Pengobatan Bipolar

49
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KASUS ILMU KESEHATAN JIWA Judul laporan kasus Gangguan Bipolar” telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu tugas baca dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di bagian Ilmu Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang. Mengetahui: Pembimbing 1

description

bipolar

Transcript of Pengobatan Bipolar

Page 1: Pengobatan Bipolar

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

ILMU KESEHATAN JIWA

Judul laporan kasus ”Gangguan

Bipolar” telah diperiksa dan disetujui sebagai

salah satu tugas baca dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter

Muda di bagian Ilmu Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa dr.Radjiman

Wediodiningrat Lawang.

Mengetahui:

Pembimbing

dr. Nindita Pinastikasari,SpKJ

1

Page 2: Pengobatan Bipolar

LEMBAR IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. M

Umur : 16 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat / Tanggal Lahir : Sidoarjo, 15 April 1999

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Status Marietal : Belum Menikah

Pendidikan Terakhir : SMP kelas 3

Pekerjaan Terakhir : -

Alamat Pasien Saat Ini : Sidoarjo

Waktu Pemeriksaan : 5 Desember 2015

Dokter Pemeriksa : DM jaga dan dr. Aisyah

2

Page 3: Pengobatan Bipolar

Keluhan UtamaBicara dan tertawa sendiri

Auto AnamnesaPasien seorang perempuan berusia 16 tahun, datang ke IGD RSJ Dr.

Radjiman Wediodiningrat diantar oleh ayahnya. Pasien datang dengan

penampilan rapi, menggunakan terusan dari jeans dan berjilbab hijau. Keadaan

pasien tampak terawat dan pasien tidak bau. Roman wajah pasien sesuai usia,

pasien tampak tenang dan kooperatif saat diajak bicara dan menjawab

pertanyaan, namun pasien tampak sering senyum-senyum dan tertawa sendiri.

Pasien dapat menyebutkan identitas pasien yaitu Nn. M, usia 16 tahun, sekarang

duduk di kelas 3 SMP, tempat tinggal saat ini di Sukodono Wetan, beragama

Muslim, suku Jawa.

Ketika pasien ditanya sekarang berada dimana pasien menjawab sekarang

berada di RSJ Lawang. Pasien mengaku diantar oleh ayahnya dan mengetahui

bahwa hari ini hari minggu tanggal 5 Desember 2015. Ketika pasien ditaya

mengapa kesini pasien mengaku bahwa dirinya sakit karena sering berbicara

dan tertawa sendiri. Ketika pasien ditanya kenapa seperti itu pasien bercerita

bahwa dirinya dirasuki oleh roh-roh, ada 3 roh yang berada di dalam dirinya

sekarang, dan biasanya roh-roh ini sering menyuruh-nyuruh pasien, ketiga roh ini

juga sering berbicara mengenai pasien. Selain itu pasien juga sering dikontrol

oleh roh yang ada di dalam dirinya. 3 roh ini adalah 2 perempuan dan 1 pria.

Keadaan ini dirasakan mulai 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengaku memiliki

kemampuan untuk melihat hantu atau apa yang orang lain tidak bisa lihat, pasien

juga dapat melihat pintu gerbang dunia lain, berbicara dengan makhluk gaib,

juga dapat mengetahui pikiran orang lain. Saat sedang di anamnesa pasien juga

tertawa karena merasa pemeriksa memiliki indra ke-6 dan dapat membaca

pikiran pasien.

Pasien juga mengaku marah-marah dengan ibunya, ketika pasien marah-

marah pasien tidak memukul atau melempar barang namun pasien lebih sering

mencubit-cubit dirinya sendiri. Pasien mengaku mencubit diri maupun disuruh

bunuh diri oleh karena roh jahat yang ada di dalam tubuhnya yang

memerintahkan pasien. Pasien juga mengatakan bahwa ibu pasien sering

3

Page 4: Pengobatan Bipolar

memarah-marahi pasien lantaran sering lamban, hal ini mengakibatkan pasien

tidak tenang dan stress. Pasien mengatakan bahwa 1 minggu lagi akan UAS.

Pasien mau mandi, makan hanya sedikit. Saat tidur pasien sering terbangun

pada pukul 5 pagi. Pasien menyangkal menggunakan alkohol maupun zat adiktif

lainnya.

Heteroananmnesa (Data diperoleh dari Ayah Pasien, Tn. S)Pasien berbicara dan tertawa sendiri, kemudian setelah tertawa pasien

menangis sendiri sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga sering marah-marah

sambil mencubit-cubit badannya. Bila ditanya mengapa berbicara sendiri, pasien

mengatakan bahwa pasien sedang berbicara dengan Revo, kakak kelas pasien.

Pasien juga sempat dibawa rukyah 2 kali, yaitu 2 bulan yang lalu dan bulan ini.

Pasien juga sudah pernah ke Sp.KJ dan diberi obat berwarna orange, diminum 2

kali sehari ½ tablet pagi dan malam. Pasien juga sering marah-marah dan

membentak ibunya. Ayah pasien juga mengatakan bahwa ibunya sering

memarahi pasien karena hal-hal sepele. Pasien juga pernah bercerita ngefans

dengan Revo kakak kelasnya yang telah lulus. Pasien juga bercerita bahwa

pasien dapat melihat masa depan dan mengetahui pikiran orang. Pasien tidak

pernah MRS dan tidak pernah memakai alkohol maupun zat adiktif lainnya.

Pasien juga pernah mengeluh ingin bunuh diri. Akhir- akhir ini pasien makannya

sedikit, tidurnya berkurang namun masih mau pergi sekolah.

Gejala lain Pasien tidak mau makan, makan hanya sedikit-sedikit.

Pasien tidak tidur selama 1 minggu ini, sering wiritan.

Pasien tidak mau diantar ke sekolah.

Pasien sering kehilangan tonus secara tiba-tiba dan jatuh tanpa sebab.

Gejala Prodormal Pasien yang dulunya banyak teman, mulai pendiam, sering menyendiri di

kamar.

Kata guru pasien akhir-akhir ini pasien sulit konsentrasi dan lamban

dalam mengerjakan tugas.

4

Page 5: Pengobatan Bipolar

Peristiwa terkait keluhan utama Sering dimarah-marahi ibu.

Mendekati ujian.

Ditinggal Revo.

Kerasukan 2x di sekolah bulan lalu.

RPD Tidak ditemukan

Kehamilan Persalinan normal, 9 bulan, ditolong oleh dokter.

Riwayat Sosial Pasien termasuk mudah bergaul dengan siapapun.

Pasien lamban dalam mengerjakan sesuatu, perlu bantuan orang tua.

Ciri Kepribadian Ciri kepribadian sikloid

Faktor Keturunan

Tidak ditemukan

Faktor Organik

Tidak ditemukan

Pencetus Dekat UAS dan sering dimarahi ibu

5

Page 6: Pengobatan Bipolar

Status internistikKeadaan umum :

GCS 4-5-6

Kepala/Leher : A/I/C/D = -/-/-/-

Pembesaran KGB (-)

Pembesaran thyroid (-)

Deviasi trachea (-)

Thorax Cor :

S1 S2 tunggal

Gallop (-)

Murmur (-)

Pulmo : Gerak nafas simetris

vesikuler/vesikuler

Wheezing -/-,

Rhonki -/-

Abdomen : Bising usus (+) N, Tympani, Soepel, hepar, lien, ren tak teraba

Ekstremitas :

Akral Hangat

+ +

+ +

Oedema

- -

- -

6

Page 7: Pengobatan Bipolar

STATUS NEUROLOGIS• GCS : Compos Mentis 4-5-6

• Meningeal Sign : Kaku kuduk (-), Brudzinski (-)

• Refleks Fisiologik : BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2

• Refleks Patologik : Babinski -/-, Chaddock -/-

STATUS PSIKIATRIK• Keadaan umum : Roman wajah sesuai usia, rapi, tenang, kooperatif

• Kontak : Verbal (+), Non verbal (+), lancar (+), relevan

• Kesadaran : Berubah kualitatif

• Orientasi : W/T/O baik / baik / baik

• Daya ingat : sesaat / pendek / panjang : baik / baik / baik

• Persepsi : Halusinasi auditorik & visual ditemukan

• Proses berpikir :

Bentuk : Non realistik

Arus : inkoheren

Isi : waham kebesaran dan waham pengaruh

• Afek/mood : inadekuat

• Kemauan :

ADL menurun

Fungsi sosial menurun

Fungsi menurun

• Psikomotor : meningkat, katapleksi

7

Page 8: Pengobatan Bipolar

RESUMEPasien wanita dianter oleh ayahnya. Roman wajah pasien sesuai usia usia,

menggunakan terusan dari jeans dan berjilbab, tampak rapi, keadaan pasien

tampak terawat, penanpilan wajar, dan tidak bau. Pasien terlihat sering senyum-

senyum dan tertawa sendiri, namun masih kooperatif saat diajak bicara.

Melalui autoanamnesa didapatkan bahwa pasien dapat menyebutkan

nama, usia, tanggal lahir serta identitas lain dengan benar. Pasien juga dapat

mengenali waktu , tempat, dan orang dengan baik yang menunjukkan orientasi

pasien masih baik. Ketika ditanya mengapa pasien dibawa ke RSJ Lawang,

pasien menjawab datang karena dirinya sakit karena sering berbicara sendiri

maupun tertawa sendiri, keluhan ini didapat dari orang disekitar pasien. Pasien

mengatakan bahwa ia dirasuki oleh roh. Ada 3 roh yang berada dalam tubuh

pasien sekarang, 2 roh perempuan dan 1 roh pria. Roh-roh ini sering menyuruh-

nyuruh pasien, membicarakan kelakuan pasien, dan mengontrol pasien. Hal ini

dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga memiliki kemampuan untuk

melihat hantu atau sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, dapat melihat

pintu gerbang dunia lain, berbicara dengan makhluk gaib maupun mengetahui

pikiran orang lain.

Pasien juga marah-marah dengan ibunya, namun tidak memukul ataupun

merusak barang, hanya mencubit-cubit dirinya. Pasien disuruh mencubit dan

bunuh diri oleh roh jahat yang ada dalam dirinya. Pasien mengatakan bahwa

dirinya stress akibat ibunya sering memarahinya karena lamban dan juga

menuntut agar nilainya baik. Pasien 1 minggu lagi akan menghadapi UAS,

pasien merasa sedih karena dirinya tidak kunjung sembuh. Pasien mandi 2 kali

sehari, makan hanya sedikit, tidur malam sering terbangun jam 5 pagi. Pasien

menyangkal menggunakan alcohol maupun zat adiktif lainnya.

Melalui hetero anamnesa didapati bahwa pasien sering berbicara sendiri, tertawa

sendiri dan sering menangis tanpa sebab. Bila ditanya, pasien mengatakan

sedang berbicara dengan Revo kakak kelas pasien, yang sangat dikaguminya

namun sekarang sudah lulus. Pengobatan alternative 2 kali. Ke sp. KJ dan diberi

obat warna oranye diminum pagi dan malam setengah tablet. Pasien sering

membentak ibunya. Pasien dapat melihat masa depan dan membaca pikiran

orang. Pasien pernah mengeluh ingin bunuh diri. 1 minggu ini pasien makannya

berkurang, tidur berkurang (sering wiridan), tidak mau diantar ke sekolah. Akhir-

8

Page 9: Pengobatan Bipolar

akhir ini mulai pendiam dan sering mengurung diri. Pasien sering jatuh secara

tiba-tiba namun masih sadar. pasien akhir-akhir ini sulit konsentrasi dan lamban

dalam mengerjakan tugas. Tidak ada riwayat penggunaan alcohol dan zat adiktif

sebelumnya, tidak ada faktor keturunan dan penyakit dahulu.

Dari hasil pemeriksaan internistik dan neurologis tidak didapatkan kelainan.

Pemeriksaan psikiatris menunjukkan kontak verbal (+), non verbal (+), kesadaran

berubah kualitatif. Orientasi waktu, tempat, dan orang masih baik. Daya ingat

sesaat, pendek, dan panjang pun masih baik. Didapatkan halusinasi visual dan

auditorik, proses berpikir didapatkan bentuk non realistic, arus koheren, isi

waham kebesaran dan waham pengaruh. Afek dan mood inadekuat. Kemauan

yang mencakup kegiatan sehari-hari, sosial, dan pekerjaan (sekolah) menurun.

Psikomotor meningkat (katapleksi).

DIAGNOSIS• Axis I : Skizofrenia Hebefrenik periode pengamatan kurang dari satu

tahun (F20.19)

DDGangguan Afektif Bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik

(F31.2)

Manik dengan gejala psikotik (F30.2)

• Axis II : Tidak dapat ditentukan

• Axis III : Tidak ditemukan

• Axis IV : Masalah psikososial

Masalah pendidikan

• Axis V : GAF scale score 40-31

9

Page 10: Pengobatan Bipolar

Rencana Terapi MRS

Pemeriksaan lab

o DL

o RFT

o LFT

o Urin Lengkap

o Kadar Lithium Darah

o thyroid darah

o EKG

Lithium Karbonat tab 200mg 1-0-1

Haloperidol IM 5mg

Psikoterapi Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi

hatinya agar merasa lebih tenang.

Membangkitkan semangat pasien dan kepercayaan bahwa gejala

Psikoterapi Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi

hatinya agar merasa lebih tenang.

Membangkitkan semangat pasien dan kepercayaan bahwa gejala ang

dirasakan akan berkurang.

Menyarankan pasien agar lebih sering berkomunikasi dengan keluarga

dan lingkungan sekitar.

Sosioterapi Memberi informasi dan memberi pemahaman kepada keluarga pasien

tentang kondisi pasien saat ini.

Menjelaskan kepada keluarga agar mengurangi komentar kritis kepada

pasien untuk mengurangi kemungkinan relaps.

Mengajak keluarga untuk mendukung dan berperan aktif dalam proses

pengobatan.

10

Page 11: Pengobatan Bipolar

Spiritual Memotivasi pasien agar beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan

Monitoring Keluhan subyektif

Vital sign

Efek samping obat : Pencegahannya adalah dengan banyak minum

(2500 ml perhari), mengenal gejala dini intoksikasi, control rutin kadar

serum lithium, sebelum pengobatan dan 1 bulan setelah pengobatan.

Perkembangan hasil terapi

Prognosis Umur : Usia muda (buruk)

Status Pernikahan : belum menikah

Pekerjaan : Bekerja (Sekolah) (baik)

Pendidikan : SMP kelas 3

Kepribadian premorbid : Ciri kepribadian terbuka (baik)

Faktor Pencetus : Jelas (baik)

Onset : Akut (baik)

Jenis : Afektif (buruk)

Gejala : -

Insight : Baik (baik)

Pengobatan : Pengobatan dini (baik)

Dubia ad malam

11

Page 12: Pengobatan Bipolar

BIPOLAR

DefinisiGangguan bipolar adalah kondisi episodik, rekuren, dan seringkali progresif

dimana pasien mengalami setidaknya satu episode mania, ditandai dengan

setidaknya 1 minggu gejala mood elevasi, ekspansi, atau iritabel yang terus-

menerus, dengan 3 atau lebih gejala ini (4 jika iritabilitas termasuk mood) :

- Berkurangnya kebutuhan tidur

- Harga diri dengan waham kebesaran

- Pembicaraan yang tertekan.

- Flight of ideas atau sense subyektif dari pikiran yang racing

- Kebiasaan yang bermasalah dengan potensi tinggi untuk konsekuensi

yang merugikan.

Dikenal sebagai penyakit manik-depresi, merupakan gangguan di otak

yang menyebabkan perubahan pada perubahan mood, energi, tingkat aktivitas

dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala dari gangguan

bipolar dapat menjadi sangat buruk. Berbeda dengan proses perubahan emosi

naik turun yang dialami oleh semua orang dari waktu ke waktu. Gejala gangguan

bipolar dapat menyebabkan rusaknya hubungan, performa kerja ataupun sekolah

yang buruk, dan bahkan bunuh diri. Gangguan bipolar dapat diobati, dan

orang0orang dengan gangguan ini dapat hidup dengan penuh dan produktif.

Gangguan bipolar seringkali muncul pada usia remaja hingga dewasa

muda. Setidaknya setengah kasus bermula di awal usia 25 tahun. Beberapa

orang mengalami gejala awalnya pada saat anak-anak, dan orang lain dapat

mulai di usia lanjut.

Gangguan bipolar tidak mudah dikenali ketika muncul. Beberapa orang

menderita bertahun-tahun sebelum didiagnosa dengan baik dan diobati. Seperti

diabetes dan penyakit jantung, penyakit bipolar merupakan penyakit kronis yang

harus ditangani dengan hari-hati sepanjang hidup.

12

Page 13: Pengobatan Bipolar

Signs & SymptomsPenderita gangguan bipolar mengalami keadaan emosi kuat yang tidak

biasa, terjadi dalam periode-periode cukup jelas yang disebut dengan episode-

episode mood. Tiap episode mood menunjukkan perubahan drastis dari mood

dan perilaku penderita saat normal. Rasa gembira yang sangat berlebihan

disebut dengan episode manik, dan rasa sangat sedih dan tanpa harapan

disebut episode depresi. Terkadang, episode mood termasuk gejala dari episode

manik dan depresi di saat yang bersamaan. Keadaan ini disebut keadaan

campuran. Perubahan ekstrim pada energi, aktivitas, tidur, dan perilaku juga

terjadi bersamaan dengan perubahan mood.

Gejala episode manik Gejala episode depresi

Perubahan mood :

- Periode mood sangat senang

yang sangat panjang

- Iritabilitas ekstrim

Perubahan mood :

- Periode sangat sedih atau

tanpa harapan yang sangat

panjang

- Kehilangan minat dalam

aktivitas yang disukai, termasuk

sex

Perubahan perilaku :

- Berbicara sangat cepat,

melompat dari 1 ide ke ide yang

lain, memiliki pemikiran yang

sangat cepat

- Sangat mudah teralih perhatian

- Aktivitas meningkat, seperti

mengambil banyak proyek baru

- Tidak dapat berhenti untuk

beristirahat

- Tidur sangat sedikit atau tidak

merasa lelah

- Memiliki kepercayaan yang

berlebih pada kemampuan diri

sendiri

Perubahan perilaku :

- Merasa sangat lelah dan

menjadi lamban

- Memiliki kesulitan konsentrasi,

mengingat, dan membuat

keputusan

- Tidak dapat beristirahat atau

iritabel

- Perubahan kebiasaan makan,

tidur, ataupun kebiasaan

lainnya

- Memikirkan tentang kematian

atau bunuh diri, atau melakukan

percobaan bunuh diri

13

Page 14: Pengobatan Bipolar

- Beperilaku impulsif dan

menjalani perilaku berisiko

tinggi yang menyenangkan

Gangguan bipolar dapat timbul bahkan ketika perubahan mood tidak terlalu

ekstrim. Sebagai contoh, beberapa orang dengan gangguan bipolar mengalami

hipomanik, bentuk yang tidak separah manik. Dalam episode hipomanik,

penderita dapat merasa sangat baik, sangat produktif, dan berfungsi dengan

baik. Penderita juga tidak merasakan adanya hal yang salah, namun keluarga

dan teman-teman dapat menyadari perubahan mood gangguan bipolar. Tanpa

pengobatan yang baik, keadaan manik dan depresi penderita hipomanik dapat

menjadi lebih parah.

Gangguan bipolar juga dapat muncul dalam bentuk campuran, dimana

penderita dapat mengalami gejala manik dan depresi di saat yang sama. Dalam

keadaan campuran, penderita merasa sangat cemas, memiliki kesulitan tidur,

mengalami perubahan yang besar dalam selera makan, dan memiliki pikiran

bunuh diri. Penderita dalam keadaan campuran dapat merasa sangat sedih dan

tanpa harapan namun disaat yang sama merasa sangat bersemangat.

Terkadang, penderita dengan episode manik atau depresi dapat memiliki

gejala psikotik, seperti halusinasi dan waham. Gejala psikotik cenderung

merefleksikan mood ekstrim. Sebagai contoh, jika penderita mengalami gejala

psikotik selama episode manik, penderita dapat mempercayai dirinya adalah

seorang terkenal, memiliki banyak uang, atau memiliki kekuatan spesial. Jika

penderita mengalami gejala psikotik selama episode depresi, penderita dapat

percaya dirinya telah rusak dan tidak memiliki uang, atau telah melakukan

tindakan kriminal. Sebagai hasilnya, penderita gangguan bipolar yang memiliki

gejala psikotik terkadang salah didiagnosa sebagai skizofrenia.

14

Page 15: Pengobatan Bipolar

Penderita gangguan bipolar juga dapat menyalahgunakan alkohol atau zat-

zat lainnya, memiliki masalah dalam hubungannya dengan orang lain, ataupun

memiliki performa yang buruk di sekolah atau di tempat kerja. Sangat sulit untuk

menyadari masalah-masalah ini sebagai tanda penyakit jiwa yang serius.

DiagnosaBipolar biasanya berlangsung seumur hidup. Episode manik dan depresi

biasanya kembali lagi dari waktu ke waktu. Diantara episode, banyak penderita

gangguan bipolar yang bebas dari gejala, namun beberapa orang juga

mengalami gejala yang tetap bertahan.

Dokter mendiagnosa gangguan bipolar menggunakan guideline dari

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Untuk

mendapatkan diagnosa gangguan bipolar, gejala harus merupakan perubahan

yang besar dari mood dan perilaku normal penderita. Ada 4 tipe dasar gangguan

bipolar :

1. Gangguan Bipolar I – Ditandai dengan episode manik atau campuran

yang berlangsung selama 7 hari, atau gejala manik yang sangat berat

sehingga penderita memerlukan penanganan segera di rumah sakit.

Biasanya, episode depresi juga muncul, biasanya berlangsung setidaknya

selama 2 minggu.

2. Gangguan Bipolar II – Ditandai dengan adanya pola episode depresi dan

episode hipomanik, namun tidak ada episode manik atau campuran yang

terlihat nyata.

3. Gangguan Bipolar yang tidak spesifik (Bipolar Disorder Not Otherwise

Specified – BP-NOS) – Ditandai dengan adanya gejala gangguan yang

tidak memenuhi kriteria bipolar I maupun II. Namun, gejala yang muncul

jelas diluar kewajaran perilaku normal.

4. Cyclothymic Disorder atau Cyclothymia – bentuk ringan dari gangguan

bipolar. Penderita dengan cyclothymia memiliki episode hipomanik dan

depresi ringan setidaknya selama 2 tahun. Namun, gejala yang timbul

tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan bipolar tipe lainnya.

15

Page 16: Pengobatan Bipolar

Bentuk yang berat dari gangguan ini disebut gangguan bipolar perputaran

cepat (Rapid-cycling Bipolar Disorder). Perputaran yang cepat terjadi ketika

penderita memiliki 4 atau lebih episode yang jelas dari depresi, manik,

hipomanik, ataupun campuran, dalam 1 tahun. Perputaran cepat sering terjadi

pada penderita yang mengalami episode bipolar pertamanya pada usia yang

lebih muda. Salah satu penelitian menemukan bahwa penderita dengan

perputaran ceoat mengalami episode pertamanya sekitar 4 tahun sebelumnya –

selama usia belasan tahun pertengahan hingga akhir – dibandingkan dengan

penderita tanpa gangguan bipolar perputaran cepat. Perputaran cepat lebih

banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Perputaran cepat

dapat hilang dan muncul.

Ketika menerima diagnosa, dokter ataupun penyedia layanan kesehatan

harus melakukan pemeriksaan fisik, wawancara, dan pemeriksaan laboratorium.

Saat ini, gangguan bipolar tidak dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan darah

ataupun dengan scan otak, namun pemeriksaan ini dapat membantu

menyingkirkan faktor lain yang dapat berkontribusi pada gangguan mood, seperti

stroke, tumor otak, atau masalah kelenjar thyroid. Bila masalah bukan

disebabkan oleh penyakit lainnya, dapat dilakukan evaluasi kesehatan jiwa atau

merujuk pada psikiater yang lebih berpengalaman mendiagnosa dan mengobati

gangguan bipolar.

Dokter atau profesional kesehatan jiwa harus mendiskusikan dengan

penderita adanya riwayat keluarga dari gangguan bipolar ataupun penyakit jiwa

lainnya dan mendapatkan riwayat yang lengkap dari gejala yang timbul. Dokter

ataupun profesional kesehatan jiwa harus berbicara dengan keluarga atau

pasangan penderita mengenai gejala dan riwayat kesehatan keluarga.

16

Page 17: Pengobatan Bipolar

Penderita dengan gangguan bipolar seringkali mencari pertolongan ketika

mengalami episode depresi dibandingkan saat episode manik atau hipomanik.

Oleh karena itu, riwayat kesehatan yang teliti diperlukan untuk memastikan

gangguan bipolar mengalami kesalahan diagnosa sebagai gangguan depresi

berat. Tidak seperti penderita gangguan bipolar, penderita yang hanya memiliki

gangguan depresi (atau disebut juga depresi unipolar) tidak mengalami episode

manik.

Gangguan bipolar dapat menjadi lebih berat apabila dibiarkan tanpa

diagnosa dan tanpa terapi. Episode dapat menjadi lebih seing atau lebih berat

seiring dengan waktu tanpa pengobatan. Selain itu, keterlambatan dalam

mendapatkan diagnosa yang tepat dan pengobatannya dapat berdampak pada

masalah personal, sosial, dan pekerjaan. Diagnosa dan pengobatan yang tepat

dapat menolong penderita gangguan bipolar untuk hidup sehat dan produktif.

Dalam kebanyakan kasus, pengobatan dapat mengurangi seringnya dan

beratnya episode.

Diagnosa menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa

di Indonesia edisi III (PPDJ-III)

F31 Gangguan Afektif Bipolar

Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua

episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya) dimana afek pasien dan

tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan

afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada

waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energy dan aktivitas

(depresi).

Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar

episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara

dua minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih

lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi satu tahun kecuali

pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah

peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lain (adanya stress tidak

esensial untuk penegakan diagnosis).

Termasuk : gangguan atau psikosis manik depresif

Tidak termasuk : gangguan bipolar, episode manik tunggal (F30)

17

Page 18: Pengobatan Bipolar

F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Hipomanik

Pedoman diagnostic

Untuk menegakkan diagnosis pasti :

a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania

(F30.0); dan

b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,

manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.

F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Manik tanpa Gejala Psikotik

Pedoman diagnostic

Untuk menegakkan diagnostic pasti :

a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa

gejala psikotik (F30.1); dan

b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,

manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.

F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Manik dengan Gejala Psikotik

Pedoman diagnostic

Untuk menegakkan diagnostic pasti :

a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan

gejala psikotik (F30.1); dan

b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,

manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.

F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Depresif Ringan atau Sedang

Pedoman diagnostic

Untuk menegakkan diagnostic pasti :

a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode

depresif ringan (F32.0) ataupun depresif sedang (F32.1); dan

b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,

manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.

F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Depresif Berat tanpa Gejala

Psikotik

18

Page 19: Pengobatan Bipolar

Pedoman diagnostic

Untuk menegakkan diagnostic pasti :

a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk depresif berat

tanpa gejala psikotik (F32.2); dan

b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,

manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.

F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Depresif Berat dengan Gejala

Psikotik

Pedoman diagnostic

Untuk menegakkan diagnostic pasti :

a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk depresi berat

dengan gejala psikotik (F32.3); dan

b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,

manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.

F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Campuran

Pedoman diagnostic

Untuk menegakkan diagnostic pasti :

a. Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik,

dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala

mania atau hipomania dan depresi sama-sama mencolok selama

masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah

berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu)

b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,

manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.

F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi

Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa

bulan terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode

afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau dan ditambah

sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau

campuran)

19

Page 20: Pengobatan Bipolar

F31.8 Gangguan Afektif Bipolar lainnya

F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT

Faktor RisikoGenetik

Gangguan bipolar seringkali diturunkan dalam keluarga. Beberapa

penelitian mengusulkan penderita dengan gen-gen tertentu memiliki

kemungkinan lebih besar memiliki gangguan bipolar dibandingkan dengan yang

lain. Anak dari orang tua atau saudara yang memiliki gangguan bipolar lebih

besar kemungkinannya untuk memiliki gangguan ini, dibandingkan dengan anak

yang tidak memiliki riwayat keluarga gangguan bipolar. Namun, banyak anak

dengan riwayat keluarga gangguan bipolar tidak mengalami gangguan bipolar ini.

Kemajuan teknologi meningkatkan penelitian genetik gangguan bipolar.

Salah satu contohnya adalah Bipolar Disorder Phenome Database,

dikembangkan oleh NIMH. Menggunakan database ini, peneliti memukan

hubungan yang nyata dari gangguan ini dan gen yang mempengaruhinya.

20

Page 21: Pengobatan Bipolar

Peneliti juga menemukan penyakit dengan gejala yang mirip seperti

depresi dan skizofrenia untuk mengidentifikasi perbedaan genetik yang dapat

meningkatkan risiko seseorang untuk mendapat gangguan bipolar.

Ditemukannya perubahan genetik ini juga dapat membantu menjelaskan

bagaimana faktor lingkungan berperan meningkatkan risiko terbentuknya

gangguan.

Namun genetik bukan hanya satu-satunya faktor risiko gangguan bipolar.

Penelitian pada kembar identik menemukan bahwa anak kembar dari penderita

gangguan bipolar tidak selalu mendapat gangguan yang sama, walaupun

keduanya memiliki gen yang identik sama seluruhnya. Penelitian menyimpulkan

ada faktor-faktor lain selain genetik yang bekerja. Ada banyak gen dan faktor

lingkungan yang menentukan. Namun, peneliti belum sepenuhnya memahami

bagaimana faktor-faktor ini dapat berinteraksi satu dengan yang lain hingga

membentuk gangguan bipolar.

Struktur otak dan fungsinyaAlat imaging otak, seperti functional magnetic resonance imaging (fMRI)

dan positron emission tomography (PET), dapat merekam gambar otak ketika

bekerja. Alat-alat ini dapat membantu penelitian struktur otak dan aktivitasnya.

Beberapa penelitian imaging menunjukkan bagaimana otak penderita

gangguan bipolar berbeda dari otak orang sehat maupun otak penderita

gangguan jiwa yang lain. Sebagai contoh, salah satu penelitian menggunakan

MRI menemukan pola perkembangan otak pada anak-anak dengan gangguan

bipolar mirip dengan anak-anak dengan kecacatan multidimensional, sebuah

kondisi yang menyebabkan gejala yang tumpang tindih antara gangguan bipolar

dan skizofrenia. Hal ini menyatakan pola perkembangan otak diantara dua

kondisi ini berhubungan dengan gangguan mood yang tidak stabil.

21

Page 22: Pengobatan Bipolar

Penelitian MRI yang lain menunjukkan bagian prefrontal cortex otak pada

penderita dewasa gangguan bipolar cenderung lebih kecil dan berfungsi tidak

sebaik orang dewasa yang tak memiliki gangguan bipolar. Prefrontal cortex

adalah struktur otak yang terlibat dalam fungsi eksekutif seperti menyelesaikan

masalah dan mengambil keputusan. Struktur ini dan koneksinya dengan bagian

lain dari otak yang telah matang saat dewasa, menunjukkan perkembangan

abnormal sirkuit otak yang dapat menjadi penyebab mengapa gangguan ini

cenderung muncul selama periode usia belasan tahun. Pemeriksaan perubahan

otak pada usia muda dapat menolong dalam mendeteksi penyakit lebih dini

sehingga dapat ditangani lebih awal.

Pengobatan BipolarBerbagai macam tipe pengobatan dapat membantu mengontrol gejala dari

bipolar. Tidak setiap orang meilliki respon yang sama terhadap pengobatan,

sehingga dibutuhkan beberapa kali percobaan dari berbagai macam obat

sebelum menemukan obat yang sesuai untuk masing – masing penderita bipolar.

Membuat tabel kehidupan sehari – hari dan membuat catatan harian dari

gejala perubahan mood, pengobatan, pola tidur, peristiwa sehari – hari dapat

membantu pasien dan dokter dalam memberikan pengobatan yang lebih efektif.

Jika gejala berubah atau efek samping obat tidak dapat ditolerir, dokter dapat

mengganti ataupun menambahkan obat. Macam – macam obat yang secara

umum dapat digunakan untuk mengobati penderita bipolar, termasuk mood

stabilizer, anti psikotik atypical dan anti depressant.

Mood stabilizer biasanya digunakan sebagai obat pilihan utama dalam

pengobatan bipolar. Pada umumnya, pasien dengan bipolar diterapi secara

berkelanjutan dengan menggunakan mood stabilizer hingga beberapa tahun.

Lithium ( juga dikenal sebagai Eskalith / lithobid ) adalah mood stabilizer yang

efektif dan juga merupakan mood stabilizer pertama yang diakui oleh FDA untuk

mengobati episode manik maupoun depresi.

22

Page 23: Pengobatan Bipolar

Anti-Konvulsan dapat juga digunakan sebagai mood stabilizer. Anti-

Konvulsan yang dapat digunakan sebagai mood stabilizer, antara lain :

1. Asam Valproat atau Natrium divalproex (Depakote)

Merupakan obat yang popular digunakan sebagai pengganti Lithium. Dan

digunakan untuk mengobati gejala mania.

2. Lamotrigine (Lamictal)

Merupakan obat yang digunakan untuk mengobati gejala depresi.

3. Obat – obatan lain yang termasuk gabapentine (Neurontin), topiramate

(Topamax), dan oxcarbazepine (Trileptal).

Asam valproate, Lamotrigine dan obat – obat anti-Konvulsan lain dalam

penggunaannya dapat meningkatkan ide - ide dan perilaku yang mengarah pada

bunuh diri. Pasien yang mendapat pengobatan anti-Konvulsan harus diawasi

secara ketat terhadap gejala baru atau gejala yang memburuk dari depresi, ide

atau perilaku bunuh diri, atau perubahan yang tidak biasa dalam mood ataupun

perilaku.

EFEK SAMPING MOOD STABILIZEREfek Samping lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi pasien,

diantaranya :

Gejala efek samping dini ( Serum lithium 0.8 – 1.2 mEq/L ) Mulut kering

Haus

Gastrointestinal distress ( mual, muntah, diare, feses lunak )

Kelemahan otot

Poli-uria

Tremor halus ( lebih nyata pada pasien usia lanjut dan

penggunaan bersama neuroleptik dan anti depresan)

Tidak ada efek sedasi dan gangguan ekstrapiramidal

Efek samping lain : Hypothyroid

Peningkatan berat badan

Oedema tungkai

Leukositosis

23

Page 24: Pengobatan Bipolar

Gangguan daya ingat dan konsentrasi

Gejala intoksikasi ( serum lithium > 1.5 mEq/L )Gejala dini :

muntah, diare, tremor kasar, konsentrasi menurun, mengantuk,

sulit bicara, berjallan tidak stabil

Dengan semakin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran

menurun dapat sampai koma dengan hipertropi otot serta

kedutan, oligouria, kejang2.

Penting untuk monitoring kadar lithium darah.

Faktor predisposisi: Demam, diet rendah garam, diare, muntah, diuretika, dan NSAID

Tindakan mengatasi intoksikasi lithium : Mengurangi faktor resiko

Force diuresis dan hemodialisis

Pencegahannya adalah dengan banyak minum (2500 ml perhari),

mengenal gejala dini intoksikasi, control rutin kadar serum lithium.

Penggunaan asam valproate pada wanita muda dapat meningkatkan kadar

hormone testosterone pada gadis remaja. Hal ini dapat berakibat terjadinya

polycystic ovary syndrome(PCOS) pada wanita yang menggunakan obat ini di

bawah usia 20 tahun. PCOS dapat menyebabkan obesitas, peningkatan rambut

pada tubuh, dan siklus menstruasi yang tidak teratur sehingga harus mendapat

pengawasan ketat oleh dokter.

Anti Psikotik atipikal kadang digunakan untuk mengobati gejala penderita

bipolar. Pengobatan ini sering digunakan bersama obat lain, seperti anti

depressan. Diantaranya adalah :

Olanzapin (Zyprexa)Yang penggunaannya jika dibarengi dengan obat anti depresan, akan

membantu memperbaiki gejala mania yang parah ataupun psikosis.

Olanzapin dapat digunakan secara oral maupun injeksi. Injeksi sering

digunakan sebagai terapi darurat pada agitasi yang berhubungan dengan

episode manik ataupun campuran. Olanzapine juga dapat digunakan

sebagai terapi pemeliharaan, walaupun gejala psikotik tidak muncul.

24

Page 25: Pengobatan Bipolar

Aripiprazole (Abilify)Dapat digunakan untuk mengobati episode manik maupun campuran.

Aripiprazole juga digunakan sebagai terapi pemeliharaan, sama seperti

Olanzapine, aripiprazole juga dapat diberikan secara oral maupun injeksi.

Injeksi ini sering digunakan sebagai terapi darurat pada gejala yang

parah.

Quetiapine (Seroquel), risperidone (Risperdal), ziprasidone (Geodon)Juga dapat diresepkan untuk meringankan gejala pada episode manik.

Efek samping anti psikotik atipkal Mengantuk

Pusing saat berpindah posisi

Pandangan kabur

Tachycardia

Sensitive terhadap matahari

Kulit memerah

Masalah menstruasi pada wanita

Terapi anti psikotik atipikal dapat mengakibatkan kenaikan berat badan

yang besar dan perubahan metabolisme. Hal ini dapat meningkatkan resiko

terjadinya diabetes dan kolesterol tinggi. Dokter dalam hal ini harus memonitor

berat badan, kadar gula darah, dan kadar lipid secara teratur ketika

menggunakan obat ini.

Pada kasus tertentu, penggunaan jangka panjang dari obat anti psikotik

atipikal dapat menyebabkan kondisi yaitu tardive dyskinesia (TD). Kondisi ini

menyebabkan pergerakan otot yang tak terkontrol, yang pada umumnya di

sekitar mulut. TD dapat bervarias dari ringan hingga parah. Beberapa orang

dengan TD dapat kembali secara parsial ataupun penuh setelah menghentikan

penggunaan obat, namun tidak dapat disangkal ada yang tidak kembali seperti

semula.

25

Page 26: Pengobatan Bipolar

Anti Depresan Digunakan sebagai terapi gejala depresi dari penderita bipolar. Fluoxetine

(Prozac), paroxetine (Paxil). Sertraline (Zoloft), dan bupropion (Wellbutrin) adalah

contoh dari anti depresan yang dapat diresepkan untuk mengobati gejala depresi

bipolar.

Bagaimanapun, penggunaan tunggal dari anti depresan dapat

meningkatkan resiko perubahan menjadi mania atau hipomania, atau

mengembangkan terjadinya siklus gejala yang cepat. Untuk mencegahnya,

dokter pada umumnya membutuhkan penggunaan terapi mood stabilizer disaat

yang bersamaan dengan penggunaan anti depresan

Efek Samping anti depresan Sakit kepala

Mual

Agitasi

Masalah sexual

Yang dapat mempengaruhi pria maupun wanita. termasuk diantaranya yaitu

penurunan libido.

Beberapa anti depresan lebih sering menyebabkan efek samping

dibandingkan obat jenis lain. FDA memperingatkan bahwa anti depresan

merupakan obat yang aman dan popular, namun beberapa penelitan

menunjukkan adanya efek yang tidak dikehendaki pada sebagian orang,

terutama pada dewasa dan dewasa muda. Sehingga pasien dari semua usia

yang menggunakan terapi anti depresan harus diawasi secara ketat, khusunya

pada minggu awal terapi. Kemungkinan efek samping yang terjadi yaitu depresi

yang memburuk, ide atau perilaku bunuh diri, atau perubahan tidak umum

apapun pada perilaku seperti gangguan tidur, agitasi, atau perilaku menarik diri

dari situasi sosial normal.

26

Page 27: Pengobatan Bipolar

PSIKOTERAPIKetika telah diberikan terapi obat kombinasi, psikoterapi bisa jadi terapi

yang efektif pada penderita bipolar. Terapi ini dapat memberi dukungan, edukasi,

dan petunjuk pada penderita bipolar dan keluarganya. Beberapa psikoterapi

yang digunakan dalam terapi bipolar antara lain :

Cognitive Behavioral Therapy (CBT)Dapat membantu penderita bipolar untuk belajar mengubah pola pikiran

maupun perilaku negatif dan membahayakan.

Family-focused TherapyTerapi ini melibatkan anggota keluarga penderita. Terapi ini

mengembangkan kesadaran keluarga, seperti segera menyadari adanya

episode baru dan membantu penderita. Terapi ini juga mengembangkan

komunikasi antar anggota keluarga dan juga sebagai pemecah masalah.

Interpersonal and Social Rhythm TherapyTerapi ini membantu penderita bipolar mengembangkan hubungan

dengan orang lain dan mengatur rutinitas hariannya. Rutinitas harian dan

jadwal tidur yang teratur dapat membantu mencegah terjadinya episode

manik.

PsychoeducationTerapi ini mengajarkan penderita bipolar tentang penyakit dan terapinya.

Psikoedukasi dapat membantu dalam kewaspadaan terhadap tanda –

tanda perubahan mood yang akan terjadi sehingga dapat mempersiapkan

terapi lebih awal, sebelum episode yang sebenarnya terjadi. Terapi ini

biasanya dilakukan dalam sebuah kelompok, selain itu terapi ini juga

mungkin bermanfaat bagi keluar penderita atau perawat penderita

27

Page 28: Pengobatan Bipolar

Terapi lain Electro Convulsive Therapy

Pada kasus yang terapi obat maupun psikoterapi tidak bekerja,

electroconvulsive therapy bisa jadi bermanfaat. ECT, yang sebelumnya dikenal

dengan “Shock Therapy” pernah mendapat reputasi yang buruk. Namun beberap

tahun terakhir, terjadi peningkatan dan dapat memberikan perbaikan pada

penderita dengan kelainan bipolar yang parah dan tidak bisa membaik dengan

terapi lain.

Sebelum pemberian terapi ECT, pasien diberikan pelemas otot dan di

anastesi. Pasien tidak merasakan pemberi impuls listrik pada terapi ECT. Pada

umumnya, terapi ECT berlangsung selama 30 – 90 detik. Penderita yang

menjalani ECT akan membaik setelah 5 – 15 menit dan dapat pulang ke rumah

di hari yang sama

Kadangkala ECT digunakan pada gejala bipolar dengan kondisi medis

lain, termasuk kehamilan, yang menyebabkan penggunaan obat menjadi terlalu

beresiko. ECT adalah terapi dengan efektifitas tinggi untuk episode depresi,

manik atau campuran yang parah. Namun, secara umum tidak digunakan

sebagai terapi lini pertama.

ECT mungkin dapat memberi efek samping jangka pendek, termasuk

bingung, disorientasi, dan kehilangan daya ingat. Penderita bipolar harus

mendiskusikan kemungkinan keuntungan dan resiko dari ECT dengan dokter

yang berpengalaman.

Terapi TidurPenderita bipolar yang mengalami gangguan tidur pada umumnya akan

mengalami tidur yang lebih baik setelah mendapat terapi. Bagaimanapun, bila

tidak ada perbaikan pola tidur, dokter bisa menyarankan untuk mengubah terapi

pengobatan. Dan apabila masih berlanjut, bisa diberikan resep obat sedatif

ataupun obat tidur yang lain

28

Page 29: Pengobatan Bipolar

DAFTAR PUSTAKA

Maramis, F.W. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi ke 2. Airlangga University

Press. Surabaya, 2009

Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

FK Unika Atmajaya. Jakarta, 2013

Maslim, R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi 2014.

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya. Jakarta, 2014

National Institue of Mental Health. Bipolar Disorder in adults. 2014 edition. US

Department of Health and Human Services. USA, 2014

Puri, B.K.; et . al. Buku Ajar Psikiatri. Edisi ke 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta, 2011

29