat mudah marah, sulit tidur,

kontrol impuls yang buruk, hingga perilaku agresi jika keinginannya tidak dapat

dipenuhi. Pasien ini juga memperlihatkan episode depresi saat kehilangan

ayahnya dengan pelampiasan kepada pergaulan yang salah, narkoba, alkohol,

serta percobaan bunuh diri.

Gangguan bipolar adalah suatu jenis gangguan jiwa yang sulit ditegakan

diagnosisnya secara tepat. Ketika pasien datang untuk pertama kalinya, umumnya

pasien didiagnosa dengan gangguan lain yang gejalanya bertumpang tindih

dengan gangguan bipolar. Sekitar 19% pasien, mendapatkan diagnosis lain ketika

datang untuk pertama kalinya. Pada pasien ini juga terlihat hal yang sama, dimana

pada awal datang ke rumah sakit pasien ini didiagnosis sebagai skizofren paranoid

yang setelah 3 tahun terjadi kekambuhan didiagnosis menjadi skizofren residual.

Pasien biasanya tidak mencari pertolongan ke psikiater atau dokter ketika

mengalami episode manik atau hipomanik. Episode manik dan hipomanik sering

kali disangkal atau dilupakan oleh pasien. Pada kondisi hipomanik terutama,

pasien umumnya mengalami kondisi kepercayaan diri yang meningkat, lebih

mudah bergaul dengan orang lain, produktifitas yang meningkat. Hal-hal tersebut

akan menyebabkan pasien mengesampingkan gejala-gejala yang lebih berat dan

mengganggu dari gangguan ini, seperti emosi yang tidak stabil, argumentatif,

insomnia, penilaian situasi yang buruk, dan melakukan perilaku berisiko tanpa

memikirkannya dengan baik hingga pasien dapat terlibat dalam perilaku free sex

atau munculnya perilaku-perilaku impulsif lainnya.

Pada kondisi depresi sendiri, juga terkadang pasien tidak datang untuk

mencari pertolongan karena gejala-gejala yang muncul umumnya berupa keluhan

Page 37: tgs bipolar

fisik yang serupa dengan sakit fisik yang sesungguhnya seperti pusing, sesak

nafas, rasa sakit di badan, dan sebagainya. Gejala-gejala seperti rasa kehilangan

tenaga, hilangnya gairah, rasa kosong dan hampa, dan perasaan tak berdaya pada

umumnya tidak dipertimbangkan oleh pasien untuk mencari pertolongan.  

Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi

yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood

disforik), iritabel, marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis,

ide bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar

dan kadang-kadang bingung. Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga

memerlukan perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai

gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan.

Terapi

Penanganan pada pasien ini oleh Farmakoterapi:

Page 38: tgs bipolar

dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dan

dokter umum di RSKD Atma Husada.

Penanganan pada pasien ini diberikan

melalui psikofarmaka dan psikoterapi.

Penanganan psikofarmaka:

R/ CBZ 100 mg

S 2 dd tab I

Penanganan psikoterapi :

Pasien dirawat di dalam ruang

edukasi

Tidak adanya dukungan dari

keluarga berupa kasih sayang,

maupun perhatian kepada

pasien

Tidak ada dukungan semangat

dari orang tua, dan sang ibu

berkata padaa anaknya jika

sebaiknya sang anak

menganggap ibunya sudah

mati sehingga si anak tidak

mencari-cari sang ibu lagi.

Pada pasien dengan gangguan

bipolar, dapat diberikan terapi

berupa:

- Lithium

- Asam Valproat

- Karbamazepin

Obat-batan golongan benzodiazepine

mempunyai kecenderungan

mengakibatkan ketergantungan obat

terlebih pada orang dengan

kepribadian dependent dan tidak

mantap

Batas penggunaan golongan

bezodiazepin hanya dianjurkan

selama 2-4 minggu saja. Dan setelah

itu pasien akan lebih mudah

menerima bentuk terapi lain misalnya

terapi prilaku dan terapi social.

Gejala putus zat sering terjadi,

diantaranya anxietas yang meningkat,

insomnia, disforia, dan anorexia

Psikoterapi:

Psikoterapi suportif:

- Ventilasi

- Persuasi atau bujukan

- Sugesti

- Penjaminan Kembali

- Bimbingan dan Penyuluhan

- Terapi Kerja

- Hypnoterapi

- Psikoterapi kelompok

Page 39: tgs bipolar

- Terapi Perilaku

Psikoterapi reedukatif dilakukan

untuk mencapai pengertika

\

DAFTAR PUSTAKA

Page 40: tgs bipolar

- Kaplan, H, et al. 1997. Sinopsis Psikiatri, ed 7, vol 1. Binarupa Aksara: Jakarta.

- Maslim, R. 2002. Diagnosis Gangguan Jiwa. PPDGJ III : Jakarta

- Maslim, R., 2007. Penggunaan Obat Psikotropik. Jakarta. 

- Maramis, Willy F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.  Airlangga University

Press: Surabaya.